PENGENDALIAN
DI SUSUN KELOMPOK 5 :
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
BAB I
PENDAHULUAN
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 2
BAB II
ISI
2. Tujuan Anggaran
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 3
3. Peran Anggaran
Perencanaan :
Rencana Strategis
Operasi :
Produksi, Penjualan,
Pelayanan
B. Tipe-Tipe Anggaran
Tipe anggaran yang berbeda dengan peruntukan yang berbeda pula. Adapun
tipe-tipe anggaran sebagai berikut :
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 4
a) Anggaran induk (master budget) adalah rencana komprehensif bagi
organisasi keseluruhan. Anggaran induk biasanya untuk periode satu
tahun sesuai dengan tahun fiscal perusahaan.
b) Budget financial statements/proforma financial statement
memperlihatkan laporan keuangan perusahaan akan terlihat pada
periode waktu tertentu, dengan menyesuaikan kegiatan operasional
dengan rencana.
c) Capital budget merupakan sebuah perencanaan untuk akuisisi capital
seperti gedung dan peralatan. Anggaran yang dipersiapkan untuk
proyek-proyek khusus.
d) Financial budget merupakan sebuah perencanaan yang
memperlihatkan perusahaan yang menghasilkan sumber daya
keuangannya, seperti dengan cara mengeluarkan saham atau surat
hutang.
e) Rolling budget/revolving budget/continuous budget merupakan
anggaran yang secara periodic dan terus menerus terpengaruhi dengan
menambah periode waktu baru tambahan seperti kuartal dengan tidak
menggunakan periode yang sudah selesai. Anggaran ini sejenis master
budget yang mana selalu tersedia anggaran untuk yang akan datang.
C. Persiapan Penyusunan Anggaran
a) Menyiapkan anggaran induk
Anggaran induk biasanya untuk periode satu tahun yang sesuai
dengan tahun fiscal perusahaan. Anggaran tahunan dipecah dalam
anggaran kuartal dan bulanan. Penggunaan periode waktu yang lebih
kecil memungkinkan para manajer untuk lebih sering membandingkan
data actual dengan data yang direncanakan sehingga masalah dapat
diketahui dan diselesaikan lebih awal.
b) Mengarahkan dan mengkoordinasikan
Sebagian besar organisasi menyiapkan anggaran induk untuk tahun
depan pada empat atau lima tahun terakhir tahun berjalan. Komite
anggaran (budget committee) meninjau anggaran, menyediakan
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 5
petunjuk kegiatan dan tujuan anggaran, menyelesaikan perbedaan
yang timbul saat anggaran disiapkan, menyetujui anggaran akhir, dan
mengawasi kinerja actual organisasi seiring dengan berjalannya tahun.
Direktur utama organisasi menunjuk anggota-anggota komite yang
biasanya terdiri atas direktur utama, wakil direktur utama, dan
pengontrol. Pengontrol biasanya berfungsi sebagai direktur anggaran
(budget director), yaitu orang yang bertanggung jawab mengarahkan
dan mengoordinasikan proses anggaran organisasi secara keseluruhan.
c) Komponen-komponen utama anggaran induk
Anggaran utama dapat dibagi dalam anggaran operasional dan
keuangan. Anggaran operasional (operasional budget)
mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi suatu
perusahaan, penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil
akhir anggaran operasional adalah suatu proforma atau perkiraan
laporan laba rugi. Anggaran keuangan (financial budget) merinci
aliran masuk dan keluar kas, serta posisi keuangan secara umum.
Perkiraan aliran masuk dan keluar diperlihatkan dalam anggaran kas.
Posisi keuangan yang diharapkan pada akhir periode anggaran
ditunjukkan dalam perkiraan atau proforma neraca. Karena banyak
aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui hingga anggaran
operaionalnya diketahui, anggaran operasional disiapkan lebih dahulu.
d) Menyiapkan anggaran operasional
Anggaran operasional terdiri atas perkiraan laporan laba rugi yang
disertai dengan laporan pendukung berikut :
1. Anggaran penjualan
Anggaran penjualan (sales budget) adalah projeksi yang
disetujui komite anggaran yang menjelaskan penjualan yang
diharapkan dalam satuan unit dan uang. Karena anggaran
penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional lainnya
dan sebagian besar dari anggaran keuangan, anggaran penjualan
yang akurat.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 6
Langkah pertama dalam pembuatan anggaran penjualan adalah
mengembangkan prediksi penjualan. Hal ini adalah tanggung
jawab Departemen Pemasaran. Satu pendekatan untuk
memprediksi penjualan adalah pendekatan dari bawah ke atas
(bottom up approach) yang mensyaratkan setiap tenaga penjual
memberikan prediksi penjualan. Semua produksi tersebut
disatukan untuk membentuk prediksi jumlah penjualan.
