Anda di halaman 1dari 18

AUDIT PEMERIKSAAN ASET TETAP

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Chenny Aprianti Utami C1C018087
Zellycia Ulva Akbar C1C018094

Dosen Pengampu
Dr. E. Novita Sari, S.E, M.Si

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya dan Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi
Muhammad S.A.W sebagai suri tauladan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Audit Pemeriksaan Aset Tetap” Makalah ini dibuta
untuk memenuhi tugas mata kuliah pengauditan 2.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Kami sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Akhir kata, segala saran dan masukan penulis terima demi
kesempurnaan karya tulis ini.

Bengkulu, 4 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................3
BAB II Pembahasan.....................................................................................4
2.1.Definisi Audit Aktiva Tetap................................................................4
2.2 Kelompok Aktiva Tetap......................................................................2
2.3  Metode Perhitungan Penyusutan........................................................5
2.4 Transaksi Pembiayaan Aktiva.............................................................6
2.5 Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari
Alternatif PembiayaanTunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna
Usaha (leasing).....................................................................................8
2.6 Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap.................................................9
2.7 Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap.........................10
2.8 Teknik Audit Aktiva Tetap..................................................................10
2.9 Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap ...................................................11
2.10 Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap...........................12
2.11 Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap dan aktiva1
lancar....................................................................................................12
BAB III PENUTUP......................................................................................14
3.1 Kesimpula............................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktiva tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar
dalamjumlah keseluruhan asset perusahaan. Besarnya investasi yang
ditanamkan dalamaktiva tetap menjadikan aktiva tetap itu perlu mendapatkan
perhatian yang serius.Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja
tetapi juga dalam akuntansinyayang biasanya mencakup perolehan aktiva
tetap, penghentian atau pelepasan aktivatetap, serta penyajian dan
pengungkapannya dalam laporan keuangan.
Dalam suatu perusahaan aktiva merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan
berjalannya kegiatan perusahaan sangat berhubungan erat dengan
kepemilikan aset dari suatu perusahaan. Disisi lain kepemilikan aset
perusahaan harus di kelola dan ungkapkan dengan benar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang diberikan nantinya
tidak menyesatkan bagi pemakai Laporan keuangan .
Audit merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai
kewajaran atas akun yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan
mencatat maupun kesalahan dalam mengalokasikan biaya, baik yang
disengaja maupun tidak disengaja. Audit dapat dilakukan oleh pihak intern
maupun oleh pihak ekstern.
Dalam Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern
ataupun oleh auditor ekstern , harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan
perusahaan dalam melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan
karena diketahui sebelumnya adanya ketidakberesan atau biasa disebut
dengan tujuan khusus , maka Pemeriksaan harus dilakukan dengan sedetail
mungkin dan sample yang digunakan adalah 100 % atau semua kegiatan yang
berkaitan dengan masalah tersebut harus di periksa. Agar diketahui
ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa nilai kesalahannya, serta
siapa pihak yang terkait yang melakukan kesalahan (disengaja atau tidak).

1
Berbeda dengan Pemeriksaan yang tujuannya adalah umum dimana
perusahaan hanya menginginkan penilaian terhadap pihak auditor, untuk
menyatakan wajar atau tidak terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi yang
sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan demikian untuk Pemeriksaan
umum ini auditor tidak harus melakukan Pemeriksaan dengan 100 % Bukti
transaksi , tetapi dapat dengan menggunakan sample Bukti yang sebelumnya
dilakukan penilaian system pengendalian intern, materialitas perusahaan dan
risiko perusahaan.
Aktiva Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material ,
maka adanya kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat
menimbulkan penafsiran yang berbeda oleh pemakai Laporan keuangan. Hal
ini sangat merugikan baik oleh perusahaan sendiri maupun oleh pihak ekstern
yaitu seperti kreditur, investor, pemegang saham, publik. Untuk itu
diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan keuangan.
Agar audit dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka
perlu dibuat teknik audit yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan .
Demikian pula diperlukan orang yang kompeten dan independen dalam
melaksanakan audit tersebut. Dari masalah tersebut maka muncul pertanyaan
tentang bagaimana teknik audit aktiva tetap dilakukan agar terhindar dari
kesalahan dalam pelaporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari Audit Aktiva Tetap?
2. Apa saja Kelompok Aktiva Tetap?
3. Bagaimana Metode Perhitungan Penyusutan?
4. Bagaimana Transaksi Pembiayaan Aktiva ?
5. Apa saja Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif
6. PembiayaanTunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)?
7. Bagaimana Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap?
8. Apa Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap

2
9. Bagaimana Teknik Audit Aktiva Tetap?
10. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap ?
11. Bagaimana Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap
12. Apa Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap dan aktiva
lancar.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui definisi audit aktiva tetap
2. Untuk mengetahui apa saja kelompok aktiva tetap
3. Untuk mengetahui metode perhitungan penyusutan
4. Untuk mengetahui transaksi pembiayaan aktiva
5. Untuk mengetahui apa saja perbandingan biaya yang dapat dikurangkan
dari Alternatif
6. Untuk mengetahui PembiayaanTunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna
Usaha (leasing)
7. Untuk mengetahui bagaimana Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
8. Untuk mengetahui Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap
9. Untuk mengetahui Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap
10. Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap
11. Untuk mengetahui Bagaimana Pengujian Substantif terhadap Saldo
Aktiva Tetap
12. Untuk mengetahui Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap
dan aktiva lancar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Audit Aktiva Tetap


Aset tetap (Fixed Assets) disebut jugaa Property, Plant and equipment.
Menurut Standar Akuntasi Keuangan (PSAK No 14, Hal. 16.2 dan 16.3-IAI,
2002): Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009; 68), Aset tetap adalah aset berwujud
yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa untuk disewakann ke pihak lain atau untuk
administrative dan
2. Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan
dikelompokkan sebagai aset tetap bila:
1. Besar kemungkinan (Probable) bahwa manfaat keekonomian di
masa akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan
mengalir ke dalam perusahaan
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
2.2 Kelompok Aktiva Tetap
Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi
1 Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk,
bisa dilihat, bisa diraba).
2 Fixed intangibleassets (aktiva tetap yang tidak mempunyai
wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Yang Termasuk Fixed Tangible Assets Misalnya :
a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau
rumah. Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun
peraturan pajak). Tanah bisa dimilki dalam bentuk hak milik, hak

4
guna bangunan (biasanya jika kita membeli rumah dari real estate)
yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna usaha dan hak
pakai. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warga negara
asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-
mesin (Machinery), peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures
(meja, kursi), Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal
laut, pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak,
batu bara, emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural
resources ini harus dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber
alam tersebut mulai menghasilkan.
Yang Termasuk Intangible Assets Misalnya :
Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating
expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi
secara komersial, termasuk biaya pendirian).
Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chiken, Hamburger,
Mc.Donald, Es teller’77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual
makanan/minuman tersebut harus menandagtangani kontrak dengan
pemilik fanchise, agar bisa menjual/minuman dengan rasa, bentuk, gaya,
dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut tentu saja dengan
membayar royalti.

2.3 Metode Perhitungan Penyusutan


a. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode ini juga sering dikatakan metode straight line method ini
merupakan sebuah metode yang paling sering digunakan untuk
melakukan perhitungan beban penyusutan. Metode ini memiliki fokus
pada penyusutan menggunakan waktu bukan dari fungsi
penggunaannya.
b. Metode Beban Menurun (Decreasing Change Method)

5
Metode beban menurun ini adalah suatu metode penyusutan yang
dipercepat dimana menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi di
awal tahun dan akan rendah pada periode selanjutnya. Fokus utama
pada metode ini adalah beban penyusutan yang lebih banyak pada
tahun awal mengingat aktiva mengalami penurunan pada tahun
tersebut.
Metode bebas menurun juga terbagi menjadi dua yaitu:
 Metode Jumlah Angka Tahun
Perhitungan penyusutan ini menggunakan pecahan dengan
pembilang angka tahun (5+4+3+2+1=15) dan jumlah tahunnya
yang menjadi penyebut.
 Metode Saldo Menurun
Pada metode ini biasanya digunakan untuk biaya
penyusutan berupa keliatan dari metode garis lurus.
c. Metode Saldo Menurun
Pada metode ini biasanya digunakan untuk biaya penyusutan
berupa keliatan dari metode garis lurus.
d. Metode Depresiasi Khusus
Yang terakhir ada metode depresiasi dimana metode ini memiliki
tujuan untuk mengetahui penyusutan manfaat aset sebuah
perusahaan. Pada beberapa kasus, perusahaan tidak lagi dapat
memilih salah satu metode-metode yang sudah disebutkan di atas,
karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik unik dan
membutuhkan penerapan yang khusus.

2.4 Transaksi Pembiayaan Aktiva


a. Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pengertian Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pembiayaan secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan
mengeluarkan dana tunai sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva
tetap berwujud yang diperoleh dari pembiayaan tunai dicatat dengan
jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap

6
tersebut. Perusahaan harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar
harga aktiva tetap dan menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti
pembayaran telah diterima, supplier akan mengirimkan aktiva tersebut
kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang telah
disepakati dalam perjanjian jual beli barang.
b. Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank
Pengertian Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere”, yang artinya
percaya. Menurut Hasibuan (2001:87), “Kredit adalah semua jenis
pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.
Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu
Menurut Home (1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
1. Kredit jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu
selama-lamanya satu tahun.
2. Kredit jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun. Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang
adalah fleksibilitasnya. Debitur berurusan langsung dengan yang
meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan terhadap kebutuhan
peminjam melalui negosiasi langsung
c. Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha
(leasing)
Definisi Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut The International
Accounting Standart (IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : “Suatu perjanjian
dimana pemilik asset atau perusahaan sewa guna
usaha (lessor) menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan
kepada penyewa guna usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran sewa
untuk suatu jangka waktu tertentu.”
Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)
Menurut Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu:

7
Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital lease)
adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir
masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang disepakati
Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa
guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak
tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
(leasing) tersebut.
2.5 Perbandingan biaya yang dapat dikurangkan dari Alternatif
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan
tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya.
Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga
alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
1. Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal
perusahaan adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode
dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan
yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan
aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan
fiskal perusahaan.
2. Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa
guna usaha (leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal
pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya,
belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan) selama masa sewa
guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui jika aktiva telah
diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi
sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan
perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur
aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.
3. Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank.

8
Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah
beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva
tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan
oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
2.6 Penghentian Pemakaian Ativa Tetap
Aktiva tetap dapat dihentikan pemakaiannya dengan beberapa cara.
Menurut Efraim (20212:234), ada beberapa transaksi yang menghentikan
pemakaian aktiva tetap, yaitu:
a. Penjualan aktiva tetap
Aktiva tepa akan berhenti digunakan oleh sebuah perusahaan jika
sudah dijual. Selisih antara harga jual dengan nilai buku aset tetap
yang tersisa harus diakui sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset
lebih kecil dibandingkan dengan kas/aset yang diterima, akan
terjadi keuntunhan. Sebaliknya jika nilai buku aset besar
dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, maka akan
timbul kerugian.
b. Berakhirnya masa manfaat aset tetap
Aset tetap memiliki masa manfaat, yaitu saat aset dapat diambil
manfaatnya. Apabila aset tetap dihentikan karena berakhirnya masa
manfaat,semua akun yang berkaitan dengan aset tetap tersebut
harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat aset tetap dihentikan masa
pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus diakui sebagai
rugi penghentian aset tetap.
c. Pertukaran dengan aset lain
Harga pertukaran aset tetap yang didapat melalui pertukaran dengan surat
berharga diukur dengan jumlah uang yang dapat direalisasikan
apabla surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar surat
berharga tidak dapat ditentukan, harga pasar aset tetap yang
diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang bersangkutan. Jika
harga pasar kedua aset tersebut tidak adamaka aset tetap tersebut
harus ditaksir oleh pihak yang independen, misalnya oleh penilai
(appraiser).

9
Itulah cara aktiva tetap dihentikan pemakaiannya.

2.7 Tujuan Pemerikasaan Aktiva Tetap


Dalam pemeriksaan atas aset tetap memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik
atas aset tetap
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yangtercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) ada, masih digunakan dan dimiliki oleh organisasi.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tepa dalam tahun berjalan
(periode yang diperiksa) merupakan capital expenditure diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti
yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan
benar dibuku dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun
(periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan
SAK, Konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan engan
benar.
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai
jaminan
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan
keuangan sesuai dengan SAK yang berlaku.

2.8 Teknik Audit Aktiva Tetap


Dibutuhkan teknik agar audit dapat dilakukan dengan tepat serta
memberikan hasil yang tidak berisiko. Untuk itu auditor akan melakukan
tahapan:
1. Penetuan risiko pendeteksian (materialitas, risiko audit, dan strategi
audit)
2. Pemahaman terhadap struktur pengendalian internal

10
3. Pengendalian internal secara umum terhadap transaksi pembelian
aktiva tetap.

2.9 Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap


Prosedur audit bersifat repeat engagements sehingga dititikberatkan
pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa).
Prosedurnya yaitu:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap
2. Meminta kline top supporting schedule aktiva tetap, periksa footing
dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan general ledger
atau sub-ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
3. Cek penambahan serta pengurangan dari fixed assets tersebut. Untuk
penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting
dokumennya.
4. Periksa fisik dari fixed assets tersebut dengan cara tes basis dan
periksa kondisi dan nomor kode.
5. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
6. Pelajari apakah capitalization dan depreciation policy yang yang
dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.
7. Buat analisis tentang perkiraan repair&maintenance
8. Periksa apakah fixed assets tersebut sudah diasuransikan dan apakan
insurance coveragenya cukup atau tidak
9. Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan
dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa
alokasi/distribusi biaya penyusutan,
10. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank
untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai
jaminan.
11. Periksa apakah ada komintmen yang dibuat oleh perusahaan untuk
membeli atau menjual aset tetap.

11
12. Untuk construction in progress, kita periksa penambahannya dan
apakah ada construction in progress yang harus ditransfer ke aset
tetap.
13. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease
agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai
dengan standar akuntansi leasing.
14. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan
kredit di bank.
15. Periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS)

2.10 Pengujian Substantif Terhadap Saldo Aktiva Tetap


- Verifikasi atas ketepatan skedul dan kesesuaian buku pembantu dengan
aktiva tetap.
- Menguji ketepatan perhitungan matematis dari skedul aktiva tetap dan
kesesuaian saldo buku pembantu aktiva dengan buku besar.
- Inspeksi atas penambahan saldo aktiva tetap
- Memeriksa dokumen kepemilikin aktiva tetap
- Penelusuran penambahan aktiva tetap kedokumen pendukung
- Penelusuran pelepasan/penghentian aktiva tetap
- Menganalisis penjumlahan biaya perbaikan
- Kalau perbaikan menambah umur ekonomis maka dimasukkan pengeluaran
modal, kalau tidak maka dimasukkan sebagai pengeluaran pendapatan dan
dibebankan sebagai biaya perbaikan.
- Menelaah penjumlahan akumulasi depresiasi
- Menelaah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan

2.11 Perbedaan Pengujian Substantif Terhadap Aktiva Tetap Dan


Aktiva Lancar
Pengujian substantif aktiva tetap relatif lebih singkat dari waktu yang
diperlukan untuk pengujian substantif terhadap aktiva lancar, hal ini karena

12
frekuensi transaksi yang sedikit. Karena pengatuh cutoff sedikit pada
perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan perhatiannya pada
ketelitian cutoff transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap pada akhir tahun
tetapi memusatkan perhatiannya pada ketepatan citoff transaksi aktiva lancar.
Menitikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva tetap. Sedangkan pada aktiva
lancar menitikberatkan pada saldo per tanggal neraca.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Aktiva tetap dapat dihentikan pemakaiannya dengan beberapa cara
dijual, berakhir masa manfaatnya, dan ditukar dengan aset lain
2. Salah satu tujuan pemeriksaan aktiva tetap yaitu untuk memeriksa
apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap.
3. Teknik audit dibutuhkan agar audit dapat dilakukan dengan tepat serta
memberikan hasil yang tidak berisiko.
4. Prosedur audit bersifat repeat engagements sehingga dititikberatkan
pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa)
3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva Tetap diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar
akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber
referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan
yang kita dapatkan semakin luas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal entrepreneur. 2020. 4 Metode Depresiasi dalam Akuntansi dan Bisnis.


URL: https://www.jurnal.id/id/blog/metode-depresiasi/#:~:text=Metode
%20Garis%20Lurus%20(Straight%2DLine%20Method),Metode%20ini
%20juga&text=Metode%20garis%20lurus%20ini%20memiliki,juta)
%20%2F%205%20%3D%20Rp48%20juta . Diakses April 2021

Galuh, tiyas. 2015. Makalah Tentang Pemeriksaan Aset Tetap. URL:


http://tiyasgaluh.blogspot.com/2015/11/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html. Diakses April 2021

Unknown, Aktiva tetap, diakses dari


http://auditbaiqraras.blogspot.com/2015/11/aktiva-tetap-800x600-
normal-0-false.html, pada 04 April 2021 pukul 16:00

15

Anda mungkin juga menyukai