Anda di halaman 1dari 4

Aset Tetap, Aset Sumber Daya Alam,

dan Aset Tak Berwujud


A. Aset Tetap

Aset tetap adalah sumberdaya yang memiliki 3 karakteristik, yaitu memiliki bentuk fisik,
digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual kekonsumen. Aset ini bisa
dinamakan dengan property, pabrik, dan peralatan. Perusahaan memiliki kepentingan untuk
selalu menjaga asset tetapnya dalam kondisi yang baik, mengganti bagian yang rusak atau
asset yang telah usang, dan mengembangkan sumberdaya yang produktif sesuai kebutuhan
perusahaan.

Asset tetap juga memiliki karakteristik sebagai berikut :


1. Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, artinya asset tetap dimiliki untuk digunakan
dalam operasi perusahaan bukan untuk dijual kembali atau investasi.
2. Masa manfaatnya lebih dari 1 tahun atau 1 siklus operasi normal perusahaan dan nilai
manfaatmya dapat diukur.
3. Mempunyai nilai yang cukup material, artinya nilai atau harga asset tersebut cukup tinggi,
misalnya tanah, bangunan, mesin-mesin, inventaris, peralatan,dan kendaraan.
4. Memiliki wujud fisik, artinya dapat dilihat atau diraba.

Berdasarkan sifatnya, aset tetap dibagi atas aset tetap berwujud dan asset tetap tidak berwujud.
Aset tetap berwujud sering disebut aset tetap adalah aset tetap yang mempunyai bentuk fisik.
Terdapat 3 jenis asset tetap berwujud, yaitu :
1. Aset yang merupakan sumber penyusutan(depresiasi), seperti gedung, peralatan, inventaris
atau peralatan, dan kendaraan.
2. Aset yang merupakan sumber deplesi seperti tambang dan mineral atau sumber-sumber
alam.
3. Aset yang tidak mengalami penyusutan atau deplesi, seperti tanah untuk bangunan
perusahaan.

Aset tetap tidak berwujud adalah asset yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi mempunyai nilai
atau manfaat bagi perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, seperti hak
paten, goodwill, hak cipta, hak monopoli, merk dagang, biaya riset dan pengembangan, serta
biaya pendirian perusahaan.

B. Menentukan Harga Perolehan Aset Tetap

Prinsip biaya mengharuskan asset tetap di catat pada harga perolehannya. Harga perolehan
mencakup seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk memperoleh asset dan juga membuat
asset tersebut siap digunakan.

Penerapan prinsip biaya ini akan dilakukan pada beberapa kelompok utama dari asset tetap,
sebagai berikut :
1. Tanah
Tanah biasanya digunakan sebagai tempat bangunan untuk lokasi pabrik atau kantor. Harga
perolehan tanah mencakup :
- Harga pembelian tunai.
- Biaya pengalihan kepemilikan, seperti biaya notaris.
- Komisi untuk agent real estate.
- Pajak bumi dan bangunan.
- Biaya lain terkait dengan tanah yang harus dibayar oleh pembeli.

2. Pengembangan Tanah
Pengembangana Tanah merupakan tambahan struktural yang dilakukan diatas tanah, seperti
jalur kendaraan, tempat parkir, pemagaran, taman, dan saluran air bawah tanah. Karena
memiliki masa manfaat yang terbatas, biaya perolehan perbaikan tanah dibebankan selama
masa manfaatnya.

3. Bangunan
Merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti toko,
kantor, pabrik, gudang, dan hangar pesawat. Seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan
pembelian maupun konstruksi bangunan akan di debit ke akun bangunan.

4. Peralatan
Peralatan mencakup asset yang digunakan dalam kegiatan operasional seperti tempat penitipan
ditoko, furniture kantor, mesin pabrik, truk untuk mengantar barang dan pesawat. Harga
perolehan peralatan, seperti kendaraan.

C. Depresiasi

Depresiasi merupakan proses alokasi biaya, bukan proses penilaian aset. Perubahan dalam nilai
pasar aset tidak dihitung selama kepemilikan aset karena aset tetap tidak dimiliki untuk dijual
kembali.
Depresiasi ditetapkan pada tiga kelompok asset tetap: pengembangan tanah, bangunan, dan
peralatan. Setiap asset dalam kelompok ini diperlakukan sebagai asset yang dapat disusutkan.
Kemampuan menghasilkan pendapatan juga akan menurun karena usang. Usang adalah
proses menjadi tidak sesuai kondisinya dengan kebutuhan sebelum asset tersebut secara fisik
sudah tidak dapat digunakan lagi.

Tiga Faktor yang mempengaruhi perhitungan depresiasi :


1. Harga Perolehan
Harga Perolehan memengaruhi biaya dari asset yang dapat disusutkan. Asset tetap dicatat
pada harga perolehan, terkait dengan prinsip biaya.
2. Masa Manfaat
Masa Manfaat adalah estimasi masa produktif yang diperkirakan, yang disebut juga dengan
umur manfaat.
3. Nilai Sisa
Nilai Sisa adalah estimasi nilai aset pada akhir masa manfaat. Nilai ini bisa berdasarkan pada
nilai aset sebagai nilai rongsokan atau nilai pertukaran.

Metode Depresiasi
Depresiasi secara umum dapat menggunakan beberapa metode berikut :
1. Garis lurus
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang
umur manfaat suatu aset tetap.

2. Unit Aktivitas
Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit
yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan
metode ini umur manfaat aset diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam
atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan
mengalikan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama
periode dimaksud.

3. Saldo menurun
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi
umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan
terlebih dahulu harus digandakan.

D. Sumber Daya Alam


Sumber daya alam mencakup sumberdaya yang diatas tanah dan cadangan dibawah tanah
seperti
minyak, gas, dan mineral lain. Aset ini adalah asset produktif yang memiliki masa manfaat
lama
dengan 2 karakteristik yang berbeda, yaitu :
1. Secara fisik merupakan hasil dari kegiatan operasional seperti penggalian, pemotongan
atau pemompaan.
2. Hanya dapat digantikan oleh kekuatan alam. Harga perolehan sumber daya alam adalah
harga yang dibutuhkan untuk memperoleh sumber daya tersebut dan seluruh persiapan untuk
membuat aset tersebut setiap digunakan.

E. Aset Tidak Berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari kepemilikan suatu
aktiva yang berumur panjang, yang tidak dimiliki wujud fisik tertentu. Bukti kepemilikan aktiva tak berwujud
bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva tidak berwujud mungkin timbul dari :
1. Pemerintah seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu, seperti franchise dan lease.

a. Hak Paten
Hak yang diberikan oleh pemerintah (instansi yang berwenang) kepada pemegangnya untuk
menggunakan atau mengawasi dan mengkomersilkan hasil temuannya. Hak Paten diberikan
untuk jangka waktu 17 tahun. Hak Paten harus diamortisasi selama masa kegunaannya,
dengan batas waktu maksimum 17 tahun. Apabila karena sesuatu hal Paten tersebut sudah
tidak lagi memberikan manfaat atau sudah kehilangan nilai komersialnya (tidak laku lagi),
maka nilai buku hak paten harus dihapuskan.

b. Hak Cipta
Hak yang diberikan oleh pemerintah (instansi yang berwenang) kepada pengarang, pencipta
lagu, musik, barang–barang seni dan lainnya untuk mempublikasikan, menerbitkan,
mengawasi, dan mengkomersialkan hasil ciptaannya. Hak cipta diberikan untuk jangka waktu
28 tahun, dengan ditambah kemungkinan perpanjangan Hak Cipta selama 28 tahun kedua.

Komponen harga perolehan hak cipta dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti halnya
hak paten. Harga perolehan hak cipta harus diamortisasi selama hak cipta tersebut memberikan
manfaat, dan harus dihapuskan pada saat hak cipta sudah tidak lagi bermanfaat. Amortisasi hak
cipta dilakukan dengan mendebet rekening biaya dan mengkredit rekening hak cipta.
c. Franchise
Hak monopoli yang diberilan oleh instansi pemerintah untuk menggunakan fasilitas umum
yang manfaatnya akan dinikmati oleh masyarakat. Franchises bisa diberikan untuk waktu yang
terbatas atau untuk waktu yang tidak terbatas. Franchises yang diberikan untuk waktu yang
terbatas harus diamortisasi selama jangka waktu tersebut.

d. Cap dan Merk Dagang


Suatu tanda yang dipakai untuk mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tertentu. Apabila cap & merk dagang diperoleh dengan cara membeli, maka
harga perolehannya diukur dengan jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan biaya
registrasi dan biaya lain dalam usaha untuk mendapatkan cap dan merk dagang
tersebut. Apabila cap dan merk dagang dibuat sendiri oleh perusahaan, maka harga perolehan
adalah semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan cap & merk dagang tersebut bisa
digunakan.

e. Goodwill
Goodwill merupakan contoh dari aktiva tetap tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi
secara spesifik. Dari segi akuntansi, goodwill adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba di atas laba normal dari lain-lain perusahaan yang sejenis. Goodwill
berhubungan dengan atau timbul dari berbagai macam faktor yang sulit diukur secara
kuantitatif, seperti hubungan yang baik / memuaskan antara perusahaan dengan konsumen,
lokasi perusahaan yang strategis efisiensi dalam aktifitas produksi, hubungan baik antar
karyawan dalam perusahaan, kedudukan dalam persaingan yang menguntungkan.
Diposting oleh Andrian Wisnu Wirawan di 06.26
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai