Disusun oleh :
M.CEVIN ARDIWINATA 1911070
DOSEN PENGAMPU :
HILMI WIRANAWATA, S.E., M.M
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad
Saw karena atas berkat perjuangan beliau kita dapat terbawa dari zaman jahiliyah kepada zaman
yang terang benderang seperti sediakala ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Keuangan
dan saya sajikan dalam berbagai sumber informasi dan referensi. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangan dari segala isinya, baik
bahasan, penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran khususnya dari Dosen mata kuliah yang bersangkutan agar menjadi bekal untuk bisa lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
yangditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau
kelebihannilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya
(Munawir,2001:19).Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam
menjalankankegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat
dijalankan.Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169) modal merupakan barang-barang
yangkongkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca
sebelahdebet maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang
tercatat disebelah kredit. Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaantersebut.
Modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena
modaldigunakan untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan secara langsung
dankontinu, berputar selama perusahaan tersebut beroperasi sesuai dengan
tujuannyamemperoleh keuntungan.
Untuk dapat menghindari bahaya adanya krisis keuangan ataupun kelebihan
dana,perusahaan perlu mengatur penggunaan modalnya dengan seekonomis dan
seefisienmungkin sehingga terciptakesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana yang
tersedia.Penggunaan modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa setiap jumlah
yangtertanam dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan sebaik mungkin
untukmenghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena efisiensi penggunaan modal
secaralangsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan
dariinvestasi tersebut.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan.Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupusahanya. Rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan
untukmenghasilkan laba selama periode tertentu.Jumlah keuntungan (laba) yang
diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trendkeuntungan yang meningkat
merupakan faktor yang sangat penting dalam menilairentabilitas atau profitability suatu
perusahaan.
Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dalamsuatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang
digunakandalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau
bukanmerupakan ukuran bahwa perusahaan itu rendabel. Oleh karena itu bagi
manajemen ataupihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada
keuntungan yang besar(Munawir, 2001:33).
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam
dantergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu
denganyang lainnya. Secara keseluruhan pengukuran terhadap rentabilitas perusahaan
akanmemungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning
dalamhubungannya dengan volume penjualan yang menghasilkan laba, jumlah aktiva
daninvestasi tertentu dari pemilik perusahaan.
C. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan macam-macam moadal pada Bank ?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi modal pada Bank ?
3. Persumberan modal bank
BAB II
PEMBAHASAN
1. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham
lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari
pemilik bank sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor
dan promosi untuk menarik minat masyarakat.
2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank dan
sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang
disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan
untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar
apabila bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan
labanya.
3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan
kepada para pemegang saham.
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat bertambah
baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di luar negeri
sebagai bank yang posisinya kuat.
3. Simpanan Deposito
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah dengan bank (Pasal 1 butir 7 UU No. 10/1998).
Jenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada masyarakat ini biasanya memiliki
jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Bunga deposito
biasanya lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa.
4. Sertipikat Deposito
Simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan
(Pasal 1 butir 8) sedangkan dalam pengertian lain dikatakan bahwa setipikat deposito adalah
simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia
dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau
dipindahtangankan kepada pihak lain.
1. Fasilitas yang diberikan untuk mempertahankan kestabilan sistem pembayaran, yaitu bila
terjadi mismatch antara penerimaan dan penarikan dana, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Fasilitas untuk jangka pendek dikenal dengan Fasilitas Diskonto
I, sedangkan fasilitas jangka panjang disebut dengan Fasilitas Diskonto II.
2. Fasilitas dalam rangka operasi pasar terbuka (OPT) sejalan dengan program moneter
(SBPU) lelang dan bilateral.
3. Fasilitas dalam rangka penyehatan bank atau kredit likuiditas darurat dan kredit
subordinasi.
4. Fasilitas untuk mempertahankan kestabilan sistem perbankan dan sistem pembayaran
sehubungan dengan rush atau penarikan dana secara besar-besaran (penarikan cadangan
wajib dan saldo negatif atau saldo debet (overdraft) rekening bank di Bank Indonesia.
5. Fasilitas untuk mempertahankan kepercayaan kepada perbankan Indonesia (dana talangan
untuk membayar kewajiban luar negeri dan dalam rangka penjaminan oleh pemerintah).
2.Pinjaman Antar Bank (Call Money)
Dana talangan atau tambahan yang bersumber dari lembaga keuangan bank. Call Money
diartikan sebagai dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bak dari bank lainnya paling lama 7
(tujuh) hari yang setiap waktu dapat ditarik kembali oleh bank yang meminjamkan tanpa
dikenakan suatu pembebanan. Ini adalah instrument atau sarana yang paling mudah digunakan
oleh bank-bank yang membutuhkan tambahan dana dalam kegiatan operasionalnya, baik dalam
keadaan darurat atau mendesak maupun dalam keadaan biasa.
A. Kesimpulan
Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank
sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Adapun fungsi dari modal yaitu antara lain :
Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya.
Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit.
Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk
mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan.
Sumber utama modal bank syariah adalah modal inti dan kuasiekuitas. Modal inti adalah
modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para
pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang
tercatat dalamrekening-rekening bagi hasil.
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu ratio tertentu yang disebut
dengan ratio kecukupan modal atau capital edequacy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini
dapat diukur dengan cara membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
danmembandingkan modal dengan aktiva berisiko.
B. Saran
Manajemen permodalan pada hakekatnya sangatlah penting sebagai penopang untuk
berjalannya sebuah bank. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita patut memahami lebih dalam
sebagai bekal di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://rumahartikelkeuangan.blogspot.com/2009/05/permodalan-bank.html.diakses 16/09/2012
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=23662
http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/manajemen-permodalan-bank-syariah-1/
http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/04/sumber-dana-perbankan.html?m=1