Anda di halaman 1dari 6

BAB 10

MANAJEMEN PERMODALAN BANK


Pengertian Modal Bank
Berikut adalah pengertian modal bank menurut beberapa sumber:
 Modal adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha, yang
dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping memenuhi peraturan yang telah
ditetapkan.
 Modal bank adalah sejumlah dana yang diinvestasikan dalam berbagai jenis usaha (Ventura)
perbankan yang relevan
 Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian bank, yang jumlahnya telah ditetapkan
dalam suatu ketentuan atau pendirian bank.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal bank merupakan dana yang diinvestasikan
oleh pemilik untuk membiayai kegiatan usaha Bank yang jumlahnya telah ditetapkan.

Modal Inti dan Modal Pelengkap Bank


Sebagaimana perusahaan lainnya, bang juga memiliki modal yang dapat digunakan untuk berbagai hal.
Hanya saja dalam berbagai hal (seperti modal pelengkap), modal yang dimiliki oleh bank sedikit
berbeda dengan yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. Dalam praktiknya, model bank terdiri dari dua
macam, yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti merupakan modal sendiri yang tertera dalam
posisi ekuitas, sedangkan modal pelengkap merupakan modal pinjaman dan cadangan revaluasi aset
cadangan penyisihan penghapusan aset produktif. Rincian masing-masing komponen dari modal bank
adalah sebagai berikut:

1. Modal inti (primary capital)


Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan – cadangan yang
dibentuk dari laba setelah pajak. Berikut adalah perincian mengenai komponen modal inti:
 Modal disetor yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya
 Agio saham yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat
harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
 Cadangan umum yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan dari rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran
dasar masing-masing bank.
 Cadangan tujuan yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapatkan persetujuan dari rapat umum pemegang saham atau rapat
anggota.
 Laba yang ditahan (retained earnigs) yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang
oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
 Laba tahun lalu yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak, dan belum
ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah
laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Dalam hal
bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurangan dari modal inti
 Laba tahun berjalan yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah
dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan
sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Dalam hal pada tahun berjalan bank mengalami
kerugian, maka seluruh kegiatan tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
 Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang melaporkan keuangannya di
dikonsolidasikan (minority interest), yaitu modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang
dimaksud dengan anak perusahaan adalah bank lain, lembaga keuangan atau lembaga
pembiayaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.
2. Model pelengkap (secondary capital)
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak,
serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat
berupa:
 Cadangan revaluasi aset tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian
kembali aset tetap yang telah mendapat persetujuan oleh direktorat jenderal pajak.
 Cadangan penghapusan aset yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang dibentuk dengan
cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian
yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh
aset produktif. Dalam kategori, cadangan ini termasuk cadangan piutang ragu-ragu dan
cadangan penurunan nilai surat berharga. Jumlah cadangan penghapusan aset yang
diklasifikasikan, yang dapat diperhitungkan adalah maksimum sebesar 1,25% dari jumlah
aset tertimbang menurut risiko.
 Modal kuasi yang disebut hybrid ( debt atau equity) capital instrumen, yaitu modal yang
didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau utang dan
mempunyai ciri-ciri:
1. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal
(subordinated) dan telah dibayar penuh.
2. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan Bank
Indonesia.
3. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank
melebihi laba ditahan dan cadangan cadangan Yang termasuk modal inti
4. Dalam pengertian modal kuasi ini termasuk cadangan modal yang berasal dari
penyetoran modal yang efektif oleh pemilik Bank yang belum didukung oleh
modal dasar (yang sudah mendapat pengesahan dari instansi pihak berwenang)
yang mencukupi.
 Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman.
2. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam hal ini, pada
saat bank mengajukan permohonan persetujuan, bang harus menyampaikan
program pembayaran kembali pinjaman subordinasi tersebut.
3. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh. Minimal
berjangka waktu 5 tahun.
4. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Dan dengan pelunasan tersebut pemodalan bank tetap sehat. Hal tadinya dalam
hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada
( kedudukannya sama dengan modal). Jumlah pinjaman subordinasi yang
diperhitungkan sebagai modal untuk sisa jangka waktu 5 tahun terakhir adalah
jumlah pinjaman subordinasi dikurangi dengan amortisasi, yang dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus atau (pro-rata). Maksimal pinjaman subordinasi
yang dapat dijadikan komponen modal pelengkap adalah sebesar 50% dari modal
inti
Sesuai dengan ketentuan pada pasal 4 ayat 3 surat keputusan direksi BI NOMOR 24/67/KEP/DIR
tanggal 28 Februari 1991, seluruh modal pelengkap tersebut pada huruf a sampai huruf b hanya dapat
diperhitungkan sebagai modal yang tingginya 100% dari jumlah modal inti.

Fungsi bank modal


Modal bank pada prinsipnya memiliki tiga macam fungsi utama yaitu.
 Fungsi operasional
 Fungsi perlindungan
 Fungsi pengaturan.
Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Untuk melindungi deposan, dengan menyangga semua kerugian atau bila terjadi insolvensi dan
di likuidasi, terutama bagi sumber dana yang tidak diasuransikan.
 Untuk memenuhi kebutuhan gedung dan inventaris guna menunjang kegiatan operasional dan
aset tidak produktif lainnya.
 Memenuhi ketentuan permodalan minimum yaitu untuk menutupi kemungkinan terjadinya
kerugian pada aset yang memiliki risiko yang tidak dapat diperkirakan sehingga operasi bank
dapat tetap berjalan tanpa mengalami gangguan yang berarti.
 Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban yang telah jatuh tempo, dan memberi keyakinan mengenai kelanjutan operasional
bank meskipun terjadinya kerugian
Menurut Johnson and Johnson, modal bank mempunyai tiga fungsi :
 Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam
fungsi ini, modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank, dan
perlindungan terhadap kepentingan para deposan.
 Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini merupakan
pertimbangan operasional bagi Bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah
pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank. Melalui pembatasan ini, Bank sentral
memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit agar dapat melindungi diri terhadap
kegagalan kredit dari debitur.
 Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi
tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan. Tingkat keuntungan
dari bagi para investor diperkirakan dengan membandingkan antara besarnya keuntungan bersih
dengan ekuitas. Para partisipan pasar memberikan return on investment di antara Bank yang ada.
Breathon C Leaviit, seorang staff dari dewan gubernur federal reserve, menekankan pada empat fungsi
dari modal bank yaitu:
1. Untuk melindungi deposan yang tidak diansuransikan pada saat bank dalam keadaan insofabel
dan likuidasi
2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa
bank dapat terus beroperasi
3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya, yang diperlukan untuk
menawarkan pelayanan bank.
4. Sebagai alat pengendalian atas ekspansi aset yang tidak tepat.

Dapat disimpulkan bahwa keseluruhan fungsi modal bank adalah:


1. Memberikan perlindungan kepada nasabah
2. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan ban
3. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
4. Untuk memenuhi kebutuhan permodalan minimum
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
6. Untuk menutupi kerugian aset produktif bank
7. Sebagai indikator kekayaan bank
8. Meningkatkan efisiensi operasional bank.

Rasio Kecukupan Modal


Berikut adalah faktor-faktor dalam menilai kecukupan modal bank:
1. Kualitas manajemen
2. Likuiditas
3. Kualitas aset
4. Hasil usaha dan laba ditahan
5. Kualitas dan integritas manajemen bank
6. Pembebanan biaya
7. Fluktuasi struktur simpanan masyarakat
8. Kualitas prosedur operasi
9. Kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan keuangan, dalam kaitannya dengan kompetisi
yang dihadapi.
Kecukupan modal adalah suatu regulasi perbankan yang menetapkan suatu kerangka kerja mengenai
bagaimana bank dan lembaga penyimpanan harus menangani permodalan mereka. Kategorisasi aset dan
modal sudah sangat distandarisasi dan diberi bobot resiko. Dalam lingkup internasional, komite Basel
dalam bank penyelesaian internasional mendorong persyaratan modal di tiap-tiap negara. Pada tahun
1988, komite Basel memutuskan untuk memperkenalkan suatu sistem pengukuran modal yang secara
umum dikenal sebagai Basel capital Accord. Iya kerangka kerja ini telah digantikan oleh suatu sistem
kecukupan modal yang jauh lebih kompleks yang dikenal sebagai Basel II.
Walaupun Basel II telah mengubah perhitungan bobot resiko secara signifikan, namun tidak menyentuh
segi perputaran modal. Rasio modal adalah presentasi modal bank terhadap aset tertimbang menurut
(ATMR). Bobot didefinisikan sebagai rasiosensitivitas resiko, yang perhitungannya ditentukan oleh
aturan yang berlaku.
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio kecepatan
modal atau capital adequacy ratio (CAR). CAR dapat diukur dengan cara:
1. Membandingkan modal dengan dana dana pihak ketiga
2. Membandingkan model dengan aset berisiko.

Rasio permodalan yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan kecukupan modal bank adalah
sebagai berikut:
a) Rasio modal terhadap dana pihak ketiga
Rumus= modal sendiri: total dana pihak ketiga
b) Rasio modal terhadap total aset berisiko
Rumus= modal sendiri: total modal beresiko (kas+sekuritas)
c) Rasio modal terhadap total aset
Rumus= Modal sendiri: Total aset
d) Rasio kredit terhadap modal
Rumus= Modal sendiri : Total kredit
Persentase kebutuhan modal minimum bank yang diwajibkan menurut Bank Indonesia, yang dikenal
dengan istilah capital aduquaty ratio (CAR), ditetapkan sebesar 8%. Berikut adalah langkah-langkah
dalam menghitung kebutuhan modal minimum bank.
1. ATMR Asep neraca dihitung dengan cara mengalihkan nilai nominal dari masing-masing aset
yang bersangkutan dengan bobot resiko untuk masing-masing pos aset neraca tersebut
2. Atmr aset administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal dari rekening
administratif yang bersangkutan dengan bobot resiko untuk masing-masing pos rekening tersebut
3. Total ATMR = ATMR aset neraca+ ATMR aset administratif
4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank ( modal inti + modal
pelengkap) dengan total ATMR. Manusia tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Modal bank
CAR : total ATMR
5. Hasil perhitungan rasio di atas, kemudian dibandingkan dengan kewajiban penyediaan modal
minimum (yakni sebesar 8%)
6. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal
minimum sama dengan 100% atau lebih, maka model bank yang bersangkutan dianggap telah
memenuhi ketentuan CAR.

Anda mungkin juga menyukai