Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS WIDYATAMA

MAGISTER MANAGEMENT (MM) UTAMA

MATA KULIAH
ANGKATAN
WAKTU
SIFAT
DOSEN

:
:
:
:
:

ETIKA BISNIS
KELAS WEEKDAY
SENIN, 9 FEBRUARI 2015
TAKE HOME
DR. DIAN INDIYATI., SH., SE., MSI

PETUNJUK UMUM :
Semua jawaban UAS diketik dalam bentuk word, huruf time new roman-12, spasi : 1,5
Dikumpulkan paling lambat Senin 16 Februari 2015 pukul 18.30 WIB dengan melakukan
tanda tangan pada format nilai di bagian administrasi akademik.
SOAL :
1.

KASUS GAJI TKI DI MALAYSIA YANG TIDAK DIBAYARKAN


Kasus tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menghadapi permasalahan di Malaysia,
pada 2012 terbanyak masih soal gaji yang tidak dibayarkan oleh majikannya. Kasus
berikutnya adalah soal disharmoni dalam pekerjaan, eksploitasi ataupun
pemberhentian secara sepihak. Data KBRI KualaLumpur menyebutkan bahwa kasus
gaji tidak dibayar sebanyak 1001 kasus, disharmoni 275 kasus, eksploitasi 51 kasus,
PHK sepihak 13 kasus dan kasus ketidaksesuaian pekerjaan mencapai 174 kasus.
Kasus lainnya yang dihadapi oleh para TKI adalah kekerasan fisik sebanyak 57 kasus,
perdagangan manusia (59 kasus), sakit atau stress (52 kasus), terlantar/ilegal (90
kasus), tindak pidana kriminal (16 kasus), meninggal dunia (50 kasus) ataupun
kecelakaan (15 kasus).Jika ditotal pada 2012 secara keseluruhan kasus TKI
bermasalah itu mencapai 1865 kasus dengan rincian, kasus terkait pekerjaan sebanyak
1514 kasus dan kasus non pekerjaan (non labour cases) sekitar 351 kasus.
Atase ketenagakerjaan KBRI Kuala Lumpur, Agus Triyanto menjelaskan para TKI
bermasalah tersebut memang perlu diberikan bantuan terutama menguruskan agar
majikannya itu membayarkan hak gaji para TKI tersebut.
2. KASUS ETIKA TENTANG IKLAN
Kuku Bima Energi memiliki slogan Kuku Bima Energi Roso yang artinya memiliki
banyak rasa dalam setiap pilihan minuman tersebut yakni original, anggur, jambu,
jeruk, kopi, dan teh.

AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 1

Sedangkan dalam iklan Extra Joss hanya menampilkan satu rasa yakni rasa original,
dan Ektra Joss membuat slogan Laki kok minum yang rasa-rasa
3. KASUS ETIKA PASAR BEBAS TENTANG BISNIS INDOMIE DI TAIWAN
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut
mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari
peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate
dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan
untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah
memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di
Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan
produk dari Indomie.
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis
terutama menjelang mekanisme pasar bebas.
PERTANYAAN :
1. Saudara diminta untuk membuat Analisis penyelesaian masalah terhadap tiga kasus
tersebut di atas.
Petunjuk :
Jawaban saudara berbentuk analisis dengan format :
a. Latar Belakang
b. Konsep teori yang berhubungan
c. Pembahasan
d. Kesimpulan dan Saran
2. Saudara diminta untuk mengumpulkan satu tulisan ilmiah atau artikel ilmiah (publikasi
ilmiah) yang dimuat pada Jurnal Internasional,yang berhubungan dengan materi
Business Ethics.
Petunjuk :
a. Tulisan Ilmiah dikumpulkan dalam bentuk hardcopy (dilampirkan bersama dengan
jawaban soal analisis/soal nomor 1) dan softcopy diemailkan ke :
dianinds@yahoo.com.
b. Subject dalam email : Etbis-nama lengkap mahasiswa
c. Message dituliskan : Nama lengkap mahasiswa dan nomor induk mahasiswa
d. Nama file : nama penulis pertama (author)-judul tulisan singkat-tahun

