Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS BINA BANGSA

Jl. Raya Serang-Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan


Telp: (0254) 220158, Fax: (0254) 220157
KOTA SERANG – PROVINSI BANTEN

LEMBAR JAWABAN Nomor Dokumen


FORMULIR
UJIAN AKHIR SEMESTER F.UAS.04

SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020

Nama Lengkap NUR AINI Mata Kuliah Praktikum Penyusunan Laporan


Keuangan
NPM 11021700106 Hari/Tanggal Jumat, 03 juli 2020
Jurusan AKUNTANSI/ 6F-AKP Nama Dosen C.A.Hakim,SE,MM,AK,CA
Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Paraf Mhsw

Jawaban Soal 1

a. Nilai ekonomi (economic value)

Nilai ekonomi (economic value) adalah (Helfert,1997) :Nilai sekarang bersih dari semua
manfaat ekonomi di masa depan dan biaya yang diperkirakan dari investasi yang ada atau
prospeknyaKonsep nilai ekonomi berkaitan dengan kemampuan dasar suatu aktiva atau suatu
klaim untuk memberikan aliran arus kas setelah pajak kepada pemilik perusahaan. Arus kas ini
dapat dihasilkan dari laba atau pembayaran kontrak, atau likuidasi sebagian atau seluruhnya
pada suatu waktu di masa depan.

Nilai likuidasi adalah


Nilai yang berkaitan dengan kondisi khusus manakala suatu perusahaan harus melikuidasikan
sebagian atau keseluruhan aktiva serta tagihan-tagihannya.Nilai ini mencerminkan suasana yang
tidak normal dimana tekanan waktu dan bahkan paksaan akan mendistorsi penetapan nilai yang
dibuat oleh penjual dan pembeli.Dibawah situasi kegagalan usaha maupun tekanan kreditor, dan
Umumnya di bawah potensi nilai pasarnya

b. Nilai pemecahan

Nilai pemecahan adalah


Sebagai variasi dari nilai likuidasi, konsep nilai pemecahan berhubungan dengan
pengambilalihan (takeover) dan restruturisasi kegiatan perusahaanDengan asumsi bahwa
kombinasi nilai ekonomi dari masing-masing segmen multiusaha melebihi nilai perusahaan
secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap, atau kesempatan-
kesempatan saat ini tidak diketahui lebih awal, perusahaan dipecah menjadi komponen-
komponen yang dapat dilepas kepada pembeli lain

c. Nilai appraisal
Nilai appraisal ditentukan secara subyektif dan digunakan bila aktiva yang dinilai tersebut tidak
memiliki nilai pasar secara jelas. Upaya ini biasanya dilakukan untuk menemukan bukti
transaksi yang secara wajar dapat diperbandingkan dengan aktiva yang sedang dinilai.
(Helfert,1997)

d. Nilai pasar
Nilai pasar adalah
nilai setiap aktiva atau kumpulan aktiva pada saat diperdagangkan dalam suatu transaksi tanpa
beban dan tanpa paksaan.Nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh (Helfert,1997)
:Pilihantingkah laku dari mereka yang terlibat di pasar,suasana psikologis yang ada di
pasar,sengitnya perang pengambilalihan,Perubahan ekonomiPerkembangan industriKondisi
politik dll

e. Nilai Jaminan
Merupakan nilai aktiva yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman ataupun kredit lainnya.
Nilai jaminan ini umumnnya dipertimbangkan sebagai jumlah maksimum kredit yang dapat
diberikan terhadap pegadaian aktiva tersebut.Kreditor biasanya menetapkan nilai jaminan yang
lebih rendah dari nilai pasarnya, untuk memberikan pengamanan bila terjadi keadaan tidak
dapat membayar, dan preferensi resiko masing-masing kreditor akan menentukan besarnya
penyesuaian penurunan harga pasar yang ada.

f. Nilai Berkesinambungan

Nilai berkesinambungan (Going Concern Value)Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika
perusahaan dijual sebagai suatu bisnisoperasi yang berkesinambungan

g. Nilai buku
Nilai atas aktiva atau kewajiban yang ditetapkan dalam neraca yang disusun sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.Nilai buku perlu penanganan secara konsisten untuk
keperluan akuntasi dan biasanya memiliki sedikit hubungan dengan nilai ekonomi pada saat itu.

h. Nilai penetapan
Konsep nilai ini ditetapkan dalam undang-undang hukum setempat sebagai dasar untuk
menetapkan pajak kekayaan. Aturan penilaian pemerintah ini bersifat sangat luas dan mungkin
saja tidak memasukkan nilai pasar ke dalam perhitungannya.

Jawaban Soal 2

a. Siklus Akuntansi
 siklus akuntansi adalah sebuah proses penyusunan suatu laporan keuangan yang harus bisa
dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum. Mulai dari prinsip-prinsip dan
kaidah akuntansi, prosedur, metode, serta teknik yang berada di dalam
lingkup akuntansi sepenuhnya dicatat dalam suatu periode tertentu.

b.  Debit merupakan pengurangan deposito di dalam sebuah rekening bank atau catatan pos
pembukuan yang dapat menambah nilai aktiva atau mengurangi besaran kewajiban. Sedangkan
kredit adalah kemampuan untuk melakukan pembelian atau pinjaman dengan adanya perjanjian
untuk melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu.  Debit dan kredit merupakan istilah
yang sering digunakan di dalam dunia akuntansi keuangan. Debit diartikan sebagai
pertambahan uang di dalam tabungan atau rekening.Selain itu juga dapat diartikan sebagai
pertambahan transaksi. Sedangkan
Kredit diartikan sebagai pengeluaran uang saat melakukan transaksi. Namun debit dan kredit
tidak bisa hanya diartikan sebagai pertambahan atau berkurangnya uang di dalam tabungan. Hal
tersebut dikarenakan untuk  Kepentingan laporan keuangan perusahaan, debit dan kredit
tidak sesederhana itu.
Ada beberapa manfaat kredit, diantaranya adalah kredit akan meningkatkan daya guna dari
modal. Selain itu, kredit juga dapat meningkatkan daya guna suatu barang atau produk,
bermanfaat sebagai alat stabilitas ekonomi, dan menjadi media untuk meningkatkan pendapatan
nasional.

c. Fungsi akun ikhtisar laba rugi adalah


 untuk menampung segala akun beban perusahaan

 untuk menampung segala akun pendapatan perusahaan

 sebagai alat bantu untuk menghitung laba rugi

 sebagai akun perantara untuk mencocokan keseimbagan kolom laba rugi


Akun ikhtisar laba rugi sangat penting, karena dengan akun tersebut kita dapat membuat jurnal
penutup untuk melengkapi prosedur pembuatan laporan keuangan

d. Perkiraan permanen dan temporer yaitu akun-akun yang tergolong dalam permanent accounts
secara default digunakan dalam pencatatan akuntansi suatu perusahaan tanpa harus ditutup pada
akhir peride. Jadi, dapat disimpulkan bahwa temporary accounts adalah akun yang
penggunaannya terbatas dalam satu periode akuntansi

e. Fungsi jurnal umum dalam laporan keuangan


Jurnal umum memiliki pengertian sebagai jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan
pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai
transaksi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

f. Manfaat Jurnal Khusus


1. Memungkinkan pembagian pekerjaan.
Jurnal umum yang mencatat semua transaksi pada satu jurnal sulit membagi pekerjaan secara
baik. lain halnya dengan jurnal khusus.pembagian pekerjaan ini bisa dilakukan dengan baik
karena terdapat beberapa jurnal sesuai dengan jenis transaksinya.

jadi,bagi perusahaan yang besar sangat mungkin satu orang menangani satu atau dua jurnal.
Bisa jadi hanya satu orang pegawai yang diberi tugas mencatat jurnal pembelian dan jurnal
pengluaran kas.ini akan mendorong adanya spesialisasi dalam penanganan suatu pekerjaan
sehingga hasilnya semakin baik.

2. Memudahkan posting ke akun buku besar.


Salah satu tujuan penyelenggaraan jurnal khusus yaitu supaya lebih mudah atau lebih praktis
melakukan posting ke buku besar.

3. Memungkinkan pengendalian internal yang lebih baik.


Pengendalian internal akan lebih baik jika hanya satu orang petugas yang Menangani satu atau
dua jurnal khusus.bandingkan dengan satu orang yang menangani semua jurnal.

g. Fungsi Jurnal Penyesuaian


Setelah kita mengetahui pengertian dan tujuan, maka kali ini kita akan membahas fungsi dari
jurnal penyesuaian, yaitu:
 Perumusan untuk diakhir periode pada akun buku besar. Sehingga, saldo yang tertera tidak
berbeda dengan saldo yang seharusnya.
 Untuk menghitung beban maupun pendapatan yang dihasilkan selama periode akhir tersebut.

h. Fungsi Jurnal Penutup


Membedakan transaksi akun pendapatan dengan beban agar tak tercampur dengan jumlah
nominal dari perolehan serta beban pada tahun berikutnya. Menunjukkan neraca di awal periode
yang berikutnya, setelah dilakukannya penutupan buku.

i. Fungsi Jurnal Pembalik


 Adapun fungsi dibuatnya antara lain untuk :
1. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama
yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.
2. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. Jurnal pembalik
dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak.
3. Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari
pengakuan biaya atau pendapatan yang dobel karena penyusunan ayat jurnal
penyesuaian.

j. Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa,Dagang dan Manufaktur


1. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Pada perusahaan dagang, produk yang diperjualbelikan adalah benda jadi. Sistem
penjualannya pun hanya dengan menjual kembali produk tersebut kepada orang lain
sambil sedikit menaikkan harga awal. Selisih harga inilah yang menjadi keuntungan
usaha sebuah perusahaan dagang. Sementara pada perusahaan manufaktur, produk
yang diperjualbelikan lebih bervariasi. Produk ini bisa berupa barang jadi, bahan
mentah yang harus diolah terlebih dahulu, atau bahan mentah yang diolah namun tetap
berupa bahan mentah.

Umumnya, laporan finansial perusahaan dagang dibagi menjadi beberapa jenis. Mereka
adalah laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas, dan laporan perubahan
modal. Masing-masing jenis laporan memiliki fungsi dan menyediakan data yang
berbeda, tergantung dari kebutuhan perusahaan dagang Anda.
2. Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Produk dalam perusahaan jasa adalah yang paling berbeda. Jika industri sebelumnya
lebih menekankan barang sebagai produk bisnisnya, maka perusahaan jasa melakukan
aktivitas bisnisnya dengan menjual layanan tertentu. Oleh sebab itu, perbedaan laporan
keuangan pada ketiga industri tadi berada pada bagian persediaan dan pembelian saja.
Ketika terjadi pembelian pada perusahaan jasa, biasanya akan langsung dimasukkan
sebagai peralatan atau perlengkapan. Dalam laporan keuangan perusahaan jasa, tidak
ada harga pokok penjualan (HPP) maupun akuntansi biaya yang berlaku.
3. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
Dikutip dari situs web Akuntasi ID, persediaan dan pembelian sebuah perusahaan
dagang tediri dari beberapa jenis. Mereka adalah persediaan barang dagangan, pembeli,
dan terdapat harga pokok produksi. Namun, untuk perusahaan manufaktur, persedian
dan pembeliannya terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses
produksi, persediaan bahan pembantu, persediaan barang jadi, pembelian, dan terdapat
harga produk penjualan (HPP) serta akuntansi biaya.
Sedangkan karena perusahaan jasa tidak menjual produk, maka mereka tidak memiliki
persediaan dan harga pokok penjualan. Segala jenis pembelian pada perusahaan jasa
akan masuk dalam kategori peralatan atau perlengkapan.

k. Perbedaan laporan Keuangan Private dan Laporan Keuangan Sektor Publik

Laporan Keuangan Sektor Laporan Keuangan Sektor Swasta


Publik

Fokus finansial dan Fokus finansial


politik
Sebagian besar kinerja diukur secara
Kinerja diukur secara finansial
finansial dan non-finansial
Pertanggungjawaban kepada pemegang
Pertanggungjawaban saham dan kreditur
kepada parlemen dan
masyarakat luas Berfokus pada organisasi secara
keseluruhan
Berfokus pada bagian
organisasi Tidak dapat melihat masa depan secara
detail
Melihat ke masa
depan secara detail Aturan pelaporan ditentukan oleh
undang-undang, standar akuntansi, pasar modal,
Aturan pelaporan dan praktik akuntansi
ditentukan oleh departemen
keuangan Laporan keuangan diperiksa oleh auditor
independen
Laporan diperiksa
oleh treasury Accrual accounting

Cash accounting

Persamaan:

Dokumen-dokumen
sumber yang digunakan

Berperan sebagai
hubungan masyarakat (public
relation)

l. Laporan keuangan 
Laporan keuangan  atau dalam bahasa inggris disebut financial statement merupakan hasil
akhir dari suatu proses pencatatan kegiatan transaksi keuangan dalam sebuah suatu perusahaan
yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan itu di satu periode akuntansi serta
merupakan gambaran umum tentang kinerja suatu perusahaan
Laporan Keuangan terdiri dari:
 Laporan Laba Rugi
 Laporan Ekuitas Pemilik
 Neraca
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan

Jawaban Soal 3

1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja
pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Beberapa jenis rasio likuiditas dan rumus
perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut:

A. Pengertian Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rumus Rasio Lancar. Rasio Lancar atau Current
Ratio adalah rasio yang mengukur kinerja keuangan necara likuiditas perusahaan. Rasio
Lancar ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka
pendeknya pada 12 bulan ke depan.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

B. Pengertian Rasio Cepat (Quick Rasio)


Rasio Cepat atau dalam bahasa Inggris sering disebut juga dengan Quick Ratio adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aset yang paling likuid atau aset yang paling mendekati uang
tunai (aset cepat). Yang termasuk sebagai Aset Cepat (Quick Asset) adalah Aktiva Lancar atau
Aset lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai dan mendekati nilai
bukunya.
Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Kewajiban lancar

C. Pengertian Rasio Kas (Cash Ratio) dan Rumus Rasio Kas – Rasio Kas (Cash Ratio) atau
sering disebut juga dengan Rasio Aset Tunai (Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan
untuk membandingkan total kas (tunai) dan setara kas perusahaan dengan kewajiban
lancarnya. Rasio Kas ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari rasio cepat (quick ratio)
yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejauh mana dana (kas dan setara kas) yang
tersedia untuk melunasi kewajiban lancar atau hutang jangka pendeknya. Calon kreditur
menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas perusahaan dan seberapa mudahnya
perusahaan dapat menutupi kewajiban hutang jangka pendeknya.

Rasio Kas ini merupakan rasio likuiditas yang paling ketat dan konservatif terhadap
kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang atau kewajiban jangka pendeknya jika
dibandingkan rasio-rasio likuiditas lainnya (rasio lancar dan rasio cepat). Hal ini dikarenakan
Rasio Kas hanya memperhitungkan aset atau aktiva lancar jangka pendek yang paling likuid
yaitu kas dan setara kas yang paling mudah dan cepat untuk digunakan dalam melunasi hutang
lancarnya.
Rumus Rasio Kas = (Kas + Setara Kas) / Hutang Lancar

D. Working capital (modal kerja) yang juga dikenal dengan nama net working capital (modal
kerja bersih) adalah selisih antara aset perusahaan saat ini dengan liabilitas saat ini.

Yang termasuk aset perusahaan adalah uang tunai, uang yang tersimpan di rekening bank, aset
lain yang bisa diuangkan dengan cepat, serta potensi pendapatan (tagihan-tagihan yang belum
dibayar oleh konsumen). Sementara liabilitas saat ini adalah jumlah hutang yang dimiliki dan
harus dibayar dalam kurun waktu tahun tersebut. Setelah mengurangi kedua aspek tersebut,
maka working capital sebuah perusahaan dapat diketahui
Rumus Working Capital = Current Assets – Current Liabilities
2. RASIO LEVERAGE/SOLVABILITAS
Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk untuk “>mengukur seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang
dipergunakan untuk analisis leverage adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi. Rasio Leverage
diantaranya adalah :

A. Debt to Equity Ratio (rasio utang terhadap modal) atau yang bisa disingkat DER adalah rasio
hutang terhadap ekuaitas. Bisa juga disebut dengan rasio hutang modal. Pengertian dari Debt
to Equity Ratio (DER) adalah sebuah rasio keuangan yang membandingkan jumlah hutang
dengan ekuitas. Ekuitas dan jumlah hutang yang digunakan untuk operasional perusahaan
harus berada dalam jumlah yang proporsional. Debt to Equity Ratio juga sering dikenal
sebagai rasio leverage atau rasio pengungkit. Yang dimaksud dengan rasio pengungkit yaitu
rasio yang digunakan untuk melakukan pengukuran dari suatu investasi yang terdapat di
perusahaan.

Debt to equity ratio adalah rasio keuangan yang utama dalam suatu perusahaan. Hal ini
dikarenakan Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur posisi keuangan suatu
perusahaan
TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri

B. Pengertian Debt to Asset Ratio Menurut Para Ahli


Secara bahasa, kata debt to asset ratio berasal dari bahasa Inggris. Artinya rasio hutang
terhadap aset.

Adapun solvabilitas, berasal dari gabungan kata ‘solve’ (menyelesaikan, memecahkan,


membayar) dan ‘able’ (dapat, bisa).

Jika kedua asal kata tersebut digabung menjadi ‘solvable’, maka secara singkat dapat diartikan
dengan ‘bisa atau dapat membayar’. Namun, karena ini adalah istilah dagang, maka lebih
tepatnya adalah ‘kemampuan membayar utang’.

Solvabilitas sendiri oleh KBBI terbaru, diartikan dengan ‘kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya karena jumlah aktivanya melebihi utang-utangnya’.

Menurut Kasmir:

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva. (Kasmir, 2010, hal. 156)

Sofyan Syafri Harahap (2010, hal 304) mengungkapkan:

“Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.” Lebih besar rasionya
lebih aman (solvable). Bisa juga dimaknai “berapa porsi utang dibandingkan aktiva.”

Dari defenisi yang disebutkan di atas, kemudian bisa kita simpulkan bahwa rasio debt to total
asset ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar porsi utang dalam semua aktiva yang
dimiliki perusahaan.
DAR = Total Liabilitas atau Kewajiban / Total Asset

C. Assets-to-equity ratio atau rasio aset terhadap ekuitas adalah rasio mengukur total aset
perusahaan terkait dengan total ekuitas pemegang saham. ... Dengan menganalisis rasio ini,
kita dapat mengetahui sejauh mana suatu bisnis dibiayai dengan ekuitas atau utang.
Rumus rasio aset terhadap ekuitas
Rasio aset terhadap ekuitas cukup dihitung dengan membagi total aset dengan total ekuitas
pemegang saham.

Rasio assets-to-equity = Total aset/Total ekuitas

D. Rasio Cakupan (Coverage) adalah Rasio Keuangan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitasnya. Sederhananya, Rasio Cakupan
menganalisis kemampuan perusahaan untuk melunasi utang dan bentuk obligasi lainnya
Rumus Times Interest Earned Ratio
Rumus untuk menghitung Times Interest Earned Ratio adalah membagi laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT) dengan biaya atau beban bunga.

Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga

E. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas. Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

F. Tangible Assets Debt Coverage


Sedangkan rasio satu ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara utang jangka
panjang yang ditanggung perusahaan dengan aktiva tetap berwujud.

TAD Coverage =( Jml Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang

G. Pengertian Times Interest Earned Ratio dan Cara Menghitung Times Interest Earned Ratio –
Times Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Rasio ini sering digolongkan sebagai
salah satu rasio keuangan dalam Rasio Solvabilitas, Hal ini dikarenakan Times Interest Earned
Ratio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan
pembayaran Bunga dan Hutang-hutangnya. Oleh karena itu Times Interest Earned Ratio sering
juga disebut dengan Interest Coverage Ratio.
Rumus Times Interest Earned Ratio
Rumus untuk menghitung Times Interest Earned Ratio adalah membagi laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT) dengan biaya atau beban bunga.

Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga

3. RASIO AKTIVITAS
A. Pengertian Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover Ratio) dan Rumusnya – Rasio
perputaran Total Aset atau Total Asset Turnover Ratio adalah rasio aktivitas (rasio efisiensi)
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total asetnya
dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata. Sedangkan pengertian
Perputaran Aset menurut Kamus Bank Indonesia adalah rasio untuk mengukur kemampuan
aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan; makin cepat aset perusahaan berputar makin
besar pendapatan perusahaan tersebut. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan seberapa
efisien perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran
Total Aset ini juga sering disebut juga dengan Perputaran Total Aktiva (Total Activa
Turnover) atau hanya disebut dengan Perputaran Aset (Asset Turnover)
Perputaran Total Aset = Perjualan Bersih Tahunan / rata-rata total aset 12 bulan

B. Pengertian Perputaran Piutang (Receivable Turnover) adalah :


Suatu angka yang menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan atas
piutangnya pada suatu periode tertentu.
Formulanya adalah:

Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit / Piutang Usaha Rata-Rata

atau

RTO = Net Credit Sales / Average Accounts Receivable

C. Inventory turnover adalah pengukuran berapa kali persediaan terjual dalam periode tertentu.
Rasio inventory turnover menunjukkan seberapa efektif persediaan barang dikelola dengan
membandingkan harga pokok penjualan (HPP) dengan persediaan rata-rata dalam suatu
periode, biasanya satu tahun
Rumus Inventory turnover ada dua jenis pertama yakni: Harga Pokok Persediaan (HPP) dibagi
dengan rata-rata persediaan saat itu sama dengan HPP saat itu dibagi dengan jumlah
persediaan awal dan akhir dibagi dua.

Untuk ketentuan rumus inventory turnover yang kedua adalah jumlah barang yang terjual saat
itu dibagi dengan jumlah awal dan akhir dibagi dua.
Rumus pertama biasanya digunakan pada bisnis yang menggunakan analisis luar dimana nilai
penjualan yang terus mengalami perubahan sepanjang tahun. Untuk rumus yang kedua
biasanya digunakan pada banyak bisnis karena dianggap lebih rasional, sebab menggunakan
biaya riil serta menurunkan fluktuasi musiman.

Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rata-rata

D. Average collection period (Perputaran piutang harian) adalah untuk menghitung jumlah hari
dalam setahun dengan perputaran piutang. Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu.

E. Average Day’s Inventory


Average Day’s Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata persediaan
barang dagangan berada di gudang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
Average Day’s Inventory = (Persediaan Rata-rata x 360 )/Harga Pokok Penjualan

F. Working Capital Turnover


Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (netto) yang
berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat diperusahaan, dihitung
dengan rumus berikut :
Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar)

4. RASIO PROFITABILITAS
A. Rumus Gross Profit Margin (Marjin Laba Kotor)
Untuk mendapatkan Marjin Laba Kotor, kita perlu mendapatkan dulu hasil Laba Kotornya,
Laba Kotor atau Gross Profit adalah Total pendapatan penjualan yang dikurangi Harga Pokok
Penjualan (HPP).

Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Pokok Penjualan

B. Pengertian Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih) dan Rumusnya – Net Profit Margin (NPM)
atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Marjin Laba Bersih adalah rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjualan
bersihnya.
Rumus Net Profit Margin :

Marjin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak / Pendapatan Penjualan bersih

C. Margin laba operasi. Operating profit margin atau Margin laba operasi adalah rasio profitabilitas
yang mengukur seberapa banyak laba yang dihasilkan perusahaan dari satu rupiah penjualan,
setelah membayar biaya operasional, tetapi sebelum membayar bunga atau pajak.
Rumus :
Rasio Margin Laba Operasi = Laba operasi / pendapatan (penjualan)

D. Operating ratio adalah biaya operasi perusahaan sebagai persentase dari pendapatan . Rasio
keuangan ini paling umum digunakan untuk industri yang membutuhkan persentase besar
dari pendapatan untuk mempertahankan operasi,
Rumusnya sebagai berikut :
Operating Ratio = (HPP + By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih.

E. Definisi & Pengertian


ROA (Return on Asset) secara Umum
Apa itu return on asset? Secara umum, pengertian return on asset adalah hasil perbandingan
antara laba bersih (earnings after tax) perusahaan dengan
total aset yang dimilikinya.

ROA atau return


on asset adalah salah satu jenis rasio profitabilitas, yang dalam pengukurannya digunakan
untuk menilai seberapa baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari
pemanfaatan aset yang dimilikinya. Dengan kata lain, semakin baik (tinggi) nilai return on
asset (ROA) suatu perusahaan, semakin baik pula kinerjanya dalam menghasilkan laba
bersih. Laba bersih yang dimaksud di sini adalah laba setelah pajak (earnings after tax) atau
di dalam laporan keuangan sering juga disebut sebagai laba tahun berjalan (Profit for the
Period). Sedangkan total aset (aktiva) yang dimaksud di sini adalah semua harta yang
dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari modal sendiri (equity) maupun dari modal
eksternal perusahaan, seperti utang (debt).
berikut rumus ROA (return on asset).

ROA = (Laba Bersih setelah Pajak / Total Aset Perusahaan) x 100%

F. Pengertian ROE (Return on Equity) yang biasanya disingkat dengan ROE adalah rasio
profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari investasi
pemegang saham di perusahaan tersebut. Dengan kata lain, ROE ini menunjukkan seberapa
banyak keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dari setiap satu rupiah yang
diinvestasikan oleh para pemegang saham. ROE biasanya dinyatakan dengan persentase (%).

Jadi, ROE dengan rasio 100% berarti bahwa setiap 1 rupiah dari ekuitas pemegang saham
dapat menghasilkan 1 rupiah dari laba bersih. Return on Equity atau ROE ini merupakan
pengukuran penting bagi calon investor karena dapat mengetahui seberapa efisien sebuah
perusahaan akan menggunakan uang yang mereka investasikan tersebut untuk menghasilkan
laba bersih. ROE juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk menilai efektifitas manajemen
dalam menggunakan pembiayaan ekuitas untuk mendanai operasi dan menumbuhkan
perusahaannya
RUMUS ROE = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham

Anda mungkin juga menyukai