Anda di halaman 1dari 6

CONTOH KASUS BISNIS INTERNATIONAL

Mengandung Pengawet Terlarang, Indomie Ditarik di Taiwan

NAMA KELOMPOK :

KEANU RYAN 10090313122 Kelas C


HUTAMA RIZKY A.H. 10090313148 Kelas D
NICKO TRIYADI 10090313146 Kelas D
MUHAMMAD YUDHI ARFHAN 10090313140 Kelas D
MUHAMAD PRAYADWIKA 10090313158 Kelas D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2016

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kutipan Kasus

Mengandung Pengawet Terlarang, Indomie Ditarik di Taiwan

TEMPO Interaktif , Taiwan Dua jaringan supermarket terbesar di Taiwan berhenti


menjual produk mi instan merek Indomie setelah pemerintah Taiwan menemukan bahan
pengawet yang dilarang di produk asal Indonesia. Pusat Keamanan Makanan Taiwan telah
menguji mi tersebut dan bakal menanyakannya terhadap insiden tersebut ke para importir dan
distributor. Importir dari Hong Kong mengatakan mi-mi tersebut diperkirakan dibawa ke
Thailand secara ilegal. Beberapa warga Taiwan mengatakan mereka akan membeli mi merek
lain. Sementara, para tenaga kerja Indonesia di Taiwan mengaku akan tetap memakan
Indomie karena rasanya enak dan harganya murah.

Pemerintah Taiwan mengumumkan menarik mi instan Indomie, Jumat. Penarikan itu


dilakukan setelah dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic
acid, ditemukan di dalam Indomie. Bahan pengawet tersebut hanya dibolehkan untuk
kosmetik. Bahan pengawet tersebut dilarang digunakan di makanan-makanan di Taiwan,
Kanada, dan Eropa. Jika bahan pengawet tersebut dikonsumsi, bisa menyebabkan orang
muntah. Bahkan, kalau bahan pengawet tersebut dimakan untuk jangka waktu yang cukup
lama atau dalam jumlah yang banyak, itu bisa menyebabkan metabolic acidosis, sebuah
kondisi akibat terlalu banyak mengkonsumsi asam.

Jaringan toko ParknShop dan Wellcome menarik semua produk Indomie dari
supermarket-supermarket milik mereka. Importir Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK)
Trading, mengatakan mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di
Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO). Fok Hing (HK) Trading mengutip
penilaian kualitas Indomie pada Juni yang menyatakan tidak menemukan kandungan
pengawet terlarang di Indomie.

"Mi Indomie aman dimakan dan mereka masuk ke Hong Kong melalui saluran impor
resmi," tulis Fok Hing (HK) Trading. "Produk yang mengandung racun dan ditemukan di
Taiwan diduga diimpor secara ilegal."
Sebuah supermarket Indonesia di Taiwan, East-Southern Cuisine Express, di
Causeway Bay mengatakan bahwa produk Indomie mereka bukan barang selundupan dan
aman dimakan. Satu paket berisi lima bungkus Indomie di Taiwan dijual 10 dolar Hong Kong
(Rp 11. 500) Sementara, merek lainnya seharga 15 dolar Hong Kong (Rp 17.200) sampai 20
dolar Hong Kong (Rp 23.000). Indomie diminati di Hong Kong setelah sebuah iklan
menunjukkan seorang bayi menari dan terbang setelah minum satu mangkuk Indomie.

Sementara itu, produsen Indomie di Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur


Tbk (ICBP), mengatakan produk-produk mereka sudah memenuhi standar internasional.
(Baca: Produknya Ditarik di Taiwan, Ini Jawaban Indofood).

"ICBP menegaskan bahwa produk-produknya telah sesuai dengan petunjuk global


yang dibuat CODEX Alimentarius Commission, badan standar makanan internasional. Kami
sedang mengkaji situasi di Taiwan terkait beberapa laporan tersebut dan akan mengambil
langkah yang diperlukan untuk melindungi konsumen kami di negara itu dan negara lainnya,"
ujar Direktur ICBP Taufik Wiraatmadja dalam siaran pers di situs Indofood, Senin (11/10).

2.1 Analisis Kasus


Kasus ini melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan
Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya,
para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar
Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
(Marie Elka Pangestu). Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet
terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk
pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan. Tapi, Indofood berdalih bahwa
produknya sudah memenuhi standar Internasional yang dibuat oleh badan standar makanan
internasional, Codex Alimentarius Commision (CAC). Pembelaan pun datang dari
importir resmi Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan bahwa mi produk
Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan
Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut saya, masalah ini muncul disebabkan karena kesalahan interpretasi standar
Internasional oleh otoritas negara Taiwan, yang memang bukan anggota CAC. Langkah
penarikkan peredaran mie tersebut bisa dinilai wajar, karena tugas negara memang harus
melindungi rakyatnya/konsumen dari potensi keracunan.Mengingat hubungan perdagangan
antara Taiwan-Indonesia selama ini saling menguntungkan, sudah selayaknya segera
dilakukan rekonsiliasi antara pihak-pihak terkait. Musyawarah untuk mufakat adalah pilihan
yang tepat untuk menemukan titik kesepahaman antara interpretasi otoritas Taiwan dan
Indonesia.

Isu-isu yang berkembang seiring adanya dugaan jalur ilegal peredaran mi Indomie
harus segera ditanggapi dan diusut. Hal tersebut (mi illegal, red) bisa memperparah citra
Indofood yang selama ini dikenal baik oleh warga Taiwan.

Apapun hasil perundingan nantinya, harus ditaati para pihak yang berunding. Dan
langkah selanjutnya adalah segera melakukan klarifikasi untuk memberitahu masyarakat
tentang hasil perundingan dan akar masalahnya. Upaya itu dapat mereduksi
keresahan/kekhawatiran masyarakat terhadap produk Indomie yang ditarik massal
sebelumnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan pada makalah ini, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut :

1. Kasus Indomie di Taiwan melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu


pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of
Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan
retailer besar Taiwan melalui Parkn Shop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Perdagangan

2. Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl
p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam
bahan makanan di negara Taiwan yang bukan anggota CAC. Temuan itu menimbulkan
perbedaan interpretasi antara otoritas Taiwan terhadap Indofood yang memakai standar dari
CAC.

3. Upaya yang harus dilakukan adalah perundingan untuk menemukan titik kesepahaman
standar. Apapun hasil perundingan tersebut, harus ditaati dan dipublikasikan agar menjadi
edukasi terhadap masyarakat/konsumen di Taiwan yang bukan anggota CAC. Temuan itu
menimbulkan perbedaan interpretasi antara otoritas Taiwan terhadap Indofood yang memakai
standar dari CAC.

3. Upaya yang harus dilakukan adalah perundingan untuk menemukan titik kesepahaman
standar. Apapun hasil perundingan tersebut, harus ditaati dan dipublikasikan agar menjadi
edukasi terhadap masyarakat/konsumen di Taiwan

3.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan atas kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Calon pelaku bisnis Internasional harus mengkomunikasikan dengan jelas tentang


produknya kepada Negara tujuan ekspor. Segala dokumentasi dan standar yang melekat pada
produk dijelaskan dengan baik untuk menghindari kesalahpahaman

2. Akan lebih baik jika perusahaan juga menyesuaikan standar produk internasional yang
dianut suatu Negara tujuan, dibandingkan hanya menggunakan satu standar asal saja. Hal ini
akan memperkuat keyakinan calon konsumen untuk memakai produk perusahaan tanpa
khawatir terjadi masalah di kemudian hari

1. SIAPA PENYEBABNYA ?
Menurut saya, masalah ini muncul disebabkan karena kesalahan interpretasi
standar Internasional oleh otoritas negara Taiwan, yang memang bukan anggota
CAC. Langkah penarikkan peredaran mie tersebut bisa dinilai wajar, karena tugas
negara memang harus melindungi rakyatnya/konsumen dari potensi
keracunan.Mengingat hubungan perdagangan antara Taiwan-Indonesia selama ini
saling menguntungkan, sudah selayaknya segera dilakukan rekonsiliasi antara pihak-
pihak terkait. Musyawarah untuk mufakat adalah pilihan yang tepat untuk
menemukan titik kesepahaman antara interpretasi otoritas Taiwan dan Indonesia.
Isu-isu yang berkembang seiring adanya dugaan jalur ilegal peredaran mi
Indomie harus segera ditanggapi dan diusut. Hal tersebut (mi illegal, red) bisa
memperparah citra Indofood yang selama ini dikenal baik oleh warga Taiwan.

2. SIAPA YANG TERLIBAT ?

Kasus ini melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu


pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration
Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua
jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome,
perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan
pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Marie Elka Pangestu).
Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-
hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian
dalam bahan makanan di negara Taiwan. Tapi, Indofood berdalih bahwa produknya
sudah memenuhi standar Internasional yang dibuat oleh badan standar makanan
internasional, Codex Alimentarius Commision (CAC). Pembelaan pun datang dari
importir resmi Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan bahwa mi
produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun
Badan Kesehatan Dunia (WHO).

3. EFEK BAIK DAN BURUKNYA ?


Efek Baik
- Harga mie disana sangat murah makannya tidak heran masyarakat taiwan
sangat tertarik untuk membeli produk indonesia

Efek Buruk

- Muntah, mencret, dan diare

Anda mungkin juga menyukai