Keakuratan prediksi penjualan ini dapat diperbaiki dengan
mempertimbangkan factor-factor lain, seperti iklim ekonomi
secara umum, persaingan, iklan, kebijakan penetapan harga, dan
lain-lain. Beberapa penghasilan melengkapi pendekatan dari
bawah ke atas dengan pendekatan lainnya yang lebih formal,
seperti analisis time-series, analisis korelasi, dan pemodelan
ekonometri.
Prediksi penjualan hanyalah perkiraan awal, prediksi penjualan
diberikan kepada komite anggaran untuk dipertimbangkan.
Komite anggaran dapat memutuskan perkiraan terlalu pesimistis
atau optimistis, mereka dapat menyarankan tindakan-tindakan
tertentu untuk meningkatkan penjualan diatas tingkat prediksi,
seperti meningkatkan kegiatan promosi dan merekrut tenaga
penjual tambahan.
2. Anggaran produksi
Anggaran produksi (production budget) menjelaskan banyaknya
unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
penjualan dan kebutuhan persediaan akhir. Untuk menghitung
unit yang akan diproduksi, dibutuhkan penjualan unit serta unit
untuk persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 7
3. Anggaran pembelian bahan baku langsung
Setelah jadwal produksi diselesaikan, anggaran untuk bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead dapat
disiapkan. Anggaran pembelian bahan baku langsung (direct
materials purchases budget) menyatakan jumlah dan biaya
bahan baku yang dibeli tiap periode jumlahnya bergantung pada
perkiraan penggunaan bahan baku dalam produksi dan
persediaan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan. Perusahaan
perlu menyiapkan suatu anggaran pembelian bahan baku
langsung yang berpisah untuk setiap bahan baku yang
digunakan.
Jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi bergantung
pada jumlah unit yang diproduksi.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 8
tidak terdapat dalam komponen overhead. Sebaliknya, terdapat
serangkaian aktivitas dan penggerak yang terkait.
Pengalaman dari masa lalu dapat digunakan sebagai panduan
untuk menentukuan bagaimana aktivitas overhead berubah
sesuai dengan penggeraknya. Komponen individual yang akan
berbeda diidentifikasi (sebagai contoh, perlengkapan dan
utilitas). Selain itu, perkiraan jumlah yang diharapkan akan
dihabiskan pada tiap komponen per unit aktivitas. Kemudian,
tarif-taif individual yang dihasilkan dijumlah untuk memperoleh
suatu tarif overhead variabel.
6. Anggaran persediaan akhir barang jadi
Anggaran persediaan akhir barang jadi (ending finished goods
inventory budget) memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
neraca dan juga bertindak sebagai input penting untuk persiapan
anggaran harga pokok penjualan.
7. Anggaran harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan (cost of good sold budget)
mengungkapkan harga yang diharapkan untuk barang yang akan
dijual.
8. Anggaran beban penjualan dan administrasi
Anggaran berikutnya yang akan disiapkan yaitu anggaran
berban penjualan dan administrasi (selling and administrative
budget) menguraikan pengeluaran yang direncanakan untuk
aktivitas non-produksi. Sama halnya dengan overhead, beban
penjualan, dan administrasi dapat dibagi dalam komponen tetap
dan variabel. Komponen-komponen seperti komisi penjualan,
pengiriman, dan perlengkapan berubah sesuai dengan aktivitas
penjualan.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 9
dan administrasi, perusahaan memiliki semua anggaran operasional
yang dibutuhkan untuk menyiapkan perkiraan laba bersih.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 10
anggaran yang membentuk anggaran induk sehingga hubungan
kebergantungan satu sama lain atas anggaran komponen menjadi
jelas.
