Anda di halaman 1dari 11

Bab 6

 Standar auditing mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam:


a) Perencanaan audit dan perancangan program audit
b) Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara
wajar sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum.
 Komponen risiko audit pada umumnya terdiri atas tiga, yaitu:
a) Risiko Bawaan (Inherent Risk)
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan
asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
b) Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi
dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi maupun dicegah secara tepat pada waktunya
oleh berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian intern entitas.
c) Risiko Deteksi (Detection Risk)
Risiko deteksi merupakan risiko ketika auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Manfaat perhitungan risiko deteksi dalam
perencanaan audit yaitu dapat digunakan oleh auditor dalam memutuskan jumlah bukti
audit yang dikumpulkan oleh auditor dalam audit atas akun sediaan

 Risiko audit 5%, risiko bawaan 70%, risiko pengendalian 40%.

Hubungan antara risiko bawaan, risko pengendalian, risiko deteksi, dan risiko audit adalah
risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang disebut
terdahulu ada, Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan
risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh
auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima dan sebaliknya,

 Materiality border
materiality borders: Suatu jarak dari kesalahan penyajian rupiah yang mungkin dalam
laporan keungan setiap kombinasi dari kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih dari
akhir atas jarak (upper end of the range) dipertimbangkan material.Auditor akan
memandang sebagai salah saji yang tidak material, dengan memperhatikan faktor
kualitatif dalam salah saji tersebut. Salah saji berada diantara 3 % dan 8 % memerlukan
pertimbangan auditor untuk memutuskan materialitasnya.
 HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu faktor yg berpengaruh terhadap pertimbangan auditr
tentang kecukupan(jumlah yg dibutuhkan) bukti audit. Dalam melakuakn generalisasi
tentang hubungan ini, perbedaan antara pengertian materialitas dengan saldo rekening
material harus selalu diperhatikan.
 Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas yaitu:
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit, dengan
membuat estimasi materialitas karena terdapat hubungan terbalik antara jumlah dalam
laporan keuangan yang dipandang material oleh auditor dengan jumlah pekerjaan audit
yang diperlukan untuk menyatakan kewajaran laporan keuangan.
Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
 Contoh panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik :

Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 5 %
sampai 10 % dari laba sebelum pajak.

Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½ %
sampai 1 % dari total aktiva.

Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1 % dari
total pasiva.

 Risiko audit dibagi menjadi 2, yaitu:


a. risiko audit keseluruhan berkaitan dengan laporan keuangan sebagai keseluruhan.
Audit keseluruhan merupakan besarnya risiko yang dapat ditanggung oleh auditor
dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
b.  risiko audit individual berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang dicantumkan
dalam laporan keuangan.
 Strategi awal yang dipilih auditor dalam perencanaan audit adalah:

a)      Pendekatan trutma substantif. auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti
audit dengan menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan kepercayaan
atau tidak mempercayai pengendalian intern.

b)      Pendekatan tingkat risiko pengendalian taksiran rendah. auditor meletakkan


kepercayaan moderat atau pada tingkat kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan
sebagai akibatnya auditor hanya melaksanakan sedikit pengujian substantif.
 Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor
mempertimbangkan 4 faktor, yaitu:

a)      Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.

b)      Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.

c)      Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.

d)     Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
yang cukup rendah.

 Perbedaan antara 2 strategi audit awal:

Pendekatan terutama substantif Pendekatan risiko pengendalian intern


1.      Auditor merencanakan taksiran 1. Auditor merencanakan taksiran risiko
risiko pengendalian pada tingkat pengendalian pada tingkat moderat atau
maksimum atau mendekati maksimum. tingkat rendah.
2.      Auditor merencanakan prosedur 2. Auditor merencanakan prosedur yang
yang kurang ekstensif untuk memperoleh lebih ekstensif untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian intern. pemahaman atas pengendalian intern.
3.      Auditor merencanakan sedikit, jika 3. Auditor merencanakan pengujian
ada, pengujian pengendalian. pengendalian secara luas.
4.      Auditor merencanakan akan 4. Auditor merencanakan akan
melakukan pengujian substantif secara membatasi penggunaan pengujian
luas. substansif.
Bab 7 Pemahaman atas pengendalian intern
A. Unsur-Unsur Standar Pekerjaan Lapangan
a.      Standar Pertama
Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi :
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.”
b.      Standar Kedua
Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi :
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang  akan dilakukan.”

c.       Standar Ketiga
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi :
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.

B. Definisi Pengendalian Internal

pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen,
dan personal lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3
golongan tujuan berikutini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi opera
Konsep Dasar Pengendalian Internal
1. Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses perkembangan akuntansi.
2. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang.
3. Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi.
4. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling
tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
 Sebutkan dan jelaskan keterbatasan yang melekat dalam setiap pengendalian intern
Jawaban: 1.Kesalahan dalam pertimbangan.
2.Gangguan.
3.Kolusi.
4.Pengabaian oeh manajemen
5.Biaya lawan manfaat. biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
pengendalianitern ti dak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari
pengendalian interntersebut
 Jelaskan pentingnya auditor melakukan penaksiran terhadap risiko pengendalian
Jawaban: proses evaluasi efektifitas desain dan operasi pengendalian intern
entitasdalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di
dalam laporankeuangan
 Sebut dan jelaskan tahap tahap penaksiran risiko pengendalian
Jawaban: 1.Pertimabangan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas
pengendalianintern
2.Lakukan identifikasi salah saji potensial
3.L a k u k a n i d e n ti fi k a s i p e n g e n d a l i a n y a n g d i p e r l u k a n
4.Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperluakn
5.Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian

 Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengujian pengendalian


Jawaban: prosedur audit yang untuk menentukan efektivitas desain dan / atau
operasipengendalian intern.
 Jelaskan beda antara pengujian pengendalian dengan pengujian substantive

Jawaban:pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang untuk menentukan


efekti vitas desain dan / atau operasi pengendalian intern. Pengujian substanti ve
menghasilkan bukti audit tentang kewajaran setiap asersi laporan keuangan signifikan dan
juga dapat mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan
pelaporan transaksi dan saldo akun.

 Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen agar:

 Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.


 Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya
 Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Elemen-elemen Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan
adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control
Environment), Penilaian Risiko (Risk Assesment), Aktivitas Pengendalian (Control Procedure),
Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).

 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)


Berbagai factor yang membentuk lingkungan pengendalian sbb,
a. Nilai integritas dan etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Dewan komisaris dan komite audit
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen
e. Struktur organisasi
f. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
 Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada
dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit)
maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat
di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat
meminimalkannya.
 Prosedur Pengendalian (Control Activities)[
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga
menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya
ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
2. Pelimpahan tanggung jawab.
3. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
4. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
 Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta
meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik
dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.
 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian
intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago
pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar
perusahaan.
 SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGENDALIAN INTERN SUATU ENTITAS?

            Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian intern sbb:

1.      Manajemen.Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara


efektif pengendalian intern organisasinya.Direktur utama perusahaan bertanggung jawab untuk
menciptakan atmosfer pengendalian di tingkat puncak.

2.      Dewan komisaris dan komite audit.Bertanggung jawab untuk menentukan apakah


manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan
menyelenggaran  pengendalian intern.

3.      Auditor intern.Bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau


tidaknya pengendalian intern entitas dan membuat rekomendasi peningkatannya.

4.      Personal lain entitas.Peran dan tanggung jawab semua personal lain yang menyediakan
informasi atau menngunakan informasi yang dihasilkan oleh pengendalian intern harus
ditetapkan dan dikomunikasikan dengan baik.

5.      Auditor independen.Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap laporan keuangan,


auditor dpat menemukan kelemahan pengendalian intern kliennya.

6.      Pihak luar lain.Bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas adalah badan
pengatur, seperti Bank Indonesia dan Bapepam.
 PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN

a)      Mengapa Audtor Perlu Memperoleh Pemahaman tentang Pengendalian Intern


Kliennya? Secara umum,auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern
kliennya untuk perencanaan auditnya.Secara khusus,pemahaman auditor tentang
pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam
kegiatan berikut ini:

·         Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan.

·         Salah saji material yang potensial dapat terjadi.

·         Risiko deteksi.

·         Perancangan pengujian substantif.

b)      Pemahaman atas Pengendalian Intern

Dalam memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,auditor menggunakan 3 macam


prosedur audit berikut:

·         Mewawancarai karyawan perusahaan yang berkaitan dengan unsur pengendalian.

·         Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.

