Disusun oleh:
NURUL HIKMAH
2016420056
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Nurul Hikmah
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 Prosedur
2.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2016) prosedur adalah suatu urutan
kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Boynton, Johnson dan Kell (2002) menjelaskan bahwa prosedur
audit adalah metode atau teknik yang untuk digunakan auditor
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang
kompeten.
Prosedur adalah tata kerja yaitu rangkaian tindakan, yang
tetap untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan
mencapai tujuan akhir (Irra Crisyanti, 2011). Evita memberikan
penjelasan bahwa prosedur adalah prosedur kerja yang dibuat
secara detail dan terperinci bagi semua karyawan untuk
melaksanakan kerja sebaik-baiknya sesuai dengan misi, visi dan
tujuan suatu instansi atau perusahaan.
Tambunan (2013:84) mendefinisikan prosedur sebagai
pedoman yang ada didalam suatu organisasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa semua keptusan dan tindakan, serta
penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-
orang didalam organisasi yang merupakan anggota organisasi
berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar dan sistematis.
Kasma (2012:13) menyatakan bahwa prosedur adalah suatu
standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan pengertian prosedur menurut MC Maryati (2008:43)
adalah “serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari
langkah-langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Untuk mengendalikan pelaksanaan kerja agar efisiensi
perusahaan tercapai dengan baik dibutuhkan sebuah petunjuk
tentang prosedur kerja.”
Beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa prosedur adalah tahapan-tahapan dari langkah yang saling
terkait secara detail dan terperinci bagi semua karyawan untuk
melaksanakan kerja sebaik-baiknya yang dilakukan oleh orang-
orang didalam organisasi atau beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang
serta digunakan auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
bahan bukti yang kompeten.
2.2 Audit
2.2.1 Pengertian Audit
Definisi audit yang sangat terkenal adalah deflinisi yang
berasal dari ASOBAC (A Statement Of Basic Auditing Concept)
yang mendefinisikan auditing sebagai salah suatu proses sistematis
untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Menurut Sukrisno Agoes (2016) dalam buku Auditing
“Audit merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut”.
Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku auditing and
assurance service (2011) audit merupakan pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuian antara informasi dan kriteria. Audit
seharusnya dilakukan oleh orang yang kompeten.
Pengertian auditing menurut Whittington, O. Ray dan Kurt
Pann (2012) “Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan
perusaahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen.
Audit terdiri darim penyelidikan mencari catatan akuntansi dan
bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan
memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan,
dan dengan memeriksa dokumen mengamati asset, membuat
bertanya dalam dan di luar perusahaan, dan melakukan prosedur
audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan
untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil dan
cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan
kegiatan selama periode yang diaudit”.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa auditing
merupakan suatu pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang
dilakukan oleh pihak independen untuk menetapkan tingkat
kesesuaian dan memberikan pendapat mengenai pemeriksaan
tersebut untuk menyampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut
harus diperhatikan :
a. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah
kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan
untuk mengevaluasi informasi tersebut;
b. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit
harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab
auditor;
c. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang
cukup untuk memenuhi tujuan audit;
d. Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta
sikap independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang akan
diambilnya.
10. Test sales cut off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit
note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan
sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Periksa
apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikirim
pertanggal laporan posisi keuangan (neraca). Kalau belum
dikirim cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur
penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam
periode berikutnya.
Pemeriksaan cut off sangat penting untuk meyakinkan auditor
bahwa penjualan sudah di catat pada periode terjadinya, untuk
kepentingan proper matching cost against revenue dan tidak
ada pergeseran waktu pencatatan.
HASIL KEGIATAN
PEMBAHASAN
12. Prosedur yang terdapat dalam teori Sukrisno Agoes adalah Periksa
apakah penyajian piutang dilaporan posisi keuangan (neraca)
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS). Pada tahap ini penulis tidak melakukan
pemeriksaan penyajian piutang dilaporan posisi keuangan sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia atau belum.
Hal tersebut dikarenakan pemeriksaan penyajian piutang apakah
sudah sesuai SAK di Indonesia merupakan tugas dari auditor dalam
KAP Drs. Mohammad Yoesoef dan Rekan.
13. Prosedur yang terakhir dalam teori Sukrisno Agoes yaitu menarik
kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
Namun penulis juga tidak membuat kesimpulan atas kewajaran saldo
piutang karena ini merupakan pekerjaan senior auditor.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa dalam pelaksanaan prosedur pemeriksaan audit piutang usaha yang
diterapkan olek Kantor Akuntan Publik Drs. Mohammad Yoesoef dan
Rekan sudah telah terlaksana dengan cukup baik namun masih ada
prosedur yang belum sepenuhnya diterapkan, yaitu:
a. Selama melaksanakan pemeriksaan piutang usaha penulis tidak
melakukan tahapan terkait dengan ada tidaknya piutang yang
dijadikan sebagai jaminan yang telah dijelaskan dalam teori Sukrisno
Agoes.
b. Selama melakukan pemeriksaan piutang usaha penulis tidak
melakukan pemeriksaan penyajian piutang apakah sudah sesuai
standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
c. Selama melaksanakan pemeriksaan piutang usaha penulis tidak
melakukan penarikan kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang
yang diperiksa.
5.2 Saran
Adapun saran – saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya Kantor Akuntan Publik Drs. Mohammad Yoesoef dan
Rekan membuat prosedur terkait dengan ada tidaknya piutang yang
dijadikan sebagai jaminan untuk mengetahui apakah ada piutang
yang dijadikan sebagai jaminan.
b. Sebaiknya Kantor Akuntan Publik Drs. Mohammad Yoesoef dan
Rekan menerangkan pemeriksaan penyajian piutang apakah sudah
sesuai standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
di Indonesia kepada penulis sebagai bahan pembelajaran bagi
penulis.
c. Sebaiknya Kantor Akuntan Publik Drs. Mohammad Yoesoef dan
Rekan menerangkan kepada penulis terkait penarikan kesimpulan
atas kewajaran saldo piutang yang diperiksa sebagai pembelajaran
bagi penulis.