1. Jelaskan tujuan dibuatnya regulasi untuk lembaga perbankan!
Jawaban : Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia membutuhkan suatu keteraturan yang dapat menjamin kenyamanan dan keamanan individual maupun kolektif. Oleh karena itu, berbagai regulasi diciptakan dengan mengedepankan kepentingan umum. Sederhananya, regulasi adalah sekumpulan instrumen abstrak yang disusun dalam sebuah kesatuan untuk mengontrol tindakan atau perilaku orang akan suatu hal. Dengan adanya regulasi, manusia dituntut untuk bertindak sesuai kehendak bebasnya tapi penuh dengan tanggung jawab. Ahli ekonomi ini berpendapat, regulasi adalah ruang lingkup yang fokus kepada proses pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pengertian regulasi masih dalam perspektif administrasi publik. Regulasi melibatkan tiga area regulasi yang saling terhubung satu sama lain. Ketiganya adalah struktur kelembagaan dan legalitas (legal and institutional structures), penegakan (enforcement), dan kegiatan supervisi (supervisory activities). Regulasi perbankan di Indonesia dilakukan lewat penetapan UU tentang perbankan. Tujuannya adalah untuk melindungi industri perbankan dalam menghadapi risiko, yang pada akhirnya juga berarti melindungi nasabah dan perekonomian dari kegagalan proses dan prosedur yang dapat berdampak pada sistem keuangan secara keseluruhan. UU tentang perbankan: UU RI No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 10 Tahun 1998. UU RI No 23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 3 Tahun 2004. Beberapa pertimbangan mengapa diperlukan regulasi bagi perbankan: 1. Rasio hutang dengan modal (leverage) 2. Modal (capital) 3. Insolvency 4. Peranan Bank Sentral sebagai lender of the last resort 5. Stabilitas keuangan 6. Stabilitas moneter 7. Liberalisasi keuangan internasional 8. Persaingan antar bank dan inovasi produk keuangan Jadi tujuan utama regulasi perbankan bukan semata-mata untuk menjamin kesehatan individu bank, tapi juga untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara menyeluruh, efektivitas kebijakan moneter, dan kelancaran serta keamanan sistem pembayaran. Tujuan Regulasi Bank : 1. Perlindungan terhadap deposian Regulasi bank dibuat karena keamanan dana deposan tergantung pada investasi bank. Selain itu, tanpa regulasi deposan tidak mudah untuk melindungi kepentingannya. 2. Kestabilan moneter Dengan adanya regulasi perbankan, kestabilan moneter negara dapat lebih terkendali. Jaminan kestabilan sistem pembayaran akan berdampak pada ↓ Krisis Keuangan ↓ Shok Ekonomi Asuransi deposito : ↓ Banking panics Menciptakan kestabilan pada sistem perbankan Regulator dapat lebih fleksibel dalam menyelesaikan permasalahan mengenai bank yang bermasalah 3. Sistem keuangan yang efisien dan kompetitif Regulasi perbankan membuat sistem keuangan menjadi efisien dan kompetitive supaya konsumen bisa mendapatkan service yang berkualitas dengan harga yang kompetitive Efisien dari sejumlah resources => Hak produksi Supaya suatu perusahaan dapat berjalan dengan efisien maka perlu adanya persaingan. Efisiensi dan persaingan tergantung pada kebebasan untuk masuk pada suatu industri dan bersaing secara adil. Fleksibel : Tahap perubahan ekonomi & teknologi 4. Perlindungan pada konsumen Termasuk : - Perlindungan deposan - Antitrust statutes dll - Tujuan - Disclosure - Deposan - Peminjam - Akat kredit - Perlakuan yang sama untuk semua
2. Sebutkan aspek-aspek kesehatan bank!
Jawaban : Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, terdiri dari aspek permodalan (Capital), aspek kualitas asset (Assets), aspek kualitas manajemen (Management), aspek rentabilitas (Earnings), aspek likuiditas (Liquidity), aspek sensitifitas pada risiko pasar (Sensitivity to Market Ratio). 1. Aspek Permodalan (Capital) Menilai modal yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.yang didasari kepada CAR(capital adequacy ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adala rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko(AMTR). 2. Aspek kualitas asset (asets) Menilai jenis-jenis asset yang dimili bank yang harus sesuai bengan peraaturan BI dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif, kemudian rasio penyishan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada BI. 3. Aspek kualitas manajemen (management) Melihat kualitas manusianya dalam mengelola bank dari segi pendidikan serta pengalaman karyawan dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan likiuditas. Peniliaian ini melalui 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen bank yang bersangkutan 4. Aspek earning Mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan dalam satu priode. Gunanya untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank. Bank yang sehat secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi: a. rasio laba terhadap total asset (ROA), b. perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO). 5. Aspek likuiditas (liquidity) Bank dikatakan likuid, jika bank mampu membayar semua hutangnya terutama utang-utang jangka pendek(simpanan giro, tabungan dan deposito) dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Penilaian dalam aspek ini meliputi: a. rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancer, b. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito dan lain-lain. Dalam rangka menjalankan tugas pengawasan, Bank Indonesia menetapkan beberapa jenis pengawasan yang didasarkan atas analisis terhadap kondisi suatu bank tertentu yaitu: 1. Pengawasan Normal (Rutin) Pengawasan ini dilakukan terhadap Bank yang memenuhi kriteria tidak memiliki potensi atau tidak membahayakan kelangsungan usahanya. Umumnya, frekuensi pengawasan dan pemantauan kondisi Bank dilakukan secara normal sedangkan pemeriksaan terhadap jenis Bank ini dilakukan secara berkala atau sekurang- kurangnya setahun sekali. 2. Pengawasan Intensif (Intensive Supervision) Pengawasan intensif ini dilakukan Bank yang memenuhi yang memiliki potensi kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya. Bagi Bank dalam Pengawasan Intensif yang tidak menghasilkan perbaikan kondisi keuangan dan manajerial dan berdasarkan analisis Bank Indonesia diketahui bahwa Bank tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Bank yang memiliki kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya, maka Bank tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Bank dengan status Pengawasan Khusus. 3. Pengawasan Khusus (Special Surveillance) Pengawasan terhadap bank yang dinilai mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. Jangka waktu Bank dengan status Pengawasan Khusus adalah paling lama tiga bulan bagi Bank yang tidak terdaftar pada Pasar Modal atau enam bulan bagi Bank yang terdaftar pada Pasar Modal (listed Banks). Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dan perpanjangan dapat diberikan maksimal satu kali dan paling lama tiga bulan . Dalam hal pembinaan dan pengawasan tersebut Bank Indonesia menetapkan kesehatan bank yang meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Kemudian pihak perbankan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia dan wajib pula menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. Demikian pula Bank Indonesia berhak untuk memeriksa semua catatan dan berkas-berkas yang ada baik secara berkala maupun atau setiap waktu jika diperlukan.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya