KETENTUAN:
1. Soal jawaban ditulis dalam MS Words Times Romans 12 dalam ukuran
A4.
2. Jawaban diupload ke alamat email jaka.isgiyarta.undip@gmail, setelah
waktu pengerjaan selesai.
3. Jawaban dalam file ditulis ulang ke kertas (tulis tangan) folio dan dikirim
ke Maksi sekalian mengumpulkan artikel masing-masing mahasiswa.
3. Berikan kritik atas ketentuan laporan kinerja organisasi yang diatur oleh SAK ?
Selama ini, laporan kinerja organisasi diukur dari keberhasilan mencpitakan laba setinggi
mungkin. Semakin tinggi laba, maka kinerja organisasi dianggap semakin baik. Namun
ukuran kinerja yang sebenarnya dilihat dari kebermanfataan kehidupan seperti membuat
produk yang bagus dengan biaya yang efisien, memanusiakan manusia dengan
membayar gaji yang adil. Ukuran kinerja yang sebenarnya bukan hanya profit semata,
melainkan merumuskan ekonomi, sosial, dan environment (lingkungan). Caranya yaitu
dengan membuat standar laporan kinerjanya.
4. Berikan kritik atas aturan – aturan mengenai pelaporan yang penyajian kekayaan
(Kekayaan/Asset) organisasi yang diatur dalam SAK ?
Pelaporan kekayaan/aset organisasi yang diatur dalam SAK, tidak mengatur
pengungkapan sumber daya manusia dalam penyajiannya. Padahal sumber daya manusia
(SDM) adalah aset yang sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan yang berkah adalah
yang memanusiakan karyawannya dengan sewajarnya. Kekayaan aset saat pelaporan
harus dilaporkan sesuai dengan jenis pengelompkkan aset seperti aset lancer, aset tak
berwujud, aset tetap dan aset lainnya. Jika tanggal berbeda maka penyesuaian harus
dilakukan terhadap transaksi dan peristiwwa yang signifikan yang terjadi. Harusnya
dalam menyusun laporan keuangan atas aset harus fair, maka ketika penjualan biasanya
menggunakan dengan harga wajar, seharusnya menggunakan harg pasar namun faktanya
tidak mudah, karena setiap pelakuan menang berbeda.
5. Berikan kritik atas aturan – aturan mengenai pelaporan dan penyajian sumber dana
organisasi yang diatur dalam SAK ?
Karena SAK sekarang menggunakan fair value dalam penilaiannya, maka kewajiban
maupun ekuitas dapat dinilai menggunakan nilai pasar. Namun resikonya nilai-nilai
rekening tersebut harus betul dan tidak salah kamar. Memang tidak semua item di ekuitas
dapat dinilai dengan nilai pasar. Seperti saham yang tidak dinilai sahamnya, dikarenakan
ada aturan hukumnya. Namun secara total akan tetap mencerminkan nilai pasarnya. Hal
ini yang membuat tidak match pengukuran ekuitas satu dengan yang lainnya. Kemudian
dengan fair value, membuat pengukuran awal dan penyesuaian tidak mempengaruhi
pencatatan akhir di Neraca. Dan kritik berikutnya timbul dari hutang bank yang tidak ada
fair valuenya.