Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Bab 5 Analisis Kebijakan Fiskal

Dalam Sistem Perpajakan Sederhana

Disusun Oleh

Putra Pratama Sugiyantoro (19.0101.0203)

Muhammad Fatkhur Rokhim (19.0101.0208)

Ade Rahman Setiawan (19.0101.0209)

Universitas Muhammadiyah Magelang

Fakultas Ekonomi

Manajemen
A. Latar Belakang

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang berkaitan


dengan pendapatan dan pengeluaran negara yang di Indonesia lebih dikenal dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Tujuan kebijakan fiskal yaitu untuk
mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan dengan
jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran konsumsi pemerintah, jumlah transfer
pemerintah dan jumlah pajak yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan nasional.(Nizar, 2009) Dari sudut ekonomi makro kebijakan fiskal
dapat dilihat dari dua sisi, kebijakan yang bersifat kontraktif (ketat) dan kebijakan yang
bersifat ekspansif (longgar). Umumnya kebijakan kontraktif dijalankan ketika
perekonomian sedang mengalami pemanasan dengan tujuan meredam perekonomian
biasanya dilakukan untuk menekan laju inflasi. Kebijakan fiskal kontraktifl juga bisa
dilakukan dalam upaya konsolidasi fiskal guna mewujudkan ketahanan fiskal yang
berkelanjutan atau dengan kata lain menciptkan kesinambungan fiskal. Kesinambungan
fiskal berkaitan dengan keseimbangan primer dan kondisi utang suatu negara.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan sistem perpajakan sederhana?
 Apa fungsi konsumsi dan fungsi saving dengan adanya tindakan fiskal
pemerintah?
C. Tujuan
 Mengetahui pengertian dari sistem perpajakan sederhana
 Mengetahui fungsi konsumsi dan fungsi saving dengan adanya tindakan
fiskal dari pemerintah
Analisis Kebijakan Dalam Sistem Perpajakan Sederhana

Yang dimaksud dengan system perpajakan yang sederhana yaitu system perpakan
dimana bersar kecilnya pajak tidak ditentukan oleh salah satu atau beberapa variable
yang kita perhatikan dalam anlisis. Dengan kata lain, yang dimaksud denga system
perpajakan yang sederhana disini yaitu pajak sepenuhnya merupakan exogenous
variable

1. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving dengan adanya tindakan Fiskal


Pemerintah

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiscal dari pemerintah,


diasumsikan bahwa pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan saving besar kecilnya
tergantung dari besar kecilnya pendapatan nasioanal yang dimaksud dengan
‘Pendapatan atau Income’ adalah dalam pengertian sebagai earning atau earned
income, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk
jangka waktu tertentu sebagai balas jasa factor-faktor produksi yang mereka
sumbangkan dalam turut serat membentuk produk nasional.

Denagn adanya tindakan fiscal pemerintah, konsumsi dan saving tidak lagi secar
langsunga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasional sebagai Earning akan
tetapi oleh besar kecilnya ‘ Pendapatan yang siap dibelanjakan’ atau ‘Disposible
Income’ atau biasa disebut juga ‘Take Home Income’
Fungsi Konsumsi

Dengan adanya kebijakan pemerintah (pajak) maka fungsi konsumsi yang kita kenal
sebagai beriku : C= a+bYd berubah menjadi : C= a+b (Y+Tr – Tx) .

Fungsi Saving

Fungsi saving berubah menjadi :

S = Yd – C

= Yd – (a + b Yd)

= Yd – a – b Yd

= (1 – b ) Yd – a

(1-b) = s

S = - a + s Yd

Atau

S = - a + s (Y + Tr – Tx )

2. Jumlah Konsumsi dan Saving akibat adanya Kebijakan Fiskal

Perubahan Jumlah Konsumsi Dan Jumlah Saving Sebagai Akibat Daripada Perubahan
Jumlah Transfer Pemerintah Dan Perubahan Pajak

Fungsi konsumsi dan fungsi saving yang dinyatakan dalam pendapatan nasional sebagai
earning mengalami perubahan dengan berubahnya jumlah pajak yang dipungut
pemerintah dan atau berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau
berubahnya jjumlah transfer pemerintah yang disumbangkan kepada masyarakat, maka
sebagai konsekwensinya adalah bahwa jumlah konsumsi dan juga saving pada tingkat
pendapatan nasional yang sama akan berubah pula dengan berubahnya jumlah pajak dan
jumlah transfer pemerintah tersebut.
Perumusan perumusan berikut dapat dipergunakan untuk mengetahui perubahan jumlah
konsumsi dan perubahan jumlah saving pada tingkat pendapatan nasional tertentu
sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak dan berubahnya jumlah transfer
pemerintah .

1. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat
Berubahnya Pajak

Apabila jumlah konsumsi berubah dengan ∆C dari semula sebesar C menjadi ( C + ∆C )


sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak sebesar ∆Tx dari semula sebesar Tx
menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx ), maka dapat ditulis.

( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ]

( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - Tx ) - c∆Tx ) ]

( C + ∆C ) = C - c∆Tx

2. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat
Berubahnya Pajak

Apabila berubah pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆Tx ) sebagai akibat
daripada berubahnya jumlah saving dari semula sebesar S menjadi sebesar ( S + ∆S ),
maka dapat ditulis .

S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ] - a

S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - Tx - ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) ( Y + Tr - Tx ) - a + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )

S + ∆S = S + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )

∆S = ( 1 – c ) ( - ∆Tx )

3. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat
Berubahnya Transfer Pemerintah

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa
perumusan untuk menghitung besarnya perubahan konsumsi sebagai akibat langsung
daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆C = c∆Tr

4. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat
Berubahnya Transfer Pemerintah.

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa
perumusan untuk menghitung besarnya perubahan saving sebagai akibat langsung
daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆S = ( 1 – c ) ∆Tr

5. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat
Berubahnya Transfer Pemerintah.dan Berubahnya Pajak
∆C = ∆CTr + ∆CTx

∆C = c∆Tr - c∆Tx

∆C = c( ∆Tr - ∆Tx)

6. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat
Berubahnya Transfer Pemerintah dan berubahnya pajak

∆S = ∆STr + ∆STx

∆S = ( 1 – c) ∆Tr + ( 1 – c )(- ∆Tx )

∆S = ( 1 – c) ( ∆Tr - ∆Tx )

Perubahan yang terjadi pada perumusan-perumusan diatas adalah perubahan-perubahan


jumlah konsumsi dan perubahan-perubahan jumlah saving yang langsung ditimbulkan
oleh perubahan pajak atau perubahan jumlah transfer pemerintah. Dengan demikian
yang dimaksud dengan perubahan jumlah konsumsi dan perubahan saving pada
perumusan-perumusan diatas bukanlah perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium semula
atau jumlah saving ekuilibrium semula ke jumlah konsumsi ekuilibrium atau ke jumlah
saving ekuilibrium yang baru.

Daftar Pustaka

Hasyim Ali Ibrahim.2017.Ekonomi Makro.Jakarta : Kencana.

http://mutiarailmudrajat.blogspot.com/2010/12/analisis-kebijakan-fiskal-dalam-
sistem.html diakses tanggal : Sabtu, 4 April 2020. Pukul : 02.13.

Anda mungkin juga menyukai