Anda di halaman 1dari 28

EARNING MANAGEMENT

KELOMPOK 1

INDI PRAUTAMI 1810111020


RIZKI PUTRI WULANDARI 1810111027
SINTYA DWI OKTAVIA 1810111032
FADILAH APRIDA 1810111035
MAGHFIRAH NUR FADILAH 1810111044
NATHASYA INDRIWAN 1810111048
ADELA DWI MELIYANTI 1810111065

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
VETERAN JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Earning Management dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi dan untuk mengetahui tentang Earning
Management.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran maupun kritik yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan.
Sebelumnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Hariyanto Ridwan, M.M. selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.

Jakarta, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Earning Management 4
2.2 Earning Management dan Tindakan Kecurangan 6
2.2.1 Definisi Earning Management................................................6
2.2.2 Faktor yang Mendorong Manajer Melakukan Manajemen
Laba.........................................................................................6
2.2.3 Pola yang Dilakukan Manajer dalam Earning Management..7
2.2.4 Fraud (Tindakan Kecurangan)...............................................9
2.3 Penyebab Terjadinya Earning Management 11
2.4 BAPEPAM L-K dan Tindakan Earning Management 12
2.4.1 Pengertian BAPEPAM L-K..................................................12
2.4.2 Fungsi Bapepam L-K............................................................13
2.4.3 Teknik Earning Management...............................................14
2.5 Konflik Kepentingan dalam Akuntansi dan Pasar Keuangan15
2.6 Kompensasi Eksekutif 17
2.6.1 Pengertian Kompensasi Eksekutif........................................17
2.6.2 Rencana Kompensasi Eksekutif............................................18
2.6.3 Manfaat Kompensasi............................................................18
2.6.4 Bentuk-bentuk Kompensasi Eksekutif..................................19
2.6.5 Faktor-faktor Penentu Kompensasi Eksekutif......................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
3.1 Kesimpulan 22

ii
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai
kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan
Keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Pentingnya laporan keuangan juga diungkapkan bahwa laporan keuangan
merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan
oleh manajer atas sumber daya pemilik. Salah satu parameter penting
dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur
kinerjamanajemen adalah laba.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan
untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak
diluar perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut tercermin pada
laba yang terkandung dalam laporan laba rugi. Oleh karena itu proses
penyusunan laporan keuangan dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu yang
dapat menentukan kualitas laporan keuangan. Manajemen perusahaan
dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut
untuk mencapai tujuan tertentu. Scott didalam bukunya yang berjudul
“Financial Accounting Theory” mengatakan bahwa pilihan kebijakan
akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik itulah disebut
dengan manajemen laba.
Manajemen laba, akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena
umum yang terjadi disejumlah perusahaan. Praktik yang dilakukan untuk
mempengaruhi angka laba dapat terjadisecara legal maupun tidak legal.

1
2

Praktik legal dalam manajemen laba berarti usaha untuk mempengaruhi


angka laba tidak bertentangan dengan aturan pelaporan keuangan dalam
PABU, khususnya dalam Standar Akuntansi, yaitu dengan cara
memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, melakukan
perubahan metode akuntansi, dan menggeser periode pendapatan atau
biaya. Adapun manajemen laba yang dilakukan secara illegal (disebut juga
dengan financial fraud), dilakukan dengan cara-cara yang tidak
diperbolehkan oleh PABU, yaitu dengan cara melaporkan transaksi-
transaksi pendapatan atau biaya secara fiktif dengan cara menambah
(mark up) atau mengurangi (mark down) nilai transaksi, atau mungkin
dengan tidak melaporkan sejumlah transaksi, sehingga akan menghasilkan
laba pada nilai/tingkat tertentu yang dikehendaki.
Penurunan kualitas laporan keuangan merupakan dampak utama
yang diakibatkan dari adanya manajemen laba, di samping dampak-
dampak lainnya. Setiawati dan Na’im menyatakan bahwa manajemen laba
merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan
keuangan. Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka
laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Begitu juga
menurut Widarto yang menyatakan bahwa dalam pandangan orang awam,
manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari
manipulasi informasi sehingga menyesatkan.1

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat rumusan masalah
dapat disusun sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Earning Management?
2. Apa saja tindakan kecurangan dalam Earning Management?
3. Mengapa terjadi Earning Management?

1
https://www.scribd.com/document/380823674/MAKALAH-EARNINGS-
MANAGEMENT. Diunduh Pada Jumat, 27 Maret 2020. Pukul 19.00
3

4. Bagaimana peran BAPEPAM L-K terhadap tindakan Earning


Management?
5. Bagaimana konflik kepentingan dalam akuntansi dan pasar keuangan?
6. Bagaimana bentuk kompensasi untuk eksekutif?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Earning Management.
2. Untuk mengetahui tindakan kecurangan dalam Earning Management.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Earning Management.
4. Untuk mengetahui peran BAPEPAM L-K dalam tindakan Earning
Management.
5. Untuk mengetahui konflik kepentingan dalam akuntansi dan pasar
keuangan
6. Untuk mengetahui kompensasi eksekutif.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini dapat dijadikan bahan untuk memperluas
pengetahuan mengenai Earning Management.
2. Bagi Kalangan Akademisi
Penulisan makalah ini dapat dijadikan referensi untuk penulisan
lebih lanjut mengenai Earning Management.
3. Bagi Masyarakat
Penulisan makalah ini dapat memberikan informasi tambahan
tentang Earning Management.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Earning Management


Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa
alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada
dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk mengelola laba. Menurut Scott, Perilaku manajemen
yang mendasari lahirnya manajemen laba adalah perilaku opportunistic
manajer dan efficient contracting. Sebagai perilaku opportunistic, manajer
memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi dan
hutang dan political cost. Perilaku oportunis ini direflesikan dengan
melakukan rekayasa keuangan dengan menerapkan income increasing atau
income decraesing decretionary accrual. Sedangkan sebagai efficient
contracting yaitu meningkatkan keinformatifan laba dalam
mengkomunikasikan informasi privat.
Perilaku manajemen oportunis dikenal dengan istilah earnings
management, yang oleh Heally dan Wahlen didefinisikan sebagai berikut:
earnings management terjadi ketika manajemen menggunakan judgment
dalam pelaporan keuangan yang dapat merubah laporan keuangan
sehingga menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan.
Menurut Fischer dan Rosenzweirg, earning management adalah
tindakan yang dilakukan manajemen untuk meningkatkan atau
menurunkan laba perusahaan dalam laporan keuangan. Tujuan earning
management adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu
walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat perbedaan laba kumulatif
perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu
keuntungan.

4
5

Sugiri membagi definisi earnings management menjadi dua, yaitu :


1. Definisi Sempit
Earnings management dalam hal ini hanya berkaitan dengan
pemilihan metode akuntansi earning management dalam artian sempit
ini di definisikan sebagai prilaku manajer untuk "bermain" dengan
komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya
earnings.
2. Definisi Luas
Earnings management merupakan tindakan manajer untuk
meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu
unit di mana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan
peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit
tersebut.
Jika Sugiri, memberikan definisi earnings management secara
teknis, maka Surifah memberikan pendapatnya mengenai dampak
earnings management terhadap kredibilitas laporan keuangan. Menurut
Surifah earnings management dapat mengurangi kredibilitas laporan
keuangan apabila digunakan untuk pengambilan keputusan, karena
earnings management merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan
keuangan yang menjadi sarana komunikasi antara manajer dan pihak
eksternal perusahaan.
Mengacu pada pendapat-pendapat di atas maka earnings
management dinyatakan dalam perspektif opurtinistis. Pada umumnya
studi tentang earnings management dinyatakan dalam perspektif
opurtinistis dibandingkan perspektif efisiensi. Dalam Agnes Utari,
Jiambalvo berpendapat bahwa perspektif efisiensi menyatakan bahwa
manajer melakukan pilihan atas kebijakan akuntansi untuk memberikan
informasi yang lebih baik cash flow yang akan datang dan untuk
meminimalkan agency cost yang terjadi karena konflik kepentingan antara
stakeholder dan manajer.
6

2.2 Earning Management dan Tindakan Kecurangan


2.2.1 Definisi Earning Management
Menurut Scott, Earnings Management adalah intervensi
manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak
eksternal sehingga dapat meratakan, menaikan, dan menurunkan
pelaporan laba, di mana manajemen dapat menggunakan
kelonggaran penggunaan metoda akuntansi, membuat kebijakan-
kebijakan (discreationary) yang dapat mempercepat atau menunda
biaya-biaya dan pendapatan, agar laba perusahaan lebih kecil atau
lebih besar sesuai dengan yang diharapkan.
2.2.2 Faktor yang Mendorong Manajer Melakukan Manajemen Laba
Menurut Scott, faktor-faktor motivasi yang mendorong
manajer melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut :
1. Rencana bonus (Bonus scheme)
Yaitu manajer akan berusaha mengatur laba bersih agar
dapat memaksimalkan bonusnya.
2. Kontrak utang jangka panjang (debt covenant)
Berkaitan dengan utang jangka panjang, yaitu manajer
menaikkan laba bersih untuk mengurangi kemungkinan
perusahaan mengalami technical default.
3. Motivasi politik (political motivation)
Aspek politis ini tidak dapat dilepaskan dari
perusahaan, khususnya perusahaan besar dan industri strategis
karena aktivitasnya melibatkan hajat hidup orang banyak.
4. Motivasi perpajakan (taxation motivation)
Pajak merupakan salah satu alasan utama perusahaan
mengurangi laba bersih yang dilaporkan.
5. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)
Banyak motivasi yang timbul berkaitan dengan CEO,
seperti CEO yang mendekati masa pensiun akan meningkatkan
bonusnya, CEO yang kurang berhasil memperbaiki kinerjanya
7

untuk menghindari pemecatannya, CEO baru untuk


menunjukkan kesalahan dari CEO sebelumnya.
6. Penawaran saham perdana (Initial Public Offering)
Manajer perusahaan yang going public melakukan
earning management untuk memperoleh harga yang lebih
tinggi atas sahamnya dengan harapan mendapatkan respon
pasar yang positif terhadap peramalan laba sebagai sinyal dari
nilai perusahaan.
7. Motivasi pasar modal
Misalnya untuk mengungkapkan informasi privat yang
dimiliki perusahaan kepada investor dan kreditor.

2.2.3 Pola yang Dilakukan Manajer dalam Earning Management 


Manajemen laba terjadi ketika para manajer memanfaatkan
pemilihan metode akuntansi untuk menampilkan kinerja keuangan
yang lebih baik dari pada kinerja ekonomi perusahaan, ataupun
untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada
angka-angka akuntansi yang dilaporkan Manajemen laba pada
organisasi bisnis.
Menurut Scott berbagai pola yang sering dilakukan manajer
dalam earning management adalah:
1. Taking a bath
Terjadinya taking a bath pada periode stress atau
reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru. Bila
perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer
dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya
manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang
akan datang dapat meningkat. Bentuk ini mengakui adanya
biaya pada periode yang akan datang sebagai kerugian pada
periode berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak
menguntungkan tidak dapat dihindari pada periode tersebut.
8

Untuk itu manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan


membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada saat ini
serta melakukan clear the desk, sehingga laba yang dilaporkan
di periode yang akan datang meningkat.
2. Income minimization
Bentuk ini mirip dengan ”taking a bath”, tetapi lebih
sedikit ekstrim, yakni dilakukan sebagai alasan politis pada
periode laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan
aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui
pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas
perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat
perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa
penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya
iklan dan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan,
hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi.
3. Income mazimization
Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income
yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perencanaan
bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong
manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna
menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran bonus
tahunan. Jadi tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun.
Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang
mungkin akan memaksimalkan pendapatan.
4. Income Smoothing
Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini
dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan
pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada
umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
9

2.2.4 Fraud (Tindakan Kecurangan)


Fraud diartikan sebagai kecurangan yang terjadi dalam
penyelenggaraan organisasi dengan cara penipuan yang disengaja,
pengambilan aset kantor, pemalsuan catatan dan pembukuan,
penyelewengan, pembebanan yang melebihi dari yang sebenarnya
dan tanpa dasar, dan lain-lain. Tindakan yang demikian
menyebabkan laporan keuangan menjadi salah saji sehingga
menurunkan kualitasnya. Kecurangan ini biasanya terjadi ketika
sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya
(overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan
melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya (understates)
terhadap kewajiban dan beban. Kecurangan laporan keuangan
dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan siapa pun yang
memiliki kesempatan.
Menurut Sihombing urutan keterlibatan pelaku dijelaskan
sebagai berikut, Senior manajemen (CEO, CFO, dan lain-lain).
CEO terlibat fraud pada tingkat 72%, sedangkan CFO pada tingkat
43%. Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Mereka
dapat melakukan kecurangan pada laporan keuangan untuk
melindungi kinerja mereka yang buruk atau untuk mendapatkan
bonus berdasarkan hasil kinerja yang lebih tinggi.
Menurut Mary-Jo Kranacher, Richard Riley, Joseph T,
sebagai salah satu kejadian yang melanggar peraturan dan
perundangan, fraud terbangun dari unsur yang meliputi :
1. Conversion (menipu, merekayasa, membohongi, manipulasi
dll)
2. Concealment (menyembunyikan melalui penyajian informasi
yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya
3. Theft (mengambil kekayaan secara tidak sah untuk
memperkaya diri sendiri, orang lain, maupun korporasi)
10

Menurut Wells dan ACFE, fraud yang terjadi pada


perusahaan dikategorikan dalam tiga jenis yaitu
1. Kecurangan laporan keuangan (Fraudulent Financial
Reporting) yang melibatkan seorang akuntan karena
keahliannya dalam penyusunan laporan keuangan
2. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriatin) yakni
penggelapan penerimaan kas, pencurian aktiva, dan hal-hal
yang menyebabkan suatu organisasi membayar untuk barang
atau jasa yang tidak diterimanya
3. Korupsi (Corruption) merupakan kejahatan evil yang merusak
bangsa atau negara
Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu
entitas apabila :
1. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan
dengan longgar dan tidak efektif.
2. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan
integritas mereka.
3. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik,
disalahgunakan atau ditempatkan dengan tekanan yang besar
untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah
tindakan kecurangan.
4. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien
dan atau tidak efektif serta tidak taat terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
5. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak
dapat dipecahkan , biasanya masalah keuangan, kebutuhan
kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan.
6. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki
sejarah atau tradisi kecurangan.
11

Salah satu kasus fraud audit yang paling sering ditemui


adalah earning management (manajemen laba) dan income
smoothing (perataan laba). untuk mengurangi fluktuasi laba.
Sebagai contoh manajemen melebih sajikan pendapatan dengan
cara melebih sajikan aset dan mengakui pendapatan secara tidak
tepat.

2.3 Penyebab Terjadinya Earning Management


Scott berpendapat bahwa, ada beberapa faktor yang dapat
memotivasi manajer melakukan manajemen laba, yaitu :
1. Rencana bonus (Bonus scheme).
Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan
rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya
dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan
diterimanya.
2. Kontrak utang jangka panjang (Debt covenant).
Ini menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada
waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan
cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan
laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat
mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak
utang.
3. Motivasi politik (Political motivation).
Ini menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala
besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna
mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran
yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh
kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
4. Motivasi perpajakan (Taxation motivation).
Ini menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu
motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan.
12

Tujuannya adalah dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus


dibayar.
5. Pergantian CEO (Chic/Executive Officer).
Biasanya CEO yang akan pensiun atau masa kontraknya
menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah
pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka
terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja
yang buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan
sehingga mereka cenderung untuk meminimalkan jumlah laba yang
dilaporkan.
6. Penawaran saham perdana (Initial public offering).
Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya
kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam
prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting.
Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada
investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna
mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer
akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.
Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa
praktek manajemen laba telah dilakukan di banyak negara, termasuk
Indonesia. Banyaknya motivasi manajer ketika melakukan manajemen
laba menimbulkan kesulitan dalam membedakan apakah motivasi
manajemen bersifat oportunistis ataukah efisien.

2.4 BAPEPAM L-K dan Tindakan Earning Management


2.4.1 Pengertian BAPEPAM L-K
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(disingkat Bapepam L-K) adalah sebuah lembaga di bawah
Kementrian Keuangan Indonesia yang bertugas membina mengatur
dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan
dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
13

lembaga keuangan. Bapepam L-K merupakan penggabungan dari


Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jendral
Lembaga Keuangan. Saat ini, Bapepam L-K digantikan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011.

2.4.2 Fungsi Bapepam L-K


1. Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal
primer dan sekunder
2. Penegakan peraturan di bidang modal
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh
izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain
yang bergerak di pasar modal
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten
dan Perusahaan Publik
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang
dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Klien dan Pinjaman, dan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
9. Perumusan standar, norma, pedomas kriteria dan prosedur di
bidang lembaga keuangan
10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga
keuangan
11. Pelaksanaan tata usaha badan
14

2.4.3 Teknik Earning Management


Tindakan earnings management dapat dilakukan dalam
beberapa cara agat memenuhi kepentingan pribadi. Menurut
Badruzaman (2013), beberapa teknik untuk melakukan earnings
management adalah sebagai berikut :
1. Earnings Management withing Boundary of GAAP
a. Perubahan metode penyusutan
b. Perubahan masa manfaat aset yang akan disusutkan
c. Perubahan estimasi nilai sisa aset yang disusutkan
d. Penentuan penyisihan piutan tak tertagih
e. Penentuan penyisihan kewajiban garansi
f. Penilaian penyisihan untuk deffered tax asset
g. Penentuan keberadaan impaired assets
h. Estimasi tahap penyelesaian long-term contract
i. Estimasi kemungkinan terjadinya klaim atas kontrak
j. Estimasi penurunan nilai investasi
k. Estimasi jumlah beban akrual atas restrukturisasi
l. Menentukan perlunya penurunan nilai persediaan
m. Estimasi beban akrual lingkungan
n. Membuat asumsi akrual untuk pension plan
o. Menentukan nilai research and development cost yang
boleh diakui
p. Mengubah periode amortisasi intangible asset
q. Memutuskan kapitalisasi biaya-biaya tertentu
r. Menentukan apakah investasi mengakibatkan adanya
pengaruh signifikan terhadap investor
s. Menentukan permanen atau tidaknya suatu penurunan nilai
investasi jangka panjang
15

2. Abusive Earnings Management


a. Mempercepat revenue recognition yang seharusnya
menjadi pendapatan periode berikutnya, atau bahkan
mengakui pendapatan fiktif.
b. Mencatat understated expense.

2.5 Konflik Kepentingan dalam Akuntansi dan Pasar Keuangan


Konflik dalam hal ini sudah banyak terjadi dan berkembang di
kalangan keuangan. Kepercayaan adalah isu integral bagi semua pihak
yang terlibat dalam industri keuangan. Memperlakukan klien secara jujur
dan membangun reputasi dengan melakukan kesepakatan yang adil adalah
asset yang terbesar yang dimiliki seorang professional dalam bidang
keuangan. Akuntan publik bertanggung jawab kepada para pemegang
kepentingan-pemegang saham dan komunitas investasi yang bergantung
pada laporan dari akuntan publik itu. Karena itu harus selalu melayani
dalam peran sebagai kontraktor independen bagi perusahaan yang mereka
audit. Perusahaan tentu akan senang jika dapat mengarahkan perkataan
dari akuntan luar ini karena orang-orang mempercayai sifat “independen”
dari audit tersebut. Jika akuntan hanya menyetujui keputusan perusahaan,
mereka dianggap tidak “independen”.
Konflik yang sering terjadi adalah laba yang dilaporkan terlalu
rendah, dokumen yang sengaja di palsukan, membiarkan atau melakukan
pengurangan yang patut dipertanyakan, menghindari pajak penghasilan
dan terlibat penipuan.
Kevin Bahr mengidentifikasikan beberapa penyebab konflik dalam
pasar keuangan yang dapat atau tidak dapat diselesaikan melalui
pembuatan peraturan :
1. Hubungan keuangan antara kantor akuntan publik (KAP) dengan klien
auditnya. Karena audit dibayar oleh klien yang diaudit, akan ada
konflik inheren karena pengaturan keuangan tersebut.
16

2. Konflik antara jasa-jasa yang ditawarkan oleh kantor akuntan publik.


Karena banyak KAP yang menawarkan jasa konsultasi kepada klien
mereka, maka timbul konflik mengenai independensi dari opini
perusahaan dengan insentif untuk menghasilkan fee konsultasi
tambahan.
3. Kurangnya indenpendensi dan keahlian dari komite audit
4. Peraturan yang dibuat sendiri dari profesi akuntan. Secara historis
industri akuntansi telah membuat peraturannya sendiri, kalaupun ada
pengawasan masih bersifat lemah.
5. Kurang aktifnya pemegang saham. Dengan adanya keragaman
kepemilikan dalam pasar berdasarkan investor individu, usaha kolektif
untuk mengatur dan mengawasi dewan hampir tidak ada.
6. Keserakahan jangka pendek eksekutif versus kemakmuran jangka
panjang pemegang saham
7. Skema kompensasi eksekutif
8. Skema kompensasi untuk analis sekuritas

Konflik kepentingan (conflict of interest) terjadi ketika seseorang


diamanahi posisi untuk membuat penilaian atas nama pihak lain, namun
kepentingan dan/atau kewajiban pribadinya bertentangan dengan
kepentingan kewajiban pihak lain tersebut. Selain itu, konflik kepentingan
juga dapat timbul ketika kewajiban etis seseorang dalam tugas
profesionalnya berbernturan dengan kepentingan pribadi. Namun banyak
juga kasus dimana para professional ini dibayar oleh bisnis yang berada di
bawah pengawasan mereka, dan mungkin juga dipekerjakan oleh bisnis
lain. Bahkan yang lebih parah, mereka bekerja setiap hari dengan dan
dibayar oleh tim manajemen yang mungkin memiliki kepentingan ynag
bertentangan dengan kepentingan perusahaan yang diwakili oleh dewan
direksi. Itulah beberapa konflik kepentingan yang dapat terjadi di antara
para profesi bisnis.
17

Untuk merespon atau mengatasi konflik tersebut, dilakukan


perubahan struktural. Kongres memberlakukan undang-undang untuk
memberi mandat kepada direktur independen dan sejumlah perubahan
dengan paket kompensasi eksekutif. Namun banyak kritik atas peraturan
ini.

2.6 Kompensasi Eksekutif


2.6.1 Pengertian Kompensasi Eksekutif
Teori entitas (entity theory) memandang perusahaan
sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemilik dan krediturnya.
Berdasarkan pandangan teori tersebut, manajemen terpisah dari
pemilik perusahaan. Manajemen memperoleh kepercayaan dari
pemilik untuk mengelolah perusahaan, tujuannya adalah untuk
memaksimalkan pendapatan bagi pemilik, dan atas jasa yang
diberikan, para manajer memperoleh kompensasi. Agency theory
memandang adanya hubungan antara pemilik (prinsipal) dan
manajemen perusahaan (agen). Prinsipal mempercayai agen yang
memberikan jasa manajerialnya. Dengan jasanya tersebut, agen
menerima kompensasi dari prinsipal.
Kompensasi merupakan nilai jasa yang diberikan pemilik
perusahaan kepada manajemen. Sebagian besar rencana
kompensasi didasarkan pada dua ukuran prestasi manajer yaitu
pendapatan bersih dan harga saham. Jumlah kompensasi eksekutif
dinilai pada suatu tahun tertentu tergantung pada kinerja
pendapatan bersih dan/atau kinerja harga saham
Kompensasi eksekutif adalah kompensasi yang terdiri dari
kompensasi finansial dan non keuangan lain yang diterima oleh
seorang eksekutif dari perusahaan mereka untuk layanan mereka
kepada sebuah perusahaan. Seorang eksekutif yang memiliki
keterampilan sangat menentukan kemajuan, kehidupan dan
kegagalan sebuah perusahaan, kompensasi eksekutif yang
18

diberikan perusahaan bergantung pada seberapa besar tanggung


jawab, risiko dan usaha yang ditanggung oleh eksekutif top sebagai
sebuah fungsi dari sekala sebuah perusahaan.
Menurut Komari dan Faizal, kompensasi eksekutif
merupakan salah satu alat yang masih dianggap efektif untuk
meningkatkan kinerja karyawan pada perusahaan. Disebut efektif
karena ketika para eksekutif pada sebuah perusahaan diberikan
kompensasi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,
akan timbul kepercayaan dari diri eksekutif kepada perusahaan
tempat mereka tersebut bekerja, sehingga seorang eksekutif akan
berusaha meningkatkan kinerja dan lebih memaksimalkan keahlian
serta sumber daya yang dimilikinya2

2.6.2 Rencana Kompensasi Eksekutif


Rencana kompensasi eksekutif adalah kontrak agensi antara
perusahaan dan manajemya yang berusaha untuk menyatukan
kepentingan dari pemilik dan manajer dengan mendasarkan
kompensasi manajer pada satu atau lebih ukuran usaha manajer
dalam operasi perusahaan.3

2.6.3 Manfaat Kompensasi


1. Menarik orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk
bergabung dengan perusahaan
2. Mempertahankan karyawan yang baik
3. Meraih keunggulan kompetitif
4. Memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau
mencapai tingkat kinerja yang tinggi
5. Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum
2
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16460/14.pdf?
sequence=1&isAllowed=y. Diunduh Pada Jumat, 27 Maret. Pukul 19.30.
3
https://www.coursehero.com/file/23495561/Kompensasi-Eksekutif/.Diunduh Pada
Jumat, 27 Maret. Pukul 19.30.
19

6. Memudahkan sasaran strategis


7. Mengokohkan dan menentukan struktur

2.6.4 Bentuk-bentuk Kompensasi Eksekutif


1. Komponen Kompensasi Pokok
a. Gaji pokok
Merupakan elemen tetap kompensasi tunai tahunan
yang diterima. Perusahaan yang menggunakan struktur
penggajian formal tentunya sudah menetapkan tingkat dan
jangkauan gaji untuk semua pegawai. Gaji pokok tahunan
sering mencerminkan bagian kecil dari total kompensasi
dengan dua alasan. Pertama, secara khusus butuh waktu
bertahun-tahun sebelum hasil inisiatif stratejik CEO
disadari. Kedua, IRS membatasi jumlah gaji tahunan
perusahaan mengecualikan sebagai pengeluaran bisnis.
b. Bonus
Empat jenis bonus yang umum diberikan kepada
pegawai eksekutif yaitu :
1) Discretionary bonus
Bonus yang diterima berdasarkan keuntungan
perusahaan, kondisi finansial perusahaan, kondisi
bisnis, dan prospek masa depan.
2) Performance-contingent bonus
Bonus yang diterima berdasarkan perolehan
kriteria kinerja secara spesifik, sama seperti sistem
penilaian yang digunakan untuk menentukan
peningkatan merit atau review kinerja secara umum.

3) Predetermined bonus
Faktor sentral untuk menentukan ukuran total
bonus dan jumlah bonus adalah keuntungan perusahaan.
20

4) Target plan bonus


Bonus yang terkait dengan kinerja eksekutif.
Jika kinerja eksekutif di bawah standar atau di bawah
target yang ditentukan, maka ia tidak dapat menerima
bonus ini.
c. Insentif jangka pendek
Insentif ini diberikan untuk menilai berlangsungnya
proses pemenuhan tujuan strategis kompetitif.
2. Komponen Kompensasi yang Ditangguhkan
a. Kompensasi saham
Merupakan persetujuan antara pegawai dan
perusahaan untuk memberikan pembayaran kepada
pegawai di waktu setelahnya (masa depan). Enam bentuk
kompensasi saham yang ditangguhkan, antara lain :
incentive stock options, nonstatutory stock options,
restricted stock, phantom stock plans, discount stock
options dan stock appreciation rights.
b. Golden parachutes
Merupakan gaji dan benefit yang diberikan kepada
eksekutif setelah terminasi yang dihasilkan dari perubahan
kepemilikan korporasi, dimana merger kombinasi dua
perusahaan yang terpisah.
c. Platinum parachutes
Merupakan award yang diberikan perusahaan untuk
mengakhiri masa kerja eksekutif, berupa pembayaran,
benefit yang berkelanjutan, dan opsi saham.

d. Clawback provisions
21

Provisi dalam kontrak kerja CEO memperbolehkan


direktur mencabut kompensasi berdasarkan kinerja jika
tujuan kinerja tidak terpenuhi.4

2.6.5 Faktor-faktor Penentu Kompensasi Eksekutif


Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kompensasi eksekutif antara lain:
1. Hubungan Antara Kompensasi Eksekutif Dengan Laba
Akuntansi
2. Hubungan Antara Kompensasi Eksekutif Dengan Harga Saham
3. Hubungan Antara Kompensasi Eksekutif Dengan Kinerja
Perusahaan
4. Hubungan Antara Kompensasi Eksekutif Dengan Ukuran
Perusahaan
5. Hubungan Antara Kompensasi Eksekutif Dengan Pertumbuhan
Perusahaan

4
http://arekmekitik.blogspot.com/2014/04/resume-chapter-12-compensating-
executive.html. Diunduh Pada Jumat, 27 Maret 2020. Pukul 20.00
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Earning management adalah tindakan yang dilakukan manajemen
untuk meningkatkan atau menurunkan laba perusahaan dalam laporan
keuangan. Pola yang sering dilakukan manajer dalam earning management
adalah taking a bath, income minimization, income mazimization, dan
income smoothing. Fraud diartikan sebagai kecurangan yang terjadi dalam
penyelenggaraan organisasi dengan cara penipuan yang disengaja,
pengambilan aset kantor, pemalsuan catatan dan pembukuan,
penyelewengan, pembebanan yang melebihi dari yang sebenarnya dan
tanpa dasar, dan lain-lain. Penyebab terjadinya earning management
adalah rencana bonus, kontrak utang jangka panjang, motivasi politik,
motivasi perpajakan, pergantian CEO, dan penawaran saham perdana.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat
Bapepam L-K) adalah sebuah lembaga di bawah Kementrian Keuangan
Indonesia yang bertugas membina mengatur dan mengawasi sehari-hari
kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknnis di bidang lembaga keuangan.
Konflik kepentingan (conflict of interest) terjadi ketika seseorang
diamanahi posisi untuk membuat penilaian atas nama pihak lain, namun
kepentingan dan/atau kewajiban pribadinya bertentangan dengan
kepentingan kewajiban pihak lain tersebut. Kompensasi eksekutif adalah
kompensasi yang terdiri dari kompensasi finansial dan non keuangan lain
yang diterima oleh seorang eksekutif dari perusahaan mereka untuk
layanan mereka kepada sebuah perusahaan. Bentuk kompensasi ada dua
yaitu kompensasi pokok (gaji pokok, bonus, insentif jangka pendek) dan
kompensasi yang ditangguhkan (kompensasi saham, golden parachutes,
platinum parachutes, clawback provision).

22
23

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas yang menerangkan tentang
manajemen laba, maka penulis menyarankan untuk mahasiswa maupun
pembaca untuk melakukan manajemen laba tanpa melakukan tindakan
kecurangan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini
karena dalam dunia bisnis terdapat etika yang seharusnya dimiliki oleh
manajer dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di perusahaan.
Penulis juga menyarankan untuk mengambil keputusan dengan penuh
pertimbangan yang logis tidak dengan hawa nafsu karena manajer
memimpin banyak orang yang mana setiap keputusan akan berpengaruh
pada banyak pihak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/380823674/MAKALAH-EARNINGS-
MANAGEMENT
https://irvandesmalcpa.wordpress.com/tag/earning-management-manajemen-laba/
https://www.slideshare.net/mobile/padlah1984/earning-management
https://jurnal-sdm-blogspot.com/2009/08/teori-earning-management-definisi-
pola.html?m=1
https://accounting.binus.ac.id//2019/07/16/memahami-fraud-dalam-laporang-
keuangan/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Pasar_Modal_dan_Lembaga_K
euangan
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16460/14.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.coursehero.com/file/23495561/Kompensasi-Eksekutif/
http://arekmekitik.blogspot.com/2014/04/resume-chapter-12-compensating-
executive.html
http://eprints.undip.ac.id/24464/1/SKRIPSI.pdf
https://pusatdatamakalah.blogspot.com/2016/04/pengambilankeputusan-yang-etis-
tata.html?m=1

24

Anda mungkin juga menyukai