Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Lanjutan


Dosen Pengampu:
Cepy Nurmalia Wahyuningtias, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Zainal Arifin (126401212075)
2. Atik Nur Khofifa (126401212076)
3. Ferananda Wahyu Nurjanah (126401212078)
4. Rena Liana (126401212090)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Akuntansi Manajemen. Atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Aknuntansi Lanjutan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang
telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Muhamad Aqim Adlan, S.Ag., S.Pd., M.E.I. selaku ketua jurusan Perbankan Syariah
3. Cepy Nurmalia Wahyuningtias, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini. Namun,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena
keterbatasan maupun pengalaman kami. Kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang bersifat membangun untuk menyempurnakan tugas-tugas kami yang akan datang.
Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya tugas makalah ini
dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Tulungagung, 16 Mei 2022

Penulis

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI............................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ................................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
ISI .............................................................................................................................................. 3
A. Akuntabilitas Manajemen ............................................................................................ 3
B. Lingkungan Bisnis Masa Kini ..................................................................................... 4
C. Jenis-Jenis Biaya ........................................................................................................... 9
D. Biaya Produksi dalam Laporan Keuangan .............................................................. 10
E. Konsep Biaya ............................................................................................................... 15
BAB III.................................................................................... Error! Bookmark not defined.21
PENUTUP ............................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 21
B. Saran ............................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen


puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran
organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan
rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur
dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil
pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam
mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam hal ini, sangat di perlukan adanya
konsep dasar dalampenetapan biaya dari proses produksi. Sehingga proses
produksi menghasilkanpencapaian yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Pembebanan
biaya pada setiap unitproduksi secara akurat, akan mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.
Merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada perusahaannya.
Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal lainnya
mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang. Dalam
pengambilan keputusan manajer harus membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif
yang ada. Karena pilihan yang akan diambil oleh manajer sangat menentukan
kelangsungan hidup perusahaan, sebagian besar kualitas keputusan manajemen
mencerminkan kualitas akuntansi dan informasi lain yang diterima oleh manajemen.
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak
memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi
yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana
tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan
uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan
rencana pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan
utama perusahaan. Dalam hal ini, sangat di perlukan adanya konsep dasar
dalam penetapan biaya dari proses produksi. Sehingga proses produksi
menghasilkan pencapaian yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Pembebanan biaya pada
setiap unit produksi secara akurat, akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada perusahaannya.

1
Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal lainnya
mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang. Dalam
pengambilan keputusanmanajer harus membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif
yang ada. Karena pilihan yang akan diambil oleh manajer sangat menentukan
kelangsungan hidup perusahaan, sebagian besar kualitas keputusan manajemen
mencerminkan kualitas akuntansi dan informasi lain yang diterima oleh manajemen.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud akuntabilitas manajemen?
2. Bagaimana lingkungan bisnis masa kini?
3. Apa saja jenis-jenis dari biaya?
4. Bagaimana biaya produksi dalam laporan keuangan?
5. Bagaimana konsep biaya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai akuntabilitas manajemen.
2. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan bisnis pada masa kini.
3. Untuk memberikan penjelasan apa saja jenis-jenis biaya
4. Untuk mengetahui biaya produksi dalam laporan keuangan.
5. Untuk mengetahui konsep biaya.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Akuntabilitas Manajemen
1. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang berhubungan dengan
kemampuan menjelaskan keputusan yang diambil dan aktivitas yang dilakukan.
Dalam ilmu akuntansi, akuntabilitas adalah bagaimana seorang pemilik bisnis,
pemimpin, manajer, dll memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
berhak mendapatkannya. Demi melaporkan kinerja bisnis yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Lawton and Rose, akuntabilitas artinya proses saat seseorang atau
sebuah organisasi membuat laporan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Adisasmita, pengertian akuntabilitas adalah instrument
pertanggungjawaban atas konsep keberhasilan dan kegagalan tugas pokok serta fungsi
organisasi.
2. Prinsip-prinsip akuntabilitas adalah:
 Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf untuk melakukan pengelolaan
organisasi yang memiliki nilai akuntabel.
 Merupakan sistem yang menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
 Berorientasi pada visi, misi, hasil, dan manfaat yang diperoleh organisasi.
 Memegang erat nilai kejujuran, transparan, objektif dan inovatif.

3. Jenis-jenis Akuntabilitas
 Akuntabilitas Vertikal

Akuntabilitas vertikal adalah sebuah kondisi di mana seseorang mampu


mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil kepada jabatan otoritas di
atasnya.Misalnya saja akuntabilitas kepala dinas kepada walikota, kepala cabang
kepada direktur, atau menteri kepada presiden.

 Akuntabilitas Horizontal

3
Akuntabilitas horizontal adalah tanggung jawab organisasi terhadap
masyarakat dan lingkungan eksternalnya yang tidak ada hubungan antara atasan dan
bawahan. Tanggung jawab di sini biasanya berhubungan erat dengan penyelesaian
tugas pada pelayanan publik.

4. Fungsi Akuntabilitas dalam kegiatan akuntansi

Menurut Bowen, prinsip akuntabilitas memiliki 3 fungsi di antaranya:

1. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kinerja


2. Alat Kontrol Tugas
3. Menekan Angka Penyalahgunaan Tugas1

B. Lingkungan Bisnis Masa Kini


Agar mencapai hasil yang baik, manajer baik pada perusahaan besar maupun kecil
harus mempertimbangkan tren bisnis akhir-akhir ini, seperti diuraikan dibawah ini.
 Pergeseran ke perusahaan jasa. Perusahaan jasa menjual jasa pelayanan kesehatan,
komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa bermanfaat penting lainnya kepada
masyarakat. Terdapat nama-nama perusahaan raksasa yang berasal dari Amerika
Serikat yang sudah mendunia namanya, seperti FedEx, Google, dan Citibank.
Perusahaan-perusahaan tersebut tidak menjual barang, mereka menjual jasa. Pada
abad terakhir ini, banyak perusahaan berkembang yng menggeser fokus
aktivitasnya dari manufaktur ke jasa. Sensus perusahaan di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan pelayanan
jasa kesehatan berkembang sangat pesat.
 Kompetisi global. Agar kompetitif, banyak perusahaan memindahkan operasinya
ke negara lain, agar lebih dekat dengan konsumen barunya. Banyak juga
perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan asing untuk melayani
konsumen lokal.

1Jurnal Entrepreneur, “Pengertian Akuntabilitas dalam Akuntansi dan Penerapannya”, dalam


https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-akuntabilitas/ diakses pada 12 Mei 2022

4
 Kompetesi berbasis waktu (Time-Based Competition). Internet, electronic
commerce (e-commerce), dan engiriman ekspres mempercepat daya jangkau
perusahaan. Para konsumen yang mudah menerima pesan melalui internet, tidak
perlu menunggu sampai dua minggu untuk membeli DVD secara online. Waktu
menjadi factor kompetitif baru dalam bisnis dunia. Agar dapat bersaing,
perusahaan mengembangkan upaya yang bersifat menghemat waktu, seperti
misalnya.
1. Sistem informasi mutahir. Banyak perusahaan menggunakan enterprise
resource planning (ERP) system untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi,
departemen-departemen, dan data perusahaan mereka di seluruh dunia.
Sistem ERP membantu perusahaan dalam melangsingkan operasi, sehingga
memungkinkan perusahaan untuk merespon dengan cepat setiap
perubahannya yang terjadi di pasar.
2. E-commerce. Perusahaan menggunakan internet setiap hari dalam
melakukan penjualan dan pelayanan kepada konsumen. Internet
memungkinkan perusahaan untuk melakukan penjualan kepada ribuan
konsumen di seluruh penjuru dunia dengan cara yang mudah dan cepat.
3. Manajemen Just-in Time. Persediaan barang yang disimpan terlalu lama bisa
mejadi usang. Penyimpan barang di gudang membutuhkan tempat dan harus
diasuransikan yang semuanya membutuhkan biaya dan harus dibayar.
Filosofi just-in time membantu manajemen dalam mengurangi biaya dengan
cara mempercepat perpindahan dari bahan mentah menjadi barang jadi. Just-
in time berarti memproduksi tepat tepat pada waktu dibutuhkan. Idealnya
pemasok mengirimkan bahan/material sejumlah yang diperlukan untuk
produksi hari ini, tepat ketika produksi akan dimulai, dan barang jadi selesai
dikerjakan tepat pada waktu untuk dikirim ke konsumen.
 Manajemen Total Quality. Agar berhasil dalam bisnis, perusahaan harus menjual
barang dan jasa yang berkualitas tinggi. Total Quality Management (TQM) adalah
falsafah yang dirancang untuk menghasilkan produk dan jasa yang istimewa bagi para
pelanggan. Perusahaan dapat mencapai hal ini dengan cara secara terus menerus
memperbaiki kualitas dan mengurangi atau menghilangkan produk cacat atau rusak.
Dalam TQM, setiap fungsi bisnis menetapkan tujuan bisnis yang tinggi dan semakin
tinggi.

5
a. Perusahaan Jasa
Pelayanan jasa telepon seluler, perhotelan, atau perbankan adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang penjualan jasa. Seperti halnya tipe perusahaan lain,
perusahaan jasa dituntut untuk memberikan jasa dengan memenuhi tiga
karakteristikberikut:
1. Berkualitas tinggi
2. Harga yang wajar
3. Dikirim tepat waktu
Perusahaan jasa memiliki akuntansi yang paling sederhana, karena perusahaan
semacam ini tidak memiliki persediaan barang untuk dijual. Semua biaya merupakan
biaya periodik, yaitu biaya-biaya yang diperlukan sebagai beban pada periode
pengeluaran itu terjadi.
Laporan laba rugi pada perusahaan jasa.
PT CEPAT
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan Berakhir 31 Mei 2012

Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp 76.000.000,00 100%
Beban:
Beban gaji Rp 18.000.000,00 24%
Beban sewa 10.000.000,00 13%
Beban listrik 4.000.000,00 5%
Beban depresiasi – mebel 3.000.000,00 4%
Beban depresiasi – gedung 2.000.000,00 3%
Beban bunga 1.000.000,00 1%
Beban pemakaian 1.000.000,00 1%
perlengkapan
Total beban Rp 39.000.000,00 51%
Laba Bersih Rp 37.000.000,00 49%

6
PT Cepat pada bulan Mei 2012 tidak memiliki persediaan barang, sehingga
laporan laba-rugi juga tidak menunjukkan beban pokok penjualan (karena tidak
menjual barang). Beban terbesar pada perusahaan jasa semacam ini adalah gaji
pegawai yang bekerja pada perusahaan. Beban gaji adalah 24% dari pendapatan PT
Cepat pada bulan Mei. Namun demikian, perusahaan masih memperoleh margin laba
sebesar 49%.
Perusahaan jasa perlu mengetahui jasa manakah yang paling menguntungkan,
dan itu berarti bahwa perusahaan harus mengevaluasi baik pendapatan maupun
bebannya.
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang perusahaan yang aktivitasnya menjual kembali barang yang
dibelinya dari pemasok. Perusahaan menyimpan persediaan barang yang akan
dijualnya, dan manajer bertanggung jawab untuk pembelian, penyimpanan dan
penjualan barang.
Berbeda dengan perusahaan jasa, laporan laba rugi pada perusahaan dagang
melaporkan beban pokok penjualan sebagai komponen beban terbesar. Kelompok
beban pokok penjualan dalam laporan laba rugi menunjukkan aliran biaya perolehan
barang sampai menjadi persediaan. Aliran biaya perolehan barang ini merupakan
biaya perolehan yang tertanam dalam persediaan sampai barang tersebut dijual. Biaya
perolehan yang melekat pada persediaan dalam perusahaan dagang meliputi hanya
biaya perolehan untuk membeli barang ditambah biaya angkut.
Biaya pokok penjualan = Persediaan awal + Pembelian (bersih) – Persediaan akhir
PT NUSANTARA
Laporan laba Rugi
Untuk Tahun Berakhir Tanggal 31 Desember 2012
Pendapatan penjualan Rp 169.300.000,00 102,0%
Dikurangi: Retur penjualan Rp (2.000.000,00) -1,2%
Potongan penjualan (1.400.000,00) -0,8%
(3.400.000,00) -2,0%
Penjualan bersih Rp 165.900.000,00 100,0%
Beban pokok penjualan:

7
Persediaan awal Rp 0
Pembelian dan biaya angkut 131.000.000,00
Barang tersedia dijual 131.000.000,00
Persediaan akhir (40.200.000,00)
Beban pokok penjualan 90.800.000,00 54,7%
Laba kotor 75. 100.000,00 45,3%
Beban operasi:
Beban gaji Rp 10.200.000,00 6,1%
Beban sewa 8.400.000,00 5,1%
Beban asuransi 1.000.000,00 0,6%
Beban depresiasi 600.000,00 0,4%
Beban listrik 500.000,00 0,0%
Total beban operasi 20.700.000,00 12,5%
Laba operasi 54.400.000,00 32,8%
Pendapatan dan beban lain-lain:
Beban bunga (1.300.000,00) -0,8%
Laba bersih Rp. 53.100.000,00 32,0%

PT Nusantara baru beroperasi pada awal tahun 2012, sehingga persediaan awal
bernilai Rp 0. Selama tahun 2012, PT Nusantara membeli barang dagangan seharga
Rp 131.000.000,00. Pada tanggal 31 Desember, persediaan akhir berjumlah Rp
40.200.000,00. Dari barang tersedia dijual senilai Rp 131.000.000,00, beban
perolehan barang yang terjual selama tahun2012 berjumlah Rp 90.800.000,00. Beban
poko penjualan berjumlah 54,7% dari penjualan (beban pokok penjualan : penjualan
bersih sebesar Rp 165.900.000,00). Dengan demikian untuk tahun 2012, PT
Nusantara memperoleh laba kotor sebesar 45,3% dari penjualan bersih.
c. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur menggunakan tenaga kerja, peralatan, perlengkapan,
dan fasilitas lainnya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Manajer dalam
perusahaan manufaktur harus menggunakan sumber-sumber tersebut untuk
menghasilkan laba dan menjaga terpenuhinya kas.
Berbeda dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang, perusahaan
manufaktur memiliki aktivitas yang luas berkaitan dengan proses produksi. Oleh

8
karena itu, manajer berkewajiban untuk menerapkan sistem yang dapat menampung
aliran biaya atas tiga kelompok persediaan berikut
1. Persediaan bahan, meliputi bahan baku yang digunakan untuk membuat produk.
2. Persediaan bahan dalam proses, meliputi barang yang sudah berada dalam proses
tetapi belum selesai. Sejumlah aktivitas produksi telah mengubah bahan baku,
tetapi belum menjadi produk jadi dan siap jual.
3. Persediaan barang jadi, meliputi barang yang sudah selesai dikerjakan, tetapi
belum dijual. Barang jadi adalah barang yang siap untuk dijual kepada para
pengecer (atau langsung kepada konsumen).2

C. Jenis-Jenis Biaya
Biaya dibedakan menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung. Biaya
langsung adalah biaya yang dapat secara langsung ditelusuri pada suatu obyek biaya
tertentu. Contoh biaya langsung adalah bahan langsung dan bahan tenaga kerja
langsung. Objek biaya adalah sesuatu yang manajer ingin hanya biayanya diukur
seara terpisah (tersendiri). Manager biasanya ngin mengetahuinbiaya dari suatu
produk, suatu departemen, suatu wilayah penjualan, atau suatu aktivitas. Biaya tak
langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusuri ke suatu obyek
biaya tertentu, seperti misalnya biaya overhead pabrik.
Biaya produksi atau disebut juga biaya manufaktur adalah biaya-biaya yang
berkaitan dengan aktivitas dan proses untuk mengubah bahan baku menjadi barang
jadi. Biaya produksi terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhand
pabrik (biaya produksi tak langsung).
 Bahan langung adalah bahan yang secara fisik menjadi bagian dari barang jadi
(produk selesai). Biaya perolehan bahan langsung (harga beli bahan ditambah
biaya angkut) dapat secara langsung ditelusuri ke barang jadi.
 Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang mengubah bahan baku menjadi
barang jadi (produk selesai). Biaya tenaga kerja langsung dapat ditelusuri secara
langsung ke barang jadi.
 Overhead pabtik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini terjadi sebagai akibat dari aktivitas
berbagai pendukung produksi, seperti misalnya penyimpanan barang di gudang,

2
Harjono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi, (Yogyakarta: STIE YKPN, 2011), hlm. 553—559

9
penyetelan mesin, dan pembersihan tempat kerja. Biaya overheadpabrik sering
juga disebut biaya produksi tak langsung.

1. Biaya Overhead Pabrik


 Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya tak langsung yang berkaitan
dengan proses produksi (manufacturing). Sebagai contoh biaya-biaya ini
timbul sebagai aktivitas produksi, tetapi tidak dapat ditelusuri secara fisik ke
dalam produksi jadi.
 Biaya bahan tak langsung adalah biaya pemakaian bahan-bahan yang secara
fisik tidak menjadi bagian dari barang jadai atau jumlahnya tidak bearti.
Sebagai contoh, dalam industri mebel selalu digunakan paku, lem, dan benang
yang akan menjadi bagian dari mebel, tetapi karena nilainya kecil maka
pemkaian bahan-bahan semacam itu dimasukkan sebagai biaya bahan tak
langsung.
 Biaya tenaga kerja tak langsung adalah gaji atau upah para pekerja yang turut
dalam kegiatan pabrik teatapi keterlibatannya sulit untuk ditelusuri ke barang
jadi tertentu. Sebagai contoh adalah gaji atau upah: manajer pabrik, pekerja
pembersihan pabrik, pekerja perawatan mesin pabrik, dan sebagainya.
 Biaya tak langsung lainnya adalah biaya produksi tak langsung sealin biaya
bahan tak langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Sebagai contoh,
beban depresiasi dan beban premi asuransi gedung dan peralatan pabrik adalah
biaya produksi tak langsung sehingga termasuk dalam biaya overhead pabrik.
Namun, beban depresiasi truk yang digunakan untuk mengangkut produk ke
pelanggan, tidak termasuk dalam biaya produksi tak langsung, melainkan
digolongkan sebagai biaya pemasaran (sejenis biaya periodik), bukan biaya
yang tergolong biaya produksi.

D. Biaya Produksi Dalam Laporan Keuangan


1. Pengertian biaya produksi
 Kuswadi (2005:22)
Pengertian Biaya Produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
perhitungan beban pokok produksi atau beban pokok penjualan. Production

10
cost atau penjualan terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
 Suherman Rosyidi (2003:333)

Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk
dapat menghasilkan output atau dengan kata lain yaitu nilai semua faktor produksi
yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.

 Amin Widjaya Tunggal (1993:1)


Production cost merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan
produksi suatu item, yaitu terdiri dari jumlah dari bahan langsung, upah
langsung dan biaya overhead pabrik.

2. Production Cost dalam Aktivitas Bisnis


Biaya produksi atau production cost dapat diartikan sebagai akumulasi
biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Production cost dianggap sebagai
ongkos produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan
suatu barang atau produk jadi, sampai barang tersebut siap dipasarkan atau dapat
dijual ke pasaran. Dengan mengetahui biaya yang timbul dari tiap alur produksi
perusahaan, manajer dapat mengambil keputusan-keputusan krusial untuk
mengoptimalkan proses produksi, mengatur jadwal pengiriman barang dan
berbagai aktivitas produksi umum lainnya sehingga proses produksi diharapkan
dapat berjalan lebih efisien dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Kegiatan manajer dalam menganalisis proses dan biaya produksi juga
berguna untuk penetapan harga jual produk agar sesuai dengan margin yang
diharapkan.
3. Unsur-unsur di dalam biaya produksi
 Biaya Material Langsung (Direct Material)
Biaya Material Langsung merupakan biaya bahan baku yang
bersentuhan langsung dengan produk yang akan diproduksi dan nominal yang
timbul cenderung mudah ditelusuri. Contoh kecilnya dalam suatu produk kopi
di kafe-kafe, harga beli komposisi utama produk tersebut seperti biji kopi, air,
gula dan bahan lainnya bisa dikategorikan sebagai Biaya Material Langsung.

11
 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi
yang dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses
memproduksi barang. Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau
yang mengoperasikan mesin untuk membuat produk.

 Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)


Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung
berkaitan dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu
produk. Biaya overhead pabrik meliputi:
1. Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses
produksi namun cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti
lem, minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai
bahan tidak langsung karena biaya barang-barang tersebut cenderung sulit
untuk dilacak dalam suatu proses produksi.
2. Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak
terlibat langsung dalam proses produksi. Contoh petugas keamanan, pengawas
dan supervisor quality control di pabrik.
3. Biaya Overhead Lain
Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.
Selain itu, production cost dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC), yaitu biaya pada periode tertentu yang
jumlahnya tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi. Misalnya untuk
sewa gedung, pajak perusahaan, administrasi, dan lain sebagainya.
2. Biaya Variabel (Variable Cost/ VC), yaitu biaya yang jumlahnya berubah-
ubah sesuai dengan hasil produksi. Semakin besar hasil produksi, maka akan
semakin besar pula biaya variabelnya. Misalnya untuk upaya pekerja, atau
untuk bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.
3. Biaya Total (Total Cost/ TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya
variabel yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang jadi dalam satu
periode tertentu.

12
4. Biaya Rata-Rata (Average Cost/ AC), yaitu jumlah biaya production cost per
unit yang telah dihasilkan. Besar biaya rata-rata dihitung dengan cara
membagikan keseluruhan total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
5. Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC), yaitu biaya tambahan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu barang jadi dan muncul ketika dilakukan
perluasan production dalam rangka menambah jumlah barang yang dihasilkan.

4. Cara Menghitung Biaya Produksi


Jadi, rumus atau formulasi untuk menghitung Biaya Produksi adalah terdiri
dari:
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung +
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead pabrik.

Contoh Biaya Produksi dalam Pelaporan Keuangan

Contoh I

Perusahaan Sejahtera Bersama merupakan perusahaan manufaktur yang


menjual barang-barang furniture. Dalam satu bulan, perusahaan memproduksi 2.000
unit meja.
Berikut rincian biaya untuk memproduksi 2.000 unit meja:

 Rp12.000.000 untuk kayu.


 Rp4.000.000 untuk upah tukang kayu dan Rp1.000.000 untuk upah security yang
menjaga selama pengerjaan meja dilaksanakan.
 Rp1.000.000 untuk biaya sewa pabrik dan utilitas lainnya.
Total biayanya adalah: Rp12.000.000 + Rp4.000.000 + Rp1.000.000 +
Rp1.000.000 = Rp18.000.000.
Maka, Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit meja adalah
Rp18.000.000/2.000 unit = Rp9.000.
Contoh II
Sebuah perusahaan alat elektronik sedang memperhitungkan production
cost per unit televisi dari total produksi dalam jangka waktu satu bulan. Biaya Bahan
Langsung sebesar Rp10 milyar, Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp100 juta, dan Biaya
Overhead Pabrik sebesar Rp75 juta. Jumlah barang yang telah diproduksi sebanyak
5.000 unit, maka biaya untuk memproduksi televisi per unitnya?

13
Production cost televisi per unit = (Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga
Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik) / Jumlah Unit yang diproduksi
Production cost televisi per unit = (Rp10.000.000.000 + Rp100.000.000 +
Rp75.000.000) / 5.000.
Production cost televisi per unit = Rp10.175.000.000 / 5.000 = Rp4.035.000.
Jadi, total production cost pada bulan yang bersangkutan adalah sebesar
Rp10.175.000.000. Apabila dihitung menjadi per unit, maka production cost per unit
adalah sebesar Rp4.035.000.
Jika perusahaan tersebut menjual televisi dengan harga Rp4.500.000 per unit, maka
margin keuntungannya adalah sebesar Rp465.000 atau sekitar 19%.

5. Tujuan Penetapan Production Cost


Adapun beberapa tujuan penentuan production cost adalah:
1. Untuk menetapkan production cost secara tepat, dapat dilakukan dengan
mengumpulkan dan mencatat semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya.
2. Untuk mengendalikan biaya proses produksi.
3. Dan untuk membantu pengambilan keputusan jangka pendek, seperti
pembelian bahan baku, pembelian alat, serta penentuan harga jual barang jadi.
Mengetahui jumlah biaya produksi yang timbul merupakan satu langkah
penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer di perusahaan. Dengan
mengetahui biaya yang timbul dari setiap alur produksi, maka seorang manajer
dapat mengambil keputusan-keputusan krusial untuk mengoptimalkan proses,
mengatur jadwal pengiriman barang, serta berbagai aktivitas umum lainnya.
Sehingga diharapkan bisnis dapat berjalan lebih efisien dibandingkan dengan
periode-periode sebelumnya. Dengan mengetahui biaya yang timbul secara detail,
manajer dapat mengambil keputusan secara tepat dalam menentukan harga jual
dan meminimalisir berbagai risiko terkait proses produksi. Jumlah ini juga
berfungsi sebagai dasar perhitungan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold).
Biaya ini mempengaruhi harga pokok penjualan suatu produk perusahaan.3

3
https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-produksi-cost-of-production-dalam-pelaporan-keuangan-
perusahaan/#:~:text=Pengertian%20Biaya%20Produksi%20adalah%20biaya,kerja%20dan%20biaya%20overhe
ad%20pabrik.

14
E. Konsep Biaya
Biaya adalah hal yang pasti akan kita keluarkan dalam sebuah aktivitas
operasional namun apa sebenarnya definisi dan konsep biaya akan dijelaskan dalam
pembahasan berikut. Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang
atau masa depan bagi organisasi. Biaya juga didefinisikan sebagai pengorbanan
sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga pokok
yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan (Sumarsan, 2013).
Dari dua definisi tersebut dapat diketahui unsur-unsur pokok dalam biaya adalah :
 Merupakan pengorbanan sumber ekonomi setara kas
 Diukur dengan satuan uang
 Yang telah terjadi atau yang akan terjadi
 Untuk tujuan organisasi baik sekarang atau masa depan
Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi
manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya di
gunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Tujuan
lain mengapa kita harus memahami konsep dan definisi biaya karena ada beberapa
istilah yang menyerupai biaya dalam konteks cost, ada pula beban(expenses) dan
kerugian (loss), keduanya juga merupakan pengorbanan sumber ekonomi namun
untuk lebih jelasnya dipilah kembali bahwa beban (expenses) adalah bagian
dari cost sedangkan kerugian (loss)adalah pengorbanan sumber daya namun tidak
menghasilkan pendapatan atau tidak mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi/
perusahaan.
Biaya (cost) merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang bertujuan
memperoleh aktiva, maka akan dicatat sebagai cost aktiva (Harga Pokok Aktiva),
sedangkan beban (expense) merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang bertujuan
untuk memperoleh pendapatan (revenue) maka akan ditandingkan dengan pendapatan
untuk menentukan laba.
Tugas manajemen terpusat pada perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Perencanaan merupakan proses pemilihan atau penetapan (penentuan) tujuan-
tujuan atau sasaran organisasi yang realistis melalui kebijakan, prosedur, metode,
penganggaran, atau dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengendalian
merupakan prosedur yang dirancang untuk menjamin agar operasi (aktivitas) organisasi

15
sebenarnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Secara umum pengendalian
dilakukan dengan membandingkan laporan pelaksanaan anggaran yang telah dibuat
secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan telah terwujud.
dalam akuntansi manajemen, istilah biaya (cost) digunakan dalam berbagai cara yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda. Alasannya adalah bahwa terdapat beberapa jenis biaya yang
berbeda, dan biaya ini diklasifikasikan menurut cara yang berbeda sesuai dengan kepentingan
manajemen. Oleh karena itu, manajemen memerlukan informasi biaya. Setelah memperoleh
informasi biaya, biaya ditentukan untuk tujuan apa?. Dalam akuntansi biaya dikenal dengan
konsep "different costs for different purposes", hal ini dapat diartikan sebagai penentuan
biaya-biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Biaya dapat diklasifikasi sesuai dengan
kepentingan manajemen. Tujuan klasifikasi biaya, adalah menempatkan penentuan biaya
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
 Cost Secara General
Cost secara general dapat dikelompokkan ke dalam:
a. Biaya bila dikaitkan dengan aktivitas perusahaan
1.) Biaya produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk menghsilkan suatu barang. Biaya produksi
terdiri dari tiga unsur biaya yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya pabrik tidak langsung (biaya overhead pabrik).
 Biaya bahan baku langsung (Direct material) merupakan biaya yang
membentuk sebagian besar bahan baku untuk diproses menjadi barang jadi dan
biaya tersebut dapat ditelusuri ke produk (output yang dihasilkan perusahaan).
 Biaya tenaga kerja langsung (Direct labor) merupakan upah (balas jasa) yang
dibayar oleh perusahaan kepada tenaga kerja (karyawan) yang berkaitan
langsung dengan aktivitas proses produksi dan biaya tersebut dapat ditelusuri
(diidentifikasi) dengan output yang dihasilkan perusahaan.
 Biaya tenaga kerja langsung (Direct labor) merupakan upah (balas jasa) yang
dibayar oleh perusahaan kepada tenaga kerja (karyawan) yang berkaitan
langsung dengan aktivitas proses produksi dan biaya tersebut dapat ditelusuri
(diidentifikasi) dengan output yang dihasilkan perusahaan.
 Biaya overhead pabrik (Factory overhead) merupakan biaya yang tidak
termasuk direct material dan direct labor atau biaya pabrik tidak langsung.
Misalnya, bahan penolong, upah tak langsung (seperti mandor, satpam pabrik),

16
beban reparasi dan pemeliharan mesin dan gedung pabrik, beban penyusutan
mesin dan gedung pabrik, beban asuransi.

2.) Biaya non produksi


Biaya non produksi meliputi beban pemasaran (marketing cost), beban
administrasi dan umum (adminstration and general cost). Beban pemasaran
yaitu beban yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan penjualan produk sampai
dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Beban ini antara lain: beban
penjualan, beban pembuatan faktur atau administrasi penjualan, beban
advertensi, beban pemberian kredit dan pengumpulan piutang.
b. Biaya bila dikaitkan dengan waktu pembebanannya
1.) Capital expenditure
Pengorbanan sumber daya ekonomi perusahaan (cost) yang dapat
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Misalnya, biaya
perbaikan mesin dengan mengeluarkan biaya dalam jumlah besar, sehingga
menambah umur ekonomis mesin (yang didasarkan kebijakan manajemen. Pada
saat terjadinya transaksi dicatat sebagai aktiva tetap, dan diakui beban pada saat
terjadi alokasi harga perolehan aktiva tersebut pada akhir periode akuntansi dan
dicatat sebagai beban penyusutan aktiva tetap.
2.) Revenue expenditure
Pengorbanan sumber daya ekonomi perusahaan yang memberikan
manfaat dalam periode akuntansi, di mana biaya tersebut telah terjadi. Seperti,
beban telepon, beban listrik, beban transportasi, dan komisi penjualan.
c. Biaya bila dikaitkan dengan departemen
1.) Producing departement
Departemen produksi adalah suatu unit kegiatan suatu departement di
mana biaya yang telah dikonsumsi (dikeluarkan) untuk menghasilkan suatu
produk dibebankan langsung kepada hasil produksi dan tidak dialokasikan lebih
lanjut kepada departement yang lain. Seperti, departemen komponen,
departemen perakitan, departemen penyelesaian, dan departemen pengendalian
mutul pada perusahaan komputer.
2.) Service departement
Departemen jasa merupakan suatu unit bagian yang tidak langsung
terlibat dalam kegiatan proses produksi, sehingga biaya yang telah dikonsumsi

17
(dikeluarkan) oleh departemen tersebut dialokasikan lebih lanjut kepada
departemen yang telah menikmati jasanya. Seperti, departemen gudang,
departemen listrik, dan departemen biaya.
 Cost sebagai Income Measurement
Biaya bila dikaitkan dengan penentuan laba terdiri dari:
a. Full costing
Biaya penuh (full costing) adalah semua elemen biaya produksi
diperhitungkan sebagai harga pokok produk. Dalam biaya penuh terdapat dua
kelompok biaya, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect
cost).
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung menjadi beban, bila
dikaitkan dengan bagian yang bersangkutan. Seperti biaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang
dialokasikan agar dapat dibebankan kesatuan produk atau ke bagian atau ke segmen
lain yang ada pada suatu perusahaan. Misalnya biaya over head pabrik (seperti gaji
mandor, beban penyusutan gedung pabrik, beban penyusutan mesin pabrik, beban
listrik pabrik).
b. Variable Costing
Variable costing merupakan penentuan harga pokok produk hanya
diperhitungkan biaya produksi variabel, sedangkan biaya tetap diakui sebagai biaya
periode (period cost). Variable costing secara detail dibahas pada bab tersendiri.

 Cost sebagai Planning and Control


Biaya bila dikaitkan dengan perilaku biaya, volume, dan aktivitas perusahaan,
cost dapat dikelompokkan menjadi:
a. Cost Sebagai Planning
1) Committed fixed cost
Committed fixed cost merupakan biaya tetap yang diakibatkan dari
pemilikan pabrik, peralatan, organisasi perusahaan. Committed fixed cost, tidak
dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan jangka panjang, meliputi semua biaya yang terjadi dalam
kegiatan produksi, pemasaran, administrasi dan umum. Misalnya, biaya gaji
karyawan, beban penyusutan aktiva tetap.

18
2) Descretionary fixed cost
Descretionary fixed cost merupakan biaya yang timbul dari keputusan
(kebijakan) pimpinan puncak. Biaya ini tidak dapat diukur berdasarkan input dan
output, biasanya telah ditentukan jumlah maksimal yang dapat dikeluarkan.
Misalnya biaya advertensi, biaya riset dan pengembangan. Descretionary variable
cost merupakan biaya variabel yang didasari atas keputusan pimpinan puncak.
Misalnya, biaya advertensi yang ditetapkan pimpinan sebesar 2% dari hasil
penjualan.
3) Engineered variable cost
Engineered variable cost merupakan biaya yang mempunyai hubungan
fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu, sifatnya mempunyai hubungan
yang optimum antara input dan output. Misalnya biaya bahan baku.

b. Cost Sebagai Control


1.) Controllable cost merupakan biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi
atau dikendalikan oleh seorang manajer yang memiliki wewenang tertentu.
Sebagai pedoman controllable cost, yaitu:
 Jika manajer tertentu memiliki wewenang dalam input
 Jika manajer tertentu juga berwenang atau bertanggung jawab terhadap output
 Jika manajer bertanggung jawab terhadap proses tertentu
2.) Uncontrollable cost merupakan biaya yang tidak dapat dipengaruhi atau
dikendalikan oleh seorang manajer tertentu, karena tidak ada wewenang
mengendalikan pengeluaran biaya.
Pemisahan biaya controllable cost dan uncontrollable cost selalu dikaitkan
dengan tugas, tanggungjawab, wewenang organisasi atau manajemen dalam jangka
pendek. Suatu biaya yang tidak terkendalikan oleh seorang kepala seksi, akan
tetapi merupakan biaya terkendali bagi kepala bagian yang bersangkutan.
 Cost sebagai Decision Making
Biaya bila dikaitkan dengan pengambilan keputusan terdiri dari;
a. Relevant cost merupakan biaya yang relevan atau berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan. Relevant cost meliputi;
1.) Avoidable cost merupakan biaya yang dapat dihindari karena pemilihan suatu
alternatif.

19
2.) Incremental cost merupakan tambahan biaya yang akan terjadi apabila terdapat
pemilihan alternatif.
3.) Differential cost merupakan biaya yang terjadi karena adanya perbedaan biaya
antara satu alternatif dengan alternatif lain. Biaya differensial dapat menjadi naik atau
turun antara alternatif baik bersifat tetap atau variabel.
4.) Apportunity cost merupakan biaya peluang dengan penghasilan yang dikorbankan
sebagai akibat mengambil keputusan tertentu atau perolehan pendapatan yang tidak
terjadi karena pemilihan alternatif.
b. Irrelevant cost merupakan biaya yang kurang relevan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Irrelevant cost meliputi ;
1.) Biaya terbenam (sunk cost) merupakan biaya yang pembayarannya di masa lalu,
akan tetapi pembebanannya diperhitungkan sekarang dan di masa yang akan datang.
Misalnya, beban penyusutan aktiva tetap.
2.) Unavoidable cost merupakan biaya yang tidak dapat dihindari karena pemilihan
suatu alternatif.4

4
Masiyah Kholmi, Akuntansi Manajemen, ( Malang: UMMPres, 2019), hal. 19

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak
memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran
organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan
rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam
satuan uang. Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal
lainnya mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang.
Dalam pengambilan keputusan manajer harus membuat pilihan yang masuk akal diantara
alternatif yang ada. yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Dalam hal ini, sangat di
perlukan adanya konsep dasar dalam penetapan biaya dari proses produksi. Sehingga
proses produksi menghasilkan pencapaian yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal lainnya
mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang. Dalam
pengambilan keputusanmanajer harus membuat pilihan yang masuk akal diantara
alternatif yang ada.

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan,besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

21
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Harjono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Jurnal. Biaya Produksi dalam Pelaporan Keuangan, dalam
https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-produksi-cost-of-production-dalam-
pelaporan-keuangan-
perusahaan/#:~:text=Pengertian%20Biaya%20Produksi%20adalah%20biaya,k
erja%20dan%20biaya%20overhead%20pabrik.

Jurnal Entrepreneur. Pengertian Akuntabilitas dalam Akuntansi dan Penerapannya, dalam


https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-akuntabilitas/ diakses pada 12 Mei
2022
Masiyah Kholmi, Akuntansi Manajemen, ( Malang: UMMPres, 2019)

22

Anda mungkin juga menyukai