Anda di halaman 1dari 12

Laporan

Auditor
Dosen Pengajar : Ni Made Sunarsih, SE, M.Si
Kelompok 3
1. NI MADE WIDYA MARTHA PRATIWI
(1902622010308/ 17)
2. NI MADE ITA DWININGTYAS
(1902622010321/30)
3. GUSTI AYU INDRI DEWI
(1902622010322/31)
Laporan Audit

Jenis-Jenis Laporan Auditor

Laporan Auditor Bentuk Baku


Dan Penyimpangan Laporan
Audit Bentuk Baku
Laporan Audit adalah laporan yang berisi
opini audit yang dikeluarkan oleh auditor
independensi setelah melakukan pemeriksaan
atas laporan keuangan entitas dan laporan
terkait.
Jenis – Jenis Laporan Audit
a. Laporan audit bentuk baku

Laporan audit bentuk baku memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang mengandung arti bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam hal ini yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas suatu
satuan usaha sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Jusup,57:2001) Laporan ini dirancang untuk memisahkan
secara jelas antara tanggung jawab manajemen dengan auditor (Darmawan: 2012).

b. Laporan audit standar


Laporan standar merupakan laporan yang paling umum dterbitkan dan berisi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
menetapkan semua asersi manajemen atas pengendalian internal wajar dalam material.

c.   Laporan audit keuangan


Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh auditor independen karena dapat meningkatkan
kepercayaan bagi pemakai laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan.
PERSYARATAN MASING-MASING AUDITOR
A. Kompetensi
1. Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
dimilikinya.
2. Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya juga ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang dimilikinya.
3. Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang pendidikan dan memahami dengan baik proses
penyusunan laporan keuangan dan standar akuntansi yang berlaku.
B. Independensi
Independen artinya bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun
terhadap para penggunalaporan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh subyektifitas para
pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat diselenggarakan secara obyektif.
C. Kecermatan dalam Melaksanakan Tugas
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat (due professional care), direncanakan
dengan baik, menggunakan pendekatan yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkanbukti yang cukup dan ditelaah
secara mendalam.
Kriteria Wajar Dalam Laporan
Auditor

1 2 3

Wajar Tanpa Syarat Wajar Tanpa Syarat dengan Wajar dengan Pengecualian
Paragraf Penjelasan

4 5

Tidak Wajar Tidak Memberikan Pendapat


LAPORAN AUDITOR BENTUK
BAKU DAN PENYIMPANGAN
LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
Penyajian Laporan Keuangan tidak sesuai
dengan Prinsip-Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum
(Penyimpangan dari GAAP/PSAK)
Sebagai contoh, jika seorang klien bersikeras untuk
menggunakan harga penggantian (replacement cost) bagi
aktiva tetapnya atau menilai persediaannya berdasarkan
harga jual daripada berdasarkan harga historis, maka perlu
diberikan pendapat di luar pendapat wajar tanpa syarat.
Ketika prinsip akuntansi yang berlaku umum diterapkan
menurut konteks ini, maka pertimbangan auditor atas
kecukupan seluruh pengungkapan informatif, termasuk
catatan atas laporan keuangan, memiliki peranan sangat
penting.
Ruang Lingkup Audit Dibatasi
Ketika auditor tidak dapat bukti audit yang memadai untuk
menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
GAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas lingkup audit. Terdapat
dua penyebab utama atas pembatasan lingkup audit ini : pembatasan oleh
klien dan pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di luar kendali
klien atau auditor. Suatu contoh dari pembatasan oleh klien adalah
penolakan manajemen untuk memberikan ijin kepada auditor
mengkonfirmasikan piutang-piutang yang material atau pengujian fisik
persediaan.

Suatu contoh pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di


luar kendali adalah saat tidak adanya kesepakatan penugasan
audit hingga setelah akhir periode keuangan klien. Merupakan hal
yang tidak mungkin untuk mengamati persediaan secara fisik,
mengkonfirmasikan piutang, atau melaksanakan prosedur-
prosedur setelah tanggal neraca yang penting.
Auditor tidak
lndependen
Jika auditor tidak memenuhi persyaratan independensi
sebagaimana yang dinyatakan dalam Kode Etik Professional,
maka penolakan pemberian pendapat harus dilakukan walaupun
seluruh prosedur audit yang dilaksanakan dianggap telah sesuai
dengan kondisi yang ada.

Sikap mental independen sama pentingnya dengan


keahlian dalam praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus
dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independent dari setiap
kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalama
perusahaan yang diauditnya. Dan harus dapat menghindari
keadaan-keadaan yang mengakibatkan masyarakat meragukan
independensinya.
Terimakasih!^

Anda mungkin juga menyukai