Anda di halaman 1dari 7

OBSERVASI IMPLEMENTASI PADA LEMBAGA PEMERINTAHAN

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : AKUTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu : Lina Nasihatun, SE., M.Aks

Disusun Oleh :

Nama : Dela Ardianti Putri

NIM : 216233

Kelas : Akuntansi B/2021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG 2022

Jl. Prof. Muh. Yamin No. 77. Jabon. Jombang. Jawa Timur 61471
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas ini bisa
selesai pada waktunya.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Lina Nasihatun, SE.,
M.Aks sebagai dosen pengampu mata pelajaran yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-materi, ilmu serta pemahaman terhadap mata pelajaran ini sehingga tugas ini bisa disusun
dengan baik.

Penulis berharap semoga tugas ini bisa menjadi salah satu sumber informasi yang sesuai dengan
materi pembelajaran Akuntasi Sektor Publik. Dan menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jombang, 11-Januari-2023

Dela Ardianti Putri


ISI

1. Gambaran umum tentang objek observasi


Objek observasi adalah segala sesuatu yang akan diobservasikan dan dianalisa selama
proses observasi. Observasi berarti memperhatikan dan mengamati. Hasil pengamatan itu
dituang dalam laporan atau teks hasil observasi. Dilansir dari Mengenal Jenis-jenis Teks
(2019), teks laporan hasil observasi (LHO) adalah laporan berisi penjabaran umum
mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil kegiatan observasi. Objek observasi akan
akan dianalisis dengan beragam teori. Dari hasil analisis tersebut, akan tergambar
deskripsi objek, hingga berbagai pengaruh dan dampaknya. Dalam ilmu sains, observasi
juga dilakukan untuk menguji sesuatu, seperti menguji obat, menguji bahan dalam produk
perawatan kulit, dan yang lainnya.
2. Bagaimana sitem akutansi pada objek observasi
Observasi merupakan hal yang strategis dan penting dalam perencanaan audit (audit
planning). Baik tidaknya perencanaan audit yang dibuat oleh auditor, tergantung dari
sukses atau tidaknya observasi yang efektif. Yang akan dibahas adalah bagaimana
melakukan proses observasi dalam perencanaan audit (audit planning). Sebelum
membahas observasi dalam perencanaan audit (audit planning) maka terlebih dahulu akan
dibahas mengenai perencanaan audit sendiri. Perencanaan audit merupakan tahapan awal
yang dilakukan dalam proses audit. Proses audit (mulai dari perencanaan
hingga pelaporan dan pemberian opini), jika dipandang dari kacamata bisnis KAP, tiada
lain adalah proses pembentukan dan penyerahan jasa audit ke klien. Dibandingkan dengan
perusahaan manufaktur, proses audit setara dengan poses produksi dan pengiriman barang
ke pelanggan.
Sehingga, layaknya dalam proses produksi barang, setiap proses audit selalu
mengkonsumsi:
a. Waktu (opportunity cost) – Waktu yang dihabiskan untuk menjalankan proses audit)
b. Tenaga Kerja (labor cost) – Gaji yang dibayarkan kepada auditor dan pegawai lainnya
c. Overhead cost – Biaya-biaya langsung yang timbul akibat proses audit.
d. Biaya Operasional (expenses) – Sewa gedung, listrik, telephone, penyusutan.
Semua itu adalah beban (cost) yang harus ditanggung oleh KAP, yang jika lebih kecil dari
fee audit (pendapatan) maka akan menghasilan “laba” (profit) bagi KAP. Sebaliknya, jika
lebih besar dari fee audit yang diperoleh akan menghasilan “rugi” (loss). Tujuan KAP
dibuat BUKAN “untuk menyediakan jasa audit yang bersifat akuntabel dan independent”
seperti yang biasa disebutkan dalam teori-teori atau slogan, tetapi untuk menyediakan jasa
audit yang bersifat akuntabel, independent, dan menguntungkan. Untuk itu, setiap proses
audit harus dikelola sedemikian rupa sehingga di satu sisi menghasilkan laporan dan opini
yang akuntabel dan independent, di lain sisinya harus menguntungkan. Salah satu caranya
adalah dengan membuat perencanaan audit (audit planning).

Sehingga, esensi pekerjaan membuat perencanaan audit adalah aktivitas mengalokasikan


waktu, tenaga kerja dan overhead cost yang timbul dari proses audit, sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan laporan dan opini yang akuntabel dan independent di satu sisinya, dengan
konsumsi waktu, tenaga kerja dan biaya yang seminim mungkin, di sisi lainnya—sehingga
overall “menguntungkan.” Mirip seperti proses membuat production planning dalam perusahaan
manufaktur.
Dan tujuan utama perencanaan audit adalah menghemat waktu, tenaga dan biaya yang
dikeluarkan di satu sisinya, dengan tetap menjaga kualitas hasil audit di sisi lainnya, dari suatu
proses audit.Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut banyak dipengaruhi oleh bagus atau tidaknya
perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
Pada kondisi tertentu, di tengah-tengah proses audit, bisa jadi KAP dihadapkan pada pilihan
antara ‘menjaga-kualitas-hasil-audit’ dengan ‘penghematan-waktu-dan-biaya’. Dalam kondisi
seperti ini, umumnya KAP lebih memilih ‘kualitas-hasil-audit’ dibandingkan menghemat.
Karena reputasi adalah di atas segalanya bagi perusahaan jasa macam KAP. Akan tetapi itu
pilihan pahit yang tentu saja perlu dihindari sebisa mungkin.Oleh sebab itu, perencanaan audit
harus dibuat secermat mungkin agar waktu dan biaya yang timbul, dalam proses audit, tidak
membengkak. Pentingnya kunjungan dan observasi dalam perencanaan audit.Kunci dari
perencanaan audit yang cermat adalah informasi dan data yang lengkap dan akurat. Tanpa
informasi dan data yang memadai, seorang auditor bahkan tidak akan bisa membuat perencanaan
audit. Untuk itu seorang auditor perlu menghimpun data dan informasi yang cukup sebelum
membuat perencanaan audit. Teknik pengumpulan informasi dan data yang paling lumrah
dilakukan adalah observasi. Secara teori, observasi dilakukan pada setiap awal proses audit,
tepatnya sebelum menyusun perencanaan audit. Pada prakteknya, biasanya, observasi hanya
dilakukan pada klien (perusahaan auditee) yang belum pernah ditangani sebelumnya. Langkah-
langkah dalam pelaksanaan observasi Untuk mempermudah dalam memberi penjelasan maka
dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut: seseorang bekerja di KAP sejak beberapa bulan yang
lalu. Hari ini diberi tugas oleh supervisor; dikirim ke lokasi klien (auditee) baru untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan rencana audit (audit planning). Apa
yang perlu anda lakukan? Yang menggunakan sumber data observasi saat skripsi, itu bisa jadi
modal dasar. Namun perlu disadari bahwa observasi untuk keperluan audit berbeda dengan
observasi untuk keperluan riset ilmiah.

3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur


pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan.
SAK juga berfungsi untuk mempermudah auditor serta mempermudah pembaca laporan
keuangan untuk memahami dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda
beda. Dalam ilmu akuntansi dikenal dua basis pencatatan keuangan yang dapat diterapkan
pada sektor pemerintahan, yaitu basis kas dan basis akrual. Basis kas mengakui transaksi
pada saat kas diterima atau dibayar, sedangkan basis akrual mengakui transaksi pada saat
terjadi. Laporan keuangan dalam basis akrual terdiri dari aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, dan belanja. Perbedaan dari penerapan kedua basis ini dapat dilihat dari
laporan keuangan yang dihasilkan. Basis kas menghasilkan laporan arus kas yang
memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas, sedangkan basis akrual
akan menghasilkan laporan realisasi anggaran dan neraca . Pada awalnya, berbagai negara
menerapkan basis kas untuk pencatatan dan penganggaran suatu negara. Penggunaan basis
kas dianggap lebih mudah diterapkan dalam pemerintahan karena fokus pada kas yang
masuk dan keluar . Penerapan akuntansi berbasis akrual biasanya dikaitkan dengan
penerapan New Public Management (NPM). NPM menuntut pengelolaan keuangan
negara yang lebih transparan, akuntabel, dan dapat mengungkapkan informasi-informasi
yang relevan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan
mempertanggungjawabkan amanat rakyat. Pertimbangan penerapan SAP berbasis akrual
adalah untuk memberikan informasi keuangan yang lebih lengkap daripada basis lainnya,
terutama untuk informasi piutang dan utang pemerintah. Selain itu, laporan keuangan
berbasis akrual menyediakan informasi mengenai kegiatan operasional pemerintah,
evaluasi efisiensi dan efektivitas serta ketaatan terhadap peraturan. Akuntansi basis akrual
diyakini juga dapat memberikan pengukuran yang lebih baik, pengakuan yang tepat
waktu, dan pengungkapan kewajiban di masa mendatang. Informasi keuangan yang
dihasilkan dari basis akrual dapat mengurangi kesempatan atas kecurangan dalam
kaitannya dengan pengukuran kinerja, serta mendukung terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas sektor public.
4. Dalam observasi akutansi, Dalam setiap kasus, harus ada menunjukkan bahwa sektor
publik sebenarnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki apa yang tidak diatur dalam
pencapaian ekonomi. Ini tidak akan mungkin jika pilihan perangkat kebijakan terbatas
atau informasi pemerintah dibatasi. Harus diakui bahwa tindakan negara dan kebijakan
yang layak dipilih, sering dibatasi oleh fitur ekonomi yang sama akan membuat hasil pasar
tidak efisien. Oleh karena itu salah satu peran dari ekonomi publik yaitu untuk
menentukan tingkat yang diinginkan dari sektor publik atau batas-batas intervensi negara.
Pemerintah harus bertindak demi kepentingan publik ketika sistem pasar tidak berfungsi
dengan baik. Intervensi pemerintah seperti ini daharapkan dapat membentuk efiesiensi
pasar berjalan dengan lebih baik lagi. Dalam kegiatan perekonomian, intervensi
pemerintah sangat dibutuhkan. Intervensi dalam perekonomian berpotensi dapat
meningkatkan kesejahteraan. Eksternalitas, hasil kompetitif yang tidak efisien, keberadaan
barang publik, dan persaingan yang tidak sempurna adalah penyebab terjadinya kegagalan
pasar oleh karena itu diperlukan intervensi pemerintah untuk mengatasinya
REFERENSI

Armila Krisna Warindrani,2009, Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta

Bastian Butami dan Nurlela, 2008, Akuntansi Biaya, Kajian Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta

Charles T Horngren,2007 ,Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, PT. Aditya Media, Yogyakarta

Ludigdo, 2006, Perkembangan Akuntansi Manajemen, Jurnal Lintas Ekonomi, Jakarta

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber
tentang Metode-metode Baru). Jakarta: UIP.

Anda mungkin juga menyukai