Anda di halaman 1dari 23

Cash, Capital & Income dalam Pelaporan Keuangan

Tugas Teori Akuntansi

Dosen: Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak., C.A.

Disusun oleh:
Kelompok 6
Lia Afiati 0120203007
Vera Astria 0120203009

Kelas: A Reg B1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Widyatama

Bandung
2022
2
PEMBAHASAN
Tujuan dari Informasi Arus Kas
Tujuan utama dari akuntansi, menurut FASB, adalah menyediakan kepada investor dan pihak Iain,
informasi yang berguna untuk menetapkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas prospektif. Arus kas
ini diasumsikan membentuk dasar untuk mengestimasikan nilai pasar dari utang, ekuitas, dan instrumen
keuangan Iain yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan.

Penyajian dan Prediksi


Dengan mengakui pentingnya arus kas, FASB mengharuskan penyajian laporan arus kas dalam laporan
tahunan. Laporan ini terdiri dari tiga bagian: operasi, investasi dan pendanaan. Yang terakhir dari ketiga ini
berkaitan secara luas dengan apa yang didefinisikan dalam bab ini sebagai arus kas satuan usaha.

Pengukuran Laba
Laba dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam kesejahteraan. Dalam hal suatu perusahaan, ini
dapat dioperasionalkan sebagai arus kas satuan usaha ditambah perubahan dalam nilai perusahaan tersebut.
Definisi nilai yang berbeda menyebabkan berbagai definisi untuk laba. Modal dan laba adalah dua dari konsep
paling mendasar dalam akuntansi. Keduanya sangat tergantung pada arus kas yang mendasarinya. Karena itu,
dalam analisis akhir, arus kas ke dalam dan ke luar perusahaan bisnis adalah kejadian yang paling fundamental
yang menjadi dasar dari pengukuran akuntansi dan terhadapnya investor dan kreditor diasumsikan mendasarkan
keputusan mereka.
Akuntan cenderung menyamakan istilah modal dengan nilai buku dari penahanan saham biasa. Dengan
analogi, istilah laba akan diacu dalam bab ini pada jumlah yang dihasilkan oleh semua pemegang ekuitas, yaitu
pemegang dari ekuitas pemilik dan kewajiban.
Kas mendapatkan kepentingannya dalam hubungan antara modal dan laba karena ia mencerminkan
daya beli yang dapat dialihkan segera dalam suatu pertukaran ekonomi kepada setiap individu atau organisasi
untuk kebutuhan khusus mereka dalam memperoleh barang dan jasa yang diinginkan oleh mereka dan tersedia
dalam perekonomian. Sejauh ini, metode yang paling signifikan dari pengalihan kas adalah cek bank, atau
sarana lain yang memerintahkan bank untuk mentransfer kredit bank dari satu invdividu atau organisasi ke yang
lain. Dengan hanya sejumlah kecil pengecualian, perusahaan bisnis mengakuisisi hak atas barang-barang dan
jasa-jasa untuk memproduksi barang dan jasa lain yang akan dijual kepada pelanggan, dengan maksud
membagikan bunga dan dividen kepada investor jangka panjang. Pemegang saham sangat jarang menerima
manfaat dari perusahaan dalam bentuk selain dari kas.
Salah satu cara untuk menghindarkan beberapa penyimpangan ini adalah dengan menekankan
pelaporan arus kas, dilengkapi oleh informasi lain dan klasifikasi yang tepat agar memungkinkan pemakai
laporan keuangan membuat prediksi sendiri mengenai masa depan. Informasi arus kas historis dan juga arus kas
yang dianggarkan dapat memberikan infomasi yang relevan, baik secara tersendiri maupun sebagai suplemen
pada laporan keuangan konvensional, bagi investor dan kreditor dalam evaluasi mereka atas perusahaan dan
dalam prediksi mereka atas pembayaran dividen yang diharapkan.
Meskipun ada beberapa yang mendukung penggantian sepenuhnya laporan rugi laba dan neraca
tradisional dengan laporan arus kas, banyak yang menyatakan prefensi untuk prosedur-prosedur tertentu saja

1
atas dasar penghindaran mereka terhadap alokasi beberapa periode yang tampaknya bersifat sembarang. Yang
lain lebih memilih arus laba atas dasar perkiraan arus kas. Sebagai contoh, penggunaan kalkulasi biaya langsung
untuk persediaan, metode flow through untuk memperlakukan perbedaan pajak intra periode, dan metode
pengurangan pajak untuk menangani kredit pajak investasi semuanya telah digunakan di masa lalu, paling tidak
sebagian, karena hal itu berkaitan lebih erat dan arus kas yang sebenarnya.

TUJUAN INFORMASI ARUS KAS


SFAC I mencatat bahwa tujuan utama dari akuntansi adalah untuk memungkinkan pemegang_saham
dan pihak lain membentuk pengharapan mengenai arus kas masa depan.
Dalam kata-kata dari FASB:
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi guna membantu investor dan kreditor serta pemakai
lain yang sekarang dan yang potensial dalam menetapkan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan kas
prospektif dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan, penarikan, atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.
Tujuan ini diambil dari model penilaian arus kas yang didiskontokan normatif- pada dasarnya sama dengan
model yang digunakan dalam penganggaran modal. Mereka yang meminjamkan uang kepada perusahaan, baik
mereka sebagai pemegang saham biasa atau pemegang saham preferen, atau kreditor, melakukan hal itu dengan
harapan mendapatkan imbalan dari uang mereka yaitu dengan jumlah yang tidak kurang dari tingkat pasar dari
bunga untuk suatu investasi dengan risiko yang ekivalen. Dengan kata lain, nilai sekarang dari aliran arus kas
yang diharapkan dihasilkan oleh investasi tersebut harus tidak boleh kurang dari uang kas yang diinvestasikan,
yaitu nilai sekarang bersih harus lebih besar dari nol.
Kita dapat menuliskannya secara aljabar, dengan menggunakan notasi berikut:
CFj arus kas dalam tahun j r = nilai pasar dari bunga (dianggap konstan)
Vo = Nilai sekarang dari investasi pada waktu 0, yaitu permulaan.
I = biaya investasi yang diusulkan pada saat mulai
Seorang calon investor akan meminjamkan uang hanya jika
Dimana:

CFj
V ₀=∑
j=i ( 1+r ) j

Teori Akunting
Bila persamaan (l) dan (2) dinyatakan dalam kata-kata, para investor tidak akan menaruh uang mereka
dalam suatu proyek kecuali kalau nilai sekarang yang didiskontokan dari arus kas yang diharapkan sekurang-
kurangnya sama besar dengan biaya investasi.
Masalah kuncinya sekarang menjadi informasi apa yang harus disediakan kepada para investor dan
kreditor agar memungkinkan mereka menetapkan nilai yang diharapkan dari investasi mereka sendiri sehingga
mereka dapat mengambil keputusan investasi yang benar. Idealnya adalah arus kas masa depan perusahaan yang
akan terutang kepada setiap individu tersebut. Tetapi arus kas masa depan tak dapat diproyeksikan dengan
kepastian, dan memberikan laporan tersendiri tidak efektif biaya. Jadi pengganti yang tipikal adalah
memberikan informasi mengenai arus kas masa lalu dari perusahaan secara keseluruhan (ENCFj). Arus kas