Good Luck
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 2

JAWABAN
KASUS 1 : KASUS GAJI TKI DI MALAYSIA YANG TIDAK DIBAYARKAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri merupakan masalah hangat yang selalu
sering dipermasalahkan. Selain itu, pemerintah juga bermasalah dengan negara-negara seperti
Malaysia dan Singapura karena kasus-kasus kekerasan yang diterima oleh TKI. Namun tetap
tidak ada solusi dan kebijakan yang tepat sasaran dan mampu mengatasi permasalahan TKI
ini. Setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah menuai protes dari banyak kalangan
aktivis perempuan, akademisi dan pemerhati TKI. Sehingga seolah kebijakan yang sudah ada
mengambang begitu saja tanpa tindak lanjut, sementara nasib para TKW semakin tragis dan
terkesan dibiarkan.
Namun setelah dilakukan wawancara, berikut pengakuan dari para TKI untuk memilih
bekerja diluar negeri: (a) Pada saat mereka bekerja di Indonesia antara pekerjaan dan upah
sangat tidak sepadan. Bahkan ada istilah "biar jadi pengemis di negara orang lain, asal di
negara sendiri jadi raja minyak", (b) mereka yang memilih bekerja di luar negeri, adalah
mereka yang melihat peluang masa depan yang lebih menjanjikan, Indonesia masih
ketinggalan jauh dengan negara-negara yang lain. (c) Jerih payah mereka, kerja keras mereka
lebih dihargai pada saat mereka berada di luar negeri dibandingkan dinegari sendiri. (d)
Mereka yang memilih bekerja diluar negeri dikarenakan ingin adanya peningkatan
kesejahteraan keluarga atau bahkan ingin mencari modal untuk membuka usaha di Indonesia
yang nantinya mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

B. KONSEP TEORI
Kasus TKI diatas sangat berhubungan dengan konsep etika bisnis, khususnya teori etika
dan diskriminasi pekerjaan. Berikut pembahasan konsep etika dan diksrimnasi pekerjaan :
1. Sifat Diskriminasi Pekerjaan

AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 3

Arti diskriminasi adalah membedakan satu objek dari objek lainnya, tindakan yang
secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Berbeda dengan pengertian modern,
istilah ini secara moral tidak netral. Karena membedakan seseorang dari orang lain bukan
berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau sikap yang secara
moral tercela.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar. Pertama,
keputusan yang merugikan seorang pegawai atau calon pegawai bukan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki. Kedua, keputusan yang sepenuhnya atau sebagian diambil
berdasarkan prasangka rasial atau seksual, streotip yang salah, atau sikap lain yang secara
moral tidak benar terhadap anggota kelompok tertentu. Ketiga, keputusan yang merugikan
pada kepentingan pegawai.
2. Tingkat Diskriminasi
Indikator pertama diskrimnasi muncul apabila terdapat proporsi yang tidak
seimbangatas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati
dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka. Ada
tiga perbandingan yang membuktikan distribusi semacam itu.

Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang

terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain.


Perbandingan atas proporsi kelompok yang terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkt

yang sama
Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan yang
lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain pada jabatan yang sama.

3. Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan Keadilan


Utilitas
Argumen utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada
gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberiakn
berdasarkan kompetensi (kebaikan). Namun, argumen ini dihadapkan pada dua
keberatan. Pertama, jika argumen ini benar, pekerjaan haruslah diberikan dengan
dasar kualifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, argumen utilitarian harus menjawab
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 4

tuntutan penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan


memperoleh keuntungan dari keberadaan bentuk diskriminasi seksual tertentu. Kaum
utilitarian menanggapi berbagai kritik dengan menyatakan bahwa menggunakan
faktor selain kualifikasi pekerjaan tidak akan memberikan keuntungan yang lebih
besar dibandingkan dengan kualifikasi pekerjaan.

