Anda di halaman 1dari 225

Antologi

ADAPTASI KEBIASAAN BARU


MASYARAKAT INDONESIA

Pada Era Pandemi COVID – 19:


Tinjauan dari Berbagai Disiplin Ilmu

Dr. Karwanto, M.Pd., dkk.

Editor:
Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO.
Dr. Andi Asrifan, S.Pd., M.Pd.
Yulianti, S.Sos., M.I.Kom.
Rifqi Festiawan, S.Pd., M.Pd., AIFO.

Pengantar:
Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag.
Direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung

[i]
ANTOLOGI
Adaptasi Kebiasaan Baru Masyarakat Indonesia
pada Era Pandemi Pandemi Covid-19:
Tinjauan dari Berbagai Disiplin Ilmu

Copyright © Karwanto, dkk., 2020


Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved

Layout: Arif Riza


Desain cover: Diky M. Fauzi
Penyelaras Akhir: Adi Wijayanto, dkk
vii + 213 hlm: 14.8 x 21 cm
Cetakan Pertama, November 2020
ISBN: 978-623-6704-22-6

Anggota IKAPI

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memplagiasi atau


memperbanyak seluruh isi buku ini.

Diterbitkan oleh:
Akademia Pustaka
Perum. BMW Madani Kavling 16, Tulungagung
Telp: 081216178398
Email: redaksi.akademia.pustaka@gmail.com
Website: http://akademiapustaka.com/

ii
KATA PENGANTAR

P uji syukur dipanjatkan kehadirat Alloh SWT Tuhan Yang


Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNYA buku dengan
judul ”Adaptasi Kebiasaan Baru Masyarakat Indonesia pada Era
Pandemi Covid 19: Tinjauan Berbagai Disiplin Ilmu” selesai
disusun. Buku ini merupakan karya anak bangsa, yang ditulis
secara kolaboratif oleh para akademisi dari berbagai perguruan
tinggi nasional dan para praktisi bidang pendidikan nasional.
Gagasan penulisan kolaboratif ini muncul saat terjadi Pandemi
Covid-19. Topik-topik tulisan yang cukup menarik dari para
penulis (dosen, mahasiswa, guru dan praktisi pendidikan)
tersebut muncul sebagai upaya membantu pemikiran
menghadapi situasi yang berubah secara drastis.
Proses pendidikan yang sudah terbiasa dilakukan di
sekolah dan perguruan tinggi harus mampu juga diwujudkan
ketika harus belajar dari rumah. Kondisi ini tentu menjadi
tantangan bagi profesi bidang pendidikan. Buku ini hadir
tentunya untuk menjadi salah satu referensi bagaimana
seharusnya para profesi bidang pendidikan menjalankan
profesinya. Prediksi berbagai pihak bahwa belajar di rumah
secara digital (online) diperkirakan relatif tidak dapat
mewujudkan hasil belajar yang optimal, seperti diketahui
bahwa hasil belajar di sekolah secara umum diukur melalui tiga
domain yaitu kognitif (pengetahuan), psikomotor
(keterampilan atau penguasaan gerak atau keahlian) dan afektif
(perubahan sikap atau perilaku atau kharakter). Domain
kognitif, afektif dan psikomotor diyakini masih dapat
diwujudkan melalui online meskipun relatif kurang optimal
hasil belajarnya.

iii
Terobosan yang banyak disarankan melalui berbagai
webinar terkait tantangan dan peluang belajar daring (dalam
jaringan) atau secara digital (online) di tengah badai Covid-19.
Kondisi Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal Era) bukan
hanya tantangan bagi para profesi bidang pendidikan tetapi
juga para orangtua yang kebanyakan belum mampu
menyiapkan lingkungan belajar di rumah relatif sama dengan di
sekolah dan selain juga harus menyiapkan kuota internet yang
cukup besar agar dapat mengakses video keterampilan gerak
sebagai materi ajar pendidikan yang akan dipelajari di rumah.
Ada pepatah kuno mengatakan “tiada rotan akar pun
jadi”. Artinya para profesi bidang pendidikan harus dapat
mendisrupsi pikirannya bagaimana caranya agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar yang
tinggi diharapkan dapat terwujud di tengah kondisi adaptasi
kebiasaan baru selama masa pandemi Covid-19. Kondisi inilah
yang melatarbelakangi pikiran para pakar dalam bidang
pendidikan untuk menuangkan pikiran-pikirannya dalam buku
ini dengan tulisan ringan, ilmiah, logika dan mudah dipahami,
setidaknya mampu menjadi referensi untuk menghadapi
adaptasi kebiasaan baru selama masa Pandemi Covid-19.
Terima kasih kepada para penulis dari berbagai lembaga
pendidikan nasional mulai Aceh sampai Papua, yang telah
meluangkan waktu dan berkenan mengisi tulisan dalam
Antologi ini, semoga tetap semangat berkarya dan terus
berkarya mengisi ruang literasi pendidikan nasional. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca semua, dan mampu
mendorong munculnya karya-karya ilmiah berikutnya.

Tulungagung, 28 Oktober 2020

Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii


Daftar Isi ......................................................................................................................................... v
Bab I Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan selama Pandemi Covid-19.1
Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma
Dr. Karwanto, M.Pd..................................................................................................................1
Penggunaan Flipped Classroom pada Pembelajaran Efl di Era New Normal
Wahab Syakhirul Alim, M.Pd.......................................................................................... 13
Pelatihan Pembelajaran Online bagi Guru IPA di Era Covid-19
Nurlia Latipah, M.Pd.Si ..................................................................................................... 21
Tiga Pilar Pendidikan pada Masa Pandemi
Bona Ventura ........................................................................................................................ 27

Bab II Problematika Pembelajaran Daring ............................................................ 35


Permasalah dalam Belajar Online selama Pandemik Covid 19
Veramyta Maria Martha Flora Babang, S.Pd Jas, M.Or ...................................... 37
Problematika Pendidikan Islam di Masa Pandemi
Tuti Nuriyati, M.Pd ............................................................................................................. 45
Problematika Pendidikan Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 di SD/MI
(Ditinjau dari Sisi Kelebihan dan Kekurangannya)
Muhajir, S. Ag., M.Pd........................................................................................................... 51
Kendala Pembelajaran Mata Kuliah Teori dan Praktek Tenis Meja Secara
Daring
Alventur Baun, S.Pd., M.Pd .............................................................................................. 59

Bab III Pemanfaatan Teknologi pada Masa AKB............................................ 63


Memilih Platform dan Metode yang Mudah Digunakan dalam Pembelajaran
Daring
Achmad Baidawi, M.Pd ..................................................................................................... 65
Pembelajaran Teaching Media dengan Project-Based Learning Model Via
Online
Dr. Aria Septi Anggaira, M.Pd ........................................................................................ 71

v
Bite-Sized Learning dalam Pembelajaran Listening di Telegram Selama
Pandemi Covid-19
Lasmi Febrianingrum, M.Pd ........................................................................................... 79
Pemanfaatan Media Sosial dalam Pembelajaran Daring di Sekolah
Nurul Nitasari, M. Pd ......................................................................................................... 87

Bab IV Strategi Daring Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan


Olahraga ..................................................................................................... 91
Dinamika Implementasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
Kesehatan (PJOK) dalam Jaringan
Dr. Sabaruddin Yunis Bangun, M.Pd ........................................................................... 93
Persiapan Pembelajaran PJOK Menuju AKB berbasis Blended Learning
Muhamad Syamsul Taufik, S.Si., M.Pd ..................................................................... 101
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar
Dr. Idris Moh Latar, S.Pd., M.Pd.................................................................................. 107
Efektifitas Pendidikan Olaharaga dalam Pembelajaran Edlink Semiva di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru
Ratno Susanto, M.Pd ....................................................................................................... 115

Bab V AKB dalam Perspektif Spiritualitas .................................................... 123


Mengembangkan Motivasi Dakwah bil-Lisan di Kalangan Mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah
Siti Marlida, M.Ag............................................................................................................. 125
Tinjauan Islam Terhadap Wabah Corona Virus Disease (Covid 19)
Drs. Makhfudz, M.Si ......................................................................................................... 133
New Normal dalam Perspektif Maqashid Syari’ah: Konsep dan
Implementasinya
Frida Akmalia, S.Pd ......................................................................................................... 141
Membangun Kecerdasan Spiritual untuk Menumbuhkan Semangat Siswa
Dalam Mencetak Prestasi di Masa Pandemi
Mita Mahda Saputri, S.Ag ............................................................................................. 147

Bab VI Sudut Pandang Budaya Nusantara ..................................................... 153


Tradisi Mamat Bagi Atoni Pah Meto di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Yenry Anastasia Pellondou, M.Si................................................................................ 155
Covid 19 dan Budaya Cium Hidung di Sumba
Maria Patrisia Ivonie Babang, S.Pd.Si.,M.Pd.,Gr.................................................. 161
Olahraga Tradisional dan Budaya
Arie Asnaldi, M.Pd ............................................................................................................ 165

vi
Bab VII Bugar dan Sehat selama AKB .............................................................. 173
Pilihan Olahraga Sederhana Tanpa Sit Up di Rumah selama Masa Pandemi
Covid-19
Dr. Benny Badaru, M.Pd ................................................................................................ 175
Optimalisasi Imunitas dengan Olahraga Terukur dalam Kondisi Adaptasi
Kebiasan Baru
Adi Rahadian, S.Si., M.Pd ............................................................................................... 185
Body Weight Training sebagai Wadah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
selama Pandemic Covid-19
Arga, S.Pd............................................................................................................................. 193
Kiat Pemilihan Makanan Sehat di Era Pandemi Covid-19
Nenni Dwi Aprianti Lubis, SP., M.Si .......................................................................... 201
Tetap Sehat dan Produktif Dengan Gizi Seimbang di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru
Merita Eka Rahmuniyati, SKM., M.Gizi ................................................................... 207

vii
BAB I
UPAYA PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN SELAMA PANDEMI
COVID-19

[1]
[2]
PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN
PENDIDIKAN MELALUI SIX SIGMA

Dr. Karwanto, M.Pd1


Universitas Negeri Surabaya

“Six sigma merupakan upaya peningkatan kualitas dan


memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan
menekankan aplikasi tools secara metodis dan
sistematis yang dapat menghasilkan terobosan dalam
peningkatan kualitas,”

PENDAHULUAN
Peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah dalam
menentukan kualitas pengelolaan pendidikan sangat
menentukan eksistensi masa depan pendidikan di sekolah yang
dikelolanya. Artinya, kualitas pengelolaan pendidikan sangat
menentukan eksistensi lembaga pendidikan. Hal ini tidak
terlepas dari peran penting manajer sekolah dalam menata
aspek manusia dan aspek non manusia dalam pengelolaan
pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas/mutu pengelolaan pendidikan adalah
melalui teknik atau metode six sigma.

1 Lahir di Indramayu Jawa Barat pada tanggal 16 Mei 1977. Anak ketiga dari

sembilan bersaudara pasangan Bapak Abdulloh dan Ibu Katimah. Menamatkan


Program Doktor (S3) Program Studi Manajemen Pendidikan di Pascasarjana
Universitas Negeri Malang (UM) pada Tahun 2009. Saat ini tercatat sebagai Dosen
Tetap Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya (UNESA) (2010-sekarang). Penulis dapat dihubungi melalui Email.
karwanto@unesa.ac.id. Scopus ID: 57211533290. Sinta ID: 6010248. Orchid ID:
0000-0002-9062-7602 dan Google Scholar: uaxbD1wAAAAJ.

[1]
[ Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma ]

Six sigma merupakan upaya peningkatan kualitas dan


memberikan kepuasan kepada pelanggan. Six sigma dalam
pelaksanannya menunjukan hal-hal yang menjadi solusi bagi
permasalahan terkait dengan peningkatan kualitas. Six sigma
sebagai program kualitas juga sebagai tools untuk pemecahan
masalah. Six sigma menekankan aplikasi tools ini secara metodis
dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam
peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat
generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri
manufaktur, jasa, termasuk dalam dunia pendidikan. Ada
beberapa karakteristik six sigma yaitu: (a) menggunakan isu
biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yang harus
diperbaiki; (b) six sigma fokus pada penggunaan alat untuk
mencapai hasil yang terukur; (c) six sigma memadukan semua
tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanyalah salah
satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan
bisnis lainnya; (d) six sigma menciptakan agen perubahan yang
bukan bekerja pada quality department saja, namun melibatkan
para operator yang bekerja pada proyek six sigma sambil
mengerjakan tugasnya. Six sigma juga disebut sebagai metode
yang berfokus pada proses pencegahan cacat atau defect.
Pencegahan cacat dilakukan dengan cara mengurangi variasi
yang ada di dalam setiap proses dengan mengunakan teknik-
teknik statistik (Subekti, 2019).
Six sigma sangat penting sekali bagi kepala sekolah sebagai
manajer pendidikan. Hasil penelitian Boyatzis (Carmeli &
Tishler, 2006), perbedaan antara manajer yang efektif dengan
manajer yang tidak efektif terletak pada: kompetensi yang
berbeda, sifat-sifat kepribadian, keterampilan manusiawi dan
keterampilan konseptual. Menurut Katz (1974); Bell & Chris
(2002); Cicchinelli (2000); Cook (2009); Ellis (2005); Hersey &
Blanchard (1982); Singleton (1981); Sion (2007); Ubben &
Hughes (1992); Whetton & Cameron (2011) keterampilan

[2]
[ Dr. Karwanto, M.Pd. ]

konseptual merupakan keterampilan yang paling kritis untuk


pemimpin puncak (top leaders). Hal senada menurut Goleman
(Carmeli & Tishler, 2006), pemimpin yang sukses dapat
merasakan dan memanaj emosi yang dimiliki dan emosi orang
lain. Luthans, dkk, (Latif,2002), ada perbedaan-perbedaan yang
signifikan pada keterampilan-keterampilan: (a) membangun
kekuasaan dan mempengaruhi; (b) kemunikasi dengan orang
dalam dan orang luar; (c) menentukan tujuan; (d) mengelola
konflik; dan (e) pengambilan keputusan.
Mengenai pentingnya pengelolaan pendidikan dapat
digambarkan mengenai arah pendidikan ke depan. Arah
pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan pendidikan berkualitas
bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan
pendidikan (termasuk siswa) menjadi agen perubahan. Angka
partisipasi tinggi, hasil pembelajaran yang berkualitas, distribusi
yang merata. Strategi-strategi utama dalam mewujudkan
pendidikan yang berkualitas adalah: (a) pembenahan
infrastruktur dan teknologi; (b) kebijakan, prosedur dan
pendanaan; (c) transformasi kepemimpinan pendidikan; (d)
komunitas pendidikan yang berdaya; dan (e) transformasi
kurikulum, pedagogi dan asesmen (Syahril, 2020). Kenyataan di
lapangan menunjukan bahwa masalah utama pendidikan yaitu:
belum optimalnya mutu layanan pendidikan, belum meratanya
akses layanan pendidikan dan tata kelola pendidikan.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana meningkatkan mutu
pengelolaan melalui six sigma?. Dalam makalah ini dijelaskan
hal-hal pokok sebagai berikut: (a) konsep dasar six sigma; (b)
penerapan metode six sigma dalam peningkatan mutu
pengelolaan pendidikan.

[3]
[ Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma ]

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Six Sigma


Six sigma merupakan alat ukur manajemen sederhana
untuk kemajuan bisnis/lembaga, termasuk dalam hal ini
adalah lembaga pendidikan. Harry & Scroeder (Subekti,
2019); Pande, Newman & Cavanagh (2000); Gitlow (2009);
Stamatis (2004), konsep dasar six sigma yaitu metode
sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan
analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi
dan cara-cara untuk menghilangkannya. Hal senada menurut
Antony et al (Aized, 2012) menjelaskan pengertian six sigma
adalah” a process focused data driven methodology aimed at
near elimination of defects in all processes which are critical to
customers”. Jones (2014), mendefinisikan six sigma sebagai:“
a data driven philosophy used to influence management
decisions and spark action across an organization”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa six
sigma adalah alat ukur manajemen sederhana untuk
kemajuan bisnis/lembaga dengan menggunakan metode
sistematis untuk pengumpulan data dan analisis statistik.
Peran penting six sigma dalam fungsi manajemen yaitu.
Pertama, six sigma sebagai system pengukuran yaitu
distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean)
suatu proses atau prosedur. Kedua, six sigma sebagai system
manajemen. Penggunaan alat ukur yang konsisten akan
membantu organisasi memahami dan mengendalikan proses
intinya, dan dengan metodologi problem solving yang
sistematis akan membantu organisasi mendapatkan solusi
yang didasarkan pada akar permasalahannya. Ketiga, six
sigma sebagai metodologi. Dalam pemecahan suatu masalah,
six sigma menyediakan metodologi yang dikenal dengan
nama DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control).

[4]
[ Dr. Karwanto, M.Pd. ]

B. Penerapan Metode Six Sigma dalam Peningkatan Mutu


Pengelolaan Pendidikan
Penerapan/implementasi six sigma meliputi tiga tahap.
Pertama, tahap-tahap peningkatan. Kedua, peranan staf.
Ketiga, investasi pelatihan (Coskun, 2010). Ketiga hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, tahap-tahap
peningkatan (improvement steps). Ada beberapa model
peningkatan untuk proses improvement yaitu (a) PDSA yang
kemukakan Deming yaitu: Plan, Do, Study and Act; (b) Lima
tahapan siklus peningkatan Six Sigma yang meliputi: Define,
Measure, Analyze, Improve and Control (DMAIC); (c) siklus
yang dikemukakan oleh Pande et al (Coskun, 2010) yaitu:
Define, Measure, Analyze, Design and Verify (DMADV). Hal
yang perlu diperhatikan dalam metode Six Sigma adalah
untuk proses design (dan redesign) menggunakan DMADV,
dan untuk proses peningkatan (process improvement)
menggunakan DMAIC. Menurut Jones (2014), the standard
framework for implementing a six sigma method is define,
measure, analyze, improve and control (DMAIC) process. Tabel
dibawah ini menjelaskan tugas-tugas khusus pada tiap-tiap
tahap, dan alat serta teknik yang digunakan dalam tiap-tiap
tahapannya.

Tabel 1. Tahap-tahap DMAIC dan Penggunaan Alat pada


Penerapan Metode Six-Sigma
Step Specific Task Tool and Techniques
Employed

Define • Identify improvement • Customer complaint analysis


issues • Cost of poor quality (COPQ)
• Organize project team • Brainstorming
• Set-up improvement goal • Run charts, control charts
• Estimate financial benefit • Benchmarking

[5]
[ Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma ]

Step Specific Task Tool and Techniques


Employed

Measure • Map process and identify • Process map (SIPOC)


inputs and outputs • Cause and effect matrix
• Establish measurement • Gauge R& R
system for inputs and • Control charts
outputs • Process capability analysis
• Understand the existing • Failure models and effects
capability of process analysis (FMEA)
Analyze • Identify sources of • Cause and effect Diagram
variation in process • Pareto diagram
• Identify potential critical • Scatter diagram
inputs • Brainstorming
• Determine tools used in • Analysis of Variance
the improvement step (ANOVA)
Improve • Conduct improvement • Design of experiment (DOE)
actions • Quality function deployment
• Use experiments (QFD)
• Optimize critical inputs • Process capability analysis
• Control charts
Control • Standardize the process • Standar operation procedure
• Maintain critical inputs in • Process capability analysis
the optimal area • Fool-proofing (Poka Yoke)
• Verify long term capability • Run charts
• Evaluate the results of
improvement projects
Sumber: Coskun (2010)

Hal senada menurut Lunau (2013), tahapan-tahapan


DMAIC dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Define (define
problem and goal); (b) Measure (measure current
performance); (c) Analyze (analyze and verify causes); (d)
Improve (identify and implement improvement actions); dan
(e) Control (ensure sustainability of results).
Kedua, peranan staf. Brue (Subekti, 2019); Henderson &
Evans (Coskun, 2010); Goetsch & Davis (2016), mencatat
dan mengkategorikan pihak-pihak yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan six sigma di dalam

[6]
[ Dr. Karwanto, M.Pd. ]

perusahaan/lembaga pendidikan dapat dijelaskan sebagai


berikut. Pertama, Executive Leader. Pimpinan puncak
perusahaan/lembaga pendidikan yang memiliki komitmen
untuk mewujudkan six sigma, memulai dan
memasyarakatkannya pada seluruh bagian, divisi,
departemen dan cabang-cabang perusahaan. Kedua,
champions. Adalah personal yang sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan proyek six sigma yaitu
pendukung utama yang bekerja untuk terbentuknya black
belts dan berupaya meniadakan berbagai
rintangan/hambatan baik yang bersifat fungsional, finansial
ataupun personal. Para campions ini menyatu dengan proses
pelaksanaan proyek, di mana anggotanya terdiri dari para
direktur dan manager yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas proyek sehari-hari, dan wajib melaporkan progress
perkembangannya kepada executive leaders. Tugas-tugas
lainnya adalah: (1) memilih calon-calon angota black belt,
mengidentifikasi wilayah kerja proyek; (3) menegaskan
sasaran yang dikehendaki; (4) menjamin terlaksananya
proyek sesuai dengan jadwal; dan (5) memastikan bahwa
tim pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.
Ketiga, master black belt. Mereka adalah personal yang
bertindak sebagai pelatih, penasehat (mentor) dan pemandu.
Master black belt dipilih dari personal yang dinilai sangat
menguasai alat-alat dan strategi six sigma. Mereka
diharapkan dapat memusatkan seluruh perhatian dan
kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-aspek
kunci dari peranan master black belt terletak pada
kepiawaiannya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah
tanpa mengambil alih proyek/tugas/pekerjaan. Keempat,
black belt. Adalah para personal yang menjadi tulang
punggung budaya dan pusat keberhasilan six sigma, yaitu
terdiri dari para personal yang memimpin proyek perbaikan
kinerja perusahaan/lembaga pendidikan, terlatih untuk

[7]
[ Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma ]

menemukan penyebab masalah beserta penyelesaiannya,


bertugas menerapkan teori ke dalam tindakan, berkewajiban
memilah-milah data, opini dengan fakta, dan secara
kuantitatif menunjukan faktor-faktor potensial yang
menimbulkan masalah produktivitas serta profitabilitas,
bertanggungjawab mewujudkan six sigma. Anggota black
belts hendaknya: (1) memiliki displin pribadi; (2) cakap
memimpin; (3) menguasai keterampilan teknis tertentu; (4)
mengenal prinsip-prinsip statistika; (5) mampu
berkomunikasi dengan baik; dan (6) mempunyai motivasi
kerja yang memadai. Kelima, green belts. Adalah personal;
yang membantu black belts pada wilayah fungsionalnya.
Pada umumnya green belts bertugas secara paruh waktu
pada bidang yang terbatas, mengaplikasikan alat-alat six
sigma untuk menguji dan menyelesaikan masalah-masalah
yang kronis, mengumpulkan/menganalisis data, dan
melaksanakan percobaan-percobaan, serta menanamkan
budaya six sigma dari atas ke bawah.
Ketiga, investasi pelatihan. Pande et al (Coskun, 2010);
Chowdhury (2003), pelatihan merupakan salah satu kunci
untuk mencapai sukses melalui six sigma. Materi-materi
terkait leadership skills, measurement and analytical tools,
statistical methods, improvemen tools, planning and
implementation skills sangat penting dilaksanakan dalam
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan-keterampilan dan pengalaman mengenai
peningkatan mutu pengelolaan pendidikan dengan
menggunakan six sigma
Dalam hal kepemimpinan, (a) komitmen dan (b)
dukungan top management menjadi hal yang sangat penting
dalam implementasi six sigma, khususnya dalam
peningkatan mutu pengelolaan pendidikan menggunakan
metode six sigma. Faktor-faktor keberhasilan untuk

[8]
[ Dr. Karwanto, M.Pd. ]

efektivtas six sigma menurut Hahn et-al; Yun & Chua;


Sandholm & Sorqvist; Coronado & Antony; Antony &
Banuelas; Antony & Fergusson (Coskun, 2010) yaitu: (1)
komitmen dan pelibatan manajemen; (2) dukungan
organisasi; (3) perubahan budaya; (4) pelatihan six sigma;
(5) linking six sigma untuk strategi bisnis; (6) akuntabilitas;
(7) pelibatan customer (pelanggan); (8) pemahaman
metodologi six sigma; (9) manajemen proyek; (10) seleksi
dan skala prioritas proyek.
Dengan menerapkan six sigma dalam peningkatan mutu
pengelolaan pendidikan diharapkan mampu mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Adapun komponen-komponen
yang perlu dikembangkan dalam upaya untuk meningkatkan
mutu pengelolaan pendidikan adalah: (1) sumber daya
manusia; (2) kurikulum; (3) sarana-prasarana; (4) suasana
akademik; (5) kualitas pembelajaran; (6) jaringan
kerjasama; (7) kesiswaan/peserta didik; (8) monitoring dan
evaluasi pembelajaran. Disamping itu, langkah-langkah
kepala sekolah dalam mewujudkan efektivitas dan
pengembangan system manajemen mutu pengelolaan
pendidikan menurut Prasojo (2020) dapat diidentifikasi
sebagai berikut: (a) memastikan ketersediaan sumber daya
(manusia dan fasilitas) serta informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung penerapan dan pengawasan proses-
proses tersebut; (b) mengidentifikasi proses-proses yang
dibutuhkan bagi system manajemen mutu dan
penerapannya; (c) menentukan urutan dan interaksi proses-
proses tersebut; (d) menentukan kriteria dan metode-
metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan
pelaksanaan dan pengawasan terhadap proses-proses
tersebut adalah efektif; (e) memonitor, mengukur dan
menganalisa proses-proses tersebut; (f) mengambil tindakan
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan

[9]
[ Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma ]

dan peningkatan berkelanjutan terhadap proses-proses


tersebut.

PENUTUP
Dalam menerapkan six sigma ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu. Pertama: excellent performance. Kedua, voice
of customers dan critical to quality. Ketiga, continuous
improvement/six sigma reengineering melalui: DMAIC, key
process dan top down. Keempat, faktor-faktor kunci impelemtasi
six sigma yaitu: leadership & motivation, strongly supported by
CEO; project management, roles design and operation, dan SQC
tools. Kelima, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi melalui:
quality, SQC tools, DMAIC process. Keenam, perubahan budaya
(culture change) yang berorientasi pada: customer-oriented,
quality concept, zero-defect, team conscious dan innovation.

Daftar Pustaka

Aized, T. 2012. Total Quality Management and Six Sigma. Croatia:


Publishing Process Manager.
Bell, Less and Rhodes, Chris. 2002. The Skills of Primary School
Management. Routledge: London and New York.
Carmeli, A & Tishler, A. 2006. The Relative Importance of the Top
Management Team’s Managerial Skills. International Journal
of Manpower. Vol. 27 No. 1, (online),
(http://www.emeraldinsight.com/0143-7220.htm, diakses
16 Mei 2006)
Cicchinelli, L.F. 2000. Leadership for School Improvement.
(Online), (http://www.mcrel.org, diakses 16 Mei 2007).
Chowdhury, S. 2003. Design for Six Sigma. London: Prentice Hall.
Cook, Sarah. 2009. The Effective Manager: Management Skills for
High Performance. IT Governace Publishing: United
Kingdom.

[ 10 ]
[ Dr. Karwanto, M.Pd. ]

Coskum, A. 2010. Quality Management and Six Sigma. India:


Sciyo.
Ellis. Carol W. 2005. Management Skills for New Managers.
Amacom: San Fransisco.
Gitlow, Howard S. 2009. A Guide to Learn Six Sigma Management
Skills. CRC Press: London.
Goetsch, D.L & Davis, S.B. 2016. Quality Management for
Organizational Excellence: Introduction to Total Quality.
Boston: Pearson
Hersey, P & Blanchard, K.H. 1982. Management of Organizational
Behavior: Utilizing Human Resources. (2nd Edition). New
Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc.
Jones, E.C. 2014. Quality Management for Organizations Using
Lean Six Sigma Techniques. London: CRC Press.
Katz, R. 1974. Skills of an effective administrator, dalam Harvard
Business Review (online),
(http://telecollege.dcccd.edu/mgmt1374/book_contents/1
overview/management_skills/mgmt_skills.htm, di akses
tanggal 7 Januari 2006).
Latif, D.A. 2002. Model for Teaching the Management Skills
Component of Managerial Effectiveness to Pharmacy
Student. American Journal of Pharmaceutical Education. Vol.
66 Winter. Bernard J.Dunn School of Pharmacy, Shenandoah
University, 1460 University Drive, Winchester VA 22601-
5195.
Lunau, S. 2013. Six Sigma Toolset: Mindset for Successful
Implementation of Improvement Projects. London: Springer.
Pande, Peter S, Neuman, Robert P, Cavanagh, Roland R. 2000. The
Six Sigma Way. McGraw-Hill: USA.
Prasojo, L.D. 2020. Kepemimpinan Sekolah di Era Pembelajaran
Daring. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Singleton, W.T. 1981. Management Skills. MTP Press Limited:
England.
Sion, H. 2007. Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala
Sekolah dan Kepuasan Kerja Guru dengan Performansi
Mengajar Guru. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Jilid 14 Nomor

[ 11 ]
[ Peningkatan Mutu Pengelolaan Pendidikan melalui Six Sigma ]

2, Juni 2007. ISSN 0215-9643. Malang: LPTK (Lembaga


Pendidikan Tenaga Kependidikan), dan ISPI (Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia) dan UM Press.
Stamatis, Dean H. 2004. Six Sigma Fundamentals: A Complete
Guide to The System, Methods and Tools. Productivity Press:
New York
Subekti, Imam. 2019. Sistem Manajemen Mutu (Quality
Management System). Expert: Yogyakarta
Syahril, I. 2020. Arah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI
Ubben, G.C. & Hughes, L.W. 1992. The Principal: Creative
Leadership for Effective Schools. Boston: Allyn and Bacon.
Whetten, David A, Cameron, Kim S. 2011. Developing
Management Skills. Prentice Hall: New York.

[ 12 ]
PENGGUNAAN FLIPPED CLASSROOM PADA
PEMBELAJARAN EFL DI ERA NEW NORMAL

Wahab Syakhirul Alim, M.Pd.2


IAIN Madura

“Penggunaan Flipped Classroom pada pembelajaran


EFL di era kenormalan baru sangat penting bagi guru
atau dosen untuk diterapkan sesuai dengan manfaat,
kebutuhan dan tuntutan peningkatan kualitas
pembelajaran”

Masa atau era kenormalan baru pasca pandemic yang sulit


untuk dibendung, mengharuskan berbagai elemen penyangga
bangsa mengalami restorasi dalam bergerak, tak terkecuali pada
dunia pendidikan. Dampak COVID-19 ini sangat mempengaruhi
sektor pendidikan, dimana diawal masa pandemi mengharuskan
semua lembaga pendidikan senusantara untuk menutup
kegiatan pembelajaran tatap muka agar mengurangi potensi
penularan virus corona. Memasuki era kenormalan baru, maka
muncul suatu kebijakan pemerintah dari sektor pendidikan
untuk tetap melanjutkan proses pembelajaran dengan sistem
daring dan luring terbatas. Sistem daring diberlakukan kepada
daerah yang memiliki zona merah dan merah gelap, sedangkan
zona yang memiliki hijau atau paling tidak kuning maka

2 Wahab Syakhirul Alim, penulis merupakan dosen IAIN Maduradalam bidang

Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris pada Prodi Tadris Bahasa Inggris. Penulis
menyelesaikan program pendidikan Strata-1 di Universitas Madura tahun 2010 pada
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan gelar Magister Pendidikan
diselesaikan di Universitas Islam Malang Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
tahun 2012.

[ 13 ]
[ Penggunaan Flipped Classroom pada Pembelajaran EFL… ]

diperkenankan untuk melakukan proses pembelajaran dengan


luring (tatap muka) terbatas dengan tetap mengikuti protokol
kesehatan yang telah ditetapkan standarnya.
Mengingat pentingnya menjaga peradaban bangsa pasca
pandemi, maka proses pembelajaran bertransformasi dari
pembelajaran tatap muka beralih pada sistem daring (online).
Semua komponen atau stakeholder pendidikan terutama
pendidik, baik guru maupun dosen, beserta pesera didik harus
juga dapat berakselarasi dengan baik dalam menyikapi situasi
sulit seperti sekarang ini. Para guru dan dosen, memiliki
tanggung jawab yang tidak mudah untuk menggiring peserta
didik beralih system. Banyak metode yang bisa dipilih untuk
menyikapi situasi era kenormalan baru ini, salah satu yang bisa
dijadikan opsi kembali adalah flipped classroom. Metode
pembelajaran flipped classroom sebenarnya sudah banyak
digunakan oleh negara maju yang memiliki akses dan pengguna
internet yang secara grafik sudah sangat baik. Indonesia yang
merupakan negara berkembang, yang juga memiliki dampak
COVID-19 yang sama, maka mau tidak mau berusaha untuk
memperbaiki dan berusaha memberikan akses serta mendorong
stakeholder pendidikan untuk memaksimalkan penggunaan
internet dan teknologi.

A. Flipped Classroom
Flipped classroom merupakan suatu pendekatan
pedagogis dimana instruksi langsung berpindah dari ruang
belajar kelompok ke ruang belajar individu, dan ruang
kelompok yang dihasilkan bisa dirubah menjadi lingkungan
belajar yang dinamis dan interakif dimana pendidik
membimbing peserta didik saat mereka menerapkan konsep
dan terlibat secara kreatif (Office of Medical Education
Research and Development. College of Human Medicine.
Michigan State University, n.d.). Nama dari flipped classroom
sendiri bisa disebut dengan inverted classroom atau hanya

[ 14 ]
[ Wahab Syakhirul Alim, M.Pd. ]

dengan sebutan flip saja (Arnold-Garza & Towson University,


Albert S. Cook Library, 2014, p. 1).
Terdapat setidaknya empat pilar penting dari flipped
classroom ini (Flipped Learning Network (FLN), 2014), yaitu;
1) Lingkungan yang fleksibel, 2) Budaya belajar, 3) Konten
yang disengaja, 4) Pendidik yang professional.

B. Kelebihan dan kekurangan Flipped Classroom


Akçayır & Akçayır merangkum beberapa manfaat
penggunaan flipped classroom ini (Akçayır & Akçayır, 2018,
p. 339), beberapa diantaranya adalah: 1) meningkatkan
kinerja pembelajaran, 2) kepuasan, 3) keterlibatan, 4)
pembelajaran yang flesibel, 5) memungkinkan pembelajaran
secara individu, 6) waktu kelas yang lebih efisien. Ramirez
menyebutkan juga menyebutkan beberapa kebermanfaatan
Flipped Classroom (Ramírez et al., 2014, p. 5), yaitu; 1)
bersifat fleksibel, 2) pemahaman konteks yang lebih baik, 3)
berkontribusi pada pengetahuan sebelumnya, dan 4)
motivasi dalam belajar. Sejalan dengan pendapat diatas, Shi-
Chun Du juga menyatakan terdapat beberapa manfaat (Shi-
Chun et al., 2014, p. 18), diantaranya adalah 1) peserta didik
dapat belajar dengan kecepan mereka sendiri, 2) melibatkan
konsep dengan sesame, 3) menekan tingkat stress, 4)
meningkatkan sikap peserta didik, 5) menigkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
Adapun beberapa kelemahan dalam penggunaan flipped
classroom adalah sebagai berikut; 1) pengujian akan menjadi
sulit, 2) jaringan internet yang tidak stabil, 3) memiliki
ketergantungan yang besar pada motivasi peserta didik, 4)
kerumitan dalam menjaga di subjek yang sama (Shi-Chun et
al., 2014, p. 18). Sumber lainnya menyatakan bahwasanya
kelemahan dari flipped classroom ini adalah 1) peserta didik

[ 15 ]
[ Penggunaan Flipped Classroom pada Pembelajaran EFL… ]

memiliki keterbatan dalam mempersiapkan pembelajaran,


2) penggunaan waktu yang cukup lama, 3) kualitas media
pembelajaran, 4) kompetensi peserta didik dalam
menggunakan tekhnologi, dan 5) ketimpangan aksesibilitasn
tekhnologi (Akçayır & Akçayır, 2018, p. 340).

C. Implementasi penggunaan Flipped Classroom


Dalam penerapan flipped classroom ini terbagi menjadi
dua bagian lingkungan belajar, yaitu di dalam dan di luar
kelas. Pada kedua lingkungan belajar ini harus mampu
terintegrasi satu dengan lainnya. Basal menyatakan
beberapa langkah pembelajaran yang bisa dilaksanakan oleh
guru ataupun dosen dalam menerapkan flipped classroom ini
(Basal, 2015, p. 33) adalah: 1) Merencanakan secara detail
perihal yang akan dilaksanakan pada kedua lingkungan
belajar, 2) Memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, 3) Menentukan serta
memadukan antara tugas dan aktifitas dari kedua
lingkungan belajar yang ada, 4) Menggunakan system
manajemen pembelajaran (LSM; Learning Management
System), 5) Mempresentasikan semua kegiatan secara
terorganisir.
Pendekatan Flipped Classroom ini biasanya
menggunakan media video yang diberikan kepada peserta
didik jauh hari sebelum jadwal pembelajaran yang ada.
Dalam pembuatan video terkadang seorang guru atau dosen
mengalami berbagai kendala pada proses pembuatannya,
baik dari aspek kreatifitas maupun dalam hal pengetahuan
dalam membuat video itu sendiri. Kendala lain yang dihadapi
adalah karena ia terintegrasi dengan beberapa aplikasi yang
mendukung agar video yang dihasilkan mampu menarik
minat dan memberikan motivasi kepada peserta didik.
Pembuatan video yang mampu menarik minat peserta didik
membutuhkan kreatifitas dan alat bantu yang baik. Pada

[ 16 ]
[ Wahab Syakhirul Alim, M.Pd. ]

zaman revolusi industry 4.0 ini, maka banyak aplikasi yang


mampu membantu dalam proses pembuatan video yang
menarik, beberapa diantaranya adalah aplikasi animaker,
kinemaster, InShOt, Screencastify, Flipgrid, EdPuzzle,
YouTube Editor, Canva dan Playposit. Jika memang aplikasi
tersebut dirasa kurang familiar atau kurang popular dalam
penggunaannya, maka seorang guru atau dosen dapat
mencari alternatif lainnya, yakni menggunakan PPT
(PowerPoint) sebagai media pembelajaran yang bisa
menggunakan fitur voice note sekaligus bisa dirubah menjadi
video.
Tahapan selanjutnya setelah materi ajar telah dirubah
menjadi video dan diberikan jauh hari sebelum kelas
pembelajaran berlangsung maka bisa dilanjutkan pada
proses pembelajaran. Disaat masa pandemi sekarang ini
tidak memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran
didalam kelas, namun lebih kepada kelas vitual. Unuk
menunjang kelas virtual tersebut maka kita bisa memilih
beberapa applikasi, yaitu padlet, Claskick, Voicethread,
Google Doc, Mindmeister, Google Classroom, Canvas,
Schoology dan lain sebagainya. Namun jika applikasi
tersebut dirasa menguras quota, tidak familiar, dan
memerlukan jaringan yang stabil, maka bisa beralih
Whatsapp Group (WAG) yang cenderung low bandwidth dan
sangat popular untuk digunakan.
Pada tahapan ketiga ini, disaat jadwal pembelajaran di
mulai maka seorang guru atau dosen dapat langsung
melakukan kelas virtual di WAG dengan melakukan aktifitas
pembelajaran yang telah di rancang, bisa diskusi interaktif,
presentasi, demonstrasi, resitasi, projek pembelajaran, skrip
kooperatif dan lainnya. Di tahapan selanjutnya, maka
seorang guru dan dosen memberikan feedback baik itu
berupa refleksi ataupun evaluasi atas apa yang telah

[ 17 ]
[ Penggunaan Flipped Classroom pada Pembelajaran EFL… ]

dilaksanakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi


dasar yang telah dirancang.
Berdasarkan asas kebermanfaatan, tinjauan dari segi
kebutuhan dan tuntutan kualitas pembelajaran, maka
penggunaan Flipped Classroom pada pembelajaran EFL di era
kenormalan baru ini menjadi sangat perlu dan penting bagi
seorang guru atau dosen untuk diterapkan dengan tetap
mempertimbangan segala aspek termasuk juga modifikasi
platform media pembelajaran, sehingga kualitas pembelajaran
yang diharapkan mampu tercapai dengan baik.

Daftar Pustaka

Akçayır, G., & Akçayır, M. (2018). The flipped classroom: A


review of its advantages and challenges. Computers &
Education, 126, 334–345.
Arnold-Garza, S., & Towson University, Albert S. Cook Library.
(2014). The Flipped Classroom Teaching Model and Its Use
for Information Literacy Instruction. Comminfolit, 8(1), 7.
https://doi.org/10.15760/comminfolit.2014.8.1.161
Basal, A. (2015). The implementation of a flipped classroom in
foreign language teaching. Turkish Online Journal of Distance
Education, 16(4), 28–37.
Flipped Learning Network (FLN). (2014). Retrieved from
https://flippedlearning.org/definition-of-flipped-learning/
Office of Medical Education Research and Development. College of
Human Medicine. Michigan State University. What, Why, and
How to Implement a Flipped Classroom Model. (n.d.).
Michigan State University. Retrieved 5 October 2020, from
Retrieved from
https://omerad.msu.edu/teaching/teaching-strategies/27-
teaching/162-what-why-and-how-to-implement-a-flipped-
classroom-model
Ramírez, D., Hinojosa, C., & Rodríguez, F. (2014). Advantages and
disadvantages of flipped classroom: STEM students

[ 18 ]
[ Wahab Syakhirul Alim, M.Pd. ]

perceptions. 7th International Conference of Education,


Research and Innovation ICERI, Seville, Spain, 17–19.
Shi-Chun, D., Ze-Tian, F., & Yi, W. (2014). The Flipped Classroom
Advantages and Challenges. Proceedings of the 2014
International Conference on Economic Management and
Trade Cooperation. 2014 International Conference on
Economic Management and Trade Cooperation (EMTC
2014), Xi’an, China. https://doi.org/10.2991/emtc-
14.2014.3

[ 19 ]
[ Penggunaan Flipped Classroom pada Pembelajaran EFL… ]

[ 20 ]
PELATIHAN PEMBELAJARAN ONLINE BAGI
GURU IPA DI ERA COVID-19

Nurlia Latipah, M.Pd.Si3


IAIN Bengkulu

“Pelatihan online bagi guru IPA di masa pandemi


merupakan hal yang bagus, mengingat manfaat yang
didapat melalui kegiatan ini cukup baik dalam
meningkatkan kompetensi guru IPA. Selain itu
pelatihan dalam bentuk online lebih menghemat dana”

Pandemi virus corona yang menyerang Indonesia telah


memberi pengaruh pada kehidupan manusia. Bidang pendidikan
merupakan salah satu bidang kehidupan yang terdampak virus
tersebut. Kegiatan Belajar mengajar merupakan salah satu dari
berbagai macam aspek bidang pendidikan yang terkena dampak
pandemi ini. Pengaruh ini dapat terlihat dari perubahan kegiatan
Belajar mengajar yang awalnya dilakukan dengan tetap muka
menjadi pembelajaran daring atau online sebagai bentuk
pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran tatap muka dilakukan guru dengan berbagai
macam metode pembelajaran, mula dari ceramah, diskusi, Tanya
jawab, demonstarasi, jigsaw, inqury, belajar kelompok, dan lain
sebagainya. Pada masa pandemi, pembelajaran tatap muka tentu
saja menjadi hal yang dilarang sebagai bentuk pencegahan
terhadap penyebaran virus corona. Sebagai gantinya, madrasah
harus menyiapkan pembelajaran jarak jauh.
3 Nurlia Latipah, lahir di Bogor, 12 Agustus 1983, penulis merupakan Dosen

IAIN Bengkulu dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, penulis


menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Bengkulu (2005), dan
gelar Magister Pendidikan diselesaikan juga di Universitas Bengkulu (2017).

[ 21 ]
[ Pelatihan Pembelajaran Online bagi Guru IPA di Era Covid 19 ]

Peralihan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran


jarak jauh tentu menjadi masalah tersendiri bagi guru.
Permasalahan ini dapat timbul karena guru tidak dipersiapkan
untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Dari hasil observasi
lapangan diketahui bahwa Permasalahan yang timbul pada
kegiatan pembelajaran jarak jauh antara lain; guru belum
terbiasa menyampaikan materi secara online, guru memiliki
keterbatasan pengetahuan tentang media pembelajaran yang
dapat dilakukan untuk melakukan kelas online, guru memiliki
keterbatasan pengetahuan tentang cara evaluasi yang baik
digunakan pada pembelajaran online, guru memiliki
keterbatasan pengetahuan tentang bagaimana menjelaskan
materi yang menuntut adanya praktikum kepada siswa, dan lain
sebagainya.
Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh menjadi
alternatif yang wajib dilaksanakan pada masa pandemi ini.
Dengan banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan Pembelajaran jarak jauh maka guru
perlu diberi pelatihan guna meningkatkan kompetensi guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pelatihan bagi guru mampu
meningkatkan kompetensi guru. Penelitian yang dilakukan oleh
Djajadi (2020) membuktikan bahwa Pembelajaran program
diklat disukai oleh guru fisika karena melalui kegiatan diklat
guru fisika mendapatkan banyak pengalaman berharga terutama
dalam peningkatan kompetensi, pengembangan profesi dan
karir, dan peningkatan pengalaman mengajar. Dari hasil
penelitian ini juga ditemukan bahwa setelah mengikuti program
diklat guru dapat menyusun perangkat pembelajaran K 13 sesuai
dengan keadaan sekolah masing-masing, guru mampu menyusun
jurnal pembelajaran, guru mampu menyelesaikan kasus yang
terjadi di masing-masing berdasarkan karakteristik masalah
yang terjadi, guru mampu mengoperasikan komputer

[ 22 ]
[ Nurlia Latipah, M.Pd.Si ]

menggunakan ICT sekalipun belum mahir betul, guru mampu


mendesain dan merancang ABM dengan menggunakan program
computer, guru mampu menyusun penelitian Tindakan Kelas di
sekolah masing-masing, dan guru mampu melaksanakan
Penilaian Kompetensi Guru (PKG) atau Penilaian Kompetensi
Berkelanjutan (PKB) di sekolah masing-masing. Penelitian ini
menunjukkan bahwa materi pelatihan sangat berperan dalam
meningkatkan kompetensi guru.
Penelitian Ismawati dan Prasetyo (2020) tentang Efektifitas
pembelajaran menggunakan Video Zoom Cloud Meeting pada
anak usia dini era pandemic covid-19 menunjukkan bahwa
pembelajran dengan video conference efektif, interaktif, dapat
mendukung pembelajaran jarak jauh, memudahkan anak didik
untuk menyerap materi pelajaran. Penelitian Ishak dan
Mulyanah (2020) menyebutkan bahwa pemberian pelatihan
Bahasa Inggris kepada guru dapat meningkatkan motivasi,
kepercayaan diri dan kompetensi guru dalam mengajar Bahasa
Inggris.
Merujuk pada penelitian yang telah ada, pada masa pandemi
ini beberapa pelatihan dilakukan oleh guru IPA dapat dilakukan
secara online sebagai sebuah kebiasaan baru guna meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Materi penelitian yang dilakukan antara lain pembuatan
perangkat pembelajaran online. Diantaranya bahan ajar online,
LKPD online, media pembelajaran online, alat evaluasi secara
online. Guru perlu juga pelatihan mengenai platform yang
mendukung peroses pembelajaran sinkrounus seperti zoom
cloud meeting atau google meeting. Pembelajaran asinkrounus
seperti, google classroom, whatshaap group, atau Edmodo.
Pelatihan penggunaan laboratorium virtual yang menggunakan
animasi phet atau flash, tentunya ini penting sebagai solusi
pengganti pratikum riil yang tidak bisa dilakukan dimasa
pendemi ini.

[ 23 ]
[ Pelatihan Pembelajaran Online bagi Guru IPA di Era Covid 19 ]

Pelatihan pembuatan soal online mengajarkan guru tentang


cara membuat soal baik pilihan ganda, soal uraian, maupun soal
essay dengan menggunakan aplikasi google forms atau quizizz.
Melalui aplikasi ini selain memudahkan guru dalam memberikan
soal online kepada siswa secara online, aplikasi ini juga memberi
kemudahan kepada guru dalam mengoreksi jawaban siswa,
terutama pada soal pilihan ganda. Dengan menggunakan aplikasi
ini guru langsung mendapatkan skor siswa tanpa mengoreksi
terlebih dahulu.
Pelatihan pembuatan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
memberi pemahaman kepada guru tentang cara menyampaikan
materi kepada siswa melalui lembar kerja. Tidak adanya
kegiatan tatap muka mengharuskan guru mampu
mengkomunikasikan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Salah
satu bentuk komunikasi guru kepada siswa dalam bentuk tulisan
adalah melalui LKPD. Untuk itu LKPD sebaiknya berisi identitas
mata pelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar, langkah
kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Melalui LKPD
ini siswa belajar dari materi dan petunjuk belajar yang
dituangkan oleh guru melalui LKPD.
Pelatihan Pemanfaatan Google Classroom memberi
pemahaman kepada guru tentang aplikasi yang dapat
dimanfaatakan pada kegiatan pembelajaran online. Melalui
aplikasi ini guru diberi kemudahan dalam melakukan
pengecekan kehadiran siswa, melihat materi yang sudah
diajarkan, mengoreksi tugas siswa, mengetahui siswa yang
sudah mengumpul tugas atau belum dengan sangat cepat,
memudahkan dalam mengisi daftar nilai dan daftar hadir,
mengecek jumlah pertemuan yang telah dilaksanakan,
memudahkan dalam kegiatan diskusi online.
Pelatihan pemanfaatan zoom cloud meeting memberi
pemahaman kepada guru tentang aplikasi yang dapat digunakan
untuk melakukan kegiatan tatap muka tanpa harus datang ke

[ 24 ]
[ Nurlia Latipah, M.Pd.Si ]

sekolah. Melalui aplikasi ini video dan share slide yang terdapat
pada konten aplikasi tersebut menjadi modal dalam kegiatan
tatap muka secara online, melalui aplikasi ini guru dapat
menjelaskan pelajaran sebagaimana di dalam kelas. Melalui
aplikasi ini komunikasi dapat dilakukan layaknya berada di
kelas, artinya kegiatan Tanya jawab maupun diskusi dapat
langsung dilakukan karena setiap peserta zoom dapat
menyampaikan pendapatnya.
Pelatihan pemanfaatan laboratorium virtual memberi
pemahaman kepada guru tentang cara menyampaikan materi
pembelajaran yang mengharuskan melakukan praktik
laboratorium dengan memanfaatkan laboratorium virtual.
Laboratorium virtual sebagai pengganti kegiatan praktikum di
sekolah memberi pengalaman kepada siswa untuk melakukan
praktikum secara online. Ada beberapa link laboratorium virtual
yang dapat diakses oleh guru dan siswa yang dapat diunduh
langsung lewat internet. Salah satunya Colorado University yang
menyediakan berbagai macam pratikum virtual yang bisa guru
unduh secara gratis.
Pelatihan tentang pengelolaan laboratorium secara online
juga dapat menjadi tambahan pelatihan yang dapat dilakukan
secara online guru. Pengelolaan laboratorium tentang cara
menyimpan, menggunakan, dan membersihkan barang-barang
gelas, pengelolaan limbah labratorium sekolah, dan cara menjaga
keamanan bahan-bahan yang ada dilaboratorium agar tidak
membahayakan guru dans siswa.
Pelatihan online bagi guru IPA sebagai sebuah kebiasaan
baru dimasa pandemi merupakan hal yang dapat terus
dilakukan, mengingat manfaat yang didapat melalui kegiatan
cukup baik dalam meningkatkan kompetensi guru IPA. Selain itu
pelatihan dalam bentuk online tentu membutuhkan dana yang
lebih sedikit dibanding melalui tatap muka langsung.

[ 25 ]
[ Pelatihan Pembelajaran Online bagi Guru IPA di Era Covid 19 ]

DAFTAR PUSTAKA

Djajadi, Muhammad. 2020. Efektivitas Pendidikan dan Pelatihan


Guru: suatu Upaya meningkatkan Kualitas Pengajaran fisika.
Jurnal Sipatokkong BPSDM-SulSel Volume 1.
Ishak, Mulyanah, yanah, Euis, 2020. Pelatihan Guru SD di
Tangerang: Implementasi TPR dalam Meningkatkan
Penguasaan Bahsa Inggris. Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Masyarakat Volume 4. DOI:
https://doi,org/10.31849/dinamisia.v3i2
Ismawati, Dwi., Prasetyo, Iis. 2020. Efektifitas Pembelajaran
Menggunakan Video Zoom Cloud Meeting pada Anak Usia
Dini Era Pandemi Covid-19, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia dini Volume 5. DOI:10.31004/obsesi.v5i1.671

[ 26 ]
TIGA PILAR PENDIDIKAN PADA MASA
PANDEMI

Bona Ventura4
SMP Pahoa, Gading Serpong, Kab. Tangerang

Tiga pilar pendidikan: guru, orangtua siswa, dan siswa


perlu menyadari tugas dan tanggung jawabnya agar
tercapai tujuan pemelajaran pada masa darurat
pandemi. Jika sebelum pandemi, guru dan sekolah
seringkali diserahi tanggug jawab besar dalam
mendidik. kini peran orangtua siswa justru memegang
peran penting kesuksesan putera/ puterinya dalam
menuntaskan beragam target pemelajaran dari
rumah.

Kejadian luar biasa tiba-tiba memorak-porandakan hampir


semua segi kehidupan manusia. Kini hampir mayoritas
penduduk dunia melakukan beragam penyesuaian hidup agar
dapat menangkal Virus Korona. Semua bidang kehidupan
tersapu badai penyebaran Virus Korona. Pun, dunia pendidikan
mengalami. Pemelajaran daring kini menjadi pilihan. Beragam
aplikasi daring seperti Noosphere, Microsoft Teams, Google

4 Bona Ventura , Penulis pernah belajar di STF (Sekolah Tinggi Filsafat)

Driyarkara (EC), Jakarta, Ilmu Vokasional Universitas Indonesia (UI), Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Pascasarjana Ilmu Komunikasi UMB
(Universitas Mercu Buana). Menerbitkan buku di Penerbit LeutikaPrio dengan judul:
Dear Twitter: Here are Our Tweetheart dan Love Journey. Ikut serta menulis dalam
buku antologi, 3 Tahun Pencapaian Jokowi: Kinerja Presiden dalam Catatan Warga,
Bening Pustaka, 2017. Salah satu buku kolaborasinya, berjudul Presiden Jokowi:
Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 menjadi buku terlaris. Kini mengampu
mapel Bahasa Indonesia dan ekskul menulis kreatif – media digital di SMP Pahoa,
Gading Serpong, Kab. Tangerang.

[ 27 ]
[ Tiga Pilar Pendidikan pada Masa Pandemi ]

Classroom, Google Meet, Zoom, Cisco Webex, Kahoot, dan Quizzis


menjadi pilihan sarana dalam pemelajaran.

Peran Guru
Dalam pemelajaran tatap muka guru cukup memegang
peranan utama. Langkah demi langkah pemelajaran melibatkan
guru, baik sebagai konseptor, fasilitator, pengajar, dan pendidik.
Pada masa pandemi guru perlu mereposisi beragam peran
tersebut. Akibat tiada tatap muka dalam pemelajaran, maka ada
beberapa peran yang perlu disesuaikan. Peran guru dalam pada
masa pandemi lebih mengarah ke fasilitator. Guru
menggerakkan peserta didik agar mampu memilih sumber
belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
Pemelajaran dari rumah memerdekakan peserta didik dalam
mengatur gaya belajarnya.
Dari rumah mereka belajar dengan sarana internet yang
menyediakan beragam sumber belajar. Dalam pemelajaran
daring internet cukup vital perannya. Mcmanus dalam Maryanto
(2011) mengungkapkan fungsi internet dalam pemelajaran
yakni, internet memiliki kekuatan memotivasi peserta didik
dalam mengerjakan tugas-tugas. Selain itu, mereka dapat
mengakses beragam sumber belajar tanpa batas dengan internet.
Internet memungkinkan pemelajaran interaktif melalui aplikasi
yang sesuai.

Guru sebagai Fasilitator


Pemelajaran daring memosisikan guru sebagai fasilitator.
Kehadiran internet yang bebas diakses peserta didik saat
pemelajaran membuat guru bukan lagi satu-satunya sumber
belajar. Peran fasilitator tidak hanya menjawab pertanyaan,
tetapi ikut dalam proses pemelajaran termasuk konseling,
mengadakan tutorial, dan memotivasi peserta didik
(Maryanto,2011). Penulis mengalami langsung dalam
pemelajaran daring peran guru sebagai fasilitator. Selain

[ 28 ]
[ Bona Ventura ]

memberikan materi pemelajaran, lalu tanya jawab, penulis


memotivasi berulang kali peserta didik betapa perlu dan
pentingnya menyediakan waktu khusus membaca. Satu motivasi
penulis yang berulang berikan kepada mereka adalah
mengibaratkan kebutuhan membaca layaknya kebutuhan
makan. Jika kebutuhan makan adalah untuk memberikan nutrisi
leher ke bawah, sedangkan kebutuhan membaca untuk
memberikan nutrisi leher ke atas. Di SMP Pahoa terdapat jam
literasi. Jam pelajaran yang disediakan khusus untuk membaca,
menulis, dan berpikir kritis.

Panggilan Jiwa Seorang Guru


Pada masa pandemi panggilan jiwa seorang guru semakin
dimurnikan. Keterbatasan tatap muka membuat guru perlu
mengubah peran dalam proses pemelajaran daring. Pada masa
pandemi ini guru perlu memiliki FAT (faith, available, teachable).
Setia, sedia, dan siap belajar (Maryanto,2011). Tiga sikap
tersebut relevan pada masa pandemi sekarang ini. Apakah guru
setia mendampingi peserta didik dalam proses pemelajaran?
Apakah guru sedia melakukan proses pemelajaran tanpa
keterpaksaan, dan apakah guru siap untuk terus belajar,
terutama beragam aplikasi digital untuk pemelajaran daring?
Pada masa pandemi ini menyadarkan beberapa pihak bahwa
sungguh mulia peran guru. Tidak mudah menjadi guru. Tidak
semua orang dapat menjadi guru. Hanya orang-orang terpanggil
yang mampu menjadi guru sejati sebab hanya orang
pemberanilah yang secara sadar memilih dan memutuskan guru
sebagai profesi seumur hidupnya.

Guru tidak sekadar berurusan


dengan 'otak' (pengetahuan)
dan 'otot' (ketrampilan),
melainkan harus lebih masuk

[ 29 ]
[ Tiga Pilar Pendidikan pada Masa Pandemi ]

ke dalam 'hati' (moral-spiritual)


peserta didik.
(Andrias Harefa)

Peluang dalam Pendidikan


Pada mas pandemi ini tersedia ragam peluang yang dapat
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Di situasi yang belum
tahu kapan berakhir, para peserta didik dapat memiliki lebih
banyak waktu luang untuk mengeksplorasi talenta diri. Dalam
survei tertulis yang dilakukan oleh penulis untuk peserta didik
kelas 8 didapati beragam jawaban yang membahagiakan. Penulis
mendampingi lima rombongan belajar di SMP Pahoa, Gading
Serpong, Kab. Tangerang. Masing-masing kelas terdiri dari 30-33
peserta didik.
Hasil jawaban survei tersebut ada 30% peserta didik yang
melakukan aktivitas yang selama ini belum pernah dilakukan
seperti mencuci piring, memasak, merapikan kamar tidur,
mencuci kendaraan, menyapu, dan mengepel. Membaca jawaban
mereka, penulis cukup terkejut. Aktivitas yang mereka lakukan
berkisar pada pekerjaan rumah tangga. Sekolah di mana penulis
mengajar sebagian besar orangtua peserta didik
berlatarbelakang menengah. Latar belakang keluarga menengah
sebagian besar pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh ART
(asisten rumah tangga).
Dalam membantu menyelesaikan pekerjaan rumah peserta
didik belajar beragam makna kehidupan. Satu yang kentara
adalah mereka belajar tentang karakter kerajinan (diligence).
Karakter kerajinan memuat tiga manifestasi: menggunakan
waktu dan kemampuan semaksimal mungkin, menyelesaikan
tanggung jawab serta segenap hati (Badudu, 2019).

[ 30 ]
[ Bona Ventura ]

Pemelajaran Karakter pada Masa Pandemi


Keluarga adalah sekolah pertama seorang anak belajar
beragam hal. Salah satunya adalah pemelajaran karakter. Dalam
keluarga pemelajaran karakter bermula. Lambat laun melalui
pembiasaan dalam rumah, penanaman karakter anak menjadi
habitus. Dengan karakter seorang anak membuat akar kebaikan
dalam dirinya. Semakin lama akar kebaikan tersebut
membuahkan perilaku benar dan terpuji dalam diri sang anak.
Pembentukan karakter perlu diupayakan hari demi hari.
Membentuk karakter ibarat membentuk otot dalam tubuh. Otot
untuk menghadapi tantangan fisik, sedangkan karakter dalam
menghadapi tantangan moral dan mental (Badudu,2019).
Kesaksian tokoh pendidikan, Sr. Fransesco Marianti, OSU
(pernah menjabat Kepsek Cor Jesu, Malang dan Santa Ursula,
Jakarta) bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga dalam
keluarga adalah mengajarkan seorang anak pelajaran bagaimana
cara hidup.
Bagaimana cara hidup merupakan fondasi kehidupan bagi
seorang anak. Ia mengisahkan kala libur sekolah diminta oleh
orangtuanya membantu pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci pakaian, menyapu, mengepel, belanja ke pasar hingga
memasak. Pekerjaan rumah tangga yang seorang anak lakukan
pada saat pandemi berguna sebagai membangun fondasi
kehidupan. Saat melakukan pekerjaan rumah tangga ternyata
seorang anak bukan hanya belajar tentang karakter kerajinan
semata, melainkan ia juga belajar karakter tanggung jawab, kerja
keras, dan kedisplinan.
Jadi, jangan anggap sepele melakukan pekerjaan rumah
tangga. Melalui pelibatan anak melakukan pekerjaan rumah
tangga, ia dapat membentuk banyak karakter yang kelak
berguna di kehidupan selanjutnya.

[ 31 ]
[ Tiga Pilar Pendidikan pada Masa Pandemi ]

Pola Belajar Efektif dari Rumah


Pola belajar efektif dari rumah memerlukan sinergi tiga
pihak, yakni murid (anak), orangtua murid, dan guru. Ketiganya
perlu seiring sejalan dalam pencapaian tujuan pemelajaran.
Orangtua dapat mengatur pola belajar efektif untuk sang anak.
Kerjasama anak dan orangtua selama masa belajar dari rumah
dapat menerapkan pola MANJIW. MANJIW merupakan akronim
dari M – membuat kesepakatan bersama, A – atur ide aktivitas. N
– nomor satukan komunikasi, J – jangan melanggar kesepakatan
atau aturan, I – ingat waktu dan intropeksi, serta W – Wajibkan
refleksi.
Pertama, membuat kesepakatan bersama akan lebih baik
jika yang mengusulkan adalah anak. Orangtua mengkritisi jikalau
ada kesepakatan dari usulan anak yang menguntungkan salah
satu pihak saja. Kedua, atur ide aktivitas secara bersama agar
anak menyadari tanggung jawab utama adalah belajar. Selain itu,
orangtua juga perlu melibatkan anak dalam membantu
pekerjaan rumah tangga, yakni mencuci piring, menyapu rumah
atau pekarangan, menemani adik bermain, dan menyediakan
waktu doa bersama sekeluarga di pagi dan malam hari.
Berikutnya, nomorsatukan Komunikasi. Intensitas
pertemuan antara anak dengan orangtua selama belajar dari
rumah sangat berlimpah waktu. Inilah kesempatan terbaik untuk
keduanya saling lebih memahami satu sama lain. Jika
sebelumnya, orangtua hanya ada waktu di akhir pekan, kini
hampir tiap hari mereka selalu bersama di rumah.
Keempat, Jangan Melanggar Kesepakatan. Kesepakatan yang
sudah dibuat bersama sedapat mungkin tidak dilanggar. Anak
dan orangtua dapat saling mengingatkan jika ada potensi
pelanggaran. Kelima, Ingatkan Tenggat Waktu dan Intropeksi.
Masa belajar dari rumah mudah menggoda anak terdistraksi oleh
internet. Orangtua perlu menekankan waktu bangun, belajar,
dan tidur anak agar jam biologisnya tidak kacau.

[ 32 ]
[ Bona Ventura ]

Terakhir, Wajibkan Refleksi dan Relasi. Kuantitas waktu


antara anak dan orangtua dalam masa belajar dari rumah perlu
dimaksimalkan agar menjadi waktu yang berkualitas. Tiap
malam orangtua dapat mengajak anak merefleksikan apa yang
sudah dilakukan sepanjang hari. Pertanyaan refleksi berikut
dapat dijadikan acuan: bagaimana sepanjang hari ini?, ada yang
masih belum selesai? Apa saja yang sudah diselesaikan?

Penutup
Situasi pandemi di luar prediksi siapa pun.
Keserbadaruratan justru menimbulkan kreativitas dalam diri
guru, orangtua siswa dan para siswa. Kreativitas guru
memadukan beragam aplikasi digital pemelajaran semakin
membuat pemelajaran menjadi interaktif dan menarik bagi para
siswa. Kuantitas waktu yang dimiliki oleh orangtua siswa dalam
mendampingi putera/puterinya belajar dari rumah semakin
menguatkan ikatan antar anggota keluarga.
Tiga pilar pendidikan: guru, orangtua siswa, dan siswa perlu
menyadari tugas dan tanggung jawab masing-masing agar
tercapainya tujuan pemelajaran pada masa darurat pandemi. Jika
sebelum pandemi, guru dan sekolah seringkali diserahi tanggug
jawab besar dalam mendidik. Kini peran orangtua siswa justru
memegang peran penting kesuksesan putera/ puterinya dalam
menuntaskan beragam target pemelajaran dari rumah.

Daftar Pustaka

Badudu, Rizal. 2019. Character Excellence. Jakarta: Penerbit Buku


Kompas.
Harefa, Andrias.2001. Pembelajaran di Era Serba Otonomi.
Jakarta: Gramedia.
Maryanto, Herman J.P.2011. Guruku Matahariku: Merenungi dan
Memaknai Profesi. Jakarta: OBOR.

[ 33 ]
[ Tiga Pilar Pendidikan pada Masa Pandemi ]

Sufiyanta, A. Mintara. 2012. Harta Sang Guru: 53 Kutipan


Inspirasi dan Refleksi. Jakarta: OBOR.

[ 34 ]
BAB II
PROBLEMATIKA
PEMBELAJARAN DARING

[ 35 ]
[ 36 ]
PERMASALAH DALAM BELAJAR ONLINE
SELAMA PANDEMIK COVID 19

Veramyta Maria Martha Flora Babang, S.Pd Jas, M.Or5


Universitas Nusa Cendana Kupang

Proses pembelajaran tatap muka lebih efektif, efisien


dan tak tergantikan, dan profesi seorang pendidik
tidak bisa digantikan dengan apapun, bahkan dengan
teknologi tercangih sekalipun

Pandemik Covid 19 berdampak besar bagi kehidupan umat


manusia diseluruh dunia, hampir setahun berlalu namun belum
ada perkembangan yang memuaskan terkait virus covid 19 ini.
Berdasarkan data pemerintahan ter update per tanggal 02
Oktober 2020, diketahui terjadi penambahan 4.317 kasus baru
covid 19 dalam kurun waktu 24 jam (Dian Erika Nugraheni
2020), hal ini berarti penyebaran covid 19 di Indonesia sudah
pada kondisi yang mengkuatirkan. Dengan keadaan yang
mengkuatirkan tersebut maka Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease, yang pada intinya proses pembelajaran akan terjadi
secara daring dirumah, dan pada poinnya yang ke 2 jelas
dikatakan proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. belajar dari rumah

5 Veramyta Maria Martha Flora Babang adalah Dosen Prodi Penjaskesrek FKIP

Universitas Nusa Cendana Kupang NTT yang lahir di Maumere, Flores NTT pada 09
Februari 1986. Pendidikan ditempuh di S1 PJKR FIK UNY Jogjakarta dan S2 di Pasca
Sarjana UNY Yogjakarta.

[ 37 ]
[ Permasalahan dalam Belajar Online selama Pandemi Covid 19 ]

melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk


memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,
tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; b. belajar
dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
antara lain mengenai pandemik Covid-19; c. aktivitas dan tugas
pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa,
sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar
dirumah; d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi
umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa
diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
Metode belajar online dipilih karena dianggap sebagai solusi
yang paling aman untuk menghentikan penyebaran covid 19.
Dengan belajar online, peserta didik bisa tetap aman dirumah
tanpa takut dan cemas dengan penyebaran covid 19 tetapi tetap
melakukan aktivitas belajar mengajar seperti biasa dengan
situasi yang berbeda, peserta didik tidak perlu ke sekolah dan
berkumpul dengan teman-teman dan guru sehingga penyebaran
covid 19 bisa diredam. dilain pihak ini merupakan hal yang
dilematis, karena walau belajar dari rumah adalah hal yang
paling efektif untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19
akan tetapi disisi lain menimbulkan permasalahan baru yang
berkaitan dengan proses adaptasi suasana belajar dan juga
berbagai permasalahan lanjutan dalam proses belajar online.
Problematika-problematika yang terjadi dalam proses
pembelajaran daring adalah sebagai bagian dari proses adaptasi
menuju kebiasaan baru: belajar online.
Problematika dan Permasalahan yang ditemukan dalam
proses pembelajaran dalam jaringan sangatlah bervariasi, hal ini
ditentukan oleh keadaan masing-masing tingkat satuan belajar,
keadaan lingkungan, sarana prasarana dan bahkan keadaan
ekonomi, yang kadang mendukung dan kadang tidak mendukung

[ 38 ]
[ Veramyta Maria Flora Babang, M.Pd Jas, M.Or ]

terjadinya proses belajar online secara kondusif. Selain yang


telah dijabarkan diatas, terdapat salah satu masalah yang rata-
rata dirasakan oleh hampir semua pendidik dan peserta didik
yaitu suasana atau atmosfer belajar yang sangat jauh berbeda
antara pembelajaran melalui tatap muka dan pembelajaran
dalam jaringan, ini merupakan permasalah serius yang harus
diperhatikan karena dari suasana yang berbeda tersebut bisa
berdampak pada menurunkan motivasi dan semangat belajar
peserta didik. Belajar online seolah-olah merenggut kebutuhan
peserta didik untuk dapat saling berinteraksi dengan teman
sebaya, juga interaksi atara peserta didik dengan guru/dosen,
padahal berkumpul bersama dalam lingkungan belajar disekolah
atau diperguruan tinggi mempunya nilai yang sangat positif
untuk perkembangan mental dan social peserta didik, hal ini
dijelaskan oleh Desmita dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Perkembangan (2007), Desminta menyatakan bahwa sekolah
mempunyai pengaruh penting bagi perkembangan anak
terutama dalam perkembangan sosialnya, Interaksi dengan guru
dan teman sebayanya di sekolah memberikan peluang yang
besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan
kognitif dan keterampilan sosial, memperoleh pengetahuan
tentang dunia serta mengembangkan konsep diri sepanjang
masa pertengahan dan akhir anak-anak, Pendapat yang sama
disampaikan oleh Swanson, Hutkin, Babb dan Howell (2010)
yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran dalam
jaringan peserta didik menghadapi tantangan terhadap
komunikasi dan sosialisasi di kelas karena hilangnya komunikasi
tatap muka, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada bagian yang
hilang dan adanya kebutuhan yang tak terpenuhi karena
pembelajaran dilakukan secara online, kebutuhan yang hilang
tersebut adalah kebutuhan untuk melakukan komunikasi dengan
tatap tatap muka, kebutuhan untuk berinteraksi antara reman
sebaya dikelas dan antara peserta didik dengan guru atau
dosennya.

[ 39 ]
[ Permasalahan dalam Belajar Online selama Pandemi Covid 19 ]

Permasalahan lain yang ditemukan dalam proses belajar


online adalah kondisi-kondisi terdahulu yang terjadi jauh
sebelum merebaknya covid yang justru memperparah keadaan
proses belajar mengajar secara Online dimasa sekarang.
Permasalahan-permasalahan terdahulu tersebut adalah
pembangunan dan pengembangan yang tidak merata diseluruh
pelosok negeri. Pertanyaanya bagaimana bisa kondisi-kondisi
terdahulu bisa mempengaruhi proses belajar online dimasa
sekarang, khususnya pada saat pandemic covid 19? Proses
pembelajaran Online atau dikenal dengan pembelajaran dalam
jaringan tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana yang
mendukung terjadinya semua proses tersebut, namun yang
terjadi adalah ketidakmerataan pembangunan dan
pengembangan di beberapa wilayah di Indonesia memang telah
terjadi berpuluh-puluh tahun lalu: penyebaran jaringan yang
tidak merata, akses internet yang belum stabil dan tidak merata,
akses listrik yang tidak stabi dan tidak merata disemua wilayah
menyebabkan proses belajar online berjalan tersendat-sendat
bahkan dibeberapa daerah tidak terjadi sama sekali.
Selain permasalahan-permasalahan yang dikemukakan
diatas, situasi menjadi lebih sulit karena setelah proses belajar
online berjalan, timbul keluhan dari peserta didik dan
guru/dosen bahwa pembelajaran secara online dirasa kurang
efektif, kurang efektifnya proses pembelajaran online tersebut
dikarenakan banyak hal, salah satunya adalah masalah jaringan
yang tidak selamanya bagus ketika proses pembelajaran terjadi,
proses pembelajaran yang tidak mulus dan kadang tersendat-
sendat merupakan hal yang sangat sulit, karena dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar dari peserta didik bahkan
bagi guru/atau dosen sekalipun. Jika peserta didik sudah
kehilangan konsentrasi karena jaringan yang tersendat maka
dapat dipastikan ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh
guru/dosen melalui belajar online tidak bisa disampaikan

[ 40 ]
[ Veramyta Maria Flora Babang, M.Pd Jas, M.Or ]

dengan baik, inilah mengapa dikatakan tidak efektif.


Berdasarkan pengalaman dari penulis ada beberapa materi ajar
khususnya pada perkuliahan praktek yang sangat sulit jika
dilakukan secara online, materi-materi tersebut nampaknya
akan jauh lebih efektif jika dijelaskan secara langsung karena
tingkat pemahaman mahasiswa akan jauh lebih baik jika dosen
secara langsung mengajarkan materi praktek, karena didalam
proses tersebut ada aktivitas dosen memberikan umpan balik ke
mahasiswa, dosen mengamati hasil belajar gerak mahasiswa dan
dan memberikan penjelasan lanjutan dengan tanpa mengalami
hambatan berarti dan jauh lebih efisien. Melalui belajar online
khususnya materi-materi praktek proses pendidikan dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik tidak berjalan baik, jika
menyampaian materi terganggu, dan mahasiswa mengalami
kendala dalam menerima pengetahuan dari dosen karena
jaringan atau kouta internet yang habis maka mahasiswa tidak
akan mampu melaksanakan praktek yang dijelaskan atau yang
disimulasikan oleh dosen.
Permasalahan lainnya adalah permasalahan ekonomi, tidak
semua orang tua peserta didik mampu menyediakan fasilitas
yang mendukung terjadinya proses belajar online bagi peserta
didik, padahal pada Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease poin 2 dibutir c jelas dikatakan
“Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat
bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas
belajar dirumah” yang berarti model pembelajaran dimasa covid
19 harusnya penuh penyesuaian dan penuh pertimbangan yang
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menghadirkan
sarana belajar sehingga proses belajar dapat terjadi. Sayangnya
hal ini kurang dipahami oleh tenaga pendidik, sehingga yang
terjadi adalah sebagain besar tenaga pendidik mewajibkan

[ 41 ]
[ Permasalahan dalam Belajar Online selama Pandemi Covid 19 ]

semua peserta didik terlibat dalam proses belajar secara online,


akhirnya belajar online yang awalnya dinilai sebagai solusi bagi
semua peserta didik, malah hanya berlaku bagi masyarakat pada
golongan yang mampu menyediakan sarana penunjang
pembelajaran online saja, sementara bagi masyarakat yang
kurang mampu ternyata hal ini bukan merupakan solusi, bahkan
menciptakan masalah baru.
Kenyataannya telah terjadi, beberapa kasus pencurian yang
dilakukan orang tua maupun peserta didik hanya untuk membeli
ponsel agar dapat melakukan pembelajaran online, beberapa
kasus pencurian dan perampokan dengan motif untuk membeli
ponsel untuk proses belajar online diantaranya adalah kasus
seorang ayah di Garut, Jawa Barat yang terpaksa melakukan
tidakan pencurian agar dapat membeli HP agar anaknya bisa
melakukan proses belajar online, kisah serupa juga terjadi di
Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur, tiga pelajar SMA tertangkap
polisi atas percobaan perampokan toko emas disebuah pasar,
setelah diinterogasi mereka mengaku terpaksa merampok untuk
membeli ponsel demi proses belajar online ( Amahoru, 2020).
Dengan sedetan permasalahan dan beberapa kasus kejahatan
yang terjadi, dunia pendidikan seolah tidak memiliki pilihan lain
agar proses pembelajaran tetap berlangsung selama pandemic
covid 19, proses pembelajaran masih tetap dilakukan secara
online, dengan alasan untuk memutus mata rantai penyebaran
covid 19.
Dari semua permasalahan yang ditemui dilapangan dan
yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
proses pembelajaran tatap muka lebih efektif, efisien dan tak
tergantikan, dan profesi seorang pendidik tidak bisa digantikan
dengan apapun, bahkan dengan teknologi tercangih sekalipun,
seperti yang dikatakan oleh pakar pendidikan Universitas
Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz: “Selamanya profesi guru
tidak akan tergantikan oleh teknologi”. Semoga apa yang dunia

[ 42 ]
[ Veramyta Maria Flora Babang, M.Pd Jas, M.Or ]

alami karena pandemic covid 19 ini membuka mata semua


orang, khususnya dalam dunia pendidikan, bahwa tidak ada
alasan untuk menyerah dengan keadaan sesulit apapun itu,
bahwa belajar dan mengajar adalah sebuah hak dan kewajiban
yang harus terjadi dan dijalani oleh peserta didik dan pengajar
dalam situasi apapun, dan harapannya kedepan semoga
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kedepannya bisa memberikan solusi belajar mengajar yang lebih
nyaman, lebih mudah, lebih efektif dan efisien dan bisa dinikmati
oleh semua semua lapisan masyarakat Indonesia. Semoga!

Daftar Pustaka

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja


Rosda Karya.
Dian Erika Nugraheny "Tujuh Bulan Pandemi Covid-19 dan
Jumlah Kasus Positif yang Terus Bertambah diunduh pada
https://nasional.kompas.com/ read/2020/10/ 03/
06222881/ tujuh-bulan-pandemi-covid-19 -dan-jumlah-
kasus-positif- yang-terus-bertambah?page=all
Ibnu Kasir Amahoru:
https://bukamatanews.id/read/2020/08/05/dereta-kisah-
ayah-curi-hp-agar-anaknya-bisa-belajar-online
Rizqon Halal Syah Aji. 2020.Dampak Covid-19 pada Pendidikan
di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses
Pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Sri Harnani. 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa
Pandemi Covid-19: diunduh pada
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-
pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-covid-19
Swanson, A., Hutkin, R., Babb, D., & Howell, S. (2010, Sep).
Establishing the best practices for social interaction and e-
connectivity in online higher education classes. Doctoral
dissertation, University of Phoenix, Arizona. Publication

[ 43 ]
[ Permasalahan dalam Belajar Online selama Pandemi Covid 19 ]

Number: 3525517. Retrieved from


http://gradworks.umi.com/3525517.pdf

[ 44 ]
[ Tuti Nuriyati, M.Pd. ]

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM


DI MASA PANDEMI

TUTI NURIYATI,M.Pd6
STAIN Bengkalis, Riau

“Problematika pendidikan Islam di masa pandemi


mengganggu harmonisasi kehiduapan masyarakat,
karena sendi-sendi normatif dan tradisional
mengalami pergerseran. Membangun dan
memperbaiki program pendidikan Islam melalui
berpikir kreatif dapat membuat inovasi baru dalam
sebuah lembaga Pendidikan”

Pendidikan Islam telah di akui sebagai salah satu bidang


studi atau kajian dalam Islam. Pendidikan Islam membawa nilai-
nilai dan norma-norma kewahyuan yang sangat di butuhkan oleh
kehidupan manusia di alam semesta seperti sekarang, aktualisasi
dan fungsional bila di internalisasikan ke dalam diri seseorang
melalui proses kependidikan yang konsisten, terarah dan
memiliki tujuan yang jelas sehingga dapat merubah sebuah
tatanan kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Islam telah
menjadi dasar kehidupan bagi umat Islam karena memiliki nilai-
nilai dalam menanamkan dan membentuk sikap hidup yang
dijiwai oleh agama Islam.

6 Tuti Nuriyati, lahir di Aceh, 18 Februari 1992, penulis merupakan dosen tetap

STAIN Bengkalis, Riau, dalam bidang ilmu Pendidikan Islam, penulis menyelesaikan
gelar sarjana dengan keilmuan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta pada tahun 2016, sedangkan gelar Magister dengan keilmuan
Pendidikan Islam di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada tahun 2018.

[ 45 ]
[ Problematika Pendidikan Islam pada Masa Pandemi ]

Pendidikan Islam sekarang mengalami perubahan dalam


proses pembelajaran karena seluruh dunia terutama di
Indonesia mengalami wabah yang menghalangi pembelajaran
seperti biasanya sehingga pembelajaran sekarang ini
pelaksanaanya dengan cara pembelajaran jarak jauh atau e-
learning. Pendidikan Islam banyak mengalami perubahan dalam
tatanananya sehingga mengalami penurunan dalam menerapkan
nilai-nilai Agama. Pandemi virus korona menjadikan seseorang
banyak menghabiskan waktunya dengan berinteraksi dengan
dunia maya dan sedikit banyaknya mengabaikan kehidupan
sosialnya.
Pandemi virus korona muncul semua aturan kehidupan
bermasyarakat berubah terutama dari segi pendidikan. Pendidik
dan peserta didik tentu mengahadapi tantangan yang sangat
besar pada masa darurat pandemi seperti ini. Pendidik harus
mencari alternatif lain untuk proses pebelajaran agar tidak
vakum dan tidak tertinggal. Peserta didik di tuntut untuk
mengembangkan keterampilan sosial untuk berkolaborasi dan
berkomunikasi secara baik. Keterampilan kognitif peserta didik
mengarah kepada pemikiran kritis untuk memecahkan
permasalahan yang kompleks. Keterampilan metakognitif
mengarah kepada refleksi diri dan belajar secara mandiri dan
keterampilan produktifitas mengarah kepada mengatur seefisein
dalam memanfaatkan teknologi.
Pendidikan Islam di masa pandemi virus korona terutama
dalam sistem belajar mengajar sangat jauh berbeda dengan
pembelajaran seperti biasanya karena selama adanya pandemi
virus korona seluruh lembaga pendidikan menggunakan sistem
pembelajaran jarak jauh. Sistem pendidikan dalam konteks
pembelajaran, berlaku dalam situasi dan kondisi apapun,
termasuk di tengah pandemi virus korona. Di bawah ini
merupakan fakta-fakta yang terjadi dari ruang pendidikan di
masa pandemi virus korona, yaitu:

[ 46 ]
[ Tuti Nuriyati, M.Pd. ]

1. Pendidikan dilaksanakan tidak di ruang kelas, melainkan


di tempat tinggal masing-masing (rumah). Menarik di sini,
pendidikan yang dilaksanakan di rumah bukan
menghentikan proses pembelajaran, melainkan
memindahkan sementara ruang belajar. Pendidikan di
tengah pandemi vurus korona harus diartikan sebagai
tantangan kreatif para pendidik profesional untuk tetap
berkarya, berkreasi, berinovasi. Pembelajaran di tengah
pandemi virus korona harus menjadikan aktivitas
pembelajaran efektif dan efisien Proses pendidikan di
tengah pandemi virus korona tetap bertujuan memelihara
jiwa peserta didik dan tidak melupakan etika dalam
pembelajaran. Bagi peserta didik tidak luput di bawah
bimbingan orang tua sehingga pembelajaran memiliki hasil
yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Pendidikan dilaksanakan untuk menciptakan peserta didik
yang berkualitas. Itulah fenomena di tengah pandemi virus
korona peserta didik tetap belajar di rumah, mempelajari
mata pelajaran seperti di sekolah di bawah bimbingan
pendidik profesional. Pelaksanaan pengajaran ini dapat
menghasilkan output berkualitas dengan tidak
mengesampingkan nilai-nilai akhlak yang baik. Maka
dalam pelaksanaan pembelajaran di rumah maka harus
adanya kerjasama terhadap orang tua peserta didik.
3. Adanya pandemi virus korona mengajarkan untuk hidup
sehat dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
dengan demikian maka pelaksanaan pendidikan berjalan
dengan lancar tanpa adanya kekhawatiran dalam belajar.
Masa pandemi virus korona banyak menjadikan
problematika lembaga pendidikan mengalami sebuah krisis
seperti:

[ 47 ]
[ Problematika Pendidikan Islam pada Masa Pandemi ]

1. Krisis Nilai-Nilai Agama dan Sosial


Krisis nilai berkaitan dengan sikap dan etika dalam
sebuah kehidupan bermasyarakat, suatu perbuatan tentang
baik dan buruk, pantas dan tidak pantas dan benar salah
yang berakaitan perilaku individu dan sosial. Selain nilai
agama juga lembaga harus memiliki nilai sosial yang sangat
membantu perubahan pendidikan. Selama pandemi virus
korona maka nilai agama dan sosial mengalami penurunan di
karenakan pembelajaran menggunakan aplikasi dan tidak
tatap muka hal tersebut yang menjadikan kurang sopan
santun atau etika, kurang pekanya orang membangun
sebuah nilai agama. Interaksi sosial juga mengalami
penurunan karena banyak orang yang berinteraksi dengan
media sosial tidak berinteraksi langsung secara tatap muka
karena selama pandemi semua masyarakat harus menjaga
jarak dalam pergaulan hal tersebut juga yang membuat
sebuah kegiatan mengalami hambatan dan kendala.
Masyarakat mulai mengubah pandangan tentang cara hidup
bermasyarakat baik dalam bidang kemasyarakatannya,
politik, ekonomi dan implikasinya terhadap kehidupan
individual. Sehingga nilai-nilai yang telah ada mengalami
penuruanan.
2. Kesenjangan Kredibilitas
Pandemi menjadikan masyarakat saat ini dirasakan
adanya penurunan kepercayaan di kalangan kelompok
penguasa dan penanggung jawab sosial. Dikalangan lembaga
pendidikan Islam, masyarakat, pendakwah mengalami
keguncangan wibawa dengan adanya pengucilan di sebagian
masyarakat. Lembaga pendidikan selama pandemi juga
menjadikan sebuah kelompok yang membedakan antara
yang kaya dan yang miskin karena sebuah pembelajan
menggunakan teknologi yang berupa media sosial dengan
cara pembelajaran jarak jauh.

[ 48 ]
[ Tuti Nuriyati, M.Pd. ]

3. Kurangnya sikap idealisme


Pandemi mengahalangi sikap idealisme suatu lembaga
pendidikan karena untuk berinteraksi antara sesama banyak
terkendala. Sehingga sikap juga mengalami penurunan
dalam penerapannya. Sikap masyarakat juga mengalami
penurunan dalam memahami perkembangan bangsa dan
negara. Generasi sekarang banyak yang tidak peduli dengan
kemajuan suatu wilayah karena terpengaruh teknologi yang
tidak digunakan dengan baik.
4. Kurangnya sensitif terhadap kelangsungan masa depan
Kehidupan yang dogmatis dan statis selama pandemi
tidak dapat lagi di jadikan pedoman untuk membangun
landasan sikap sekolah masa kini. Tradisi-tradisi yang
membelenggu kebebasan berpikir dan berkreasi peserta
didik harus di perbaiki. Sehingga sebuah lembaga
pendidikan Islam yang dinamis. Keadaan yang semua
terbatas peserta didik belajar secara intensif berorientasi ke
arah masa depan teknologi, sosiologi yang realistis tapi tidak
melupakan moralitas.
Problematika pendidikan Islam di masa pandemi banyak
mengganggu harmonisasi kehiduapan masyarakat, karena sendi-
sendi normatif dan tradisional mengalami pergerseran yang
belum menemukan penyelesaian yang baik dalam sebuah
pelaksanaan pendidikan Islam. sebagian masyarakat selama
pandemi mengalami krisis kepercayaan kepada kemampuan diri
sendiri, yang menimbulkan gejala-gejala transisi yang sangat
sensitif terhadap nilai-nilai yang lainnya.
Permasalahan dari pembelajaran jarak jauh (daring) pada
masa pandemi yaitu: minimnya akses jaringan telekomunikasi
bagi daerah terpencil, di daerah perkotaan tidak diragukan lagi
akan tersedianya akses jaringan internet, namun daerah-daerah
terpencil terutama di Indonesia masih terbatas terutama
dipulau-pulau yang jarang penduduknya, sehingga untuk

[ 49 ]
[ Problematika Pendidikan Islam pada Masa Pandemi ]

melaksanakan pembelajaran jarak jauh (daring) mengalami


kesuliatan. Rendahnya keterampilan teknologi bagi masyarakat
yang kurang mampu untuk belajar teknologi dan banyak
pendidik yang terdahulu yang tidak ingin belajar mengikuti
perkembangan zaman. Mahalnya harga koneksi internet, Secara
umum masyarakat Indonesia yang rutin membeli dan
mempunyai koneksi internet yaitu kalangan menengah ke atas,
sedangkan kalangan menengah ke bawah tidak mampu untuk
mengkonsumsinya karena mahalnya biaya internet.
Membangun dan memperbaiki program pendidikan Islam
yang telah terjadi saat ini maka harapan kedepannya dapat
membuat perencanaan program yang mengidentifikasikan
masalah pokok yang menghambatnya. Berpikir kreatif dapat
membuat inovasi baru dalam sebuah lembaga pendidikan.
Sistem dan metode pendidikan yang tepat digunakan dalam
proses kependidikan Islam yang kontektual dengan iptek yang
mudah di dapatkan. Hal yang lebih penting peserta didik
diharapkan mampu mengendalikan dan menangkal dampak-
dampak negatif dari iptek terhadap nilai-nilai etika keagamaan
Islam dan nilai-nilai moral yang telah dan yang harus
dimapankan dalam kehidupan individual dan sosial.

Daftar Pustaka

Arraiyyah, Hamdar, 2018, Pendidikan Islam, Depok, Kencana


Halim, Abdul, 2002. Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan
Historis, Teoris dan Praktis Jakarta: Ciputat Pers.
Nizar, Samsul, 2013. Sejarah sosial dan Dinamika Intelektual
Pendidikan Islam di Nusantara. Jakarta: Kencana.
Nata, Abuddin, 2016, Ilmu Pendidikan ISlam, Jakarta: Kencana.

[ 50 ]
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN JARAK JAUH
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD/MI
(Ditinjau dari Sisi Kelebihan dan
Kekurangannya)

MUHAJIR, S. Ag., M.Pd.7


MIN 2 Kab. Jepara

Pendidikan jarak jauh pada dasarnya adalah proses


pendidikan yang dilakukan dimana siswa dan guru
berada pada tempat yang berbeda dengan
menggunakan berbagai macam teknologi. Selain
memiliki tantangan tersendiri, pendidikan jaraj jauh
juga memiliki sejumlah nilai positif.

Pelaksanaan kegiatan PJJ pada masa pandemic covid 19


yang dilaaksanaakan oleh guru di sekolah/madrasah dilakukan
secaraa variasi. Ada yang melaksaanakaan dengan cara daring
atau dalam jaringan dengan menggunakan fasilitas internet dan
sarana komputer, laptop atau android. Ada juga yang
menggunakan dengan model luring atau luar jaringan. Kegiatan
luring biasanya dengan melihat siaran pendidikan di televisi atau
mendengarkan siaran radio. Bagi guru yang belum menguasai

7 Muhajir lahir di Pati pada 16 September 1969. Menyelesaikan pendidikan S1

pada fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang 1995. Sedangkan S2 diselesaikan di
UPGRIS Semarang Prodi Manajemen Pendidikan pada tahun 2013. Mulai jadi guru di
MI Miftahussalam Wonosalam Kab. Demak tahun 1988 sampai 2005. Sejak tahun
2005 sampai 2017 menjadi Kepala MI Miftahussalam 2 Wonosalam Kab. Demak.
Tahun 2017 sampai sekarang menjadi Kepala MIN 2 Kab. Jepara. Tahun 2006 sampai
2017 menjadi fasilitator pembelajaran bagi guru SD/MI di Kab. Demak bekerjasama
dengan USAID.

[ 51 ]
[ Problematika Pendidikan Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid 19… ]

teknologi informasi dan komunikasi, mereka hanya


menggunakan media whatshap atau WA yang ada di android
mereka. Semua materi, tugas dan penilaian diberikan melalui WA
dari android.
Dalam rangka memperkaya wawasan para guru yang belum
memahami tentang pembelajaran jaarak jauh di sini penulis akan
mengulas tentang (1) Konsep pendidikan jarak jauh (PJJ), (2)
Komponen pendidikan jarak jauh (PJJ), (4) Pengembangan
pendidikan jarak jauh (PJJ), (5) Evaluasi pendidikan jarak jauh
(PJJ). Dengan harapan para guru khususnya guru SD/MI
memahami secara jelas maksud dari kegiatan pembelajaran
jarajk jauh (PJJ).

Konsep Pendidikan Jarak Jauh


Konsep yang mendasari PJJ adalah karena adanya
keterbatasan yang terjadi antara guru dengan siswa, dosen
dengan mahasiswa serta kalau dalam pendidikan non formal di
pondok pesantren antara ustadz dengan para santrinya, juga di
tempat-tempat pelatihan para instruktur/tutor dengan peserta
pelatihan. Keterbatasan yang dimaksud adalah karena
dimungkinkan jarak geografis atau sebab yang lain misalnya
seperti keadaan saat ini yang mengharuskan sekolah/madrasah,
kampus, pondok pesantren dan lembaga pendidikan yang lain
sedang ditutup akibat pandemi Covid-19
Teknologi memang memainkan peran penting baik dalam
cara pengemasan pesan maupun dalam penyampaian dan
penerimaan pesan. Teknologi percetakan dan surat menyurat
adalah merupakan kegiatan yang paling awal dalam kegiatan PJJ.
Sebelum adanya internet seperti sekarang ini, pada masa lalu PJJ
dilaksanakan melalui kegiatan surat menyurat, misalnya guru
atau nara sumber memberikan materi atau tugas kepada siswa
melalui surat, begitu sebaliknya para siswa memberikan

[ 52 ]
[ Muhajir, S.Ag., M.Pd. ]

tanggapan atau menjawab tugas yang diberikn oleh guru atau


naras umber melalui surat melalui jasa pos.
Pada perkembangan selanjutnya PJJ menggunakan media
yang berupa audio pesan atau materi pembelajaran yang
disampaikan para guru atau naras sumber disampaikan melalui
suara. Para siswa dapat mendengarkan materi pembelajaran
yang disampaikan guru/narasumber melalui radio di rumah
masing-masing. Seiring berkembangnya teknologi penggunaan
televisi membuka wahana baru di dunia pendidikan dalam
kegiatan PJJ. Penggunaan televisi dalam PJJ tidak hanya suara
saja yang didengar oleh siswa di rumah, tetapi bisa bertatap
muka antara antara naras umber yang menyampaikan materi
pembelajaran dengan siswa di rumah. Jadi siswa di rumah bisa
mendengar dan melihat langsung guru/narasumber yang
memberikan materi pembelajaran. Penggunaan televisi pada
masa lalu belum terjadi interaksi antara narasumber dan siswa.
Jika ada tanggapan atau materi yang harus dikerjakan oleh siswa,
masih menggunakan surat melalui jasa pos. Karena pada masa
lalu siaran pendidikan di televisi tidak secara langsung.
Seandainya siaran dilaksanakan secara langsung siswa tidak bisa
memberikan tanggapan atau bertanya pada narasumber, karena
belum ada fasilitas telepon secara interaktif. Lain halnya dengan
masa sekarang ini siaran pendidikan yang ada di radio maupun
di televisi dilaksanakan melalui siaran langsung dan dibuka
layanan interaktif untuk tanya jawab antara siswa dengan guru
melalui layanan telepon.
Pelaksanaan PJJ saat ini sudah semakin maju karena
didukung oleh layanan internet yang sangat canggih. Internet
memiliki kemampuan jangkauan yang tinggi dalam mengatasi
masalah jarak dan waktu dibandingkan dengan surat, radio dan
televisi. Pengaruh teknologi internet terhadap perkembangan PJJ
lebih besar karena mampu membuat PJJ bisa dilaksanakan
dengan tatap muka dan interaksi secara langsung. Kalau televisi

[ 53 ]
[ Problematika Pendidikan Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid 19… ]

siswa di rumah dapat melihat guru atau narasumber, tetapi


sebaliknya guru atau narasumber tidak bisa melihat siswa yang
ada di rumah. Lain halnya dengan fasilitas internet sekarang ini,
dengan menggunakan aplikasi zoom meeting antara guru dan
siswa bisa bertatap muka secara langsung melalui layar monitor
pada komputer, laptop dan android. Siswa dan guru bisa
berinteraksi secara langsung dan tanya jawab secara langsung
pada waktu yang bersamaan baik melalui suara atau melalui
pesan atau chat ketika terjadi kegiatan PJJ dengan menggunakan
zoom meeting.
Layanan internet banyak memberikan fasilitas
terlaksananya PJJ dari mulai yang sederhana sampai pada yang
sangat menarik pada masa pandemi Covid-19 ini. Misalnya guru
bisa menggunakan whatshap, facebook, email, video
pembelajaraan, google classroom, google meeting dan lain-lain
atau yang sekarang ini disebut dengan istilah e-learning. Selain
itu dimasa pandemi Covid-19 ini ada beberapa situs di internet
yang menyediakan layanan pembelajaran secara daring yang
bisa diakses oleh para siswa di rumah atau di mana saja.
Misalnya situs yang disediakan oleh kemendikbud RI. Situs-situs
itu diantaranya adalah : Rumah belajar, Meja Kita, Icando,
IndonesiaX, Google for education, Kelas Pintar, Microsoft Office
365, Quipper School, Ruang Guru, Sekolahmu, Zenius, dan Cisco
webex. Para guru atau narasumber tinggal memilih dan
menyesuaikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
kemampuan siswa, kondisi jaringan di daerah tersebut dan
fasilitas yang dimiliki oleh para guru dan siswa.
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jarak jauh pada dasarnya adalah proses pendidikan
yang dilakukan dimana siswa dan guru berada pada tempat yang
berbeda dengan menggunakan berbagai macam teknologi.
Proses pendidikan PJJ dapat terjadi dalam suatu interaksi

[ 54 ]
[ Muhajir, S.Ag., M.Pd. ]

langsung atau tidak langsung dalam satu waktu yang sama atau
waktu yang berbeda melalui media teknologi yang tersedia.

Perkembangan Pendidikan Jarak Jauh


Di Indonesia pelaksanaan PJJ sudah dimulai sejak tahun
1984, yang mana waktu itu diterapkan pada pendidikan tinggi di
Universitas Terbuka. Dalam perkembangannya saat ini sudah
banyak perguruan tinggi sudah melaksanakan PJJ. Pelaksanaan
PJJ untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah di Indonesia
baru dilaksanakan secara meluas Ketika negara Indonesia
mengalami wabah pandemi Covid-19. Namun demikian tidak
semua lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah saat ini
melaksanakan PJJ dengan baik, karena keterbatasan media dan
lain-lain.

Model Pendidikan Jarak Jauh di SD/MI


Ada beberapa model yang bisa diterapkan dalam
pelaksanaan PJJ pada tingkat SD/MI pada masa pandemi Covid-
19 ini.
a. Model dimana pendidikan jarak jauh (PJJ) dilakukan secara
manual.
Model ini diterapkan pada sekolah yang keadaan
demografinya tidak mendukung, dikarenakan lokasi
terpencil, jaringan internet tidak ada, siaran radio atau
televisi tidak terjangkau. Hal ini juga bisa diterapkan pada
daerah yang keadaan ekonomi masyarakatnya sangat rendah
atau kategori miskin. Model manual ini guru bisa berkunjung
ke rumah siswa secara bergantian untuk memberikan
pembelajaran pada siswa.
b. Model Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) secara Online
Pada model ini pembelajaran jarak jauh dilakukan
secara online dengan baik. Hal ini dikarenakan daerah
tersebut bisa mengakses fasilitas internet, siaran radio dan

[ 55 ]
[ Problematika Pendidikan Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid 19… ]

televisi dengan baik. Selain itu fasilitas yang mendukung


terlaksanya PJJ secara online sangat mendukung. Misalnya
kemampuan guru dibidang IT, sekolah mempunyai fasilitas
internet yang memadai, sarana computer yang cukup, dan
para siswa di rumah juga terpenuhi baik fasilitas internet
dan komputer atau android. Yang tak kalah pentingnya para
wali murid juga menguasai penggunaan IT dengan baik.

Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh di SD/MI


Pandemi Covid-19 yang sedang kita alami, khususnya
dibidang pendidikan lebih khusus lagi pendidikan di tingkat
SD/MI membawa banyak problematika yang muncul. Problem
atau permasalahan ada yang bersifat kekurangan dan ada yang
bersifat kelebihan. Permasalahan yang muncul dapat kita
bedakan dari siswa, guru, orang tua dan demografi sekolah.
Disini penulis berusaha menganalisa permasalahan yang muncul.
a. Permasalahan dari siswa
• Banyak siswa yang tidak mempunyai HP/android dan
laptop.
• Banyak siswa yang masih gaptek terhadap IT khususnya
kelas rendah.
• Siswa kurang tertarik pada pembelajaran melalui PJJ.
• Siswa merasa jenuh dan bosan karena tinggal di rumah
terus, tidak bisa bertemu dengan teman-temannya di
sekolah.
• Jika siswa mempunyai HP/android, mereka hanya bisa
mengoperasikan game atau youtube.
• Ketika diberi tugas oleh guru, banyak siswa yang tidak
mengerjakan tugas karena merasa aman tidak ada
teguran secara langsung dari guru.

[ 56 ]
[ Muhajir, S.Ag., M.Pd. ]

• Siswa di rumah merasa seperti libur sekolah, sehingga


mereka bermain sepuasnya karena tidak ada kontrol
dari orang tua, karena orang tua sedang bekerja.
b. Permasalahan dari guru
• Banyak guru khususnya guru non ASN yang belum
sertifikasi tidak mempunyai laptop atau android yang
memadai untuk pelaksanaan PJJ.
• Masih ada guru yang gaptek terhadap TIK, sehingga sulit
untuk membuat materi pembelajaran yang menarik
untuk diberikan pada siswa.
• Guru mempunyai peralatan laptop dan android yang
memadai, tapi mereka malas untuk membuat media
pembelajaran yang menarik secara online.
• Guru kurang peduli dan tidak bertanggugjawab atas
tugasnya.
c. Permasalahan dari orang tua
• Tidak semua orang tua mampu membelikan laptop dan
android untuk semua anaknya yang masih sekolah.
• Orang tua tidak mampu menyediakan jaringan wifi atau
kuota data.
• Orang tua hanya mempunyai satu android, dan dibawa
orang tuanya bekerja.
d. Permasalahan demografi sekolah
• Sekolah di pedesaan tidak ada sinyal internet.
• Sekolah di pedesaan banyak yang belum mempunyai
peralatan TIK.

Dari empat permasalahan di atas mulai dari permasalahan


dari siswa, guru, orang tua dan letak demografi sekolah yang
bersifat kekurangan, justru membawa kelebihan bagi siswa,

[ 57 ]
[ Problematika Pendidikan Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid 19… ]

guru, orang tua dan sekolah. Kelebihan yang dimaksud


diantaranya adalah : para guru, siswa dan para orang tua
semakin menguasai TIK. Sekolah lebih sering mengadakan
kegiatan pelatihan membuat media pembelajaran secara online.

Kesimpulan
Kegiatan PJJ tentu memunculkan banyak permasalahan atau
problema, mulai dari karakteristik siswa, guru, orang tua dan
letak demografi sekolah yang sangat beragam, untuk itu para
pemangku kepentingan dibidang pendidikan harus bisa
memberikan solusi terbaik demi terlaksananya pelaksanaan PJJ
di tingkat pendidikan SD/MI dimasa pandemi Covid-19 ini.
Diantaranya adalah ketersediaan dana untuk memfasilitasi
kegiatan PJJ, sehingga pendidikan tetap berjalan baik dan lancer
sesuai harapan. Karena sejatinya pendidikan tidak boleh
berhenti dalam kondisi apapun.

[ 58 ]
KENDALA PEMBELAJARAN MATA KULIAH
TEORI DAN PRAKTEK TENIS MEJA SECARA
DARING

Alventur Baun, S.Pd., M.Pd8


Universitas Kristen Artha Wacana Kupang

“Pada mata kuliah teori dan praktek, untuk aspek


kognitif dan afektif dapat tercapai dengan mudah,
namun pada aspek psokomotor ditemukan kendala, di
mana target pembelajaran tidak sesuai dengan yang
diinginkan”

Mata kuliah teori dan praktek Tenis Meja merupakan salah


satu mata kuliah yang termasuk dalam Rumpun Mata Kuliah
Keahlian Berkarya pada Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi dengan bobot 3 sks pada semester ganjil
ini. Pada awal pertemuan masih dilakukan secara tatap muka
sehingga kontrak kuliah dapat disampaikan secara baik dan apa
saja yang dipersiapkan nanti pada pertemuan berikutnya.
Namun pada pertemuan ke dua dan seterusnya sudah dilakukan
secara daring melalui e-learning, oleh karena semakin
bertambahnya penderita virus corona ini, sehingga sebagai
pengasuh mata kuliah, saya merasa kesulitan dalam mengajar

8 Alventur Baun, lahir di Fatukoto NTT, 31 Agustus 1990, penulis merupakan

Dosen PJKR pada Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, dalam bidang ilmu
Pendidikan Jasmani, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Pendidikan di
Universitas Nusaa Cendana Kupang, NTT (2012), sedangkan gelar Magister
Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Semarang Program Studi Pendidikan
Olahraga (2015), penulis merupakan Dosen pada Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen
Artha Wacana Kupang, Nusa Tenggara Timur sejak tahun 2016 hingga sekarang.

[ 59 ]
[ Kendala Pembelajaran Mata Kuliah Teori dan Praktek Tenis Meja… ]

mata kuliah ini karena tidak hanya sekedar teori tetapi juga
harus dengan praktek agar setiap tujuan pembelajaran yang
sudah dimuat dalam RPS dapat tercapai.
Pada pertemuan ke dua saya mencoba dengan metode
diskusi dan pemberian tugas, yaitu dengan mengupload materi
pada e-learning karena saat hendak melakukan tatap muka lewat
e-learning terkendala jaringan dan juga banyak pengguna
sehingga tatap muka tidak berjalan dengan baik, sehingga saya
mengalihkan ke diskusi, ketika mulai berdiskusi semuanya
lancar dan berjalan dengan baik, di akhir diskusi saya
memberikan tugas kepada mereka kemudian mereka
mengerjakannya dalam bentuk gambar lalu mengupload kembali
ke e-learning, namun setelah dikoreksi ternyata rata-rata pada
aspek psikomotornya tidak maksimal atau pada tujuan
pembelajaran belum tercapai sepenuhnya.
Pertemuan ke tiga kami mencoba tatap muka lagi namun
sama halnya dengan pertemuan sebelumnya sehingga kami
kembali menggunakan metode diskusi lagi dan pemberian tugas
di akhir diskusi. Saya kembali mengupload materi kemudian
kami bahas bersama materi pada pertemuan tersebut, semuanya
berjalan dengan baik dan ketika saya mengecek kembali kognitif
mereka, rata-rata semuanya bisa memahami materi yang
didiskusikan kemudian tugas yang diberikan pada pertemuan ini
berupa video, dimana mereka mempraktekan kembali materi
yang sudah didiskusikan dalam bentuk video agar menilai aspek
psikomotor mereka, setelah mereka mengerjakan dalam bentuk
video mereka mengumpulkan kembali dan ternyata setelah
dikoreksi rata-rata tidak sesuai dengan tujuan pembelajaaran
pada pertemuan tersebut. Ini merupakan suatu kendala bagi
pengasuh mata kuliah.
Rencananya pada pertemuan berikut materinya akan saya
buat dalam bentuk video tutorial dan menginstruksikan kepada
mereka agar mempraktekan kembali sesuai dengan video yang

[ 60 ]
[ Alventur Baun, S.Pd., M.Pd. ]

diberikan, sehingga bisa mendapatkan solusi yang terbaik pada


mata kuliah praktek ini agar pertemuan-pertemuan berikut
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Karena untuk mata kuliah teori dan praktek untuk
aspek kognitif dan afektif dapat tercapai dengan mudah, namun
pada aspek psokomotorlah yang menjadi kendala utama dalam
proses pembelajaran secara daring ini.
Kiranya dalam menulis bersama (Antologi Adaptasi
Kebiasaan Baru) ini kita dapat memperoleh banyak pengetahuan
yang dibagikan dan juga pengalaman mengajar, agar kita sama-
sama bisa berlajar untuk mengatasi setiap kendala yang dialami
saat pembelajaran baik itu kendala dalam jaringan, metode yang
digunakan dan kendala lainnya demi tercapainya suatu
pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya.

[ 61 ]
[ 62 ]
BAB III
PEMANFAATAN TEKNOLOGI
PADA MASA AKB

[ 63 ]
[ 64 ]
MEMILIH PLATFORM DAN METODE YANG
MUDAH DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN
DARING

Achmad Baidawi, M.Pd.9


IAIN Madura

“Pemilihan platform dan metode dengan model kelas


daring harus benar-benar memperhatikan situasi dan
kondisi mahasiswa dan juga tujuan pembelajaran.”

Pandemi COVID19 yang melanda berbagai negara di


belahan dunia sejak awal penyebarannya sampai saat ini belum
berakhir. Dampak dari pandemi ini memaksa kita semua untuk
merubah cara hidup kita. Berbagai sektor ikut merasakan
dampak dari pandemi ini tidak terkecuali sektor pendidikan
namu proses pendidikan tetap harus terus berjalan. Seperti yang
telah kita ketahui bersama bahwa untuk terus menjaga
keberlanjutan proses belajar mengajar, pemerintah
memberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) demi
tetap menjaga sumber daya manusia yang unggul melalui proses
pendidikan formal. Hal ini dilakukan agar usaha pencegahan

9 Achmad Baidawi, lahir di Pamekasan, 17 November 1982, penulis merupakan

Dosen IAIN Madura sejak tahun 2012 dalam bidang ilmu Pendidikan Bahasa Inggris.
Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Budi
Utomo Malang (2007), sedangkan gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris di
Universitas Isalam Malang (2012). Selain menjadi dosen, penulis juga sebaga
Sekretaris Prodi Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah IAIAN Madura dan anggota
tim editor Jurnal of English Education: Panyonara.

[ 65 ]
[ Memilih Platform dan Metode yang Mudah Digunakan… ]

penularan COVID19 terputus tapi tetap bisa malaksanakan


proses belajar dan mengajar walau dalam masa darurat.
Di beberapa daerah dengan status warna hijau sudah
diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
tatap muka terbatas namun tetap memperhatikan protokol
kesehatan. Akan tetapi, hal ini berlaku di tingkat pendidikan
dasar dan menengah. Sedangkan pada tingkatan pendidikan
tinggi tetap diberlkukan pembelajaran daring atau pembelajaran
jarak jauh.
Pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh
merupakan pembelajaran yang membutuhkan keneksi internet
dengan menggunakan berbagai platform seperti google
classroom, IG, FB, WA, Zoom, E-learning, google meet, Edmodo
dan lain sebagainya. Platform tersebut sangat membantu para
dosen dalam melaksanakan pembelajaran kelas daring. Dari
beberapa platform yang tersedia, ada yang memungkinkan
melakukan tatap muka maya atau sinkron dan ada yang hanya
bisa mengirim teks, gambar, rekaman suara dan video atau tatap
muka tidak sinkron dalam melakukan kegiatan belajar dan
mengajar dengan model kelas daring. Namun tidak semua
platform yang ada bisa langsung digunakan dalam kegiatan
pembelajaran daring.
Dengan tersedianya macam-macam platform, dosen
diharapkan paling tidak memperhatikan dua hal sebagai
pertimbangan dalam memilih platform. Pertama, platform yang
dipakai bisa memungkinkan dosen menyampaikan materi
pembelajaran yang bisa menampilkan teks, gambar, video, dan
suara karena dalam menyampaikan materi secara daring tidak
cukup hanya mengirim teks saja tapi perlu dibantu dengan
gambar, suara atau video agar materi yang disampaikan lebih
mudah dipahami dang diingat oleh mahasiswa. Kedua, mudah
dijangkau oleh mahasiswa baik cara penggunaannya maupun
biayanya karena tidak semua mahasiswa mampu

[ 66 ]
[ Achmad Baidawi, M.Pd. ]

mengoperasikan teknologi khususnya mareka yang hidup di


pedesaan. Selain itu masih banyak mahasiswa yang tidak mampu
secara ekonomi untuk membeli perangkat yang canggih dan
membeli kuota internet sehingga dosen harus memilih platform
yang bisa tersedia di perangkat yang tidak terlalu canggih dan
irit kuota. Ketersediaan ragam platform yang ada tidak lantas
semua bisa digunakan sesuai kamauan dosen karena kondisi
mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi dan
kemampuan menggunaka teknologi yang berbeda-beda.
Dari berbagai platform yang ada dan yang memenuhi
ktiteria diatas yaitu Whatsapp. Whatsapp merupakan pilihan
ideal untuk digunakan dalam pembelajara daring karena
whatsapp memiliki fitur kirim teks, unggah video, voicenote, dan
bahkan tatap muka maya walaupun masih terbatas tidak seperti
zoom atau googlemeet. Selain itu, Whatsapp tergolong platform
yang mudah dijangkau karena tergolong irit kuota dan mudah
dalam menggunakannya sehingga membantu mempermudah
dan meringankan beban mahasiswa. Dengan demikian,
Whatsapp sangat memungkinkan dosen menggunakan beberapa
metode mengajar kelas daring.
Metode merupkan cara yang dipilih oleh dosen dalam
melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di kelas agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran paling tidak harus
memperhatikan karakterisitk materi, tujuan pembelajaran,
kondisi murid dan ketersediaan media pembelajaran yang akan
digunakan agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan
sesuai harapan.
Ada banyak macam metode pembelajaran yang bisa
implementasikan oleh dosen di dalam kelas seperti metode
diskusi, tanya jawab, ceramah, debat, bermain peran, pemecahan
masalah, karya wisata, eksperimen, demonstrasi dan lain
sebagainya. Metode-metode tersebut dapat dipilih oleh dosen

[ 67 ]
[ Memilih Platform dan Metode yang Mudah Digunakan… ]

dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.


Dalam pembelajaran kelas daring, ada beberapa metode
mengajar yang bisa diterapkan sepeti metode ceramah, diskusi,
dan tanya jawab. Namun ketiga metode tersebut sangat efektif
bila digunakan secara bersamaan agar kegiatan pembelajaran
bervariasi. Jika dalam pembelajaran daring hanya menggunakan
metode ceramah misalnya, maka kelas akan didominasi oleh
dosen dalam menyampaikan materi sementara mahasiswa hanya
pasif menerima apa yang disampaikan oleh dosen karena
karakterisitik metode ceramah teacher-centered sehingga
kombinasi metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab perlu
diterapkan karena hal ini sangat efktif menciptakan proses
belajar mengajar yang aktif melibatkan mahasiswa dalam
menyampaikan ide atau gagasan baik bertanya maupun
menjawab pertanyaan. Penggunaan platform whatsapp dengan
menerapkan metode kombinasi metode ceramah, diskusi, dan
tanya jawab sangat memungkinkan dilakukan dengan
memanfaatkan fisilitas yang dimiliki whatsapp seperti berkirim
teks baik berupa teks langsung maupun berupa file, vocienote,
dan video.
Berdasarkan pengalaman pribadi penulis dan menghimpun
info dari teman sejawat, berikut contoh langkah-langkah
menggunaka platform whatsaap dengan mengkombinasikan
metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab; pertama, dosen
mengirim file berupa PPT dan kadang-kadang diikuti video
terkait materi. Kedua, dosen menyuruh mahasiswa membaca
PPT dan menonton video yang sesuia topik. Ketiga, dosen
memberi penjelasan pengantar terkait topik yang akan dibahas
menggunakan voicenote. Keempat, mempersilahkan mahasiswa
mengajukan pertanyaan dan setelah itu meminta mahasiswa
yang lain menjawab sesuai kamampuan mareka. Kelima, dosen
memberikan penjelasan penutup sekaligus sebagai kesimpulan.
Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan memanfaatkan

[ 68 ]
[ Achmad Baidawi, M.Pd. ]

fasilitas voicenote dan terkadang teaks. Namun langkah-langkah


tersebut tidak paten sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dengan demikian, pemilihan platform dan metode dengan
model kelas daring harus benar-benar memperhatikan situasi
dan kondisi mahasiswa dan juga tujuan pembelajaran. Whatsapp
merupakan platform yang labih mudah diadaptasikan dengan
kondisi mahasiswa dan tujuan pembelajaran dengan
mengimplementasikan metode ceramah, diskusi, dan tanya
jawab.

[ 69 ]
[ Memilih Platform dan Metode yang Mudah Digunakan… ]

[ 70 ]
PEMBELAJARAN TEACHING MEDIA DENGAN
PROJECT-BASED LEARNING MODEL
VIA ONLINE

Dr. Aria Septi Anggaira, M.Pd10


IAIN Metro

“Model pembelajaran berbasis proyek memungkinkan


mahasiswa memiliki kebebasan untuk
mengembangkan media pembelajaran yang mereka
anggap sesuai untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa”

A. Pendahuluan
Pandemi Covid-19 yang mulai mewabah di Indonesia sejak
bulan Februari tahun 2020 memaksa pemerintah mengambil
berbagai kebijakan di segala bidang. Salah satu kebijakan di
bidang pendidikan adalah dengan menerapkan pembelajaran
jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh yang kemudian lebih dikenal
dengan istilah pembelajaran online atau pembelajaran dalam
jaringan. Syarat mutlak pembelajaran dalam jaringan yaitu
dengan memaksimalkan pengunaan media internet sebagai
sarana utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Meskipun
sejatinya pembelajaran dalam jaringan bukanlah merupakan hal

10 Aria Septi Anggaira, lahir di Kota Metro, pada 29 September 1979. Penulis

merupakan Dosen IAIN Metro dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Penulis
menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris pada Universitas Lampung
(2002). Penulis menyelesaikaN Magister Pendidikan Bahasa Inggris pada Universitas
Negeri Yogyakarta (2012), dan menyelesaikan program Doktor Ilmu Pendidikan
Bahasa pada Universitas Negeri Jakarta (2017).

[ 71 ]
[ Pembelajaran Teaching Media dengan Project-Based Learning Model… ]

yang baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan kita


sudah sejak lama menerapkan pembelajaran dalam jaringan,
namun tidak mewajibkan semua satuan pendidikan untuk
menerapkannya. Hal tersebut yang membedakan dengan kondisi
saat ini, dimana semua satuan pendidikan diwajibkan untuk
melakukan pembelajaran dalam jaringan.
Terhitung sejak pertengahan bulan Maret tahun 2020,
seluruh level pendidikan, dimulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi mulai menerapkan pembelajaran dalam
jaringan. Dengan diterapkannya sistem pembelajaran dalam
jaringan tentu saja mengubah semua proses pembelajaran yang
sebagaimana biasanya dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran di
dalam kelas dengan tatap muka tergantikan dengan
pembelajaran menggunakan media elektronik seperti laptop,
tablet, ataupun handphone dengan bantuan koneksi internet.
Perubahan yang terjadi tidak hanya pada cara belajar dan
mengajar, namun pada semua aspek pembelajaran. Kurikulum
yang ada harus disesuaikan dengan kondisi saat ini, begitu juga
dengan silabus serta rencana pembelajaran yang dibuat oleh
guru ataupun dosen. Selain itu, pada proses pembelajaran, guru
atau dosen juga harus dapat memilih media apa yang dapat
digunakan, misalnya penggunaan aplikasi atau platform tertentu
yang dapat mempermudah kegiatan belajar dan mengajar. Dan
yang tidak kalah penting, guru ataupun dosen harus mampu
merancang kegiatan pembelajaran yang interaktif dan juga
efektif sehingga siswa maupun mahasiswa tetap termotivasi
untuk belajar meskipun secara daring.
Pada pelaksanaan pembelajaran daring yang sudah
berlangusng lebih dari 6 bulan, terdapat beragam respons baik
dari guru, dosen, siswa, mahasiswa, bahkan orang tua tentang
proses pembelajaran daring. Respon yang diberikan juga sangat
beragam, sepert jaringan internet, motivasi belajar, peran guru
bahkan peran orang tua juga menjadi salah satu aspek yang

[ 72 ]
[ Dr. Aria Septi Anggaira, M.Pd. ]

harus diperhatikan dalm proses pembelajaran daring. Karena


semuanya akan berpengaruh terhadap keberhasilan
pembelaajaran daring.
Di awal masa pandemi, IAIN Metro membebaskan dosen
untuk memilih software, aplikasi, ataupun platform untuk
digunakaan sebagai media pembelajaran. Saya memilih
menggunakan layanan Google Classroom dan juga grup Whatsapp
sebagai media belajar. Hal ini dikarenakan permintaan dari
mahasiswa untuk menggunakan kedua layanan tersebut.
Meskipun terasa belum maksimal ketika peroses belajar
berlangsung, namun saya berusaha untuk tetap menjadikan
pembelajaran tetap bermakna. Sejak dosen dan mahasiswa
memperoleh bantuan berupa kuota internet dari pemerintah
yang disalurkan melalui pihak kampus, akhirnya kami
memutuskan untuk menggunakan zoom meeting ataupun google
meet sebagai media pembelajaran. Hal ini dirasakan lebih efektif
dan memotivasi mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan.
Pada semester ganjil tahun pelajaran 2020-2021 ini, pihak
kampus telah menyediakan Learning Management System (LMS)
berbasis Moodle sebagai media yang wajib digunakan oleh dosen
dan mahasiswa untuk kegiatan pembelajaran. Dosen dan
mahasiswa diberi pelatihan terkait penggunaan LMS. Hal ini
tentu saja sangat membantu dosen dan mahasiswa ketika proses
pembelajaran.
Saya mengajarkan mata kuliah Teaching Media pada
semester ini, yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa
Tadris Bahasa Inggris (TBI) semester 3. Saya membuat sedikit
perubahan terkait Rencana Pembelajaran Semester. Jika
biasanya saya hanya berfokus pada jenis-jenis media yang dapat
digunakan pada pembelajan tatap muka di dalam kelas, sekarang
mahasiswa juga dikenalkan dengan beragam media
pembelajaran digital yang tentunya dapat digunakan untuk
mengajar secara daring. Diharapkan nantinya setelah mengikuti

[ 73 ]
[ Pembelajaran Teaching Media dengan Project-Based Learning Model… ]

perkuliahan, mereka mampu membuat ataupun


mengembangkan beragam media pembelajaran baik media
konvensional ataupun media digital.
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan LMS dan juga
zoom meeting. Meskipun mahasiswa masih banyak yang
terkendala dengan signal yang kurang baik, namun terlihat
mereka lebih antusias ketika mengikuti perkuliahan. Saya
berusaha maksimal membuat pembelajaran efektif, dengan
melibatkan mahasiswa ketika proses pembelajaran. Model
pembelaajran yang saya gunakan dalam masa new normal ini
adalah Project-Based Learning Model atau Model Pembelajaran
Berbasis Proyek.

B. Project-Based Learning Sebagai Model Pembelajaran di


Masa New Normal
Model pembelajaran ini diyakini sesuai untuk diterapkan di
era new normal (lpmplampung, 2020:1), Pembelajaran berbasis
proyek adalah sebuah model pembelajaran yang autentik dimana
siswa merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi proyek
yang memiliki aplikasi terhadap dunia nyata di luar
pembelajaran di kelas (Raisback, 2002:6). Artinya, pembelajaran
berbasis proyek menekankan pembelajaran yang berpusat pada
siswa, melibatkan siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek juga
menghadapkan siswa kepada dunia nyata selain pembelajaran di
kelas saja.
Di saat pembelajaran tanpa tatap muka harus dilakukan,
pembelajaran berbasis proyek memang merupakan pilihan yang
tepat untuk diterapkan pada pembelajaran daring. Pembelajaran
ini berbeda dari pembelajaran tradisional (Poonpon, 2010: 2)
karena menekankan pembelajaran melalui, interdisipliner, dan
kegiatan terpadu yang berpusat pada siswa dan dalam situasi
dunia nyata. Pembelajaran berbasis proyek merupakan

[ 74 ]
[ Dr. Aria Septi Anggaira, M.Pd. ]

pergeseran paradigma dari metode pengajaran tradisional


menjadi metode yang inovatif, otentik, dan relevan dengan
pengalaman dunia nyata siswa. Siswa terlibat dalam proses
penyelidikan mendalam untuk memecahkan masalah yang
kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan sebuah model
pembelajaran yang menekankan proyek sebagai media dan pusat
dari pembelajaran. Siswa menjadi pusat pengendali proyek yang
dilaksanakan di dalam proses pembelajaran (Thomson, 200:3-4).
Wena (2009:144-145) menyatakan bahwa di dalam
pembelajaran berbasis proyek: a) siswa membuat keputusan dan
membuat kerangka kerja, b) terdapat masalah yang
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, c) siswa
merancang proses untuk mencapai hasil, d) siswa
bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan, e) siswa melakukan evaluasi secara kontinu,
f) siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka
kerjakan, f) hasil akhir berupa produk dan dievaluasi
kualitasnya, h) kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi
pada kesalahan dan perubahan.
Pembelajaran berbasis proyek memusatkan kegiatan
pembelajaran pada siswa, menuntut siswa belajar secara
mandiri. Dengan demikian jelas bahwa model pembelajaran ini
sangat sesuai digunakan di masa new normal, dimana peran
guru tidak terlalu dominan dalam proses pembelajaran dan
hanya sebagai fasilitator.

C. Pembelajaran Teaching Media dengan Project-Based


Learning
Pembelajaran “Teaching Media” bertujuan untuk
mengenalkan beragam media pembelajaran yang dapat
digunakan pada proses pembelajaran dari yang sederhana
hingga digital media, yang memanfaatkan alat-alat elektronik

[ 75 ]
[ Pembelajaran Teaching Media dengan Project-Based Learning Model… ]

ataupun media yang berbasis komputer kepada mahasiswa.


Selain mengenalkan jenis-jenis media pembelajaran, mahasiswa
diharapkan dapat mengembangkan atau membuat media
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan keterampilan
berbahasa dan juga materi yang diajarkan (Anggaira, 2020:1).
Pada masa new normal ini, media pembelajaran yang sangat
disarankan untuk digunakan adalah media digital. Media
digital adalah media yang dikodekan dalam format yang dapat
dibaca oleh mesin (machine-readable) (Wikipedia, 2020:1).
Dengan demikian terdapat banyak sekali jenis dari media digital.
Seperti telah dibahas sebelumnya, media digital yang digunakan
dalam pembelajaran Teaching Media adalah LMS berbasis
Moodle dan Zoom Meeting. Sedangkan model pembelajaran yang
diterapkan yaitu model pembelajaran berbasis proyek. Dengan
model pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa dapat leluasa
untuk membuat proyek yaitu sebuah media pembelajaran yang
nantinya akan mereka gunakan pada simulasi mengajar.
Mahasiswa melakukan 4 tahapan dalam pembelajaran
berbasis proyek. Tahapan tersebut yaitu, a) starting the project;
dosen dapat membuat pertanyaan penuntun sehingga
mahasiswa mendapatkan ide tentang apa yang akan dilakukan
dan terdorong untuk mempelajari dan mengembangkannya.
Kemudian mahasiswa menetepakan kerangka proyek dan
merencanakan metode pengembangan, hasil akhir dan tanggung
jawab setiap individu, b) Perencanaan proyek dilakukan antara
dosen dan mahasiswa secara kolaboratif. Dengan demikian,
mahasiswa merasa memiliki proyek tersebut. Perencanaan
meliputi pemilihan proyek, aturan main pengerjaan proyek, serta
mendata kebutuhan alat dan bahan yang digunakan untuk
menyelesaikan proyek, c) Reporting to the class; tahap ini terdiri
dari presentasi dan mendapatkan masukan dari mahasiswa
lainnya tentang kemajuan dan peningkatan proyek, d) Assessing

[ 76 ]
[ Dr. Aria Septi Anggaira, M.Pd. ]

the project; produk akhir dapat dievaluasi oleh siswa sendiri


ataupun dosen.
Keempat tahapan model pembelajaran berbasis proyek
tersebut dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri, meskipun
peranan dosen sebagai fasilitator tetap ada. Dengan model
pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa memiliki kebebasan
untuk mengembangkan ataupun membuat media pembelajaran
yang mereka anggap sesuai untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. semua proses pembelajaran dilakukan secara
daring. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa (Xu dan Liu, 2010). Dan
yang juga tak kalah penting, bahwa model pembelajaran ini juga
sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran bahasa Inggris
(Poonpon, 2010:4).
Media pembelajaran yang dihasilkan oleh mahasiswa
semester 3 sangat beragam, dari media yang konvensional
seperti gambar, hingga media digital yaitu penggunakan
beragam aplikasi dan platform. Mahasiswa tidak menjadikan
kuliah daring sebagai penghalang mereka untuk berkreasi dan
menghasilkan media pembelajaran yang luar biasa. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahawa pembelajaran teaching
media secara daring dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek bisa terus diterapkan dengan baik.

Daftar Pustaka

Anggaira, Aria Septi. 2020. Rencana pembelajaran Semester


Teaching Media. Tadris Bahasa Inggris. Metro: IAIN Metro.
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_digital diakses pada 05
Oktober 2020
https://lpmplampung.kemdikbud.go.id/po-
content/uploads/PjBL-edit_cecil_052020.pdf diakses pada
10 Agustus 2020

[ 77 ]
[ Pembelajaran Teaching Media dengan Project-Based Learning Model… ]

Poonpon, Kornwipa. 2010. Enhancing English Skills Through


Project-based Learning. The English Teacher Vol. XL: 1-10, h.
2.
Railsback, Jennifer. 2002.Project-Based Instruction: Creating
Excitement for Learning. Northwest Regional.
Thomson, John W. 2000. A Review of Research on Project-Based
Learning (California: The Auto Desk Foundation.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kotemporer:Suatu Tinjauan Konseptual Operasional Jakarta
Timur: PT. Bumi Aksara.
Xu,Yueyu., Liu, Wenqi. 2010. A Project Learning Approach: a case
study in China. Asia Pacific educ. Rev.

[ 78 ]
BITE-SIZED LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN LISTENING DI TELEGRAM
SELAMA PANDEMI COVID-19

Lasmi Febrianingrum, M. Pd.11


IAIN Madura

Telegram merupakan applicable dikarenakan fitur-fitur


dalam telegram ini mudah digunakan seperti adanya ‘bot’;
‘comment bot’, ‘quiz bot’, ‘pollr’ karena dalam ‘bot’ tersebut
disediakan beberapa instruksi atau petunjuk penggunaan yang
membantu proses pembelajaran

Merebaknya wabah COVID-19 membuat beberapa aspek


di dunia menjadi lumpuh termasuk pendidikan. Proses belajar
mengajar harus dilakukan secara online. Kondisi ini membuat
beberapa sekolah tepatnya di Indonesia harus melakukan
penyesuaian, perubahan dan gerakan massal dikarenakan
keadaan ini memaksa mereka untuk melek teknologi
dikarenakan penerapan social distancing. Perubahan proses
belajar mengajar dalam hal menyampaikan materi tidak bisa
dilakukan dengan bertatap muka. Begitu juga dengan peserta
didik menerima materi dan menyelesaikan tugas dan kegiatan
pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau
11 Lasmi Febrianingrum, lahir di Surabaya, 27 Februari 1987, penulis

merupakan Dosen IAIN Madura dalam bidang ilmu Bahasa Inggris, penulis
menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang
(2009), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri
Surabaya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris (2015), dan pernah
mengajar di beberapa sekolah dan kampus negeri dan swasta di Surabaya dan
Bangkalan.

[ 79 ]
[ Bite-Sized Learning dalam Pembelajaran Listening di Telegram… ]

biasa disebut dengan pembelajaran online. Pandemi COVID-19


membuat diberlakukannya sistem Work From Home (WFH)
terhadap guru dan dosen maupun karyawan serta Study From
Home (SFH) bagi siswa ataupun mahasiswa. Hal tersebut
berdampak juga bagi IAIN Madura, tempat saya mengabdikan
diri saya untuk pendidikan. Saat itu dimasa pandemi, saya diberi
amanah untuk mengajar mata kuliah Listening 2 pada program
studi Tadris Bahasa Inggris.
Dengan adanya kebijakan tersebut, tentunya proses
pembelajaran dilakukan secara online atau dalam jaringan
(daring) sehingga sebagian besar kegiatan belajar mengajar
dilakukan melalui internet. Internet menawarkan spektrum luas
konten yang mudah diakses oleh pendidik dan ujung jari siswa
(Joshi and G Kaur, 2011: 4). Konten termasuk aplikasi yang
tersedia dapat maksimal digunakan jika kita pendidik dan
peserta didik bisa mengunakannya dengan baik dan bijak sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran. Berbagai macam aplikasi yang
disediakan oleh internet, membuat saya untuk terus menggali
dan mencari tahu aplikasi manakah yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran untuk mahasiswa saya yang notabene
berada di lingkungan yang sosial ekonominya rendah. Bukan
hanya itu, letak geografis tempat tinggal yang berbeda-beda tiap
mahasiswa menjadi sebuah pertimbangan yang lain.
Disaat pandemi ini saya juga mendapatkan banyak
pengetahuan melalui webinar-webinar yang mengupas berbagai
aplikasi atau platform tertentu untuk membantu proses
pembelajaran selama daring baik yang low-bandwidth maupun
yang high bandwidth. Disinilah saya belajar banyak hal terkait
pemilihan platform yang tepat dan sesuai dengan keadaan
mahasiswa saya. Pada saat itu, yang ada pada benak saya adalah,
bagaimana kita sebagai pendidik tetap bisa memberikan
pelayanan terbaik bagi peserta didik, dalam hal ini adalah
mahasiswa. Saya memikirkan bagaimana proses pembelajaran

[ 80 ]
[ Lasmi Febrianingrum, M.Pd. ]

tetap berlangsung tanpa mengurangi esensi dari perkuliahan


tersebut dan capaian pembelajaran pada mata kuliah Listening 2.
Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan platform
“Telegram Group” dalam proses pembelajaran. Aplikasi instant
messaging yang cukup ramah dan juga low-bandwidth.
Telegram adalah aplikasi Instant Messenger yang bisa
digunakan pada berbagai jenis platform, seperti Android, IPhone,
Windows Phone dan juga desktop. Seperti halnya aplikasi
WhatsApp, aplikasi Telegram juga bisa digunakan untuk
berkirim pesan antar para penggunanya. Telegram, menurut
saya adalah aplikasi yang applicable, economical dan practical.
Saya mengatakan telegram tersebut applicable dikarenakan
fitur-fitur dalam telegram ini mudah digunakan seperti adanya
‘bot’; ‘comment bot’, ‘quiz bot’, ‘pollr’ karena dalam ‘bot’ tersebut
disediakan beberapa instruksi atau petunjuk penggunaan yang
membantu proses pembelajaran.
Penggunaan fitur pollr untuk kehadiran mahasiswa.
Sebenarnya, fitur ini tidak hanya digunakan untuk mencatat
kehadiran, akan tetapi bisa digunakan untuk jajak pendapat atau
polling. Gambar 1 merupakan tampilan pollr untuk membuat
daftar kehadiran. Jika ingin menggunakan pollr tersebut untuk
kehadiran atau polling, maka cukup klik ‘/start’ dan kita sudah
bisa mulai menggunakan dengan memberikan pernyataan
ataupun pertanyaan jika untuk polling.
Dikarenakan saya ingin membuat daftar kehadiran, saya
cukup memberi judul Daftar Hadir atau Attendance List. Setelah
itu akan muncul respon selanjutnya dari telegram. Kita tuliskan
opsi pollingnya untuk daftar hadir terkait ‘hadir, ijin, sakit,
ataupun alpha’. Ketika dirasa cukup dengan opsinya, maka tekan
/done selanjutnya tampilan tersebut siap dibagikan atau share ke
grup telegram kelas Listening 2 dengan menekan share poll.

[ 81 ]
[ Bite-Sized Learning dalam Pembelajaran Listening di Telegram… ]

Gambar disamping berikut


merupakan tampilan hasil polling
yang sudah dibuat, mahasiswa
cukup menekan salah satu opsi
tanpa harus menuliskan nama
mereka. Dikarenakan sudah
terintegrasi dengan daftar nama
pemilik telegram, maka akan
muncul sesuai dengan nama
pemilik akun telegram tersebut.
Disini, kita sebagai dosen wajib
memastikan semua mahasiswa
dalam grup telegram tersebut
menggunakan nama lengkap dan

nama yang sebenarnya untuk Gambar 1. Tampilan Hasil Pollr


memudahkan dalam membuat
rekapitulasi mahasiswa yang hadir ataupun yang tidak.
Selain itu, saya mengatakan bahwasanya telegram ini
economical. Mengapa saya berkata demikian? Hal ini
dikarenakan aplikasi ini memilki penyimpanan komputasi awan
(cloud). File yang diterima oleh telegram tidak serta merta
langsung otomatis masuk dalam memori penyimpanan internal
handphone kita. Akan tetapi, telegram ini memberikan kita opsi
untuk melakukan penyimpanan atau tidak meskipun file
tersebut bisa dibuka, dibaca ataupun disimak. Misalkan jika kita
mendapatkan file dalam bentuk video atau audio. File tersebut
bisa kita simak tanpa harus mengunduh terlebih dahulu. Hal ini
yang membedakan dia dengan aplikasi instant messaging
lainnya.
Telegram ini juga dikatakan practical dikarenakan kita
bisa menggunakan fitur ‘comment bot’ saat proses pembelajaran
dimana pada saat pembelajaran daring yang penuh disrupsi ini,

[ 82 ]
[ Lasmi Febrianingrum, M.Pd. ]

keterlibatan mahasiswa sangat dibutuhkan. Penelitian


menunjukkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar akan
terlaksana dengan baik jika mahasiswa terlibat secara perilaku,
kognitif, afektif, dan sosial. Tidak hanya itu, proses keterlibatan
mahasiswa didefinisikan sebagai penyerapan dalam suatu
kegiatan dan menyiratkan motivasi untuk melakukan berbagai
aktivitas lainnya (Egbert and Shahrokni, 2019: 3-18). Oleh
karena itu, guru ataupun dosen harus menyiapkan segala bentuk
kegiatan untuk meningkatkan tingkat keterlibatan mahasiswa
dalam kelas yang tidak hanya mencakup cognitive presence atau
kita sebut interaksi terhadap materi pembelajaran, tetapi juga
mencakup social presence atau interaksi dengan teman dan guru
serta mencakup teaching presence atau keterlibatan guru dalam
aktivitas tersebut. Alhamdulillah, fitur ‘comment bot’ cukup
mewakili metode pembelajaran bite-sized learning.
Dalam pembelajaran daring
selama pandemi ini ada beberapa hal
yang perlu diingat. Adanya mass
distraction atau gangguan massal saat
pembelajaran tidak menutup
kemungkinan, proses pembelajaran
akan terganggu. Sehingga kita harus
membuat dan menyiapkan proses
belajar mengajar agar mahasiswa
fokus terhadap materi yang
disampaikan dengan menyediakan
aktivitas yang minimalis dan bertahap
dari yang sederhana atau mudah
hingga yang lebih rumit atau
kompleks akan tetapi ketersediaan
feedback langsung diberikan. Kita
Gambar 2. Tampilan Comment Bot
harus memunculkan pertanyaan,

[ 83 ]
[ Bite-Sized Learning dalam Pembelajaran Listening di Telegram… ]

gambar, audio maupun video sebagai pemicu untuk tetap fokus


terhadap pembelajaran.
Bite-sized learning bisa saya terapkan melalui fitur
telegram berikut. Gambar disamping merupakan tampilan fitur
comment bot. Saya memulainya dengan memberi pertanyaan
yang sederhana terkait materi “Mishaps” dalam kelas Listening 2
sebagai pemicu bagi mereka untuk termotivasi melakukan
aktivitas selanjutnya dalam pembelajaran. Dengan mengetik
/start, maka akan muncul perintah untuk menuliskan
pertanyaan essai (open-ended question) atau melampirkan
gambar yang menarik untuk menginisiasi mahasiswa dalam
aktivitas berikutnya.

Gambar disamping
berikut merupakan
tampilan hasil comment bot,
kita bisa melihat respon
mahasiswa. Secara tidak
langsung mereka akan
termotivasi untuk menulis
jawaban. Terlebih dalam
pengisian kolom comment
muncul nama mereka.
Merekapun juga bisa
berkolaborasi dalam
menjawab dan
mengutarakan pendapat
mereka. Disinilah akan
terlihat bentuk interaksi
Gambar 3. Tampilan Hasil mahasiswa. Begitupula
Comment bot di Grup Telegram
dengan pengajar bisa
memberi feedback atas jawaban mereka, proses two-way
interaction ada. Fitur ini cukup menarik dan sangat membantu

[ 84 ]
[ Lasmi Febrianingrum, M.Pd. ]

menggali informasi mahasiswa. Mahasiswa tertantang untuk


mengisi sebagai bentuk partisipasi dalam kelas online. Fitur lain
yang terdapat dalam telegram yaitu fitur quiz bot. Dalam fitur ini
kita bisa membuat soal pilihan ganda dengan pengaturan alokasi
waktu setiap soal dan pilihan jawaban yang bisa diacak.
Mahasiswa dan dosen pun dapat mengetahui langsung jawaban
yang tepat beserta nilai dan waktu penyelesaian soal tersebut.
Tentunya masih banyak hal yang bisa dilakukan dengan
telegram dalam penerapan bite-sized learning. Kita harus lebih
kreatif, inovatif dan memiliki motivasi tinggi untuk melek
teknologi, mencari dan mengadaptasi aplikasi yang tepat dan
sesuai demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Daftar Pustaka

Egbert, J.L., and S.A. Shahrokni. “Balancing Old and New:


Integrating Competency Based Learning into CALL
Teacher Education” 15, no. 1 (2019): 3–18.

Joshi, R, and G Kaur. “Role of Internet in A Language Classroom”


1, no. 4 (2011).

Yanti, Halida, A Setiawan, Nurhabibah, and Yannuar. “Teacher’s


Perception about the Use of E-Learning/Edmodo in
Educational Activities.” In Materials Science and
Engineering. Indonesia, 2018.
https://doi.org/10.1088/1757-899X/306/1/012055.

[ 85 ]
[ Bite-Sized Learning dalam Pembelajaran Listening di Telegram… ]

[ 86 ]
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM
PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH

Nurul Nitasari, M. Pd.12


MTs.N 1 Kudus

“Media sosial ini sangat familiar bagi anak didik,


sehingga mereka akan mudah menyesuaikan dalam
pembelajaran”

Media sosial merupakan sebuah media daring yang


memudahkan para penggunanya untuk melakukan interaksi
sosial. Jenis-jenis media sosial antara lain Youtube, Whatsapp,
Facebook, Instagram, Tiktok, Line, Twitter, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran daring sudah
menjadi hal yang tak terelakkan lagi. Keberadaan media-media
sosial tersebut tentunya sangat membantu dan memfasilitasi
pembelajaran di tengah pandemi. Sebagai pendidik, kita
hendaknya kreatif dalam mengolah, memilih, dan memilah
media mana yang cocok digunakan. Tentunya harus disesuaikan
dengan kondisi peserta didik di lapangan. Selain itu, faktor
psikologis dan usia peserta didik juga berpengaruh dalam
pemilihan media.
Media sosial yang paling sering digunakan dalam
pembelajaran adalah Whatsapp. Keberadaan Whatsapp hampir

12 Nurul Nitasari lahir di Kudus, 25 Mei 1988, penulis merupakan Guru Bahasa

Indonesia MTs. N 1 Kudus, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan di


Universitas Negeri Semarang (2010). Gelar Magister Pendidikan diselesaikan di
Universitas Negeri Semarang, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (2014),
dan Profesi Pendidikan Guru diperoleh Universitas Negeri Yogyakarta (2020).

[ 87 ]
[ Pemanfaatan Media Sosial dalam Pembelajaran Daring di Sekolah ]

tidak dapat ditinggalkan dalam kondisi seperti ini. Dengan


Whatsapp Group, guru dan peserta didik mudah dalam
berinteraksi dan tanya jawab materi pelajaran. Namun, guru
akan kesulitan dalam merekap nilai. Guru harus mengecek satu
per satu tugas yang dikumpulkan oleh peserta didik dan
merekapnya secara manual. Apabila file-file tugas tidak
dipindahkan ke wadah yang lain, tentunya akan membuat
memori gawai menjadi penuh.
Media sosial lain yang banyak juga digunakan dalam
pembelajaran daring antara lain Instagram dan Facebook. Guru
dan peserta didik memanfaatkan fitur Live Stories dan Facebook
Live. Dalam fitur tersebut, para peserta didik dapat
menambahkan komentar dan tanya jawab materi ketika guru
melakukan siaran langsung dalam menjelaskan materi. Dua
media sosial ini sangat familiar bagi anak didik, sehingga mereka
akan mudah menyesuaikan dalam pembelajaran.
Keberadaan Youtube juga sangat berperan dalam
pembelajaran daring. Bagaimana tidak, konten-konten kreatif
yang memuat materi dan media pembelajaran juga diperlukan
dalam muatan pembelajaran. Tentunya dengan pengawasan dan
konten yang memang sudah dipilih oleh guru sebelum dibagikan
kepada peserta didik.
Pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran tentunya
harus diimbangi dengan ketersediaan kuota internet yang
memungkinkan semua peserta didik dapat mengakses materi
pelajaran yang telah dipilihkan oleh guru. Hal tersebut sejalan
dengan banyaknya provider internet yang menyediakan akses
internet dengan biaya yang murah, sehingga kegiatan belajar
mengajar daring dapat berjalan dengan lancar. Pemerintah juga
membantu dalam menyediakan kuota internet gratis bagi
peserta didik, sehingga keluhan mengenai ketiadaan biaya dalam
pemenuhan kuota internet dapat diminimalkan dan dihindarkan.

[ 88 ]
[ Nurul Nitasari, M.Pd. ]

Hal yang sulit dihindarkan ketika guru ingin


memaksimalkan penggunaan media sosial yaitu kaitanya dengan
perbedaan kekuatan sinyal di tiap-tiap daerah. Oleh karena itu,
sebagai guru kita tetaplah harus mampu menyikapi segala
macam kendala yang ada dengan sikap yang arif dan bijaksana.
Dengan demikian, tidak akan ada pihak yang dirugikan dalam
kegiatan belajar mengajar.

[ 89 ]
[ 90 ]
BAB IV
STRATEGI DARING PEMBELAJARAN
PENDIDKAN JASMANI DAN
OLAHRAGA

[ 91 ]
[ 92 ]
DINAMIKA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA
KESEHATAN (PJOK) DALAM JARINGAN

Dr. Sabaruddin Yunis Bangun, M.Pd13


Universitas Negeri Medan

“Praktik pendidikan diera digital memerlukan inovasi


dan kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun
anak didik tidak mudah mengalami kejenuhan dan
kebosanan”

Pendidikan berperan sangat penting dalam keseluruhan


aspek kehidupan manusia, sebab pendidikan berpengaruh
langsung kepada kepribadian umat manusia. Pendidikan sangat
menentukan terhadap berbagai sumber daya manusia yang
dihasilkannya. Pendidikan bisa kita rasakan dalam kondisi
apapun termasuk di dalamnya pendidikan umum., yakni
pendidikan di sekolah. “Pendidikan di sekolah merupakan
pendidikan formal yang melibatkan guru dan siswa. Interaksi
antara guru dan siswa ini dapat disebut sebagai proses
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses
penyampaian ilmu dari guru ke siswa. Tujuan pendidikan pada

13 Sabaruddin Yunis Bangun, lahir di Langkat, 09 Juni 1982, penulis merupakan

Dosen di Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan dengan bidang
ilmu Manajemen Olahraga dan Kesehatan, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu
Keolahragaan di Universitas Negeri Medan (2005) sedangkan gelar Magister
Pendidikan Olahraga diselesaikan di Universitas Negeri Jakarta Program Studi
Pendidikan Olahraga (2008), dan akhirnya Doktor Pendidikan Olahraga diselesaikan
di Universitas Negeri Jakarta (2016).

[ 93 ]
[ Dinamika Implementasi Pembelajaran PJOK dalam Jaringan ]

dasarnya mengantarkan para pelajar menuju perubahan tingkah


laku baik intelektual, moral, maupun sosial budaya. Proses
pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai
kompetensi seperti yang diharapkan”.
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada
era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah
pendidikan. “Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2
Tahun 1989: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi peranannya di masa yang akan dating”. “Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003: Usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat”. Penulis dapat menyimpulkan pendidikan
merupakan suatu usaha sadar untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan dengan potensi sumber daya
manusia melalui bentuk kegiatan pembelajaran.
Tujuan pemblajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar. Proses pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar. Belajar merupakan proses internal peserta didik, sedang
pembelajaran melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi
proses belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada proses

[ 94 ]
[ Dr. Sabaruddin Yunis Bangun, M.Pd. ]

belajar seperti, bahan ajar, suasana belajar, media belajar dan


sumber belajar.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran
wajib di sekolah termasuk sekolah dasar sederajat, sekolah
menengah pertama sederajat dan sekolah menengah atas
sederajat. Pendidikan jasmani masuk dalam kurikulum
pendidikan diseluruh Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan
proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar
kepada siswa berupa aktifitas jasmani, bermain dan berolahraga
yang direncanakan secara sistematis guna merangsang
pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik,
keterampilan berfikir, emosional, sosial dan moral. Bangun
Sabaruddin Y (2016) pendidikan jasmani dan olahraga adalah
suatu proses yang dilaksanakan pada setiap jenjang mulai dari
sekolah dasar sampai sekolah menengah yang menggunakan
aktivitas atau anggota fisik untuk mencapai kesehatan dan
kebugaran fisik, keterampilan gerak yang berakibat pada
berkembangnya kemampuan sikap dan intelektual pada
kehidupan sehari-hari. Pendidikan jasmani berfungsi sebagai
berikut: (1) memenuhi hasrat untuk bergerak; (2) merangsang
pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta perkembangan
gerak; (3) memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
kesegaran jasmani; (4) menyembuhkan suatu penyakit dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit; (5)
mengurangi kejenuhan, stress; (6) menanamkan disiplin,
kerjasama, sportivitas dan mengikuti peraturan dan ketentuan
yang berlaku; (7) meningkatkan daya tangkal terhadap pengaruh
dari luar, Depdikbud (1993).
“Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk pembentukan
anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan keterampilan
(psikomotorik), sehingga siswa akan dewasa dan mandiri, yang
nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
Suryobroto (2004). Tujuan Pendidikan Jasmani menurut

[ 95 ]
[ Dinamika Implementasi Pembelajaran PJOK dalam Jaringan ]

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006: (1) Mengembangkan


keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, (2)
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
lebih baik, (2) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
gerak dasar, (3) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, (4)
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis, (5)
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan, (6) Memahami konsep
aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap
yang positif”.
Apabila-diperhatikan tujuan pendidikan jasmani secara
umum merupakan untuk membantu pelajar dalam memelihara
kebugaran-jasmani dan kesehatan melalui pengertian,
pengembangan sikap positif dan keterampilan gerak dasar serta
berbagai aktifitas jasmani. Tercapainya arti dan tujuan
pendidikan jasmani, akan mampu menciptakan sumber daya
manusia yang-sehat dan segar jasmani dalam mengatasi
tantangan di era globalisasi ini.
Namun pada akhir Desember 2019, terjadi pandemi-Covid-
19 yang-melanda dunia sudah lebih dari sepuluh bulan terakhir
ini berdampak terhadap perubahan aktifitas belajar mengajar.
Tak terkecuali di Indonesia, sejak bulan Maret-aktifitas-
pembelajaran daring (online-learning) menjadi sebuah pilihan
kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah
penyebaran-virus Covid-19 semakin-meluas. Peraktek-
pendidikan-daring (online learning) ini dilakukan oleh berbagai

[ 96 ]
[ Dr. Sabaruddin Yunis Bangun, M.Pd. ]

tingkatan jenjang pendidikan sejak tingkat SD, SMP, SMA, hingga


perguruan tinggi. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di ruang-
ruang kelas sebagaimana lazim dilakukan oleh tenaga pendidik
sebelum Pandemic Covid-19 terjadi: Guru ataupun pendidik.
Langkah yang tepat namun tanpa persiapan yang memadai.
Akibatnya banyak tenaga pendidik gagap bahkan sampai
kualahan menghadapi perubahan drastis ini. Smentara itu-
praktis tidak ada cara lain untuk meminimalisir penyebaran
Covid-19 selain dengan membatasi perjumpaan manusia dalam
jumlah yang banyak.
Pemerintah pun membatasi pertemuan, maksimal 30-40
orang. Itupun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat:
Penggunaan masker, menjaga jarak minimal 1,5 meter, mencuci
tangan memakai sabun. Hal ini didasarkan pada pendapat para
ahli kesehatan di seluruh dunia setelah mereka melakukan riset
bagaimana memutus mata rantai Covid-19. Areal pusat-pusat
pendidikan atau sekolah, sebagai ruang belajar mengajar antara
murid dengan guru, mahasiswa dengan dosen pun pada akhirnya
dilarang dilakukan belajar tatap muka. Sebagai gantinya yakni
pembelajaran secara daring (dalam jaringan). “Perubahan sangat
cepat ini tanpa diiringi persiapan yang memadai sebelumnya,
akibatnya banyak kegagapan, kualahan menghadapi proses
pembelajaran daring”. Selain itu, masalah lain muncul adalah,
kuota internet, pulsa yang sangat banyak tersedot dalam
penggunaannya berdampak pada perekonomian para orangtua
pelajar yang membengkak.
Kemudian masalah lain adalah ketika melihat ke-daerah -
daerah, masih jauh panggang dari api. Pembelajaran yang
dipaksakan, demikian sepintas terlihat. Pilihan sangat sulit di
tengah situasi yang tidak menentu pula. Pandemic-Covid-19
sebagai makhluk hidup yang berupa mikroorganisme ini harus
segera diputus mata rantainya, akibat penularannya melalui
kontak antar manusia. Maka-perlu dilakukan langkah-langkah

[ 97 ]
[ Dinamika Implementasi Pembelajaran PJOK dalam Jaringan ]

strategis taktis dalam menghadapinya. Pembelajaran daring yang


belum dipersiapkan secara matang ini tentu berdampak
terhadap metode-pembelajaran yang dilakukan oleh para guru
atau tenaga pendidik. Demikian pula penerimaan atas
pembelajaran dari para pelajar pun sangat beragam, seringkali
tidak memahami materi maupun penyampaian miss persepsi
dari guru. Terlebih para orang tua atau wali murid yang ada di
rumah. -Lagi-lagi mngalami hal pembelajaran yang luar biasa.
Orang tua yang sibuk bekerja dengan terpaksa harus
mendampingi anak-anak mereka pada saat jam pembelajaran
daring, terutama para orang tua yang anak-anaknya masih
berada pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Anak-anak-yang biasanya di sekolah, berubah seketika untuk
melakukan aktifitas pembelajaran di rumah.
Untuk level SMA sederajat barangkali tidak terlalu
mengkhawatirkan. Namun untuk level SD bahkan SMP, banyak
orang tua pelajar yang mengeluh akibat pembelajaran daring
selama ini. Keluhan ini dirasakan oleh penulis sendiri, begitu
juga dengan teman-teman penulis yang masih banyak anaknya
sekolah pada tingkat sekolah dasar dan SMP. Kemudian para
mahasiswa penulis yang ada sudah mengajar di sekolah-sekolah.
Tdak sedikit guru yang sekadar memberikan_tugas kepada para
muridnya, melalui aplikasi Whatsapp grup daring. Guru
membuat grup dengan para orang tua/wali murid untuk update
apa saja yang perlu dilakukan tiap harinya selama proses
pembelajaran berlangsung. Selanjutnya sore hari guru akan
mengoreksi dan mengabsen murid yang tidak atau belum
mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
Menurutpenulis-metode ini memiliki banyak kelemahan
karena aplikasi pesan daring dari aplikasi whatsapp ini
sesungguhnya bukan sepenuhnya media untuk mendukung
aktifitas pembelajaran. _Tidaksedikit parapendidik yang
memahami cukup menggunakan aplikasi whatsapp untuk

[ 98 ]
[ Dr. Sabaruddin Yunis Bangun, M.Pd. ]

mendukung aktifitas pembelajaran. Tepatkah penggunaan


aplikasi daring-ini sebagai medium-pembelajaran disaat krisis
Covid-19? Penulis berpendapat aplikasi whatsapp bisa memang
dipergunakan sebagai salah satu pelengkap media pembelajaran
dalam jaringan ini, namun buka sepenuhnya. Para pendidik
dapat mengkombinasi pembelajaran dengan aplikasi google
meet, zoom meeting, Cisco Webex, google class room, email atau
aplikasi yang memang dibuat oleh anak negeri seperti SIPDA.
Namun muncul juga masalah lain yaitu tidaksemua-orang tua
siswa kita memiliki kemampuan untuk memiliki perangkat
laptop atau smartphone yang mendukung untuk menginstall
aplikasi-aplikasi tersebut, sehingga dapat dipergunakan sebaik-
baiknya.
Masalah lain yang sering penulis temui sendiri ketika
mengajar daring menggunakan aplikasi seperti google meet,
zoom dll, adalah koneksi internet yang tidak stabil, mati listrik,
kendala ekonomi sehingga pelajar tidak bisa membeli kuota
internet. Menyebabkan pembelajaran manjadi tidak efektif.
Dinamika implementasi pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga kesehatan (PJOK) dalam jaringan yang saat ini terjadi di
tengah-tengah masyarakat sangatlah nyata. Dimasa _adaptasi-
kebiasaan baru masa Covid-19 ini, menurut saya dapat dijadikan
momentum untuk kebangkitan pendidikan kita sekiranya
seluruh pemangku kepentingan di negeri ini saling bergotong-
royong.
Peraktik pendidikan diera digital memerlukan inovasi dan
kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun anak didik
tidak mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan. -Oleh karna
itu belajar sesungguhnya tidak pernah berhenti sejak dari dalam
kandungan hingga sepanjang masa.

[ 99 ]
[ Dinamika Implementasi Pembelajaran PJOK dalam Jaringan ]

Daftar Pustaka

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Sistem Pendidikan Nasional


Tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pndidikan-
Nasional.
Peraturan Mentri-Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006,
Tujuan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional.
Sabaruddin Yunis Bangun, 2016. Pengembangan Pengetahuan
Anak Difabel Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Outbound. Journal Physical Education, Health and
Recreation. Volume: 1, Nomor: 1.
Depdikbud, 1993. Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Suryobroto, Agus S, 2004. Diklat Sarana dan Prasarana
Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FIK-UNY.

[ 100 ]
PERSIAPAN PEMBELAJARAN PJOK MENUJU
AKB BERBASIS BLENDED LEARNING

Muhamad Syamsul Taufik, S.Si., M.Pd14


Universitas Suryakancana

“Dalam rangka meningkatkan kemampuan


pembelajaran peserta didik. maka Adaptasi Kebiasan
Baru perlu didukung dengan pembelajaran blended
learning serta kerjasama dari segala aspek dari guru,
siswa dan orang tua”

Pembelajaran pjok adalah pembelajaran yang ada pada


mata pembelajaran sekolah dasar, sekolah menengah pertama
sampai sekolah menengah akhir maupun kejuaran, pembelajaran
PJOK adalah pembelajaran yang tujuan nya adalah melaksanakan
aktivitas fisik untuk siswa serta memberikan bugar dan sehat
kepada seluruh peserta didiknya, dengan keadan yang terjadi
pada masa pandemic sepertini dan adanya pemberlakukan
pembatasa sosial berskala besar yang memutus rantai besar
penyebaran covid 19 mengharuskan guru melaksanakan tugas
mandiri dan WFH (work From Home) Kondisi kegiatan
pengajaran yang tiba-tiba berubah drastis ini menjadi tantangan
bagi guru khusunya guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan (PJOK), agar sasaran dan tujuan pendidikan jasmani

14 Muhamad Syamsul Taufik, lahir di Bogor 18 Juli 1992, saat ini menjabat

sebagai dosen PJKR Universitas Suryakancana. Latar belakang pendidikan S1 Ilmu


Keolahragaan Universitas Pendidikann Indonesia Lulus Tahun 2014, S2 Magister
Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta Lulus Tahun 2017. Saat ini
merupakan mahasiswa baru Program Doktor di Universitas Negeri Jakarta.

[ 101 ]
[ Persiapan Pembelajaran PJOK Menuju AKB Berbasis Blended Learning ]

olahraga dan kesehatan dapat tercapai. Meskipun melalui surat


edaran Mendikbud no 4 Tahun 2020 terkait panduan
pembelajaran dirumah selama masa pandemic mengharuskan
guru untuk tidak membebani peserta didik melalui tuntutan
capaian kurikulum sebagai syarat kenaikan kelas.
Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari
siswa dimasa sekarang ini, karna dengan pengetahuan mengenai
kesehatan dan praktek olahraga siswa dapat membentengi diri
salahsatunya dengan meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas)
untuk mencegah corona virus. Dengan olahraga teratur menjadi
salah satu cara untuk menjaga kesehatan.Namun pola
pembelajaran dirumah pastinya memiliki tantangan tersendiri
terutama untuk guru mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan (PJOK), pembelajaran yang dilaksanakan
dari rumah tentunya harus mampu untuk meningkatkan tarap
kebugaran siswa, keterampilan motorik dan nilai-nilai yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial, sehingga materi
pelajaran harus disusun ulang secara seksama agar pengalaman
belajar pendidikan jasmani didapatkan oleh siswa/siswi, namun
diseusikan dengan kemampuan melaksanakan pembelajran
siswa di rumah.
Sehingga menurut (T et al., 2020) Dalam pembelajaran
sekarang sangat membutuhkan akses yang sangat cepat. jadi
masalah-masalah yang ditemukan dipembelajaran merupakan
faktor dari masing-masing siswa yang memilki karakteristik
yang berbeda dalam pembejaran, memilki tingkat konsentrasi
yang berbeda, memilki semangat yang berbeda, memilki
ketertarikan yang berbeda. Bukan hanya dari masing- masing
peserta masalah-maslah tersebut juga terjadi akibat dari
lingkungan belajar, bisa jadi lingkungan kurang kondusif,
lingkungan kurang aman, lingkungan kurang nyaman dan belum
terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan

[ 102 ]
[ Muhammad Syamsul Taufik, S.Si., M.Pd. ]

timbulnya rasa berkompetisi. Blended learning pada dasarnya


adalah suatu sistem belajar yang memadukan antara belajar
secara face to face (bertemu muka/klasikal) dengan belajar
secara online (melalui penggunaan fasilitas/media
internet).Dengan keadan seperti ini siswa di tuntun untuk
melaksanakan kebiasan baru dan inovasi dalam pembelajaran
nya tidak hanya itu siswa harus melaksanakan pembelajaran
dalam proses blended learing dengan adanya kebiasan ini tidak
hanya siswa saja tapi guru harus bisa melaksanakan kebiasan
baru yang di tuntun untuk melaksanakan proses pembelajaran
dalam adaptasi kebiasan baru yang biasa kita sebut yaitu new
normal.
Sebab pada dampaknya jika guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan tidak dapat beradaptasi dengan cepat
dalam menindaklanjuti rintangan tersebut, prestasi akademik
siswa sudah pasti akan terpengaruh bahkan kekhawatiran para
ahli pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan ancaman
‘kekurangan gerak’ yang dapat menimbulkan masalah kebugaran
dan berbagai macam penyakit pun akan mendera anak-anak kita
karan sistim imun yang lemah. Lebih lanjut dia menjelaskan
dalam pembelajaran dalam adaptasi kebiasan baru ini. tujuan
pembelajaran di masa pandemi ini terfokus pada meningkatkan
kebugaran jasmani peserta didik agar tidak mudah terserang
penyakit. Kebugaran penting untuk meningkatkan imun agar
tidak mudah terserang penyakit. Selain itu, tujuan dari
pembelajaran Penjas ini mendukung tumbuh kembang peserta
didik dan memberikan motivasi belajar. Terkait materi
pembelajaran, digunakan beberapa trik yaitu bisa virtual dengan
blended learning yang bisa menjelaskan ada dua yaitu aktivitas
olahraga individu yang tidak menggunakan alat secara
bergantian - misal lari, senam. Serta aktivitas gerak untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. "Materi ini dipilih yang sesuai
dengan kebutuhan kita dan diarahkan untuk kecakapan hidup,"

[ 103 ]
[ Persiapan Pembelajaran PJOK Menuju AKB Berbasis Blended Learning ]

dengan melaksanakan kebiasan baru dalam kehidupam sehari


hari.
Konsep blended learning merupakan perpaduan
pembelajaran tatap muka terbatas dengan pembelajaran daring
dengan dukungan Untuk mendukung pembelajaran tatap muka
terbatas, Jadi menurut (Alruwaih, 2015) Dengan demikian
Blended learning dapat dianggap sebagai model pembelajaran
yang menguntungkan karena dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, kemudian peserta didik dapat konsintrasi
dalam proses pembelajaran hanya ada beberapa kendala yang di
akibatkan sulitnya dalam proses pembelajaran.
Hal ini harus betul-betul menjadi tugas bagi seluruh
pemerhati pendidikan jasmani dan terutama bagi guru
pendidikan jasmani untuk bekerjasama mensosialisasikan dan
mengupayakan jalan keluar dari tantangan dimasa pandemi yang
kita hadapi demi keberhasilan program pendidikan jasmani.
Namun beruntung karena kendala-kendala pembelajaran jarak
jauh tidak terlalu menjadi penghambat bagi guru pendidikan
jasmani serta peserta didik untuk melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar secara kreatif. Nyatanya, ide-ide pembelajaran
kreatif bermunculan selama masa pandemi Covid-19. Jarak yang
dianggap sebagai kendala justru menjadi pemantik kreativitas
dalam kegiatan belajar-mengajar.
Dengan tetap dapat melakukan pembelajaran secara kreatif
meskipun peserta didik berada di rumah masing-masing. Dalam
setiap pembelajarannya, Guru melakukan pembahasan mengenai
kesehatan, dan kebugaran jasmani, kemudian guru mewajibkan
peserta didiknya untuk melakukan latihan fisik sederhana yang
dapat dilakukan di rumah selama 30 menit dengan diawali
dengan peregangan statis dan dinamis. Latihan fisik tersebut
bervariasi antara push up, sit-up, plank, skipping, bermain bola
basket, jogging, bermain badminton, bermain tenis meja, senam

[ 104 ]
[ Muhammad Syamsul Taufik, S.Si., M.Pd. ]

irama, bersepeda, naik turun tangga, dan lain-lain. Latihan fisik


ini dilakukan guna menjaga daya tahan tubuh dan imunitas
peserta didik agar tetap sehat dan bugar agar terhindar dari
Covid-19.
Tak hanya itu ulangan harian yang dilakukan di google form
dan pembelajaran materi yang dilakukan dalam grup WhatssApp
menjadi menarik karena materi yang dibahas juga disesuaikan
dengan fenomena saat ini. Pembelajaran difokuskan dalam
pembahasan mengenai Pandemic Virus Corona. hal ini penting
agar peserta didik terus membuka wawasan mengenai
bagaimana penyebaran dan pencegahan Covid-19, serta
bagaimana menjaga imunitas dan daya tahan tubuh melalui
latihan fisik, menjaga pola makan dan pola tidur yang baik.
Dengan kreativitas dan antusiasme yang dimiliki peserta
didik. Kami meminta peserta didik untuk merekam kegiatan
latihan fisik mereka. Oleh karena itu Metode blended learning,
dimana guru dan peserta didik secara bertahap dapat
beradaptasi dengan kemajuan teknologi dalam pendidikan
namun tetap didukung dengan metode yang biasa dilakukan
yaitu tatap muka. (Francis & Shannon, 2013) metode blended
dapat merangsang peserta didik untuk melakukan pembelajaran
secara mandiri dan terus menerus. Menurut (Poon, 2013)
Blended learning juga merupakan metode belajar campuran
yaitu menggabungkan pembelajaran tatap muka atau
konvensional dengan pembelajaran offline dan online. Blended
learning memungkinkan peserta didik untuk menjadi lebih
termotivasi dan lebih terlibat dalam proses pembelajaran,
sehingga meningkatkan komitmen dan ketekunan peserta didik.
Blended learning adalah penggabungan yang mulus dari modul
online yang dipilih dengan cermat dengan instruksi tatap muka.
Sebab setiap partisipasinya mendorong anak untuk melakukan
kegiatan secara senang. Tujuan utama pembelajaran pjok

[ 105 ]
[ Persiapan Pembelajaran PJOK Menuju AKB Berbasis Blended Learning ]

berbasis blended learning dan virtual ini berupaya meningkatkan


keterampilan gerak bagi peserta didik.
Oleh karena itu dengan persiapan dengan masalah yang ada
adaptasi kebiasan baru yang perlu di dukung dengan
pembelajaran blended learning serta kerjasama dari segala
aspek yaitu Guru siswa dan orang tua untuk meningkatkan
kemampuan pembelajaran untuk peserta didik.

Daftar Pustaka

Alruwaih, M. E. (2015). Effect of Blended Learning on Student ’ S


Satisfaction for Students of the Public Authority for Applied
Education and Training in Kuwait. Science, Movement and
Health, XV(2), 442–449.
Francis, R., & Shannon, S. J. (2013). Engaging with blended
learning to improve students’ learning outcomes. European
Journal of Engineering Education, 38(4), 359–369.
https://doi.org/10.1080/03043797.2013.766679
Poon, J. (2013). Blended learning: An institutional approach for
enhancing students’ learning experiences. Journal of Online
Learning and Teaching, 9(2), 271.
T, S., AV, C. J., Harshith, N., S, J. E., S, S. G., & M, P. (2020). Learning
Analytics: Virtual Reality for Programming Course in Higher
Education. Procedia Computer Science, 172(2019), 433–437.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.05.095

[ 106 ]
PENILAIAN AUTENTIK DALAM
PEMBELAJARAN PENJAS DI SEKOLAH DASAR

Dr. Idris Moh Latar, S.Pd., M.Pd15


Universitas Pattimura Ambon

“Penilaian autentik dalam pembelajaran


penjasorkes merupakan suatu bentuk penilaian
yang mengarahkan peserta didiknya untuk
menampilkan tugas yang sesuai dengan situasi yang
sesungguhnya dan mampu mendemonstrasikan
keterampilan dan pengetahuan esensial yang
bermakna dalam bentuk kognitif, afektif, dan
psikomotor.”

A. PENDAHULUAN
Menyederhakan penilaian merupakan suatu kedaan yang
dibutuhkan pada saat ini. Walaupun demikian menyederhakan
penilaian bukan berarti mengabaikan substansi atau ini dari
penilian itu sendiri. Salah satu penilaian yang dapat memberikan
informasi menyeluruh berkaitan dengan pembelajaran
penjasorkes adalah penilaian autentik. Pendidikan Jasmani
(Penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan yang berisikan serangkaian materi pelajaran yang
memberikan konstribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari

15Penulis lahir di Banda Ely, 19 Mei 1974 Maluku. Menempuh pendidikan S1

Olahraga di FKIP Uhalu 2001, S2 Manajemen Olahraga UNJ 2009, dan S3 Doktor
Pendidikan Olahraga di UNJ 2017. Mengabdi sebagai Dosen ASN di FKIP, Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi UNPATTI dari tahun 2003- sampai
sekarang.

[ 107 ]
[ Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ]

dalam upaya meningkatkan. Beberapa hal yang perlu


diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan penilaian autentik
dalam pembelajaran penjasorkes adalah: (1) instrumen yang
digunakan bervariasi sesuai dengan karakteristik kompetensi
yang akan dicapai. (2) aspek kemampuan belajar dinilai secara
komprehensif meliputi berbagai aspek penilaian (ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor). (3) penilaian dilakukan terhadap
kondisi awal, proses maupun akhir, baik sikap, pengetahuan
maupun keterampilan sebagai input, proses, maupun output
belajar peserta didik. Dengan kata lain, suatu tugas yang
meminta peserta didik melakukan atau menampilkannya
dianggap otentik apabila: (a) peserta didik diminta untuk
mengkonstruk respons mereka sendiri, bukan sekedar
memilih dari yang tersedia; (b) tugas merupakan tantangan
yang mirip (serupa) yang dihadapkan dalam (dunia)
kenyataan sesungguhnya. Rambu-rambu ini perlu di ikuti dan
diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan penilaian
autentik. Namun kenyataannya guru-guru penjasorkes di
Ambon belum sepenuhnya memahami mengikuti rambu-
rambu. Permasalahan lainnya tidak terlaksananya penilaian
autentik ini dikarenakan kondisi pandemic yang secara
langsung berdampak terhadap pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran Penjasorkes di semua jenjang pendidikan.
Sehubungan dengan ini maka tulisan ini mencoba membahas
tentang penilaian autentik dan pentingnya penilaian autentik
dalam pembelajaran Penjasorkes. Tulisan ini dapat menjadi
penambah wawasan dan pemahaman guru Penjasorkes
dalam melaksanakan penilaian autentik sebagai wahana
untuk menilai atau mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang “Penilaian Autentik dalam Pembelajaran

[ 108 ]
[ Dr. Idris Moh. Latar, S.Pd., M.Pd. ]

Penjasorkes dalam bentuk penilaian kognitif, afektif, dan


psikomotor”.

C. PEMBAHASAN
Gusril (2008:1), Rosdiani (2013) dan Lutan (2001)
pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didisain untuk
meningkatkan kebugaran, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan Jasmani adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,
neumuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam
kerangka sistem pendidikan nasional. Authentic assessment
adalah satu asesmen hasil belajar yang menuntut peserta didik
menunjukkan prestasi dan hasil belajar berupa kemampuan
dalam kehidupan nyata dalam bentuk kinerja atau hasil kerja
(Supardi, 2015). Secara lebih luas penilaian autentik dapat
didefinisikan sebagai penilaian yang dilakukan secara
komprehensif mulai dari masukan (input), proses (process), dan
keluaran (output) pembelajaran ( Permendiknas Nomor 66
Tahun 2013. Berdasarkan acuan kriteria bahwa penilaian,
peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, seperti
ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing pada awal tahun pelajaran. Pemilihan teknik
penilaian pada penilaian autentik dipilih secara bervariasi
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pencapaian
kompetensi yang hendak dicapai. Anonymous (2005)
mengemukakan dua hal yang perlu dipilih dalam menyiapkan
tugas dalam penilaian otentik, yaitu keterampilan (skills) dan
kemampuan (abilities).

[ 109 ]
[ Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ]

Penerapan penilaian autentik dalam pembelajaran


penjasorkes mencakup penilaian yang terkait dengan ranah
kognitif, afketif, dan psikomotor. Berikut ini contoh instrument
penilaian yang dikembangkan dalam pembelajaran penjasorkes
dengan tema: teknik dasar permainan volley ball. Adapun bentuk
penilaian autentik dalam penjasorkes dengan materi volley ball.
Volley ball adalah salah satu permainan yang dipelajari oleh
siswa dalam pembelajaran penjasorkes. Penilaian yang akan di
lakukan adalah sebagai berikut; 1. Penilaian sikap dalam volley
ball (passing bawah) dilakukan melalui pengamatan pada saat
sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Contoh penilaian Volley Ball:
Tabel 1. Indikator Penilaian Teknik Dasar Volley Ball
No Perilaku yang Diharapkan Siswa dapat Ceklist
melakukan passing bawah dengan benar
1 Sikap dan pergerakan
2 Posisi tangan menyerupai passing bawah
3 Ayunan tangan bersamaan gerakan kaki
4 Kesesuaian bola mengena tangan untuk
passing atas
5 Akselerasi kembali ke posisi awal
Jumlah
Jumlah skor maksimal 5
Keterangan : Guru menceklist jika siswa menunjukan prilaku
yang diharapkan Guru dapat mengembangkan indikator
selanjutnya.
Penilaian kognitif bertujuan untuk :
1. Penilaian kognitif dalam bertujuan untuk membuat siswa
memahami akan materi yang telah disajikan.

[ 110 ]
[ Dr. Idris Moh. Latar, S.Pd., M.Pd. ]

2. Bentuk penilaian ini adalah berupa pertanyaan yang


bersifat tulisan dalam bentuk soal ataupun lisan dalam
bentuk pertanyaan pada saat pembelajaran berlangsung.

Tabel 2. Penilaian Kognitif


Pertanyaan yang diajukan Kualitas
Jawaban

1 2 3 4

1. Bagaimana posisi kedua lengan saat


kamu passing bawah dalam
permainan bola volley.
2. Bagaimana posisi telapak tangan
saat kamu passing bawah dalam
permainan bola volley.
Jumlah

Jumlah Skor Maksimal 8

Keterangan: Penilaian terhadap kualitas jawaban siswa, dengan


rentang nilai antara 1-4.

Penilaian Psikomotor
Tes praktik atau tes kinerja berbentuk tes keterampilan
gerak (skill test). Tes ini dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan psikomotor peserta didik secara umum.
Tabel 3. Penilaian Psikomotor
Tahap Gerak No Kriteria Skor
1 2 3 4
Persiapan 1 Posisi kaki dibuka
selebar bahu
dengan jari
tanggan
mengengam
2 Membentuk
landasan

[ 111 ]
[ Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ]

penerimaan bola
dengan kedua
tanggan dan ibu
jari sejajar.
3 Kedua siku lurus
dan kedua lengan
sejajar
4 Kedua lutut
ditekuk posisi
badan ditahan
agak rendah
Pelaksanaan 5 Pandangan
kedepan kea rah
bola
6 Menerima bola di
depan badan
dengan
memindahkan kaki
sedikit ke depan
7 Jari tangan tetap
tergengam dan
memperhatikan
bola pada saat
menyentuh lengan
8 Kedua lengan
bergerak
mengikuti sasaran
Gerak 9 Memperhatikan
Lanjutan bola ke arah lawan
10 Bola bergerak ke
arah sasasaran
Jumlah Skor
Jumlah Skor Maksimal 4
0

[ 112 ]
[ Dr. Idris Moh. Latar, S.Pd., M.Pd. ]

Kriteria Penilaian Passing;


Rentang Nilai Produk Passing
Presentase
Skor Bawah

80 - 100 32 – 40 Baik sekali

66 - 79 26 – 31 Baik

56 - 65 22 – 25 Cukup

41 - 55 16 – 21 Kurang

0 - 40 0 – 15 Kurang sekali

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Penilaian autentik dalam pembelajaran penjasorkes
memberikan gambaran yang lebih nyata tentang potensi akhir
yang dikuasai oleh siswa. Penilaian autentik lebih mudah dan
praktis digunakan oleh guru. Guru di sarankan untuk
mengembangkan penilaian ini dengan lebih spesifik lagi sesuai
dengan konten materi keilmuan yang dimilikinya.

Daftar Pustaka

Gusril. 2008. Perkembangan Motorik pada Masa Anak-Anak.


Padang: UNP Press
Lutan, Rusli. 2001. Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Depdiknas.
Rachel Lockridge Mueller. 2006. Evolutionary Rates, Divergence
Dates, and the Performance of Mitochondrial Genes in
Bayesian Phylogenetic Analysi.
https://www.researchgate.net/publication/7167793.
Rosdiani. 2013. Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan
Jasmani. Bandung: Alfabeta.

[ 113 ]
[ Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ]

Supardi. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif,


Psikomotor. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Stiggins, R. J. (1987). The design and development of
performance assessments. Educational Measurement:
Issues and Practice, 6, 33-42.

[ 114 ]
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN OLAHARAGA
DALAM PEMBELAJARAN EDLINK SEMIVA DI
ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

Ratno Susanto, M. Pd16


IKIP Budi Utomo Malang

“Manfaat EdLink SEVIMA bagi dosan di antaranya


mampu menghemat waktu, menjaga kelas tetap
teratur dan meningkatkan komunikasi dengan
mahasiswa”

Pendidikan di Indonesia dijalankan fungsinya oleh dua


lembaga yang berbeda. Kedua lembaga pendidikan tersebut
yaitu pendidikan formal dan non- formal. Pendidikan formal
yaitu pendidikan yang berada di sekolah, baik negeri maupun
swasta. Pendidikan olahraga merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan secara keseluruhan, oleh karena itu
pelaksanaan pendidikan olahraga harus diarahkan pada
pencapaian tersebut. Adapun tujuan pendidikan olahraga yang
dikemukakan oleh Supriyadi dalam Maria W (2012: 12):
a. Melalui pendidikan olahraga, mahasiswa dapat
mengembangkan dan menerapkan budaya perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

16 Ratno Susanto, lahir di Mojokerto, 23 Juni 1990, Penulis adalah Dosen IKIP

Budi Utomo Malang bidang ilmu Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi.
Penulis menyelesaikan gelar sarjana Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
(2013), Magister Pendidikan diselesaikan di IKIP Budi Utomo Malang, program studi
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2015). Aktif menulis beberapa
bookchapter.

[ 115 ]
[ Efektifitas Pembelajaran Olahraga dalam Pembelajaran Edlink Semiva… ]

b. Pendidikan olahraga sebagai sarana pengembangan


kepribadian anak.
c. Meningkatkan kemampuan gerak dasar anak.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan
media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang, (BSNP 2006: 512). Pada pembelajaran pendidikan
olahraga berupaya menyajikan materi- materi pelajaran, baik
teori maupun praktik yakni materi perkuliahan diantaranya
atletik, senam, ekonomi olahraga dan permainan.
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2014:57). Pada
proses pembelajaran yang sudah dijelaskan di atas meliputi
unsur manusiawi yakni dosen, guru dan peserta didik serta
mahasiswa, dalam proses pembelajaran interaksi antar
keduanya sudah bersifat mutlak. Dosen perlu memiliki
kemampuan dalam proses pembelajaran, di samping
kemampuan kepribadian dan kemampuan bermasyarakat.
Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut dengan
kemampuan profesional. Seorang dosen perlu berupaya
meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut agar
senantiasa berada dalam kondisi siap untukmembelajarkan
peserta didiknya, karena tugas seorang dosen maupun guru
tidak hanya transfer ilmu melainkan transfer nilai dan sikap
serta memberikan motivasi kepada peserta didik agar menjadi
pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu.
Pandemi Covid-19 membawa keprihatinan pada pada
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar.
Kondisi paling berat dialami oleh sekolah yang berada jauh dari

[ 116 ]
[ Ratno Susanto, M.Pd. ]

perkotaan dengan akses internet dan sarana prasanara yang


terbatas. Terdapat empat kendala yang dihadapi oleh dunia
pendidikan di masa pandemi covid yakni 1) penguasaan internet
yang terbatas guru, mahasiswa; 2) kurang memadainya saran a
prasarana; 3) terbatasnya akses internet; 4) tidak siap dana pada
kondisi darurat (Syah 2020). Pembelajaran online di masa
pandemi adalah bagian dari upaya meningkatkan kewaspadaan
terhadap penyebaran virus Covid-19 (Nuryana 2020).
Pembelajaran online pada semua jenjang pendidikan formal juga
merupakan upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk
memutus mata rantai penyebaran Covid-19 (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2020).
Meskipun persebaran virus di Indonesia yang hingga bulan
Oktober 2020 belum menunjukkan penurun, namun sumbangan
dunia pendidikan melalui “pemaksaan” pembelajaran online
memiliki peranan penting dalam mendukung upaya pemerintah
dan seluruh bangsa untuk menahan laju pertambahan jumlah
pendderita dan korban Covid-19.
EdLink Sevima adalah aplikasi berbasis android yang
dikhususkan untuk dunia pendidikan guna membantu dosen dan
mahasiswa dalam proses perkuliahan. Beberapa manfaat EdLink
SEVIMA bagi dosan adalah untuk menghemat waktu, menjaga
kelas tetap teratur, meningkatkan komunikasi dengan
mahasiswa dan masih banyak lainnya. Hanya dengan
mengandalkan smartphone, para dosen sudah dapat memberi
tugas dengan mudah, bahkan dapat langsung memberi nilai.
Hanya mengandalkan smartphone mahasiswa sudah bisa
mengirim tugasnya dengan singkat. Dalam fitur forum kelas,
Dosen/ guru dapat membuat tugas dengan cepat yaitu dengan
mengklik berbagi informasi lalu pilih pertanyaan, dosen langsung
dapat memberi tugas, dalam fitur ini dosen juga dapat
meyantumkan file, gambar bahkan link, untuk memudahkan
mahasiswa memahami pertanyaan yang diberikan dosen. Bukan

[ 117 ]
[ Efektifitas Pembelajaran Olahraga dalam Pembelajaran Edlink Semiva… ]

hanya itu, dosen juga dapat melihat semua jawaban dan


memberikan penilaian pada jawaban-jawaban tersebut. Dengan
fitur tugas ini pasti sangat membantu membantu dosen/ guru
untuk melihat bagaimana pemahaman mahasiswa/ murid
terhadap materi kuliah/ pelajaran. Dari sisi mahasiswa/ murid,
fitur ini juga membantu mahasiswa untuk menambah referensi
belajar dari jawaban teman-temannya.
Adaptasi kebiasaan baru adalah cara kita merubah perilaku,
gaya hidup, dan kebiasaan. Keadaan dimana ketika PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai dilonggarkan,
protokol kesehatan tetap dilakukan sehingga kita tetap bisa
produktif dengan tetap mencegah terjangkit virus corona.
Adaptasi kebiasaan baru ini dilakukan pada sektor atau bidang
penting seperti rumah ibadah, pasar atau pertokoan,
perkantoran, transportasi umum, hotel, dan restoran, serta
dilakukan saat wilayah sudah menjadi zona aman (zona hijau)
yang dihitung berdasarkan data dan fakta di lapangan. Jika Anda
belum tahu, pemetaan zona terbagi menjadi: 1) Zona hijau: zona
tidak terdampak, 2) Zona kuning: zona dengan tingkat resiko
rendah, 3) Zona oranye: zona dengan tingkat resiko sedang dan
4) Zona merah: zona dengan tingkat resiko tinggi.
Adaptasi kebiasaan baru, bisa berjalan secara efektif jika
kita mau menaati dan konsisten dengan protokol kesehatan yang
ada. Diharapkan, segala lapisan bisa memahami dan
menjalankan tatanan hidup baru ini dengan sebaik-baiknya agar
kita bisa tetap beraktivitas normal (dengan kebiasaan yang baru)
dan terhindar dari penyebaran virus corona. Bagaimana
pembelajaran dikampus anda belajarkan yang pertama disalah
satu kampus kami memakai program pembelajaran daring/
virtual learning. Contohnya ada dibawah ini:

[ 118 ]
[ Ratno Susanto, M.Pd. ]

Gambar. 1 Fitur Edlink Semiva

Di era adaptasi kebiasaan baru memang kita wajib dituntut


IT karena setiap kegitaan harus daring(dalam jaringan). Di
gambar 1 itu adalah salah satu fitur edlink semiva yang lengkap
dengan fitur- fitur atau gambar diaplikasi terbesbut. Kenapa
harus pakai laptop, notebook, daripada android. Sebab kalau
mengkaji dari sebelumnya memang dalam penelitian ini kalau
pakai laptop, notebook jauh lebih lengkap dan lebih luas dalam
aplikasi tersebut daripada hp android.

[ 119 ]
[ Efektifitas Pembelajaran Olahraga dalam Pembelajaran Edlink Semiva… ]

Gambar. 2 Fitur Edlink Semiva

Gambar 2 fitur edlink semiva ini adalah suatu aplikasi login


yang tanpa mendaftar, jika disetiap kampus memiliki sistem
informasi akademik(siakad), dan ini juga mempermudah
pekerjaan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran daring.

Gambar. 3 Contoh perkuliahan memakai edlink semiva

[ 120 ]
[ Ratno Susanto, M.Pd. ]

Dilihat dari gambar adalah salah satu dari pembelajaran


perkuliahan dan tugas, serta kuis dari lainnya ini adalah bentuk
pembelajaran dari di era modern yang ada di adaptasi kebiasaan
baru. Sebab pembelajaran ini dimana semua materi baik dari 14
pertemuan sampai 16 pertemuan biasa dikerjakan mau direvisi
dari pihak pemegang user.id. informasi lagi dari jatah edlink
semiva ada tigakali gratis pemakai zoom yang konek dengan
email siakad dan edlink, jadi pembelajaran ini bisa terpantau
dari feeder dikti juga. Itu aja dari saya semoga bermanfaat, yuk
kita lihat kesimpulan dibawah ini.
Kesimpulan implementasi pendidikan olahraga melalui,
Aplikasi EdLink Sevima memang diperuntunkan untuk dunia
pendidikan guna membantu pelaksanaan pembelajaran yang
lebih baik dan mudah dengan mengandalkan kolaborasi antara
dosen dan mahasiswa. Aplikasi ini sangat cocok digunakan dosen
dan pastinya akan lebih terlihat profesional. Selamat mencoba
teman- teman dosen.

Daftar Pustaka

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers


BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Badan Nasional Standarisasi
Pendidikan.
Kemendikbud. 2020a. “Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2020 Tentang Perubahan
Atas Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Juknis
BOS Reguler.” ———. 2020b. “Surat Edaran Nomor 15
Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar
Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebarana Corona Virus
Disease (Covid-19).
Prayitno, E. (2011). Motivasi dalam belajar. Jakarta: P2LPTK, 10

[ 121 ]
[ Efektifitas Pembelajaran Olahraga dalam Pembelajaran Edlink Semiva… ]

Reed, S.K. 2011. Kognisi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba


Humanika
Oemar Hamalik. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. “Dampak Covid-19 Terhadap
Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar.”
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 2 (1): 55–61.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Nuryana, Agus Nana. 2020. “Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Dunia Pendidikan.” Kabar Priangan, 2020.
https://kabarpriangan.com/dampak-pandemi-covid-19-
terhadap-dunia pendidikan/
Supriyadi, Muhammad. 2018. “Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Pada
Sekolah Dasar.” Jurnal Gelanggang Olahraga 1 (2): 6–11
Syah, Rizqon H. 2020. “Dampak Covid-19 Pada Pendidikan Di
Indonesia: Sekolah, Keterampilan, Dan Proses
Pembelajaran.” SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7
(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314
https://sevima.com/sevima-edlink-aplikasi-yang-memudahkan-
dosen-dalam-memberi-tugas/

[ 122 ]
[ Ratno Susanto, M.Pd. ]

BAB V
AKB DALAM PERSPEKTIF
SPIRITUALITAS

[ 123 ]
[ 124 ]
MENGEMBANGKAN MOTIVASI DAKWAH BIL-
LISAN DI KALANGAN MAHASISWA
KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

Siti Marlida, M.Ag17


Universitas Muhammadiyah Bandung

“Dakwah Bil-lisan adalah kompetensi yang


diprioritaskan dikuasai oleh mahasiswa Komunikasi &
Penyiaran Islam. Oleh karena itu diperlukan motivasi
dan upaya serius agar mahasiswa bersungguh
sungguh dalam mempelajari dan berlatih
mengembangkan skill nya secara kontinyu”

Dakwah adalah seruan, ajakan dan upaya memberitahukan


ajaran Islam yang dilaksanakan secara serius, sistematis dan
kontinyu kepada umat manusia . Dakwah dilaksanakan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor seperti bahan materi,
metode, waktu, tempat, kondisi mad’u .Dakwah adalah pondasi
yang menentukan tegak atau runtuh nya agama Islam. “Menurut
Nasarudin Latif bahwa dakwah adalah setiap usaha aktivitas
dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak,
17 Siti Marlida lahir di Bekasi 17 Oktober 1970, penulis adalah dosen di

Universitas Muhammadiyah Bandung dalam bidang ilmu Dakwah. Penulis


menyelesaikan gelar Sarjana Bahasa Arab di Institut Agama Islam Negeri Syarif
Hidayatulloh tahun 1995 sedangkan gelar Sajana Ilmu Dakwah di selesaikan di
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2010. Selain mengajar,
aktifitas penulis saat ini sebagai pengisi berbagai Majlis Taklim dan mengelola
yayasan Pendidikan

[ 125 ]
[ Mengembangkan Motivasi Dakwah bil-Lisan di Kalangan Mahasiswa… ]

dan memanggil manusia lainnya untuk beribadah dan mentaati


Allah SWT. Sesuai garis-garis akidah dan syariat serta akhlah
Islamiyah”.
Dakwah Bil-Lisan atau dakwah dengan kata-kata /suara
adalah salah satu metode yang digunakan oleh para nabi dalam
berdakwah . Metode ini dikembangkan oleh para ilmuwan
dakwah sebagai bagian dari komponen displin Ilmu Dakwah.
Dakwah Bil-Lisan adalah upaya para Dai dalam menghimpun
kemampuan merangkai pesan dakwah melalui suara dengan
memperhatikan aspek-aspek atau syarat-syarat yang harus
dipenuhi seperti intonasi suara, gaya bicara, kemahiran
menyusun keindahan bahasa, keterkaitan tema pesan dakwah
dengan kondisi factual dan tantangan yang dihadapi oleh umat ,
sehingga Dakwah Bil-Lisan mudah dimengerti oleh para mad’u
nya..
Menurut Tata Sukayat Dakwah Bil Lisan (ceramah) yang
dipandang etik adalah dakwah yang bersifat actual, factual, dan
kontekstual. Aktual berarti dapat memecahkan masalah
bernuansa kekinian (up to date).Faktual, berarti dakwah dapat
menjangkau problematika yang nyata.Dan kontekstual berarti
dakwahnya memiliki relevansi dan signifikansi dengan problem
yang dihadapi umat sesuai dengan situasi dan dimensi waktunya.
Menurut Harjani Hefni Dakwah Bil-Lisan adalah memanggil,
menyeru ke jalan Tuhan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
dengan menggunakan bahasa keadaan manusia yang di dakwahi
(mad’u). Bahasa keadaan dalam konteks dakwah bil-lisan adalah
segala hal yang berhubungan dengan keadaan mad’u baik
fisiologi maupun psikologis.
Para Ilmuwan Dakwah membagi Dakwah Bil-Lisan dalam
beberapa bentuk diantara nya ialah :
1. Tabligh
Tabligh berasal dari bahasa Arab, akar katanya ballagho
yuballighu tablighan yang makna nya yaitu menyampaikan.

[ 126 ]
[ Siti Marlida, M.Ag. ]

Secara definisi tabligh yaitu menyampaikan ajaran-ajaran


Islam kepada umat manusia secara lisan atau tulisan tanpa
ada paksaan atau tekanan dan mendorong mereka agar
menjadikan Islam sebagai panduan hidup. Biasa nya tabligh
dilaksanakan yang berkaitan dengan peristiwa atau moment
tertentu dengan menghadirkan massa yang cukup banyak
seperti kegiatan tabligh akbar memperingati kelahiran Nabi
Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj dan lain sebagai nya. Isi pesan
tabligh umumnya yang menerangkan amar ma’ruf nahyi
munkar.
2. Khutbah
Khutbah arti nya ceramah,khutbah adalah kegiatan
menyampaikan ajaran Islam yang tatacara pelaksanaan nya
terdapat syarat-syarat, rukun-rukun dan waktu khusus yang
harus dipenuhi. Dalam Islam, kegiatan khutbah disyariatkan
secara baku seperti khutbah jum’ah, khutbah Iedul Fitri’Adha
. Isi pesan khutbah biasa nya nasehat, hikmah dan kisah para
nabi atau rasul.
3. Diskusi & Debat
Diskusi & debat adalah kegiatan bertukar pikiran antara
dua orang atau lebih yang membahas satu persoalan atau hal
penting untuk mencapai titik temu atau menyamakan
persepsi atau pendapat.Dalam Dakwah Bil-Lisan, diskusi ini
merupakan salah satu alternatif membuka wawasan atau
pemahaman seseorang tentang ajaran Islam dengan
mengutarakan argument atau dalil dalil kuat dan melibatkan
orang tersebut turut aktif berfikir dan menyatakan
pemikiran nya. Menurut Asmuni Syukir diskusi adalah
penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong
sasaran nya untuk menyatakan suatu masalahyang dirasa
belum dimengerti dan dai tersebut dapat menjawab nya.

[ 127 ]
[ Mengembangkan Motivasi Dakwah bil-Lisan di Kalangan Mahasiswa… ]

4. Propaganda
Propaganda asal kata nya dari bahasa latin yaitu
propangare yang artinya mengembangkan atau
memekarkan. Dalam dakwah propaganda adalah satu tehnik
meluaskan syiar Islam dengan cara mempengaruhi
pandangan & gagasan orang banyak menggunakan berbagai
media baik audio, visual maupun audio visual.
5. Tanya-jawab
Menurut Suparta & Harjani Hefni Metode tanya jawab
adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya
jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau
pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi
dakwah, disamping itu, juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah. Metode tanya jawab ini sifatnya
membantu kekurangan-kekurangan yangterdapat pada
metode ceramah.
Komunikasi & Penyiaran Islam adalah salah satu Program
Pendidikan (Prodi) di Fakultas Ilmu Keislaman Universitas
Muhammadiyah Bandung . Prodi Komunikasi & Penyiaran di
hadirkan sejak tahun 2016 dengan jumlah mahasiswa yang terus
meningkat setiap tahun nya. Ada tiga bidang keilmuwan atau
kompetensi yang dikembangkan dalam prodi Komunikasi &
Penyiaran Islam yaitu bidang Public speaking, Jurnalistik dan
Broadcasting. Sebagai Prodi yang mengusung aspek Penyiaran
Islam maka kompetensi mahasiswa dalam bidang Dakwah juga
adalah bagian yang sangat penting dan harus di stimulus serta
diarahkan agar menjadi bekal dasar dan sebagai sebuah keahlian
yang menjadi ciri khas lulusan Prodi Komunikasi & Penyiaran
Islam Universitas Muhammadiyah Bandung.
Dalam disiplin ilmu Dakwah, ada tiga cara yang dapat
digunakan dalam menyampaikan pesan ajaran Islam yaitu
Dakwah Bil- Lisan, Dakwah Bil-Kitabah dan Dakwah Bil- Hal.
Para mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam diharapkan

[ 128 ]
[ Siti Marlida, M.Ag. ]

dapat menguasai ketiga cara ini agar kelak ketika berdakwah di


masyarakat dapat memaksimalkan keahlian nya sehingga bisa
menjangkau beragam segmen dakwah/mad”u yang lebih luas
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi nya masing-masing.
Dakwah Bil-lisan adalah kompetensi yang diprioritaskan lebih
utama dapat dikuasai oleh seluruh mahasiswa Komunikasi &
Penyiaran Islam. Oleh karena itu diperlukan motivasi dan upaya
serius agar mahasiswa bersungguh sungguh dalam mempelajari
dan berlatih mengembangkan skill nya secara kontinyu. Sebagai
landasan dukungan terhadap para mahasiswa dalam menguasai
keahlian Dakwah Bil-Lisan, maka para dosen berkewajiban
mengembangkan motivasi para mahasiswa melalui berbagai
upaya dan pendekatan . Diharapkan motivasi yang tertanam
dalam diri mahasiswa bisa menumbuhkan rasa tanggungjawab
dalam berdakwah .
Motivasi merupakan proses menggerakkan individu secara
sadar dalam mencapai tujuan tertentu. tujuan motivasi adalah
untuk menggugah kesadaran, keinginan, perasaan dan hasrat
seseorang agar muncul tanggungjawab nya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuantertentu. Motivasi menurut Suryabrata adalah suatu
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
gunamencapai tujuan tertentu. Motivasi dalam dakwah adalah
dorongan dalam diri seseorang mengajak orang lain untuk
memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara sungguh-
sungguh dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat. Hutabarat
(1997: 11) membagi motivasi atas dua macam, yaitu: motivasi
ekstrinsikdan moti-vasi intrisik. Motivasi intrisik adalah motivasi
yang berasal dari sendiri dan motivasi eks-trinsik dari luar

[ 129 ]
[ Mengembangkan Motivasi Dakwah bil-Lisan di Kalangan Mahasiswa… ]

Menurut Sardiman (2009), individu yang memiliki motivasi


dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun dalam menghadapi tugas dan ulet menghadapi
kesulitan
2. Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah & lebih
senang untuk bekerja sendiri
3. Cepat bosan pada tugas-tugas yang ruti & .dapat
mempertahankan pendapat
4. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang
memecahkan masalah-masalah
Langkah-langkah mengembangkan motivasi mahasiswa
dalam dakwah bil-lisan:
1. Mengubah perspektif mahasiswa tentang dakwah Bil-Lisan
dengan cara para dosen mengulas kisah proses perjuangan
dakwah para nabi. Kebanyakan para nabi keberhasilan
dakwah nya karena ditunjang oleh kemampuan dalam
Dakwah Bil lisan.dan meminta mahasiswa memberikan
tanggapan dan pendapat nya tentang perkembangan
dakwah bil lisan saat ini
2. Membuat modul atau buku panduan untuk mahasiswa
tentang tatacara berdakwah
3. Menyediakan laboratorium khusus tempat mahasiswa
berlatih mengembangkan kemampuan dakwah bil-lisan
dan membuat jadwal latihan bergiliran sesuai kesepakatan
mahasiswa.
4. Membentuk kelompok atau group dakwah yang terdiri
dari 5-6 mahasiswa. Group ini dibentuk untuk
memfasilitasi mahasiswa untuk saling berdiskusi
5. Bekerjasama dengan lembaga lembaga dakwah masjid
sekolaha atau kampus atau organisasi masyarakat untuk
memberikan kesempatan pada mahasiswa melaksanakan
dakwah bil lisan .

[ 130 ]
[ Siti Marlida, M.Ag. ]

6. Melaksanakan event lomba dakwah bil-lisan baik di


internal kampus antar prodi ataupun lintas kampus.
7. Memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang sudah
berhasil meningkatkan kompetensi nya dalam
melaksanakan dakwah bil-lisan.
Demikian upaya –upaya mengembangkan motivasi
mahasiswa dalam menggunakan metode Dakwah Bil-Lisan.
Upaya ini bisa terwujud bila ada kerjasama antara dosen,
mahasiswa dan pihak kampus yang menyediakan fasilitas atau
prasarana.

Daftar Pustaka

Abdullah,2018,Ilmu Dakwah, Depok, PT Rajagrapindo Persada


Ali Aziz,Moh, 2004,Ilmu Dakwah,Jakarta, Prenada
Munir, Muhammad, Ilaihi, Wahyu,2006, Manajemen
Dakwah,Jakarta, Kencana Prenada Media Group
Suhandang,Kustandi,2015,Ilmu Dakwah, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya
Suparta, Munzier,Hefni,Harjani,2009,Metode
Dakwah,Jakarta,Kencana prenada Media Group
Tata Sukayat,Tata,2009,Quantum Dakwah, PT. Rhineka Cipta.
https://www.researchgate.net/publication/337928521_Makala
h_Metode_Dakwah_Bil_Lisan
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir, Kamus Arab-Indonesia,
Ed. ke 2
https://media.neliti.com/media/publications/81577-ID-
strategi-meningkatkan-motivasi-belajar-m.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/81577-ID-
strategi-meningkatkan-motivasi-belajar-m.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6361/3/BAB%20II.pdf

[ 131 ]
[ Mengembangkan Motivasi Dakwah bil-Lisan di Kalangan Mahasiswa… ]

[ 132 ]
TINJAUAN ISLAM TERHADAP WABAH
CORONA VIRUS DISEASE (COVID 19)

Drs. Makhfudz, M.Si18


Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Pamekasan

“Di dalam Islam wabah virus korona ini merupakan


sebuah ujian bagi suatu kaum agar selalu
mendekatkan diri kepada Allah. Islam juga
mengajarkan istilah lockdown dan social distancing
dalam rangka pencegahan penularan penyakit,
sebagian para ulama menyebutkan Istilah penyakit ini
disebut dengan Tho’un yaitu wabah yang
mengakibatkan penduduk sakit dan berisiko menular”

Peran Tokoh Agama Pada Masa Pandemi Covid - 19


Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menyosialisasikan protokol
kesehatan untuk penanganan Covid-19 tidak lepas dari peran
dan dukungan tokoh agama. Dukungan yang diberikan tokoh
agama sangat membantu dalam pengendalian Covid-19,
contohnya penjelasan tokoh agama mengenai beribadah dari
rumah. Imbauan tidak beribadah berjamaah dan beribadah di
rumah, semua Alhamdulillah taat bisa dikatakan 99 persen taat
dan itu sangat membantu kita semua. berbagai upaya dilakukan
untuk menangani pandemi Covid-19, seperti menerapkan
protokol kesehatanb antara lain menggunakan masker, menjaga
jarabk, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
18 Pustakawan Ahli Madya pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab.

Pamekasan

[ 133 ]
[ Tinjauan Islam terhadap Wabah Corona Virus Disease ]

Selain itu, upaya lain yang tidak kalah penting dilakukan


yakni berdoa memohon kepada Tuhan agar pandemi Covid-19
bisa segera teratasi. Memang yang dapat kita lakukan pertama
ikhtiar (upaya), kedua tentu kita berdoa kepada tuhan semoga
Tuhan berkenan mencabut wabah ini, ketiga tentu saja kita
bertawakal, bersabar, berserah diri kepada tuhan mudah-
mudahan tuhan menolong kita semua, segala sesuatu yang
terjadi di muka bumi merupakan kehendak Allah SWT sehingga
seorang muslim diharapkan dapat menyikapinya dengan
tawakal, sabar dan senantiasa menjaga aturan-aturan Allah SWT.
Semoga ini menjadi pelajaran bahwa semua yang Allah ciptakan,
semua musibah yang Allah timpakan kepada umat Islam dan
umat yang ada di muka bumi ini bukan hal yang mustahil di mata
Allah SWT untuk memperingatkan kita, Menag pun
mengucapkan terima kasih kepada tokoh agama yang telah
membantu pemerintah melakukan sosialisasi.
Berdasarkan laporan data pemerintah (14/7/20) tercatat
ada 1.591 kasus baru Covid-19, sehingga total kasus virus corona
di Indonesia menjadi 78.572 orang. Total pasien sembuh yakni
37.636 orang, sedangkan 3.710 pasien positif virus corona
dilaporkan meninggal dunia. Munculnya Covid 19 di muka bumi
ini sebenarnya berawal dari subjek manusia yang tidak
mengindahkan perintah ajaran Islam dimana sejak 1442 H
Tahun yang lalu Allah telah mengutus Rasul-Nya Muhammad
S.a.w di muka bumi yaitu menyempurnakan Al-Ahlaqul Karimah.
Bagaimana cara berakhlaq dengan tetangga, menghadapi tamu,
termasuk bagaimana cara mengkonsumsi/menyajikan makanan
apa itu halal atau haram, makruh, mubah, Sunnah bahkan wajib
itu semua telah diatur di dalam Islam, lah berangkat dengan
kecerobohan dan tangan jahil manusia itulah terjadi sikap dan
tindakan serta tingkah laku yag over akting atau dengan kata lain
yang berlebihan mereka dengan seenaknya sendiri dalam
memberlakukan binatang hewan sajiannya untuk dimakan

[ 134 ]
[ Drs. Makhfudz, M.Si. ]

sebagai konsusi dengan sembarangan sepertihalnya mereka


memasak dengan membakar hewan hidup-hidup. Hal inilah yang
dalam tinjauan Islam termasuk rana penganiyaan bahkan telah
menyiksa hewan atau dengan istilah kata absolutimenya tak
berprikehewanan. Melihat yang demikian inilah kata Bang Haji
Rhoma Irama bilang ini sungguh terlalu bahkan dalam Islam
hukumnya haram. Kendatipun demikian mereka dengan
senangnya tetap membabi buta sehingga dengan demikian Allah
tidak ridha dan akhirnya telah memberinya Musibah, Cobaan
dan Ujian kepada seluruh makhluq yang namanya manusia
dengan Virus Corona Disease (Covid19).
Wabah Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan
nama virus Corona atau covid-19 yang pertama kali terdeteksi
muncul di Cina tepatnya di Kota Wuhan Tiongkok pada akhir
tahun 2019. Virus ini kemudian mendadak menjadi teror
mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah merenggut
ribuan nyawa manusia dalam waktu yang relatif singkat. Hampir
kurang lebih 200 Negara di Dunia terjangkit virus corona
termasuk Indonesia. Berbagai upaya dalam rangka pencegahan,
pengobatan, dan sebagainya pun telah dilakukan dalam
mencegah penyebaran virus corona, hingga lockdown dan social
distancing di kota-kota besar sudah dilakukan untuk memutus
rantai penyebaran virus korona. Dalam Islam wabah virus
korona ini merupakan sebuah ujian bagi suatu kaum agar selalu
mendekatkan diri kepada Allah. Islam juga mengajarkan
istilah lockdown dan social distancingdalam rangka pencegahan
penularan penyakit, sebagian para ulama menyebutkan Istilah
penyakit ini disebut dengan Tho’un yaitu wabah yang
mengakibatkan penduduk sakit dan berisiko menular.

Sikap Seorang Muslim Terhadap Covid-19


Akibat virus ini, disamping korban yang terus berjatuhan
yang mana angkanya telah mendekati hampir ratusan ribu jiwa
baik yang meninggal ataupun yang terinfeksi, jutaan manusia

[ 135 ]
[ Tinjauan Islam terhadap Wabah Corona Virus Disease ]

lainnya terancam terkena wabah mematikan ini. Berikut ini


beberapa kiat-kiat yang dapat kita tempuh sebagai seorang
muslim dalam menyikapi wabah virus corona yang sedang
mewabah saat ini:
1. Senantiasa meminta perlindungan kepada Allah.
Virus corona adalah makhluk sebagaimana makhluk-
makhluk Allah lainnya, dan ia tidaklah bergerak kecuali atas
perintah dan izin Allah ta’ala yang menciptakannya. Oleh
karenanya, kita berlindung dari wabah ini kepada Allah
sebelum kita berlindung kepada kemampuan diri kita sendiri
atau kemampuan makhluk lainnya. Ingatlah bahwa Allah
adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya
penjaga. Allah berfirman:

“Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah


Maha Penyayang di antara para penyayang”. (QS Yusuf,
Ayat 64).

Berlindung kepada Allah ini bisa dilakukan dengan


senantiasa membaca doa-doa pelindung yang bersumber
dari Al-Qur’an seperti surat Al-Falaq dan surat An-
Nas ataupun dari doa-doa yang bersumber dari
Nabi shallallahu alaihi wasallam, seperti doa yang dianjurkan
untuk dibaca di pagi dan petang hari:

[ 136 ]
[ Drs. Makhfudz, M.Si. ]

“Dengan nama Allah yang tidak membahayakan dengan


namaNya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, dan Ia
lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Doa ini berdasarkan sabda Nabi shallahu alaihi


wasallam, bila diamalkan oleh seorang hamba di pagi dan
petang hari masing-masing sebanyak tiga kali, maka niscaya
tidak akan membahayakannya segala sesuatu apapun yang
ada di atas muka bumi ini.
2. Berikhtiar dengan Melakukan Pencegahan
Di samping berlindung kepada Allah, tentunya sebagai
seorang manusia kita juga harus berikhtiar dengan
melakukan usaha-usaha pencegahan agar virus ini tidak
menular kepada diri kita atau kepada orang-orang yang kita
sayangi. Ikhtiar ini bisa dilakukan dalam skala individu
maupun skala berjamaah. Ikhtiar dalam skala individu
dilakukan dengan mengikuti cara-cara yang dianjurkan oleh
para ahli dalam bidang ini, seperti rutin menjaga kesehatan,
rutin mencuci tangan, rutin memakan dari makanan-
makanan yang baik, rutin memakai masker dikeramaian,
serta menghindari keluar rumah dan berkumpul di tempat
keramaian bila tidak diperlukan.
Adapun ikhtiar dalam skala berjamaah, maka bisa
dilakukan dengan cara melakukan pencegahan-pencegahan
agar virus ini tidak merambah ke skala yang lebih luas lagi
seperti melakukan isolasi kepada mereka-mereka yang
terkena virus atau mereka yang tercurigai terkena virus. Dan
ikhtiar ini hendaklah dilakukan oleh pihak-pihak yang
berwenang. Hal ini berdasarkan makna hadis
Nabi shallallahu alaihi wasallamyang berbunyi:

[ 137 ]
[ Tinjauan Islam terhadap Wabah Corona Virus Disease ]

"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka


janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di
tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu."
(HR. Bukhari)
3. Bertawakkal Kepada Allah
Setelah melakukan ikthtiar-ikhtiar yang ada, maka pada
akhirnya semua kita serahkan kepada Allah. Kita
tawakkalkan diri kita kepadaNya. Karena hidup dan mati kita
sebagai seorang hamba semua berada di tanganNya. Allah
berfirman:

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku,


ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
seluruh alam”. (QS Al-An’am, Ayat 162)
Dan perlu kita ketahui bahwa seorang hamba akan tetap
hidup bilamana memang ajalnya belum datang, bahkan bila
virus corona ataupun virus lainnya yang lebih ganas
daripada itu menjangkitinya, namun bila memang sudah
ajalnya, jangankan virus corona atau yang lebih dari itu,
bahkan digigit semut pun seseorang bisa mati jikalau
memang ajalnya telah tiba. Ajal seseorang pasti datang,
namun pertanyaannya adalah apakah yang telah kita
persiapkan dari amalan saleh menyambut ajal tersebut?
Semoga Allah menutup hidup kita dengan husnul khotimah.
4. Yakin kepada Allah akan Kesembuhan
Bila ada di antara kita yang ditakdirkan oleh Allah
tertimpa penyakit ini, maka yakinlah bahwa Allah adalah
sebaik-baiknya penyembuh karena Ia lah Tuhan Yang Maha
Penyembuh. Demikianlah beberapa kiat-kiat dalam
menyikapi wabah virus corona ini, dan yang terakhir, mari
kita berdoa kepada Allah agar supaya Ia senantiasa menjaga

[ 138 ]
[ Drs. Makhfudz, M.Si. ]

diri kita, keluarga kita, kerabat kita dan orang-orang yang


kita sayangi dari terkena wabah virus ini. Mari kita juga
berdoa kepada Allah agar Ia senantiasa menjaga negeri kita
dan juga negeri-negeri kaum muslimin lainnya dari wabah
penyakit mematikan ini. Dan tak lupa juga kita sisipkan doa-
doa terbaik kita kepada mereka saudara-saudara kita yang
sedang diuji dengan virus ini agar supaya Allah segera
menyembuhkan mereka dari penyakit ini.
Menurut Ibnu Sina seorang Sufi kenamaan di Mesir
mengataka : Dalam menghadapi wabah seperti Penyakit
Tho'un dan istilah sekarang adalah Virus Corona ini
diperlukan 3 Langkah atau tindakan yaitu :
1. Jangan Takut atau Panik. Sebab dengan rasa takut dan
panik merupakan separuh dari penyakit.
2. Harus dihadapi dengan Tenang hati, sebab yang
demikian itu adalah separuh dari pengobatan dan ;
3. Hendaknya disikapi dengan hati yang Sabar, sebab kalau
Sabar itu merupakan separuh awal dari kesembuhan.

[ 139 ]
[ Tinjauan Islam terhadap Wabah Corona Virus Disease ]

[ 140 ]
NEW NORMAL DALAM PERSPEKTIF
MAQASHID SYARI’AH: KONSEP DAN
IMPLEMENTASINYA

Frida Akmalia, S.Pd19


MI Darussalam Kediri

“Berdasarkan lima sendi pokok dharuriyat, dengan


diterapkannya kebijakan new normal maka dapat
disimpulkan bahwa kebijakan ini mengandung
maslahat walaupun juga ada mudharatnya”

Seiring dengan bertambahnya orang yang terjangkit virus


corona (Covid-19) setiap hari, telah membuat mayoritas
masyarakat merasa cemas dan gelisah (Tapung, dkk., 2020)
dalam melaksanakan aktivitas selama masa pandemi. Agar
aktivitas masyarakat dapat tetap berlangsung di tengah kondisi
pandemi covid-19, maka New Normal merupakan sebuah
langkah untuk merealisasikannya dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah.
Jika dilihat dari segi tujuan hukum Islam yang ingin
memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, peralihan dari
situasi lockdown menuju ke new normal bisa mendatangkan
maslahat dan mudarat. Manifestasi kemaslahatan oleh Allah SWT

19 Penulis lahir di Kediri, 12 Juni 1997. Penulis merupakan Guru MI Darussalam

Kediri dalam bidang ilmu agama dan bahasa. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Arab di IAIN Kediri (2018). Dan gelar Magister Pendidikan
Bahasa Arab ditempuh penulis saat ini di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
dengan Beasiswa LPDP.

[ 141 ]
[ New Normal dalam Perspektif Maqashid Syari’ah… ]

tercermin dari adanya maqashid syari’ah. Adapun yang dimaksud


dengan Maqashid syari’ah adalah tujuan-tujuan akhir yang harus
diterapkan dengan cara mengamalkan syari’at atau hukum Islam.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan para
makhluk di muka bumi, yang kemudian berdampak pada
kemaslahatan di akhirat.
Di dalam kitab al-Muwafaqat fi Ushul asy-syari’ah karya Al-
Syatibi, Maqashid syari’ah memiliki tiga kategori tingkatan yakni
Dharuriyyat, Hajiyyat, dan Tahsiniyyat, dimana ketiganya
merupakan kebutuhan manusia (Nilda, 2015). Kebutuhan umat
manusia yang paling pokok sering dikenal dengan istilah
Dharuriyyat. Apabila kebutuhan ini tidak bisa terlaksana, maka
bisa berdampak negatif pada keselamatan di dunia dan di
akhirat. Adapun dua tingkatan lainnya yakni Hajiyyat dan
Tahsiniyyat merupakan kebutuhan yang jika tidak terpenuhi,
maka tidak akan mengancam kebutuhan umat manusia. Hanya
saja, akan berdampak pada timbulnya kesulitan dalam
berlangsungnya kehidupan sehari-hari.
Konsep dan implematasi new normal dalam perspektif
maqashid syari’ah, sangat mungkin untuk dikorelasikan dengan
Dharuriyyat atau kebutuhan pokok manusia. Dharuriyyat terdiri
atas lima sendi pokok yang harus terlaksana dalam setiap
pengambilan kebijakan (Utsman, 2019). Lima sendi pokok
tersebut yaitu: (1) Hifdz ad-din (memelihara agama), (2) Hifdz
an-nafs (memelihara jiwa), (3) Hifdz al-‘aql (memelihara akal),
(4) Hifz an-nasl (memelihara keturunan), (5) Hifdz al-mal
(memelihara harta).
Pertama, Hifdz ad-din (memelihara agama). Dalam
kehidupan manusia, agama merupakan sesuatu yang esensial.
Semua perbuatan yang bisa mengantarkan kepada bertambah
sempurnanya agama itu pada diri seseorang disebut dengan
istilah maslahat atau tindakan yang memberikan mafaat. Pada
era new normal ini, masjid dibuka kembali dengan tujuan utama

[ 142 ]
[ Frida Akmalia, S.Pd. ]

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk


menjalankan ibadah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Hal tentang kewajiban menjalankan ibadah termaktub dalam
firman Allah SWT surat Az-Zariyat: 56, dimana Allah
menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-
Nya semata.
Kedua, Hifdz an-nafs (memelihara jiwa). Tumpuan semua
yang ada di dunia ini adalah jiwa. Oleh karena itu, jiwa
merupakan pokok dari segalanya. Kualitas jiwa harus
ditingkatkan dalam rangka mendatangkan manfaat. Jika
dikontekstualisasikan pada kebijakan new normal, masyarakat
diwajibkan untuk menjaga diri dari terpaparnya virus covid-19
secara mandiri dengan cara mematuhi protokol kesehatan yang
ada. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6
tentang perintah untuk memelihara diri sendiri dan keluarga
dari api neraka.
Ketiga, Hifdz al-‘aql (memelihara akal). Diatara unsur yang
penting dalam kehidupan manusia adalah akal. Karena dengan
akal kita bisa membedakan hakikat manusia dengan makhluk
yang lainnya. Semua bentuk perbuatan yang mengantarkan
kepada sempurnanya akal merupakan perbuatan baik dalam
rangka mendatangkan manfaat. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas akal dengan cara tholabul ‘ilmi atau
belajar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat
11 tentang mendorong manusia untuk menuntut ilmu dengan
cara meninggikan derajat mereka yang berilmu. Pada era new
normal ini dengan berbagai pertimbangan, sekolah di area zona
hijau akan dibuka kembali dengan tujuan memberikan
kelonggaran kepada anak-anak untuk menuntut ilmu.
Keempat, Hifdz an-nasl (memelihara keturunan). Bagi
semua makhluk hidup, keturunan merupakan insting dimana
dengannya berlangsunglah kelanjutan kehidupan manusia
melalui pernikahan yang sah. Sebagaiman firman Allah dalam

[ 143 ]
[ New Normal dalam Perspektif Maqashid Syari’ah… ]

surat an-Nur ayat 32 tentang perintah untuk menikah. Pada era


new normal walaupun tanpa adanya acara resepsi, pernikahan
yang merupakan sarana memelihara keturunan dapat tetap
dilaksanakan. Pernikahan dianjurkan untuk disegerakan atau
tidak ditunda-tunda karena penundaan dapat mengantarkan
manusia ke jurang perzinaan.
Kelima, Hifdz al-mal (memelihara harta). Harta merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk
bertahan hidup. Allah memerintahkan manusia untuk
memelihara harta agar mendatangkan manfaat. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Jumu’ah ayat 10 tentang anjuran
untuk mencari karunia Allah diberbagai belahan dunia. Pada era
new normal, aktivitas ekonomi akan kembali normal dengan
syarat tetap mematuhi protokol kesehatan.
Berdasarkan lima sendi pokok dharuriyat, dengan
diterapkannya kebijakan new normal maka dapat disimpulkan
bahwa kebijakan ini mengandung maslahat walaupun juga ada
mudharatnya. Adapun maslahat (kebaikan) dari kebijakan new
normal ini antara lain masyarakat muslim dapat kembali
beribadah di masjid, sektor ekonomi dapat kembali berjalan,
pernikahan bisa berlangsung, sekolah di zona hijau dapat
kembali digunakan untuk belajar secara offline.
Disamping itu semua, penerapan kebijakan new normal juga
bisa mendatangkan mudharat yaitu ketika kita tidak mematuhi
protokol kesehatan yang telah disediakan pemerintah. Hal ini
dapat memberikan dampak negatif pada keselamatan jiwa kita
karena dapat terinfeksi pandemi covid-19 yang masih belum
ditemukan vaksinnya. Maka dari itu, kita dianjurkan untuk
mematuhi protokol kesehatan agar dapat selamat dan dapat
menyelamatkan orang lain dengan tidak membawa virus kepada
orang orang disekitar kita.

[ 144 ]
[ Frida Akmalia, S.Pd. ]

Daftar Pustaka

Betawi, Utsman. 2019. Maqashid Al-Syariah Sebagai Dasar


Hukum Islam Dalam Pandangan Al-Syatibi Dan Jasser
Audha. Jurnal Hukum Responsif, 6 (6), 32-43. ISSN 2443-
146X.
Susilawati, N. 2015. Stratifikasi Al-Maqasid Al-Khamsah Dan
Penerapannya Dalam Al-Dharuriyat, Al-Hajjiyat, Al-
Tahsiniyyat. Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi
Dan Keagamaan, 2(1), 1-12. Doi: 10.29300/mzn.v2i1.65.
Tapung, M. M., Regus, M., Payong, M. R., Rahmat, S. T., & Jelahu, F.
M. 2020. Bantuan Sosial Dan Pendidikan Kesehatan Bagi
Masyarakat Pesisir Yang Terdampak Sosial-Ekonomi Selama
Patogenesis Covid-19 Di Manggarai. Transformasi: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 16(1), 12-26. Doi:
10.20414/transformasi.v16i1.2067.
Toriquddin, M. 2014. Teori Maqashid Syari’ah Perspektif Al-
Syatibi. De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah, 6(1), 1-15. Doi:
10.18860/j-fsh.v6i1.3190.

[ 145 ]
[ New Normal dalam Perspektif Maqashid Syari’ah… ]

[ 146 ]
MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL
UNTUK MENUMBUHKAN SEMANGAT SISWA
DALAM MENCETAK PRESTASI DI MASA
PANDEMI

Mita Mahda Saputri, S.Ag20


MA Hidayatul Atfal

“Kecerdasan spiritual membangun kecerdasan untuk


menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan
nilai, serta menempatkan perilaku dan hidup untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna”

Pada era new normal ada beberapa sekolah yang sudah


mulai beraktifitas belajar mengajar tatap muka. Hal ini disambut
gembira oleh seluruh civitas akademik, siswa dan wali siswa.
Walaupun sudah dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
tatap muka, namun harus tetap mematuhi protokol kesehatan.
Salah satunya yaitu tidak boleh berkelompok lebih dari 20 orang.
Sehingga hal demikian munculah peraturan setiap rombel
maksimal berjumlah 15 siswa. Oleh karena itu sistem
pembelajaran menggunakan sistem sift, atau satu rombel dibagi

20 Penulis lahir di Pekalongan pada 23 April 1994, merupakan anak pertama

dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dari SD, SMP, SMK dengan
jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ). Pada tahun 2013 memutuskan untuk
masuk kuliah di Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Pekalongan dengan tujuan
ingin mempelajari dan memperdalam tentang ilmu agama, kejiwaan, dan kehidupan.
Penulis menyelesaikan progras sarjananya di tahun 2017. Kemudian, menjadi Guru
BK di salah satu Madrasah Aliyah swasta di Kota Pekalongan sejak tahun 2018 hingga
sekarang.

[ 147 ]
[ Membangun Kecerdasan Spiritual untuk Menumbuhkan Semangat… ]

menjadi dua, serta dilaksanakan pada hari dan waktu yang


berbeda.
Hal demikian menciptakan suasana kelas yang tidak seperti
biasanya ramai dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
Suasana kelas yang hening dan cenderung sepi menyebabkan
menurunnya semangat belajar siswa. Sebab kegiatan belajar
mereka harus dibatasi, baik komunikasi antar siswa, belajar
berkelompok, dan kegiatan lainnya. Sehingga siswa merasa
kurangnya semangat dalam bersekolah. Terlebih lagi ketika
waktu belajar mereka yang menggunakan sistem sift yang
berarti siswa tidak setiap hari bisa datang dan belajar di sekolah.
Selain menurunya semangat siswa belajar yang dikarenakan
ada pembatasan sosial di lingkungan sekolah, juga menyebabkan
menurunya prestasi siswa. Siswa kurang bisa berkembang dalam
mengasah minat bakat mereka baik dalam bidang akademik
maupun nonakademik. Hal ini yang menyebabkan siswa
merasakan sebuah masalah yang menurut mereka merupakan
beban terberat dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, untuk
menumbuhkan semangat belajar siswa kembali harus
mendapatkan bimbingan, baik dari guru dan orang tua.
Menumbuhkan semangat belajar kembali kepada siswa dalam
belajar dan meningkatkan prestasi ini tidak cukup hanya dengan
metode pemberian motivasi saja. Melainkan, denga
menumbuhkan rasa kesadaran yang terbangun dari dalam diri
siswa tersebut.
Metode membangun kecerdasan spiritual dirasa sangat
tepat untuk menumbuhkan kembali semangat belajar siswa. Hal
ini dikarenakan, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, serta
menempatkan perilaku dan hidup untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna (Zohar dan Marshal,
2007: 4). Ketika seseorang mengetahui bahwa kehidupan ini
sangat bermakna, maka seseorang tersebut akan menjalankan

[ 148 ]
[ Mita Mahda Saputri, S.Ag. ]

kehidupannya secara maksimal walaupun kejenuhan dan


kebosanan selalu menghadang di depan.
Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan
Spiritual Quetion (SQ), selain untuk membangun kekuratan
dalam menghadapi dan memecahkan persoalan dan nilai pad
akehidupan, namun juga sebagai sarana yang dapat
menyembuhkan diri sendiri. Maksud dari menyembuhkan diri
sendiri, yaitu menyembuhkan dari penyakit psikis atau kejiwaan
yang dapat mengganggu berlangsungnya sebuah kehidupan yang
bahagia.
Ketika seseorang mendapatkan suatu masalah atau
mengalami kekacauan dalam jiwa, maka seorang tersebut sedang
mengalami terpisahnya dari pusat-dalam diri sendiri.
Kecenderungan diri hanya berpusat pada satu sisi yaitu
kepedihan, kesedihan, atau kekecewaan. Sehingga seorang
tersebut akan merasa kebimbangan dalam diri, dan tidak
menemukan jalan keluar dalam memecahkan permasalahan
yang sedang dialaminya.
Tentunya seseorang tersebut ingin sekali lepas dari rasa
kesedihan tersebut. Menurut Diane Tice mengamati bahwa ada
saja akal orang bila menyangkut upaya menyingkirkan
kesedihan. Namun, tidak semua kesedihan, masalah, kepedihan,
harus dihindari. Sebab hal tersebut tentunya juga memiliki
manfaat bagi kehidupan (Goleman, 1999: 97).
Seperti kesedihan atau permasalahan yang dihadapi siswa
yang mengalami kegelisahan dalam belajar dimasa pandemi ini.
Siswa merasakan hal ini merupakan beban yang begitu berat
mereka jalani. Dimana mereka merasa terbatasi dalam berbagai
hal terutama dalam kegiatan belajar. Hal demikian menyebabkan
menurunnya prestasi siswa. Selain prestasi dalam bidang
akademik, siswa juga merasa terbatas dalam mengembangkan
minat bakat mereka dalam berbagai bidang.

[ 149 ]
[ Membangun Kecerdasan Spiritual untuk Menumbuhkan Semangat… ]

Kecerdasan manusia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu


pengalaman sehari-hari, kesehatan fisik dan mental, serta
hubungan sosial yang terbangun. Semua sifat kecerdasan
manusia itu bekerja atau dikendalikan oleh otak dan jaringan
saraf yang tersebar ke seluruh tubuh. Otak merupakan organ
tubuh yang paling kompleks. Memproduksi pikiran sadar yang
menakjubkan, kesadaran akan diri dan lingkungan, serta
kemampuan untuk melakukan pilihan bebas berhadapan dengan
dunia. Hal yang dihasilkan oleh otak manusia yaitu memiliki
perasaan dan menjembatani kehidupan spiritual dengan
kesadaran akan makna, nilai dan konteks yang sesuai untuk
memahami pengalaman (Zohar dan Marshal, 2007: 35).
Secara alami otak manusia bersifat konservatif (Zohar dan
Marshal, 2007: 37). Ia merekam seluruh sejarah evolusi
kehidupan di bumi dengan strukturnya yang betu kompleks.
Setelah itu perekaman yang didapat oleh otak manusia akan
disalurkan keseluruh tubuh, melalui jalur-jalur atau saraf yang
ada diseluruh tubuh. Sehingga, akan menciptakan mental,
perasaan, dan kepercayaan diri pada manusia.
Dalam hal ini memberikan bimbingan kepada siswa dengan
kecerdasan spiritual melalui penanaman kesadaran dalam diri,
yang ditanamkan melalui otak manusia, maka akan tumbuh
sebuah kesadaran dalam membangun motivasi pada dirinya.
Motivasi yang tercipta dari adanya kesadaran dalam diri, akan
menjadikan siswa tersebut dapat berpikir dengan tenang dalam
menghadapi masalah. Pembatasan dalam kegiatan belajar tidak
akan menjadi halangan lagi bagi siswa dalam mencetak sebuah
prestasi.
Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dalam bidang
kejiwaan mereka yaitu spiritual. Bimbingan dengan metode
kecerdasan spiritual ini dibagun bertujuan untuk menguatkan
spiritual mereka dalam menghadapi situasi seperti ini.
Kecerdasan spiritual yang ditanamkan dalam siswa yaitu dalam

[ 150 ]
[ Mita Mahda Saputri, S.Ag. ]

bentuk sebuah kesadaran. Ketika siswa sadar dan mengerti


dengan keadaan sekarang maka siswa akan menemukan jalan
keluar untuk semangat dan tetap meraih prestasi dimasa
pandemi seperti ini.

Daftar Pustaka

Goleman, Daniel, 1999, Kecerdasan Emosional, Jakarta: Gramedia.


Zohar, Danah, dan Ian Marshal, 2017, SQ: Kecerdasan Spiritual,
Bandung: Mizan.

[ 151 ]
[ Membangun Kecerdasan Spiritual untuk Menumbuhkan Semangat… ]

[ 152 ]
BAB VI
SUDUT PANDANG BUDAYA
NUSANTARA

[ 153 ]
[ 154 ]
TRADISI MAMAT BAGI ATONI PAH METO DI
MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

Yenry Anastasia Pellondou, M.Si21


Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang

“Mamat Bagi Atoni Pah Meto bukan sekedar tindakan


memakan sirih (Manus) dan pinang (Puah), tetapi
menandakan keakraban dan keramahan dalam
berinteraksi dengan sesamanya”

Tradisi Mamat Dalam Kehidupan Atoni Pah Meto (Orang


timor)
Orang Timor/Atoni Pah Meto terkenal dengan kekayaan
budayanya. Salah satu budaya yang masih ada hingga kini ialah
kebiasaan memakan sirih pinang (Iptika 2013). Makan sirih
pinang bagi Atoni Pah Meto disebut dengan tradisi Mamat (Sabon
n.d.). Sebagai bagian dari budaya kehidupan Atoni Pah Meto,
tradisi Mamat melekat dalam keseharian mereka, dalam
interaksi sosial mereka (Azmi n.d.), bahkan juga pada saat
upacara adat.
Mamat Bagi Atoni Pah Meto bukan sekedar tindakan
memakan sirih (Manus) dan pinang (Puah), tetapi menandakan
keakraban dan keramahan dalam berinteraksi dengan
sesamanya. Keramahan dan keakraban interaksi Atoni Pah Meto,

21Yenry Anastasia Pellondou, lahir di Timor Tengah Selatan, 08 Januari 1987,

penulis adalah Dosen IAKN Kupang dalam bidang ilmu Sosiologi Agama, penulis
memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (2009) dan gelar Magister Sosiologi Agama
(2011) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

[ 155 ]
[ Tradisi Mamat bagi Atoni Pah Meto di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru ]

makin terlihat ketika berkunjung ke rumah kerabat atau


kenalannya, hidangan utama sebelum teh atau kopi adalah sirih
pinang. Bahkan ketika berpapasan dengan sesamanya di tengah
perjalanan, maka untuk membuka percakapan akan dimulai
dengan kebiasaan Mamat bersama.
Tradisi Mamat menjadi simbol masyarakat adat pulau
Timor. Sirih pinang menjadi tata pergaulan dan tata nilai
kemasyarakatan pada upacara adat seperti pernikahan,
kelahiran, kematian, penyembuhan. Sirih dan pinang menjadi
simbol tertinggi penghargaan pada tamu yang hadir. Bahkan di
Timor, pinang menjadi salah satu belis (mahar) ketika hendak
menikah. Namun pinang untuk belis ini adalah pinang khusus
yang disebut pinang Bonak (ukuran buahnya agak besar dan
lebih bulat).
Tradisi Mamat memiliki peran dalam simbol-simbol budaya
mendasar dalam kehidupan dan interaksi sosial mereka.
Menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik Blumer (Blumer
1986), maka fungsi simbol dan makna Sirih Pinang berguna bagi
semua orang dalam membangun hubungan sosial, ekonomi,
pendidikan dan politik dengan Atoni Pah Meto (Suminar 2020).
Makna Pertama, makan sirih pinang menumbuhkan rasa
menghargai terhadap sesama. Bagaimana tidak, lewat budaya ini
kita diajarkan untuk selalu terbuka, menerima dan menghargai
siapapun. Sebagai contoh, ketika kita pergi bertamu, maka kita
akan sangat dihargai dengan disuguhkan sirih pinang sebagai
lambang ucapan selamat datang. Dengan begitu maka akan
memupuk rasa saling menghargai dalam kebersamaan dengan
siapapun. Makna kedua. makan sirih pinang sebagai manusia kita
saling membutuhkan satu sama lain. Untuk disebut sebagai Sirih
pinang maka sebelumnya harus ada 4 bahan yang dipakai yaitu
sirih, pinang, kapur dan tembakau. Maknanya adalah sebagai
manusia kita juga selalu saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya. Makna Ketiga, makan sirih pinang

[ 156 ]
[ Yenry Anastasia Pellondou, M.Si. ]

menandakan kerendahan hati Atoni Pah Meto untuk melayani


sesama. Melalui tradisi ini, Orang Timor telah dibiasakan untuk
memiliki kerendahan hati untuk saling melayani sesama. Hal ini
nampak ketika mereka menyuguhkan (Loe) sirih pinang bagi
sesama untuk disantap.
Tradisi Mamat ini lumrah dilakukan oleh Atoni Pah Meto
dari dulu hingga sebelum pandemi Covid-19. Tetapi ketika awal
tahun 2020, virus ini melanda Indonesia, maka kebiasaan
melakukan tradisi ini pun seakan dibatasi.

