Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI PERENCANAAN AUDIT BERBASIS RISIKO DALAM

AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN


INDUSTRI PROPERTI
(STUDI KASUS PADA PT ABC)

Meta Natasha Lasria dan Ludovicus Sensi Wondabio

1. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia


2. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

E-mail : metanatasha@gmail.com

Abstrak

Skripsi ini berisi tentang Implementasi Perencanaan Audit Berbasis Risiko dalam Audit atas
Laporan Keuangan Industri Properti (Studi Kasus PT ABC). PT ABC merupakan perusahaan
yang bergerak dalam industri properti. Aktivitas perusahaan ini ialah mendirikan bangunan/real
estate dan menyewakannya serta menjadi pengelola atas bangunan yang mereka sewakan.
Pendapatan utama Perusahaan didapat dari hasil penyewaan atas properti investasinya. Di dalam
perencanaan audit atas laporan keuangan PT ABC terdapat isu mengenai risiko-risiko terkait
industri, bisnis, serta laporan keuangan yang akan berpengaruh terhadap proses audit PT ABC.
Kesimpulannya adalah perencanaan audit berbasis risiko akan menghasilkan suatu prosedur audit
yang lebih terfokus pada akun-akun yang cenderung akan berdampak material terhadap laporan
keuangan sehingga proses audit akan lebih efektif.

Kata kunci: Audit berbasis risiko; Laporan keuangan; Perencanaan audit.

Implementation of Risk-Based Audit Planning of Financial Statements in the Property


Industry (Case Study PT ABC)

Abstract
This thesis contains the implementation of the Risk-Based Audit Planning Audit of Financial
Statements of Industrial Property (Case Study PT ABC). PT ABC is a company engaged in the

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
property industry. Activity of this company is to set up the building / real estate and rent it out as
well as being the manager of the building that they rented. Company's main revenue gained from
the lease of property investment. In planning the audit of the financial statements of the ABC
there are issues related risks industry, business, and financial reporting that will affect the PT
ABC auditing process. The conclusion was that the risk-based audit planning will result in a more
focused audit procedures on the accounts that tend to have a material impact on the financial
statements so that the audit process will be more effective.

Keyword : Audit planning; risk-based audit; financial statements.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, perusahaan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat.
Persaingan tersebut terjadi diantara perusahaan karena adanya pengembangan produk atau jasa
yang dihasilkan. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat antar perusahaan membuat
masing-masing perusahaan berlomba dalam persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan perlu
meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dalam situasi krisis dan memenangkan persaingan
dalam era globalisasi.

Laporan keuangan merupakan media utama bagi sebuah Perusahaan untuk mengkomunikasikan
informasi keuangannya kepada pihak luar. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.

Perencanaan audit merupakan tahap yang utama dan penting dalam suatu proses audit.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit
yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Standar
pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang sebaik-baiknya dalam setiap
penugasan audit. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan apapun tentu akan lebih
baik bila terencana dengan baik.Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut
Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
:“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.”

Bisnis properti di Indonesia merupakan bisnis yang semakin berkembang. Bisnis ini meliputi
kegiatan membuka lahan untuk dijadikan tempat tinggal atau tempat usaha, serta membangun
gedung-gedung untuk disewakan kepada pihak lain.

Atas dasar tersebut, penulis ingin mengangkat permasalahan tersebut dengan judul ”Implementasi
Perencanaan Audit Berbasis Risiko dalam Audit atas Laporan Keuangan Industri Properti (Studi
kasus pada PT ABC)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut dan terkait dengan keterbatasan data yang dimiliki, maka rumusan
masalah skripsi ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana melakukan kegiatan pra-perikatan audit atas PT ABC.
2) Bagaimana melakukan perencanaan awal atas PT ABC.
3) Bagaimana merancang respon audit terkait perencanaan untuk PT ABC.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:

1) Dapat memahami ketentuan pra-perikatan atas audit PT ABC.

2) Dapat melakukan perencanaan awal atas PT ABC yang terdiri atas berbagai macam
komponen.

3) Dapat merancang perencanaan audit secara keseluruhan.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Tinjauan Teoritis

Menurut Sukrisno Agoes (2004), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
menejemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Menurut
Arens (2003), auditing adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pengertian auditing ini intinya ialah pengevaluasian bukti
hingga akhirnya akan memberikan pendapat mengenai kesesuaian informasi sesuai dengan
kriteria-kriteria yang ada atau kewajaran suatu laporan keuangan.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan asersi yang terkandung dalam
setiap laporan keuangan yang disebut dengan asersi menejemen. Asersi menejemen yang
disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori :

a. Keberadaan atau kejadian ( existency or occurance )


Asersi ini merupakan pernyataan manajemen aset, liabilitas dan ekuitas yang
tercantum dalam laporan posisi keuangan benar-benar ada pada tanggal laporan posisi
keuangan serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi
benar-benar terjadi selama periode akuntansi.

b. Kelengkapan ( completeness )

Kelengkapan berarti semua transaksi atas akun-akun yang seharusnya tercatat dalam
laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan asersi
keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar, maka akun akan dinyatakan terlalu
tinggi. Sementara jika asersi kelengkapan tidak benar, maka akun dinyatakan terlalu
rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang
seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan, sedangkan asersi keberadaan
berkaitan dengan penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
c. Hak dan kewajiban ( rights and obligations )

Auditor harus memastikan apakah aset memang menjadi hak klien dan apakah
liabilitas merupakan hutang klien pada tanggal tertentu.

d. Penilaian dan alokasi ( valuation or allocation )

Asersi ini menyangkut apakah aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan atau beban telah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.

e. Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )

Asersi ini menyangkut masalah apakah komponen-komponen laporan keuangan telah


diklasifikasikan, diuraikan dan diungkapkan secara tepat. Pengungkapan berhubungan
dengan apakah informasi dalam laporan keuangan termasuk catatan yang terkait, telah
menjelaskan secara gamblang hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunanya.

Standar audit yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan
dilakukannya perencanaan yang memadai. Tiga alasan utama mengapa auditor memerlukan
perencanaan audit, yaitu :
a. Mendapatkan bukti audit yang cukup sesuai dengan kondisi klien;
b. Menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau; dan
c. Mencegah kesalahpahaman dengan klien.

Menurut SA 311, perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan


dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran
dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain :
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha
entitas tersebut;
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut;
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi
yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah
informasi akuntansi pokok perusahaan;

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan;
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit;
f. Pos pelaporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian;
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa; dan
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke
Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak
penjualan).

Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan saat pekerjaan
yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis (atau satu set
program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci
prosedur audit yang menurut keyakinan auditor perlu untuk mencapai tujuan audit. Bentuk
program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan. Dalam
mengembangkan program audit, auditor harus diarahkan oleh hasil pertimbangan dan prosedur
perencanaan auditnya. Selama berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan
diperlukannya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut.
Keputusan terpenting yang dibuat oleh sebuah Kantor Akuntan Publik ialah apakah akan
menerima atau melanjutkan suatu penugasan atau klien dan memutuskan untuk menolak suatu
penugasan. Sebelum suatu Kantor Akuntan Publik menerima atau meneruskan penugasan,
auditor harus :
a. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan (financial reporting
framework) yang diusulkan atau digunakan oleh entitas;
b. Menilai apakah Kantor Akuntan Publik dapat mentaati ketentuan etika yang relevan;
c. Mendapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan
tanggung jawabnya berkenaan dengan :
1. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang diterapkan;

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
2. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk
menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, apakah
disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan;
3. Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang relevan dan
informasi tambahan yang dapat diterima auditor, serta akses tanpa batas kepada
orang-orang di dalam entitas yang menurut pendapat auditor diperlukan untuk
mendapatkan bukti audit; dan
4. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan. Ini adalah serangkaian prosedur
yang serupa dengan prosedur penilaian risiko (risk assessment procedures). Jika
penugasan ini diterima, hasil atau temuan prosedur ini (prosedur menerima atau
melanjutkan penugasan) dapat digunakan sebagai bagian dari prosedur penilaian
risiko.

Penilaian atas risiko penugasan di tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya membantu
memastikan bahwa suatu Kantor Akuntan Publik :
a. Independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan;
b. Kompeten untuk melaksanakan tugasnya dengan sumber daya yang diperlukan dan
dalam batas waktu yang tersedia;
c. Bersedia menerima dan menanggung risiko audit. Ini meliputi penilaian atas integritas
manajemen dan sikap manajemen terhadap pengendalian internal, tren industri, cukup
tersedianya bukti audit yang tepat dan factor lain seperti kemampuan (dan kemauan)
klien membayar biaya audit ; dan
d. Tidak tahu atau tidak mempunyai informasi baru mengenai klien (existing client) yang
dapat menyebabkan suatu Kantor Akuntan Publik menolak suatu penugasan.

Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa
data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna
untuk mengetahui persoalan atau keadaan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau
membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus,
dimana penelitian dilakukan pada PT ABC mengenai perencanaan audit berbasis risiko audit atas
laporan keuangan dalam industri properti.

Penulis mengumpulkan data yang sebenarnya, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian
deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-
fakta yang ada, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai situasi yang
sebenarnya dari objek penelitian.

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini, penulis
menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang terdiri dari :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini merupakan peninjauan langsung pada Perusahaan yang diteliti untuk memperoleh
data primer. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah wawancara, yaitu melakukan penelitian
langsung pada PT ABC untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dengan
melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan audit laporan
keuangan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara
membaca dan mempelajari buku-buku, serta literatur-literatur yang ada hubungannya dengan
masalah yang sedang diteliti yang berguna sebagai pedoman teoritis pada saat melakukan
penelitian lapangan dan untuk mendukung dan menganalisa data.

Penelitian ini dirancang dengan membandingkan kenyataan yang ada di lapangan dengan teori
serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan-peraturan lain yang isinya
berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
dan saran-saran. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi implementasi
konsep yang diamati.

Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat
asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Praperikatan
Sebelum memulai suatu perikatan audit, auditor harus melaksanakan prosedur memadai untuk
memutuskan apakah akan menerima suatu entitas menjadi klien audit atau melanjutkan perikatan
audit untuk tahun berikutnya. Dalam kasus PT ABC, auditor mememutuskan untuk melanjutkan
perikatan audit untuk tahun berikutnya berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
a. PT ABC pernah menjadi klien dalam perikatan audit sebelumnya.

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya akan disesuaikan tergantung pada apakah ini adalah


hubungan klien baru atau berkelanjutan dan dalam kasus PT ABC, ini merupakan
perikatan berkelanjutan.

b. Biaya jasa audit yang didapatkan tidak lebih dari 15% pendapatan kotor KAP ( untuk
menjaga independensi).

Ada anggapan bahwa independensi mungkin akan terpengaruh di mana pendapatan fee
dari klien tertentu melebihi tingkat ini. Dalam SPAP, tidak menentukan besaran fee audit
yang seharusnya, tetapi dalam SPAP ini diharuskan untuk diatur.

c. PT ABC tidak memiliki outstanding fees yang signifikan

Outstanding fees yang signifikan dapat mengganggu independensi auditor dan


mencerminkan karakter buruk pada klien.

d. KAP tidak terlibat dalam proses hukum yang dialami PT ABC.

Keterlibatan dalam proses hukum dengan klien cenderung mengancam objektivitas.

e. Tidak ada partner atau staf audit yang memiliki hubungan khusus dengan PT ABC .

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Staf audit harus dianggap independen. Hubungan dekat dengan staf klien dapat
menganggu independensi.

f. Tidak ada partner atau staf audit yang memiliki kepentingan keuangan dengan PT ABC .

Seorang partner atau anggota tim audit yang memiliki kepentingan keuangan dengan klien
akan dianggap sebagai ancaman terhadap objektivitas dan independensi.

g. Tidak ada konflik kepentingan antara KAP dengan PT ABC.

h. Tidak ada pembatasan ruang lingkup audit.

Keterbatasan lingkup akan timbul di mana manajemen membatasi akses informasi atau
tidak mengizinkan melakukan prosedur audit tertentu.

i. Tidak ada faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi independensi.

j. PT ABC memiliki sistem dan control yang cukup dimana KAP tidak menemukan risiko
yang tidak beralasan terkait perikatan audit.

k. Tidak ditemukan adanya penyebab yang lain dimana KAP harus menolak keberlanjutan
perikatan audit.

Berdasarkan SA Seksi 310, pemahaman dengan klien juga mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pengaturan mengenai pelaksanaan perikatan (waktu, bantuan klien berkaitan dengan


pembuatan skedul, dan penyediaan dokumen).

b. Pengaturan tentang keikutsertaan spesialis atau auditor intern, jika diperlukan.

c. Pengaturan tentang keikutsertaan auditor pendahulu.

d. Pengaturan tentang fee dan penagihan.

e. Adanya pembatasan atau pengaturan lain tentang kewajiban auditor atau klien, seperti
ganti rugi kepada auditor untuk kewajiban yang timbul dari representasi salah yang
dilakukan dengan sepengetahuan manajemen kepada auditor.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
f. Kondisi yang memungkinkan pihak lain diperbolehkan untuk melakukan akses ke kertas
kerja auditor.

g. Jasa tambahan yang disediakan oleh auditor berkaitan dengan pemenuhan persyaratan
badan pengatur.

h. Pengaturan tentang jasa lain yang harus disediakan oleh auditor dalam hubungannya
dengan perikatan.

4.2 Perencanaan awal

Informasi klien.

Untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas bisnis klien, auditor menggunakan Formulir
Pemahaman Bisnis Klien. Perikatan dengan PT ABC merupakan suatu pengulangan perikatan
audit dan auditor menggunakan informasi tahun lalu untuk melengkapi formulir ini. Auditor
mengidentifikasi apakah telah terjadi perubahan yang signifikan yang mungkin dapat
mempengaruhi relevansi informasi.

Informasi klien digunakan auditor untuk mengetahui pengetahuan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan sifat bisnis entitas, organisasinya dan karakteristik operasinya. Hal ini juga
tercantum dalam SA 311. Dalam kasus PT ABC, dengan adanya informasi klien, auditor dapat
mengetahui mengenai industri perusahaan dan kelengkapan informasi diatas juga dapat
membantu auditor untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut adalah perusahaan fiktif/tidak.
Dengan diketahuinya domisili perusahaan, auditor juga dapat menyakinkan kembali bahwa
standar akuntansi yang digunakan oleh PT ABC harus sesuai dengan standar yang berlaku umum
di Indonesia.

Informasi pasar dan industri klien.

1) Kegiatan usaha

PT ABC didirikan sebagai perseroan terbatas (PT) dalam rangka Penanaman Modal
Asing. Kegiatan Perusahaan terdiri dari pengembangan real estat dan manajemen gedung.
Saat ini, Perseroan menawarkan ruang kantor komersial untuk disewakan.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Informasi mengenai kegiatan usaha klien berguna untuk auditor dalam memahami bisnis
klien dan dalam hal ini, auditor dapat menentukan tim audit yang sesuai dengan industri
klien tersebut.

2) Sumber pendapatan dan pelanggan utama

Pendapatan utama perusahaan adalah dari jasa sewa.

Pendapatan sewa perusahaan berasal dari service charge yang dikenakan kepada tenant
berdasarkan area atau luas ruang kantor yang disewa. Semakin luas ruang kantor yang
disewa, semakin tinggi service charge yang dikenakan atas tenant tersebut. Pendapatan
utilitas ialah pendapatan yang berasal dari beban listrik dan air yang dikenakan langsung
kepada tenant. PT ABC tidak mengambil keuntungan dari pendapatan utilitas ini. Jumlah
yang ditagihkan tenant merupakan jumlah yang seharusnya dibayarkan oleh tenant terkait
tagihan listrik dan air. Pendapat lain-lain adalah pendapatan yang berasal dari sewa parkir
dan pendapatan jasa sewa di luar jam operasional kantor (jam lembur).

Informasi mengenai sumber pendapatan utama PT ABC dan pelanggan utamanya ialah
antisipasi jika pelanggan utama tersebut tidak lagi menjadi pelanggan utama. Hal ini akan
mempengaruhi pendapatan PT ABC yang akan mengakibatkan ketidakstabilan keuangan
PT ABC. Hal ini menjadi risiko yang mungkin terjadi jika PT Comfort tidak lagi
menyewa kepada PT ABC yaitu PT ABC tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk
menutupi beban-beban yang terjadi sehingga ada kemungkinan kelangsungan usaha PT
ABC diragukan.

3) Transaksi dengan pihak hubungan istimewa

Perusahaan tidak memiliki transaksi dengan pihak hubungan istimewa.

6) Current events and issues

Implementasi PSAK No.50 dan 55 tentang instrument keuangan. PT ABC memiliki akun
obligasi konversi dimana merupaka instrument keuangan majemuk karena nilai tercatat
awal suatu instrument keuangan majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan
kewajiban.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Isu utama dalam obligasi konversi ialah apakah komponen kewajiban dan ekuitas harus
diakui secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.

Kepemilikan, manajemen dan tata kelola perusahaan.

1) Kepemilikan

Modal Perusahaan dengan nilai nominal Rp 9.185 per saham, yang telah ditempatkan dan
disetor oleh pemegang saham

Pemegang saham utama PT ABC ialah Foreigner Ltd dimana jumlah kepemilikannya
ialah 99.79%. Laporan keuangan PT ABC yang telah diaudit diperlukan oleh Foreigner
Ltd untuk keperluan konsolidasi.

2) Manajemen dan tata kelola perusahaan

Susunan kepengurusan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012, adalah sebagai


berikut:

Komisaris : Chevy

Presiden Direktur : Roberto

Direktur : Gangga

Rencana dan strategi klien.

Kebijakan perusahaan untuk mengatur :

1) Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko utama Perusahaan, yang merupakan risiko kerugian yang
disebabkan oleh ketidakmampuan pelanggan untuk membayar utang mereka kepada
Perusahaan. Jika jumlah utang yang belum dibayar tidak bisa dikembalikan bernilai besar
dan signifikan, maka akan menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan, kinerja dan
kesehatan keuangan perusahaan.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Ini adalah kebijakan perusahaan untuk mengisi sewa dan layanan tiga bulan di muka dan
jaminan sewa yang terdiri dari sewa 3 bulan dan service charge. Dalam hal penyewa gagal
memenuhi kewajiban mereka, masih aman dijaga oleh uang jaminan, dan bisa
memberikan hukuman kepada penyewa hingga dan termasuk pemutusan listrik.

2) Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko valuta asing timbul karena Perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang
selain mata uang fungsional. Merupakan kebijakan Perusahaan, di mana mungkin, untuk
menyelesaikan kewajiban dalam mata uang fungsionalnya dengan kas yang dihasilkan
dari operasi sendiri dalam mata uang tersebut.

Sejauh ini perusahaan tidak memiliki eksposur material terhadap risiko nilai tukar karena
sebagian besar transaksi pada dasarnya adalah dalam mata uang Rupiah.

3) Risiko operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh ketidakcukupan atau
kegagalan proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari peristiwa eksternal. Risiko
ini melekat dalam semua proses bisnis, operasional, sistem dan produk perusahaan.

Perusahaan dijalankan secara profesional berdasarkan praktek yang sehat dan tata kelola
perusahaan yang baik. Semua prosedur operasi standar telah dimasukkan untuk
memastikan setiap transaksi dan peristiwa pernah dicatat, dilindungi dan dibebaskan dari
faktor controlable tersebut. Selanjutnya aset utama Perusahaan Menara -Prisa dikelola
oleh seorang manajer properti pihak ketiga profesional.

Untuk mendokumentasikan pemahaman akan akuntansi klien, auditor menggunakan system


notes. Dokumen ini diperbaharui setiap tahun untuk setiap siklus akuntansi keuangan. Risiko
yang teridentifikasi dimasukkan dalam setiap bagian yang terdapat pada catatan ini.

Berikut merupakan akun-akun yang menurut penilaian auditor memliki pergerakan yang
signifikan dan perlu adanya pemahaman lebih lanjut :

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
a. Properti Investasi

Dalam laporan keuangan PT ABC, akun properti investasi mengalami kenaikkan sebesar
40% dibandingkan dengan tahun 2011. Hal ini disebebabkan adanya pembelian akan
tanah yang dikelompokkan dalam akun properti investasi.

Risiko yang mungkin timbul dalam akun ini ialah:

- Apakah penyajian tanah sebagai properti investasi telah sesuai dengan PSAK 13
(Revisi 2011)?

- Apakah tanah tersebut benar milik perusahaan? (Rights and obligation)

b. Investasi

PT ABC mengalami penurunan investasi sebesar 66%. Hal ini disebabkan oleh kerugian
yang dialami oleh PT DEF yang merupakan anak perusahaan PT ABC. Kepemilikan PT
ABC di PT DEF ialah sebesar 99%, oleh sebab itu hal ini berpengaruh terhadap investasi
PT ABC.

c. Perpajakan

PT ABC mengalami kenaikkan yang signifikan di PPN Keluarannya yang disebabkan


oleh adanya pembelian yang dilakukan oleh PT ABC atas tanah.

d. Obligasi konversi dan share option reserves

PT ABC mengadopsi penerapan PSAK 50 dan 55 sejak tahun 2010. Pada tahun ini, saldo
obligasi konversi mengalami penurunan sebesar 7 % dan saldo share option reserves
mengalami kenaikkan sebesar 24%. Hal ini disebabkan penurunan persentase bunga atas
obligasi tersebut, sehingga akun obligasi konversi yang terletak di bagian liabilitas
mengalami penurunan dan akun share option reserves yang terletak di bagian ekuitas
mengalami kenaikkan.

e. Pendapatan

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
Kenaikkan pendapatan sebesar 2% dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh
kenaikkan pendapatan sewa yang dibebankan kepada tenant.

f. Beban langsung

Beban pendapatan mengalami kenaikkan disebabkan oleh kenaikkan biaya-biaya seperti


tarif dasar listrik, biaya perawatan, dan lain-lain.

g. Beban umum dan administrasi

Beban ini mengalami penurunan sebesar 20 % karena berkurangnya pengeluaran untuk


beban yang berkaitan dengan administrasi.

Return on capital employed ialah ukuran dari pengembalian yang dibuat pada modal yang
digunakan (dana pemegang saham). Rasio ini juga dapat dilihat mewakili efisiensi modal yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini biasanya digunakan untuk membandingkan
kinerja antara perusahaan dan menilai apakah bisnis ini menghasilkan cukup keuntungan untuk
membiayai modal. Berdasarkan rasio diatas, PT ABC mengalami peningkatan dari 0.24 (2011)
menjadi 0.34 (2012). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan untuk membiayai modal di tahun 2012 lebih baik dibandingkan di tahun 2011.

Gross profit margin ialah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kesehatan keuangan
perusahaan dengan mengungkapkan proporsi uang yang tersisa dari pendapatan setelah
memperhitungkan biaya pokok penjualan. Marjin laba kotor berfungsi sebagai sumber untuk
membayar biaya tambahan dan tabungan masa depan. PT ABC mengalami penurunan dalam
rasio ini, yaitu sebesar 0.73 (2011) menjadi 0.60 (2012). Hal ini disebabkan oleh kenaikkan
beban langsung perusahaan yang signifikan, sedangkan kenaikkan pendapatan tidak begitu
signifikan. Hal ini menyebabkan laba kotor perusahaan lebih kecil dibandingkan tahun
sebelumnya. Menurut pendapat kami, keuangan PT ABC masih sehat walaupun tidak sesehat
tahun sebelumnya.

Net margin menginformasikan berapa banyak keuntungan perusahaan untuk setiap 1 rupiah
menghasilkan pendapatan. Profit margin bervariasi berdasarkan industri, tapi semua sama,
margin keuntungan yang lebih tinggi suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya,
semakin baik. Beberapa buku keuangan, situs, dan sumber daya memberitahu investor untuk

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
mengambil laba bersih setelah pajak dibagi dengan penjualan. Sementara beberapa analis lebih
memilih untuk menambahkan hak minoritas kembali ke dalam persamaan, untuk memberikan
gambaran tentang berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan sebelum membayar kepada
minoritas "pemilik". Semua perusahaan harus dibandingkan dengan dasar yang sama. Dalam
kasus PT ABC, mengalami kenaikkan dari sebesar 0.37 (2011) menjadi 0.66 (2012). Hal ini
menunjukkan bahwa di tahun 2012, marjin keuntungan perusahaan lebih tinggi yaitu setiap 1
rupiah menghasilkan 0.66 pendapatan. Perusahaan tidak dapat membandingkan rasio yang
dimilikinya dengan industri sejenis karena walaupun Perusahaan dapat dengan mudah
mendapatkan rasio industri sejenis, tetapi sulit mendapatkan data dari Perusahaan yang memiliki
kegiatan usaha yang sama dengan perusahaan, yaitu dalam hal penyewaan ruangan kantor
sekaligus menjadi management building atas bangunan yang disewakan.

Current ratio ialah rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar, umumnya rasio yang lebih tinggi
lebih baik. Langkah ini rentan terhadap manipulasi melalui pembayaran kepada pemasok. Dalam
PT ABC, rasio lancar tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun ini dimana tahun 2011 sebesar
1.98 dan tahun 2012 sebesar 1.59. Walaupun terjadi penurunan, perusahaan masih efektif dalam
melunasi liabilitas lancarnya.

Quick ratio dimaksudkan untuk berkonsentrasi pada aset likuid. Ini merupakan indikasi yang
baik dari kekuatan keuangan suatu entitas. Tidak jauh berbeda dengan rasio sebelumnya, dalam
quick ratio ini perusahaan juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Walaupun terjadi penurunan, Perusahaan masih efektif dalam melunasi liabilitas lancarnya
dengan asset likuid (tidak termasuk persediaan).

Materialitas PT ABC dihitung berdasarkan total pendapatan karena PT ABC ialah entitas yang
berdasarkan pada keuntungan atau pendapatan. Untuk kesalahan yang dapat ditolerir ialah
sebesar Rp 144.896.671 (30% dari materialitas yang telah ditentukan). Pertimbangan atas
tolerable error tersebut karena auditor telah melakukan penilaian atas risiko perusahaan dan
menilai bahwa risiko yang dihadapi adalah normal.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
4.3 Mengembangkan perencanaan audit dan program audit
Berdasarkan pertimbangan penilaian risiko yang dinilai oleh auditor PT ABC, maka auditor
berkeyakinan untuk tidak bergantung kepada Internal Control perusahaan dikarenakan analisis
yang didapat dari pengendalian perusahaan masih bersifat dasar (Basic). Oleh sebab itu, auditor
merasa perlu untuk memperluas sample auditnya untuk memperoleh keyakinan memadai akan
laporan keuangan PT ABC.

Kesimpulan

PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri properti. Aktivitas perusahaan ini
ialah mendirikan bangunan/real estate dan menyewakannya serta menjadi pengelola atas
bangunan yang mereka sewakan. Perusahaan ini berlokasi di xxx Tower lantai 26, Jalan Jendral
Sudirman, Jakarta Selatan.
Berikut merupakan kesimpulan atas implementasi perencanaan audit berbasis risiko atas audit
laporan keuangan PT ABC:

a. Kegiatan pra-perikatan audit merupakan tahap keputusan suatu KAP apakah akan
menerima, melanjutkan ataupun menolak suatu perikatan. Dalam PT ABC, KAP
memutuskan untuk melanjutkan perikatan dengan berbagai pertimbangan seperti industri
calon klien, permasalahan mengenai independensi terhadap calon klien, dan lain-lain.
KAP menggunakan sistem dalam mendokumentasikan tahap-tahap pra-perikatan dengan
mengisi kuesioner terkait pra-perikatan.

b. Dalam tahap perencanaan awal, auditor memahami risiko-risiko yang kemungkinan


terjadi pada PT ABC dalam proses audit yang akan dilakukan.   Auditor menggunakan
penilaian risiko untuk merancang prosedur penting yang akan dilakukan oleh auditor
dalam memitigasi risiko-risiko yang diidentifikasi.

Saran

Saran-saran yang ingin disampaikan oleh Penulis untuk KAP xxx dalam implementasi
perencanaan audit berbasis risiko dalam audit atas laporan keuangan adalah:
a. Perencanaan audit penting salam suatu rangkaian proses audit karena dengan
perencanaan, auditor dapat mengumpulkan bukti yang cukup sesuai dengan keadaan yang

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013
di hadapi perusahaan, dapat membantu biaya audit reasonable dan mencegah
kesalahpahaman dengan klien. KAP xxx perlu mengadakan pelatihan khusus terkait
perencanaan audit dari tingkat junior sampai senior sekalipun agar para auditor dapat
memahami pentingnya perencanaan audit.
b. Perencanaan audit berbasis risiko digunakan oleh para auditor untuk membuat suatu
perencanaan dengan memahami risiko-risiko yang ada pada klien. Hal ini memerlukan
pemahaman auditor akan industri klien itu sendiri dan butuh sensitivitas auditor untuk
mendeteksi adanya kecurangan ataupun kesalahan yang ada.
c. Dalam tahap perencanaan awal, pemahaman akan bisnis klien penting dalam rangkaian
perencanaan audit berbasis risiko. Auditor harus peka terhadap risiko-risiko yang
mungkin terjadi pada industri klien tersebut.

Daftar Referensi

Annual report . (2011). PT ABC.


Arens, Alvin A. (2011). Jasa Audit dan Assurance (Adaptasi Indonesia), Lembaga Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2008). Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil, Lembaga Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik, Lembaga
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA, Lembaga Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

Wondabio, Ludovicus Sensi. (2010). Audit Planning. Jakarta.

Universitas Indonesia
 
Implementasi Perencanaan ..., Meta Natasha Lasria, FE UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai