Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM PENGANTAR AKUNTANSI II

TEFA BAKERY POLITEKNIK JEMBER

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Ujian Tengah Semester mata kuliah
Praktikum Pengantar Akuntansi 2 pada Prodi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember

Dosen Pengampu:
Bunga Maharani, S.E., M.SA, CSRS

Disusun oleh:
1. Reisandy Natalie Lugarwaty 210803104032
2. Holilatul Kamilah 210803104054
3. Rachma Saidah N.F.SY 210803104055
4. Soebangkit Akbar Sapoetro 210803104063

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, serta hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul
“Akuntansi pada Tefa Bakery ”.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi nilai Ujian Tengah Semester di mata kuliah
Praktikum Pengantar Akuntansi II. Selain itu, karya tulis ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca mengenai akuntansi pada pengusaha.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Praktikum Pengantar Akuntansi
II, ibu Bunga Maharani, SE, MSA yang telah memberikan tugas penulisan karya tulis
mengenai Akuntansi untuk pengusaha, sehingga pengetahuan penulis dalam penulisan
laporan ini semakin bertambah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan
teman-teman yang telah membantu memberikan dukungan dan informasi terkait Akuntansi
untuk Usaha Tefa Bakery Politeknik Jember.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi dunia pendidikan maupun umum
sebagai media penambah pengetahuan.

Jember,14 Oktober 2022

Kelompok PA 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi
2.2 Hutang
2.3 Bagan Akun
2.4 Aset
BAB III HASIL PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku,mengolahnya
hingga menjadi produk jadi yang siap pakai,dan menjual kepada konsumen yang
membutuhkannya.Sebagai contoh,produsen makanan mengolah roti dan menjualnya kepada
masyarakat.Jadi fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan antara
perusahaan penghasil bahan mentah tersebut.Berbeda dengan perusahaan dagang yang
membeli dan menjualnya dalam bentuk yang sama,perusahaan manufaktur harus mengolah
terlebih dahulu bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya sebelum menjualnya kepada
konsumen atau masyarakat.Maka jenis persediaan(stok barang) dalam perusahaan
manufaktur dapat dibedakan menjadi 3, yaitu persediaan bahan baku,persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi.Untuk mengubah bahan baku menjadi barang
jadi,perusahaan manufaktur juga memerlukan proses produksi yang membutuhkan jenis biaya
tambahan selama masa produksi.Akumulasi keseluruhan biaya tersebut akan menghasilkan
biaya produksi.
Biaya produksi yang terdapat di perusahaan manufaktur dikelompokkan berdasarkan
manfaatnya, yaitu biaya bahan baku,biaya tenaga kerja, biaya overhead. Biaya overhead ini
sendiri terbagi lagi menjadi 3, yaitu biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung,biaya
pabrikasi lain,beban pemasaran,dan beban administrasi dan umum.Secara umum,metode
pencatatan transaksi harian maupun jurnal penyesuaian dalam perusahaan manufaktur tidak
berbeda dengan perusahaan dagang.Setiap transaksi akan dicatat sesuai dengan akun-akun
yang terlibat dalam bertransaksi.Akan tetapi,perusahaan manufaktur memiliki struktur biaya
lebih rinci yang berkaitan dengan transaksi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Tefa Bakery di POLIJE laporan keuangannya sudah sesuai SAK yang berlaku
2. Bagaimana pembebanan BOP pada tenaga kerja tidak langsung
3. Apakah Tefa Bakery POLIJE sudah menerapkan SOP yang berlaku

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui laporan keuangan yang berlaku di Tefa Bakery POLIJE
2. Dapat mengetahui pembebanan BOP pada tenaga kerja tidak langsung
3. Dapat mengetahui standar operasional produksi yang berlaku pada Tefa Bakery
POLIJE
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi

Akuntansi adalah proses pengakuan, pencatatan, pengklasifikasian, serta


pelaporan data transaksi keuangan dan menghasilkan suatu laporan keuangan
yang berguna bagi pihak yang berkepentingan. American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA) menyebutkan bahwa: “Accounting is the art of
recording, classifying and summarizing in a significant and expressed in terms of
money for transactions and events which is at least financial in character and
interprets the results”.

Rusdianto (2012) mengatakan bahwa akuntansi adalah sistem informasi


yang menghasilkan suatu data laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dari suatu kondisi perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian


akuntansi adalah suatu sistem informasi yang terdiri dari pencatatan, pelaporan,
pengklasifikasian dari suatu transaksi yang terjadi dan menghasilkan suatu laporan
keuangan yang berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan.

a) Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang utama adalah untuk menyajikan data suatu
laporan keuangan atas entitas perusahaan yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Informasi yang disajikan dalam akuntansi berbentuk kuantitatif
dengan suatu pengukuran mata uang. Berikut ini adalah fungsi akuntansi
secara umum:
● Recording Report
Fungsi akuntansi ini adalah untuk melaporkan dan
merekam catatan transaksi akuntansi berdasarkan sistematis
dan kronologis untuk mengetahui laba atau ruginya dari
bisnis di suatu perusahaan selama periode tertentu.
● Melindungi Properties
Fungsi akuntansi yang lain untuk menghitung seberapa
besarnya aset yang dimiliki suatu entitas perusahaan yang
bertujuan untuk melindungi aset perusahaan dari tindak
kecurangan.
● Komunikasi Hasil
Fungsi akuntansi selanjutnya adalah pengkomunikasian
hasil dari transaksi yang berlangsung kepada entitas atau
pihak pihak yang berkepentingan, misalnya investor,
kreditor, karyawan, pemerintah,dll.
● Meeting Legal
Fungsi akuntansi selanjutnya ialah untuk merancang dan
mengembangkansistem berupa catatan dan laporan agar
memenuhi persyaratan hukum untuk pengaktifan
wewenang seperti pengembalian pendapatan pajak, dan
pengembalian penjualan pajak.
● Klasifikasi
Fungsi akuntansi lainnya adalah sebagai klasifikasi yang
berkaitan dengan analisis sitematis yang terdiri dari data
transaksi yang tercatat.
● Summarize
Fungsi akuntansi summarizing adalah menyajikan data
yang bersifat rahasia dengan cara yang di mengerti untuk
pihak eksternal dan internal perusahaan.
● Menganalisis dan Menafsirkan
Fungsi ini bertujuan untuk merekam analisis dan
diinterpretasikan dengan cara yang akhir.

2.2 Hutang

Hutang adalah modal yang berasal dari pihak external serta bersifat sementara
dan perusahaan tersebut wajib membayar kembali kepada pihak external yang
memberikan modal. Hutang juga bisa disebut sebagai kewajiban keuangan yang
wajib dibayarkan kembali berupa uang,barang,atau jasa pada saat waktu jatuh
tempo kepada pihak yang memberikan pinjaman.

Penggolongan Hutang
Terkait waktu atau tempo pembayarannya, hutang terdiri dari dua jenis antara
lain:
● Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah utang yang pembayarannya
memiliki jangka waktu pelunasan cenderung singkat yaitu
dalam kurun waktu setahun dalam siklus akuntansi operasi
normal perusahaan , dengan pemakaian aktiva lancar atau
hasil pembentukan kewajiban lancar lain.
● Hutang Jangka Panjang
Hutang Jangka Panjang adalah utang yang pembayarannya
memiliki jangka waktu pelunasan yang cukup panjang yaitu
lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang ini untuk
memenuhi kebutuhan dananya tidak hanya bersumber dari
aktiva lancar. Berikut yang termasuk ke dalam kewajiban
jangka panjang yaitu hutang obligasi,saham,hipotek,hutang
dari lembaga keuangan lain,saham preferen,modal ventura.
2.3 Bagan Akun

