Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENGARUH AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

OLEH :

NAMA : GRACE ANTIOPA TIGE TANAUW


NIM : 1910020245
KELAS : 4E

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.

Saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 26 April 2021


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan profesi akuntan di Indonesia yang semakin cerah dan nyata merupakan suatu

hal yang sangat menggembirakan semua pihak, karena dengan terbentuknya suatu profesi

yang seperti itu akan membawa manfaat bagi pembangunan ekonomi nasional yang dapat

menjurus kepada iklim perekonomian yang baik. Namun suatu hal yang kiranya perlu dicatat

adalah bahwa kemajuan- kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini belumlah memadai

sebagaimana yang terdapat dalam sistem perekonomian negara-negara maju.

Perkembangan profesi akuntan di Indonesia lebih banyak diarahkan pada akuntansi

finansial, sedangkan akuntansi manajemen belum mendapatkan perhatian penuh, hal ini

merupakan pernyataan dari ahli akuntansi baik di dalam maupun di luar negeri. Bila ditinjau

struktur perekonomian dewasa ini yang tumbuh begitu besar, rumit dan terjadinya

persaingan kemajuan teknologi serta adanya gangguan-gangguan ekonomi yang cukup

hebat, maka manajemen usaha yang baik mulai dirasakan manfaatnya. Ini berarti bahwa

seorang pelaksana yang memegang pucuk pimpinan diharuskan untuk memiliki suatu

keahlian dalam mengarahkan kegiatan perusahaan yang senantiasa berubah, sebagai akibat

perubahan sosial dan situasi politik di lingkungan perusahaan tersebut.

Suatu perusahaan yang dikelola dengan baik, tentu memerlukan penerapan dari prinsip-

prinsip manajemen yang sehat, yang meliputi banyak faktor yang berhubungan dengan

semua kegiatan, hingga tercapainya tujuan. Kegiatan yang


dimaksud meliputi : Penyusunan rencana jangka pendek maupun jangka panjang,

merumuskan tujuan-tujuan perusahaan dan mengembangkan kebijaksanaan dasar

manajemen perusahaan tersebut. Untuk itulah salah satu tuntutan utama kepada manajemen

adalah penerapan-penerapan dari akuntansi manajemen.

Menurut Hadibroto (2000 : 51) mengemukakan bahwa Akuntansi manajemen “ sebagai

proses identifikasi pengukuran, akumulasi analisa, persiapan interprestasi dan komunikasi

keuangan yang dipergunakan oleh manajemen untuk merencanakan, menilai mengawasi

sesuatu dalam organisasi agar dapat dipastikan pemakaian yang tepat dan pertanggung

jawaban yang baik terhadap sumber daya perusahaan”.

Akuntansi manajemen merupakan suatu alat manajemen untuk memberikan informasi

tentang kejadian-kejadian finansial dalam suatu periode tertentu bagi pimpinan untuk

mengambil keputusannya melalui pilihan yang ada. Dalam pelaksanaannya bidang

perencanaan dan pengawasan adalah menyusun anggaran dan standar yang dibatasi pada

bidang operasi. Untuk mempengaruhi, menggerakkan, mengendalikan atau mengarahkan

para bawahan pimpinan harus mampu melaksanakan tugas kepemimpinan seperti kegiatan

pengambilan keputusan.

Menurut Davis (2007:56) mengemukakan bahwa “pengambilan keputusan adalah kegiatan

yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif jawaban atau pemecahan suatu masalah

yang didalamnya dipertimbangkan keuntungan- keuntungan serta resiko-resiko yang

terkandung dalam setiap alternatif masalah tersebut".


Setiap pimpinan sering dihadapkan kepada masalah atau pilihan-pilihan yang harus diambil

dalam upaya proses pencapaian tujuan organisasi baik yang berkaitan dengan anggaran,

pelaksanaan tugas bawahan dan lain-lain. Para pegawai yang diserahi tugas kadang dapat

menyelesaikan tugas dengan tepat dan baik sebagaimana yang diharapkan, akan tetapi

kadang pegawai juga tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini

dapat terjadi karena pedoman pelaksanaan tugas yang diberikan pimpinan kurang jelas.

Pedoman pelaksanaan tugas tersebut kurang jelas disebabkan kurang efektifnya pimpinan

dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan dari pimpinan organisasi berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas

yang diberikan kepada bawahan karena keputusan yang diambil seorang pimpinan yang

dinyatakan dalam suatu bentuk kata-kata dan dirumuskan dalam suatu peraturan, perintah,

instruksi, kebijaksanaan, dan dalam bentuk lain yang dikehendaki pimpinan. Kesalahan

pengambilan keputusan oleh pimpinan seperti penyusunan pedoman pelaksanaan tugas

bawahan dapat mengakibatkan kesalahan dalam pelaksanaan tugas pegawai (bawahan) yang

pada akhirnya dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.

Dilakukannya identifikasi pengukuran, akumulasi analisa, persiapan interprestasi dan

komunikasi keuangan yang dipergunakan oleh manajemen untuk merencanakan, menilai

mengawasi sesuatu dalam organisasi agar dapat dipastikan pemakaian yang tepat dan

pertanggung jawaban yang baik terhadap sumber daya perusahaan maka pimpinan

perusahaan akan lebih mudah, tepat dalam pengambilan keputusan secara efektif dan

efisien..
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Manajemen


2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen

Akuntansi sering disebut sebagai bahasa dari dunia usaha dan ini merupakan ungkapan yang
tepat, karena akuntansi dapat memberikan pengertian formal yang prinsipil terhadpa
informasi dari suatu perusahaan, oleh sebab itu kewajiban manajemen untuk mempelajari
akuntansi adalah sama pentingnya dengan mempelajari suatu bahasa, akuntansi sebagai
suatu bahasa perusahaan adakalanya dalam beberapa hal aturan-aturan yang lainnya.
Akuntansi adalah sistem informasi yang penting dan bukan suatu proses yang ditetapkan
secara kaku karena proses-prosesnya berkembang dari kebutuhan praktis dunia usaha.
Ditinjau dari sudut organisasi, akuntansi adalah suatu fungsi jasa dan bukan sebagai suatu
sasaran akhir dalam akuntansi itu sendiri. Ini berarti akuntansi merupakan alat yang
dipergunakan oleh manajemen, dan studi tentang akuntansi tidak lebih adalah suatu studi
dari satu tahapan manajemen.
Menurut Hadibroto (2000:51) mengemukakan bahwa Akuntansi manajemen adalah proses
identifikasi pengukuran, akumulasi analisa, persiapan interprestasi dan komunikasi
keuangan yang dipergunakan oleh manajemen untuk merencanakan, menilai mengawasi
sesuatu dalam organisasi agar dapat dipastikan pemakaian yang tepat dan pertanggung
jawaban yang baik terhadap sumber daya perusahaan.

Sedangkan menurut Murphy (2001:4) mengemukakan bahwa akuntansi manajemen adalah


“ suatu presentasi dari informasi akuntansi dalam rangka
menggerakkan dan melakukan pengawasan oleh manajemen dalam suatu perusahaan’’
Berdasarkan pengertian akuntansi manajemen di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya
manajemen berfungsi sebagai alat perencanaan, pengorganisasi, kepemimpinan dan
pengendalian, hal ini sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Stoner (2002:8)
mengemukakan bahwa “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan pengggunaan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan”
Menurut Arbie (2000:10) mengemukakan bahwa :

Manajemen merupakan suatu proses yang khas memiliki warna tersendiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasi, menggerakkan dan melakukan pengawasan yang
kesemuanya dikerjakan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia di samping sumber daya lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi manajemen adalah
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terutama fungsi perencanaan, penilaian dan
pengawasan.
2.1.2 Fungsi Akuntansi Manajemen

Sesudah mengemukakan pengertian akuntansi manajemen berikut ini dikemukakan peranan


dari akuntansi manajemen. Menurut Hadibroto (2000:5) mengemukakan bahwa peranan
akuntansi manajemen adalah :
1. Merumuskan kebijaksanaan dan dalam pengambilan keputusan terhadap suatu
yang ditetapkan
2. Fungsi perencanaan dan pengawasan.

Sedangkan menurut Hadibroto (2000:127) mengemukakan bahwa “Fungsi akuntansi


manajemen dalam bidang manajemen usaha adalah merupakan
teknik untuk mengumpulkan dan mencatat informasi yang diperlukan untuk perencanaan,
pengawasan, monitoring dan pembaharuan perusahaan”
Sementara Menurut Anderson (2000:4) mengemukakan bahwa “Peranan akuntansi
manajemen ialah sebagai alat manajemen untuk merumuskan kebijaksanaan usaha,
perencanaan dan pengawasan operasi dan pengukuran efisiensi dan efektivitas”.
Berdasarkan rumusan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa bidang dasar
yang termasuk di dalam fungsi akuntansi manajemen antara lain sebagai berikut :
- General Akuntan

- Akuntansi biaya

- Internal akuntansi

- Pelaporan Intern

- Dan jasa tambahan lainnya

Mengingat ruang lingkup yang diperlukan untuk membahas masing- masing bidang terlalu
luas, maka pembahasan akan dibatasi pada beberapa aspek dari yang disebutkan di atas,
yaitu dari tiga bidang yang praktis dan menarik yaitu:
a. Akuntansi biaya

b. Pelaporan intern

c. Sistem Pengendalian Intern

a. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya pada mulanya merupakan suatu cara yang penggunaannya terbatas pada
perhitungan biaya perunit tapi berubah dalam perkembangan
selanjutnya menjadi alat dari pada manajemen. Saat sekarang ini, akuntansi biaya
merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang bertujuan untuk menghitung biaya
produksi, sebagai alat pengawasan dan untuk pengambilan keputusan.
Menurut Mulyadi (2002:218) mengemukakan bahwa Akuntansi manajemen sebagai bagian
dari akuntansi biaya bertujuan untuk :
1. Perhitungan biaya mencakup proses pencatatan dan pengelompokan biaya,
kemudian membebankannya kepada departemen, pekerjaan, produk dan jasa-jasa. Biaya-
biaya yang menjadi beban perusahaan dapat digolongkan menurut tujuan yang ingin dicapai
seperti, penggolongan menurut fungsi, penggolongan menurut sifat-sifat biaya,
penggolongan menurut hubungan dengan proses peminjaman.

Menurut Silalahi (2002:212) mengemukakan bahwa perhitungan biaya dana dipergunakan


salah satu dari dua metode di bawah ini :
- Job Order Method
Melalui metode ini biaya untuk setiap pekerjaan harus dibuat secara terpisah agar dapat
dikalkulasikan secara cermat biaya untuk setiap jumlah dana atau proses pekerjaan. Karena
itu “departementasi adalah proses pengelompokan pekerjaan kedalam unit-unit kerja yang
secara logis berkaitan melaksanakan beberapa tugas-tugas organisasi
- Process Method
Berbeda dengan job order, maka perhitungan biaya menurut cara ini didasarkan pada
anggaran bahwa produksi dari proses yang satu merupakan salah satu alat yang
dipergunakan untuk proses berikutnya.

2. Alat Perencanaan
Manajemen seharusnya telah merencanakan kegiatan yang hendak dijalankan seperti barang
dan jasa yang dihasilkan, kemudian dilakukan penafsiran tentang biaya berikut komponen-
komponen biaya yang akan datang.
Sebagai suatu rencana anggaran mencakup proyeksi keuangan yang dipadukan dengan
asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu serta hal-hal yang relevan lainnya.
Anggaran akan membantu secara langsung fungsi utama manajemen. Anggaran bersifat
wajar, dan memuat tujuan yang dapat dicapai, maka perencanaan harus didasarkan atas
penelitian pemeriksaan dan riset yang hati-hati. Budget tidak selalu benar dan tidak selalu
sama dengan realisasinya. Agar dapat efektif
perencanaan yang dilakukan manajemen harus diikuti dengan pengendalian.
3. Alat Pengawasan
Pengawasan adalah usaha untuk menyesuaikan pelaksanaan dan perencanaan. Pengawasan
dalam arti sempit adalah pengawasan biaya melalui formulir seperti surat permintaan,
penerimaan barang, surat permohonan pinjaman faktur, kwitansi dan sebagainya, sedangkan
pengawasan arti luas adalah pengawasan melalui biaya, biaya standard, analisa pulang
pokok dan analisa penyimpangan.
Peranan anggaran menjadi sangat penting bagi perusahaan karena sebagai alat pengawasan
terhadap realisasi dari perencanaan perusahaan di waktu yang akan datang. Dengan adanya
peranan anggaran, perusahaan mempunyai tolak ukur mengevaluasi kegiatan nantinya.
Dengan membandingkan antara yang telah dibuat dengan realisasinya, maka perusahaan
dapat menilai apakah tujuan tercapai atau tidak.

Menurut Nafarin (2000 : 9) mengemukakan bahwa :

Anggaran merupakan alat pengawasan (controling). Pengawasan berarti menyevaluasi


(menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara memperbandingkan realisasi dengan
rencana (angaran) dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila
terdapat penyimpangan yang merugikan).

4. Alat Pengambilan Keputusan


Apabila pengambilan keputusan dihubungkan dengan biaya,maka berbagai pilihan yang
sering dijumpai adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan atau jasa kepada pihak yang memerlukan
(konsumen)
b. Mengadakan pinjaman dari perusahaan lain atau menghasilkan dana sendiri
c. Membayar upah perhari atau upah borongan

Salah satu alat pelengkap yang paling penting dalam akuntansi biaya adalah anggaran.
Dengan demikian anggaran adalah suatu alat utama yang berhubungan dengan akuntansi
manajemen dan digunakan untuk menciptakan pengawasan dan melatih diri manager di
dalam perencanaan.
Menurut Munandar (2001:1) mengemukakan bahwa “Anggaran (budget) adalah suatu
rencana yang disusun sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dengan unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu atau
periode tertentu yang akan datang”.
Menurut Hecker (2001:221) mengemukakan bahwa anggaran yang minimal harus dibuat
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yaitu terdiri dari:
a. Anggaran Tetap
Anggaran tetap adalah suatu anggaran yang disusun hanya untuk satu tahapan aktifitas saja
(umpamanya volume penjualan)”
b. Anggaran variabel.
Merupakan suatu anggaran yang disusun berdasarkan atas interval (beberapa kapasitas
tertentu), dimana berbagai tingkat kapasitas tersebut mungkin digunakan dalam perusahaan.

Dari anggaran-anggaran inilah yang kemudian ditingkatkan menjadi suatu kerangka dasar
untuk mengembangkan anggaran yang lengkap dan terpadu bagi semua tahapan dalam dunia
usaha
- Pelaporan Intern

Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dipergunakan untuk
mengambil keputusan ekonomi oleh pihak yang berkepentingan. Sedangkan hasil akhir dari
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi dituangkan dalam bentuk laporan. Karena
hal inilah maka pola laporan-laporan menjadi penting untuk dipahami dengan baik supaya
informasi yang diberikan berguna bagi pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Laporan-laporan intern yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan informasi yang
lebih baik, dengan menjelaskan fakta-fakta agar dimengerti. Fakta tersebut harus
dikomunikasikan kepada mereka yang berada dalam suatu kedudukan, untuk bertindak
dan maknanya harus dapat
direalisasikan oleh semua team manajemen, dengan kata lain laporan harus disajikan sebagai
alat untuk menggerakkan manajemen yaitu jelas untuk menjadi landasan bagi tindakan si
pelaksana.
Selanjutnya mengenai bentuk-bentuk laporan itu sendiri adalah berbeda satu sama lainnya,
oleh karena itu perlu diperinci lebih lanjut hingga jenis bagi manajemen atas seluruh tahap
kegiatan perusahaan. Pembagian terhadap laporan-laporan tersebut bukan hanya
dimaksudkan sebagai suatu hal dalam tujuannya. Adapun suatu pembagian struktur laporan
buat manajemen yang lengkap dan baik.
Menurut Hadibroto (2000 : 58) mengemukakan bahwa ada 3 laporan

yaitu

1. Laporan operasi
Laporan ini berisikan informasi mengenai analisa kompetisi dan tindakannya, analisa tehnik
operasi, analisa arus dana dan analisa keuangan. Jenis laporan ini dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu :
a. Laporan perencanaan, yang berhubungan dengan program yang disetujui
bagi operasi atau keadaan yang akan datang
b. Laporan pengawasan, yaitu ditujukan untuk membantu manajemen
dalam pengawasan operasi perusahaan dengan menunjukkan pada bidang-bidang yang
memerlukan tindakan perbaikan
c. Laporan informasi, yang mencakup masalah lebih luas dan ditujukan
untuk menyajikan dan menginterpretasikan fakta- fakta bagi manajemen yang akan
digunakan dalam menetapkan perencanaan dan kebijakan
2. Laporan Keuangan
Pertama-tama perlu dibedakan penggunaan istilah laporan-laporan dan istilah daftar,
perbedaan ini timbul kartena istilah daftar yang dipakai untuk setiap tabulasi, angka dan
catatan kaki yang diperlukan, sedangkan istilah laporan dipakai untuk suatu pengertian yang
komprehensip termasuk daftar dan komentar, penjelasan atas kegiatan-kegiatan perusahaan.
3. Laporan Pimpinan
Laporan pimpinan adalah laporan yang dibuat dalam tiap kwartal untuk menyimpulkan hal-
hal yang dimuat dalam laporan keuangan
dan laporan operasi dengan tekanan pada strategi dan tindakan dikemudian hari dalam
mengelola perusahaan. Yang dimaksud pimpinan di sini mencakup beberapa tingkatan
antara lain :
1. Manajemen tingkat atas yang termasuk presiden direktur dan staf kepala
keuangan, dan para pelaksana utama lainnya
2. Manajemen tingkat menengah yang termasuk manager- manager, kepala-
kepala departemen dan para pelaksana lainnya.
3. Manajemen tingkat bawah yang termasuk kepala-kepala lapangan,
mandor dan para supervisor bawahan lainnya

c. Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah sebagai alat atau metode yang digunakan dalam pembukuan
untuk menguji ketelitian dan kebenaran dari angka-angka pembukuan dengan jalan
menggunakan orang lain yang masing-masing bekerja dengan sendirian dan saling tidak
mempengaruhi, tapi pada akhirnya memberikan hasil yang sama.
Menurut Baridwan (2001 : 13) mengemukakan bahwa pengendalian intern sebagai berikut :
Pengawasan intern (Internal Control) dapat mempunyai arti sempit dan arti yang luas.
Dalam arti yang sempit,pengawasan intern merupakan pengecekan (cross footing) maupun
penjumlahan menurun (fotting). Dalam arti luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi
pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk
mengadakan pengawasan.

Dalam bukunya Mulyadi dan Kanaka (2002: 171) mengemukakan bahwa pengawasan intern
sebagai berikut :
Pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen
dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan berikut ini yaitu keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum yang berlaku dan efektifitas serta efisien.
Dari beberapa defenisi di atas dapat dikemukakan bahwa pengawasan intern merupakan
suatu sistem serta prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan, sistem ini
ditujukan untuk menjaga harta kekayaan perusahaan untuk menghindari penyelewengan dan
mengecek ketelitian data akuntansi agar kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat
ditaati.
Pemeriksaan intern adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh staf akuntansi
perusahaan yang tidak ikut serta dalam prosespengolahan data akuntansi tapi mereview
prosesdur akuntansi, data keuangan dan operasi lainnya sebagai suatu dasar manajemen. Jadi
pemeriksaan intern adalah suatu sistem pengendalian managerial yang fungsinya mengukur
dan menilai berhasil tidaknya bentuk-bentuk pengendalian yang ada.

2.1.3. Perbedaan Akuntansi Manajemen Dengan Akuntansi Finansial

Akuntansi telah berkembang sejak sekitar empat ratus tahun yang lalu dan semuanya
berhubungan dengan keuangan. Dengan kata lain akuntansi yang terdahulu umumnya adalah
akuntansi finansial. Hal ini disebabkan karena secara tradisional akuntansi telah mendominir
persoalan-persoalan kwantitatif dalam dunia usaha dengan memberikan percobaan-
percobaan, yang berkepentingan dan pragmatis untuk melayani pihak-pihak yang
berkepentingan secara tidak sepihak. Di dalam praktik, akuntan publik ditinjau untuk
laporan keuangan dan mereka hanya memusatkan perhatiannya pada kebenaran pencatatan,
serta penggolongan perkiraan dan bukan menginterpretasi peristiwa yang bersifat finansial
dimasa yang akan datang.
Akhir-akhir ini profesi akuntan telah menjurus kepada bidang yang lebih luas, sehingga
akuntansi bukan hanya berperan untuk mencatat transaksi yang sudah tejadi tapi dapat
dipergunakan untuk mengambil keputusan. Laporan studi yang dikhususkan untuk maksud
ini dinamakan akuntansi manajemen.
Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi finansial , dimana akuntansi manajemen
memusatkan perhatiannya pada penyusunan informasi intern.
Menurut Hartanto (2001:32) mengemukakan bahwa perbedaan antara akuntansi finansial
dan akuntansi manajemen dapat dilihat dari berbagai aspek yang terpenting diantaranya ialah
:
1. Kesatuan akuntansi
Pada akuntansi finansial, seluruh perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan sedangkan
akuntansi manajemen pandangan yang melihat perusahaan sebagai keseluruhan kurang
berguna karena dalam melakukan tindakan-tindakan manajemen harus mengetahui keadaan
khusus pada tiap-tiap bagian perusahaan.
2. Organisasi
Pada akuntansi finansial, organisasi perusahaan merupakan suatu yang terletak di luar
perhatiannya, karena yang penting perusahaan sebagai keseluruhan memberikan hasil yang
baik. Sedangkan pada akuntansi manajemen organisasi merupakan suatu yang vital dan oleh
karena itu akuntansi diinkorporasikan dalam organisasi.
3. Data
Pada akuntansi finansial, data yang dipergunakan selalu bersifat objektif dan agregatif,
sedangkan pada akuntansi manajemen data yang dipergunakan bersifat subjektif dan
individual.
4. Waktu dibutuhkannya informasi
Pada akuntansi finansial, laporan-laporan boleh disiapkan terlambat asalkan harus
diusahakan 100% lengkap sedangkan pada akuntansi manajemen laporan harus tepat pada
waktunya meskipun tidak lengkap
5. Faktor kualitatif
Pada akuntansi finansial, fakta-fakta objektif yang mempunyai konsekwensi keuangan
adalah penting, sedangkan pada akuntansi manajemen disamping faktor-faktor kwalitatif.
Berdasarkan kelima aspek di atas, secara garis besarnya akuntansi manajemen memiliki
beberapa perbedaan dengan akuntansi finansial seperti :
1. Konsepsi dari akuntansi manajemen cukup lama

2. Tidak mutlak mentaati prinsip-prinsip akuntansi

3. Penggunaannya yang terbatas untuk pihak intern

4. Informasi yang disajikan kadang-kadang kurang lengkap tetapi tepat pada


waktunya
5. Lebih menekankan pada kejadian-kejadian masa akan datang

6. Mengutamakan bagian-bagian usaha bukan perusahaan sebagai suatu kesatuan


7. Data yang disajikan bersifat subjektif dan individual

8. Data yang dipergunakan bukan terbatas pada kuantitatif tetapi juga


diperhatikan faktor kualitas.
Berdasarkan fakta ini dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Interpretasi laporan

Laporan yang dihasilkan oleh akuntansi adalah daftar keuangan, umumnya memerlukan
penyesuaian-penyesuaian untuk penggunaan pihak manajemen, karena daftar keuangan itu
disusun berdasarkan asumsi-asumsi tertentu yang berlaku dan harus disesuaikan secara
komprehensif dengan menggunakan istilah-istilah tertentu.
Perlu dikemukakan bahwa manajemen bukanlah terjadi dari orang-orang yang dilatih secara
khusus dalam bidang akuntansi, juga tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengadakan
penafsiran-penafsiran sehingga daftar keuangan
yang telah disusun itu tidak dapat dipergunakan secara baik oleh semua lapisan manajemen.
2. Penggolongan data

Data yang terdapat pada daftar keuangan berupa data secara keseluruhan berdasarkan fakta
objektif dengan hanya mempertahankan faktor-faktor yang bersifat kuantitatif selalu
diabaikan. Dengan perkataan lain akuntansi finansial kurang memperhatikan tentang faktor-
faktor non finansial yang sebenarnya relevan bagi persoalan yang sedang dihadapi, sehingga
akuntansi finansial dapat dipandang merupakan teknik pembukuan belaka, oleh karena itu
cenedrung menyerupai seni dari ilmiahnya.
3. Jenis Data

Akuntansi finansial kebanyakan didasarkan pada data histories yang tidak relevan atau
hanya memberikan gambaran tentang hal-hal yang terjadi. Jenis data itu tidak menarik dan
berguna bagi pihak lain dalam mempertimbangkan tindakan-tindakan pilihan dalam
pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang. Sehubungan dengan itu manajemen
harus melihat ke depan untuk mengadakan penilaian terhadap potensi yang ada, maka
akuntansi finansial dianggap tidak dapat membantu manajemen menyusun perencanaan.