Hak
Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah
satunya menyatakan diskriminasi salah karena melanggar hak moral dasar manusia.
Diskriminasi melanggar hak prinsip ini dalam dua cara. Pertama, diskriminasi
didasarkan pada keyakinan suatu kelompok dianggap terlau rendah dibanding
kelompok lain. Kedua, diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi
dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah.

Keadilan
Argumen non-utilitarian kedua melihat diskriminasi melanggar prinsip keadilan.
Diskriminasi melanggar prinsip ini dengan cara menutup kesempatan bagi kaum
mnoritas untuk menduduki posisi tertentu dala suatu lembaga dan berarti mereka tidak
memperoleh kesempatan yang sama dengan orang lain.

Praktik Diskriminasi
o Rekrutmen, Perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada referensi verbal para
pegawai saat ini dalam merekrut karyawan baru cenderung merekrut karyawan
dari kelompok ras dan seksual yang sama yang terdapat dalam perusahaan.
o Seleksi, kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
o Kenaikan pangkat, dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi
kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok
minoritas.
o Kondisi pekerjaan, pemberian gaji akan diskriminatif jika dalam jumlah yang
tidak sama untuk orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama
o PHK, memecat berdasarkan pertimbangan ras, dan jenis kelamin merupakan
diskriminasi.
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 5

Bentuk-bentuk Diskriminasi : Aspek Kesengajaan dan Aspek Institusional


Tindakan diskriminatif yang dilakukan secara sengaja dan terpisah (tidak
terinstitusionalisasikan) merupakan bagian dari perilaku yang terpisah dari
seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi karena
adanya prasangka pribadi.
Tindakan diskriminatif yang

terjadi

secara

tidak

disengaja

dan

terinstitusionalisasikan.
4. Tindakan Afirmatif
Untuk menghapus pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang
melaksanakan pogram tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang
lebih representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan
dan minoritas.
Inti dari program ini adalah suatu penyelidikan yang mendetail atas semua klasifikasi
pekerjaan besar dalam perusahaan. Tujuan penyelidika untuk menentukan apakah jumlah
pegawai perempuan dan minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil dibandingkan
yang diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah tempat
mereka direkrut. Perusahaan menunjuk seseorang untuk mengoorinasikan dan melaksanakan
program afirmatif, dan melaksanakan program dan langkah khusus untuk menambah pegawai
baru dari kelompok minoritas dan perempuan untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan.
Bagi banyak orang, program tindakan afirmatif yang memberikan pekerjaan
berdasarkan keanggotaan dalam kelompok yang dirugikan tidak sepenuhnya legal. Namun,
yang lain menginterpretasikan rekomendasi secara lebih sempit, yaitu senioritas tidak dapat
diberikan hanya karena seseorang menjadi anggota suatu kelompok yang dirugikan.
Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Keadilan kompensatif mengimplementasikan bahwa seseorang wajib memberikan
kompensasi terhadap orang yang dirugikan secara sengaja. Selanjutnya, program tindakan
afirmatif diinterpretasikan sebagai salah satu bentuk ganti rugi yang diberikan kaum pria kulit
putih kepada perempuan dan kaum minoritas karena telah merugikan mereka di masa lalu.
Kelemahan argumen yang mendukung tindakan afirmatif yang didasarkan pada prinsip
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 6

kompensasi adalah prinsip ini mensyaratkan hanya dari individu yang sengaja merugikan
orang lain, dan hanya memberikan kompensasi kepada individu yang dirugikan. Tindakan
Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosia
Hambatan utama yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas program afirmatif,
pertama berkaitan dengan persoalan apakah biaya sosial dari program tindakan afirmatif lebih
besar dari keuntungan yang diperoleh. Kedua, mempertanyakan asumsi bahwa ras merupakan
indikator kebutuhan yang tepat. Salah satu tujuan pogram tindakan afirmatif adalah
mendistribusikan keuntungan dan beban masyarakat yang konsisten dengan prinsip keadilan
distributif, dan mampu menghapuskan dominasi rasatau jenis kelamin tertentu atas kelompok
pekerjaan yang penting. Tujuan dasarnya adalah terciptanya masyarakat yang lebih adil.
Kesempatan yang dimiliki seseorang tidak dibatasi oleh ras atau jenis kelaminnya. Tujuan ini
secara moral sah sejauh usaha untuk memperoleh kesempatan yang sama secara moral juga
masih dianggap sah.
Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan Keberagaman
Kriteria lain selain ras dan jenis kelamin yang perlu dipertimbangkan saat mengambil
keputusan dalam program tindakan afirmatif. Pertama, jika hanya kriteria ras dan jenis
kelamin yang digunakan akan mengarah pada perekrutan pegawai yang tidak berkualifikasi
dan mungkin menurunkan produktivitas. Kedua, banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh
penting pada kehidupan orang lain. Jika suatu pekerjaan memiliki pengaruh penting,
katakanlah pada jiwa orang lain, kriteria selain ras dan jenis kelamin harus diutamakan dan
lebih dipertimbangkan dibandingkan tindakan afirmatif. Kontroversi sehubungan dengan
kelayakan moral program tindakan afirmatif belum berakhir. Tidak berarti program seperti itu
tidak melanggar semua prinsip moral. Jika argumen itu benar, program tindakan afirmatif
setidaknya konsisten dengan prinsip moral.

C. PEMBAHAHASAN
Kasus-kasus TKI yang menghadapi permasalahan itu disebabkan banyak faktor dan
bermula dari pola rekrutmen yang belum sepenuhnya terarah.Misalnya pada persiapan
kemampuan para pekerja yang tidak maksimal, tempat penampungan untuk sekedar
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 7

menunggu pemberangkatan, kurang pembekalan kemampuan bekerja dan latar belakang


pendidikan yang rendah (bahkan ada yang buta huruf).Agus menjelaskan penyebab
timbulnya masalah TKI di luar negeri mencakup soal rekrutmen, pelatihan dan dokumentasi
yang tidak sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Undang-Undang

yang

Mengatur

TKI

Menegenai

peraturan

Perundang-undangan

permasalahan TKI tercantum dalam Undang-Undang nomor 39 pada tahun 2004, dengan
cakupan sebagai berikut :
a. Penempatan[1] Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 pasal 1 ayat 3 :
Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan tenaga kerja
Indonesia sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri
yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan
pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara
tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan. Undang-Undang nomor 39 tahun 2004 pasal
1 ayat 5 : Pelaksana penempatan TKI swasta adalah badan hukum yang telah
memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan
penempatan TKI di luar negeri. Undang-Undang nomor 39 tahun 2004 pasal 1 ayat 13 :
Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI yang selanjutnya disebut SIPPTKI adalahizin
tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada perusahaan yang akan menjadi pelaksana
penempatan TKI swasta.
b. Perlindungan [2] Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 pasal 2 dan 3 :
Pasal 2 Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI berasaskan keterpaduan,
persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti
diskriminasi, serta anti perdagangan manusia. Pasal 3 Penempatan dan perlindungan
calon TKI/TKI bertujuan untuk:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.
a. Menjamin dan melindungi calon tki/tki sejak di dalam negeri, di negara tujuan,
sampai kembali ke tempat asal di Indonesia.
b. Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Terdapat 2 perspektif pada permasalahan TKI ini, yang pertama dari perspektif majikan
Permasalahan TKI ini apabila dikaitkan dengan teori etika dan diskriminasi pekerjaan, sudah
jelas bahwa para majikan melanggar etika bisnis dengan melakukan praktik diskriminasi
utilitas, hak dan keadilan. Apabila para TKI memang tidak memiliki kualitas dalam bekerja,
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 8

seharusnya para majikan tidak melakukan praktik diskriminasi tersebut, melainkan


melaporkan ke biro penyedia TKI / KBRI untuk digantikan dengan pekerja lain yang lebih
berkualitas.
Perspektif kedua dari kesalahan pemerintah Indonesia. Jika dikaitkan dengan hukum
(Undang-undang yang berlaku di Indonesia), perlindungan terhadap TKI telah dijelaskan
pada UU nomor 39 tahun 2004 pasal 2 dan 3. Bahwa penempatan dan perlindungan calon
TKI / TKI berdasarkan persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan
gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan manusia.
Pada pasal 1 telah dijelaskan bahwa penempatan TKI diatur oleh pemerintah dengan
mengarahkan bakat para TKI serta melakukan pengembangan dan pelatihan kepada TKI
sebelum di pekerjakan ke luar negeri. Namun kenyataannya banyak TKI yang tidak bisa
membaca dan tidak memahami etika dalam bekerja, hal tersebut yang menyebabkan para
majikan kesal dan berujung melakukan praktik diskriminasi kepada para TKI.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Walaupun pengiriman TKI memiliki manfaat strategis yang cukup besar bagi berbagai
persoalan domestik, namun kebijakan pemerintah mengenai TKI hanya bersifat ad hoc.
Permasalahan-permasalahan tersebut disebabkan banyak faktor dan bermula dari pola
rekrutmen yang belum sepenuhnya terarah.Misalnya pada persiapan kemampuan para pekerja
yang tidak maksimal, tempat penampungan untuk sekedar menunggu pemberangkatan,
kurang pembekalan kemampuan bekerja dan latar belakang pendidikan yang rendah (bahkan
ada yang buta huruf). Penyebab timbulnya masalah TKI di luar negeri mencakup soal
rekrutmen, pelatihan dan dokumentasi yang tidak sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Hal tersebut yang menyebabkan TKI Indonesia menjadi kurang berkualitas, sehingga sering
di diskriminasi oleh majikannya di Malaysia. Konsep etika bisnis jelas dilanggar oleh warga
Malaysia yang memperkerjakan TKI, karena melakukan praktik diskriminasi utilitas, hak dan
keadilan dengan tidak membayar gaji para TKI.

AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 9

Saran yang perlu disampaikan ; seharusnya pemerintah Indonesia melaksanakan


Undang undang tentang TKI dengan lebih serius, agar TKI Indonesia memiliki keahlian yang
diharapkan oleh Pengguna jasa TKI di luar negeri, sehingga tidak terjadi diskriminasi
pekerjaan. Apabila para TKI telah memiliki kualitas yang baik namun tetap di diskriminasi
oleh para majikannya diluar negeri, maka hal tersebut harus ditindaklanjuti melalui jalur
diplomasi antar Negara. Dan para pelaku diskriminasi diberikan hukuman yang tegas dan
adil.
KASUS 2 : KASUS ETIKA TENTANG IKLAN

A. LATAR BELAKANG
Hampir setiap hari kita dibanjiri oleh iklan yang disajikan media-media massa, baik
cetak maupun elektronik. Akibatnya seakan-akan upaya pemenuhan kebutuhan hidup seharihari untuk sebagian besarnya dikondisikan oleh iklan. Memang, inilah sebenarnya peran yang
diemban oleh iklan, yakni sebagai kekuatan ekonomi dan sosial yang menginformasikan
konsumen perihal produk-produk barang dan jasa yang bisa dijadikan sebagai pemuas
kebutuhan. Masalah moral dalam iklan muncul ketika iklan kehilangan nila-nilai normatifnya
dan menjadi semata-mata bersifat propaganda barang dan jasa demi profit yang semakin tingi
dari para produsen barang dan jasa maupun penyedia jasa iklan.
Seiring dengan perkembangan bisnis, produk yang dijual semkain banyak dan sejenis,
hal ini menyebabkan persaingan-persaingan yang sangat ketat termasuk persaingan dalam hal
periklanan, pada kasus produk minuman berenergi (kukubima & extra joss) merupakan salah
satu kasus pelanggaran etika dalam beriklan.

B. KONSEP TEORI

AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 10

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika
yaitu ethossedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan,
sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang
oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu tentang
adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata
ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti
berikut :
a. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang
Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika
di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
b. Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode
Etik Jurnalistik
c. Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Pengertian Iklan
Menurut Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang
lewatnya pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak dengan maksud
menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara positif terhadap ideaidea, institusi-institusi tau pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut. Untuk
membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan kadang dramatis. Tapi iklan
tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas
(melalui media massa komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang: semua usia,
golongan, suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 11

Keuntungan dari adanya iklan yaitu :


a. Adanya informasi kepada konsumer akan keberadaan suatu produk dan
kemampuan produk tersebut. Dengan demikian konsumer mempunyai hak untuk
memilih produk yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
b. Adanya kompetisi sehingga dapat menekan harga jual produk kepada konsumen.
Tanpa adanya iklan, berarti produk akan dijual dengan cara eksklusif (kompetisisi
sangat minimal) dan produsen bisa sangat berkuasa dalam menentukan harga jualnya.
c. Memberikan subsidi kepada media-massa sehingga masyarakat bisa menikmati
media-massa dengan biaya rendah. Hampir seluruh media-massa hidup dari iklan
(bukan dari penghasilannya atas distribusi media tersebut). Munculnya media-media
gratis memperkuat fakta bahwa mereka bisa mencetak dan mendistribusikan media
tersebut karena adanya penghasilan dari iklan.
Pengertian Konsumen dan Hak Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Hak hak konsumen antara lain :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa.
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut.
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya.
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 12

C. PEMBAHASAN
Iklan ini merupakan iklan yang melanggar Stakeholder / melanggar etika dalam dunia
bisnis, karena dalam 2 iklan tersebut saling menjatuhkan dengan sindir-sindiran. Kuku Bima
energi memiliki slogan Kuku Bima Energi Roso yang artinya memiliki banyak rasa dalam
setiap pilihan minuman tersebut yakni original, jambu, jeruk, kopi, anggur dan teh.
Sedangkan dalam iklan Extra Joss hanya menampilkan 1 rasa yaitu rasa original, dan slogan
dalam Extra Joss yaitu Laki kok Minum yang Rasa-rasa, secara tidak langsung ini
merupakan bisnis yang tidak beretika/melanggar etika karena membuat sindir-sindiran yang
ingin menarik minat konsumen atau melakukan promosi seperti itu.
Dalam menciptakan bisnis yang beretika khususnya dalam periklanan, seharusnya
persaingan dilakuakan secara sehat. Persaingan bisnis khususnya dalam beriklan /
mempromosikan produk tidak saling sindir-menyindir atau saling menjatuhkan/menyinggung
produk lain, karena dengan saling menjatuhkan produk lain otomatis akan membuat image
produk sendiri terlihat buruk dan konsumen pun tidak akan berminat akan produk tersebut.
Siapa saja yang dirugikan dalam kasus ini :
1.

Yang pertama yaitu jelas yang sangat dirugikan dalam kasus ini adalah produk

2.

Kuku Bima, karena telah disindir oleh produk Extra Joss.


