Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR HUKUM

PERBANKAN DAN
JAMINAN
Mulkan Ritonga, SE., M.Ak
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Labuhanbatu
2021
Pengertian
• Dalam buku The New Book of Knowledge - Hukum adalah aturan-aturan yang
membatasi hak dan kewajiban orang-orang terhadap masyarakat, disepakati
oleh masyarakat dan dibuat pegawai pemerintah.
• Dalam bahasa Indonesia kata bank berarti lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang.
• Menurut UU Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada
ketentuan umum, pasal 1 ayat (2) Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
• Kata “perbankan” itu sendiri merupakan bentuk kata benda “abstrak”
mempunyai segala sesuatu yang berkenaan dengan bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses melaksanakan kegiatannya.
Pengertian
Menurut Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum
yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat
dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan
yang lain.
Munir Fuady merumuskan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum
dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudesi, doktrin, dan lain-lain
sumber hukum, yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga dan
aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank,
prilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak
yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang berkenan dengan dunia
perbankan.
Hermansyah mengemukakan bahwa hukum perbankan adalah keseluruhan norma-
norma tertulis maupun norma-norma tidak tertulis yang mengatur tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses melaksanakan
kegiatannya.
Ruang Lingkup
Hukum Perbankan

Ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan itu meliputi:


1. Asas Hukum Perbankan ;
2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan
karyawan, maupun pihak terafiliasi.
3. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus diperuntukkan untuk mengatur
perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti
pencegahan persaingan yang tidak sehat, antitrust, perlindungan nasabah,
dan lain-lain
4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan
bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter, Bank Sentral, dan
lain-lain
5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh
bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, pengawasan,
prudent banking,dan lain-lain
Fungsi Utama Perbankan
Fungsi utama perbankan Indonesia sebagai yang tercantum di dalam
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan mengemukakan bahwa fungsi
utama perbankan Indonesia sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Sehingga fungsi bank adalah sebagai intermediasi pihak-pihak
yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang
kekurangan dana (lack of funds).
Tujuan dari perbankan Indonesia tidak semata-mata berorientasi ekonomi,
tetapi juga berorientasi kepada hal-hal yang nonekonomis masalah
menyangkut stabilitas nasional yang mencakup antara lain stabilitas politik
dan stabilitas sosial. Secara lengkap mengenai hal ini diatur dalam
ketentuan pasal 4 Undang-undang Perbankan yang berbunyi, “Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Sifat dan Tujuan Pengaturan
Hukum Perbankan
Dari sudut sifat :
a. Hukum Imperatif (Hukum memaksa atau dwingend recht).
Hukum memaksa itu hukum yang dalam keadaan konkret tidak dapat
dikesampingkan (disisihkan) oleh perjanjian (kontrak) yang dibuat oleh kedua
belah pihak sendiri. Dengan kata lain, hukum yang dalam keadaan
bagaimanapun juga harus ditaati, hukum yang mempunyai paksaan mutlak
(absolut).
b. Hukum Fakulatif (Hukum mengatur atau Hukum pelengkap /
regelend recht atau aanvullend recht)
hukum mengatur ialah hukum yang dalam keadaan konkret dapat disisihkan
oleh perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak. Bilamana kedua belah
pihak dapat menyelesaikan soal mereka dengan membuat sendiri suatu
peraturan, maka peraturan hukum yang tercantum dalam pasal yang
bersangkutan, tidak perlu dijalankan.
Apabila dihubungkan dengan sifat hukum perbankan, maka sifat
hukum perbankan merupakan hukum memaksa, artinya bank dalam
menjalankan kegiatan usaha harus tunduk dan patuh terhadap rambu-
rambu yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Apabila rambu-
rambu perbankan tadi dilanggar, maka Bank Indonesia berwenang
untuk menindak bank yang bersangkutan dengan menjatuhkan sanksi
administratif, seperti mencabut izin usahanya.

Walaupun demikian, dalam rangka pengawasan intern, bank


diperkenankan membuat ketentuan intern bank sendiri (self
regulation)dengan berpedoman kepada kebijakan umum yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Ketentuan intern bank sendiri ini
diadakan dimaksudkan sebagai standar atau ukuran yang jelas dan
tegas dalam pengawasan intern bank, sehingga bank diharapkan
dapat melaksanakan kebijakannya sendiri dengan baik dan penuh
tanggung jawab.
Funsi Utama Pengaturan Hukum
Perbankan di Indonesia

1. Tujuan stabilitas moneter mengingat masih dominannya perbankan


sebagai sumber pembiayaan investasi
2. Fungi pengawasan dalam rangka menjaga keamanan dan kesehatan
maupun sistem keuangan keseluruhan, agar tercipta praktik perbankan dan
persaingan antarbank yang sehat. Selain itu, untuk melindungi nasabah dan
menjaga stabilitas pasar uang, mendo- rong sistem perbankan yang efisien
dan kompetitif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan jasa
keuangan yang berkualitas dengan biaya yang wajar; dan
3. Tujuan pencapaian program-program pembangunan, khususnya ikut
mengatasi masalah- masalah ekonomi. Bank-bank kita mengemban peran
sebagai agen pembangunan (agent of development) dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada usaha-usaha peningkatan tabungan,
menumbuhkan kegiatan usaha serta meningkatkan alokasi sumber-sumber
perekonomian

Anda mungkin juga menyukai