Anda di halaman 1dari 15

Mulkan Ritonga

NPM 1620050037
Pendahuluan

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun


secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan dan dinyatakan dalam unit satuan moneter
dan berlaku untuk jangka waktu (priode) tertentu yang
akan datang. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
bahwa anggaran rencana kerja berupa taksiran-
taksiran yang akan dilaksanakan di masa yang akan
datang dan anggaran diwujudkan dalam bentuk tertulis
yang disusun secara teratur dan sistematis.
Fungsi Anggaran

Anggaran merupakan hasil akhir dari suatu


proses perencanaan perusahaan.

Anggaran merupakan cetak biru bagi


pelaksanaan tindakan, yang merefleksikan
apa yang menjadi prioritas-prioritas
manajemen dalam mengalokasikan sumber
daya-sumber daya perusahaan.

Anggaran berfungsi sebagai alat


komunikasi internal perusahaan,
Anggaran menyatakan sasaran dalam kriteria
kinerja atau standar yang dapat diukur dan
dibandingkan dengan hasil operasi yang dicapai.

Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan


memotivasi baik manajer maupun karyawan
untuk terus bertindak dengan cara yang
konsisten dengan operasi yang efektif dan
efisien serta selaras dengan tujuan organisasi

Anggaran berfungsi sebagai alat kontrol yang


dapat menunjukkan secara nyata kepada
manajemen mengenai bagian-bagian yang
menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.
Tiga Tahap Utama
Penyusunan Anggaran

• Penetapan Tujuan
• Implementasi
• Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
1. Penetapan
Tujuan
seluruh aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian
tujuan, dan komitmen. Aktivitas perencanaan dimulai dengan
menterjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan
tujuan yang lebih spesifik.
 Partisipasi
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan
bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan
tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya.
 Keselarasan dalam tujuan
Jika tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk
mencapai tujuan pribadi atau memenuhi kebutuhan pribadi, maka
tujuan organisasi akan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan
setiap target yang diinginkan. Jika keselarasan tujuan tidak dapat
ditetapkan, maka berbagai masalah dapat berkembang.
2.
Implementasi
aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap
implementasi adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi
komunikasi, kerja sama dan koordinasi.
 Kerjasama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan
kerjasama dari semua karyawan di setiap level dalam organisasi.
Jika unit organisasi tertentu tidak dapat bekerjasama dapat
berpotensi merusak koordinasi antar departemen.
3. Pengendalian dan
Evaluasi Kinerja
aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap
pengendalian dan evaluasi kinerja adalah kebijakan, sikap, tindakan
manajemen dalam evalusai kinerja dan tindak lanjut atas
penyimpangan yang terjadi.
 Laporan Kinerja
Penerbitan laporan kinerja yang tepat waktu memiliki
dampak mendorong moral karyawan. Namun perlu diwaspadai,
kurangnya umpan balik kinerja dan penundaan umpan balik
berdasarkan hasil evaluasi kinerja akan menghilangkan moral dan
motivasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
Konsekuensi Disfungsional
dalam Proses Penyusunan
Anggaran
1. Rasa ketidakpercayaan
a. Anggaran cenderung menyederhanakan atau mengubah
situasi "sesungguhnya" dan gagal untuk memungkinkan
adanya variasi dalam faktor eksternal.
b. Anggaran hanya mengonfirmasikan apa yang supervisor
sudah tahu.
c. Anggaran sering digunakan untuk memanipulasi para
supervisor sehingga ukuran kinerja yang ditunjukkan perlu
dicurigai.
d. Laporan Anggaran menekankan pada hasil, bukan alasan.
e. Anggaran mempengaruhi gaya kepemimpinan atasan.
f. Anggaran cenderung menekankan kegagalan.
2. Resistensi
a. anggaran memberi pertanda dan membawa perubahan,
sehingga mengancam keadaan status quo.
b. bahwa proses anggaran memerlukan banyak waktu dan
perhatian.

3. Konflik Internal
Anggaran membutuhkan interaksi antara orang-orang
pada tingkat organisasi yang berbeda. Konflik internal dapat
berkembang sebagai hasil dari interaksi ini, atau sebagai hasil
dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen
ke departemen lain.
4. Efek yang tidak diinginkan lainnya
Anggaran sering dianggap sebagai alat tekanan manajerial.
Orang-orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak
mencoba untuk meningkatkan efisiensi dengan mendapatkan
lebih banyak output.
Efek samping lain yang tidak diinginkan yang mungkin
berkembang adalah penekanan yang berlebihan pada kinerja
departemen dan penekanan pada kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Relevansi Konsep
Ilmu Keperilakuan
1. Dampak dari lingkungan perencanaan
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada
struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal
tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi

2. Ukuran dan struktur organisasi


Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi
prilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan,
implementasi, dann pengendalian serta evaluasi terhadap proses
perencanaan.
3. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisasi. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter
dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian
mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan
bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan
gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi
karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.
4. Stabilitas Lingkungan Organisasi
Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan perencanaan adalah
lingkungan eksternal. Termasuk hal-hal politik dan ekonomi yang
ada, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani
organisasi tersebut, kondisi persaingan, dan sebagainya. Sering kali
tujuan dan atau penyesuaian strategi mungkin diperlukan. Dalam hal
ini, gaya kepemimpinan otoriter telah terbukti lebih efisien ketimbang
demokratis, yaitu gaya partisipatif.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai