Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak
Sedangkan dari definisi bank, tersirat bahwa bank merupakan suatu bentuk
“kegiatan”, khususnya kegiatan menghimpun dana milik masyarakat, untuk
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dalam
bentuk pemberian pinjaman atau kredit.
Mengingat dana yang digunakan bank adalah dana milik masyarakat, maka
secara logika masyarakat yang harus menanggung risiko jika terjadi suatu
peristiwa yang tidak diinginkan. Dari sebab itu, hukum, dalam hal ini UU
Perbankan menegaskan prinsip kehati-hatian sebagai landasan kerja bank,
sebagaimana dirumuskan dalam UU Perbankan Pasal 2 sebagai berikut ini :
1. Diawali saat akan didirikan sebuah bank, maka yang menjadi perhatian adalah
besarnya “modal”. Bank didirikan dengan modal awal yang besarnya ditentukan
jauh di atas yang ditentukan di dalam UU PT (semua bank umum di Indonesia
memiliki bentuk hukum PT). Di dalam UU PT ditentukan bahwa untuk
mendirikan PT, minimal modal dasar nya adalah 50 juta rupiah. Saat didirikan,
harus disediakan modal disetor yang besarnya minimal 25% dari modal dasar,
berarti 12.5juta rupiah. Untuk mendirikan bank umum, wajib menyediakan
modal disetor 3 triliun rupiah, berarti modal dasar bank umum minimal
berjumlah 12 triliun rupiah. Suatu perbedaan yang luar biasa jika dibandingan
angka 50 juta rupiah dengan 12 triliun rupiah atau antara 12.5 juta rupiah dengan
3 triliun rupiah
2. Untuk pendirian bank digital minimal modal disetor adalah 10 triliun rupiah,
berarti modal dasar bank digital minimal adalah 40 triliun rupiah.
3. Selain modal, terkait kepengurusan bank, juga diatur berbeda dari persyaratan di
dalam UU PT. UU PT mengatur bahwa Direksi PT terdiri dari seorang direktur
atau lebih dari seorang direktur. Untuk bank, jumlah anggota direksi tidak boleh
kurang dari 3 direktur, dan setidaknya 50% nya harus sudah memiliki
pengalaman sebagai pejabat eksekutif bank. Juga diatur secara khusus bahwa
satu di antara anggota Direksi, berkedudukan sebagai Direktur Kepatuhan. Ada
lagi satu persyaratan yang tidak diatur di dalam UU PT, yaitu untuk menjadi
Direksi bank, harus terlebih dahulu lulus Fit & Proper Test yang akan dilakukan
oleh ororitas bidang perbankan