Anda di halaman 1dari 7

KRONOLOGIS PENARIKAN INDOMIE DARI TAIWAN

Tanggal 9 Juni 2010, Food and Drugs Administration


(FDA) Taiwan melayangkan surat teguran kepada
Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan
karena produk tersebut tidak sesuai persyaratan
FDA.Dalam surat itu juga dicantumkan tanggal
pemeriksaan Indomie dari Januari-20 Mei 2010
terdapat bahan pengawet yang tidak diizinkan di
Taiwan di bumbu Indomie goreng dan saus
barberque, ucap Direktur Indofood Sukses
Makmur, Franciscus Welirang, Kamis (14/10)
kemarin.
Dalam surat tersebut dilampirkan pemeriksaan
produk Indomie dari Januari-20 Mei 2010 terdapat
bahan pengawet yang tidak diizinkan di Taiwan di
bumbu Indomie goreng dan saus barberque,
katanya.Dalam kasus penarikan Indomie di Taiwan
ternyata bermula pada 9 Juni lalu saat Kantor
Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan
mendapatkan surat dari Food and Drugs
Administration (FDA) Taiwan yang memberitahukan
mi instan produk Indofood tidak sesuai persyaratan
FDA.
Franciscus Welirang didampingi direktur Indofood
lainnya menyatakan, pertengahan Juni 2010
Indofood merespon surat itu. Namun, dalam surat
balasan tersebut, Indofood menyatakan selalu
menyesuaikan persyaratan dan peraturan yang
berlaku di Taiwan.Pada 2 Juli 2010 telah terjadi
pertemuan antara Dirjen Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan dan Importir tunggal
Indomie di Taiwan untuk merencanakan Nota
Kesepahaman.
Indomie sendiri, menurut Franciscus, memiliki dua
jenis label Indomie untuk ekspor dan domestik.Sejak
Juli hingga awal Oktober 2010, Fransiscus tidak
mendengar masalah apapun terhadap Indomie yang
diekspor ke Taiwan. Pada 8 Oktober 2010 tiba-tiba
mendengar pengumuman di media Taiwan dan
Hongkong di kecap Indomie terdapat pengawet
yang tidak sesuai.
Atas laporan inilah kemudian pihak Indofood
mencari fakta di Taiwan untuk mencari tau apa
yang sebenarnya terjadi.Saat ini kami belum

menemukan konteks yang tepat karena dari pihak


Taiwan belum ada pengumuman lebih lanjut,
ucapnya.
Pada kesempatan itu Mendag RI meminta Taiwan
untuk memberikan klarifikasi terutama tentang
adanya dua standar yang berbeda tetapi keduaduanya diakui secara internasional dan produk yang
memenuhi standar tersebut aman untuk
konsumen.Selain itu produk yang masuk melalui
jalur distribusi Indofood sudah memenuhi standar
Taiwan. Mendag juga meminta otoritas setempat
meletakkan persoalan ini secara proporsional tidak
menyemaratakan semua produk yang beredar di
Taiwan yang masuk dengan cara berbeda-beda,
katanya.
Pihaknya juga meminta kerja sama otoritas Taiwan
untuk memperlakukan isu tersebut sesuai dengan
prosedur yang berlaku dalam perdagangan
internasional dan melakukan komunikasi dengan
otoritas yang berkompeten untuk bidang
itu.Berdasarkan rilis Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) RI, produk Indomie aman
dikonsumsi dan sesuai dengan standar CODEX
Alimentarius Commission (CAC) yang diakui secara
internasional.
Sementara itu, Taiwan bukanlah anggota CAC
sehingga menerapkan standar yang berbeda dengan
standar internasional itu, sehingga ada perbedaan
standar walaupun kedua standar itu diakui sebagai
standar internasional dan aman untuk
konsumen.Sekretaris Jenderal Kemendag,
Ardiansyah Parman, pada kesempatan yang sama
mengatakan, pada prinsipnya pemerintah
mempunyai komitmen tinggi untuk melindungi
keamanan konsumsi pangan. (Ant/OL-9)
AKAR MASALAH
Dalam surat tersebut dilampirkan
pemeriksaan produk Indomie dari Januari-20
Mei 2010 terdapat bahan pengawet yang
tidak diizinkan di Taiwan di bumbu Indomie
goreng dan saus barberque
Pada 8 Oktober 2010 tiba-tiba mendengar
pengumuman di media Taiwan dan Hongkong di
kecap Indomie terdapat pengawet yang tidak

sesuai.
Indomie ditarik karena mengandung Methyl PHydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan.,
Analisis kasus berdasar Undang Undang No 8
Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen
Kasus penarikan indomie di Taiwan dikarena pihak
Taiwan menuding mie dari produsen indomie
mengandung bahan pengawet yang tidak aman bagi
tubuh yaitu bahan Methyl P-Hydroxybenzoate pada
produk indomie jenis bumbu Indomie goreng dan
saus barberque
Hal ini disanggah oleh Direktur Indofood Sukses
Makmur, Franciscus Welirang berdasarkan rilis
resmi Indofood CBP Sukses Makmur, selaku
produsen Indomie menegaskan, produk mie instan
yang diekspor ke Taiwan sudah memenuhi peraturan
dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan
Makanan Taiwan. BPOM juga telah menyatakan
Indomie tidak berbahaya.
Permasalahan diatas bila ditilik dengan pandangan
dalam hokum perlindungan maka akan
menyangkutkan beberapa pasal yang secara tidak
langsung mencerminkan posisi konsumen dan
produsen barang serta hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh produsen
Berikut adalah pasal-pasal dalam UU No 8 tahun
1999 tentang perlindungan konsumen yang
berhubungan dengan kasus diatas serta jalan
penyelesaian
Pasal 2 UU NO 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Pasal 3 UU NO 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Pasal 4 (c) UU NO 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Pasal 7 ( b dan d )UU NO 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
Pasal 2 UU PK adalah tentang tujuan perlindungan
konsumen yang akan menyinggung tentang
Menciptakan sistem perlindungan konsumen
yang mengandung unsur kepastian hukum dan
keterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi.
Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa

yang menjamin kelangsungan usaha produksi


barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen
Perlu ditilik dalam kasus diatas adalah adanya
perbedaan standar mutu yang digunakan produsen
indomie dengan pemerintahan Thailand yang
masing-masing berbeda ketentuan batas aman dan
tidak aman suatu zat digunakan dalam
pengawet,dalm hal ini Indonesia memakai standart
BPOM dan CODEX Alimentarius Commission (CAC)
yang diakui secara internasional
Namun hal itu menjadi polemic karena Taiwan
menggunakan standar yang berbeda yang melarang
zat mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang
dilarang di Taiwan.hal ini yang dijadikan pokok
masalah penarikan indomie oleh karana itu akan
dilakukan penyelidikan dan investigasi yg lebih
lanjut
Pada pasal 3 UU PK menjelaskan tentang asas
perlindungan konsumen yang isinya sebagai berikut
Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Diharapkan penerapan UU PK akan
memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan konsumen dalam penggunaan,
pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/
atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan
Asas manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa penerapan
UU PK harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada kedua pihak,
konsumen dan pelaku usaha. Sehingga tidak
ada satu pihak yang kedudukannya lebih
tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua belah
pihak harus memperoleh hak-haknya.
Asas keamanan dan keselamatan konsumen
digunakan karena sebagai jaminan keamanan dan
keselamatan konsumen dalam mengkonsumsi produk
indomie tersebut terlebih sebagian besar konsumen
produk indomie di Taiwan adalah TKI yang bekerja
disana jadi walaupun UU PK adalah hokum Indonesia
tetapi haruslah tetap diberlakukan ditilik dari
banyaknya konsumen yang merupakan WNI
Asas manfaat digunakan karena kedua pihak yaitu

PT Indofood Sukses Makmur selaku produsen dan


Taiwan selaku Konsumen sehingga kedua pihak
haruslah sama kedudukannya sehingga kedua belah
pihak memperoleh hak-haknya.terlebih PT Indofood
sukses malamur selalu menyesuaikan denagn syarat
dan peraturan yang berlaku di Taiwan.
Pada Pasal 4 ( C )UU PK adalah menyinggung
tentang hak knsumen (konsumen di Taiwan)
Hak atas informasi yang benar,jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan /
atau jasa
Untuk menyikapi hal tersebut PT Indofood sukses
makmur harusnya mencantumkan segala bahan dan
juga campuran yang dugunakan dalam bumbu
produk indomie tersebut sehinnga masyarakat/
atau konsumen di Taiwan tidak rancu dengan berita
yang dimuat di beberapa pers di Taiwan
Pada pasal 7 ( b dan d ) adalah menyinggung
tentang
Memberikan informasi yang benar,jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan,perbaikan dan pemeliharaan
menjamin mutu barang dan/atau jasa yang
diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku
berdasar pasal 7 (b dan d) diatas maka diwajibkan
kepada produsen untuk mencantum segala
informasi mengenai produknya disini adalah
kewajiban PT Indofood untuk mencantum informasi
bahan apa saja yang digunakan dalam produknya
Namun, berdasarkan rilis resmi Indofood CBP
Sukses Makmur, selaku produsen Indomie
menegaskan, produk mie instan yang diekspor ke
Taiwan sudah memenuhi peraturan dari Departemen
Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan. BPOM
juga telah menyatakan Indomie tidak berbahaya.
Direktur Indofood Franciscus Welirang bahkan
menegaskan, isu negatif yang menimpa Indomie
menunjukkan produk tersebut dipandang baik oleh
masyarakat internasional, sehingga sangat potensial
untuk ekspor. Menurutnya, dari kasus ini terlihat
bahwa secara tidak langsung konsumen di Taiwan

lebih memilih Indomie ketimbang produk mi instan


lain.Ini bagus sekali. Berarti kan (Indomie) laku
sekali di Taiwan, hingga banyak importir yang
distribusi
KESIMPULAN
Kedua belah harusnya menganbil jalan tengah dari
masalah penarikan tersebut dengan melakukan
pembicaraan mendalam mengenai jalan keluar yang
harus ditempun dengan tujuan agar kedua belah
pihak tidak merasa dirugikan karna masalah
tersebut
Mengenai zat pengawet yang dilarang di Taiwan
tersebut alangkah lebih baik jika produsen indomie
yaitu PT.Indofood menyesuikan dengan Taiwan
dengan tujuan sesuai dengan asas keselamatan
konsumen dan pasal 7(b) UU PK.dan tentu saja
agar exspor tetap berlangsung karena komoditi
yang besar
Dijelaskan, Indomie sangat disukai di Taiwan,
terutama warga Indonesia di Taiwan karena mudah
didapat, enak, dan harganya murah.Sehingga bagi
eksportir pun pengiriman mi instant ke Taiwan
merupakan komoditas besar dan untung besar,
dimana rata-rata harganya 50 NT$ (New Taiwan
Dollar) untuk 7 bungkus Indomie.
Pemerintah mencatat ada sekitar 300 toko di
Taiwan yang menjual produk Indomie sampai saat
ini. Permintaan terhadap Indomie di negara
tersebut tumbuh pesat apalagi banyak pekerja dari
Indonesia yang menetap di sana
Walaupun ada isu perang dagang seperti dilansir
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA,(wawncaraa dengan
Bambang Mulyano di sela rapat kerja dengan Komisi
VI (Komisi Perdagangan) DPR RI di gedung DPR/
MPR RI Jakarta, Senin (11/11/2010).apakah
kemungkinan terjadi perang dagang? Bambang
mengatakan. Ya, mungkin begitulah, kata
Bambang.Dugaan itu diperkuat dengan penjualan
Indomie di rumah-rumah makan atau cafe yang
banyak digemari di Taiwan. Mungkin industri
mereka kena masalah dan muncul seperti itu (isu
Indomie mengandung pengawet), kata dia.Menurut
dia, Indomie di Taiwan banyak disukai karena
produknya lebih gurih dari produk lokal diTaiwan.

Kami sudah lakukan klarifikasi di sana, dan


laporan yang kami terima, toko-toko di sana masih
dilarang menjual Indomie, papar Bambang.
Dari itu maka sangat penting kedua belah pihak
untuk duduk bersama sama untuk menyelesaikan
masalah tersebut dengan tidak melupakan asas
manfaat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada kedua pihak, konsumen dan pelaku
usaha. Sehingga tidak ada satu pihak yang
kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya.
Kedua belah pihak harus memperoleh hak-haknya.

Anda mungkin juga menyukai