Anda di halaman 1dari 2

A.

PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN


Menurut SA 315 (IAPI, 315:2) proses yang dirancang, diimplementasikan, dan
dipelhara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel
lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang
berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan
kepatuhan terhadap perundang-undangan.
Pengendalian Intern terdiri atas 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penaksiran Resiko
c. Aktivitas Pengendalian
d. Informasi dan Komunikasi
e. Pemantauan

5.2 HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP (SCOPE) PEMERIKSAAN

Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan
public, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak
sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak
cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.

Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive
test.

Misalnya:

o Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih
banyak.

5.4 KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern hanya dapat
memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan
pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh
keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup kenyataan bahwa
pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern
dapat cepet rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, sebagai kekeliruan atau
kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya
kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern.

Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas
tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan
manfaat- biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan
pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin
dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta
pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai