Hubungan antara risiko bawaan, risko pengendalian, risiko deteksi, dan risiko audit adalah
risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang disebut
terdahulu ada, Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan
risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh
auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima dan sebaliknya,
Materiality border
materiality borders: Suatu jarak dari kesalahan penyajian rupiah yang mungkin dalam
laporan keungan setiap kombinasi dari kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih dari
akhir atas jarak (upper end of the range) dipertimbangkan material.Auditor akan
memandang sebagai salah saji yang tidak material, dengan memperhatikan faktor
kualitatif dalam salah saji tersebut. Salah saji berada diantara 3 % dan 8 % memerlukan
pertimbangan auditor untuk memutuskan materialitasnya.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu faktor yg berpengaruh terhadap pertimbangan auditr
tentang kecukupan(jumlah yg dibutuhkan) bukti audit. Dalam melakuakn generalisasi
tentang hubungan ini, perbedaan antara pengertian materialitas dengan saldo rekening
material harus selalu diperhatikan.
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas yaitu:
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit, dengan
membuat estimasi materialitas karena terdapat hubungan terbalik antara jumlah dalam
laporan keuangan yang dipandang material oleh auditor dengan jumlah pekerjaan audit
yang diperlukan untuk menyatakan kewajaran laporan keuangan.
Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
Contoh panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik :
Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 5 %
sampai 10 % dari laba sebelum pajak.
Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½ %
sampai 1 % dari total aktiva.
Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1 % dari
total pasiva.
a) Pendekatan trutma substantif. auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti
audit dengan menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan kepercayaan
atau tidak mempercayai pengendalian intern.
d) Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
yang cukup rendah.
c. Standar Ketiga
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi :
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen,
dan personal lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3
golongan tujuan berikutini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi opera
Konsep Dasar Pengendalian Internal
1. Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses perkembangan akuntansi.
2. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang.
3. Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi.
4. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling
tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
Sebutkan dan jelaskan keterbatasan yang melekat dalam setiap pengendalian intern
Jawaban: 1.Kesalahan dalam pertimbangan.
2.Gangguan.
3.Kolusi.
4.Pengabaian oeh manajemen
5.Biaya lawan manfaat. biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
pengendalianitern ti dak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari
pengendalian interntersebut
Jelaskan pentingnya auditor melakukan penaksiran terhadap risiko pengendalian
Jawaban: proses evaluasi efektifitas desain dan operasi pengendalian intern
entitasdalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di
dalam laporankeuangan
Sebut dan jelaskan tahap tahap penaksiran risiko pengendalian
Jawaban: 1.Pertimabangan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas
pengendalianintern
2.Lakukan identifikasi salah saji potensial
3.L a k u k a n i d e n ti fi k a s i p e n g e n d a l i a n y a n g d i p e r l u k a n
4.Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperluakn
5.Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian
4. Personal lain entitas.Peran dan tanggung jawab semua personal lain yang menyediakan
informasi atau menngunakan informasi yang dihasilkan oleh pengendalian intern harus
ditetapkan dan dikomunikasikan dengan baik.
6. Pihak luar lain.Bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas adalah badan
pengatur, seperti Bank Indonesia dan Bapepam.
PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
· Risiko deteksi.
Sistem informasi entitas sangat menentukan risiko salah saji dalam laporan keuangan.Sistem
akuntansi yang didesain dengan baik dan diimplementasikan denagn baik akan menghasilkan
informasi yang andal.
f) Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian
Auditor harus memahami jenis aktivitas yang digunakan oleh klien untuk memantau efektivitas
pengendalian intern untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal.
PENGUJIAN PENGENDALIAN
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
auditor juga berkepentingan terhadap tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern.
2. Uraian tertulis
Ini biasanya berisi identitas karyawan yang melaksanakan suatu fungsi dan uraian terinci cara
pelaksanaan fungsinya.
Cara ini suatu sistem yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. untuk
membuat deskripsi pengendalian intern kliennya.
Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit terhadap
pengendalian intern kliennya adalah:
· Bagan organisasi dan deskripsi jabatan
Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern dicantumkan dalam suatu kertas
kerja,yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian intern klien.
Untuk mencapai tujuan tersebut auditor intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:
d. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan.