Disusun Oleh :
Kelompok 7
Afsya Muarizni Aulia ( 2019.02.021 )
Imelia Azizah ( 2019.02.002 )
A. Latar Belakang
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya,
semakin rendah resiko audit yang auditor bersedia menanggung nya.
Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelakasanaan proses audit adalah
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya.
Tujuan ini dicapai dengan mengumpulkan bukti audit tentang asersi yang terdapat dalam
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Oleh karena itu pentingnya strategi audit awal guna memeperlancar tugas seorang
auditor serta sebagai bahan pertimbangannya untuk selanjutnya akan dibahas pada bab
II makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk mengurangi
risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung suatu pendapat apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material. Hal ini
dicapai dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti berkenaan dengan asersi-asersi
yang terdapat dalam laporan keuangan. Karena adanya hubungan timbal balik antara
bukti materialitas, risiko audit, dan bukti audit, auditor dapat memilih strategi audit awal
dalam perencanaan audit atas asersi individual atau sekelompok asersi.
Strategi audit awal (preliminary audit strategy) merupakan strategi yang
merepresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu pendekatan audit
dan didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu mengenai pelaksanaan audit. Strategi audit
ini bukan merupakan spesifikasi mendetail dari prosedur audit yang akan dilaksanakan
dalam menyelesaikan audit. Dalam audit awal, misalnya, auditor mengembangkan
kesimpulan sementara mengenai penekanan relatif yang akan diberikan pada berbagai
jenis pengujian audit. Dalam perikatan yang berulang, spesifikasi dari berbagai komponen
strategi audit awal mungkin termasuk suatu anggapan oleh auditor bahwa prosedur
analitis, pengujian pengendalian, atau pengujian terinci yang digunakan pada tahun
sebelumnya akan sesuai untuk tahun berjalan. Keputusan akhir mengenai hal-hal tersebut
dibuat sejalan dengan dilaksankannya audit.
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan
empat unsur berikut ini:
Dalam menentukan strategi audit awal, auditor pada dasarnya menentukan titik berat
pengujian yang akan dilaksanakan oleh auditor: terutama pada pengujian substantif
atau terutama pada pengujian pengendalian.
2.1.2 Jenis – Jenis Strategi Audit
Dua alternatif strategi audit mungkin dikembangkan untuk asersi terkait saldo akun
yang signifikan atau penggolongan transaksi.
Auditor mengumpulkan hampir semua bukti audit, dan hampir atau sama sekali
tidak mempercayai Internal Control. Pada dasarnya ada tiga alasan auditor
menggunakan pendekatan ini :
(1) Hanya ada sedikit (jika ada) kebijakan dan prosedur pengendalian internal
yang relevan dengan perikatan audit atas Laporan Keuangan.
(2) Kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang berkaitan dengan asersi
untuk akun dan golongan transaksi signifikan tidak efektif.
(3) Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih efisien untuk
asersi tertentu.
Pengujian Audit
1. Pengujian Pengendalian
Pengujian Pengendalian adalah pengujian yang dilakukan untuk menilai efektifitas Dari
pengendalian intern yang dimiliki oleh perusahaan klien. Pengujian ini dilakukan untuk
mendukung Pengurangan penilaian risiko pengendalian.
2. Pengujian Substantif
Pengujian Substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji moneter
yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.
1. Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai pada tingkat
yang tinggi.
2. Gunakan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai pada tingkat
yang maksimum.
3. Rencanakan untuk memperoleh pemahaman minimum mengenai bagian-bagian yang
relevan dari pengendalian intern.
4. Rencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.
5. Rencanakan pengujian substantif yang luas atas transaksi dan saldo berdasarkan pada
tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat diterima yang rendah.
Auditor dapat memilih pendekatan ini ketika ia mengetahui bahwa dari awal, mungkin
dari pengalaman masa lalu berhadapan dengan klien atau dari langkah perencanaan awal,
bahwa pengendalian intern yang berkaitn dengan asersi tidak ada atau tidak efektif.
Strategi tersebut juga dapat dipilih ketika auditor menyimpulkan bahwa biaya
melaksanakan prosedur tambahan untuk memperoleh suatu pemahaman yang lebih
mendalam mengenai pengendalian intern dan pengujian pengendalian untuk mendukung
tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah akan melebihi biaya pelaksanaan pengujian
substantif yang lebih luas. Kondisi tersebut dapat berhubungan dengan asersi untuk akun-
akun yang memiliki populasi relatif kecil atau transaksi yang tidak sering terjadi.
Misalnya termasuk asersi yang berhubungan dengan aktiva tetap, hutang obligasi, atau
modal saham. Strategi audit ini menekankan pada pengujian bottom-up dari suatu asersi.
Pendekatan substantif utama juga dapat digunakan untuk lebih banyak asersi pada audit
awal daripada pada audit yang berulang. Pengujian Rinci atas Kelas Transaksi, Saldo
Akun, dan pengungkapan. Pengujian substantif atas transaksi menguji kekeliruan atau
kecurangan dalam transaksi individual. Sebagai contoh, auditor dapat memeriksa
pembelian besar persediaan dengan menguji bahwa harga pokok penjualan yang termasuk
dalam faktur dari vendor telah dicatat dengan benar dalam akun persediaan dan utang
dagang. Hal ini memberi auditor bukti mengenai asersi keterjadian, kelengkapan, dan
keakuratan.
Pengujian rinci atas saldo akun dan pengungkapan memfokuskan pada hal-hal yang
terdapat di saldo akun laporan keuangan. Sebagai contoh, auditor mungkin ingin menguji
utang dagang. Untuk melakukan pengujian rinci atas akun utang dagang, auditor dapat
memeriksa sampel faktur vendor individual yang merupakan bagian dari saldo akhir di
utang dagang. Dalam memeriksa dokumentasi ini, auditor berkepentingan untuk menguji
asersi keberadaan dan penilaian. Selain itu auditor dapat mengirimkan konfirmasi kepada
pemasok dengan saldo nol dalam akunnya dalam rangka menguji asersi kelengkapan.
Suatu Tingkat Risiko Pengendalian yang Dinilai Lebih Rendah Berdasarkan pendekatan
tingkat risiko pengendalian yang dinilai lebih rendah (lower assessed level of control
risk), auditor menspesifikasikan komponen-komponen dari strategi audit berikut:
1. Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai pada tingkat
yang tinggi.
2. Gunakan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai pada tingkat
sedang atau rendah
3. Rencanakan pengujian pengendalian, mungkin pengujian pengendalian komputer yang
berada dalam sistem klien.
4. Rencanakan pengujian substantif atas transaksi atau saldo yang terbatas berdasarkan
tingkat risiko deteksi yang direncanakan untuk diterima pada tingkat sedang atau tinggi.
Auditor dapat memilih strategi ini ketika ia percaya bahwa pengendalian yang
berhubungan dengan suatu asersi telah dirancang dengan baik dan berjalan dengan sangat
efektif. Selain itu, auditor harus percaya bahwa biaya pelaksanaan prosedur yang lebih
luas untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern, termasuk aspek
komputer dari pengendalian intern, dan untuk menguji pengendalian akan lebih besar
daripada yang diimbangi oleh penghematan biaya dari pelaksanaan pengujian substantif
atas transaksi dan saldo yang lebih sempit. Hal ini sering terjadi pada asersi yang
berkenaan dengan akun-akun yang dipengaruhi oleh volume transaksi rutin yang tinggi
seperti penjualan, piutang usaha, persediaan, pembelian, utang usaha, dan beban gaji.
Strategi audit ini juga mempresentasikan suatu penekanan yang kuat terhadap prosedur
audit bottom up, dengan menguji pengendalian terhadap pencatatan transaksi dan
transaksi itu sendiri.
Pertimbangkan spektrum penuh dari strategi audit yang tersedia bagi auditor yang
melibatkan berbagai penekanan pada pemahaman mengenai pengendalian intern dan
pengujian pengendalian, pemahaman bisnis dan industri serta pengujian substantif terinci
detil substantif. Di bawah ini adalah gambar yang mengikhtisarkan empat strategi audit
umum yang sering dilakukan ketika mengaudit berbagai asersi. Gambar tersebut juga
mendeskripsikan sejumlah kombinasi yang dapat dipertimbangkan oleh auditor.
Asumsikan bahwa setiap pendekatan akan membatasi risiko audit hingga tingkat rendah
yang sesuai, auditor biasanya akan menentukan pendekatan audit berdasarkan kesesuaian
dari strategi untuk klien yang akan meminimalkan keseluruhan biaya.
Pendekatan pada Risiko Bawaan dan Prosedur Analitis Penekanan pada risiko bawaan
dan prosedur analitis (emphasis on onherent risk and analytical procedures)
mengasumsikan bahwa prosedur analitis lebih murah daripada prosedur audit lainnya.
Maka dari itu, menurut pendekatan audit ini auditor menspesifikasikan komponen-
komponen strategi audit sebagai berikut:
1. Risiko bawaan dinilai pada tingkat di bawah maksimum.
2. Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai, serendah
mungkin.
3. Gunakan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai pada tingkat
yang tinggi atau maksimum.
4. Rencanakan untuk memperoleh pemahaman minimum mengenai bagian yang relevan
dari pengendalian intern.
5. Rencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.
6. Rencanakan pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang lebih sempit sebagai
akibat dari pengurangan risiko yang diperoleh dari risiko bawaan dan prosedur analitis
yang lebih rendah. Auditor dapat memilih strategi ini ketika risiko bawaan berada di
bawah maksimum dan auditor dapat mengembangkan ekspektasi yang dapat diandalkan
berkenaan dengan saldo akun. Auditor seringkali memperoleh pemahaman yang
signifikan mengenai bisnis dan pemicu ekonomi yang mendasari bisnis tersebut ketika
memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri. Auditor sering menggunakan
informasi tersebut ketika mengembangkan ekspektasi berkenaan dengan saldo akun.
Keyakinan yang tersisa yang diperlukan untuk membatasi risiko audit pada tingkat rendah
dengan tepat seringkali diperoleh dari pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang
biasanya lebih murah daripada pengujian pengendalian intern. Strategi ini menempatkan
penekanan yang luas pada prosedut audit top-down.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelakasanaan proses audit adalah
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya.
Tujuan ini dicapai dengan mengumpulkan bukti audit tentang asersi yang terdapat dalam
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Oleh karena itu pentingnya strategi
audit awal guna memeperlancar tugas seorang auditor serta sebagai bahan
pertimbangannya
B. Saran
Dalam bab ini dijelaskan strategi awal audit , setelah mempelajari bab ini pembaca
diharapkan dapat mengetahui dan mempelajari tentang auditing. Demikian materi yang
dapat kami jabarkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan referensi yang ada hubungan nya dengan materi ini makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://yuvinella.wordpress.com/2012/10/21/materialitas-resiko-dan-strategi-audit-awal/
Mulyadi, 2002. Auditing edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
https://auditing1.wordpress.com/strategi-audit-awal/