Anda di halaman 1dari 1

Kasus Bank Century

Kasus bailout Bank Century menjadi salah satu berita yang paling banyak menyita perhatian masyarakat Indonesia
beberapa waktu terakhir, selain pemberitaan terkait pemilihan umum (pemilu), kriminalisasi Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), dan mafia hukum. Bank Century adalah bank swasta di Indonesia yang hampir bangkrut pada tahun 2008
dan kemudian diselamatkan oleh pemerintah. Kasus Bank Century melibatkan penggelapan dan korupsi oleh para pemilik
dan manajemen bank dalam melakukan penyaluran kredit yang merugikan bank dan nasabahKasus yang berawal dari
keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memberikan dana penyertaan modal sementara (PMS) sebesar Rp. 6,7 triliun kepada
Bank Century ini telah bergulir lebih dari setahun. Namun hingga kini belum juga menunjukkan tanda-tanda bahwa kasus
ini akan segera tuntas, dan diawali dengan jatuh temponya sekitar US$ 56 juta surat-surat berharga milik Bank Century dan
akhirnya gagal bayar. Bank Century pun menderita kesulitan likuiditas. Akhir Oktober 2008 itu, CAR atau rasio kecukupan
modal Bank Century minus 3,53%.
Kesulitan likuiditas tersebut berlanjut pada gagalnya kliring atau tidak dapat membayar dana permintaan nasabah oleh
Bank Century yang diakibatkan oleh kegagalan menyediakan dana (prefund) sehingga terjadi rush.
Pada 20 November 2008, kembali dilaksanakan rapat praKSSK yang dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan seperti
Sri Mulyani, Raden Pardede, Dewan Gubernur BI termasuk Budi Mulya.
Dalam rapat itu, Ketua LPS Rudjito, Fuad Rahmany, Anggito Abimanyu, Agus Martowardojo menyatakan bahwa dalam
keadaan normal seharusnya Bank Century tidak terkategori sebagai bank berdampak sistemik, namun dalam rapat yang
dilanjutkan hingga 21 November 2008 yang dihadiri oleh Sri Mulyani, Boediono, Raden Pardede serta konsultan hukum
Arief Surjowidjojo diputuskan Bank Century ditetapkan sebagai bank gagal berdampak sistemik.
Selanjutnya diputuskan untuk menghentikan seluruh pengurus Bank Century, baik komisaris dan direksi dan mengangkat
direksi baru yaitu Maryono sebagai direktur utama dan Ahmad Fajar sebagai direktur dari Bank Mandiri melalui Rapat
Dewan Komisioner pada hari yang sama. Serta merugikan keuangan negara dalam pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek sebesar Rp689,39 miliar dan Rp6,76 triliun karena menetapkan Bank Century sebagai bank gagal berdampak
sistemik. Jaksa KPK mendakwa Budi Mulya dengan dakwaan primer dari pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No 31 tahun 1999
sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
jo pasal 64 ayat (1) KUHP; dan dakwaan subsider dari pasal 3 o Pasal 18 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan
UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo pasal 64 ayat (1) KUHP.
Pasal tersebut mengatur tetang penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya jabatan atau
kedudukan sehingga dapat merugikan keuangan dan perekonomian negara. Ancaman pelaku yang terbukti melanggar
pasal tersebut adalah pidana penjara maksimal 20 tahun denda paling banyak Rp1 miliar.

Anda mungkin juga menyukai