Anda di halaman 1dari 11

TAKE HOME EXAMINATION

“ UJIAN AKHIR SEMESTER 7 “

MATA KULIAH : PENGAUDITAN MANAJEMEN


DOSEN : Dra. Endang Masitoh W, M.Si, Akt, CA

Disusun Oleh :

NAMA : ENDAH BEKTI SURYANI


NIM : 2015030152
KELAS : B-1 AKUNTANSI MALAM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BATIK (UNIBA) SURAKARTA
JANUARI, 2019
Pertanyaan1 :

Saudarabagiandari Tim auditor yang


ditugasimengauditmanajemensalahsatufungsidimanasaudarabekerja. Apasaja yang
harussaudaralakukandariawalsampaidenganlaporan&rekomendasi?
Berikanjawabansaudarasecaraurutsebagaiseorang auditor!

Jawab :

Survey Pendahuluan dalam kegiatan audit rumah sakit

Survey pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih
ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa
hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:

1. Pemahaman auditor terhadap objek audit


2. Penentukan tujuan audit
3. Penentuan ruang lingkup
4. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit.
5. Pengembangan kriteria awal dalam audit

1. Pemahaman auditor terhadap objek audit


Kebanyakan pendokumentasian dan proses perolehan pemahaman diselesaikan bahkan
sebelum auditor melakukan audit. Studi awal yang dilakukan auditor mencakup
penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi,
dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subyek audit.
Pada banyak kondisi, studi awal akan dilakukan di kantor pusat, meskipun banyak auditor
saat ini dapat mengakses informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Jika audit
merupakan satu di antara serangkaian penugasan rutin, auditor akan terlebih dahulu
melihat dokumen permaen untuk operasi tertentu. Dokumen permanen berisi salinan
laporan audit terdahulu dan jawaban-jawaban serta informasi relevan lainnya tentang
aktivitas yang akan diaudit. Dokumen tersebut memberikan semacam pandangan
menyeluruh bagi auditor, masalah-masalah yang sebelumnya ditemukan, dan langkah-
langkah yang diambil atau janji-janji untuk menyelesaikannya. Bila audit merupakan
bagian penugasan rutin atau merupakan penugasan baru, penelaahan literature yang ada
mengenai subjek tersebut merupakan hal penting. Literatur mengenai audit telah
berkembang dengan cepat, dan cakupan yang terdapat dalam buku teks audit, hasil-hasil
penelitian dan tulisan-tulisan terus-menerus meningkat. Banyak auditor juga mencari
buku dan penelitian di bidang audit, khususnya untuk topik-topik terbaru. Misalnya, jika
auditor sedang melaksanakan audit untuk pertama kali untuk beberapa aspek operasi
sebuah agensi periklanan, bacaan yang relevan untuk ditelaah bisa jadi mencakup bacaan
yang terkait dengan industry periklanan, dan juga literature audit lainnya yang sesuai.
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Setiap objek audit memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan
system pendelegasian wewenang yang diselenggarakan pada perusahaan tersebut. Dalam
suatu divisi yang dikelola secara terdesantralisasi, manajer divisi memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk mengatur divisi tersebut seperti suatu perusahaan yang berdiri
sendiri. Perencanaan, pengelolaan, pengendalian, pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan divisi tersebut menjadi wewenang dan tanggung jawab manajer divisi, yang akan
dipertanggungjawabkan bersamaan dengan penyajian laporan divisi kepada manajemen
pusat. Suatu divisi dapat berupa anak perusahaan, segmen bisnis atau cabang dari suatu
perusahaan. Departemen dalam suatu perusahaan memiliki wewenang dan tanggung
jawab utama pada departemen tersebut. Manajer pemasaran memiliki keputusan di
bidang pemasaran.

Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang


pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Setiap program-
program/aktivitas yang diselenggarakan pada setiap departemen/divisi harus selaras
dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, auditor harus memahami
tujuan perusahaan dan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan untuk
mendapatkan pemahaman tentang keselarasan tujuan tersebut.

Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang
sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai
kegiatan. Di samping itu, metode operasi (cara pelaksanaan kegiatan) juga harus menjadi
perhatian penting karena dari hubungan antara metode operasi dengan ketersediaan
sumber daya, auditor akan mendapatkan informasi awal apakah suatu kegiatan telah
dilaksanakan dengan ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.

Pendokumentasian merupakan beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan


awal antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal
untuk kertas-kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan pada saat pendokumentasian.
Auditor juga membuat kuesioner yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi
dengan manajer klien dan yang lainnya.

Dalam setiap permulaan audit, auditor kadang kala bingung, “ Apa yang akan dikerjakan
selanjutnya? “ Meskipun setiap penugasan audit tidak sama, namun terdapat langkah-
langkah awal tertentu yang berlaku untuk setiap audit. Langkah-langkah ini harus dicatat
dalam daftar pengingat, sehingga memudahkan pekerjaan. Sebelum auditor mulai
melakukan instruksi-instruksi yang terdapat pada daftar, sebaiknya disiapkan dulu daftar
isi dibagian pertama kertas kerja. Langkah ini dilakukan sebelum tahap perencanaan
audit. Daftar isi akan memaksa auditor untuk (1) mendaftar masalah-masalah tertentu
yang harus ditangani seiring dengan kemajuan penugasan dan (2) membuat acuan kertas
kerja.

Penelaahan awal yang dilakukan auditor akan memberikan pandangan yang cukup bagi
auditor untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaann yang cerdas tentang entitas yang
diaudit. Tak seorang pun mengharapkan auditor menjadi ahli pada aktivitas yang diaudit,
namun diharapkan setidaknya mereka memiliki pemahaman umum mengenai aktivitas
tersebut. Penelaahan umumnya akan menghasilkan sebuah daftar yang dikembangkan
dari catatan-catatan berikut : dokumen permanen, laporan audit dan kertas kerja tahun
sebelumnya. Dari bahan-bahan ini, auditor dapat merancang kuesioner untuk (1)
memenuhi tujuan audit mereka dan (2) bertemu manajer klien pada pertemuan awal.

Pertemuan auditor dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk
menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam pembahasan
dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran, standar operasi,
serta risiko bawaannya. Waktu dan pertemuan harus diatur terlebih dahulu. Jika
memungkinkan, hindari kunjungan mendadak, meskipun audit yang tidak diberitahukan
terlebih dahulu mungkin perlu untuk dilakukan dalam audit kas, audit keamanan, atau
hal-hal lain yang cukup rawan. Klien yang siap akan memberikan lebih banyak informasi,
dan kesalahan informasi yang disengaja oleh klien akan cenderung dideteksi dalam
pelaksanaan audit sesungguhnya. Mungkin tidak ada keahlian yang lebih penting bagi
auditor dari wawancara. Teknik-teknik wawancara yang baik membuat orang merasa
nyaman, membuat mereka ingin memberi informasi, bekerjasama dalam audit, dan
mudah-mudahan membuat penugasan audit berhasil. Survey pendahuluan akan
berlangsung lancar dan sistematis jika auditor memiliki pandangan yang jelas mengenai
apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat
diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan control. Pengamatan dalam arti umum, terus
dilakukan selama audit pendahuluan. Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab
yang cerdas,

Auditor harus membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya


terhadap objek audit. Berbagai informasi yang diperoleh dalam tahap ini, termasuk
indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar dalam
membuat kesimpulan tersebut. Walaupun kesimpulan ini bersifat sementara, berbagai
temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan
yang perlu diperbaiki, dapat digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan
tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang
diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas
audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan
secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:

1. Informasi yang mendukung tujuan audit.

2. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.

3. Informasi yang mengarah pada tujuan audit

Di samping mendapatkan tanggapan tentang hal-hal tersebut, auditor juga harus


mendapatkan tanggapan tentang kesimpulan umum yang telah diajukannya untuk
memantapkan hasil kesimpulan auditor.

2. Penentuan Tujuan Audit

Selama survey pendahuluan, Auditor harus menentukan tujuan aktivitas yang diaudit-
bukan tujuan audit yang akan ditetapkan selanjutnya, melainkan tujuan aktivitas itu
sendiri. Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa harus dilakukan pada objek
audit dan didasarkan pada penugasan audit. Jika tujuan-tujuan ini tidak dipahami dengan
baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran tujuan aktivitas
yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan
cerminan profesionalisme auditor. Penugasan audit biasanya memberikan tujuan audit
dalam lingkup yang luas. Terhadap hal ini auditor harus menggunakan keahlian
professionalnya untuk merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang
mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:

1. Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.


2. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
3. Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
5. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
6. Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.

Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:

1. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi
tugas.
2. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
3. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit

Jika auditor memiliki wewenang yang besar untuk menentukan tujuan audit, harus
memperhatikan dengan cermat tentang arti penting dan risiko yang berkaitan dengan
audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang
yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus
memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah:

1. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.


2. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
3. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.

Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat
dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.

Auditor harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Tujuan berasal dari bahasa latin
objectum, yang secara harfiah berarti sesuatu yang dilontarkan sebelum (pikiran).

Arti penting program/aktivitas sangat berpengaruh dalam rangka penentuan tujuan audit.
Besarnya anggaran yang dikelola dalam program/aktivitas, kebijakan-kebijakan penting
yang mendasarinya dan adanya aktivitas yang memerlukan perbaikan harus diperhatikan
dengan baik. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih menekankan pada
aktivitas yang memerlukan perbaikan.

Penentuan tujuan audit harus memerhatikan berbagai risiko kegagalan yang mungkin
terjadi, baik risiko tidak tercapainya tujuan objek audit maupun tujuan audit itu sendiri.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:

1. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.


2. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
3. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
4. Pengendalian yang lemah
5. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
6. Perubahan lingkungan objek audit.

Tujuan audit yang ditentukan auditor harus sesuai dengan yang diinginkan pemberi tugas.
Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.

3. Penentuan Ruang lingkup

Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Beberapa hal penting
yang merupakan keinginan dari pemberi tugas harus diperhatikan dalam menentukan
ruang lingkup audit. Di samping itu, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada
tujuan audit yang telah ditetapkan. Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam
target ini terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses
dan kesimpulan hasil audit.

4. Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit

Penelaaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang


berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus
dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dalam
penelaahan ini auditor dapat memahami bata-batas wewenang objek audit dan berbagai
program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya. Peraturan dan kebijakan yang
ditetapkan oleh objek audit dapat berupa adopsi terhadap peraturan yang ditetapkan
pemerintah atau yang secara penuh di kembangkan dalam objek audit sebagai penjabaran
strategi dalam meningkatkan kemampuan bersaingnya.

5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit

Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu
maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang
mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:

1. Tujuan dari kegiatan yang diaudit


2. Pendekatan audit
3. Aktivitas tujuan audit

Karakteristik kriteria yang baik antara lain:

1.Realistis

2.Dapat dipercaya

3.Bebas dari pengaruh kelemahan manusia

4.Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi


pemberi tugas audit.

5.Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan
interpretasi yang berbeda.

6.Dapat dibandingkan

7.Diterima semua pihak

8.Lengkap
9.Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung.

Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara
lain :

1.Undang-undang (peraturan) yang berlaku

2.Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit

3.Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum

4.Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis

5.Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis

6. Kesimpulan Hasil audit

Dari hasil audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit
pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya. Audit pendahuluan
yang dilakukan dengan baik biasanya menghasilkan sejumlah informasi yang bermanfaat.
Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah
yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.

Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih
bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai
berikut :

1. Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit
pada tahap audit selanjutnya.

2. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan

3.Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang


termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.

4.Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang


ada.

5.Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan


rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
6.Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah ditetapkan.

Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan, dan
manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit.
Sumber daya audit biasanya langka, dan kebanyakan organisasi audit memiliki lebih
banyak proyek dibandingkan auditor yang akan melakukannya. Tidak masuk akal untuk
menghabiskan waktu audit yang berharga hanya untuk mengejar pengujian transaksi jika
kelihatannta system control itu sendiri akan menunjukkan semua transaksi yang memiliki
kelemahan material.

Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan, mungkin
berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan secara informal ke manajemen.
2. Pengauditan Internal di PT. Tiga Serangkai berbeda dengan pengauditan eksternal di
Kantor Akuntan Publik. Pengauditan Internal dilakukan oleh divisi QE yang bertanggung
jawab terhadap General Manajer (GM) dan MD (CEO). Tanggung jawab seorang auditor
dalam divisi QE adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan proses pemeriksaan/audit internal bagi seluruh divisi cabang dan
melaporkannya dalam bentuk laporan audit
b. Menjalankan proses audit internal perusahaan secara teknis dan berkala baik dari segi
financial maupun operasional
c. Melakukan kordinasi kesiapan cabang dan juga depo untuk menyiapkan laporan Rugi
Laba dan lengkap serta melakukan pemeriksaan terhadap Neraca Rugi laba tersebut
d. Melakukan Kordinasi dengan lembaga audit eksternal yang jika diperlukan untuk
kelancaran usaha
e. Menganalisa dan akurat serta bisa memberikan gambaran tentang penyelesaian
masalah keuangan
f. Melakukan monitorng dan evaluasi hasil audit internal serta menjalin kordinasi
dengan pihak terkait untuk menyiapkan solusi untuk hasil temuan masalah
g. Aktif melakukan tugas tugas lain yang di rasa perlu dalam upaya mencapai target
audit
h. Memberikan analisa dan gambaran sebagi bahan acuan untuk GM dan MD dalam
mengambil sebuah keputusan dan dapat mencari solusi terhadap sebuah
permasalahan

Auditor Internal (QE) bekerja berdasarkan kode etik. Untuk menjadi seorang QE
biasanya terdapat pelatihan bagaimana menjadi seorang editor yang baik. Di Tiga
Serangkai audit dapat dilaksanakan dalam waktu sekitar 3 minggu perbulan disetiap
cabangnya . Hal ini karena prinsip audit harus efisien, efektif, hemat waktu dan hemat
biaya.

Contoh kasus di Tiga Serangkai dapat dilihat di tahun 2011 adalah tahun dimana
terbanyak kasus di Tiga Serangkai hal ini terjadi di divisi pemasaran atau sales. Salah
satunya adalah karena kasus penjual buku secara ilegal , penulisan dan kasus korupsi
yang dilakukan oleh sales dan lain-lain. Untuk mencegah hal itu sebagai seorang QE
biasanya akan melakukan sidak/menindaklanjuti ke berbagai instansi perusahaan yang
berhubungan dengan sales tersebut dan jika sales itu terbukti bersalah akan mendapat
sanksi SP 2 dan akan lansung dinonaktifkan sebagai pegawai dan harus bertanggung
jawab terhadap masalah yang telah dibuat.

Perbandingan dengan mata kuliah Pengaudiatan Manajemen dapat dilihat dari sistem
yang digunakan dimanaSPI dianggap sistem yang sudah tidak uptodate. Sehingga dalam
perusahaan tersebut menggunakan sistem yang selalu diperbarui untuk menunjang
sebuah hasil yang baik dari auditor.

Anda mungkin juga menyukai