Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI MODAL BANK DAN

SUMBER PERMODALAN BANK

Disusun oleh :
M.CEVIN ARDIWINATA 1911070

DOSEN PENGAMPU :
HILMI WIRANAWATA, S.E., M.M

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS BATURAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad
Saw karena atas berkat perjuangan beliau kita dapat terbawa dari zaman jahiliyah kepada zaman
yang terang benderang seperti sediakala ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Keuangan
dan saya sajikan dalam berbagai sumber informasi dan referensi. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangan dari segala isinya, baik
bahasan, penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran khususnya dari Dosen mata kuliah yang bersangkutan agar menjadi bekal untuk bisa lebih
baik lagi di masa yang akan datang.

Baturaja, 30 April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
yangditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau
kelebihannilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya
(Munawir,2001:19).Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam
menjalankankegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat
dijalankan.Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169) modal merupakan barang-barang
yangkongkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca
sebelahdebet maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang
tercatat disebelah kredit. Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaantersebut.
Modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena
modaldigunakan untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan secara langsung
dankontinu, berputar selama perusahaan tersebut beroperasi sesuai dengan
tujuannyamemperoleh keuntungan.
Untuk dapat menghindari bahaya adanya krisis keuangan ataupun kelebihan
dana,perusahaan perlu mengatur penggunaan modalnya dengan seekonomis dan
seefisienmungkin sehingga terciptakesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana yang
tersedia.Penggunaan modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa setiap jumlah
yangtertanam dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan sebaik mungkin
untukmenghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena efisiensi penggunaan modal
secaralangsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan
dariinvestasi tersebut.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan.Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupusahanya. Rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan
untukmenghasilkan laba selama periode tertentu.Jumlah keuntungan (laba) yang
diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trendkeuntungan yang meningkat
merupakan faktor yang sangat penting dalam menilairentabilitas atau profitability suatu
perusahaan.
Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dalamsuatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang
digunakandalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau
bukanmerupakan ukuran bahwa perusahaan itu rendabel. Oleh karena itu bagi
manajemen ataupihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada
keuntungan yang besar(Munawir, 2001:33).
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam
dantergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu
denganyang lainnya. Secara keseluruhan pengukuran terhadap rentabilitas perusahaan
akanmemungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning
dalamhubungannya dengan volume penjualan yang menghasilkan laba, jumlah aktiva
daninvestasi tertentu dari pemilik perusahaan.

B. Manfaat dan Tujuan


1. Dapat mengklasifikasikan macam-macam modal pada Bank
2. Dapat mengetahui fungsi modal Bank
3. Dapat menghitung Ratio kecukupan modal

C. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan macam-macam moadal pada Bank ?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi modal pada Bank ?
3. Persumberan modal bank
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Bank


Modal adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang saham, pihak pertama pada bank
yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyerap jika timbul kerugian (risk loss). Modal
juga merupakan investasi yang dilakukan oleh pemegang saham yang harus selalu berada dalam
bank dan tidak ada kewajiban pengembalian atas penggunaannya.
Pengertian modal menurut Dahlan Siamat (2000;56) :
“Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian
badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi
peraturan yang ditetapkan”
Adapun pengertian modal menurut Komaruddin Sastradipoera (2004;297) :
“Modal bank sebagai sejumlah dana yang diinvestasikan dalam berbagai jenis usaha
(ventura) perbankan yang relevan”
Sedangkan pengertian modal menurut N.Lapoliwa (2000;137) :
“Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah
ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal bank merupakan dana yang
diinvestasikan oleh pemilik untuk membiayai kegiatan usaha bank yang jumlahnya telah
ditetapkan.

Komponen - komponen Modal Bank

1. Modal Inti (primary capital)


Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-
cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Dengan perincian sebagai berikut:
1. Modal disetor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya.
2. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat
harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham atau Rapat Anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran
dasar masing -masing bank.
4. Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat
Anggota.
5. Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak
yang oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota diputuskan untuk tidak
dibagikan.
6. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak, dan belum
ditetapkan penggunaannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota.
Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50 %.
Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut
menjadi faktor pengurang dari modal inti.
7. Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah
dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan
sebagai modala inti hanya sebesar 50%. Dalam hal pada tahun berjalan bank mengalami
kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
8. Bagian kekayaaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan
(minority interest), yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan
nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak
perusahaan adalah bank lain, lembaga keuangan atau lembaga pembiayaan yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

2. Modal Pelengkap (secondary capital)


Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah
pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal
pelengkap dapat berupa :
1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangna yang dibentuk dari selisih penilaian
kembali aktiva tetap yang telah medapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak
2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang dibentuk
dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, denga maksud untuk menampung
kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagain
atau seluruh aktiva produktif. Dalam kategori, cadangan ini termasuk cadangan piutang
ragu-ragu dan cadangan penurunan nilai surat-surat berharga. Jumlah cadangan
penghapusan aktiva yang diklasifikasikan yang dapat diperhitungkan adalah maksimum
sebesar 1,25% dari jumlah aktiva tertimbang menurut resiko.
3. Modal kuasi yang menurut BIS disebut hybrid (debt/equity) capital instrumen, yaitu
modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau
utang dan mempunyai ciri-ciri :
a. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal
(subordinated) dan telah dibayar penuh.
b. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank
Indonesia.
c. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank
melebihi retained earnings dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti,
meskipun bank belum dilikuidasi pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila
bank dalam keadaan rugi atau laba tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
d. Dalam pengertian modal kuasi ini termasuk cadangan modal yang berasal dari
penyetoran modal yang efektf oleh pemilik bank yang belum didukung oleh modal
dasar (yang sudah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang) yang
mencukupi.

4. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :


a. Ada perjanjian tetulis antara bank dengan pemberi pinjaman.
b. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam hubungan ini
pada saat bank mengajukan permohonan persetujuan, bank harus menyampaikan
program pembayaran kembali pinjaman subordinasi tesebut.
c. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh. Minimal
berjangka waktu 5 (lima) tahun.
d. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari BI, dan dengn
pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat.
Hak tagihnya dalam hal terjadinya likuidasi berlaku paling akhir dari segala
pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).
Jumlah pinjaman subordinasi yang diperhitungkan sebagai modal untuk sisa
jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir adalah jumlah pinjaman subordinasi dikurangi
amortisasi yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (prorata).
Maksimum pinjaman subordinasi yang dapat dijadikan komponen modal pelengkap
adalah sebesar 50% dari modal inti.
Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 4 Ayat 3 Surat Keputusan Direksi BI No.
23/67/KEP/DIR tanggal 28 februari 1991 di atas, seluruh modal pelengkap tersebut
pada nomer 1 sampai dengan nomer 4 hanya dapat diperhitungkan sebagai modal
yang setinggi-tingginya 100% dari jumlah modal inti.

B. Fungsi Modal Bank


Modal bank pada prinsipnya memiliki tiga macam fungsi utama yaitu :
1. Fungsi operasional
2. Fungsi perlindungan
3. Fungsi pengaturan.
Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Untuk melindungi deposan dengan menyanggah semua kerugian atau bila terjadi
insolvensi dan dilikuidasi, terutama bagi sumber dana yang tidak diasuransikan.
b. Untuk memenuhi kebutuhan gedung, inventaris guna menunjang kegiatan operasional
dan aktiva tidak produktif lainnya.
c. Memenuhi ketentuan permodalan minimum yaitu untuk menutupi kemungkinan terjadi
kerugian pada aktiva yang memiliki risiko yang tidat dapat diperkirakan sehingga operasi bank
dapat tetap berjalan tanpa mengalami gangguan yang berarti.
d. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai kemampuan bank memenuhi
kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memberi keyakinan mengenai kelanjutan operasi bank
meskipun terjadi kerugian.
Menurut Johnson and Johnson , modal bank mempunyai tiga fungsi. Pertama, sebagai
penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal
memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap
kepentingan para deposan. Kedua, sebagai dasar bagi menetapan batas maksimum pemberian
kredit. Hal ini adalah merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai
regulator, untuk membatasi jumlah pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank.
Melalui pembatasan ini bank sentral memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit
mereka agar dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu debitur. Ketiga,
modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat
kemampuan bank secara relatif untuk menghasilkan keuntungan. Tingkat keuntungan bagi para
investor diperkirakan dengan membandingkan keuntungan bersih dengan ekuitas. Para
partisipan pasar membandingkan return on investment diantara bank-bank yang ada.
Brenton C. Leavitt, staf Dewan Gubernor Federal Reserve , menekankan pada empat
fungsi dari modal bank yaitu :
1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam keadaan
insolvable dan likuidasi
2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat
bahwa bank dapat terus beroperasi.
3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan untuk
menawarkan pelayanan bank.
4. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat.
Sehingga keseluruhan fungsi modal Bank tersebut dapat dijelaskan sebgai berikut:
a. Memberikan perlindungan kepada nasabah
b. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank
c. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
d. Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum
e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
f. Untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank
g. Sebagai indikator kekayaan bank
h. Meningkatkan efisiensi operasional bank

C.Sumber Modal Bank


Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat
perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari
lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang
ditanggung.oleh karena itu pemiliha sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari:
a) Dari bank itu sendiri
b) Dari masyarakat luas
c) Dan dari lembaga lainnya

1. Jenis Sumber Dana


a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang
diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal
setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang
saham bank atau pemilik saham.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:

1. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham
lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari
pemilik bank sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor
dan promosi untuk menarik minat masyarakat.
2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank dan
sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang
disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan
untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar
apabila bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan
labanya.
3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan
kepada para pemegang saham.

Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat bertambah
baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di luar negeri
sebagai bank yang posisinya kuat.

b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan
ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun
Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun
badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk
simpanan yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis
simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga
bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan sumber dana. Sumber dana yang dimaksud
adalah:

1. Simpanan Giro (Demand Deposit)


Secara umum giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran, lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan.
Sedangkan menurut Pasal 1 butir 6 UU No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.
Atau dengan kata lain giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang
hampir merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima
pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak
pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak
penerima, langsung ke akun mereka.
2. Simpanan Tabungan
Tabungan dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan/atau alat lain yang dipersamakan dengan itu (Pasal 1 butir 9 UU No. 10/1998)
Ada juga pendapat yang mengatakan tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang
tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Faktor-faktor tingkat Tabungan, antara lain:

• Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat


• Tinggi rendahnya suku bunga bank
• adanya tingkat kepercayaan terhadap bank

3. Simpanan Deposito
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah dengan bank (Pasal 1 butir 7 UU No. 10/1998).
Jenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada masyarakat ini biasanya memiliki
jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Bunga deposito
biasanya lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa.

4. Sertipikat Deposito
Simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan
(Pasal 1 butir 8) sedangkan dalam pengertian lain dikatakan bahwa setipikat deposito adalah
simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia
dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau
dipindahtangankan kepada pihak lain.

Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertipikat Deposito

1. Bunga sertifikat deposito bisa diperhitungkan dimuka.


2. Sertifikat deposito diterbitkan atas tunjuk, sedang deposito diterbitkan atas nama. Jadi
pemegang sertifikat deposito siapapun dia, dapat mencairkan dana dalam sertifikat
deposito tersebut.
3. Sertifikat deposito dapat diperjualbelikan dan dipindah tangankan.
4. Sertifikat deposito tidak dapat diperpanjang secara otomatis.

Keuntungan Sertipikat Deposito :


1. Perhitungan bunga dimuka, sehingga bunga yang anda peroleh dapat diinvestasikan lagi
di tempat lain
2. Tingkat suku bunga yang menarik, biasanya lebih tinggi daripada deposito biasa
3. Dapat dipergunakan sebagai jaminan kredit dan dapat diperjual belikan secara bebas.
4. Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Kerugian Sertipikat Deposito :


Bila dana dicairkan sebelum jatuh tempo, maka akan kena penalti sejumlah tertentu.
Bila sertifikat deposito hilang, maka penemunya bisa mencairkannya dengan mudah

c. Dana yang bersumber dari lembaga lain


Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan
untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini
antara lain dapat diperoleh dari:

1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)


BLBI adalah dana yang dikucurkan Bank Indonesia ke bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditas dalamoperasinya sehari-hari. Kesulitan likuiditas ini terjadi karena penarikan dana
secara tiba-tiba dan besar-besaran oleh nasabah, sementara bank tersebut tidak siap melayani
kejadian tersebut.
Dalam pengertian lain dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas yang diberikan oleh Bank
Indonesia kepada perbankan , untuk menjaga kestabilan sistem pembayaran dan sector
perbankan, agar tidak terganggu adanya ketidakseimbangan (ketidakseimbangan) likuiditas
antara penerimaan dana pada bank-bank.
Dalam BLBI sendiri terdapat 5 fasilitas dengan ketentuan-ketentuan yang berbeda sebagai
berikut.

1. Fasilitas yang diberikan untuk mempertahankan kestabilan sistem pembayaran, yaitu bila
terjadi mismatch antara penerimaan dan penarikan dana, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Fasilitas untuk jangka pendek dikenal dengan Fasilitas Diskonto
I, sedangkan fasilitas jangka panjang disebut dengan Fasilitas Diskonto II.
2. Fasilitas dalam rangka operasi pasar terbuka (OPT) sejalan dengan program moneter
(SBPU) lelang dan bilateral.
3. Fasilitas dalam rangka penyehatan bank atau kredit likuiditas darurat dan kredit
subordinasi.
4. Fasilitas untuk mempertahankan kestabilan sistem perbankan dan sistem pembayaran
sehubungan dengan rush atau penarikan dana secara besar-besaran (penarikan cadangan
wajib dan saldo negatif atau saldo debet (overdraft) rekening bank di Bank Indonesia.
5. Fasilitas untuk mempertahankan kepercayaan kepada perbankan Indonesia (dana talangan
untuk membayar kewajiban luar negeri dan dalam rangka penjaminan oleh pemerintah).
2.Pinjaman Antar Bank (Call Money)
Dana talangan atau tambahan yang bersumber dari lembaga keuangan bank. Call Money
diartikan sebagai dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bak dari bank lainnya paling lama 7
(tujuh) hari yang setiap waktu dapat ditarik kembali oleh bank yang meminjamkan tanpa
dikenakan suatu pembebanan. Ini adalah instrument atau sarana yang paling mudah digunakan
oleh bank-bank yang membutuhkan tambahan dana dalam kegiatan operasionalnya, baik dalam
keadaan darurat atau mendesak maupun dalam keadaan biasa.

3. Pinjaman Dari Bank-Bank Luar Negeri


Keseluruhan dana yang diperoleh dari pinjaman luar negeri baik yang berasal dari lembaga
keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank yang menimbulkan kewajiban bagi bank
penerima pinjaman untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada pihak pemberi
pinjaman dalam jangka waktu tertentu.

4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)


Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak
yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan
ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank
sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Adapun fungsi dari modal yaitu antara lain :
Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya.
Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit.
Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk
mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan.
Sumber utama modal bank syariah adalah modal inti dan kuasiekuitas. Modal inti adalah
modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para
pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang
tercatat dalamrekening-rekening bagi hasil.
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu ratio tertentu yang disebut
dengan ratio kecukupan modal atau capital edequacy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini
dapat diukur dengan cara membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
danmembandingkan modal dengan aktiva berisiko.

B. Saran
Manajemen permodalan pada hakekatnya sangatlah penting sebagai penopang untuk
berjalannya sebuah bank. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita patut memahami lebih dalam
sebagai bekal di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://rumahartikelkeuangan.blogspot.com/2009/05/permodalan-bank.html.diakses 16/09/2012

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=23662

http://peperonity.com/go/sites/mview/manajemen.perbankan/25893836 diakses 16/09/2012

http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/manajemen-permodalan-bank-syariah-1/

http://eprints.undip.ac.id/17663/1/yudi_sarwono.pdf diakses 16/09/2012

http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/04/sumber-dana-perbankan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai