Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT AUDITING 1

TUJUAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


FAKULTAS Program MK0111605 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
EKONOMI
BISNIS
DAN Studi
S1
Akuntansi
07 CA.
2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak.,
CA
3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M.,
Ak..

Abstract Kompetensi
Pada bab ini akan menjelaskan Setelah mengikuti perkuliahan ini
tujuan audit secara keseluruhan, diharapkan mahasiswa mampu:
tanggung jawab auditor dalam • Menjelaskan tujuan
melaksanakan proses audit, serta pelaksanaan audit atas
tujuan khusus yang coba dipenuhi laporan keuangan dan audit
oleh auditor. pengendalian internal.
• Memahami tanggung jawab
audit
• Membagi laporan keuangan
menjadi berbagai siklus
• Mengetahui asersi
manajemen tentang laporan
keuangan
• Mengetahui tujuan audit
umum untuk kelas transaksi,
akun, dan pengungkapan
• Mengetahui tujuan audit
khusus untuk kelas transaksi,
akun, dan pengungkapan

TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPAOARAN KEUANGAN DAN AUDIT


PENGENDALIAN INTERNAL

Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oieh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
basil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).
Fokus utama tertuju pada penerbitan pendapat tentang laporan keuangan. Untuk
perusahaan publik, auditor juga menerbitkan suatu laporan tentang pengendalian internal atas
pelaporan keuangan sebagaimana yang disyaratkan oleh Section 404 dari Sarbanes-Oxley Act.
Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan keefektifan pengendalian internal, sesudah
itu baru menerbitkan laporan audit yang tepat.
Jika auditor yakin bahwa laporan-laporan itu tidak disajikan secara wajar atau tidak
dapat mencapai kesimpulan karena bukti yang tidak mencukupi, auditor mempunyai
tanggung jawab untuk memberi tahu pemakai melalui laporan auditor. Setelah penerbitan
laporan, jika fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa laporan tersebut tidak disajikan
secara wajar, auditor mungkin harus memberi tahu ke pengadilan atau lembaga pengatur
bahwa ia telah melaksanakan audit dengan cara yang tepat dan menarik kesimpulan yang
layak.
Langkah-Iangkah untuk
Mengembangkan Tujuan
Audit

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
2 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Memahami tujuan dan
tanggung jawab audit

Membagi laporan keuangan


menjadi berbagai sikius

Mengetahui asersi
manajemen tentang laporan
keuangan

Mengetahui tujuan audit


umum untuk kelas transaksi,
akun, dan pengungkapan

Mengetahui tujuan audit


khussus untuk kelas
transaksi, akun, dan
pengungkapan

TANGGUNG JAWAB AUDIT

Membedakan antara tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan


pengendalian internal dengan tanggung jawab auditor untuk memverifikasi laporan
keuangan dan keefektifan pengendalian internal. Tanggung jawab untuk mengadopsi
kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar
berada di pundak manajemen, bukan di pundak auditor. Karena menjalankan bisnis
sehari-hari, manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang
transaksi perusahaan serta aktiva, kewajiban, dan ekuitas terkait ketimbang autor.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
3 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Sebaliknya, pengetahuan auditor akan masalah ini serta pengendalian internal hanya
terbatas pada pengetahuan yang diperolehnya selama audit.
Laporan tahunan dari banyak perusahaan publik memuat pernyataan tentang tanggung
jawab manajemen dan hubungannya dengan kantor akuntan publik. Gambar 6-1 menyajikan
laporan manajemen Boeing Company sebagai bagian dari laporan tahunannya. Bacalah
laporan ini secara cermat untuk menentukan apa dinyatakan oleh manajemen tentang
tanggung jawabnya.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan
berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa dianggap
perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan yang menurut
auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar
atau pendapat wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
Sarbanes-Oxley Act memperberat tanggung jawab manajemen terhadap laporan
keuangan dengan mengharuskan CEO dan CFO perusahaan publik untuk meyekinkan
laporan keuangan kuartalan dan tahunan yang akan diserahkan kepada SEC. Dalam
menandatangani laporan-laporan tersebut, manajemen menyatakan bahwa laporan keuangan
tersebut telah sepenuhnya sesuai dengan persyaratan dan informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan itu menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, kondisi
keuagan dan hasil operasinya. Sarbanes-Oxley Act menetapkan sanksi atas tindakan
kriminal, termasuk denda keuangan yang besar atau hukuman penjara terhadap setiap orang
yang diketahui memalsukan laporan-laporan tersebut.
Gambar 1
Laporan Manajemen Boeing Company
Q~ BOE/NG LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2005 LAPORAN MANAJEMEN

Kepada Para Pemegang Saham Boeing Company:


Laporan keuangan konsolidasi Boeing Company beserta anak perusahaan terlampir
telah disiapkan oleh manajemen yang bertanggung jawab atas integritas dan objektivitas
mereka. Laporan keuangan tersebut telah disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan mencakup.jumlah-jumlah yang didasarkan pada estimasi serta
pertimbangan terbaik manajemen. Semua informasi keuangan tainnya dalam Laporan

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
4 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Tahunan ini konsisten dengan yang ada pada laporan keuangan.
Manajemen telah menetapkan dan menyelenggarakan sistem pengendalian internal
yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai reliabilitas pelaporan
keuangan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, dan telah menyimpulkan bahwa sistem pengendalian internal ini berlaku
efektif per 31 Desember 2005. Selain itu, manajemen juga telah menetapkan dan
menyelenggarakan sistem pengendalian pengungkapan yang dirancang untuk memberikan
kepastian yang layak bahwa informasi yang harus diungkapkan telah dikumpulkan dan
dilaporkan secara akurat serta tepat waktu. Sistem pengendalian internal dan pengendalian
pengungkapan ini mencakup berbagai pernyataan kebijakan dan praktik bisnis yang
dikomunikasikan secara luas, yang dirancang untuk mewajibkan semua karyawan
mempertahankan standar etis yang tinggl dalam melaksanakan semua kepentingan
Perusahaan. Pengendalian internal dan pengendalian pengungkapan ini dilengkapi dengan
penyusunan struktur organisasi yang dapat memberikan pendelegasian wewenang serta
pembagian tanggung jawab yang tepat, dan dengan program audit internal serta tindak lanjut
manajemen.
Komite Audit dan Dewan Direksi Perusahaan, yang seluruh anggotanya terdiri dari para
direktur luar perusahaan, mengadakan pertemuan secara periodik dengan akuntan publik
independen, manajemen, serta para auditor internal untuk mereview akuntansi, auditing,
pengendalian akuntansi internal, Iitigasi, serta pelaporan masalah keuangan. Akuntan publik
independen dan para auditor internal mempunyai akses yang tidak terbatas ke komite ini
tanpa harus dihadiri oleh manajemen.
James A. Bell

Wakil Presiden Direktur Eksekutif Keuangan dan CFO


W. James McNerney, Jr Ketua, Presiden Direktur dan CEO
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak tentang apakah Iaporan keuangan telah babas dari salah saji
yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti
audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi
tidak absolut, bahwa satah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
5 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa
salah saji, apakah yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material
bagi Iaporan keuangan dapat dideteksi. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji
yang material pada laporan keuangan. Bila auditor juga melaporkan tentang keefektifan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan, auditor juga bertanggung iawab untuk
mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
Salah saji yang material versus tidak material. Salah saji umumnya dianggap
material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan
keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang yang
menggunakan laporan keuangan tersebut. Walaupun sulit mengukur materialitas, auditor
bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas
ini telah dipenuhi. Namun diperlukan biaya yang sangat besar (dan mungkin mustahil) bagi
auditor untuk memikul tanggung iawab menemukan semua kekeliruan dan kecurangan yang
tidak material.
Kepastian yang layak. Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian
diperoleh auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing (SAS 104) menyatakan
bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa
laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Konsep kepastian yang layak,
bukan yang absolut, mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi atau penjamin
atas kebenaran laporan keuangan. Jadi, audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing dapat saja gagal mendeteksi salah saji yang material.
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena
beberapa alasan:
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha
atau persediaan. Namun penggunaan sampling juga mengandung sejumlah risiko tidak
terungkapnya salah saji yang material. Selain itu, bidang yang diuji; jenis, luas, dan waktu
pengujian; serta evaluasi atas basil pengujian juga membutuhkan pertimbangan auditor yang
penting. Bahkan dengan itikad baik dan integritas, para auditor dapat membuat kesalahan
dan kekeliruan dalam memberikan pertimbangannya.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di masa depan. Akibatnya,
auditor harus mengandalkan pada bukti audit yang persuasif, tetapi tidak meyakinkan.
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sering kali sangat sulit, bahkan
tidak mungkin, untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi di kalangan
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
6 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
manajemen perusahaan.
Jika auditor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua asersi dalam laporan
keuangan telah benar, maka persyaratan bukti audit dan biaya pelaksanaan fungsi audit ini
akan meningkat hingga pelaksanaan audit secara ekonomis tidak praktis lagi. Bahkan setelah
itu, para auditor pun masih tidak dapat mengungkapkan semua salah saji yang material dalam
setiap audit. Pembelaan terbaik yang dapat dilakukan auditor apabila salah saji yang material
tidak terungkap adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.

