EARNINGS MANAGEMENT
Disusun Oleh :
Kelas : Akuntansi-C
Universitas Langlangbuana
Jalan Karapitan No.116, Cikawao, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40261
Tlp : (022) 4218084
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.Penulisan makalah yang berjudul “Earnings Management”,
yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik
Khusus.Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu
dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari ibu dosen mata kuliah Akuntansi Topik Khusus, ibu Ayke
Nuralita dan berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di
masa yang akan datang.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.
Laporan Keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pentingnya laporan
keuangan juga diungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan sarana untuk
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber daya pemilik. Salah
satu parameter penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja
manajemen adalah laba.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik
perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan
lain yaitu sebagai laporan kepada pihak diluar perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan
tersebut tercermin pada laba yang terkandung dalam laporan laba rugi. Oleh karena itu proses
penyusunan laporan keuangan dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu yang dapat menentukan
kualitas laporan keuangan. Manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Scott (2000:296)
didalam bukunya yang berjudul “Financial Accounting Theory” mengatakan bahwa pilihan
kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik itulah disebut dengan
manajemen laba.
Manajemen laba, akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi di
sejumlah perusahaan. Praktik yang dilakukan untuk mempengaruhi angka laba dapat terjadi
secara legal maupun tidak legal. Praktik legal dalam manajemen laba berarti usaha untuk
mempengaruhi angka laba tidak bertentangan dengan aturan pelaporan keuangan dalam
PABU, khususnya dalam Standar Akuntansi, yaitu dengan cara memanfaatkan peluang untuk
membuat estimasi akuntansi, melakukan perubahan metode akuntansi, dan menggeser periode
pendapatan atau biaya.
1
Adapun manajemen laba yang dilakukan secara illegal (disebut juga dengan financial
fraud), dilakukan dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan oleh PABU, yaitu dengan cara
melaporkan transaksi-transaksi pendapatan atau biaya secara fiktif dengan cara menambah
(mark up) atau mengurangi (mark down) nilai transaksi, atau mungkin dengan tidak
melaporkan sejumlah transaksi, sehingga akan menghasilkan laba pada nilai/tingkat tertentu
yang dikehendaki.
Penurunan kualitas laporan keuangan merupakan dampak utama yang diakibatkan dari
adanya manajemen laba, di samping dampak-dampak lainnya. Setiawati dan Na’im (2000)
menyatakan bahwa manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi
kredibilitas laporan keuangan. Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa
tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Begitu juga menurut Widarto (2004:33) yang
menyatakan bahwa dalam pandangan orang awam, manajemen laba dianggap tidak etis,
bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep laba dalam akuntansi
2. Untuk mengetahui konsep manajemen laba
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan munculnya manajemen laba
4. Untuk mengetahui motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba
5. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya manajemen laba melalui manipulasi
akuntansi
6. Untuk mengetahui pola yang dilakukan dalam praktik manajemen laba
2
7. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam praktik manajemen laba
8. Untuk mengetahui baik dan buruknya yang disebabkan oleh manajemen laba
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu:
a. Definisi sempit. manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan
metode akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai
perilaku manajemen untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya earnings.
b. Definisi luas. manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung
jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka
panjang unit tersebut.
Manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses
pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan
dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan
stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang
berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan.
Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan khusus.
Tujuan manajemen laba adalah memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada
para pemegang saham dan mempengaruhi hasil perjanjian yang bergantung pada angka-
angka akuntansi yang dilaporkan. Fischer dan Rosenzweig (1995) memandang earnings
management sebagai serangkaian langkah yang dilakukan manajer untuk meningkatkan
atau menurunkan jumlah laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan yang merupakan
tanggung jawabnya tanpa menyebabkan penurunan atau peningkatan keuntungan yang
dicapai suatu badan usaha dalam jangka panjang.
Ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer dalam melakukan manajemen
laba meliputi: minimalisasi biaya politik (political cost minimization), maksimalisasi
kesejahteraan manager (manager wealth maximization), dan minimalisasi kas pendanaan
(minimization of financing cost).
Ada tiga faktor yang bisa dikaitkan dengan munculnya praktek manajemen
laba yaitu:
5
1. Manajemen Akrual (accruals management). Faktor ini biasanya berkaitan dengan
segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang
secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion).
2. Penerapan Suatu Kebijaksanaan Akuntansi yang Wajib. Faktor ini berkaitan
dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang
wajib diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari
waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan
tersebut.
3. Perubahan Aktiva Secara Sukarela. Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya
manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara
sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan
akuntansi yang ada (Generally Accepted Accounting Principles).
6
periode mendatang ke periode berjalan, yang bertujuan untuk mengurangi
kemungkinan perusahaan mengalami technical defauld (kegagalan dalam pelunasan
hutang).
c. Motivasi Politis (political motivation).
Perusahaan besar yang menguasai hajat hidup orang banyak akan cenderung
menurunkan labanya untuk mengurangi visibilitasnya, misalnya dengan menggunakan
praktik atau prosedur akuntansi, khususnya selama periode kemakmuran tinggi.
d. Motivasi Pajak (taxation motivation).
Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa laba
adalah keinginan untuk meminimalkan pajak atau total pajak yang harus dibayarkan
perusahaan. Hal ini karena laba sering dijadikan landasan untuk mengambil keputusan,
menyusun kontrak maupun penilaian kinerja suatu manajer.
e. Pergantian CEO (Chief Executive Officer).
Banyak motivasi yng timbul disekitar waktu penggantian CEO. Contohnya,
CEO yang mendekati masa pensiun (tugas akhirnya) akan melakukan strategi
memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya.
f. IPO (Initial Public Offering).
Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan sahamnya dipasar modal
belum memiliki harga pasar, sehingga terdapat masalah bagaimana menetapkan nilai
saham yang ditawarkan. Oleh karena itu, informasi seperti laba bersih dapat digunakan
sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen
perusahaan yang akan go public cenderung melakukan manajemen laba untuk
memperoleh harga lebih tinggi atas sahamnya.
7
a. Manipulasi yang melanggar PABU
Mencakup pelanggaran nyata terhadap PABU dalam konteks pendekatan
akuntansi berbasis aturan. Macam-macam pelanggaran ini antara lain: transaksi fiktif
dengan cara menambah (mark up) atau mengurangi (mark down) nilai transaksi, atau
mungkin dengan tidak melaporkan sejumlah transaksi, percepatan pengakuan
pendapatan dengan mengubah tanggal menjadi lebih awal, pengakuan biaya sebagai
asset, dll.
8
perkiraan piutang tak tertagih, asset impairments. Manipulasi laba semacam ini
sangat sulit dideteksi oleh investor secara umum.
3) Penstrukturan transaksi
Penstrukturan transaksi, secara akuntansi, dilakukan dengan menyesuaikan
unsur‐unsur transaksi. Contoh yang umum untuk cara ini adalah penstrukturan sewa
guna usaha (i.e. capital atau operating lease), investasi saham/ekuitas (i.e.
dikonsolidasi atau tidak dikonsolidasi).
9
investor untuk memprediksi aliran kas di masa yang akan datang. karena pada
umumnya investor lebih menyukai aliran laba yang relatif stabil.
Perataan laba dapat dihasilkan dari hal-lah berikut ini:
1) Natural income smoothing, yaitu proses pembentukan laba secara inheren
menghasilkan suatu stream earnings yang relatif merata, seperti yang terjadi pada
utilitas publik (Eckel, 1981).
2) Intentional income smoothing, yaitu yang disebabkan oleh tindakan manajemen.
yang dapat digolongkan ke dalam dua hal di bawah ini.
3) Real income smoothing (RIS), yang merupakan respons manajer terhadap
perubahan kondisi perekonomian. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa
RIS mempengaruhi aliran kas perusahaan.
4) Artificial income smoothing (AIS), yaitu upaya manajer untuk secara "artifisial"
mengurangi variabilitas laba. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa AIS
tidak memiliki dampak langsung terhadap aliran kas perusahaan.
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan
keuangan yaitu:
10
H. Baik dan Buruknya Manajemen Laba
Mulford (2010) menyatakan bahwa untuk dapat menilai baik dan buruknya
manajemen laba tergantung pada sifat langkah-langkah manajemen laba yang dilakukan dan
tujuan dari manajemen laba tersebut. Langkah-langkah manajemen laba bisa berada dalam
rentang mulai dari yang paling hati-hati dengan menggunakan fleksibilitas dalam batasan SAK,
menggunakan fleksibilitas yang hampir di luar batasan SAK, sampai pada melanggar SAK
dengan membuat laporan keuangan bermuatan kecurangan.
Ada berbagai pandangan mengenai manajemen laba itu sendiri, biasanya akademisi
berpendapat bahwa manajemen laba itu tidak buruk dengan mengasumsikan bahwa laporan
keuangan telah mengungkapkan seluruh manajemen laba yang dilakukan, atau dengan kata lain
manajemen laba yang baik adalah manajemen laba yang masih dalam batasan aturan SAK dan
diungkapkan secara penuh mengenai dampaknya terhadap kinerja keuangan tahun berjalan dan
yang akan datang.
Sedangkan manajemen laba yang buruk adalah menyajikan kinerja keuangan yang
menyesatkan pembacanya dengan tidak mengungkapkan seluruhnya maupun sebagian
mengenai dampaknya terhadap kinerja keuangan dan biasanya dilakukan secara tersembunyi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari
transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode
tersebut. Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Angka ini penting
untuk :
a. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
Negara.
b. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan
ditahan dalam perusahaan.
c. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan.
d. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya
di masa yang akan datang.
e. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
f. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang
menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya
yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan
untuk jangka panjang.
3.2 SARAN
Untuk sebuah
12
DAFTAR PUSTAKA
Goel, Sandeep. (2016). The Earnings Management Motivation: Acrcrual Accounting vs. Cash
Accounting. Journal of Bussines and Finance, 1-21.
https://www.scribd.com/document/318806221/174041578-MAKALAH-Manajemen-Laba
https://www.google.com/amp/s/istanafeli.wordpress.com/2016/12/14/manajemen-laba-
earning-management/amp/
https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/manajemen-laba/
http://marketplus.co.id/2017/06/baik-buruknya-manajemen-laba/
13
14