·         Melakukan pengamatan atas kegiatan perusah

c)      Pemahaman atas Lingkungan Pengendalian

Informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya dikumpulkan oleh auditor dengan


cara:permintaan keterangan dari manajer yang bertanggung jawab atas unsur pengendalian
intern,inspeksi dokumen dan catatan,dan pengamatan atas kegiatan perusahaan.

d)     Pemahaman atas penaksiran Risiko

Auditor harus mengumpulkan informasi tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko


penyajian laporan keuangan secara wajar dan kepedulian manajemen terhadap risiko
tersebut,serta bagaimana manajemen merancang aktivitas pengendalian untuk mengatasi
risiko tersebut.

e)      Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi entitas sangat menentukan risiko salah saji dalam laporan keuangan.Sistem
akuntansi yang didesain dengan baik dan diimplementasikan denagn baik akan menghasilkan
informasi yang andal.
f)       Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian

Informasi tentang aktivitas pengendalian umumya diperoleh auditor bersamaan dengan


pengumpulan informasi mengenai lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian.

g)      Pemahaman atas Pemantauan

Auditor harus memahami jenis aktivitas yang digunakan oleh klien untuk memantau efektivitas
pengendalian intern untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal.

 PENGUJIAN  PENGENDALIAN

PENGUJIAN ADANYA KEPATUHAN

            Untuk menentukan apakah informasi mengenai pengendalian yang dikumpulkan oleh


auditor benar-benar ada,auditor melakukan dua macam pengujian:

a.       Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu

b.      Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.

PENGUJIAN TINGKAT KEPATUHAN

   auditor juga berkepentingan terhadap tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern.

 DOKUMENTASI  INFORMASI TENTANG PENGENDALIAN INTERN YANG BERLAKU

            Ada tiga cara yang biasanya digunakan oleh auditor:

1.      Kuesioner pengendalian intern baku

Kuesioner merupakan cara yang banyak dipakai oleh auditor

2.      Uraian tertulis

Ini biasanya berisi identitas karyawan yang melaksanakan suatu fungsi dan uraian terinci cara
pelaksanaan fungsinya.

3.      Bagan alir sistem

Cara ini suatu sistem yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. untuk
membuat deskripsi pengendalian intern kliennya.

 SUMBER INFORMASI UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN PENGENDALIAN INTERN


YANG BERLAKU

            Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit terhadap
pengendalian intern kliennya adalah:
·         Bagan organisasi dan deskripsi jabatan

·         Buku pedoman akun

·         Buku pedoman sistem akuntansi

·         Permintaan Keterangan kepada karyawan inti

·         Permintaan keterangan kepada karyawan pelaksana

·         Laporan,kertas kerja,dan program audit auditor intern

·         Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi,dokumen,perlatan mekanis,dan media lain


·         Laporan mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan laporan auditor tahun
sebelumnya yang telah diterbitkan.

 HASIL PEMAHAMAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN

            Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern dicantumkan dalam suatu kertas
kerja,yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian intern klien.

AUDIT INTERN (INTERNAL AUDITING)

Untuk mencapai tujuan tersebut auditor intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:

a.       Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dan mendorong


penggunaan pengendalian intern yang efektif dengan biaya yang minimum.

b.      Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak di patuhi

c.       Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan


dilindungi dari segala macam kerugian.

d.      Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan.

e.       Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.


Bab 8 Penaksiran risiko dan desain pengujian
 Jelaskan pentingnya auditor melakukan penaksiran terhadap risiko pengendalian
Jawaban: proses evaluasi efektifitas desain dan operasi pengendalian intern
entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di
dalam laporan keuangan
 Sebut dan jelaskan tahap tahap penaksiran risiko pengendalian
1.Pertimabangan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas
pengendalianintern
2.Lakukan identifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi entitas
3.L a k u k a n i d e n ti fi k a s i p e n g e n d a l i a n y a n g d i p e r l u k a n u n t k m e n c e g a h
a t a u mendeteksi salah saji
4.Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperluakn
untukmenentukan desain dan operasi pengendalian intern
5.Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengujian pengendalian
prosedur audit yang untuk menentukan efektivitas desain dan / atau
operasipengendalian intern.
 Jelaskan beda antara pengujian pengendalian dengan pengujian substantive
pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang untuk
menentukanefekti vitas desain dan / atau operasi pengendalian intern.
Pengujian substanti vemenghasilkan bukti audit tentang kewajaran setiap asersi
laporan keuangan signifikandan juga dapat mengungkapkan kekeliruan atau salah
saji moneter dalam pencatatandan pelaporan transaksi dan saldo akun.

Anda mungkin juga menyukai