Menurut PMK Nomor 91 Tahun 2007, bagan akun adalah suatu daftar yang
memuat perkiraan buku besar yang disusun dan ditetapkan secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, dan pertanggungjawaban
anggaran. Definisi pengertian dari bagan akun (chart of account) merupakan daftar
yang terjadi dari beberapa serangkaian kode-kode yang telah diatur serta disusun
dalam struktur akun tertentu, yang disusun secara sistematis. Unsur-unsur bagan
akun (chart of account) terdiri atas nama nama akun dan kode akun.
Kode akun (chart of account) suatu framework yang menggunakan susunan
angka dan huruf maupun kombinasi dari beberapa angka dan huruf yang
memberikan sebuah tanda terhadap suatu klasifikasi yang sebelumnya sudah dibuat.
Kode akun berfungsi sebagai pembantu untuk memudahkan proses
pengidentifikasian dan menjadi pembeda antara elemen satu dengan yang lainnya
yang ada di dalam sebuah suatu klasifikasi. Pengelolaan akuntansi sangat
bergantung kepada pengklasifikasian kode untuk pencatatan, penyimpanan, dan
pengambilan data suatu transaksi keuangan.
Dalam sistem pengelolaan data bagan akun, tujuan dibuatnya kode akun adalah:
1. Pengidentifikasian data transaksi akuntansi secara unik agar dapat
melakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpanan data tersebut dengan
benar.
2. Meringkas data, dengan melakukan peringkasan data maka data-data
akuntansi akan lebih ringkas agar supaya memerlukan sedikit waktu dalam
pencatatannya.
3. Mengklasifikasikan akun maupun transaksi, hal ini bertujuan untuk
menunjukkan ke suatu klasifikasi apa suatu akun tertentu dapat
dikelompokkan atau tidak.
4. Penyampaian makna tertentu, hal ini bertujuan agar kita dapat menjelaskan
dan juga menyampaikan suatu informasi yang memiliki makna tertentu.

Pemberian suatu kode akun umumnya didasarkan pada suatu rerangka


pemberian kode tertentu, sehingga memudahkan pihak pengguna dalam
menggunakannya. Pemberian kode akun dimaksudkan untuk memudahkan pihak
pengguna mengikuti suatu kerangka logika pemberian kode akun, sehingga dapat
menggunakan akun yang disusun tersebut untuk tujuan pemberian identifikasi suatu
transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Terdapat 5 metode yang digunakan
dalam pemberian kode akun, yaitu:
1. Kode angka atau alfabet urut, yaitu dengan cara pemberian kode angka
atau alfabet yang berurutan.
2. Kode angka blok, yaitu dengan cara akun akan dikelompokkan menjadi
beberapa golongan dan setiap suatu golongan tertentu akan disediakan satu
blok angka yang urut untuk memberi kode.
3. Kode angka kelompok, yaitu dengan cara akun akan diberikan sebuah
kode angka maupun kombinasi angka serta huruf.
4. Kode angka desimal, yaitu dengan cara memberikan kode terhadap suatu
klasifikasi yang membedakan kelompok menjadi 10 sub kelompok dan
membagikan sub kelompok tersebut menjadi 10 bagian maupun golongan
yang lebih kecil dari sub kelompok tersebut.
5. Kode angka urut didahului dengan huruf, yaitu dengan cara pemberian
kode menggunakan kombinasi angka dan huruf tetapi didahului angka
terlebih dahulu.

2.4 Aset

Pengertian aset secara umum ialah suatu sumber daya ekonomi yang terdiri
dari tanah, gedung, bangunan, kendaraan, maupun peralatan atau pun yang lainnya
yang dikuasai oleh suatu individu atau perusahaan yang memiliki masa manfaat
secara ekonomis. Menurut International Financial Reporting Standards,
mengatakan bahwa “an asset is a resource controleed by the enterprise as a result
of past events and from which future economic benefits are expected for flow to the
enterprise”. Dari beberapa pengertian dan klasifikasi aset di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa aset ialah meliputi semua kekayaan yang dimiliki oleh suatu
individu perusahaan, negara, ataupun yang lainnya yang memiliki masa manfaat
ekonomi di masa depan.
Aset juga memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan komponen
yang ada pada suatu laporan keuangan lainnya. Sehingga dapat mengenali dan
mengidentifikasi aset dengan hanya melihat karakteristiknya. Secara umum
karakteristik yang hanya dimiliki oleh aset ialah:
1. Memiliki manfaat secara ekonomi yang diperuntukkan untuk masa depan.
2. Dikuasai serta digunakan oleh suatu individu berupa perusahaan, negara
ataupun yang lainnya.
3. Merupakan hasil dari suatu transaksi di masa lalu.

Aset dasarnya digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu aset lancar maupun aset
tidak lancar.
1. Aset lancar, ialah suatu aset memiliki masa manfaat yang singkat atau
selama 1 tahun, contoh dari aset lancar adalah kas, piutang usaha,
persediaan, perlengkapan, investasi jangka pendek, penghasilan dibayar di
muka, dan beban dibayar di muka.
2. Aset tidak lancar, ialah suatu aset yang memiliki masa manfaat ekonomi
yang lama atau selama lebih dari 1 tahun, contoh dari aset tidak lancar
adalah tanah, peralatan, kendaraan, gedung, bangunan.

BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum
Tefa Bakery atau Teaching Factory merupakan sarana unggulan yang dimiliki
Politeknik Negeri Jember dan memiliki landasan yang baik untuk menerapkan sistem
pendidikan profesional yang kompeten, disiplin, profesional dan mandiri. Tefa juga
merupakan konsep pelatihan kejuruan berbasis produksi atau sebuah layanan yang mengacu
pada standar dan prosedur industri.
Teaching Factory Program (TEFA) merupakan gabungan dari pembelajaran yang
sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT)
dalam arti proses perolehan kompetensi atau keterampilan (life skills) dirancang dan
dilaksanakan. melalui prosedur dan standar kerja yang telah ditetapkan. Menghasilkan produk
sesuai dengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Education factory merupakan model
pendidikan yang berorientasi pada kewirausahaan dan produksi. Pelaksanaan program
training factory dilakukan dengan memadukan konsep bisnis dan pelatihan profesional sesuai
kompetensi masing-masing.
TEFA Bakery and Coffee House (SIP) dijalankan oleh Bapak Mokh. Fatoni
Kurnianto S.TP, M.P. ada satu TEFA milik Politeknik Negeri Jember. TEFA lahir dari lokasi
Politeknik Negeri Jember yang terletak di dekat sentra budidaya kopi dan kakao di Indonesia,
sehingga produk TEFA SIP akan mendapat tempat yang baik. Hal ini juga didukung dengan
tahun ajaran 2020, Politeknik Negeri Jember membuka kurikulum produksi kopi yang baru,
sehingga Politeknik Negeri Jember berpeluang untuk berperan sebagai pusat pengolahan kopi
dan kakao di Indonesia.
Pengajaran model pembelajaran produksi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam membuat materi. Model pembelajaran six level factory merupakan
model pembelajaran berbasis inkuiri berdasarkan metode R&D. Tujuan dari model ini adalah
untuk meningkatkan produktivitas siswa SMK. Enam langkah dalam siklus model ini yaitu:
menerima pesanan dari pemasok, menganalisis pesanan, melaporkan kesiapan pesanan,
memproses pesanan, melakukan kontrol kualitas, dan mengirimkan pesanan. Sebelum
menerapkan siklus model, siswa dan guru sepakat untuk menciptakan suasana industri di
sekolah, melakukan latihan komunikasi dan mempraktikkan analisis perintah. Model ini
diterapkan dalam blok waktu enam minggu pada semester keempat, dalam blok waktu enam
minggu pada semester kelima dan tes bakat berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model ini efektif dalam meningkatkan keterampilan produktif siswa.
Secara umum kuantitas dan kualitas pendidikan teknik dan vokasi di Indonesia masih
perlu ditingkatkan. Masih terdapat berbagai tantangan dalam pelaksanaan pendidikan
teknologi dan vokasi. Menurut Suranto (2006), permasalahan dan tantangannya adalah
rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan khususnya di bidang
teknologi, keterampilan kerja, bisnis, bahkan saat ini minat belajar teknik atau bisnis sudah
menurun. Tantangan lainnya adalah tingginya proporsi lulusan teknik yang belum
mendapatkan pekerjaan; melakukan kursus teknik membutuhkan biaya besar dibandingkan
dengan studi sosial; kurikulum yang digunakan selama ini kurang fleksibel dan terlalu
terstruktur sehingga kurang peka terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja yang lebih luas dan
kurang berorientasi pada pasar tenaga kerja; Kualitas dan kuantitas pendidikan teknik dan
profesional di perguruan tinggi semakin menurun.
Kebijakan pendidikan yang digalakkan pemerintah melalui kebijakan link and match
untuk program teknologi dan kejuruan tidak ditujukan untuk mata pelajaran yang lebih
rendah. Tantangan dan masalah koneksi dan korespondensi ini menjadi konsep kami untuk
dunia nyata, yaitu. apa yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan juga dapat melayani
kehidupan kerja. Di sisi lain, keinginan dunia kerja dapat dilayani oleh lulusan lembaga
pendidikan, terutama lulusan universitas dan sekolah kejuruan. Oleh karena itu, perlu dicari
model pembelajaran dengan blended learning. Dengan memanfaatkan wilayah yang ada,
sekolah menciptakan suasana industri tanpa keterlibatan langsung industri. Namun, siswa
mengalami lingkungan industri, mengembangkan keterampilan hidup dan memperoleh
keterampilan kerja di fasilitas industri di sekolah.
3.2 Struktur Organisasi TEFA Bakery

KEPALA
MOKHAMAD FATHONI K.

MANAJER TEFA MANAJER TEFA BAKERY & MANAJER TEFA RESTO KEMUNING MANAJER TEFA
COFFE DAN OUTLET ROTOGRAFURE
PENGENDALIAN PANGAN
SRI SANTI UTAMI ENDRO SUGIARTONO SYAIFUL BACHRI
DAN AIR KEMASAN

AULIA BRILLIANTINA

MESIN & PERALATAN PRODUKSI ADMINISTRASI & PEMASARAN

JOKO SUYONO HIKMAH MARETA W MUKRIONO

ADMIN KARYAWAN PRODUKSI & PEMASARAN ADMIN ADMIN

1. PONIDI N. 25. ADE DIA MEILANI 1. M. ZAINURI 1. ADITYA W.


L
2. M. SHOLEH 26.SITI NURUL H. 2.FERRY 2. WAWAN

3. SAMSI 27. NUR INDAH R. 3. LUTFIAH 3. JIAN

28. ATIM HARIYANTO

29. GUNAWAN W.

30. M. NURUL IRSAN

31. SUPRAPTO

32. HELIMATUS S.

33. SULASTRI

34. NANDRYA N.

35. DWIKI ADE

36. ANTON SUBIYANTO


3.3 Daftar Saldo

Kode Nama Akun Debit Kredit


1-100 Kas Rp 620.500.000
1-200 Persediaan Bahan Baku Rp 10.000.000
1-300 Persediaan Barang dalam Proses Rp 5.000.000
1-400 Persediaan Produk Jadi Rp 12.000.000
1-500 Bahan Habis Pakai Rp 2.000.000
1-600 Aset Lancar lain-lain Rp 4.000.000
1-700 Tanah Rp 90.000.000
1-800 Gedung Tefa Rp 150.000.000
1-801 Akumulasi depresiasi gedung Rp 70.000.000
1-900 Mobil Rp 50.000.000
1-901 Akumulasi Depresiasi Mobil Rp 20.000.000
1-910 Peralatan Produksi Rp 6.000.000
Akumulasi Depresiasi Peralatan
1-911 Pabrik Rp 3.000.000
1-920 Peralatan Café Rp 7.000.000
1-921 Akumulasi Depresiasi Peralatan Café Rp 2.000.000
2-100 Uang Muka Pelanggan Rp 15.000.000
3-100 Modal-Tefa Polije Rp 755.000.000
4-100 Penjualan Rp 200.000.000
5-000 Kos Produk Terjual Rp 85.000.000
5-100 Biaya Gaji Café Rp 17.500.000
5-200 Biaya Listrik Café Rp 2.000.000
5-200 Biaya Bahan Habis Pakai Rp 1.000.000
5-400 Biaya Transportasi Rp 500.000
5-500 Biaya Pajak Penghasilan Rp -
5-600 Biaya Depresiasi Gedung TEFA Bakery Rp -
5-700 Biaya Depresiasi Gedung Cafe Rp -
5-800 Biaya lain-lain Rp 500.000
9-100 Kos Overhead Pabrik Rp 2.000.000
9-200 Ikhtisar Laba/Rugi
TOTAL Rp 1.065.000.000 Rp 1.065.000.000

3.4 Bagan Akun


Kode Akun Nama Akun
Aset dan Akun Kontra
1-100 Kas
1-200 Persediaan Bahan Baku
1-300 Persedian Barang Dalam Proses
1-400 Persedian Produk Jadi
1-500 Bahan Habis Pakai
1-600 Aset lancar dan lain lain
1-700 Tanah
1-800 Gedung Tefa
1-801 Akumulasi depresiasi gedung tefa
1-900 Mobil Pemasaran
1-901 Akumulasi depresiasi mobil pemasaran
1-910 Peralatan pabrik
1-911 Akumulasi depresiasi peralatan pabrik
1-920 Peralatan Cafe
1-921 Akumulasi depresiasi peralatan Cafe

Liabilitas
2-100 Uang muka pelanggan

Ekuitas
3-100 Modal-Tefa Polije

Penghasilan
4-100 Penjualan

Biaya
5-000 Kos produk terjual
5-100 Biaya gaji Cafe
5-200 Biaya listrik Cafe
5-300 Biaya bahan habis pakai
5-400 Biaya Trasportasi
5-500 Biaya pajak penghasilan
5-600 Biaya depresiasi gedung Tefa
5-700 Biaya depresiasi peralatan Tefa
5-800 Biaya Lain-lain

Lain - Lain
9-100 Kos overhead pabrik
9-200 Ikthisar laba/rugi

3.5 Ilustrasi Transaksi Tefa backery


1. Pada tanggal 3 Agustus 2019 Menerima modal kas dari pusat sebesar Rp222.250.000
2. Pada tanggal 8 Agustus Membeli tanah sebesar Rp 90.000.000 secara tunai
3. Pada tanggal 10 Membangun Gedung tefa bakery dengan total sebesar Rp150.000.000
4. Pada tanggal 11Membeli peralatan produksi (Oven rotary, mixer, oven deck, dll) secara tunai
sebesar Rp300.000.000
5. Pada tanggal 12 Membeli persediaan bahan baku produksi (tepung, ragi, gula, garam, susu,
dll) secara tunai sebesar Rp10.000.000
6. Pada tanggal 13 Membeli transportasi untuk keperluan bisnis berupa mobil secara tunai
sebesar Rp 50.000.000
7. Pada tanggal 15 Membeli peralatan café (mesin kopi, gelas, sendok, dll) sebesar Rp
7.000.000
8. Pada tanggal 17 Membeli bahan habis pakai sebesar Rp 2.000.000 secara tunai
9. Pada tanggal 18 Menerima pesanan roti sobek sebesar Rp 700.000 secara tunai
10. Pada tanggal 19 Menerima pesanan roti pandan sebesar Rp800.000 secara tunai
11. Pada tanggal 20 Menerima pesanan Borongan roti (roti pandan, roti sobek, roti kering, roti
Kasur, dll) dari Universitas Brawijaya sebesar Rp50.500.000, yang dibayarkan langsung
secara tunai dan pesanan akan dikirimkan esok hari
12. Pada tanggal 21 Membeli bahan bakar kendaraan sebesar Rp500.000 untuk keperluan
pengiriman pesanan tanggal 5/9/2019
13. Pada tanggal 22 Menerima pesanan Borongan dari Panti Asuhan sebesar Rp 10.000.000
secara tunai
14. Pada tanggal 23 Membayar gaji 7 karyawan sebesar Rp17.500.000 melalui transfer bank
15. Pada tanggal 24 Menerima tagihan listrik sebesar Rp2.000.000 dan dibayarkan pada saat
hari itu juga
16. Pada tanggal 26 Mengakui depresiasi akumulasi peralatan produksi sebesar 30.000.000 dan
depresiasi peralatan cafe sebesar Rp1.400.000

3.6 Jurnal Umum

Kode Nama Akun Debit Kredit


1-100 Kas Rp 35.000.000,00
1-200 Persediaan Bahan Baku Rp 10.000.000,00
Persediaan Barang dalam
1-300 Proses Rp 5.000.000,00
1-400 Persediaan Produk Jadi Rp 12.000.000,00
1-500 Bahan Habis Pakai Rp 2.000.000,00
1-600 Aset Lancar lain-lain Rp 4.000.000,00
1-700 Tanah Rp 90.000.000,00
1-800 Gedung Tefa Rp 150.000.000,00
1-801 Akumulasi depresiasi gedung
1-900 Mobil Rp 50.000.000,00
1-901 Akumulasi Depresiasi Mobil
1-910 Peralatan Produksi Rp 6.000.000,00
Akumulasi Depresiasi
1-911 Peralatan Pabrik
1-920 Peralatan Café Rp 7.000.000,00
Akumulasi Depresiasi
1-921 Peralatan Café
2-100 Uang Muka Pelanggan Rp 5.000.000,00
3-100 Modal-Tefa Polije Rp 222.250.000,00
4-100 Penjualan Rp 252.250.000,00
5-000 Kos Produk Terjual Rp 85.000.000,00
5-100 Biaya Gaji Café Rp 17.500.000,00
5-200 Biaya Listrik Café Rp 2.000.000,00
5-200 Biaya Bahan Habis Pakai Rp 1.000.000,00
5-400 Biaya Transportasi Rp 500.000,00
5-500 Biaya Pajak Penghasilan Rp -
Biaya Depresiasi Gedung
5-600 TEFA Bakery Rp -
Biaya Depresiasi Gedung
5-700 Cafe Rp -
5-800 Biaya lain-lain Rp 500.000,00
9-100 Kos Overhead Pabrik Rp 2.000.000,00
9-200 Ikhtisar Laba/Rugi
TOTAL Rp 479.500.000,00 Rp 479.500.000,00

