Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KESEIMBANGAN

Julina, SE. M.Si


PENDAHULUAN

●Analisis keseimbangan adalah analisis makroekonomi


tentang terbentuknya harga dan jumlah output
berdasarkan asumsi bahwa disetiap pasar permintaan
= penawaran.
●Keterbatasan analisis keseimbangan adalah asumsi

keseimbangan pasar kurang realistis terutama dalam


jangka pendek, sebab dalam jangka pendek harga
cenderung kaku sehingga kemungkinan besar yg
terjadi adalah ketidakseimbangan
MODEL KESEIMBANGAN KLASIK

Model keseimbangan klasik dibangun


berdasarkan asumsi-asumsi teori ekonomi


klasik, khususnya tentang pasar dan uang.
KARAKTERISTIK ANALISIS KESEIMBANGAN KLASIK

●Asumsi: pasar persaingan sempurna, uang bersifat netral,


harga fleksibel (mampu melakukan penyesuaian seketika),
pasar senantiasa seimbang.
●Analisis keseimbangan makro klasik merupakan

pengembangan dari keseimbangan mikro.


●Pentingnya analisis sisi penawaran. Pada masa klasik

teknologi belum maju, produksi tidak bisa sepanjang tahun.


●Analisis jk pendek (≤ 5 th) dan panjang. Dalam jangka

panjang perekonomian dianggap full employment (faktor


produksi terutama modal dan tenaga kerja tingkat
pemanfaatannya ≥ 96%.
FUNGSI PRODUKSI AGREGAT

●Dalam model klasik, produksi merupakan fungsi dari


jumlah barang modal (K) dan tenaga kerja (L). Y = f
(K,L)
●Dalam jk pendek stok barang modal dianggap tetap,

sehingga fungsi produksi menjadi Y = f (L)

Dimana: ∂Y
● ∂²Y
> 0 dan <0
∂L ∂²L
●Artinya pada awalnya penambahan tenaga kerja akan
meningkatkan produksi agregat, tetapi karena berlakunya
hukum pertambahan hasil yg semakin menurun, sampai
jumlah tertentu penambahan tenaga kerja justru akan
menurunkan produksi agregat.
●Dalam analisis mikro hal tersebut divisualisasikan dalam

grafik sebagai kurva produksi total dan kurva produksi


marjinal.
●Diagram 20.1 adalah fungsi produksi agregat jk pendek dg

input variabel tenaga kerja. Bentuk S menunjukkan hukum


permintaan yg semakin menurun.
●Hukum tsb lebih terlihat pada kurva produksi marjinal 20.1.b

yg menunjukkan produksi marjinal menurun setelah jumlah


tenaga kerja yg digunakan > L1
●Kurva MPL dalam analisis mikro merupakan permintaan

tenaga kerja. Konsep ini akan tetap digunakan dlam analisis


keseimbangan makro klasik
TP

TP

L0 L1

MPL

L0 L1 MPL
PERMINTAAN TENAGA KERJA

●Permintaan tenaga kerja dalam keseimbangan adalah jumlah


tenaga kerja yg dibutuhkan perusahaan utk mencapai laba
maksimum (MR=MC)
●Wages/Price disebut juga sebagai upah riil.

●Upah riil akan berubah jika upah nominal atau harga berubah

●Bila upah riil turun, produsen bersedia menambah tenaga kerja

(misalnya upah nominal tetap tetapi harga jual meningkat maka


produsen meningkatkan produksinnya yg berarti permintaan
tenaga kerja meningkat).
PENAWARAN TENAGA KERJA

●adalah jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh individu pada


berbagai tingkat upah (nominal), dalam upaya memaksimumkan
utilitas hidupnya.
●Jumlah jam kerja sangat tergantung pada preferensinya bekerja

atau tidak bekerja.


●Jika upah riil makin tinggi, konsumen akan menambah jam kerja.

●Dalam kondisi normal, konsumen tidak ingin menambah jumlah

jam kerjanya jika upah riil tidak meningkat. Misalnya upah nominal
naik dari 10.000 menjadi 20.000. tetapi harga barang juga naik
dari 1.000 menjadi 2.000.
●Dalam kondisi ini besar kemungkinan konsumen tidak menambah

jumlah jam kerja sebab upah riil tetap.


TINGKAT OUTPUT KESEIMBANGAN

●Keseimbangan pasar tenaga kerja tercapai


ketika permintaan tenaga kerja sama dengan
tingkat penawarannya.
NETRALITAS UANG

●Netralitas uang mempunyai makna bahwa uang tidak dapat


mempengaruhi tingkat output. Uang hanya akan mempengaruhi
permintaan agregat.
●Pandangan tersebut merupakan konsekuensi dari dua asumsi

teori klasik yaitu fungsi uang hanya sebagai alat tukar dan pasar
akan selalu berada pada tingkat full employment.
●Karena uang hanya sebagai alat tukar, penambahan uang

beredar hanya akan meningkatkan permintaan agregat (kurva AD


bergeser ke kanan)
●Asumsi full employment menyebabkan kurva penawaran

berbentuk tegak lurus dimana dalam jangka pendek penawaran


agregat tidak dapat ditambah.
JUMLAH UANG BEREDAR, PERMINTAAN DAN
PENAWARAN AGREGAT

AS

AD3

AD2
AD1
MODEL KESEIMBANGAN KEYNESIAN

●Pembahasan model Keynesian penting


karena:
1.Lebih memudahkan pemahaman tentang
perilaku ekonomi makro.
2.Lebih mudah membandingkan Klasik dan
Keynes.
PENTINGNYA SISI PERMINTAAN

●Jika model klasik mementingkan penawaran agregat,


model Keynes sangat memperhatikan sisi permintaan.
●Tingginya penawaran tidak diimbangi dengan

peningkatan permintaan.
●Penyebab ambruknya perekonomian 1929-1933

adalah tidak stabilnya sektor swasta sehingga perlu


campur tangan pemerintah dengan menstimulir
permintaan agregat.
KOMPONEN-KOMPONEN PERMINTAAN
AGREGAT

Y = C+I+G+(X-M)
C = C0 + bY
I = I0 (Investasi Otonomus)
G = G0
X = X0
M = M0

Total Pengeluaran Agregat (AE) = C+I+G+(X-M)


Aggregate Expenditure = C0 + bY + I0 + G0 + (X0 – M0)
Persamaan ini dapat disederhanakan menjadi: AE = A + bY
Dimana A merupakan total pengeluaran otonomus (A=C0+I0+G0+NX)
PENGELUARAN AGGREGATE
AE=C +I+G+NX
C ,I,G,AE C ,I,G,AE

C=C0 + bY AE=C +I+G-NX


C=C0 + bY

A I0 I0
A
G0 G0
NX>0
Y Y
NX<0
Catt: A=C0 +I0+G0+NX Catt: A=C0 +I0+G0+NX
PENDAPATAN NASIONAL DALAM
KESEIMBANGAN

●Berdasarkan model Keynes tidak semua output (Y) dibelanjakan,


bagian yang tidak dibelanjakan disebut tabungan.
●Y = C + S

●PDB = Konsumsi Rumah Tangga + Tabungan

C,S
Perekonomian dikatakan berada
dalam keseimbangan jika
pengeluaran agregat = pendapatan
nasional. Tingkat output (Y atau
PDB) yg tercapai pada kondisi
keseimbangan dikenal sebagai
pendapatan nasional dalam
45º keseimbangan atau output
Y keseimbangan yang dinotasikan
dengan Y*..
OUTPUT KESEIMBANGAN

Y=C+S
AE=C +I+G+NX
C=C0 +bY+G0

I0
G0
Y
Y*
MODEL KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP

1.Model 2 Sektor
Hanya terdiri dari rumah tangga dan perusahaan
sehingga AE = C+I
Keseimbangan tercapai jika AE = Pendapatan
Nasional
Y* = AE (C0+I0+bY*)
Y* = A/(1-b)
2.Model 3 Sektor
Memasukkan peran pemerintah (G) sehingga
keseimbangan tercapai jika AE = C+I+G
KASUS 20.1

Misalkan C = 100 + 0.8Y dan I0 = 200


Maka AE = C+I = 100 + 0.8Y + 200
Besarnya Y* dapat dihitung dg menyamakan Y dan AE
Y* = 300 + 0.8Y*
Y* - 0.8Y* = 300
0.2Y* = 300
Y* = 1.500
Besarnya output keseimbangan Y* adalah 1.500 yang terdiri atas
konsumsi dan investasi. Besarnya konsumsi pada posisi
keseimbangan adalah:
C = 100 + 0.8Y* = 100 + 0.8 (1.500) = 1.300
Julina, SE. M.Si
Julina, SE. M.Si
Model Keseimbangan Perekonomian Tertutup 2
Y= C+S
Sektor
AE = C+I

C= 100+0.8Y
1.500

I = 200

1.500

Julina, SE. M.Si


Julina, SE. M.Si
DAMPAK PERUBAHAN PENGELUARAN OTONOMUS
KASUS 20.2

Fungsi investasi otonomus berubah menjadi 250 sehingga


pengeluaran agregat berubah:
AE = C + I1 = 100 + 0.8Y + 250
= 350 + 0.8Y*
Sehingga output keseimbangan yang baru (Y*1) juga berubah
menjadi: Perubahan output keseimbangan:
Y*1 = AE1 = 350 + 0.8Y*1 ΔY* = Y* – Y*1
0.2Y*1 = 350 = 1.750 – 1.500

Y*1 = 350/0.2 Penambahan Investasi Otonomus


Y*1 = 1.750 50 menyebabkan Y meningkat
Dampak Perubahan Pengeluaran Investasi
Y= C+S
terhadap Output Keseimbangan
AE = C+I
1.750
AE1 = C+I1
C= 100+0.8Y
1.500

I1 = 250
I = 200

1.500 1.750

Julina, SE. M.Si


Julina, SE. M.Si
PENGURANGAN INVESTASI DAN KONSUMSI

Hal sebaliknya terjadi, jika investasi berkurang


misalnya 50, Y* juga akan berkurang sebanyak
250.
Hal yang sama akan terjadi jika yang berubah
adalah konsumsi. Jika konsumsi berkurang
sebanyak 50 maka Y* akan berkurang
sebanyak 250.
EFEK MULTIPLIER (PELIPATGANDAAN)

●Kasus sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran


otonomus (A) menyebabkan perubahan Y* berlipat ganda.
●Penambahan atau pengurangan investasi sebesar 50

menyebabkan penambahan atau pengurangan Y* sebesar 250.


●Setiap perubahan 1 unit pengeluaran akan menyebabkan

perubahan Y sebanyak 5 kali lipat atau ΔY*/ΔA = 5.


●Efek ini disebut Efek Multiplier.

●Angka 5 disebut angka pelipat ganda (multiplier) yang besarnya

juga dapat ditentukan oleh MPC


HUBUNGAN BESARNYA MPC DENGAN MULTIPLIER

MPC (1-MPC) MULTIPLIER = 1/(1-MPC)

1,00 0,00 ∞ (tak terhingga)


0,90 0,10 10,00
0,80 0,20 5,00
0,75 0,25 4,00
0,60 0,40 2,50
0,50 0,50 2,00
0,40 0,60 1,50
Dst
DINAMIKA PROSES PELIPATGANDAAN

●Proses pelipatgandaan tidak berjalan seketika, tetapi


berulang-ulang.
●Misalnya penambahan investasi 50 pada tahap pertama akan

meningkatkan permintaan agregat sebanyak 50 juga, sehingga


akan meningkatkan pengeluaran konsumsi sebanyak 40 (ingat ΔC
= ΔY x MPC dimana pada kasus sebelumnya MPC = 0.8)
●Pada tahap kedua penambahan konsumsi sebesar 40 akan

meningkatkan permintaan agregat sebesar 40.


●Tahap ketiga pengeluaran agregat 40 meningkatkan pendapatan

sebesar 40 akan meningkatkan konsumsi sebesar 40 x 0.8 = 3.2.


Begitu seterusnya.
DINAMIKA PELIPATGANDAAN
PERUBAHAN PENGELUARAN OTONOMUS

Putaran Perubahan Pendapatan Perubahan Konsumsi


Pertama 50 40
Kedua 40 32
Ketiga 32 25.6
Keempat 25.6 20.5
Kelima 20.5 16.4
Dst.
MODEL 3 SEKTOR

AE =C+I+G
= C0 + bY + I0 + G0
= A + bY dimana A = C0 + I0 + G0
Kasus 20.4
Misalkan pengeluaran pemerintah adalah G = 300 maka pengeluaran agregat
Menjadi:
AE = 100 + 0.8Y* + 200 + 300 = 600 + 0.8Y*
Y* = 3.000
Pada tingkat keseimbangan besarnya C = 100 + 0.8 (3000) = 2.500
Sedangkan I0 = 200 dan G0= 300.
Kondisi Keseimbangan Perekonomian Tertutup 3
Y= C+S
Sektor

C= 100+0.8Y
3.000
AE = C+I+G
= 600+0.8Y

600

G = 300
I = 200
I = 200
3.000

Julina, SE. M.Si


Julina, SE. M.Si
DAMPAK PERUBAHAN PENGELUARAN PEMERINTAH

Kasus 20.5. Anggap pengeluaran otonomus pemerintah


bertambah sebesar 100 sehingga G0 = 400
AE = 100 + 0.8Y* + 200 + 400 = 700 + 0.8Y*
Y* = 700 + 0.8Y*
Y* = 3.500
MODEL KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
(MODEL 4 SEKTOR)

AE = C+I+G+(X-M)= C+I+G+NX
= C0 + bY + I0 + G0 + (X0 – M0)
= A + bY dimana A = C0 + I0 + G0 + NX

Kasus 20.6 merupakan pengembangan kasus sebelumnya


dengan menambahkan data X = 75 dan M = 25
AE = 100 + 0.8Y + 200 + 300 + (75-25) = 650 + 0.8Y
0.2Y* = 650
Y* = 3.250
Kondisi Keseimbangan Perekonomian Tertutup 3
Y= C+S
Sektor

C= 100+0.8Y
3.250
AE = C+I+G
= 650+0.8Y

650

G = 300
I = 200
NX = 50
3.250

Julina, SE. M.Si


Julina, SE. M.Si
DAMPAK SURPLUS NERACA PERDAGANGAN

●Dengan menggunakan model efek pelipatgandaan akan terlihat


bahwa bila terjadi ΔNX > 0, output keseimbangan (Y*) akan
meningkat beberapa kali lipat sesuai besarnya angka pengganda.
Sebaliknya jika neraca perdagangan memburuk dimana ΔNX < 0,
output keseimbangan akan berkurang dengan cepat pula.
●Misalnya sekarang ΔNX = 50, maka secara teoritis output

keseimbangan akan naik sebesar 250.


●AE = 100 + 0.8Y* + 200 + 300 + 100

= 700 + 0.8Y*
Y* = 3.500
MODEL KESEIMBANGAN SISTESIS
KLASIK – KEYNESIAN (MODEL IS-LM)
● Model IS-LM menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan ekonomi
(keseimbangan umum) akan tercapai bila pasar barang-jasa dan
pasar uang-modal secara simultan berada dalam keseimbangan.
●Asumsi Pokok: kombinasi antara asumsi Klasik (pasar senantiasa

berada dalam keseimbangan) dan asumsi Keynes. Secara rinci sbb:


1.Pasar selalu dalam keseimbangan
2.Berlaku Hukum Walras (jika sebanyak n-1 pasar sudah seimbang,
maka pasar ke n niscaya telah mencapai keseimbangan).
3.Fungsi uang sbg alat transaksi dan spekulasi.
4.Perekonomian tertutup
5.Komparatif statis: mengabaikan perubahan dari waktu ke waktu
KESEIMBANGAN PASAR BARANG-JASA

●Keseimbangan pasar barang-jasa tercapai bila penawaran barang


dan jasa (Aggregate Supply) = permintaannya (Aggregate
Demand). Pada kondisi keseimbangan, total produksi = total
pengeluaran.
●Y = AE

●C+S = C+I

●Atau keseimbangan pasar barang-jasa tercapai bila S=I

●Saving mewakili sisi penawaran aggregate telah sama dengan

Investasi yang mewakili permintaan aggregate


●Kondisi itu digambarkan oleh sebuah kurva yang disebut kurva IS

(Investment = Saving)
KURVA IS

●Kurva IS didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan


hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan pendapatan
nasional yang menjamin pasar barang dan jasa berada dalam
keseimbangan (yaitu S=I)
●Sudut kemiringan kurva IS memberi gambaran tentang tingkat

sensitivitas permintaan investasi terhadap perubahan tingkat


bunga.
●Jika tingkat investasi makin sensitif terhadap perubahan tingkat

bunga, maka kurva permintaan investasi (Kurva I) makin mendatar


yang akan menghasilkan kurva IS yg makin datar pula.
PERGESERAN KURVA IS

●Pergeseran kurva IS menunjukkan terjadinya perubahan tingkat


investasi otonomus.
●Jika investasi otonomus meningkat kurva investasi akan bergeser

ke kanan yang menyebabkan kurva IS juga bergeser ke kanan.


KESEIMBANGAN PASAR UANG-MODAL

●Keseimbangan pasar uang-modal tercapai bila permintaan uang


(liquidity preference disingkat L) = penawaran uang (Money
Supply disingkat M)
●Nama Kurva LM juga dikaitkan dengan kondisi dimana

permintaan uang = penawaran uang (L=M)


●Untuk menurunkan kurva LM dibutuhkan kurva penawaran uang

dan permintaan uang. Karena penawaran uang ditentukan


pemerintah maka kurvanya tegak lurus. Sedangkan permintaan
uang bersudut kemiringan negatif sebab selain ditentukan oleh
tingkat pendapatan juga ditentukan oleh tingkat bunga.
PENURUNAN KURVA LM

LM
F2
r2 E2
r1 F1
E1

Y1 Y2
PENURUNAN KURVA LM

●Seandainya pendapatan meningkat menjadi Y2, permintaan uang


juga meningkat. Karena penawaran uang tidak bertambah terjadi
kelebihan permintaan uang.
●Kelebihan permintaan akan menaikkan tingkat bunga sampai

pasar uang-modal kembali seimbang yaitu E2 dg tingkat bunga r2.


●Kombinasi output dan tingkat bunga yg memungkinkan adalah

titik F2 pada diagram b.


●Jika titik F1 dan F2 dihubungkan akan diperoleh kurva LM
SUDUT KEMIRINGAN KURVA LM

●Sudut kemiringan kurva LM ditentukan oleh sensitivitas


permintaan uang untuk spekulasi terhadap perubahan tingkat
bunga.
●Jika makin sensitif maka kurva permintaan uang makin mendatar

yang menyebabkan kurva LM makin mendatar. Begitu juga


sebaliknya.
●Pergeseran kurva LM terjadi bila terdapat perubahan penawaran

uang dan permintaan uang.


●Bila permintaan uang tetap, penambahan jumlah uang beredar

akan menggeser kurva LM ke kanan dan sebaliknya.


●Jika permintaan uang bertambah besar kurva LM bergeser ke

kanan dan sebaliknya.


KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
(KESEIMBANGAN UMUM)

●Perekonomian dikatakan seimbang bila pasar barang-jasa dan


pasar uang-modal telah berada dalam kondisi keseimbangan.
Secara grafis keseimbangan tersebut tercapai bila Kurva IS
berpotongan dengan Kurva LM.
●Keseimbangan ekonomi dikatakan berubah jika secara grafis titik

keseimbangannya berubah. Ada tiga penyebab perubahan


keseimbangan perekonomian:
1.Kurva LM bergeser, Kurva IS tetap
2.Kurva IS bergeser, Kurva LM tetap
3.Kurva IS dan LM bergeser bersamaan
●Kondisi Ideal terjadi bila kurva IS dan LM secara bersamaan

bergeser ke kanan.

Anda mungkin juga menyukai