3. Anggaran untuk pengeluaran modal
Anggaran pengeluaran modal adalah anggaran yang berupa
informasi rencana perubahan aktiva tetap perusahaan selama
periode anggaran. Anggaran ini dibuat berdasarkan anggaran
penjualan. Anggaran pengeluaran modal biasanya dijadikan
dasar untuk membuat anggaran kas, anggaran overhead pabrik
dan anggaran biaya non-produksi.
D. Penggunaan Anggaran Sebagai Evaluasi Kinerja
Anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Akan tetapi, ada
pertimbangan utama yang harus diperhatikan agar dapat digunakan dalam
evaluasi kinerja adalah menetapkan bagaimana jumlah yang dianggarkan
seharusnya dibandingkan dengan hasil actual. Pertimbangan kedua
melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia.
a) Anggaran Statis Vs Anggaran Fleksibel
Anggaran dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian dalam
perencanaan perusahaan menyiapkan suatu anggaran induk
berdasarkan perkiraan terbaik atas tingkat penjualan yang akan dicapai
pada tahun berikutnya. Akan tetapi, tingkat aktivitas actual biasanya
tidak sama dengan tingkat aktivitas yang dianggarkan. Akibatnya,
jumlah yang dianggarkan tidak dapat dibandingkan dengan hasil
actual. Oleh karena itu, perusahaan dapat pula menyiapkan anggaran
fleksibel untuk digunakan dalam evaluasi kinerja.
1. Anggaran statis
Anggaran untuk tingkat aktivitas tertentu. Anggaran statis
bergantung pada tingkat aktivitas tertentu, anggaran statis ini
tidak terlalu berguna untuk menyiapkan laporan kinerja.
2. Anggaran fleksibel
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 11
Anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan menghitung
perkiraan biaya dalam suatu tingkat aktivitas disebut anggaran
fleksibel (flexible budget). Kunci untuk penganggaran fleksibel
adalah pengetahuan atas biaya tetap dan variabel. Berikut dua
jenis penganggaran fleksibel :
o Penganggaran untuk tingkat aktivitas yang diharapkan.
Anggaran ini dapat membantu para manajer mengatasi
ketidakpastian dengan melihat hasil yang diharapkan dari
berbagai tingkat aktivitas. Hal ini dapat digunakan untuk
menghasilkan nilai keuangan dari sejumlah scenario yang
masuk akal;
o Penganggaran untuk tingkat aktivitas actual. Jenis
anggaran fleksibel ini digunakan sebagai fakta untuk
menghitung biaya pada tingkat aktivitas actual seharusnya.
Kemudian, biaya-biaya yang diharapkan tersebut
dibandingkan dengan biaya actual untuk menilai kinerja.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 12
manajer dapat dipengaruhi, anggaran dapat memiliki pengaruh
perilaku yang signifikan.
Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan
tujuan organisasi dan manajer memiliki penggerak untuk
mencapainya. Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan operational
sering disebut sebagai kesesuaian tujuan (goal congruence). Jika
anggaran tidak dikelola dengan baik, para manajer tingkat bawah
dapat menggagalkan tujuan organisasi. Perilaku disfungsional
(dysfunctional behaviour) adalah perilaku individual yang pada
dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi.
System anggaran yang ideal adalah system anggaran yang mencapai
kesesuaian tujuan secara utuh dan stimultan, serta menciptakan suatu
penggerak bagi manajer untuk mencapai tujuan organisasi secara etis.
Sementara tidak ada system anggaran yang ideal, penelitian dan
praktik telah mengidentifikasi beberapa fitur penting yang akan
mendorong perilaku positif pada tingkat yang wajar. Fitur tersebut
meliputi :
1. Umpan balik yang sering atas kinerja
Para manajer perlu mengetahui kinerja mereka sejalan dengan
berlalunya tahun. Dengan menyediakan laporan kinerja secara
sering dan tepat waktu, mereka akan mengetahui ukuran
keberhasilan usaha mereka selama ini dengan tujuan mengambil
tindakan korektif dan mengubah rencana sebagaimana
diperlukan.
2. Insentif uang dan bukan uang
Insentif uang (monetary incentive) digunakan untuk
mengendalikan kecenderungan seorang manajer untuk
melalaikan dan membuang-buang sumber daya yang
menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus,
dan promosi. Ancaman pemecatan adalah sanksi ekonomi
terbesar untuk kinerja yang buruk. Pada kenyataannya, orang
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 13
termotivasi dengan banyak factor selain ekonomi. Orang juga
dapat termotivasi dengan factor intrinsic psikologis dan social,
seperti kepuasan bila pekerjaan dilakukan dengan baik,
penghargaan, tanggung jawab, harga diri dan sifat pekerjaani itu
sendiri.
Insentif bukan uang (non-monetary incentive) termasuk
memperkaya pekerjaan (job enrichment) meningkatkan
tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non-uang
dan lain-lain dapat diguanakan untuk meningkatkan system
pengendalian anggaran.
3. Anggaran partisipatif
Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat
bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran daripada
membebankan anggaran kepada para manajer tingkat bawah.
Biasanya, tujuan umum dikomunikasikan kepada manajer yang
membantu mengembangkan anggaran yang akan memenuhi
tujuan-tujuan ini. Anggaran partisipatif mengkomunikasiakan
rasa tanggung jawab kepada para manajer tingkat bawah dan
mendorong kreativitas.
Karena manajer tingkat bawah yang membuat anggaran, tujuan
anggaran tampaknya akan lebih menjadi tujuan pribadi para
manajer yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar.
Peningkatan tanggung jawab dan tantangan yang inheren dalam
proses tersebut memberikan insentif non-uang yang mengarah
pada tingkat kinerja yang lebih tinggi. Anggaran partisipatif
memiliki tiga potensi masalah :
o Menetapkan standard yang terlalu tinggi atau terlalu
pendek;
o Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut
menutupi anggaran);
o Partisipasi semu.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 14
4. Standard yang realistis
Tujuan yang ada dalam anggaran digunakan untuk mengukur
kinerja. Jadi, tujuan ini harus berdasarkan kondisi dan harapan-
harapan realistis. Anggaran seharusnya mencerminkan realita
operasional, seperti tingkat aktivitas actual, perubahan musiman,
efisiensi, dan tren ekonomi umum. Anggaran fleksibel
digunakan untuk memastikan biaya yang dianggarakan dapat
dibandingkan secara realistis dengan biaya untuk tingkat
aktivitas actual. Anggaran sementara seharusnya mencerminkan
pengaruh musiman.
5. Keterkendalian biaya
Idealnya, para manajer hanya dianggap bertanggung jawab atas
biaya-biaya yang dapat mereka kendalikan. Biaya yang dapat
dikendalikan (controllable cost) adalah biaya yang ditingkatkan
dapat dipengaruhi oleh manajer. Sebagai contoh, para manajer
divisi tidak memiliki kuasa untuk mengotorisasi biaya ditingkat
korporasi, seperti penelitian dan pengembangan, serta gaji para
manajer atas. Oleh karena itu, mereka tidak seharusnya
dianggap bertanggung jawab atas munculnya biaya tersebut.
Jika biaya yang tidak dapat dikendalikan muncul dalam
anggaran manajer tingkat bawah untuk membantu mereka
memahami bahwa biaya tersebut juga perlu dicakup, maka
mereka seharusnya dipisahkan dari biaya yang dapat
dikendalikan dan disebut tidak dapat dikendalikan.
6. Berbagai ukuran kinerja
Organisasi kerap membuat kesalahan penggunaan anggaran
sebagai satu-satunya ukuran mereka akan kinerja manajerial.
Ketika ukuran keuangan atas kinerja merupakan hal yang
penting, penekanan yang berlebihan dapat mengarah pada
bentuk perilaku disfungsional yang disebut memerah sumber
daya perusahaan (milking the firm) atau eksploitasi (myopia).
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 15
Perilaku eksploitasi muncul ketika seorang manajer mengambil
tindakan yang memperbaiki kinerja anggaran dalam jangka
pendek, tetapi membawa pengaruh buruk dalam jangka panjang
bagi perusahaan. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan
biaya atau laba yang dianggarkan, para manajer dapat menahan
promosi karyawan yang dapat dipromosi atau mengurangi
pengeluaran untuk pemeliharaan pencegahan, periklanan, dan
untuk pengembangan produk baru. Masalah ini dapat
dihilangkan dengan menggunakan ukuran keuangan dan non-
keuangan jangka pendek dan panjang. Ukuran-ukuran anggaran
yang berdiri sendiri tidaklah cukup.
c) Anggaran berdasarkan aktivitas
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 16
o Aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasi;
o Permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan;
o Biaya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi
tingkat aktivitas harus dinilai.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 17
1. Perilaku functional
Perilaku functional adalah perilaku yang bermanfaat untuk dilakukan.
Functional adalah bentuk penggambaran atas kehidupan yang sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang sudah disepakati bersama tanpa
adanya aling-aling masalah.
2. Perilaku dysfunctional
Perilaku dysfunctional didefinisikan sebagai perilaku menyimpang.
Dalam konteks psikologi perilaku dysfunctional disebut sebagai ab-
normalitas. Ab-normalitas adalah sesuatu yang menyimpang dari
normal atau berbeda dari yang khas, adalah perilaku karakteristik yang
ditentukan secara subjektif, diberikan untuk mereka yang memiliki
kondisi langka atau dysfunctional (Whitbourne dan Halgin 2014).
F. Zero Based Budgeting (ZBB)
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 18
CONTOH SOAL
(Anggaran Operasional)
Zara Products memproduksi rak mantel. Berikut proyeksi penjualan untuk kuartal
pertama tahun mendatang serta persediaan awal dan akhir.
Rak mantel dicetak, setiap rak membutuhkan empat pon logam yang bernilai Rp
2,50 per pon. Persediaan awal bahan baku adalah 4.000 pon. Zara Products ingin
memiliki 6.000 pon logam dalam persediaan akhir kuartal tersebut. Tiap rak yang
diproduksi membutuhkan 30 menit jam tenaga kerja langsung yang dibebankan
sebesar 9 per jam.
Diminta :
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 19
PENYELESAIAN :
Zahra Products
Anggaran Penjualan
Untuk kuartal Pertama
Unit 100.000
Harga Per Unit 15
Penjualan 1.500.000
Zahra Products
Anggaran Produksi
Untuk kuartal Pertama
Penjualan (dalam unit) 100.000
Persediaan akhir yang diinginkan 12.000
Jumlah Kebutuhan 112.000
Dikurangi: Persediaan Awal 8.000
Unit yang Diproduksi 104.000
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 20
3. Anggaran pembelian bahan baku langsung untuk kuartal pertama
Zahra Products
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Untuk kuartal Pertama
Unit yang Diproduksi 104.000
Bahan Baku Langsung Per Unit 4
Produksi yang Dibutuhkan 416.000
Persediaan Akhir yang Dibutuhkan 6.000
Jumlah Kebutuhan 422.000
Persediaan Awal 4.000
Bahan baku yang Perlu Dibeli 418.000
Biaya Per Pon 2,5
Jumlah Biaya Pembelian 1.045.000
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang
seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu.
Sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang, menentukan apa yang
sebenarnya telah terjadi, dan membandingkan dengan hasil yang
direncanakan sebelumnya.
Dalam organisasi dan perusahaan anggaran sangat dibutuhkan sebagai alat
untuk pengawasan dan pengendalian dan juga untuk efisiensi dan efektivitas
dana suatu organisasi. Anggaran juga mempunyai beberapa komponen
diantaranya anggaran operasional dan keuangan, dan masih terbagi beberapa
komponen lagi, dan semuanya saling mempunyai keterkaitan satu sama
lainnya.
B. Saran
Dalam penyusunan anggaran harus ada kerjasama dan koordinasi antara
setiap bagian yang terkait dengan memperhatikan factor-faktor yang dapat
mempengaruhi dalam penganggaran terutama pada setiap biaya yang akan
dikeluarkan sehingga dapat dihasilkan nilai anggaran yang lebih baik atau
sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 22
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, B., Suripto, B., Hapsoro, D., lo, E. W., & Biyanto, F. (2013). Akuntansi
manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
AKUNTANSI MANAJEMEN_KELOMPOK 5 23