Yang kedua yaitu produk Extra Joss, walaupun Extra Joss yang menyindir Kuku
Bima tetapi dimata publik secara tidak langsung Extra Joss telah mencoreng
namanya sendiri , sehingga image Extra Joss terlihat buruk dimata konsumen.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Persaingan merupakan cermin dari struktur pasar yang sehat. Semakin ketat
persaingan menunjukkan jumlah pemain dalam suatu industri semakin besar, yang artinya
industri bersangkutan dapat dimasuki beragam pemain. Kompetisi antar pemain memberikan
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 13

dampak positif dan negatif terhadap perilaku persaingan. Jika sistem pengawasan dan
penegakannya terhadap para pemain lemah, maka pada kondisi itulah para pemain
berperilaku negatif dengan melakukan manufer-manufer yang dapat melanggar perundangan
persaingan yang sehat dan kode etik komunikasi pemasaran.
Untuk menyikapi hal ini, kita sebagai masyarakat seharusnya lebih berhati-hati dalam
membaca iklan, jangan mudah terpengaruh terhadap iklan yang membodohi kita. Produsen
juga memperhatikan nilai edukasi dan nilai manfaat bagi masyarakat, bukan sebagai
keuntungan saja. Selain itu pemerintah juga turut memperhatikan perkembangan periklanan
di Indonesia agar tidak terlalu membawa dampak negatif bagi konsumen atau masyarakat.
Iklan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia seharusnya bisa disaring mana yang
memberikan dampak baik dan mana yang memberikan dampak buruk. Untuk kedepannya
semoga lebih banyak iklan-iklan di Indonesia yang dapat memberi manfaat. Iklan juga harus
dapat melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama, budaya, negara dan
golongan, serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku
Bagi perusahaan : Didunia bisnis pasti kita akan selalu bertemu dengan pesaing,
dalam bersaing kita harus tetap menerapkan etika bisnis. Dengan bersaing, kita akan lebih
semangat untuk menjadi yang terbaik. Jika ingin unggul dalam bersaing, maka ada baiknya
produk kita memiliki kualitas dan ciri khas yang membedakan produk kita dengan produk
pesaing. Namun, bersaing tidak harus menjatuhkan tetapi menjadikan produk kita lebih baik
dari sebelumnya. Melakukan inovasi dan variasi agar masyarakat tetap percaya dengan
produk kita. Pemerintah : ikut berpartisipasi dalam mengawasi persaingan antar perusahaan
agar tidak melanggar kode etik yang berlaku. Jika ada yang melanggar, ada baiknya diberikan
penegasan.

KASUS 3 : KASUS ETIKA PASAR BEBAS TENTANG BISNIS INDOMIE DI


TAIWAN
A. LATAR BELAKANG
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 14

Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis
terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan
luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam
pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar.
Dalam sistem perekonomian pasar bebas, perusahaan diarahkan untuk mencapai
tujuan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, sejalan dengan prinsip efisiensi.
Namun, dalam mencapai tujuan tersebut pelaku bisnis kerap menghalalkan berbagai cara
tanpa peduli apakah tindakannya melanggar etika dalam berbisnis atau tidak.
Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata
sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis, meski perusahaan perusahaan tersebut
memiliki code of conduct dalam berbisnis yang harus dipatuhi seluruh organ di dalam
organisasi. Penerapan kaidah good corporate governace di perusahaan swasta, BUMN, dan
instansi pemerintah juga masih lemah. Banyak perusahaan melakukan pelanggaran, terutama
dalam pelaporan kinerja keuangan perusahaan.
Peluang-peluang yang diberikan pemerintah pada masa orde baru telah memberi
kesempatan pada usaha-usaha tertentu untuk melakukan penguasaan pangsa pasar secara
tidak wajar. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk
dan kosumen tetapi lebih menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi
diperhatikan dan akhirnya telah menjadi praktek monopoli, persengkongkolan dan
sebagainya.
Akhir-akhir ini pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya penguasaan
pangsa pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha menengah kebawah yang kurang
memiliki kemampuan bersaing karena perusahaan besar telah mulai merambah untuk
menguasai bisnis dari hulu ke hilir. Perlu adanya sanksi yang tegas mengenai larangan prakti
monopoli dan usaha yang tidak sehat agar dapat mengurangi terjadinya pelenggaran etika
bisnis dalam dunia usaha.

