Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN KEUANGAN

Amelia Triastiti 2061201667

1. Perencanaan Keuangan (Financial Planning)


1.1 Pengertian Perencanaan Keuangan
Perencanaan mengindikasikan apa yang seharusnya terjadi di masa
yang akan datang (normatif). Perencanaan dihubungkan dengan pengelolaan
(how to manage) yakni Planning, Implementation, dan Evaluation. Planning
adalah suatu uraian tugas atau kegiatan usaha yang disusun secara
logis, sistematik, terukur dan dapat dicapai. Tugas atau kegiatan
tersebut dilaksanakan, diorganisasikan, dipantau atau diawasi, dan
dilakukan perbaikan seperlunya agar tidak menyimpang dari yang
direncanakan. Setiap tugas atau kegiatan yang dilakukan dilaporkan dan
dievaluasi dengan membandingkannya dengan yang direncanakan apakah
sesuai atau tidak. Dalam perencanaan keuangan, berbagai aspek perlu
dipertimbangkan sehingga keputusan keuangan akan memberikan struktur
keuangan yang optimal bagi perusahaan baik yang berkaitan dengan sumber
maupun penggunaan keuangan perusahaan. Untuk itu arus dana merupakan
salah satu hal yang sangat penting dalam perusahaan. Peramalan kerap
bertukar tempat dengan estimasi, prakiraan, proyeksi, ekspektasi, dan lain
sebagainya (how to analyze). Jika how to manage bersifat manajerial maka
how to analyze bersifat akademis (scientific). Bantuan akademik terhadap
kebutuhan manajerial tidak bisa diabaikan. Karena perencanaan yang baik
sangat ditentukan oleh hasil peramalan yang baik. Sebab, peramalan
yang baik sangat mengandalkan basis data/informasi (empiric) yang baik.
Jorge A.Leon, wakil presiden Philadelphia National Bank dalam
buku yang ditulis oleh Vince DiPaolo (1998:453) mengartikan perencanaan
keuangan sebagai suatu proses dari menterjemahkan visi-visi manajemen
perusahaan kedalam sebuah bentuk dari laporan keuangan yang berorientasi
masa depan. Sedangkan untuk perorangan atau keluarga, salah satu
perencana keuangan seperti Gozali (2002) mendefinisikan rencana keuangan
sebagai ”Sebuah strategi yang apabila dijalankan dapat membantu anda
mencapai tujuan keuangan dimasa datang” Bertisch (1994:14) mengatakan
bahwa ”Financial Planning can be defined as the careful preparation and
coordination of plans necessary to prepare for future financial needs and
goals. It is not investment analysis. It involves mapping strategies to achive
your defined goals” yang berarti Perencanaan keuangan dapat diartikan
sebagai persiapan atau koordinasi yang hati-hati terhadap rencana-rencana
dalam rangka untuk mempersiapkan keinginan dan tujuan keuangan dimasa
mendatang. Bukan analisa investasi, tetapi meliputi strategi untuk
mendapatkan tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan keuangan juga merupakan salah satu bagian dari proses
perencanaan organisasi (corporate planning). Dari perencanaan diharapkan
perusahaan dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan mengusahakan
untuk menghasilkan keputusan yang terbaik yang pada akhirnya mampu
meningkatkan kinerja dari suatu perusahaan. Perencanaan keuangan
dimaksudkan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan di masa
yang akan datang. Dengan demikian dapat diperkirakan apakah kondisi
perusahaan perlu menambah dana dari luar, bagaimana profitabilitas
perusahaan di masa yang akan datang, dan sebagainya. Perencanaan
keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan pertumbuhan yang
terjadi di dalam perusahaan. Karena tujuan utama dari perencanaan keuangan
adalah untuk memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan pada
perusahaan secara berkelanjutan.

1.2. Dasar Perencanaan Keuangan


Perencanaan keuangan tergantung dari macam perencanaan
keuangan yang dibuat. apabila korporasi membuat perencanaan keuangan
untuk suatu periode tertentu,dengan demikian dasar perencanaan yang baik
adalah posisi laporan terakhir. sedangkan apabila korporasi akan membuat
anggaran kas maka dasar perencanaan yang baik adalah menilainya dari
rencana penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode yang direncanakan.
Bentuk perencanaan dan proyeksi keuangan dapat bervariasi diantaranya
seperti perencanaan keuangan dan proyeksi kas. Proyeksi kas menjadi
sedemikian penting bagi korporasi karena kas merupakan alat yang sangat
penting untuk memenuhi kewajiban.

1.3. Bentuk-Bentuk Perencanaan Keuangan


Bentuk-bentuk perencanaan keuangan diantaranya sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan
Warren (1992:25), Neraca merupakan Suatu daftar aktiva, kewajiban
dan modal pemilik perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada
tanggal terakhir suatu bulan atau tahun. Jadi tujuan neraca adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal
tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya
pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender, sehingga neraca sering
disebut balance sheet.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang
pendapatan/ hasil usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keiso
dan Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu
tertentu.” Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa alasan,
alasan utamanya adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam
meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa
depan.

1.4 Proses Perencanaan Keuangan


Proses perencanaan keuangan terbagi menjadi enam langkah yaitu:
1. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakan proyeksi ini
untuk menganalisis dampak dari rencana operasi terhadap proyeksi laba
dan berbagai rasio keuangan.
2. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung lima tahunan. Hal
ini mencakup baik dana untuk pabrik dan peralatan maupun dana untuk
persediaan dan piutang usaha,program penelitian dan pengembangan
serta kampanye periklanan utama.
3. Meramalkan ketersediaan dana dalam lima tahun kedepan yang mana
hal ini melibatkan penyusutan estimasi untuk dana yang akan dihasilkan
baik secara internal maupun dana yang akan diperoleh dari sumber-
sumber eksternal.
4. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur
alokasi dan penggunaan dana didalam perusahaan.
5. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika
ramalan ekonomi yang mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
Misalnya jika ternyata lebih kuat dari pada yang diramalkan.
6. Menetapkan suatu sistem konpensasi manajemen berbasis kinerja.
Adalah sangat penting bahwa sistem semacam itu memberikan
penghargaan kepada para manajer karena mereka melakukan apa yang
diinginkan oleh pemegang saham yaitu memaksimalkan harga saham.

Dua aspek penting dalam proses perencanaan keuangan yakni:

1. Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget kas


perusahaan.
2. Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam
bentuk laporan keuangan proforma. Kedua hal tersebut tidak hanya
berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga dibutuhkan bagi
pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang. (Sundjaja
dan Barlian, 2003:162).

1.5 Model Perencanaan Keuangan


Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model
dapat memiliki kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan
memiliki unsur-unsur seperti:
1. Ramalan penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya
ramalan penjualan yang diberikan secara eksternal.
2. Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Meskipun perencanaan keuangan dapat dilakukan dengan


menggunakan kalkulator, hampir semua ramalan perusahaan dibuat
denganmodel peramalan terkomputerisasi. Kebanyakan model peramalan
pada program kertas kerja computer seperti Microsoft exel. Kertas kerja
computer memiliki dua keunggulan utama dibandingkan dengan
perhitungan manual yakni pertama membuat suatu model kertas kerja
computer jauh lebih cepat dibandingkan dengan membuat ramalan “manual”
jika periode ramalan mencakup satu atau dua tahun. Kedua, dan yang lebih
penting dengan model kertas kerja computer kita daapat mengubah input
dan langsung menghitung ulang laporan keuangan proyeksi serta rasio
sehingga memudahkan manajer untuk menentukan dampak dari perubahan-
perubahan dalam variable seperti penjualan unit, biaya tenaga kerja dan
harga jual

1.6 Manfaat Perencanaan Keuangan


1. Mengetahui interaksi yakni rencana keuangan harus dapat menunjukkan
hubungan antara rencana investasi dan pendanaan
2. Menilai berbagai pilihan atau alternative
3. Menghindari kejutan
4. Memastikan kelayakan sasaran

2. Peramalan Keuangan
2.1 Pengertian Peramalan Keuangan
Berbeda dengan perencanaan keuangan, peramalan keuangan
merupakan suatu bagian yang terintegrasi dari proses perencanaan keuangan
dan terkait dengan apa yang akan terjadi di masa yang akan dating (positif).
Peramalan diartikan sebagai cara atau proses tentang bagaimana
memperkirakan kondisi yang akan terjadi dimasa depan. Memperkirakan
artinya menetapkan hal-hal apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Dasar untuk memperkirakan kondisi kedepan dapat kita gunakan data masa
lalu, makin banyak data masa lalu akan makin baik karena dapat
menentukan faktor yang mempengaruhi untuk masa yang akan datang.
Peramalan dalam manajemen keuangan digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

2.2 Langkah-Langkah Peramalan Keuangan


Langkah dasar dalam meramalkan pendanaan yang dibutuhkan
dimasa yang akan datang itu yakni:
1. Memproyeksikan pendapatan penjualan perusahaan serta semua biaya
sepanjang periode perencanaan.
2. Memperkirakan tingkat investasi pada aktiva lancar serta aktiva tetap
yang dibutuhkan untuk mendukung penjualan yang diramalkan.
3. Menentukan jumlah kebutuhan dana bagi perusahaan sepanjang periode
perencanaan.

Dalam melakukan peramalan, pimpinan perusahaaan juga harus


mempertimbangkan berbagai strategi yang akan digunakan. Hasil peramalan
tidak dapat dikatakan pasti atau tepat. Hanya saja manajemen berharap
bahwa hasil ramalan tidak jauh berbeda dengan ramalan yang telah
dilakukan. Akan sangat berbahaya jika ternyata hasil ramalan meleset jauh
dari hasil peramalan, karena akan menyebabkan kerugian yang cukup besar
akibat barang tidak mampu diserap oleh konsumen dengan berbagai sebab.
Oleh karena itu, sebelum meramal sebaiknya kondisi data dan informasi
tersebut dapat dijadiakan acuan bagi kondisi sekarang dan dimasa yang akan
datang haruslah benar-benar dapat dipercaya.

2.3 Ketidakpastian dalam Peramalan Keuangan


Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat untuk
melakukan peramalan, apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang
dengan asumsi-asumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat dimasa
yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Ketidakpastian ini
perlu diperhitungkan secara matang. Dalam praktiknya ketidakpastian yang
akan datang meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan
harga (inflasi), kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku,
tenaga kerja, atau faktor lainnya
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki
hubungan langsung dengan produk yang ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran
selera, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan
bahan baku, maupun faktor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk
dari kelanjutan kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian,
atau pengunduran diri akibt berbagai sebab, dan lainnya.
6. Ketidakpastian kelanjutan kepemimpinan perusahaan kedepan akibat
pergantian, atau pengunduran diri akibat berbagai sebab, dan lainnya.

Dalam praktiknya hampir dipastikan tidak ada hasil ramalan yang


tepat 100% atau berhasil, namun paling tidak dengan melakukan peramalan
yang dengan mengidentifikasikan hal-hal yang akan terjadi ke depan, faktor
risiko kegagalan dapat diminimalkan.

2.4 Jenis-Jenis Peramalan Keuangan


Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan jenis peramalan, hal ini
tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Jenis-jenis peramalan
dimaksud antara lain:
1. Jika dilihat dari segi penyusunnya
 Peramalan subjektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas
dasar perasaan atau feeling dari yang menyusunnya. Dalam hal ini
pandangan dan pengalaman masa lalu dari orang yang menyusunnya
sangat menentukan hasil ramalan.
 Peramalan objektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data
dan informasi yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan
teknik atau metode tertentu. Data yang digunakan biasanya data masa
lalu untuk beberapa metode.
2. Dilihat dari segi sifat ramalan
 Peramalan kualitatif, merupakan peramalan yang didasarkan atas
dasar data kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada
hasil penyelidikan sebelumnya.
 Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas
dasar data kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).
3. Dilihat dari segi jangka waktu
 Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan
pada waktu kurang 1 tahun.
 Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan
pada waktu rentang dari 1 tahun sampai 3 tahun.
 Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasarkan
pada kurun waktu lebih dari 3 tahun.

2.5 Metode Peramalan Keuangan


Model yang dapat digunakan dalam peramalan keuangan yaitu meliputi:
1. Metode rasio konstan (constant ratio method) Metode rasio konstan
(constant ratio method) merupakan suatu metode untuk meramalkan
laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa mendatang, dengan
asumsi asumsi rasio-rasio keuangan tertentu akan tetap konstan (Brigham
dan Houston, 1999:120).
2. Metode regresi linier Metode ini mencari hubungan regresi dari variabel
dependen (semua pos aktiva dan pasiva yang terkait dengan penjualan)
dengan variabel independen (tingkat penjualan) dan menyatakan
hubungan tersebut dalam persamaan regresi (Husnan, 1992).
(Husnan, 1982:113), Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam
peramalan, antara lain:

1. Metode diagram pencar atau regresi sederhana.


2. Metode regresi berganda.
3. Metode regresi “curviliniear”.

2.6 Langkah-Langkah Peramalan


Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka haruslah
mengikuti prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam
peramalan. Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan, paling
tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil
peramalan tidak perlu diragukan. Secara umum langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses melakukan peramalan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data
yang dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan data primer.
Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang diperoleh dari
berbagai sumber seperti: perpustakaan, koran, serta laporan lainnya
adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan menggunakan
observasi, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan
demikian akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita
untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan yang
cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan
peramalan. Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling
tepat atau metode yang paling kecil penyimpangannya. Pemilihan metode
peramalan harus mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data,
jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang
seperti perubahan ekonomi, politik, sosial, atau perubahan
kemasyarakatan lainnya perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil
peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan terhadap
perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan
faktor perubahan tersebut untuk beberapa perubahan tersebut untuk
beberapa periode . 5. Mengambil keputusan Hasil peramalan yang telah di
lakukan di gunakan untuk mengambil keputusan untuk tidak membuat
berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan, penjualan
dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun
perencanaan jangka panjang berkaitan dengan keuangan adalah jumlah
dana yang harus di sediakan dan waktu penyediaannya

3. Peramalan Dengan Metode Regresi Liniear


Metode regresi merupakan sebuah metode statistik yang melakukan
prediksi menggunakan pengembangan hubungan matematis antara variabel,
yaitu variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X). Variabel
dependen merupakan variabel akibat atau variabel yang dipengaruhi,
sedangkan variabel independen merupakan variabel sebab atau variabel yang
mempengaruhi. Prediksi terhadap nilai variabel dependen dapat dilakukan
jika variabel independennya diketahui. Umumnya penjualan atau permintaan
suatu produk dinyatakan sebagai variabel dependen yang besar atau nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen. Regresi linear menjadi salah satu
metode yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan atau
prediksi tentang karakteristik kualitas maupun kuantitas. Hal ini dikarenakan
dengan memperkirakan berbagai kombinasi produk, perusahaan dapat
memaksimalkan keuntungan serta memperkirakan jumlah produksi yang
tepat.
Rumus untuk Regresi Linear dengan metode kuadrat terkecil atau
sederhana adalah:

a=¿ ¿

b=n ¿ ¿

y=a+b . x

dengan y adalah kuantiti penjualan, x adalah periode penjualan atau bulan


penjualan, a adalah konstanta yang menunjukan besarnya nilai y apabila x = 0, dan
b adalah besaran perubahan nilai y.

Anda mungkin juga menyukai