Kekeliruan versus Kecurangan. SAS 99 (AU 316) membedakan antara dua jenis salah
saji: kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Kedua jenis salah saji ini dapat material
maupun tidak material. Suatu kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan
yang tidak disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja.
Dua contoh kekeliruan antara lain kesalahan perhitungan harga dikalikan dengan kuantitas
pada faktur penjualan dan salah melihat bahan baku yang lama dalam menentukan nilai
persediaan dengan yang terendah antara harga perolehan atau harga pasar.
Untuk kecurangan, dapat dibedakan antara misapropriasi aktiva ( misappropriation of
assets), yang sering kali disebut sebagai penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta
pelaporan keuangan yang curang (fraudulent financial reporting), yang sering kali disebut
sebagai kecurangan manajemen. Suatu contoh misapropriasi aktiva adalah pengambilan kas
oleh klerk pada saat penjualan yang curang dan tidak memasukkannya ke dalam register
kas. Contoh pelaporan keuangan yang curang adalah dengan sengaja melebihsajikan
penjualan menjelang tanggal neraca untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.
Skeptisme Profesional. SAS 1 (AU 230) mensyaratkan bahwa audit dirancang sedemikian
rupa agar dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi baik kekeliruan
maupun kecurangan yang material dalam laporan keuangan. Untuk mencapainya, audit
harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional atas semua aspek
penugasan. Skeptisme profesional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan serta
penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen
bersikap tidak jujur, tetapi kemungkinan mereka bersikap tidak jujur harus tetap
dipertimbangkan. Pada saat yang sama, auditor juga tidak boleh mengasumsikan bahwa
manajemen tidak diragukan lagi kejujurannya.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
7 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kekeliruan yang Material
Para auditor menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna mendeteksi kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh manajemen maupun
para karyawan. Auditor menemukan berbagai kesalahan atau kekeliruan yang berasal dari hal-
hal seperti kesalahan kalkulasi, penghilangan, kesalahpahaman dan misaplikasi standar
akuntansi, serta pengikhtisaran dan deskripsi yang tidak benar. Di bagian selanjutnya dari
buku ini, kita akan membahas bagaimana auditor merencanakan dan melaksanakan audit
untuk mendeteksi kekeliruan maupun kecurangan.
Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kecurangan yang Material
Standar auditing tidak membedakan antara tanggung jawab auditor untuk mencari kekeliruan
dan kecurangan. Dalam kedua kasus, auditor harus memperoleh kepastian yang layak tentang
apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Standar itu juga mengakui
bahwa kecurangan sering kali lebih sulit dideteksi karena manajemen atau karyawan yang
melakukan kecurangan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu. Namun, kesulitan
mendeteksi kecurangan ini tidak mengubah tanggung jawab auditor untuk merencanakan dan
melaksanakan audit secara layak guna mendeteksi salah saji yang material, baik disebabkan
oleh kekeliruan atau pun kecurangan.
Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang versus
Misapropriasi Aktiva.
Pelaporan keuangan yang curang dan misapropriasi aktiva berpotensi merugikan para
pemakai laporan keuangan, tetapi ada perbedaan penting di antara keduanya. Pelaporan
keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena menyediakan informasi laporan
keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan. Apabila aktiva disalahgunakan atau
dimisapropriasi, para pemegang saham, kreditor, serta pihak lainnya akan dirugikan karena
aktiva tersebut tidak agi menjadi milik pemiliknya yang sah.
Secara umum, pelaporan keuangan yang curang dilakukan oleh pihak manajemen, yang
terkadang tanpa sepengetahuan para karyawan. Manajemen adalah pihak yang dapat membuat
keputusan akuntansi dan pelaporan tanpa melibatkan kara karyawan. Contohnya adalah
keputusan untuk menghapus catatan kaki yang renting tentang kasus litigasi yang ditunda.
Biasanya, tetapi tidak selalu terjadi, pencurian aktiva dilakukan oleh para arvawan,
bukan oleh manajemen, dan nilainya sering kali tidak material. Namun, contoh-contoh kasus
populer menyangkut misapropri aktiva yang bernilai sangat material yang dilakukan oleh
para karyawan dan manajemen.
Ada perbedaan penting antara pencurian aktiva dan salah saji yang diakibatkan oleh
pencurian aktiva ini. Perhatikan ketiga situasi berikut:
1. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan secara salah aktiva
tersebut. Sebagai contoh, kas yang ditagih dari pelanggan dicuri sebelum dicatat sebagai
penerimaan kas, dan piutang usaha atas nama pelanggan tersebut tidak dikreditkan. Salah
saji tersebut tidak terungkapkan.
2. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan pendapatan terlalu rendah
atau melebihsajikan beban. Sebagai contoh, uang kas yang diperoleh dari penjualan tunai
dicuri, dan transaksi tersebut tidak pernah dicatat. Atau, pengeluaran yang tidak
diotorisasikan kepada seorang karyawan dicatat sebagai beban rupa-rupa. Salah saji
tersebut tidak terungkapkan.
3. Aktiva dicuri, tetapi misapropriasi tersebut berhasil diungkapkan. Laporan laba rugi dan
catatan kaki yang terkait mengungkapkan dengan jelas misapropriasi ini.
Dalam ketiga situasi tersebut, memang ada misapropriasi aktiva, tetapi salah saji dalam
laporan keuangan hanya terjadi pada situasi 1 dan 2. Dalam situasi 1, neraca mengandung
salah saji, sedangkan dalam situasi 2, pendapatan atau bebannya salah saji.
Tanggung Jawab Auditor untuk Menemukan Tindakan ilegal
Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) didefinisikan dalam SAS 54 (AU 317)
sebagai pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Dua
contoh tindakan ilegal adalah suatu pelanggaran terhadap undangundang perpajakan federal
dan pelanggaran terhadap undang-undang perlindungan lingkungan federal.
Tindakan ilegal yang Berdampak Langsung Pelanggaran atas UU dan peraturan ter-
tentu memiliki dampak keuangan yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan
keuangan. Sebagai contoh, pelanggaran terhadap undang-undang perpajakan federal secara
langsung akan mempengaruhi beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan.
Menurut SAS 54, tanggung jawab auditor atas tindakan ilegal yang berdampak langsung ini
sama dengan tanggung jawab auditor atas kekeliruan dan kecurangan. Karena itu, dalam
melakukan setiap audit, umumnya auditor akan mengevaluasi apakah terdapat bukti-bukti
yang mengindikasikan pelanggaran yang material atas undang-undang perpajakan federal
atau negara bagian. Untuk melakukan evaluasi ini, auditor dapat membahasnya dengan
personil klien dan memeriksa laporan yang diterbitkan oleh IRS (Dirjen Pajak) setelah
selesai memeriksa SPT pajak klien.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
9 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Tindakan !legal yang Berdampak Tidak Langsung. Sebagian besar tindakan ilegal hanya
mempengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung. Sebagai contoh, jika perusahaan
melanggar undang-undang perlindungan lingkungan, laporan keuangan hanya akan
dipengaruhi jika harus membayar denda atau terkena sanksi. Denda atau sanksi material
yang potensial secara tidak langsung akan mempengaruhi laporan keuangan karena
menimbulkan kebutuhan untuk mengungkapkan kewajiban kontinjen atas jumlah yang
akhirnya mungkin harus dibayar. Ini disebut tindakan ilegal berdampak tidak langsung.
Contoh lainnya dari tindakan ilegal yang mungkin hanya memiliki dampak tidak langsung
adalah pelanggaran atas peraturan perdagangan sekuritas oleh orang dalam, undang-undang
hak sipil, dan ketentuan tentang keselamatan karyawan. Standar auditing menyatakan
bahwa auditor tidak memberikan kepastian bahwa tindakan ilegal yang berdampak tidak
langsung akan terdeteksi. Kurangnya auditor yang memiliki keahlian khusus di bidang
hukum, dan adanya hubungan tidak langsung antara tindakan ilegal dan laporan keuangan
sering kali menjadi tidak praktis bagi auditor untuk memikul tanggung jawab menemukan
tindakan ilegal tersebut.
Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan
tindakan ilegal.
Pengumpulan Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada Tindakan
!legal yang Berdampak Tidak Langsung Banyak prosedur audit yang biasanya ditempuh
pada audit untuk mencari kekeliruan dan kecurangan dapat juga digunakan untuk
mengungkapkan tindakan ilegal. Contohnya mencakup penelaahan atas notulen rapat
dewan direksi dan tanya-jawab dengan pengacara klien tentang litigasi atau proses
pengadilan. Auditor juga harus mewawancarai manajemen tentang kebijakan yang mereka
tetapkan untuk mencegah tindakan ilegal, dan apakah manajemen mengetahui bahwa ada
.undang-undang atau peraturan yang telah dilanggar oleh perusahaan. Selain prosedur ini,
auditor tidak perlu mencari tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung kecuali ada alasan
untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal tersebut terjadi.
Pengumpulan Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan untuk Mempercayai
Bahwa Tindakan !legal yang Berdampak Langsung atau Tidak Langsung Telah
Terjadi Auditor dapat menemukan indikasi tindakan ilegal yang mungkin dengan berbagai
cara. Sebagai contoh, notulen rapat dapat mengindikasikan bahwa sedang berlangsung proses
investigasi oleh sebuah lembaga pemerintah, atau auditor mungkin telah rnengidentifikasi
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
10 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
sejumlah pembayaran yang bernilai besar dan tidak biasanya teriadi kepada konsultan atau
pejabat pemerintah.
Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah terjadi, aeberapa
tindakan akan diperlukan untuk menentukan apakah tindakan ilegal yang iicurigai benar-
benar terjadi:
1. Pertama, auditor harus meminta keterangan kepada manajemen yang berada satu tingkat
di atasnya yang mungkin terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau spesialis lainnya yang
mempunyai pengetahuan tentang tindakan ilegal yang potensial ini.
3. Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit tambahan untuk menentukan
apakah tindakan ilegal memang benar-benar terjadi.

Tindakan Apabila Auditor Mengetahui suatu Tindakan ilegal.


Tindakan pertama yang harus dilakukan apabila suatu tindakan ilegal telah
diidentifikasi adalah nempertimbangkan pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk
kecukupan pengungkapan. Pengaruh tersebut mungkin rumit dan sulit untuk diselesaikan.
Sebagai contoh, pelanggaran terhadap undang-undang hak sipil dapat menimbulkan enda
yang sangat besar, tetapi hal itu juga akan mengakibatkan hilangnya pelanggan dan karyawan
kunci, yang dapat mempengaruhi secara material pendapatan dan teban di masa depan. Jika
auditor menyimpulkan bahwa pengungkapan relatif terhadap tindakan ilegal tidak
memadai, auditor harus memodifikasi laporan sesuai dengan hal itu.
Auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh dari tindakan ilegal seperti itu
terhadap hubungan kantor akuntan publik dengan manajemen. Jika manajemen mengetahui
tindakan ilegal tersebut dan tidak menginformasikannya kepada auditor, maka perlu
dipertanyakan apakah manajemen dapat dipercaya dalam diskusi-diskusi lainnya.
Auditor harus berkomunikasi dengan komite audit atau pihak lainnya yang memiliki
wewenang yang sama untuk memastikan bahwa mereka mengetahui tindakan ilegal ini.
Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Jika dilakukan secara lisan, sifat
komunikasi dan diskusi tersebut harus didokumentasikan dalam file audit. Jika klien menolak
untuk menerima laporan auditor yang telah dimodifikasi atau gagal melakukan tindakan
perbaikan yang tepat berkenaan dengan tindakan ilegal tersebut, auditor mungkin perlu
menarik diri dari penugasan. Jika klien audit merupakan perusahaan publik, maka auditor
juga harus melaporkan hal ini secara langsung kepada SEC. Keputusan semacam itu rumit
dan umumnya melibatkan konsultasi antara auditor dengan penasihat hukumnya.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
11 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
MEMBAGI LAPORAN KEUANGAN MENJADI BEBAGAI SIKLUS

Mengklasifikasikan transaksi dan saldo akun ke dalam siklus Iaporan keuangan serta
mengidentifikasi manfaat pendekatan siklus untuk mensegmentasi audit. Audit
dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen atau komponen
yang lebih kecil. Pembagian ini membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu
pembebanan tugas kepada setiap anggota tim audit. Sebagai contoh, sebagian besar auditor
memperlakukan aktiva tetap dan wesel bayar sebagai segmen yang berbeda. Setiap segmen
diaudit secara terpisah tetapi bukan atas dasar yang benar-benar independen. (Sebagai contoh,
audit atas aktiva tetap dapat mengungkapkan adanya wesel bayar yang belum tercatat.)
Setelah audit atas setiap segmen ini selesai, termasuk keterkaitannya dengan segmen lain,
hasilnya lalu digabungkan. Kemudian kesimpulan tentang laporan keuangan tersebut secara
keseluruhan dapat diperoleh.
Ada berbagai cara dalam mensegmentasi audit. Salah satu pendekatannya yaitu
memperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai segmen yang terpisah.
Segmentasi dengan cara seperti itu biasanya tidak efisien. Hal tersebut dapat mengakibatkan
audit yang independen terhadap akun yang saling terkait erat seperti persediaan dan harga
pokok penjualan.
Pendekatan Sikius untuk Mensegmentasi Audit
Cara yang umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan
yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Cara ini
disebut sebagai pendekatan siklus (cycle approach). Sebagai contoh, penjualan, retur
penjualan, penerimaan kas, dan penyisihan piutang tak tertagih adalah empat kelas transaksi
yang menyebabkan piutang usaha meningkat atau menurun. Karena itu, semua pos tersebut
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan. Demikian juga, transaksi penggajian
dan gaji akrual merupakan bagian dari siklus penggajian dan personalia.
Logika dari penggunaan pendekatan siklus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara
transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.
Gambar 3 menyajikan arus tersebut. Jika dianggap praktis, pendekatan siklus menggabungkan
transaksi yang dicatat dalam jurnal yang berbeda dengan saldo pada buku besar yang
dihasilkan dari transaksi-transaksi tersebut.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
12 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Siklus yang digunakan dalam buku ini disajikan di bawah ini dan kemudian dijelaskan
secara terinci. Perhatikan bahwa setiap siklus tersebut begitu pentingnya sehingga satu atau
lebih bab nanti akan membahas audit atas setiap siklus itu:
• Siklus penjualan dan penagihan
• Siklus akuisisi dan pembayaran
• Siklus penggajian dan personalia
• Siklus persediaan dan pergudangan
• Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Neraca saldo digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan dan merupakan fokus
utama dari setiap audit. Biasanya, saldo akun tahun sebelumnya dimasukkan untuk tujuan
komparatif, tetapi tidak dimasukkan dalam Gambar 6-4 agar dapat berfokus pada siklus
transaksi. Huruf yang mewakili suatu siklus diperlihatkan bagi setiap akun pada kolom paling
kirj di samping nama akun tersebut. Amatilah bahwa setiap akun sedikitnya memiliki satu
siklus yang berkaitan dengannya, dan hanya kas serta persediaan yang merupakan bagian darj
dua atau lebih siklus.
Beberapa jurnal dan akun buku besar akan dimasukkan dalam lebih darj satu siklaus.
Apabila hal itu terjadi, ini berarti bahwa jurnal digunakan untuk mencatat transaksi dari lebih
dari satu siklus dan mengindikasikan keterkaitan di antara siklus-siklus tersebut. Akun buku
besar paling penting yang dimasukkan dalam dan mempengaruhi beberapa siklus adalah kas
umum (kas pada bank). Kas umum menghubungkan sebagian besar siklus.
• Siklus penjualan dan penagihan adalah siklus pertama yang dicantumkan dan merupakan
fokus utama pada sebagian besar audit. Penagihan piutang usaha dalam jurnal penerimaan
kas adalah arus masuk operasi utama dalam kas di bank.
• Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali berkaitan erat dengan siklus akuisisi dan
pembayaran. Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mencakup pembelian
persediaan, perlengkapan, dan barang serta jasa-jasa lain yang berkaitan dengan operasi.
Transaksi dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali berkaitan dengan
pembiayaan bisnis, seperti penerbitan saham atau surat utang, pembayaran dividen, dan
pelunasan utang.

Meskipun jurnal yang sama digunakan untuk mencatat transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran serta akuisisi modal dan pembayaran kembali, akan bermanfaat jika
transaksi siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali dipisahkan ke dalam siklus transaksi
yang terpisah. Pertama, siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali berkaitan dengan
pembiayaan bisnis, bukan operasi. Kedua, sebagian besar akun siklus akuisisi modal dan
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
13 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
pembayaran kembali melibatkan segelintir transaksi, tetapi masing-masing transaksi tersebut
sering kali sangat material dan karenanya, harus diaudit secara ekstensif. Dengan
mempertimbangkan kedua alasan tersebut, lebih nyaman jika kedua siklus tersebut
dipisahkan.
Siklus persediaan dan pergudangan berkaitan erat dengan semua siklus lainnya,
khususnya bagi sebuah perusahaan manufaktur. Biaya persediaan mencakup bahan baku
(siklus akuisisi dan pembayaran), tenaga kerja langsung (siklus penggajian dan personalia),
dan overhead manufaktur (siklus akuisisi dan pembayaran serta penggajian dan personalia).
Penjualan barang jadi melibatkan siklus penjualan dan penagihan. Karena persediaan bersifat
material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur, maka meminjam sejumlah uang dengan
menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim. Dalam kasus tersebut,
siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali juga berkaitan dengan siklus persediaan dan
pergudangan. Persediaan diposisikan sebagai siklus yang terpisah karena berkaitan dengan
siklus lainnya dan karena, bagi sebagian besar perusahaan manufaktur serta perusahaan
eceran, persediaan biasanya sangat material dan sering kali rumit untuk diaudit.
Hubungan antara Berbagai Siklus
Sebuah perusahaan dimulai dengan memperoleh modal, yang umumnya berbentuk kas.
Dalam perusahaan manufaktur, kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan
barang serta jasa yang berkaitan guna membuat persediaan (siklus akuisisi dan pembayaran).
Dengan alasan yang sama, kas juga digunakan untuk memperoleh tenaga kerja (siklus
penggajian dan personalia). Akuisisi dan pembayaran serta pembayaran upah dan personalia
memiliki sifat yang sama, tetapi fungsi-fungsinya cukup berbeda untuk melakukan pemisahan
atas dua siklus itu. Hasil gabungan dari kedua siklus ini adalah persediaan (siklus persediaan
dan pergudangan). Pada titik berikutnya, persediaan tersebut dijual dan menghasilkan
penagihan serta perolehan kas (siklus penjualan dan penagihan). Kas yang dihasilkan lalu
digunakan untuk membayar dividen dan bunga atau membiayai perluasan modal serta
memulai kembali siklussiklus tersebut. Dalam sebuah perusahaan jasa, siklus-siklus itu saling
berkaitan dengan cara yang hampir sama, di mana terdapat penagihan dan perolehan kas,
meskipun tidak ada persediaan.
Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada umumnya, para
auditor akan memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses audit.
Meskipun auditor harus mempertimbangkan keterkaitan di antara siklus-siklus itu, mereka
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
14 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
biasanya memperlakukan siklus itu secara independen sampai ke batas praktis dalam rangka
mengelola audit yang rumit secara efektif.
Gambar 3
Siklus yang Digunakan pada Hlllsburg Hardware Co.
Jurnal yang Termasuk Akun Buku Besar yang Termasuk dalam Siklus
dalam Siklus
Neraca Laporan Laba Rug
Penjualan danJurnal penjualan Kas di bank Penjualan
penagihan Jurnal penerimaan kas Piutang dagang Retur dan pengurangan harga
Jurnal umum Piutang lain penjualan
Penyisihan untuk piutangBebans piutang tak tertagih
Akuisisi danJurnal akuisisi Kas di bank Iklan
yang diragukan
pembayaran Jurnal pengeluaran kas Persediaan Perjalanan dan representasis
Jurnal umum Beban dibayar di muka Rapat dan pelatihan penjualans
Tanah Literatur penjualan dan promosis
Bangunan Beban penjualan rupa-rupas
Komputer dan peralatanPerjalanan dan representasiA
lain Alat tulis kantorA
Perabotan PosA
Akumulasi penyusutan Telepon dan faksA
Utang usaha Pemeliharaan dan perlengkapan
Utang akrual lainnya komputerA
Utang pajak penghasilan PenyusutanA
Pajak yang ditangguhkan SewaA
Biaya hukumA
Auditing dan jasa terkaitA
AsuransiA
s
Penggajian danJurnal penggajian Kas di bank Gaji
Bebandan komisi
perbaikan dan
s
personalia Jurnal umum Gaji akrual Pajak gaji bagian penjualan
pemeliharaan
Pajak gaji yang terutang Gaji eksekutif
kantor A dan kantorA
Persediaan danJurnal akuisisi Persediaan Harga
Pajak pokok penjualan A
Bebangaji bagian
kantor administrasi
rupa-rupa A
pergudangan Jurnal penjualan
Beban umum rupa-rupaA
Jurnal umum
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran Keuntungan penjualan aktiva
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
Pajak penghasilan
15 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Akuisisi modalJurnal akuisisi Kas di bank Beban bunga
dan Jurnal pengeluaran kas Wesel bayar
pembayaran Jurnal umum Wesel bayar jangka
kembali panjang
Bunga akrual
Modal saham
S = Beban penjualan; A = Beban umum dan administrasi
Agio saham
ASERSI MANAJEMEN TENTANG LAPORAN KEUANGAN
Laba ditahan
Dividen
Membedakan antara tiga kategori asersi manajemen tentang informasi keuangan.
Utang dividen
Asersi manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang tersirat
atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta mengungkapan
yang terkait dalam laporan keuangan. Kecuali jika diungkapkan sebaliknya dalam laporan
keuangan, manajemen juga menegaskan bahwa kas tidak dibatasi dan tersedia untuk
penggunaan normal. Manajemen juga menegaskan bahwa semua pengungkapan yang
diperlukan yang berkaitan dengan kas sudah akurat dan dapat dipahami. Asersi serupa juga
berlaku untuk setiap pos aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, dan beban dalam
laporan keuangan. Asersi-asersi ini berlaku " kelas transaksi, saldo akun, dan penyajian serta
pengungkapan.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang beriaku
umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan
manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi laporan keuangan
dalam laporan keuangan. Definisi auditing sebagian, menyatakan bahwa auditing adalah
pembandingan informasi (laporan keuangan) dengan kriteria yang telah ditetapkan (asersi
yang ditetapkan sesuai dengan GAAP). Karena itu, auditor harus memahami asersi-asersi ini
untuk melaksanakan audit yang memadai.
SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori:
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
16 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Manajemen menyatakan beberapa asersi tentang transaksi. Asersi-asersi tersebut juga
berlaku pada peristiwa lain yang dicerminkan dalam catatan akuntansi, seperti pencatatan
penyusutan dan pengakuan kewajiban pensiun.

Keterjadian. Asersi keterjadian bersangkutan dengan apakah transaksi yang dicatat dalam
laporan keuangan benar-benar terjadi selama periode akuntansi itu. Sebagai cotoh,
manajemen menegaskan bahwa transaksi penjualan yang dicatat merupakan pertukaran barang
atau jasa yang benar-benar terjadi.
Kelengkapan. Asersi ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan
dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya. Sebagai contoh, manajemen
menegaskan bahwa semua penjualan barang dan jasa telah dicatat dan dimasukkan dalam
laporan keuangan.
Asersi kelengkapan mengemukakan hal-hal yang berlawanan dengan asersi keterjadian.
Asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan penghilangan transaksi yang harus
dicatat, sementara asersi keterjadian berkaitan dengan pencatatan transaksi yang seharusnya
tidak boleh dicatat. Jadi, pelanggaran atas asersi keterjadian berkaitan dengan lebih saji akun,
sedangkan pelanggaran atas asersi kelengkapan berkaitan dengan kurang saji akun. Pencatatan
transaksi penjualan yang sebenarnya tidak dilakukan merupakan pelanggaran atas asersi
keterjadian, sementara kegagalan mencatat suatu transaksi penjualan yang terjadi merupakan
pelanggaran atas asersi kelengkapan.

MENGETAHUI TUJUAN AUDIT UMUM UNTUK KELAS TRANSAKSI, AKUN,


DAN PENGUNGKAPAN

Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan berhubungan erat dengan
asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan transaksi untuk memberikan kerangka kerja
guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten yang diisyaratkan
oleh standard pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bukti audit yang tepat yang harus
dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai dengan situasi penugasan audit. Tujuan audit ini
tetap sama antara satu auditke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya bervariasi, tergantung
situasinya.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan
audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi. Dapat
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
17 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap
kelas transaksi yang akan diaudit.

Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada:


1. Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat
2. Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
3. Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan
pengikhtisaran dengan benar
4. transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secaratepat
5. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar

Keenam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi diterapkan pada setiap
kelas transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitand engan
transaksi . hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khususyang berkaitan
dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit. Ada hubungan antara asersi
manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi, dan tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan transaksi. Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk satu asersi dan
tujuan, kecuali untuk asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai dua tujuan karena
harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan transaksi.

TUJUAN AUDIT KHUSUS UNTUK KELAS TRANSAKSI, AKUN, DAN


PENGUNGKAPAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik
dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pada tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo. Tujuan ini menghubungkan empat tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan dengan asersi manajemen atas penyajian dan
pengungkapan.
Asersi Manajemen dantujuan audit yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan yangditerapkan pada wesel bayar.

Tujuan audit umum yang Tujuan Audit Khusus yang


berkaitan dengan Berkaitan dengan
Asersi Manajemen Tentang
penyajian dan penyajian dan
penyajian dan
pengungkapan pengungkapan yang
pengungkapan
diterapkan pada wesel
bayar
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
18 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Keterjadian serta hak dan Keterjadian serta hak dan Wesel bayar sebagaimana
kewajiban. kewajiban. diuraikan dalam catatan kaki
ada dan merupakan
kewajiban perusahaan.
Penilaian dan alokasi Penilaian dan alokasi Pengungkapan catatan kaki
yang berkaitan dengan wesel
bayar sudah akurat.
Klasifikasi dan Klasifikasi dan Wesel bayar secara tepat
dapat dipahami dapat dipahami diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek dan
jangka panjangdan
pengungkapan laporan
keuangan yang berkaitan
dapat dipahami.
Kelengkapan Kelengkapan Semua pengungkapan yang
diperlukan yang terkait
dengan wesel bayar telah
dicatat dalam catatan atas
laporan keuangan.

BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI


Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti
untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.Auditor harus memutuskan tujuan
audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada
setiap audit. Dengan cara auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah
didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang telah
diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan
sudah ditetapkan dan dipenuhi.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
19 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
CIRI-CIRI PROFESI (VERSI SAWYER, 2005: 10)

DAFTAR PUSTAKA

1.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
20 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.

Anda mungkin juga menyukai