2
masa lalu ini berlaku sebagai dasar untuk meramalkan arus kas masa depan. Setiap individu kemudian bebas
untuk mengestimasikan bagiannya sendiri dari total arus kas satuan usaha, seperti yang dikemukakan FASB:
Prospek dari penerimaan kas itu (yaitu, kas yang diterima oleh individu) dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan cukup kas untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo dan kebutuhan
operasi kas Iain, untuk menginvestasikan kembali dalam operasi, dan untuk membayar dividen tunai.... Jadi,
pelaporan keuangan harus memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pihak Iain untuk
menetapkan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus masuk kas bersih prospektif pada perusahaan yang
berkaitan. Dengan menuliskan kembali persamaan (2) pada tingkat perusahaan dihasilkan:
dimana :
TVj = total nilai perusahaan pada waktu j
ENCFJ= arus kas satuan usaha yang diharapkan pada periode j
Jadi, alasan utama untuk penyediaan laporan arus kas historis pada tingkat perusahaan adalah untuk
memungkinkan pemegang saham, baik besar maupun kecil dan kreditor untuk menilai perusahaan sebagai
perusahaan bersinambung. Nilai ini kemudian dapat diumpankan ke dalam model investasi dari masing-masing
investor dan kreditor. Karena pengharapan investor dan kreditor mengenai masa depan perusahaan berubah,
maka dapat diperkirakan bahwa estimasi nilai dari perusahaan juga berubah. Hubungan antara arus kas satuan
usaha dari suatu perusahaan dan arus kas sepadan yang dikirimkan kepada investor dan kreditor dapat
dinyatakan dalam bentuk identitas arus kas.
Arus kas satuan usaha = Arus kas ke dan dari pemberi pinjaman +Arus kas ke dan dari pemegang
saham mayoritas + arus kas ke dan dari pemegang saham dari minoritas. Identitas ini dapat dituliskan kembali
untuk setiap periode j sebagai:
ENCFj=LCFj+ SHCFj+ MICFj ( 4)
Dimana:
LCF = Arus kas pemberi pinjaman (bersih)
SHCF = Arus kas pemegang saham mayoritas (bersih)
MICF = Arus kas pemegang saham minoritas (bersih)
Dengan perkataan lain, kas yang dihasilkan perusahaan secara identik sama denganjumlah arus kas
bersih dari setiap partisipan dalam arus kas. Penggabungan persamaan (3) dan (4) menghasilkan:
∞ ∞ ∞ ∞
ENFCj LFCj SHCFj MIFCj
∑ ( 1+r ) j
≡∑ j ∑
+ j
+ ¿∑ j
(5)¿
j=1 j=1 ( 1+r ) j=i ( 1+r ) j=1 ( 1+r )

Dalam kata-kata, nilai dari perusahaan secara keseluruhan secara identik sama dengan nilai perusahaan
dari pemberi pinjaman, pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas.

Nilai Sekarang dan Nilai Pasar


Dalam situasi-situasi di mana perusahaan melakukan perdagangan, pasar menetapkan suatu harga di
mana investor dan kreditor mungkin menjual dan membeli hak mereka pada arus kas mereka yang diharapkan.
Sebagai contoh, investor dapat memperdagangkan saham mereka pada bursa saham; kreditor dapat
memperdagangkan penahanan mereka di pasar untuk utang seperti pasar obligasi. Harga dari saham, obligasi
dan instrumen keuangan lain siap tersedia untuk perusahaan go public setiap hari di media keuangan.

3
Jika suatu investasi bernilai lebih tinggi dari biayanya, investor akan menghasilkan lebih banyak dari
tingkat bunga pasar selama umur investasi itu. Tingkat yang dihasilkan sering dinamakan tingkat imbalan
internal (internal rate of return), atau tingkat efektif. Dalam kasus investasi yang dilakukan pada sekuritas pada
pasar keuangan utama, seperti pembelian saham pada NYSE, pertimbangan efisiensi pasar menyatakan bahwa
persaingan antara investor akan memaksa tingkat yang dihasilkan dalam pasar ini ke arah tingkat pasar yang
disesuaikan risiko. Dalam hal ini nilai adalah sama dengan biaya. Dengan perkataan lain, hipotesis pasar efisien
mensyaratkan bahwa setiap saat:
Vo = I
Dengan kata lain, harga investasi itu setiap saat sama dengan nilai sekarang (present value) , dari arus
kas investasi yang diharapkan. Jadi, saat pengetahuan tentang arus kas masa depan yang diharapkan akan
memungkinkan pasar, menetapkan harga harga saham dalam suatu perusahaan. Ini benar untuk seluruh
penahanan keuangan yang beraneka ragam dalam perusahaan seperti wesel bank, hipotik, obligasi saham biasa,
preferred Stock, warrant, dan sebagainya.
TMVj = total nilai pasar dari perusahaan tersebut
Dalam Kata-kata nilai yang didiskontokan dari arus kas yang diharapkan sama dengan nilai pasar dari
perusahaan itu yang ditentukan oleh transaksi lugas. Karna itu kita dapat menuliskan Kembali identitas dalam
persamaan sebagai:
Total Nilai Pasar Persusahaan = Nilai Pasar Uang + Nilai Pasar Ekuitas + Nilai Pasar hak minoritas
Hasil itu memperjelas, mengapa penyediaan informasi tentang arus kas masa depan begitu penting.
Esimasi jumlah dan waktu arus kas masa depan merupakan unsur yang kritis dalam model penetapan harga.
Estimasi resiko sangat penting untuk menetapkan tingkat pasar, yang tepat untuk mendiskontokan arus tersebut.
Semakin efektif pengungkapan keuangan, semakin akurat pengharapan yang dibentuk. Mengenai Jumlah dan
watu dari arus kas masa depan. Semakin akurat pengharapannya, semakin efisien penetapan harga dari investasi
tersebut. Sekuritas yang diharapkan secara tidak efisien yang mencerminkan pengharapan yang terlalu
optimistic, akan mengakibatkan kehilangan kekayaan bagi investor, apabila arus kas yang diharapkan tak dapat
diwujudkan.

Laba Bersih sebagai Peramal Kas


Laba bersih akuntansi seringkali diklaim sebagai indikasi dari kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen. Dan, sebenarnya, apabila manajemen memutuskan untuk mendasarkan dividen secara kaku
pada bagian yang tetap dari laba bersih, maka laba bersih yang diproyeksikan merupakan merupakan satu-
satunya yang diperlukan investor untuk mengestimasi dividen masa depan. Akan tetapi, keputusan dividen harus
mempertimbangkan banyak faktor, seperti ketersediaan kas; peluang dan tujuan perusahaan berkenaan dengan
pertumbuhan modal dan perluasan; dan kebijakan perusahaan mengenai pendanaan ekstemal, termasuk
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari luar. Tetapi salah satu kekurangan besar dari laba bersih
yang dilaporkan sebagai peramal dari dividen masa depan adalah bahwa ia bisa sangat menyimpang, karena
ketidakmampuan dalam banyak kasus untuk mendapatkan penandingan yang tepat antara beban dan pendapatan,
dan karena sifat arbitrer dari prosedur prosedur alokasi. Penggunaan arus kas sebagai peramal dividen masa
depan, karenanya menghindari bias dari laba bersih yang dilaporkan, kecuali sejauh waktu dari penerimaan dan
pengeluaran kas tertentu dapat diubah oleh manajemen.

4
Likuiditas, Solvensi dan Fleksibilitas Keuangan
Informasi mengenai solvensive dan fleksibilitas keuangan membantu untuk mencapai tujuan tujuan ini,
dengan memungkinkan peramalan yang lebih baik, atas kemungkinan imbalan masa depan, dan bukan hanya
peramalan atas hasil hail yang diharapkan. Probabilitas dari insolvensi dan kebangkrutan disatu pihak dan
imbalan yang sama tingggi dipihak lain sangat penting dalan evaluasi total resiko.
Tujuan tambahan dalam penyajian data mengenai arus kas adalah memungkinkan suatu evaluasi atas
likuidatas dan solvensi perusahaan. Likuiditas adalah kemampuan relatif untuk mengkonversi aktiva menjadi
kas, yang ada kalanya disebut sebagai kedekatan aktiva pada kas. Solvensi adalah istilah yang lebih luas yang
mengacu pada kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang-utangnya pada saat jatuh tempo.
Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan kas segera untuk memenuhi
kontinjensi yang tak terduga, atau untuk mengambil manfaat dari peluang yang menguntungkan. Ketiga konsep
ini semuanya berkaitan, tetapi fleksibilitas keuangan merupakan konsep yang lebih luas daripada solvensi, dan
solvensi lebih luas dari likuiditas.
Pentingnya solvensi adalah bahwa hal itu penting untuk kelanjutan perusahaan. Insolvensi dapat
mengakibatkan kebangkrutan, likuiditas terpaksa, dan kerugian akibat klaim dari pemegang saham dan kreditor,
kedua-duanya. Namun demikian, bahkan bila tidak ada kebangkrutan, insolvensi dapat menyebabkan
restrukturisasi klaim utang dan ekuitas, yang mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham dan kreditor.
Tetapi solvensi itu sendiri tidak harus menyebabkan kerugian bagi pemegang saham dan kreditor.
Ancaman insolvensi saja dapat mengakibatkan pasar ekuitas dan kredit bereaksi (dengan penurunan harga pasar
saham dan sertifikat utang dan kenaikan dalan biaya peminjaman tambahan dan ekuitas baru, Alasan untuk
reaksi harga pasar terhadap ancaman adalah bahwa hal itu menciptakan kenaikan risiko-yaitu risiko untuk
kehilangan seluruhnya atau sebagian klaim ekuitas atau kredit. Karena Likuiditas mengacu pada ciri ciri aktiva.
Saat ini cukup untuk mencatat bahwa informasi likuiditas adalah bagian dari informasi yang diperlukan untuk
mengevaluasi solvensi dan fleksibilitas keuangan. Konsep yang lebih luas ini memmerlukan tidak hanya
informasi mengenai kemampuan untuk mengkonversi akiva yang ada menjadi kas, tetapi juga informasi
mengenai komitmen komitmen dan pengaharapan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas masa depan.

PENYAJIAN DAN PREDIKSI INFORMASI ARUS KAS


Seperti yang telah dikemukakan, tujuan utama dari akuntansi adalah menyajikan data yang akan:
1. Membantu investor atau kreditor meramalkan jumlah kas yang mungkin dibagikan di masa depan dalam
bentuk dividen atau bunga dan dalam bentuk pembagian likuiditas atau pelunasan pokok.
2. Membantu dalam evaluasi risiko. Istilah risiko, dalam konteks ini, mencakup baik variabilitas yang
diharapkan dari pengembalian masa depan dan probabilitas insolvensi atau kebangkrutan.Data yang akan
memungkinkan pemakai untuk melakukan prediksi tentang pembagian uang kas yang diharapkan dari
perusahaan karena itu merupakan kuncinya.Namun demikian, keputusan pembagian kas dari perusahaan
setiap periode didasarkan pada banyak factor yang kompleks.Secara khusus berapa bagian dari arus kas itu
yang disediakan untuk pemegang saham dan berapa untuk kreditor, akan tergantung pada kebijakan
pendanaan utang yang mungkin diwakili oleh rasio target utang pada ekuitas, namun secara keseluruhan
pembagian kas dalam jangka panjang harus mencerminkan kapasitas pembangkitan arus kas.

5
Investor dan kreditor karenanya mungkin mampu untuk mendapatkan bantuan dalam meramalkan
tingkat dividen masa depan jika mereka mempunyai Informasi tentang jenis-jenis arus berikut:
1. Arus kas yang berkaitan dengan operasi masa berjalan mendasar dari perusahaan.
2. Arus kas berulang dan sewaktu-waktu yang tak berkaitan dengan operasi masa berjalan, tetapi berasal dari
kejadian yang tak terduga atau keinginan untuk mempertahankan lingkungan yang baik untuk perusahaan di
masa depan.
3. Arus kas yang diperlukan untuk meningkatkan fasilitas operasi dan persediaan, atau mernperoleh dari
penjualannya apabila tidak diperlukan untuk operasi masa depan.
4. Kas yang diperoleh dari, atau dibayarkan kepada, pemegang obligasi dan pemegang saham sebagai bagian
dari pendanaan.
5. Pembayaran bunga dan dividen kepada para investor dengan klaim prioritas, seperti pemegang saham
preferen.
Kelima persyaratan ini, bersama dengan implikasi pajak dari masing-masingnya, membentuk dasar
untuk format laporan arus kas, yang saat ini terlihat dalam praktik. Format ini mencakup tiga bagian berikut:
1. Laporan penerimaan dan pembayaran operasi
2. Laporan aktivitas pendanaan
3. Laporan aktivitas investasi
Ketiga bagian ini sekarang diharuskan menurut SFAS 95.
Suatu contoh format yang dipilih FASB tampak pada peraga berikut:
Format ini bukan tanpa kritik banyak perusahaan masih tampak memilih bentuk tak langsung yang
dimulai dari laba bersih dan menambahkan Kembali penyesuaian penyesuain pada laba, untuk mengubahnya
menjadi kas operasi. Penulis yakin pendekatan ini menyembunyikan lebih bnyak daripada yang
diungkapkannya, dan memilih untuk menyingkirkannya. Yang lain memilih untuk beberapa pos dalam format
FASB dalam klasifikasi lain. Khususnya, beberapa memilih untuk memperlakukan bunga yang dibayarkan
sebagai bagian dari aktivitas investasi dan dividen yang dierima sebagai bagian dari aktivitas investasi dan
bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi.
Secara tradisional, transaksi non kas, seperti pcmbelian properti yang di biayai oleh hipotik, telah
tampak dalam laporan arus kas dan laporan arus dana. Perlakukan ini didasarkan pada asumsi bahwa arus kas
masuk dari hipotik dan kemudian keluar untuk membeli tanah. FASB menyatakan bahwa transaksi tersebut
sekarang diungkapkan dalam catatan kaki atas dasar bahwa jika tidak dilakukan akan memusingkan. Sebaliknya,
standar Kanada masih mensyaratkan pemasukannya ke dalam laporan itu sendiri. Penentuan posisi yang tepat
dari pengungkapan itu mungkin terus diperdebatkan dengan adanya temuan-temuan dari teori pasar efisien.

6
COMPANY M
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 3 1 DESEMBER 19XI
Arus kas dari aktivitas operasi:
Kas yang diterima dari pelanggan $13.850
Kas yang dibayarkan kepada pemasok dan karyawan (12.000)
Dividen yang diterima dari afiliasi 20
Bunga yang diterima 55
Bunga yang dibayarkan (bersih dari jumlah yang dikapitalisasi) (220)
Pajak penghasilan yang dibayarkan (325)
Hasil asuransi yang diterima 15
Kas yang dibayarkan untuk menyelesaikan perkara
pelanggaran paten (30)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi 1.365
Arus kas dari aktivitas investasi operasi:
Hasil dari penjualan tasilltas 600
Pembayaran yang diterima atas wesel dari penjualan pabrik 150
Pengeluaran kas (1 .000)
Pembayaran untuk pembelian Company S, bersih sesudah
kas yang diperoleh (925)
Kas bersih yang digunakan dalam aktivitas investasi (1.175)

7
Arus kas dari aktivitas pendanaan:
Peminjaman bersih menurut perj batas-kredit 300

Pembayaran pokok pinjaman menurut kewajiban lease modal (125)

Hasil dari penerbitan utang jangka panjang 400

Hasil dari penerbitan saham biasa 500

Dividen yang dibayarkan (200)

Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pendanaan 875

Kenaikan bersih dalam kas dan ekivalen kas 1.065


Kas dan ekivalen kas pada awal tahun 600

Kas dan ekivalen kas pada akhir tahun $1.665

Arus Kas Satuan usaha


Kesimpulan dałam SFAS 95 adalah perubahan dalam penahanan kas dan ekivalen kas dari perusahaan,
yang sebaliknya dikenal sebagai perubahan dalam likuiditas. Dalam kasus ini, jumlahnya adalah $ I ,065.
Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh motif spekulatif dan berhati-hati dan dapat dipandang sebagai
investasi dalam sekuritas keuangan perusahaan itu. Arus kas satuan usaha, yaitu jumlah yang kita cari, adalah
kas yang dihasilkan oleh perusahaan melalui operasi, dikurangi kas yang dihasilkan atau diinvestasikan, dalam
pelepasan atau akuisisi property, dikurangi kas yang diinvestasikan dalam (ditarik dari) sekuritas perusahaan,
yaitu kenaikan (penurunan)dalam likuiditas. Dengan menggunakan ilustrasi FASB dalam peraga sebelumnya,
diperoleh:
Kas bersih yang disediakan oleh operasi aktivitas = $ 1.365
Kas bersih yang digunakan dalam aktivitas investasi = $ 1.175
Kas bersih yang digunakan dalam meningkatkan likuiditas = $ 1.065
Karena itu, arus kas satuan usaha, yang didefinisikan sebagai kas operasi dikurangi kas yang diinvestasikan
dikurangi kenaikan dalam likuiditas adalah $(875) = $ 1.365=$1.175 – 1.065
Arus kas ini disistribusikan ke dalam 2 kelompok pemakai, dalam contoh khusus ini. Keduanya adalah
pemegang saham dan pemegang surat utang.
Dengan kata lain kas yang dihasilkan dari operasi sebesar $ 1.365 dikurangi kas yang dibelanjakan pada
investasi $ 1.175, dikurangi kenaikan dalam likuiditas $ 1.065 sama dengan arus masuk dari kreditor $ 575,
ditambah arus kas masuk dari pemegang saham sebesar $ 300.

Prediksi atas Arus Kas Masa depan


Salah satu kesulitan dalam menggunakan arus kas historis sebagai peramal dari distribusi kas masa
depan adalah bahwa banyak arus kas, termasuk dividen, saling tergantung. Sebagai contoh, kas yang tersedia
atau penerimaan kas yang diharapkan mungkin digunakan untuk pengeluaran modal atau untuk pembayaran

8
kembali utang, termasuk pembayaran dividen. Karena itu, rencana dan pengharapan manajemen termasuk
İnformasi lain, seperti laporan sumberdaya dan komitmen perusahaan, harus melengkapi informasi arus kas.
Dividen kepada pemegang saham biasa dapat dipandang sebagai jumlah yang tersedia sesudah arus
yang diharapkan di atas diramalkan. Sebagai contoh, secara ideal berbagai jenis arus kas yang berkaitan dengan
operasi akan diklasifikasi sesuai dengan kelompok produk utama atau kategori produk, sehingga prediksi itu
dapat dibuat mengenai permintaan masa depan untuk produk itu dan mengenai hubungan biaya khusus yang
berkaitan dengan kelompok produk spesifik. Distribusi geografis dari sumber dan penjualan produk juga dapat
signifikan, terutama bila melibatkan mancanegara. Selanjutnya, secara ideal, klasifikasi arus kas akan
memungkinkan prediksi perubahan dalam arus kas masa depan yang berkaitan pada variabel lain yang diketahui
atau yang dapat diramalkan. Salah satu persyaratan kas yang paling sulit diramalkan adalah kas yang diperlukan
untuk pengeluaran modal. Penyusutan, sebagaimana yang biasanya dihitung untuk pengukuran laba, tidak
relevan untuk tujuan ini karena penggantian tidak harus berkaitan baik dengan biaya pos yang diakuisisi di masa
lalu, atau pun alokasi periodik dari biaya ini. Meskipun pola pengeluaran modal di masa lalu dapat memberikan
beberapa bimbingan untuk masa depan, harapan manajemen mengenai rencana dan peluangnya dapat banyak
membantu peramalan ini.

Modal Iawan Laba


Laba arus adalah arus jasa melalui waktu.Modal adalah perwujudan dari jasa-jasa masa depan,dan laba
adalah penikmatan jasa-jasa ini dalam waktu periode waktu tertentu.Namun konsep modal dan laba tidak jelas
dirumuskan.Modal dapat didefinisikan dalam pengertiaan unit moneter saat ini atau unit moneter dengan nilai
konstan dalam pengertiaan fisik, dalam penegertian kapasitas untuk memproduksi barang dan jasa atau dalam
pengertiaan harapan masa depan berkenaan dengan arus masa depan kepada pemegang saham.Kesulitan
pengukuran dalam memisahkan modal dan laba bahkan lebih besar.

Konsep Pemeliharaan Kekayaan dari Laba


Ekonom Skotlandia Adam Smith adalah yang pertama mendefinisikan laba sebagai jumlah yang dapat
dikonsumsi tanpa menggerogoti modal. Ekonom Inggris dan pemenang hadiah Nobel Sir John Hicks
memperluas hal ini dengan mengatakan bahwa laba adalah jumlah yang dapat dikonsumsi seseorang selama
periode waktu tertentu 12 dan sama sejahteranya pada akhir periode seperti pada akhir periode. Dengan
perkataan lain, laba, menurut Smith dan Hicks, adalah surplus sesudah pemeliharaan kesejahteraan, tetapi
sebelum konsumsi.
Sebagai contoh, jika aktiva bersih perusahaan dinilai pada $80,000 pada akhir periode dan $76,000 pada awal
periode, laba akan $4,000 bila tidak ada transaksi modal dan pembayaran dividen. Jika penambahan saham
modal sejumlah $ 11,000 telah dijual dan jika dividen sejumlah $8,000 telah dibayarkan selama periode itu, laba
bersih akan menjadi $ 1,000. Dengan perkataan lain:
Laba = ($ 8.000 -$ 11.000) + (80.000 - $76.000)

Sifat laba untuk muncul dari perumusan ini tergantung pada definisi diberikan pada dividen yg
dibagikan pada pemegang saham dan bagaimana orang mengukurnya. Berbagai opsi usulkan. Tidak satupun

9
menerima akseptansi yang universal. Tidak adanya akseptansi ini mencerminkan tidak adanya kesepakatan
mengenai arti yang tepat dari istilah kesejahteraan. Organisasi, tentu saja tidak mengalami kesenangan atau
kesedihan psikis tidak dapat diterapkannya keuntungan psikis pada organisasi dan kesulitan perapannya pada
pribadi-pribadi mengakibatkan kebanyakan pengarang membatasi konsep kesejahteraan pada kekayaan
berwujud. Beberapa metode untuk kekayaan ini mencakup:
1. Penilaian perusahaan dengan menggunakan nilai-nilai masukan (baik biaya historis atau pun biaya kini) untuk
aktiva non moneter dan menambah kas sekarang dari aktiva moneter dan mengurangkan kewajiban.
2. Penjumlahan harga jual beberapa aktiva perusahaan dikurangi penjumlahan kewajiban.
3. Kapitalisasi aliran bersih masa depan dari kas atau jasa yang diharapkan diterima selama umur perusahaan
tersebut.
4. Penilaian atas perusahaan berdasarkan harga pasar saham masa berjalan yang diterapkan pada total saham
yang beredar.

Harga Masukan Historis


Suatu konsep pemeliharaan kekayaan yang mirip dengan yang diterima dalam praktik adalah
penggunaan harga masukan dalam pengertian baik biaya historis atau pun biaya kini (dikurangi penyusutan bila
diperlukan).
Perumusan maksimisasi kekayaan atas laba yang paling dikenal oleh pembaca dalam hal ini adalah
laba kepada pemegang saham mayoritas saja:
NI= Dividen + Laba ditahan
Dengan menyertakan kontribusi modal, kita dapat mengkonversi ini menjadi
NI = (Dividen - Kontribusi modal) + Kekayaan bersih
Harus ditekankan bahwa meskipun ini tampak mempunyai stuktur yang sama seperti konsep
pemeliharaan modal yang lain, namun ini tidak mempunyai Interpretasi dunia-nyata karena pengandalannya
pada alokasi penyusutan dan konsep akuntansi dari realisasi. Dengan perkataan lain, laba satuan usaha yang
diperoleh di sini hanyalah suatu perluasan dari laba akuntansi konvensional. Laba ini tidak mencakup perubahan
dalam kekayaan karena fluktuasi dalam nilai di pasar- kecuali sejauh bahwa ini diakui dalam menurunkan nilai
persediaan misalnya perhitungan laba yang dihasilkan didasarkan pada aturan struktural, bukan realitas. Laba ini
dibahas di sini karena sering diuraikan sebagai pemeliharaan modal keuangan dengan laba yang mencerminkan
perbedaan antara penilaian awal dan akhir.
Kas dan piutang diterima dari pertukaran untuk aktiva yang dinilai pada harga pokok, Karena itu,
beberapa nilai aktiva pada akhir periode termasuk beberapa pada awal (aktiva moneter) dinyatakan dalam satuan
nilai pasar (harga keluaran).

Harga Masukan Kini


Apabila masukan dinyatakan dalam satuan nilai kini (current value), perhitungan laba adalah sama
seperti biaya historis, tetapi laba yang dihasilkan mencakup penahanan keuntungan dan kerugian yang berasal
dari perubahan harga- apakah penahanan keuntungan atau kerugian ini direalisasi atau tidak melalui penjualan
atau pertukaran.
Secara aljabar, diperoleh:

10
Laba satuan usaha (dasar masukan kini) = ENCFj + ENCV dimana
ENCV= Nilai satuan usaha dalam satuan harga masukan kini
Yaitu, laba akan mencakup keuntungan dan kerugian dari penahanan aktiva dan juga laba operasi
normal. Dengan menyatakan nilai aktiva pada awal periode dalam satuan biaya masukan akhir periode,

Pemeliharaan Daya Beli yang Konstan


Para ekonom sering menegaskan bahwa laba harus diukur dalam satuan nyata, bukan dalam satuan
nominal. Secara aljabar, mereka menyatakan. Laba satuan usaha (dasar daya beli konstan)
ENCFJ + ENCFVJ
dimana:

ENCPV= Nilai satuan usaha dalam satuan daya beli konstan


Apabila terjadi perubahan dalam tingkat harga umum, pengukuran laba dengan
membandingkan nilai modal pada waktu yang berbeda dalam satuan unit moneter padasetiap waktu
menghasilkan pengukuran yang tidak mencerminkan perubahan (dalam modal yang sebenarnya.
Karena itu, banyak saran telah diajukan agar dilakukan penyesuaian pada nilai modal sehingga laba
dapat diukur (dalam satııan daya beli konstan atau dalam satuan nilai konstan atau dalam satuan nilai
konstan dari unit moneter.

Ekivalen Kas Kini


Sebagai alternatif lain terhadap kapitalisasi dari suatu perusahaan, modal perusahaan dapat
didefınisikan sebagai jumlah uang atau ekivalen kas dari semua aktiva dikurangi jumlah ekivalen uang
dari kewajiban. Dengan perkataan lain:
Laba satuan usaha (dasar ekivalen kas kini) = ENCFj + ENMVAj
Dimana:
ENMVA Nilai satuan usaha dalam satuan nilai pasar dari masing-masing aktiva.
Ekivalen kas kini (current cash equivalent) dapat didefınisikan sebagai harga jual pasar atau harga yang
dapat direalisasi dari aktiva yang ditahan oleh perusahaan. ini adalah harga yang akan dicapai dalam likuiditas
yang biasa. Dengan menghitung aktiva bersih yang dihitung dengan cara yang serupa pada awal periode, dan
menyesuaikan untuk transaksi modal, laba untuk periode itu dapat ditentukan. Nilai dari perusahaan itu yang
ditentukan dari penjumlahan harga pasar diasumsikan secara relatif obyektif atau dapat diuji, karena harga-harga
ini tergantung pada pengharapan pihak lain di luar perusahaan.
Disamping dapat diujinya (verifiability) ekivalen kas kini, perhitungan laba dengaın membandingkan
perubahan dalam harga pasar aktiva dan kewajiban mempunyai manfaat memberikan dasar yang lebih baik
untuk menilai alternatif yang tersedia bagi manajemen. Tctapi itu memberikan dasar yang terbatas prediksi
perubahan masa depan karena tidak mengungkapkan sifat perubahan yang timbul dari periode sebelumnya.
Kekurangan utama dari menggunakan penilaian pasar dari masing-masing aktiva adalah tidak adanya pasar yang
segera untuk banyak aktiva yang dimiliki perusahaan.

Kapitalisasi

11
Ukuran yang paling sering disarankan untuk aktiva bersih dari perspektif teoritis adalah
mengkapitalisasi nilai pembagian kas yang diharapkan kepada pemegang saham oleh perusahaan selama sisa
hidup perusahaan tersebut, termasuk jumlah terakhir yang diharapkan akan dibayarkan pada saat likuiditas.
Jika investasi itu dilakukan untuk jumlah tahun yang pasti, dengan harapan tidak hanya untuk imbalan
selama tahun-tahun ini, tetapi juga pelunasan modal pada akhirnya, maka persamaan dapat ditulis kembali
sebagai:
Untuk satu periode tunggal, ini dapat ditulis kcnnbali nnenjadi:
CF ₁ V₁
V ₀= +
( 1+ r ) (1+ r)
Penyusunaan kembali pcrsannaan menghasilkan
V ₁=( 1+r ) V ₀−CF ₁
Dengan kata-kata, nilai dari investasi seseorang dapat diperkirakan bertumbuh dengan naiknya suku
bunga, tetapi menurun dengan jumlah kas yang dikonsumsi. Penyusunan kembali ini sesuai dengan definisi
umum kita tentang laba, ditemukan bahwa
Laba=CF ₁+ ( V ₁−V ₀ )=rV ₀
Dengan perkataan lain, laba dari seseorang dapat dihitung dengan menggabungkan arus kas yang
diharapkan seseorang untuk diterima dari perusahaan dengan perubahan yang diperkirakan dalam nilai dari
penahanan orang itu di mana nilai-nilainya ditetapkan dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang
diharapkan. Pada tingkatan perusahaan kita memperoleh:
Laba satuan usaha=ENCF ₁+ (TV ₁ TV ₀ )=rTV ₀
Dengan perkataan lain, laba dari perusahaan dapat dihitung dengan menggabungkan arus kas
perusahaan yang diharapkan dengan penłbahan Yang diperkirakan dari total nilainya. Perumusan individu dan
perusahaan keduanya dapat diubah dari ex ante ke ex post dengan memusatkan pada arus kas yang direalisasi.
Laba yang dihitung dengan metode ini jarang sama seperti laba bersih akun tansi. Seperti yang
dihitung di sini, laba adalah kelebihan sesudah nilai pasar dipertahankan. Laba bersih akuntansi adalah
kelebihan sesudah nilai buku dipertahankan. Yang terdahulu adakalanya disebut laba ekonomik. Laba bersih
akuntansi yang terbaik merupakan perkiraan dari laba ekonomik.
Contoh Numeris
Sebagai suatu contoh, marilah kita asumsikan kepastian dan distribusi kas berikut selama umur lima
tahun sebuah perusahaan:

A rus kas
Tahun (Bersih)

2 $100
3
4
5 300
200

12
400
500

Dalam kasus kepastian, tingkat diskonto yang tepat adalah suku bunga bebas risiko (diasumsikan 5
persen dalam kasus ini) dan nilai sekarang perusahaan pada permulaan sebesar $1 ,261. Nilai sekarang
dihitung sebagai berikut:
Awal Tahun Pertama Akhir Tahun Pertama

[( )] [( ) ]= $ 286
1 1
1 1
$ 100× 0.9524 = $ 95 $ 3 00 ×0.9524
1.05 1.05

[( 1.05 ) ] [( 1.05 ) ]
2 2
1 1
$ 300 ×0.9070 =$ 272 $ 2 00× 0.9070 =$ 181

[( 1.05 ) ] [(1.05 ) ]
3 3
1 1
$ 200 ×0.8638 =$ 173 $ 4 00× 0.8638 =$ 346

[( 1.05 ) ] [(1.05 ) ]
4 4
1 1
$ 400 × 0.8227 = $ 329 $ 5 00× 0.8227 =$ 411

[( 1.05 ) ]
¿ $ 1.224
5
1
$ 500× 0.7835 =$ 392

¿ $ 1.261

Pada akhir tahun pertama, nilai kapitalisasi dari distribusi kas yang tersisa akan sebesar $ 1,224 dan
laba bersih untuk tahun pertama akan dihitung sebagai berikut:
Kas yang dibagikan pada akhir tahun pertama $100
Nilai kapitalisasi pada akhir tahun pertama dari arus kas untuk tahun-tahun tersisa 1.224
Total nilai perusahaan pada akhir tahun pertama dengan asumsi tidak ada pembagian
kepada pemegang saham 1.324
Dikurangi: Nilai kapitalisasi pada awal tahun 1.261

Laba untuk tahun itu $ 63

Laba sebesar $63 merupakan kenaikan total nilai perusahaan selama tahun itu. Itu sama dengan 5
persen dari nilai kapitalisasi semula sebesar $l ,261. Sebenarnya itu mencerminkan bunga atas modal yang
diinvestasikan. Jika pembagian kas setiap tahun lebih dari laba (bunga), laba akan menurun setiap tahun. Dalam
kasus yang disebutkan, laba untuk setiap lima tahun akan sebesar $63, $61, $42, dan $24. Jika kas yang
dibagikan kepada pemegang saham setiap tahun sama dengan laba dan sisa kas yang tersedia diinvestasikan
kembali oleh perusahaan dalam proyek-proyek yang akan menghasilkan 5 persen, maka laba dan nilai
kapitalisasi dari perusahaan itu akan tetap konstan di masa depan. Akhirnya, perhatikan bahwa laba periodik
tidak secara langsung proporsional dengan distribusi kas dalam setiap tahun. Harus diperhitungkan perubahan
dałam ni lai untuk mengkonversi laba menjadi kas dan sebaliknya.

Kapitalisasi dalam Ketidakpastian.

13
Dua kasus tersaji di sini. Pertama, pasar dikatakan lengkap. Secara formal, ini berarti bahwa
perdagangan dapat dilakukan utuk semua komoditi dan di semua negara di dunia. Yang kedua, pasar dikatakan
tak lengkap. Inti permasalahannya adalah bahwa dengan tidak adanya pasar bisa tidak ada kesepakatan tentang
nilai aliran manfaat masa depan dari aktiva-aktiva. Dalam yang berikut ini, tingkat subyektif diasumsikan untuk
memusatkan pada konsep-konsep laba. Karena itu, dengan tidak adanya perubahan dalam pengharapan, dan jika
distribusi kas yang sebenarnya dalam tahun pertama sama dengan pembayaran kas yang diharapkan, laba seperti
yang dihitung dalam contoh di atas sama dengan tingkat imbalan subyektif dikalikan dengan nilai kapitalisasi
awal.
Kas yang dibagikan pada akhir tahun pertama $100
Nilai kapitalisasi pada akhir tahun tcrsisa untuk arus kas
yang diharapkan sebesar $400
setahun sclama empat tahun 1 ,418

Total nilai perusahaan pada akhir tahun itu 1.518


Dikurangi: Nilai kapitalisasi pada awal tahun I ,261

Laba untuk tahun itu 257


Laba sebesar $257 ini terdiri dari yang berikut:
Laba subyektifyang diperkirakan 63
Kenaikan nilai subyektif dan perusahaan 194

Total Laba 257

Contoh Numeris. Sebagai contoh, jika arus kas selama periode pertama adalah $100 seperti yang
diperkjrakan, tetapi pada akhir periode, arus kas untuk empat periode berikut sekarang diperkirakan sebesar
$400 setahun dan bukan $300, $200, $400 atau $500, maka laba untuk tahun pertama akan dihitungkan sebagai
berikut:
Ada beberapa pertanyaan mengenai apakah kenaikan dalam nilai subyektif perusahaan sebesar $ 194 benar-
benar merupakan laba. Satu pertentangan adalah bahwa perubahan dalam pengharapan ini benar-benar
merupakan penyesuaian pada nilai semula perusahaan, yang merupakan kekeliruan pada awal tahun.
Kenyataannya, satu argumen adalah bahwa dengan pengharapan saat itu pada akhir tahun, nilai pada awal
tahun seharusnya $1,446 bukan $1,261. Karena itu, perubahan bersih dalam nilai kapitalisasi dapat dianalisis
sebagai berikut:
Laba subyektif atau bunga (5% x SI ,446) $ 72
Penyesuaian nilai subyektif semvla ($ I ,446 dikurangi $ I ,261)185
Total kenaikan dalam nilai kapitalisasi $257

Jika, di pihak lain, harapan tentang arus kas masa depan tidak berubah, tetapi penerimaan kas untuk
tahun pertama $ 130 bukan $ 100 seperti yang diperkirakan, maka laba untuk periode itu akan sebagai berikut:

14
Kesimpulan. Pendekatan kapitalisasi arus kas masa depan untuk mendefinisikan laba menghasilkan sejumlah

Kas yang dibagikan pada akhir tahun pertama 130


Nilai Kapitalisai arus kas yang diharapkan pada akhir tahun tersisa 1 124
(tidak berubah)
Total nilai perusahaan pada akhir tahun (sebesar pembayaran dividen) 1 .334

Dikurangi nilai kapitalisai awal tahun


1 261
Laba unluk tahun itu
$ 93
Laba sebesar $93 ini terdiri yang berikut.
laba subyektif yang diperkirakan (bunga) 63
Kenaikan pembagian kas dibanding yang diperkirakan $30
Total laba $93
konsep yang berguna. Misalnya, diperagakan bahwa:
1. Bagian utama dari laba itu adalah bunga subyektif pada nilai kapitalisasi perusahaan. ini merupakan fungsi
dari waktu, tingkat bunga yang diharapkan, dan arus kas yang diharapkan di masa depan. Arus kas yang
diharapkan berasal dari produksi sekarang atau masa mendatang dan upaya-upaya penjualan.
2. Perubahan dalam pengharapan berkenaan dengan arus kas masa depan timbul karena perubahan baik dalam
penaksiran efısiensi atau kekurangan manajemen, atau pengharapan mengenai kondisi- kondisi ekonomi
(seperti perubahan selera). Hal itu dapat disebabkan oleh optimisme atau pesimisme secara umum.
3. Perbedaan antara kas aktual yang tersedia untuk dibagikan dan yang diharapkan dapat disebabkan oleh
keuntungan atau kerugian mendadak dari penyebab eksternal atau salah kalkulasi dalam pengharapan
semula.
Meskipun konsep kapitalisasi mempunyai manfaat scbagai konsep laba ekonomi, ia mempunyai
beberapa kekurangan spesifik dari segi konseptual dan praktis untuk tujuan akuntansi. Kekurangan praktis
timbul terutama dari sifat subyektif dari pengharapan itu. Bahkan scorang akuntan, yang independen dalam
pertimbagannya, cenderung untuk terlalu optimistic atau terlalu pesimistik di mata manajemen, pemegang
saham, atau pemakai lain laporan keuangan. Pendekatan yang lebih baik adalah menyediakan informasi yang
memadai guna memungkinkan setiap pemakai laporan keuangan menerapkan pertimbangannya mengenai arus
kas masa depan dan pemilihan faktor diskonto yang tepat untuk mendapatkan estimasi subyektifnya sendiri atas
laba.
Banyak yang berpendapat bahwa konsep kapitalisasi juga mempunyai kekurangan karena alasan
berikut:
1. Pengharapan mengenai arus kas masa depan tak dapat dikonversikan menjadi nilai tunggal atau ekivalen
kepastian tanpa mengetahui prcfcrcnsi risiko dari pemakai infonnasi itu. Selanjutnya, dikatakan bahwa
penyesuaian untuk risiko, dengan memasukkannya ke dalam tingkat diskonto subyektif, secara konseptual
tidak tepat.
2. Penekanan dilakukan pada faktor waktu dan arus kas yang diharapkan; semua keJadian dan aktivitas ekonomi
lain diabaikan.

15
3. Pengukuran laba tidak mengungkapkan apakah itu karena tindakan yang dianjurkan manajemen atau hanya
situasi yang bersifat kebetulan; yaitu, hal itu tidak memberikan informasi yang berguna untuk mengukur
efisien manajemen.
4. Nilai perusahaan ditentukan dng mendiskontokan semua arus kas yang diharapkan secara tak terbatas ke
masa depan, banyak daripadanya tidak mempunyai hubungan pada aktivitas kini atau masa lalu.
5. Konsep ini menaruh kereta di depan kuda. Arus kas bersih dari periode masa depan harus diramalkan secara
akurat untuk menghitung laba kini. Dalam dunia yang pasti, tidak ada alasan untuk menghitung laba periodik,
karena ini akan diketahui sebelumnya; dan dalam keadaan penuh ketidakpastian, arus kas yang diharapkan
digunakan untuk menentukan laba kini. Akan tetapi, salah satu tujuan mengukur laba kini adalah
memungkinkan pemakai laporan keuangan membuat prediksi yang dapat diandalkan atas arus kas masa
depan. Karena prediksi harus didasarkan sekurang-kurangnya pada aktivitas ekonomi kini dan masa lalu,
pemakai data keuangan harus diberi beberapa pengukuran aktivitas masa lalu guna membuat prediksinya
sendiri atau mengevaluasi prediksi pihak lain.
6. Akhirnya, dalam dunia ketidakpastian, pengharapan tergantung paling tidak sebagian pada keadaan
optimisme atau pesimisme pada suatu saat. Perlakuan yang konsisten terhadap ketidakpastian dari satu
periode ke periode lain akan sulit untuk dilakukan.

Penilaian Pasar dari perusahaan


Telah dikemukakan dalam seksi tentang nilai dan harga bahwa, dalam pasar yang efisien, harga saham
suatu perusahaan (dan demikian pula harga utangnya) sama dengan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan. Dengan perkataan lain pasar dapat digunakan sebagai pengganti untuk mengkapitalisasi arus kas
masa depan. Perhatikan bahwa nilai pasar yang digunakan di sini adalah untuk keselu. ruhan perusahaan, bukan
hanya untuk masing-masing aktiva, seperti dalam kasus ketika mendasarkan kekayaan atas ekivalen kas kini.
Selain itu, nilai pasar yang dibicarakan di sini adalah nilai yang digunakan, bukan nilai yang dipertukarkan,
Dinyatakan dengan cara lain, nilai dari keseluruhan perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan harga
pasar secara umum adalah nilai perusahaan sebagai perusahaan bersinambung. Apabila tidak, perusahaan itu
harus berada dalam proses likuiditas aktiva-aktivanya sendiri. Nilai pasar dari perusahaanlah yang menjadi
kepentingan dari total nilai pasar. Dinyatakan dengan cara lain, itu adalah nilai pasar dari semua pos kewajiban
dan ekuitas pemilik pada laporan posisi keuangan. Dengan perkataan lain:
TMVj — MVj (uang) t MV) (ekuitas pemilik) + MVj (kepentingan minontas) (30)
Untuk perusahaan yang sahamnya beredar luas nilai-nilai ini tersedia dalam publikasi seperti The Wall
Street Journal dan dari sumber-sumber seperti Moody 's. Angka laba satuan usaha yaug dihasilkan adalah
perumusan ex ante dan dapat dituliskan sebagai berikut:
ENING - ENCFj tA TMVj (81)
Ada beberapa manfaat dalam penggunaan nilai pasar. Pertama, pengharapan untuk pasar menggantikan
pengharapan dari para individu. Karena itu penilaian yang dapat diuji diperoleh, yaitu didasarkan pada evaluasi
pasar atas arus kas masa depan kepada pemegang saham. Ini berbeda dengan metode kapitalisasi karena tingkat
imbalan kesempatan (opportunity rate of return) dan penyesuaian untuk risiko di pasar dapat berbeda dengan
tingkat diskonto subyektif akuntan. Kedua, itu merupakan satu-satunya ukuran modal yang secara semantik
dapat ditafsirkan, yaitu orang dapat mengacu pada harga pasar aktual sebagai sumber dari ukuran ini.

16
Penggunaan nilai pasar dalam menghitung laba juga disajikan secara jujur dalam pengertian bahwa hal itu
merupakan hakikat dari hubungan antara pemasok modal dan perusahaan. Pemasok memberikan modal kepada
perusahaan: perusahaan membagikan kas kepada mereka dalam bentuk dividen, bunga dan pelunasan utang: dan
selain itu pasar mengakibatkan fluktuasi dalam nilai penahanan pemasok. Akhirnya, penggunaan nilai pasar
memberikan model yang eksplisit, terdefinisi secara luas dari hubungan keuangan antara suatu perusahaan dan
investornya. Arus kas satuan usaha dapat dianggap berasal dari upaya perusahaan, perubahan dalam nilai
berasal dari pasar. Keduanya secara bersama membentuk laba bagi investor. Secara konseptual, inilah cara yang
paling bermakna untuk mendefinisikan laba.
Beberapa menyatakan bahwa harga pasar yang tercatat merupakan harga dari hanya beberapa saham
dan karenanya tidak menyiratkan bahwa semua saham dapat dibeli pada harga itu. Namun demikian, merupakan
praktik standar untuk menyamakan harga marjinal dengan total harga pada situasi-situasi tersebut. Yang lain
berpendapat bahwa harga saham dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan impulsif. Mereka menyimpulkan
bahwa segi dapat diuji dapat diofset olch tidak adanya bebas dari bias.
Akan tetapi, hasil-hasil teori pasar yang efisien membantah kesimpulan ini kTentu saja, metode untuk
mengestimasi laba ini hanya bekerja baik bila nilai pasar tersedia. Dengan perkataan lain, ia bekerja paling baik
dengan perusahaan yang diperdagangkan secara publik. Bagi perusahaan tertutup, estimasi nilai pasar yang
terpisah diperlukan untuk membuat perhitungan laba memungkinkan. Kenyataannya, akuntan di Eropa
menghabiskan banyak waktu mereka menilai perusahaan sebagai perusahaan bersinambung. Masyarakat
Ekonomi Eropa sebenarnya telah menerbitkan standar akuntansi tentang penilaian perusahaan bersinambung.
arena mereka menunjukkan bahwa harga pasar ditetapkan secara cepat dan tanpa bias.

A. KASUS
Tn. Ade Yasin merupakan Bupati Bogor tersangka dalam dugaan tindak suap pengurusan laporan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2021. Penetapan itu disampaikan Ketua KPK
Firli Bahuri dalam keterangan pers di kantor KPK, KPK menduga auditor BPK perwakilan Jawa Barat, Hendra
Nur Rahmatullah Karwita menerima suap dari sejumlah pihak. Dugaan ini didalami melalui pemeriksaan dua
mahasiswa, yakni Putri Nur Fajrina dan Genia Kamilia Sufiandi di Gedung Merah Putih KPK. Selain Hendra
Nur Rahmatullah, KPK menetapkan tiga auditor BPK lainnya yakni Anthon Merdiansyah, Arko Mulawan, dan
Gerri Ginanjar Trie Rahmatullah sebagai tersangka.
Kemudian, Bupati Bogor Ade Yasin, Sekretaris Dinas (Sekdis) PUPR Kabupaten Bogor Maulana
Adam, Kasubid Kas Daerah BPKAD Kabupaten Bogor Ihsan Ayatullah, dan PPK pada Dinas PUPR Kabupaten
Bogor Rizki Taufik turut menjadi tersangka. Kaus Berawal dari Ade Yasin berkeinginan agar Pemerintah
Kabupaten Bogor kembali mendapatkan predikat WTP untuk TA 2021 dari BPK Perwakilan Jawa Barat.
Selanjutnya BPK Perwakilan Jawa Barat menugaskan Tim Pemeriksa untuk melakukan audit pemeriksaan
interim (pendahuluan) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) TA 2021 Pemkab Bogor lalu Tim
Pemeriksa yang terdiri dari Anthon, Arko, Hendra, Gerri, dan Winda Rizmayani ditugaskan sepenuhnya
mengaudit berbagai pelaksanaan proyek di antaranya pada Dinas PUPR Kabupaten Bogor.
Sekitar Januari 2022, diduga ada kesepakatan pemberian sejumlah uang antara HNRK dengan IA dan
MA dengan tujuan mengkondisikan susunan Tim Audit interim. Ade menerima laporan dari Ihsan bahwa
laporan keuangan Pemkab Bogor jelek dan jika diaudit BPK Perwakilan Jawa Barat akan berakibat opini

17
disclaimer. Sebagai realisasi kesepakatan, Ihsan dan Maulana diduga memberikan uang sejumlah sekitar Rp100
juta dalam bentuk tunai kepada ATM di salah satu tempat di Bandung. Anthon kemudian mengkondisikan
susunan tim sesuai dengan permintaan Ihsan di mana nantinya objek audit hanya untuk SKPD tertentu.
Proses audit dilaksanakan mulai bulan Februari 2022 s/d April 2022 dengan hasil rekomendasi di
antaranya bahwa tindak lanjut rekomendasi tahun 2020 sudah dilaksanakan dan program audit laporan keuangan
tidak menyentuh area yang mempengaruhi opini. Adapun temuan fakta Tim Audit ada di Dinas PUPR, salah
satunya pekerjaan proyek peningkatan jalan Kandang Roda-Pakan Sari dengan nilai proyek Rp94,6 miliar yang
pelaksanaannya diduga tidak sesuai dengan kontrak Selama proses audit. Diduga ada beberapa kali pemberian
uang kembali oleh Ade melalui Ihsan dan Maulana pada Tim Pemeriksa di antaranya dalam bentuk uang
mingguan dengan besaran minimal Rp10 juta hingga total selama pemeriksaan telah diberikan sekitar sejumlah
Rp1,9 miliar.
Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik
akuntan menurut Lagiono & Nurul (2017) yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan
para klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat. Akuntan publik sebagai
pihak yang bebas dan tidak memihak (independen) dalam melakukan pemeriksaan yang objektif atas laporan
keuangan dan menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan, sangat diperlukan jasanya oleh
masyarakat pengguna laporan keuangan. Guna meningkatkan kepercayaan pemakai jasa profesi akuntan publik
sebagaimana layaknya yang mereka harapkan menurut Hasan (2009), maka perlu adanya kode etik akuntan,
termasuk kode etik bagi akuntan publik. Dengan adanya kode etik, para akuntan publik dapat menentukan mana
perilaku yang pantas (etis) ia lakukan dan mana yang tidak pantas (tidak etis).

Lima prinsip dasar kode etik untuk Akuntan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2020) adalah:
a. Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
b. Objektivitas - tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
c. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - untuk: (i) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan
keahlian profesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya
bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis
terkini serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan (ii) Bertindak sungguh-sungguh dan
sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang berlaku.
d. Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis.
e. Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apa
pun yang diketahui oleh Akuntan mungkin akan mendiskreditkan profesi Akuntan.

Meskipun IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) sudah menetapkan kode etik bagi akuntan termasuk
akuntan publik, tetapi masih tetap ada pelanggaranpelanggaran etika. Adanya pelanggaran-pelanggaran etika ini
tentu saja menimbulkan krisis kepercayaan terhadap profesi akuntan publik itu sendiri. Temuan kode etik yang
dilanggar dalam kasus suap pemerintah kabupaten Bogor 2022:
1. Integritas

18
Sebagai realisasi kesepakatan, Ihsan Fan Maulana diduga memberikan uang pada Tim Kasub Audit
sekitar Rp100 juta dalam bentuk tunai kepada Kasub Auditorat Jabar III BPK Jabar Anthon Merdiansyah.
Kemudian Anton selaku auditor memberikan susunan tim sesuai permintaan Ihsan di mana nantinya objek audit
hanya untuk SKPD tertentu, sehingga laporan keuangan tidak menyentuh area yang mempengaruhi opini. Hal
ini tentu melanggar kode etik integritas yang mana akuntan yang seharusnya bersikap jujur namun justru
sebaliknya. Demi uang seorang akuntan membohongi publik mengenai laporan keuangan pemerintah daerah
Bogor. Bupati Bogor melakukan suap kepada para auditor BPK agar ditetapkan sebagai WTP sangat melanggar
integritas yang mana auditor harusnya bersikap adil ternyata tidak dalam meaksanakan tugasnya justru hanya
mementingkan kepentingan pribadinya.
2. Objektifitas
AY (Ade Yasin) selaku Bupati Bogor sebagai tersangka terkait tindak pidana korupsi berupa suap
pengurusan laporan keuangan pemerintah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2021, penetapan itu disampaikan
oleh Firli Bahuri selaku ketua KPK dalam keterangan pers di kantor KPK. Para akuntan dianggap telah
menyesatkan publik dengan penyajianlaporan keuangan yang direkayasa dan mereka dianggap tidak objektif
dalam menjalankantugas. Dalam hal ini, mereka telah bertindak berat sebelah yaitu mengutamakan
kepentinganklien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari
benturan kepentingan pihak lain. auditor BPK sangat pantas diragukan. Berdasar pada prinsip hati-hati, auditor
BPK telah secara serampangan menjalankan profesinya. Sebagai seorang auditor BPK seharusnya yang
dilakukan adalah bahwa dengan standar teknik dan prosedur pemeriksaan, auditor BPK harus bisa secara
cermat, objektif, dan benar mengungkapkan bagaimana aliran dana tersebut digunakan dan bagaimana dana
tersebut dikeluarkan atau dibelanjakan.
Dengan teknik dan prosedur yang juga telah diatur dalam profesi akuntan, pasti akan terungkap hal-hal
negatif, termasuk dugaan korupsi kalau memang terjadi. Tampak sekali bahwa auditor BPK tidak percaya
terhadap kemampuan profesionalnya, sehingga dia menganggap untuk mengungkap kebenaran bisa dilakukan
segala macam cara, termasuk cara-cara tidak etis, sekaligus tidak moralis sebagaimana telah terjadi, yaitu
dengan jebakan. Dalam kasus ini kembali lagi kepada tanggung jawab moral seorang auditor di seluruh
Indonesia, termasuk dari BPK harus sadar dan mempunyai kemampuan teknis bahwa betapa berat memegang
amanah dari rakyat untuk meyakinkan bahwa dana atau uang dari rakyat yang dikelola berbagai pihak telah
digunakan sebagaimana mestinya secara benar, akuntabel, dan transparan, maka semakin lengkap usaha untuk
memberantas korupsi di negeri ini.
3. Perilaku Profesional
Diduga fakta Tim Audit menerima suap dalam bentuk uang mingguan dengan besaran minimal 10 juta
hingga selama pemeriksaan selesai telah diberikan sejumlah 1.9 miliar. Pada kasus tersebut prinsip etika profesi
yang dilanggar adalah tanggung jawab profesi, dimana seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai
profesional yang senantiasamenggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang
dilakukannya. Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi jasa profesional memiliki
tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk masyarakat dan juga pemegang saham. Dengan
menerbitkan laporan palsu, maka akuntan telah menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada
mereka selaku orang yang dianggap dapatdipercaya dalam penyajian laporan keuangan.

19
Selain melanggar kode etik akuntan, para pelaku pada kasus ini juga melanggar PSAK (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan). Adapun PSAK yang dilanggar yaitu PSAK No 45 tentang Standar Khusus
Organisasi Nirlaba. Organisasi nirlaba menurut Ufah dalam Opti & Khorina (2020) yaitu organisasi yang
tujuannya mendukung fenomena dan permasalahan yang ada di masyarakat tanpa ada unsur mencari laba (not
profit oriented). Pemerintah Kabupaten Bogor dikategorikan sebagai organiasi nirlaba. Meskipun organisasi
setipe ini tidak mencari keuntungan, namun pengelolaan keuangan pada organisasi non profit adalah hal
terpenting untuk dipertanggungjawabkan. Dana dari para donatur, stakeholder, dan sumber dana lainnya harus
dipastikan tersalurkan dengan baik kepada tangan yang tepat.
Mengacu pada PSAK 45 laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri atas laporan posisi keuangan
(neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan dari pembuatan laporan
keuangan organisasi nirlaba adalah menyediakan informasi yang relevan untuk para donator atau penyumbang,
anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang berkaitan dengan organisasi tersebut (Opti & Khorina : 2020).
Organisasi nirlaba agar dapat dengan mudah menilai kinerja manajemen atau pengguna sumber daya maka
harus dapat menyusun laporan keuangan yang relevan, sehingga memudahkan pengguna laporan keuangan.
Dimana kasus ini seteah ditelusuri laporan keuangan Pemkab Bogor jelek dan pekerjaan proyek peningkatan
jalan Kandang Roda-Pakan Sari dengan nilai proyek Rp94,6 miliar yang pelaksanaannya diduga tidak sesuai
dengan kontrak selama proses audit. Sehingga Bupati Bogor harus melakukan suap untuk menutupi hal itu agar
Pemerintah Kabupaten Bogor kembali mendapatkan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). WTP (Wajar
Tanpa Pengecualian) menurut Efendy (2011) menyatakan bahwa opini audit tertinggi dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) soal pengelolaan anggaran di Kementerian atau lembaga. Entitas yang mendapatkan opini
WTP dapat dikatakan laporan keuangan organisasi tertentu bersih. Opini WTP menyatakan laporan keuangan
yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasi usaha, dan arus
kas yang sesuai pada prinsip akuntansi.
Berdasarkan pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku, maka cara yang dapat dilakukan agar kasus
tersebut tidak terulang lagi di masa yang akan datang yaitu:
1. Seharusnya ada aturan yang mewajibkan setiap pejabat publik mengumumkan laporan kinerja termasuk
keuangannya ke masyarakat. Dengan cara itu diharapkan akan menutup peluang auditor nakal untuk
melakukan pemerasan karena laporan keuangannya sudah dipaparkan secara umum.
2. Memberikan sanksi yang tegas terhadap pihak yang melanggar etika profesi akuntan. Apabila semua tingkah
laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan menjadi
budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada
yang bersangkutan.
3. Agar dapat diciptakan suatu sistem kerja yang dapat mempengaruhi ketaatan, kepatuhan dalam pelaksanaan
tugas sehingga pembinaan mental saja tidak cukup, diperlukan juga suatu peningkatan penggunaan sistem
yang tidak memberikan peluang untuk melakukan penyimpangan.
4. Menciptakan budaya transparansi, upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya
transparansi antara lain: 1) Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.
Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran
kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat; 2)
Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan kedekatan dengan atasan,

20
melainkan kinerja; 3) Pengelolaan sumber daya manusia harus baik; dan 4) Visi dan misi perusahaan jelas
yang mencerminkan tingkah laku organisasi.

Kesimpuan pada makalah ini, yaitu temuan kode etik yang dilanggar dalam kasus suap pemerintah
kabupaten Bogor 2022 yaitu integritas, obyektivitas, dan perilaku profesional. Selain melanggar kode etik
akuntan, para pelaku pada kasus ini juga melanggar PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Adapun
PSAK yang dilanggar yaitu PSAK No 45 tentang Standar Khusus Organisasi Nirlaba.

Saran pada makalah ini yaitu 1) Terdapat aturan yang mewajibkan setiap pejabat publik
mengumumkan laporan kinerja termasuk keuangannya kemasyarakat, 2) Memberikan sanksi yang tegas
terhadap pihak yang melanggar etika profesi akuntan, 3) Memberikan peningkatan penggunaan sistem yang
tidak memberikan peluang untuk melakukan penyimpangan, dan 4) Menciptakan budaya transparansi.

DAFTAR PUSTAKA

Hendriksen, Eldon S., Michael F. van Breda. 1992. Accounting Theory, 5thEdition, Southern Methodist
University – Irwin: Boston.
https://dialeksis.com/opini/status-wtpwajar-terima-pembayaran-pencitraan-daerah-ke-masyarakat/
https://mahasiswaindonesia.id/pelanggaran-kode-etik-profesi-akuntan-auditor-terhadap-kasus-suap-bupati-
kabupaten-bogor-tahun-2022/

21

Anda mungkin juga menyukai