2.1.4. Prinsip-Prinsip Akuntansi Umum

Akuntansi sering disebut sebagai bahasa dari dunia usaha dan ini merupakan ungkapan yang
tepat, karena akuntansi dapat memberikan pengertian formal yang prinsipil terhadap
informasi dari suatu perusahaan. Oleh sebab itu kewajiban manajemen untuk mempelajari
akuntansi adalah sangat penting.
Menurut Hendrikson (2000:129) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip dasar
penting yang harus diketahui dan dievaluasi antara lain :

1. Accounting entility
Asumsi ini menyataan perusahaan sebagai suatu unit usaha tersebut. Penafsiran dari asumsi
ini mengandung arti bahwa neraca disusun berdasarkan anggapan bahwa perusahaan di
suatu pihak memiliki hak atas aktiva dan kewajiban pada pihak luar juga para pemilik
perusahaan itu sendiri. Jadi jelaslah akuntansi dibuat untuk mencatat dan melaporkan
transaksi-transaksi keuangan dari suatu unit ekonomi tertentu.
2. Going concern
Asumsi ini menganggap unit-unit bacaan usaha diorganisir untuk melaksanakan kegiatan
operasi untuk masa yang cukup lama dan berlangsung terus menerus. Dengan perkataan lain
laporan keuangan yang disusun akuntansi bukan untuk keperluan likwidasi. Sejalan dengan
pandangan ini maka aktiva harus dicatat berdasarkan pada nilai-nilai likwidasi, karena aktiva
harus dianggap akan dapat dipakai pada waktu yang akan datang sesuai dengan tujuan
pembeliannya.
3. Cost concept
Pada dasarnya transaksi-transkasi dunia usaha menyangkut pertukaran dengan alat-alat
umum yang dinyatakan dalam nilai uang. Tolak ukur yang dijadikan ukuran pada saat
pertukaran itu bukan harga perolehan nilai, karena nilai dapat berubah sedangkan harga
perolehan tidak. Dengan kata lain konsep ini menyatakan bahwa harga seluruh perolehan
bukan merupakan nilai melainkan seluruh harga pertukaran transaksi-transaksi yang
dikelompokkan kembali.
4. Timelines
Hasil usaha perusahaan hanya dapat diketahui secara tepat pada waktu perusahaan itu
dibubarkan, karena pada waktu perusahaan itu baru diketahui dengan pasti selisih
pendapatan dan biaya perusahaannya dengan membandingkan antara aktiva perusahaan.
Karena waktu pendirian sampai likuiditas memakan waktu yang lama, maka untuk
menjamin atau mengatasi hal ini diperlukan pembuatan laporan periodik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin tersedianya informasi kepada pihak yang berkepentingan agar
dapat mengadakan analisa terhadap perubahan yang tejadi.
5. Objektivity
Prinsip ini menghendaki supaya akuntansi sebagai sumber informasi didasarkan pada data
yang objektif, karena akuntansi harus memberikan informasi kepada berbagai pihak yang
berkepentingan kadang-kadang berbenturan antara yang satu dengan yang lain. Pengertian
objektivitas ini sendiri mempunyai tafsiran yang tidak sama.
6. Comparability
Prinsip ini menghendaki supaya informasi keuangan yang disajikan akuntansi hendaklah
dapat dibandingan dari satu periode ke periode berikutnya. Hal ini penting mengingat
penyajian laporan keuangan yang dibandingkan dalam laporan tahunan atau laporan
keuangan lainnya akan menambah kegunaan dari pada laporan keuangan itu dan lebih dapat
menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada perusahaan dari waktu ke waktu.
7. Full disclosure
Sesuai dengan postulat-postulat dasar dari akuntansi, maka data keuangan yang paling
relevan dalam satuan-satuan kwantitatif, harus ditingkatkan dan disajikan dalam daftar
keuangan hingga batas yang mungkin dan layak dalam daftar tambahan. Di sini harus
berperan prinsip pengungkapan yang cukup. Jika prinsip ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang penting dan relevan kepada yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan
keputusan dengan cara yang sebaik mungkin. Ini berarti informasi yang tidak penting atau
tidak relevan dapat diabaikan untuk membuat penyajian-penyajian itu berguna dan dapat
dimengerti.
8. Conservatisme
Prinsip ini menghendaki supaya ditentukan pendekatan yang berhati- hati untuk menentukan
suatu jumlah tersebut dapat diketahui secara pasti di dalam menyajikan laporan keuangan.
Dengan perkataan lain prinsip inilah yang melandasi sikap kita dalam menghadapi suatu
ketidak pastian untuk cenderung segera memperhitungkan kerugian dari perisiwa-peristiwa
yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu bila peristiwa itu berkenan dengan harta
kekayaan bersih atau pendapatan bersih maka selalu diperhitungkan dengan nilai yang
terendah, sebagai contoh adalah cara untuk menilai suatu aktiva dengan cost or market
method, yang mengambil harga terendah bila terdapat perbedaan antara harga beli dengan
harga pasar.

2.2. Pengambilan Keputusan


2.2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu
masalah yang dihadapi. Pendekatan semua ini memerlukan informasi, baik yang asalnya dari
tubuh organisasi atau bagian atau seksi, dan seterusnya, maupun sumber dari luar organisasi
bersangkutan.
Dalam setiap aspek manajemen, akan dijumpai masalah-masalah dan untuk itu diperlukan
keputusan-keputusan yang bijaksana untuk pemecahannya. Dalam tiap aspek tersebut
nantinya diperlukan informasi-informasi, baik yang sifatnya eksternal maupun internal.
Tingkat kekomplekan dan rincian informasi yang dituntut pun bervariasi sesuai dengan
tingkatan keputusan itu sendiri, apakah ia diambil oleh top manajemen yang umumnya
berjangka menengah, ataukah oleh manajemen ditingkat operasional yang berkonsentrasi
pada jangka pendek.
Hampir setiap saat manusia membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya, hal
ini dilandasi asumsi bahwa segala tindakan yang dilahirkan secara sadar merupakan
pencerminan hasil proses pengambilan keputusan dalam pemikirannya, sehingga sebenarnya
manusia sudah sangat terbiasa dalam membuat keputusan.
Penyusunan informasi secara teratur dan sistematik mengikuti struktur organisasi dan
digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan inti
dari Management Information System (MIS).
Menurut Nurhaidah (2003:67) mengemukakan bahwa keputusan adalah “suatu pengakhiran
atau pemutusan dari pada suatu proses pemikiran tentang suatu masalah problema, untuk
menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan
menjatuhkan pilihan pada salahsatu alternatif yang tertentu”
Sebelum suatu keputusan dibuat, sangat penting artinya bagi seorang pengambil keputusan
untuk menentukan hakekat masalah serta pemecahan, sehingga keputusan yang diambil akan
sekaligus memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Pengambilan keputusan harus bertanggung jawab memikul resiko yang timbul
akibat keputusan yang dipilihnya dari berbagai alternative keputusan yang tersedia.
Menurut Siswanto (2000:99) mengemukakan bahwa “pengambilan keputusan adalah
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan problema
yang sedang dihadapi, kemudian menetapkan berbagai alternative yang dianggap paling
rasional dan sesuai dengan iklim dan kondisi system”
Jadi mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatife yang dianggap
saling menguntungkan dari beberapa alternatif yang dihadapi. Data sangat dibutuhkan untuk
memperoleh informasi yang akan membantu pengambilan keputusan, sedangan keputusan
adalah landasan pelaksanaan atas suatu tindakan.
Dalam pengambilan keputusan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi
manajemen yang berupa aktiva penuh, pendapatan penuh, dan biaya penuh masa yang akan
dating. Informasi aktiva penuh memberikan ukuran berapa jumlah dana yang akan
ditanamkan dalam proyek atau kegiatan tertentu, sedangkan pendapatan dan biaya penuh
masa yang akan datang memberikan ukuran tingkat kemampuan menghasilkan laba dari
investasi dalam proyek atau kegiatan yang direncanakan tersebut.
Dalam pengambilan keputusan investasi tertentu misalnya dalam penggantian aktiva tetap
yang didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya, manajemen memerlukan informasi
akuntansi manajemen yang berupa aktiva
diferensial dan biaya diferensial. Informasi aktiva diferensial memberikan ukuran berapa
jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu,
sedangkan biaya diferensial memberikan ukuran penghematan biaya yang diperoleh dengan
adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut. Dalam pengambilan keputusan
penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada pertimbangan kenaikan produktivitas,
manajemen memerlukan informasi akuntansi manajemen yang berupa aktiva diferensial,
pendapatan diferensial, dan biaya diferensial. Informasi aktiva diferensial memberikan
ukuran berapa jumlahdana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap
tertentu, sedangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial memberikan ukuran
kenaikan produktivitas yang diperoleh dengan adanya penggantian aktiva tetap yang
direncanakan tersebut.
Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya kesempatan (apportunity cost) memegang
peranan sangat penting. Biaya kesempatan merupakan pendapatan atau penghematan biaya
yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Dalam penggantian mesin
lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam
mempertimbangkan investasi pada mesin baru. Harga jual mesin lama merupakan biaya
kesempatan dan harus dikurangkan dari investasi dalam penggantian mesin tersebut.
Dalam prinsip akuntansi yang diterima umum (generally accepted accounting principles)
biaya bunga modal sendiri (imputed interest on capital) tidak boleh diperhitungkan sebagai
biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi biaya bunga modal sendiri justru harus
dipertimbangkan.
Biaya modal sendiri seringkali dianggap sama dengan kembalian investasi (return on
investment). Kembalian investasi adalah berbeda dengan biaya modal sendiri karena
kembaian investasi terdiri dari bunga dan laba. Bunga merupakan biaya uang (cost of
money) sedangkan kembalian investasi menunjukkan hasil yang diperoleh karena resiko dan
ketidakastian yang ditanggung oleh investor. Biaya modal merupakan criteria penerimaan
minimum modal yang ditanamkan untuk menghasilkan laba. Perusahaan harus paling tidak
dapat menutup biaya yang uang sebelum memperoleh laba dari investasi.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititik beratkan pada arus kas, karena saat
penerimaan kas dari investasi memiliki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima masa
sekarang lebih berharga dari satu ruiah yang diterima pada masa mendatang.

2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
organisasi atau merupakan langkah-langkah yang diambil untuk dapat mencapai tujuan organisasi
dengan secepat mungkin dengan biaya yang efisien. Dalam proses pengambilan keputusan bukanlah
suatu instan yang artinya keputusan yang diambil terutama keputusan yang sifatnya penting bagi
organisasi tidak boleh tergesa-gesa, karena segala keputusan manajerial yang diambil akan diikuti
akibatnya baik buruk akibat dari keputusan tersebut tergantung pada kualitas keputusan tersebut.
Menurut Hariadi (2002:559) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang paling tepat dalam
pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah dan mengeluarkan alternatif yang
kira-kira tidak layak untuk dilaksanakan
c. Mengidentifikasi semua biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan alternatif-alternatif
yang dipertimbangkan untuk dipilih dan dikeluarkan biaya-biaya yang dianggap tidak relevan.
d. Mempertimbangkan faktor-aktor kualitatif
e. Membuat keputusan atas dasar factor kuantitatif dan kualitatif yang dibahas di atas.

Pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan masalah atau kesulitan. Melalui suatu
pengambilan keputusan pihak manajemen mengharapkan suatu pemecahan atas masalah yang
dihadai dapat teratasi. Dalam organisasi perusahaan para manajer dihadapkan kepada masalah
pengambilan berbagai alternatif keputusan. Salah mengambil keputusan berarti manajer akan gagal
mengarahkan organisasi perusahaan meraih tujuan yang diharapkan perusahaan.
Menurut Malayu (2002:56) mengemukakan bahwa “pengambilan keputusan adalah suatu proses
penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada
masa yang akan datang”.
Menurut Widjajanto (2001:216) mengemukakan bahwa keputusan manajemen bisa diklasifikasikan
yaitu :
a. Keputusan menurut aktivitas manajerial

b. Keputusan menurut struktur persoalan

c. Keputusan menurut sumber daya perusahaan

d. Keputusan menurut sifat persoalan

e. Keputusan menurut fungsi operasional


Sedangkan proses pengambilan keputusan menurut Widjajanto (2001:216) adalah :
a. Mendefenisikan persoalan
b. Menentukan berbagai alternatif tindakan yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan
c. Mengevaluasi masing-masing alternatif
d. Memilih alternatif yang terbaik untuk dijadikan keputusan
e. Memantau hasil keputusan

Salah satu data yang paling penting dalam pengambilan keputusan adalah biaya-biaya
relevan. Dalam proses pengambilan keputusan peranan akuntan manajemen adalah sebagai
pengumpul data dan pengolahan data-data yang relevan termasuk biaya-biaya yang relevan
akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Apabila
biaya yang diharapkan terjadi pada masalah yang akan datang berbeda pada setiap alternative
yang akan dipilih, maka biaya tersebut adalah biaya relevan, tetapi suatu biaya menjadi tidak
relevan apabila biaya itu semua alternatif yang dianalisa.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akuntansi adalah sistem informasi yang penting dan bukan suatu proses yang ditetapkan
secara kaku karena proses-prosesnya berkembang dari kebutuhan praktis dunia usaha. Ini
berarti akuntansi merupakan alat yang dipergunakan oleh manajemen, dan studi tentang
akuntansi tidak lebih adalah suatu studi dari satu tahapan manajemen. Sesudah
mengemukakan pengertian akuntansi manajemen berikut ini dikemukakan peranan dari
akuntansi manajemen.
Keputusan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi organisasi atau merupakan langkah-langkah yang diambil untuk dapat mencapai
tujuan organisasi dengan secepat mungkin dengan biaya yang efisien. Pengambilan
keputusan senantiasa berkaitan dengan masalah atau kesulitan. Melalui suatu
pengambilan keputusan pihak manajemen mengharapkan suatu pemecahan atas masalah
yang dihadai dapat teratasi. Salah satu data yang paling penting dalam pengambilan
keputusan adalah biaya-biaya relevan

Anda mungkin juga menyukai