Anda di halaman 1dari 8

Korupsi bank

century
Deskripsi
Kasus Bank Century merupakan perbuatan melawan hukum yang
berlanjut dan/atau penyalahgunaan wewenang oleh pejabat otoritas
moneter dan fiskal dengan modus operandi penyimpangan dalam
proses dan pelaksanaan pemberian FPJP dan Penyertaan Modal
Sementara (PMS) yang dapat merugikan keuangan negara.

pelaku
Budi Mulya divonis 10 tahun penjara dan denda Rp 500 juta
oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 17 Juli
2014. Di tingkat banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
menambah hukumannya menjadi 12 tahun penjara.
Sementara di tingkat kasasi, MA kembali memperberat
vonis Budi Mulya menjadi 15 tahun penjara. Majelis
hakim yang memperberat hukuman di tingkat kasasi,
yaitu Artidjo Alkostar, dengan anggotanya, M.S. Lumme
dan M. Askin.

KERUGIAN
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan
kerugian negara dalam kasus Bank Century, mengacu
data BPK, dari dua proses bailout adalah sebesar Rp
689,39 miliar dan Rp 6,76 triliun
awal mula
Kasus Bank Century bermula dari penetapannya menjadi
bank gagal berdampak sistemik. Menurut jaksa penuntut
umum KPK, Antonius Budi Satria penetapan tersebut
bertujuan untuk mendapatkan biaya penyelamatan senilai
total Rp 6,76 triliun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Hal ini yang melatarbelakangi terjadinya tindakan korupsi
Budi Mulya.
Kronologi
Jaksa Penuntut Umum KPK menilai Bank Century ditetapkan menjadi
bank gagal berdampak sistemik agar mendapatkan biaya penyelamatan
senilai total Rp6,76 triliun dari Lembaga Penjamin Simpanan. Pada rapat
DGI 20 November 2008, diketahui bahwa rasio kecukupan modal Bank
Century menjadi negatif 3,53 persen dan masih punya kewajiban jatuh
tempo senilai total Rp859 miliar atau lebih besar dari nilai Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang sudah dikucurkan BI senilai Rp689
miliar. Namun karena timbul kekhawatiran KSSK tidak akan menyetujui
usulan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik, maka Budi
Mulya dengan menyalahgunakan kewenangan dalam jabatannya
menyatakan tidak setuju dengan lampiran data yang disampaikan Halim
Alamsyah dan meminta agar data milik Halim tidak dilampirkan.
Siti Chalimah pun memperbaiki ringkasan eksekutif mengenai Bank Century dan
membuat beberapa perubahan yang esensial. Pertama, PT Bank Century
ditetapkan sebagai bank gagal dan diserahkan kepada LPS dengan pertimbangan
bank belum melampaui jangka waktu pengawasan khusus yaitu 6 bulan, namun
kondisi bank menurun. Kedua, kondisi giro Wajib Minimum (GWM) rupiah bank
tertanggal 19 November 2008 diubah menjadi 20 November 2008 atau yang terkini.
Untuk memenuhi kebutuhan modal dan likuiditas Bank Century setelah
menyelesaikan perhitungan adalah Rp6,56 triliun.
Selanjutnya dalam lampiran tentang analisis bank gagal, Sekretaris KSSK Raden
Pardede juga mengubah kalimat "untuk mencapai CAR 8 persen dibutuhkan
tambahan modal sebesar Rp1,77 triliun diubah menjadi tambahan modal sebesar
Rp632 miliar" dengan tujuan agar disetujui oleh Menteri Keuangan. Selanjutnya
diputuskan untuk menghentikan seluruh pengurus Bank Century, baik komisaris
dan direksi.
kesimpulan
1. Keputusan FPJP adalah kewenangan BI, sebagaimana dalam
peraturan nomor 2 tahun 2008, untuk mencegah dan ketidakstabilan
sistem keuangan dengan menyehatkan Bank Century. Namun
pemberian itu menimbulkan masalah hukum karena ada dugaan
pelanggaran mekanisme dan perundang-undangan.

2. Kebijakan BI sebagai bank gagal yang ditengarai sistemik adalah kebijakan


berdasakan Perpu nomor 4 tahun 2008 tentang JPSK dan mencegah Indonesia
terhindari dari krisis ekonomi global.

3. Kebijakan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) yang


menetapkan Bank Century sebagai bank gagal adalah kebijakan
berdasarkan perpu nomor 4 tahun 2008 itu berdasarkan kewenangan
yang dimiliki untuk menyalamatkan sistem keuangan dari ancaman
krisis global.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai