1
4. Anggaran merupakan komitmen manajemen.
5. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat dirubah jika terjadi kondisi
khusus.
7. Secara periodic, dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan
sesungguhnya dan dijelaskan.
1
Teguh, Pudjo Mulyono.1996. Bank Budgeting Profit Planning and Cantrol. Yogyakarta:
BPFE. Hal. 407
2
Ibid.
2
penyusunan rencana kerja tersebut. Dari perbandingan antara apa yang
direncanakan dan yang dianggaan tersebut maka akan diperoleh
variansi/penyimpangan yang bersifat favorable dan unfavorable. Sedangkan
untuk mencapai hasil realisasi kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh suatu
bank saat ini telah terdapat laporan kegiatan akuntansi yang telah mempunyai
aturan baru dan seragam. Oleh karena itu sebaiknya dalam laporan anggaran
yang bersifat kuantitatif disini dapat mengacu kepada format laporan akuntasi
perbankan. Namun selain laporan dalam bentuk kuantitatif, kita juga
memerlukan laporan anggaran bersifat kualitatif untuk menjelaskan tujuan dan
target yang akan dicapai. Dengan cara demikian maka akan diperoleh berbagai
kemudahan baik pada saat penyusunan evaluasi dari realisasi terhadap apa-apa
yang direncanakan dan dianggarkan.
Dalam makalah ini anak di bahas tentang penyusunan laporan bersifat
kualitatif pada bank sebagai penunjang laporan anggaran yang bersifat
kuantitatif.
3
d. Perkembangan Performance Bank yang bersangkutan pada tahun
sebelumnya, jumlah cabang personalia dan lain-lain.
e. Uraian tentang visi, misi yang diinginkan dicapai oleh bank yang
bersangkutan.
f. Group Usaha, spesialisasi segmen pasar dari bank yang bersangkutan.
Susunan pengurus dari bank yang bersangkutan.
g. Preferensi dari para pemilik bank (para pemegang saham).
h. Scenario rencana usaha yang akan dilaksanakan.
i. Lain-lain.
2. Uraian Tentang Sasaran Usaha
Sasaran dikembagkan sebagai suatu bagian proses perencanaan
perusahaan. Sasaran adalah pernyataan yang menentukan arah perusahaan pada
jangka panjang disusun oleh manajemen puncak setelah meninjau lingkungan
dalam mana organisasi beroperasi serta keahlian dan kemampuan yang
dimiliki perusahaan. Dalam perbankan sasaran usaha terdapat pada visi
dan misi yang merupakan arah tujuan jangka panjang dari kegiatan usaha
bank.
Dari hasil perumusan tentang visi dan misi yang ingin dicapai oleh
suatu bank untuk waktu yang akan datang serta dari hasil preliminary
study (studi awal) dan SWOT analysis menyangkut:
Kondisi intern bank tentang manajemen, organisasi personalia,
permodalan, aktiva produktif, sumber dana, produk dan jasa yang
dipasarkan, segmen pasar jaringan kerja caban dan lain-lain.
Tingkat intensitas dan bentuk persingan yang ada pada industry bank
dan lembaga keuangan.
Kebijakan pemerintah dibidang moneter, keuangan, perdagangan.
Situasi perkembangan perekonomian, moneter pada tingkat local,
regional nasional dan internasional.
Berbagai macam resiko yang dihadapi dalam bisnis perbankan.
Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komputerisasi,
komunikasi.
4
Perkembangan usaha dan prospek usaha dari grup usaha yang ada.
Dari berbagai bidang preliminary study dan SWOT analysis
tersebut maka bank dapat menetapkan garis-garis besar sasaran usaha
secara umum ingin dicapainya.
Sasaran usaha tersebut masih bersifat garis besar sebagai gambaran
dan panduan apa-apa yang ingin dicapai oleh bank secara keseluruhan
pada tahun anggaran yang ada. Apabila suatu bank menetapkan berbagai
sasaran yang banyak yang ingin yang ingin dicapai sekaligus pada tahun-
tahun yang akan dating, maka sebaiknya diantara sasaran usaha sebagai
disusun rangking prioritasnya, sasaran mana yang akan didahulukan
pencapaiannya. Sudah tentu penetapan rangking prioritas ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam pendekatan, misalnya:
Dari tingkat fasilitas pencapaiannya.
Dari tingkat kerawanannnya, oleh karena itu urgen harus segera
diselesaikan terlebih dahulu.
Dari sudut biaya yang di perlukan dan tersedianya sarana penunjang
yang diperlukan untuk pencapaian sasaran tersebut.
Dan lain-lain
3. Penyajian tentang planning assumption
Karena dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran ini di
tujukan untuk waktu yang akan datang yang penuh ke tidak pastian maka
di dalam penyusunannya perlu ada asumsi-asumsi yang perlu
dikemukakan yang di sebut sebagai planning assumption, berbagai asumsi
yang perlu disajikan antara lain:
a. Asumsi Eksternal
b. Asumsi Internal
Asumsi perencanaan tersebut akan menjadi dasar di dalam penyususunan
rencana kerja dan anggaran demi bank yang bersangkutan. Hal ini perlu
dikemukakan apabila di dalam pelaksanaanya berimbang situasi dan
kondisi dimana asumsi tersebut tidak sesuai lagi dengan kenyataannya
bahkan terjadi perbedaan asumsi yang sangat jauh. Maka sebaiknya dibuat
5
budget adjustment yang disesuaikan dengan adanya asumsi-asumsi baru
tersebut.
4. Uraian tentang critical point
Dalam uraian tentang critical point ini dijelaskan tentang beberapa
point kritis yang dihadapi bank dalam menjalankan target dan tujuan usaha
yang mungkin terjadi, sehingga dapat di antisipasi jika terjadi kendala
yanga dapat menghambat kegiatan usaha bank dalam mencapai target
usaha atau suatu rencana kerja. Oleh karena itu berbagai kendala tersebut
perlu disajikan di dalam pokok-pokok kebijakan penyusunan perencanaan
ini. Berikut beberapa ilustrasi kendala yang menyangkut penyusunan
rencana kerja dan anggaran, antara lain:
a. Jumlah permodalan bank yang bersangkutan atau rasio kecukupan
modal yang telah ada.
b. Jumlah aktiva tertimbang menurut resiko yang ada dikaitkan dengan
jumlah permodalan.
c. Tingkat likuiditas yang dimiliki dalam hal ini rangka loan to deposit
ratio dengan kaitannya rencana ekspansi kredit.
Dengan memahami critical point maka proses penetapan target
usaha dan perencanaan kerja maupun anggarannya akan lebih realistis.
5. Rumusan target usaha
Setelah bank dapat menetapkan sasaran usaha dan critical point
untuk pencapaian sasaran tersebut, maka agar anggaran tersebut lebih
operasionil perlu disusun target-target usaha yang lebih definitive baik
dalam volime pekerjaan yang akan di capai maupun waktu dan biaya yang
diperlukan untuk pencapaian target tersebut. Target-target usaha ini
merupakan tanggung jawab dari para fungsionil/divisi-divisi/unit
kerja/cabang-cabang di dalam pencapaiannya. Target-target usaha ini perlu
di manifestasikan dalam bentuk business plan oleh unit-unit kerja
operasional tersebut dan perlu dijabarkan lebih lanjut dalam aktiva
program yang lebih detil dan operasional.
6. Uraian tentang stadar performance dan standar biaya
6
Agar anggaran yang disusun dapat dipakai sabagai alat untuk
mengadakan penilaian dan pengendalian atas performance yang telah
dicapai oleh para fungsionaris, maka didalam penyusunan anggaran
tersebut perlu ditegaskan patokan/standar performance maupun uraian
tentang standar biaya yang dipakai/berlaku di bank yang bersangkutan.
Dengan adanya standar ini maka variance yang ada akan dapat diukur
lebih jelas apak disebabkan oleh factor volume atau karena factor tarif.
D. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan laporan
anggaran diperlukan bagi bank dalam rangka menentukan tujuan dan target
yang akan di capai oleh bank. Selain bersifat kuantitatif laporan penyusunan
anggaran juga memerlukan laporan bersifat kualitatif, laporan penyusunan
aggaran bersifat kualitatif memiliki dasar-dasar penyusunan seperti yang telah
di sebutkan tadi. Laporan tersebut nantinya digunakan untuk menunjang
laporan penyusunan anggaran yang bersifat kuantitatif, yaitu menggambarkan
target dan tujun usaha serta langkah-langkah kebijakan apa yang akan diambil
dalam menjalankannya.
7
DAFTAR PUSTAKA:
Boy Leon, Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Psiva Bank Non Devisa, Jakarta :
PT Grasindo, 2007.
Teguh, Pudjo Mulyono, Bank Budgeting Profit Planning and Cantrol,
Yogyakarta: BPFE, 1996.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-
manfaat.html