3.7 Laporan Laba Rugi

TEFA BAKERY
LAPORAN LABA RUGI
AGUSTUS 2019
Penjualan Rp xxx
Harga pokok penjulan Rp xxx Rp xxx
Laba kotor Rp xxx

Beban operasional
Kos produk terjual Rp xxx
Biaya gaji Café Rp xxx
Biaya listrik Café Rp xxx
Biaya bahan habis pakai Rp xxx
Biaya transportasi Rp xxx
Biaya pajak penghasilan Rp xxx
Biaya depresiasi gedung Tefa Rp xxx
Biaya depresiasi peralatan Tefa Rp xxx
Biaya lain-lain Rp xxx
Total beban operasional Rp xxx

Laba rugi Rp xxx

Beban non operasional


Biaya pajak penghasilan Rp xxx
Total beban lain-lain Rp xxx

Laba rugi setelah pajak Rp xxx

3.8. Laporan Posisi Keuangan

TEFA BAKERY
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2019
ASET
Aset Lancar
Rp
Kas xxx
Rp
Persediaan bahan baku xxx
Rp
Persedian barang dalam proses xxx
Rp
Persediaan produk jadi xxx
Rp
Bahan habis pakai xxx
Rp
Aset lancar dan lain lain xxx
Rp
Tanah xxx
Rp
Gedung Tefa xxx
Rp
Akumulasi depresiasi mobil pemasaran xxx
Rp
Peralatan pabrik xxx
Rp
Akumulasi depresiasi peralatan pabrik xxx
Rp
Peralatan Café xxx
Rp
Akumulasi depresiasi peralatan café xxx

Liabilitas
Rp
Uang muka pelanggan xxx

Ekuitas
Rp
Modal-Tefa polije xxx
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat diambil kesimpulan
bahwasanya Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Teaching Factory (TEFA) Bakery
sudah dilakukan sesuai prosedur dan standar yang berlaku.

4.2 Saran
Dari pengamatan yang penulis lakukan secara langsung ke lapangan maka penulis
menyarankan bahwa untuk kegiatan produksi pada Teaching Factory (TEFA) Bakery harus
menggunakan sarung tangan dan penutup kepala agar produk tetap terjaga kualitas dan
sterilisasinya.

TINJAUAN PUSTAKA
 Hotman Jordan, 2015. Membawa Pancasila dalam Suatu Definisi Akuntans. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya:
Jawa Timur
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=definisi+akuntansi&btnG=#d=gs_qabs&t=1665659530646
&u=%23p%3D9FRcQAT2v-wJ [Diakses pada 12 Oktober 2022]
 Sindhu Bayu, 2017. Utang dan Nilai Perusahaan. Universitas Muhammadiyah
Magelang: Jawa Tengah.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=definisi+utang+&btnG=#d=gs_qabs&t=1665659733663&
u=%23p%3DfKg_XBHWYsMJ [Diakses pada 12 Oktober 2022]
 Puspita Ingelia, 2021. Buku Besar dan Bagan Akun Standar pada Sistem
Perbendaharaan. Direktorat Sistem Perbendaharaan, Direktorat Jendral
Perbendaharaan, Kementrian Keuangan.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=definisi+Bagan+akun+akuntansi&btnG=#d=gs_qabs&t=16
65659952318&u=%23p%3DyHIGhAwP8fQJ
[Diakses pada 12 Oktober 2022]

Anda mungkin juga menyukai