B. KONSEP TEORI
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 15

perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk
jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan
etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang
membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su).
Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan
Etika, sebagai berikut:

Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu

pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.


Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan
(adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat
dengan pengertian baik dan buruk suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak
(The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of
human actions)
3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science
of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
5. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah:
Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak
Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 16

Etika terbagi atas dua :


a. Manusia Etika umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana
itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk
bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan.
b. Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus misalnya
olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika
profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya).
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas,
ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti
ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya
atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis
seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis sendiri memiliki
tiga penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada
badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari
laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu,
misalnya bisnis pertelevisian. Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas
yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Meskipun demikian, definisi bisnis yang tepat masih menjadi bahan perdebatan
hingga saat ini. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita

AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 17

menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a)
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
b)

membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.


Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang

c)

lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk

membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 18

lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya
termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama
apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam
sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus
mempertahankan karyawannya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
4.
5.
6.
7.
8.

perkembangan informasi dan teknologi


Menciptakan persaingan yang sehat
Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
Mampu menyatakan yang benar itu benar
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan

pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Etika bisnis merupakan aspek penting dalam membangun hubungan bisnis dengan
pihak lain. Sukses atau gagalnya suatu bisnis sangat ditentukan oleh etika bisnis seseorang.
Etika bisnis yang baik juga dapat membangun komunikasi yang lebih baik dan
mengembangkan sikap saling percaya antarsesama pebisnis. Ada dua hal yang harus Anda
perhatikan dalam berbisnis. Yang pertama adalah memerhatikan kepentingan dan menjaga
perasaan orang lain. Yang kedua adalah mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain,
karena masing-masing budaya atau negara mempunyai etika bisnis yang berbeda. Meski
begitu, terdapat beberapa etika yang berlaku umum.
Perilaku dan sikap Anda bisa mencerminkan tentang diri Anda. Perilaku juga
mencerminkan watak Anda sehingga ada beberapa hal yang harus dihindari. Perilaku yang
hanya mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, dan tidak bisa dipercaya, dapat membuat
bisnis tidak berkembang. Etika bisnis yang tepat dapat membangkitkan sifat-sifat yang
AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 19

positif. Tunjukkan sifat positif Anda. Misalnya, Anda perlu tahu kapan harus menunjukkan
perhatian dan belas kasih tanpa menjadi emosional. Tanamkanlah rasa percaya pada diri
sendiri tanpa harus bersifat sombong. Dengan mempelajari etika bisnis, Anda akan
menunjukkan bahwa diri Anda memiliki pikiran yang terbuka, sehingga akan membuat Anda
dihargai oleh orang lain.
Semua etika bisnis yang baik harus didasari dengan kepekaan dan tenggang rasa.
Sebaiknya Anda pelajari etika umum (termasuk juga dari negara-negara lain), mulai dari cara
merespon, menyapa, dan sebagainya. Hal ini akan mampu membangun hubungan bisnis yang
kuat. Anda juga harus berbicara secara hati-hati. Saat bicara pada rekan bisnis sebaiknya
pikirkan kata-kata yang tepat, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti
misalnya membuat orang tersinggung. Etika bisnis mendorong kehati-hatian dalam
berkomunikasi dan memilih bentuk-bentuk ekspresi yang bisa diterima. Cobalah untuk
berpakaian secara tepat, berdiri dan duduk di tempat sesuai dengan posisi Anda pada waktu
yang tepat. Jaga postur tubuh yang baik, sehingga akan menciptakan kesan yang baik dan
menghindari kesalahpahaman.
Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang
memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau
jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan
oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan. Untuk memudahkan
penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung
dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara
menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct), memperkuat sistem
pengawasan, menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

TERIMA KASIH

AGUNG NOVIANTO
NPM : 141303024
MM WEEKDAYS ANGKATAN 43 Page 20

Anda mungkin juga menyukai