Dampak SARS-CoV-2 Terhadap Tradisi Mamat Bagi Atoni Pah


Meto di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Virus Corona atau severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Virus Corona
adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia,
ditemukan di Wuhan, China Desember 2019. Virus ini dapat
menimpa lansia, orang dewasa, anak-anak dan bayi, termasuk
ibu hamil dan ibu menyusui, dengan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.
Data per 23 September 2020, menunjukkan 252.923 orang
positif corona dengan jumlah kematian 9.837 orang. Tingkat
kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar
3,9%. Jika dilihat dari persentase angka kematian yang dibagi
menurut golongan usia, maka kelompok usia di atas 60 tahun
memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi
dibandingkan golongan usia lainnya. Sedangkan berdasarkan
jenis kelamin, 58,5% penderita yang meninggal akibat COVID-19
adalah laki-laki dan 41,5% sisanya adalah perempuan
(Kesehatan 2020). Untuk mencegah penularannya, maka di
beberapa negara memberlakukan lockdown, sedangkan di

[ 157 ]
[ Tradisi Mamat bagi Atoni Pah Meto di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru ]

Indonesia, diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)


(Kesehatan 2020), atau imbauan penyesuaian diri dengan
kebiasaan baru.
Pandemi Covid-19 membawa dampak pada kehidupan
manusia dan terbatasnya aktivitas di luar rumah, seperti work
from home, ibadah online, belajar dan mengajar online, hingga
berubahnya interaksi sosial dan budaya. Tradisi Mamat yang
telah membudaya dalam kehidupan Atoni Pah Meto, juga
mengalami perubahan. Dulu tradisi Mamat bernilai positif bagi
interaksi sosial dalam kehidupan Atoni Pah Meto, kini mesti
dibatasi. Mengapa? Karena, bukan tidak mungkin, sirih dan
pinang menjadi media penyebaran virus corona. Misalnya
seseorang yang positif corona memberikan sirih dan pinang ke
orang lain, akan menyentuhnya terlebih dahulu yang
memungkinkan virus melekat pada pinang atau sirih dan
menular kepada orang lain. Oleh karena itu, makan sirih pinang
tidak dilarang jika sirih dan pinang diambil sendiri dari
pohonnya bukan dari hasil pemberian orang lain atau membeli.
Hanya budaya memberi sirih dan pinang antara satu sama lain
harus dibatasi atau mungkin bisa saja ditiadakan untuk
sementara waktu, selama pandemi corona. Memang
meninggalkan budaya makan sirih pinang yang sudah menjadi
napas hidup Atoni Pah Meto sangatlah sulit tetapi harus dipatuhi
karena larangan ini hanya bersifat sementara selama pandemi
covid-19 (Salukh n.d.).

DAFTAR RUJUKAN

Azmi, Ali. n.d. “Sirih Pinang Rahasia Kekuatan Dan Kekeluargaan


Orang Suku Timor.” Yayasan Islam Tanmia.
Blumer, Herbert. 1986. Symbolischer Interaktionismus:
Perpective Und Methode. edited by K. U. Of and California.
Berkeley und Los Angeles.

[ 158 ]
[ Yenry Anastasia Pellondou, M.Si. ]

Iptika, Amalisa. 2013. “Keterkaitan Kebiasaan Dan Kepercayaan


Mengunyah Sirih Pinang Dengan Kesehatan Gigi.” Journal of
Chemical Information and Modeling.
Kesehatan, Kementerian. 2020. “Virus Corona.”
Sabon, Alfius. n.d. “Tradisi Makan Sirih Pinang Di Pulau Timor.”
Kompasiana. Beyond Blogging.
Salukh, Neno Anderias. n.d. “Mengenal ‘Mamat’, Budaya Orang
Timor Makan Sirih Pinang.” Blogging, Kompasiana. Beyond.
Suminar, Erna. 2020. “Simbol Dan Makna Sirih Pinang Pada Suku
Atoni Pah Meto Di Timor Tengah Utara.” Komunikasi Dan
Bisnis VIII(1):55–62.

[ 159 ]
[ Tradisi Mamat bagi Atoni Pah Meto di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru ]

[ 160 ]
COVID 19 DAN BUDAYA CIUM HIDUNG
DI SUMBA

Maria Patrisia Ivonie Babang, S.Pd.Si.,M.Pd.,Gr22


SD Negeri Wee Kapulota

“Tradisi cium hidung oleh masyarakat Sumba


merupakan suatu simbol kekeluargaan atau sebuah
pertalian yang sangat dekat, tradisi ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan hidung”

Pada Desember 2019, terjadi kasus pneumonia yang


misterius dan dilaporkan pertama kali di Wuhan dan kasus ini
terus meningkat. 11 Februari 2020 WHO mengumumkan
penyakit ini sebagai Coronavirus Disease (COVID-19) yang
disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) (WHO,2020). Kasus COVID-19
pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 2 Maret 2020
sejumlah 2 kasus dan pertanggal 28 September terdapat 278.722
kasus dengan rincian 206.870 sembuh serta 10.473 kasus
meninggal.
Pada awalnya tranmisi dari virus ini belum dapat dipastikan
dengan baik, apakah transmisinya antara manusia ke manusia
atau melalui hal lain. Sedangkan jumlah kasus terus menerus
bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Transmisi antara

22 Maria Patrisia Ivonie Babang, Lahir 33 tahun lalu tepat tanggal 2 September

di Lela. Saat ini adalah Guru SD di salah satu daerah 3T di Pelosok Sumba. Penulis
menamatkan pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Pernah menjadi salah
satu peserta SM3T dan mengikuti program GGD.

[ 161 ]
[ Covid 19 dan Tradisi Cium Hidung di Sumba ]

manusia ke manusia pertama kali dikonfirmasi saat terjadi kasus


yang menyatakan bahwa 15 petugas medis terinfeksi oleh salah
seorang pasien dan pasien ini dicurigai sebagai “super spreader”.
Super spreader sendiri merupakan sebutan bagi orang yang
menyebabkan orang lain sakit dengan jumlah yang jauh lebih
banyak dari biasanya (Stein, 2011). Data dari WHO menyebutkan
bahwa seorang penderita COVID-19 bisa menyebakan 2-3 orang
lain sakit, namun seorang super spreader COVID-19 dapat
menyebakan atau menularkan kepada 10 orang sampai puluhan
kali lipat dibandingkan dengan orang biasa.
Transmisi virus melalui kontak antara manusia dengan
manusia ini kemudian membuat adanya larangan-larangan
tentang berjabat tangan, bersentuhan, dan melakukan tradisi-
tradisi yang melakukan kontak langsung, misalnya cium hidung
di daerah sumba. Tradisi cium hidung di Sumba sudah
berlangsung sejak lama dan menjadi tradisi turun temurun.
Tradisi cium hidung oleh masyarakat Sumba merupakan
suatu simbol kekeluargaan atau sebuah pertalian yang sangat
dekat, tradisi ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
hidung yang menandakan bahwa kedua pihak ini atau kedua
orang ini sangat dekat. Tradisi ini bisa kita temui saat acara
penyambutan tamu, acara adat perkawinan, resepsi pernikahan,
syukuran ulang tahun, hari raya keagamaan, acara adat atau juga
saat kedukaan. Tradisi cium hidung juga bisa dilakukan sebagai
pertanda perdamaian, yaitu ketika ada dua belah pihak yang
berselisih paham, maka cium hidung ini bermakna sebagai rasa
bersalah atau mengakui salah, sehingga dengan melakukan cium
hidung dianggap bahwa masalah atau selisih paham tersebut
telah selesai.
Lalu bagaimana kelangsungan tradisi cium hidung ini saat
terjadi pandemi COVID-19, dengan adanya larangan atau
himbauan untuk tidak melakukan tradisi cium hidung, yang bisa
saja menjadi media penularan COVID-19? Menjadi salah satu

[ 162 ]
[ Maria Patrisia Ivonie Babang, S.Pd.Si., M.Pd., Gr ]

warga yang menetap di Sumba, saya menyaksikan sendiri bahwa


larangan atau himbauan ini tidak manjur. Sepanjang pengamatan
pribadi bahwa tidak ada perbedaan antara masa sebelum
munculnya COVID-19, saat pandemi Covid – 19 dan masa new
normal. Masih banyak warga Sumba yang tetap melakukan
tradisi cium hidung saat bertemu dengan orang lain atau
keluarga entah pada acara adat perkawinan, acara duka atau
karena kedekatan yang snagat erat sehingga ketika ada keluarga
atau seseorang yang datang akan disambut dengan cium hidung.
Kecemasan-kecemasan memang muncul di awal masa
pandemi COVID-19, hal ini ditandai dengan pembagian masker,
penyemprotan disinfektan, imbauan untuk menjaga jarak dan
mencuci tangan dengan air mengalir. Tetapi setelah beberapa
waktu, hal hal tersebut menjadi sebuah formalitas belaka. Hal ini
mungkin disebabkan oleh pada awal-awal munculnya COVID-19
di Indonesia, untuk daerah Sumba sendiri masih tergolong zona
hijau, dan ketika Sumba khususnya Sumba Barat Daya menjadi
zona merah karena terdapat suspect, kenyataannya bahwa
suspect atau penderita tersebut selang beberapa waktu menjadi
sembuh, juga adanya informasi yang beredar dari mulut ke
mulut bahwa pasien-pasien yang meninggal tidak sepenuhnya
meninggal karena murni terkena virus melainkan karena
terdapat penyakit bawaan sehingga terjadi komplikasi.
Pendapat saya pribadi, tidak ada yang salah dengan tingkat
kesadaran masyarakat Sumba tentang bahaya COVID-19. Sudah
banyak himbauan dan banyak informasi yang disebar mengenai
COVID-19. Bahkan dengan himbauan yang lebih “halus” agar
tidak serta merta menghilangkan tradisi ini yaitu boleh cium
hidung yang penting pakai masker, saya masih menyaksikan
bahwa bolehlah seseorang itu memakai masker, namun ketika
akan melakukan tradisi cium hidung, ia akan serta merta
melepas maskernya atau menurunkan maskernya sampai ke
dagu dan melakukan cium hidung. Hampir semua masyarakat

[ 163 ]
[ Covid 19 dan Tradisi Cium Hidung di Sumba ]

menyadari bahaya COVID-19 ini, pun sudah ada beberapa pasien


yang menjadi suspect. Mengalami sendiri bagaimana kecintaan
dan mengakarnya tradisi ini dengan makna yang begitu
mendalam tentang cinta, tentang kekeluargaan, tentang
pernghargaan, untuk sebuah tradisi yang sudah melekat di nadi
dan mengalir di darah, butuh lebih dari sekedar imbauan, butuh
lebih dari sekedar “COVID-19”. Seorang teman ketika saya
menunjukan draf ini mengatakan bahwa memang Corona itu
menakutkan, tetapi tadisi Sumba lebih menakutkan.

Daftar Pustaka

Stein, Richard A. Super-spreaders in infectius diseases.


International Journal of Infectious Diseases. Aug 15(8):
e510-e513.
WHO. 2020. WHO Director-General’s remarks at the media
briefing on 2019-nCov on 11 February 2020. Cited Feb 13rd
2020. Available on :
https://www.who.int.speeches/detail/who-director-
generals-remarks-at-the-media-briefing-on-2019-ncov-on-
11-february-2020.

[ 164 ]
OLAHRAGA TRADISIONAL DAN BUDAYA

Arie Asnaldi, M.Pd23


Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas negeri Padang

“Olahraga tradisional perlu mendapat perhatian yang


berimbang, pembinaan olahraga tradisional dapat
dilakukan di kalangan sekolah serta dikalangan
masyarakat awam pada umumnya. Pembinaan ini bisa
dilakukan melalui kegiatan formal maupun non
formal”

Pendahuluan
Perkembangan olahraga dewasa ini berjalan dengan sangat
pesat. Banyak muncul olahraga-olahraga yang sifatnya modern,
dalam hal ini telah menggunakan peralatan yang sudah canggih,
sarana prasarana yang telah memadai. Kenyamanan berolahraga
menjadi perhatian utama dalam berolahraga. Tujuan masyarakat
berolahraga yang beragam, ada diantaranya hanya untuk
mengisi waktu luang, menjaga kesegaran jasmani, untuk meraih
prestasi (mendapatkan hasil yang terbaik), dan lain sebagainya.
Semua bangsa mengakui bahwa olahraga merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Olahraga merupakan media yang paling efektif dalam
memperkokoh persatuan dan kesatuan sebuah bangsa. Dalam
olahraga tidak dipandang adanya perbedaan suku, agama, ras

23 Arie Asnaldi, Lahir di Padang 03 November 1980. Saat ini Beraktivitas di

Universitas Negeri Padang Sebagai Dosen di Program Studi Pendidikan Jasmani,


Kesehatan dan Rekreasi.

[ 165 ]
[ Olahraga Tradisional dan Budaya ]

dan lain sebagainya, olahraga sanggup memelihara suasana


persahabatan dalam waktu yang relatif lama. Olahraga dalam
hakekatnya berasal dari kebiasaan-kebiasan yang dilakukan oleh
nenek monyang terdahulu, atau suatu ritual yang sering
dilakukan untuk memperingati suatu hari yang sakral.
Adakalanya terjadi suatu adegan-adegan yang tidak bisa
diterima dengan akal sehat, di ambil suatu contoh debus dari
kebiasan masyarakat banten, lompat batu pulau nias, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini akan menyinggung tentang olahraga
tradisional, olahraga tradisional memiliki keunikan tersendiri
jika dibandingkan dengan bentuk atau cabang-cabang lainnya.

Pembahasan
Dalam makalah ini tidak di jelaskan olahraga secara
terperinci, hanya akan membahas bagaimana fungsi olahraga
tersebut dalam masyarakat. Olahraga merupakan suatu aktivitas
fisik yang dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat dan lebih
bugar. Masyarakat melakukan aktivitas olahraga menjadi bagian
dari kebiasaan sehari-hari, bagaimana rasanya seseorang yang
rutin berolahraga, pada suatu saat tidak melakukan aktivitas
olahraga pada suatu hari, maka perasaan atau tubuhnya akan
terasa berbeda dari yang biasanya.
Yang disebut olahraga tradisional harus memenuhi dua
persyaratan, yaitu berupa olahraga dan sekaligus juga
tradisional yang berkembang dari generasi ke generasi, atau
yang sudah menjadi budaya suatu bangsa. Berat ringannya
persyaratan teknik dari berbagai bentuk olahraga tradisional di
Indonesia sangat bervariasi. Persyaratan teknik yang ada di
dalam olahraga tradisional itu diantaranya: kekuatan tubuh,
kelenturan tubuh, kecepatan gerak, dan kemampuan reaksi
(kecepatan dan ketepatannya). Dalam konteks ini, yang dikenali
sebagai ‘olahraga’ adalah yang termasuk ke dalam konteks
budaya pemiliknya, dapat berfungsi lebih luas dari sekedar
olahraga.

[ 166 ]
[ Arie Asnaldi, M.Pd. ]

a. Klasifikasi Olahraga Tradisional


Berbagai olahraga tradisional yang dikenal di Indonesia
mungkin dapat diklasifikasikan ke dalam:
• Olahraga untuk seorang diri, contoh: olahraga panjat
tiang/pohon, olahraga loncat batu yang terdapat di pulau
Nias, akrobatik serta peragaan kekebalan.
• Olahraga berpasangan/ berlawanan, contoh: perang
pandan, pencak silat, adu kepala antara dua orang
seperti di kabupaten Bima.
• Olahraga pacu, contoh: karapan sapi di Madura, pacuan
kuda di NTT dan lomba dayung di berbagai daerah.
• Olahraga tanding, beregu, contoh: sepak raga yang
berasal dari sulsel.
• Olahraga kelompok bergilir, contoh: permainan-
permainan Jawa, seperti: sondah-mandah/ taplak,
sumbar suru.
Sejumlah olahraga tradisional pelaksanaannya
merupakan suatu sistem tersendiri, dimana didalamnya
terkandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat seni
misalnya karapan sapi di Madura yang dalam persiapannya
menggunakan musik tertentu ketika mempersiapkan sapi-
sapi yang hendak ditampilkan dalam pacuan. Unsur seni
dalam hal ini merupakan bagian terpadu dalam keseluruhan
acara karapan sapi.
b. Pentingnya Olahraga Tradisional dan Kebudayaan
Olahraga tradisional perlu dikembangkan demi
ketahanan budaya bangsa, karena kita menyadari bahwa
kebudayaan merupakan nilai-nilai luhur bagi bangsa
Indonesia, untuk diketahui dan dihayati tata cara
kehidupannya sejak dahulu, saat ini dan untuk masa depan.
Selain itu olahraga tradisional merupakan salah satu aspek
yang perlu mendapatkan prioritas utama unutk dilindungi,

[ 167 ]
[ Olahraga Tradisional dan Budaya ]

dibina, dikembangkan, diberdayakan, yang selanjutnya


diwariskan.
Program pemerintah dalam penanganan olahraga
tradisional dapat dilakukan dengan menyusun muatan lokal
yang benar-benar berbasis pada budaya lokal yang terarah,
karena muatan lokal juga merupakan bagian dari
kebudayaan lokal yang terarah dan terpadu, karena muatan
lokal juga merupakan bagian dari kebudayaan lokal.
Kebudayaan lokal ini telah berkembang selama berabad-
abad dan berfungsi sebagai ketahanan dalam menghadapi
unsur budaya lain di luar kebudayaannya.
c. Permainan dan Olahraga Tradisional
Permainan dibagi menjadi dua yaitu: permainan untuk
bermain (play) dan permainan unutk bertanding (games).
Permainan untuk bermain dilakukan guna mengisi waktu
luang dan bersifat hiburan yang pada umumnya dilakukan
oleh anak-anak. Permainan untuk bertanding dibagi menjadi
empat jenis yaitu:
• Permainan yang memerlukan kekuatan/ keterampilan
fisik (contoh : engrang, dayung, panah, dan pencak silat)
• Permainan yang memerlukan suatu siasat (contoh:
dakon, dam-daman)
• Permainan yang memerlukan kekuatan fisik dan siasat
(contoh: sepak takraw, gobak sodor, kasti)
• Permainan yang bersifat untung-untungan (contoh:
karapan sapi, adu ayam)
Apabila permainan tersebut dapat dikategorikan
sebagai olahraga tradisional, maka Indonesia terdiri beribu-
ribu pulau, dari pulau-pulau yang kecil hingga yang besar
masing-masing memiliki ciri khas baik dari suku, adat,
istiadat, dan tata cara dalam kehidupan sehari-hari. Akan
tatapi dari berbagai macam adat-istiadat, ciri khas bangsa

[ 168 ]
[ Arie Asnaldi, M.Pd. ]

tersebut tidak membedakan antara satu dengan yang


lainnya. Dalam olahraga tradisional perlu diperhatikan
adanya pemilahan antara permainan anak-anak dan orang
dewasa. Olahraga tradisional bagi orang dewasa termasuk
dalam berbagai lomba dan kontes seperti perang pandan,
karapan sapi, sodoran, adu domba dan sebagainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, seyogyanya perlu
aktualisasi untuk memodifikasi atau dikemas sedemikian
rupa sehingga dapat menjadi olahraga tradisional yang dapat
mengikuti perkembangan zaman. Semua ini berpulang
kepada masyarakat yang mendukung kebudayaan tersebut
karena merekalah yang memberikan penilaian kepada
budayanya sendiri. Dan masyarakatlah yang menyeleksi
mana yang dianggap masih layak, dan mana yang tidak.
Hingga saat ini, dari sekian aneka ragam olahraga
tradisional yang masih dapat bertahan dan telah mendunia
hanyalah Pencak silat, Sepak takraw, dan Dayung, untuk
olahraga memanah yang masih hidup dalam masyarakat
Jawa dan Papua perlu adanya modifikasi aturan dan teknik
sosialisasi mengingat hamper seluruh masyarakat didunia
memiliki budaya memanah. Berbagai jenis olahraga
tradisional yang banyak kita miliki, memerlukan pengelolaan
dan pembinaan yang serius dan terus menerus supaya
disamping menjadi olahraga juga dapat dikembangkan
menjadi objek pariwisata yang akan dapat menambah devisa
negara dan mengangkat nama bangsa di dunia. Agar
keanekaragaman ini menjadi Bhineka Tunggal Ika, perlu
adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat
dengan daerah-daerah pemilik olahraga tradisional tersebut.
Selain koordinasi dan sinkronisasi, pemerintah juga akan
bertindak untuk memfasilitasi kegiatan lomba olahraga
tradisional yang berkembang di masyarakat, agar

[ 169 ]
[ Olahraga Tradisional dan Budaya ]

mempunyai peraturan permainan yang berlaku secara


nasional.
Oleh karena itu, apabila ada langkah dan upaya untuk
membukukan kumpulan olahraga tradisional yang tersebar
dimasyarakat Indonesia sehingga dengan sendirinya akan
terwujud pelestarian olahraga tradisional dan manfaat yang
dapat dipetik adalah makin terbukanya wacana bangsa
Indonesia tentang keanekaragaman olahraga tradisional
yang ada di penjuru Negara kita tercinta. Beberapa olahraga
tradisional pada saat ini tidak dimanfaatkan lagi sebagai
suatu sarana untuk meningkatkan kesehatan jasmani, ini
dapat dilihat dari kenyataan bahwa olahraga tradisional
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat apabila diajarkan di
sekolah-sekolah. Pada saat ini sekolah-sekolah cenderung
untuk mengajarkan olahraga modern sedangkan olahraga
tradisional hanya merupakan teori yang harus dihafal bukan
suatu praktek di lapangan.
Apabila olahraga tradisional tidak lagi dimanfaatkan
oleh masyarakat dan sekolah sudah dapat dipastikan bahwa
satu elemen kebudayaan telah hilang. Ini akan berakibat
buruk bagi olahraga tradisional tersebut. Karena hilangnya
olahraga tradisional berarti hilang pula etika, nilai-nilai dan
norma-norma, serta tradisi dalam olahraga tersebut, dan
hilangnya istilah-istilah dalam olahraga tersebut berarti
hilang pula beberapa istilah bahasa daerah. Jadi hilangnya
olahraga tradisional bagi kebudayaan daerah cukup
signifikan.
Hilangnya olahraga tradisional sangat berpengaruh
pada masyarakat mengingat belum adanya pengganti
olahraga tersebut. Sedangkan olahraga yang ada kebanyakan
berasal dari luar, dimana nilai-nilai dan norma-norma yang
terdapat pada olahraga tersebut kurang dipahami oleh
sebagian besar pemanfaatnya, sehingga dalam melakukan

[ 170 ]
[ Arie Asnaldi, M.Pd. ]

olahraga modern sring terjadi konflik, baik antar pemain


maupun antar penonton atau pendukung. Permasalahan
pada nilai-nilai budaya yang terdapat pada setiap olahraga
lebih mengutamakan rasa kebersamaan, rasa persaudaraan,
ikatan kebudayaan, tetapi pada olahraga modern lebih
menitik beratkan pada prestasi. Keberhasilan olahraga
modern apabila setiap tahun terjadi kenaikan prestasi
olahragawan.
Perbedaan tersebut harus dapat disatukan dimana
prestasi meningkat sekaligus rasa perbedaan meningkat
pula. Pembinaan olahraga tradisional dapat dilakukan di
kalangan sekolah serta dikalangan masyarakat awam pada
umumnya. Olahraga tradisional perlu mendapat perhatian
yang berimbang apabila diharapkan bahwa olahraga
tradisional dapat eksis didalam masyarakat. Studi oleh para
pakar olahraga dan tradisional itu sendiri menyebutkan
bahwa untuk menumbuhkan olahraga tradisional di dalam
masyarakat terdapat dua cara yang bisa dilakukan dengan
stimulant yaitu jalur pendidikan baik formal maupun
informal. Jalur kedua media masa misalnya media elektronik
dan media cetak yang melakukan acara atau meliput
kegiatan olahraga tradisional.

[ 171 ]
[ Olahraga Tradisional dan Budaya ]

[ 172 ]
BAB VII
BUGAR DAN SEHAT SELAMA
AKB

[ 173 ]
[ 174 ]
PILIHAN OLAHRAGA SEDERHANA TANPA SIT
UP DIRUMAH SELAMA MASA PANDEMI
COVID-19

Dr. Benny Badaru, M.Pd24


Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, FIK,
Universitas.Negeri.Makassar

“Untuk mengusir perut buncit dibutuhkan kerja sama


beberapa otot sekitar perut alias otot six pack, butuh
kerja sama bagian lain seperti pinggul, tulang
belakang, leher, sampai bahu”

PENDAHULUAN
Secara istilah olahraga berasal dari dua kata olah dan raga.
Yang dimana kata olah yaitu usaha untuk merubah, atau upaya
untuk menyempurnakan bentuk sedangkan kata raga berarti
badan atau fisik. Sedangkan secara etimologis, olahraga
merupakan penyempurnaan suatu aktivitas fisik. Sehingga
olahraga merupakan bagian dari aktivitas kegiatan fisik secara
terstruktur, terencana, dan berulang guna meningkatkan
kebugaran tubuh seseorang. Karena dengan berolahraga
berguna untuk meningkatkan dan menjaga kualitas kesehatan

24 Benny Badaru merupakan Dosen Universitas Negeri Makassar dengan

rumpun ilmu Pendidikan Jasmani, kesehatan dan rekreasi, penulis menyelesaikan


gelar Sarjana Penjaskesrek di Universitas negeri Makassar (2008), sedangkan gelar
Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Makassar pada Program Studi
Pendidikan jasmani dan olahraga (2010), meraih gelar doktor di Program
pascasarjana Universitas negeri jakarta pada Pendidikan Olahraga pada tahun 2017.

[ 175 ]
[ Pilihan Olahraga Sederhana Sit Up di Rumah Selama Pandemi ]

seseorang. Maka dari itulah sehingga sangat penting bagi setiap


manusia agar rajin melakukan olahraga dalam kehidupan sehari-
hari. Hendaknya aktivitas olahraga dilaksanakan secara teratur
dan rutin, berdasarkan teori dan anjuran para ahli, kegiatan
berolahraga yang dilakukan tetap mempunyai aturan yang wajib
dipatuhi agar terhindar dari cedera dan dapat mendapatkan
manfaat yang maksimal. Selain itu manfaat lainnya dalam
melakukan berolahraga juga dapat menyehatkan organ tubuh
terutama jantung, menurunkan kolesterol, menguatkan struktur
tulang, menurunkan tingkat stress dan mampu meningkatkan
imunitas tubuh seseorang agar tercegah dari terinfeksi virus
COVID-19.
Salah satu bentuk upaya dalam mencegah dan
penyebarluasan virus Corona Covid-19 yaitu agar menjalani
karantina secara mandiri dirumah. Wabah virus corona baru
(Covid-19) memang berdampak pada banyak sektor, namun
bukan berarti Anda meninggalkan olahraga. Langkah ini bisa
menjadi kegiatan yang sangat membosankan jika dilakukan
tanpa aktivitas fisik yang bermanfaat seperti berolahraga santai
dirumah. Menurut pakar psikologi olahraga Wiene Dewi
mengatakan bahwa agar masyarakat tetap dapat melaksanakan
aktivitas fisik ringan dirumah atau tempat tinggal sendiri tanpa
harus berkerumun atau berkumpul dengan sejumlah orang
dengan memilih olahraga ringan yang dapat dilakukan dirumah
tanpa mengeluarkan biaya dan lahan yang luas. Karena dengan
olahraga seseorang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
(daya tahan) yang penting agar tubuh tidak mudah terserang
virus atau penyakit seperti virus Covid19 karena kekebalan atau
daya tahan tubuh yang kuat menjadi benteng pertahanan tubuh
dalam menghadapi serangan virus corona COVID19 yang
melanda dunia. Sehingga olahraga yang rutin dan teratur
merupakan cara untuk menjaga kebugaran, daya tahan dan
kesehatan tubuh. Menurut Zaenal Muttaqin Sofro yang

[ 176 ]
[ Dr. Benny Badaru, M.Pd. ]

merupakan pakar Kedokteran Olahraga di UGM, bahwa ada


banyak olahraga ringan yang dapat dilakukan dirumah di masa
pandemi saat ini. Salah satunya adalah melakukan olahraga
ringan yang melibatkan otot besar, bersifat ritmis dan
berkelanjutan. Pada saat melakukan kegiatan olahraga fisik
disarankan agar tidak melakukan kegiatan secara dengan
intensitas tinggi dan berlebihan. Karena ini dapat mengganggu
kesehatan dan dapat mengakibatkan cedera. Karena banyak
physical exercise yang justru mengganggu kesehatan karena over
training maka harus benar benar mengacu FITT principle yakni
frequency, intensity, time, and type. Frekueensi aktivitas olahraga
yang dilakukan minimal 3 sampai 5 kali seminggu, dalam
intensitas sedang, dan durasi waktu 30 hingga 45 menit. Setiap
kegiatan diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan
pendinginan agar tidak mudah cedera. Minum air 30 menit
sebelum berolahraga agar tidak terjadi dehidrasi pada saat
berolahraga dan kebutuhan cairan dalam tubuh tercukupi dan
setelah berolahraga agar dapat mengganti jumlah cairan yang
keluar lewat keringat. Menurut WHO (World Health
Organization), olahraga dapat dilaksanakan dengan waktu 30
menit dan dengan terkena pancaran sinar matahari.
Melalui tulisan ini kami pilihkan beberapa jenis olahraga
ringan dan sederhana yang dapat membakar lemak tanpa sit up
yang dilakukan bersama keluarga selama menjalani kegiatan
dirumah dan selama dimasa pandemi guna pencegahan
penyebaran virus corona COVID19.

PEMBAHASAN
1. Definisi COVID-19
COVID-19 atau kepanjangan dari Coronavirus Disease
2019 yaitu salah satu virus baru yang dapat mengakibatkan
terjadinya radang paru atau gangguan pernapasan pada
manusia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2

[ 177 ]
[ Pilihan Olahraga Sederhana Sit Up di Rumah Selama Pandemi ]

(Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini


merupakan jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia yang menyerang sistem pernafasan. Gejala klinis
yang muncul beragam, seperti gejala flu biasa (demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai yang komplikasi berat (pneumonia atau sepsis).
(IMANI PROKAMI, 2020 : 7).
2. Olahraga
Olahraga suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana,
terstruktur dan dilakukan secara berulang-ulang dan salah
satu manfaatnya mampu meningkatkan kebugaran jasmani.
Didalam kegiatan olahraga bukan hanya melibatkan sistem
muskuloskeletal tetapi juga dapat melibatkan sistem yang
lain seperti sistem respirasi, system ekskresi, system saraf,
system cardiovascular, dan yang lainnya. Olahraga memiliki
manfaat yang sangat penting guna menjaga kesehatan dan
menyembuhan tubuh yang sakit (Mutohir & Maksum, 2007).
Sedangkan menurut (Ramadhani, 2008), mengatakan bahwa
olahraga adalah aktifitas jasmani yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperkuat otot-otot tubuh dan mampu
memelihara kesehatan tubuh seseorang. Aktifitas tersebut
dilakukan sebagai kegiatan yang menyenangkan, menghibur
dan dapat juga dilakukan untuk meningkatkan prestasi atlet.
Kegiatan berolahraga secara rutin dan teratur juga dapat
membantu mencegah resiko terjadinya penyakit tidak
menular seperti penyakit diabetes, kolesterol, penyumbatan,
kanker, jantung dan yang lainnya.
3. Sistem Imun
Imun tubuh yang kuat berperan sangat penting guna
melawan serangan dari berbagai virus. Sistem imun dalam
jaringan tubuh dapat berfungsi melindungi tubuh sekaligus
kunci utama dalam melawan dari serangan virus corona.
Imun berfungsi pada tubuh manusia pada saat virus

[ 178 ]
[ Dr. Benny Badaru, M.Pd. ]

memasuki tubuh, virus corona akan menempel pada paru-


paru dan dinding sel-sel saluran pernapasan, selanjutnya
masuk kedalam untuk mengembangkan infeksi. Proses
tersebut yang nantinya akan terdeteksi oleh system imun
tubuh manusia, system imun akan bereaksi dengan cara
mengirimkan sel darah putih agar membentuk antibodi
tubuh untuk melawan virus tersbut. Sistem imun juga
berfungsi menjaga keseimbangan microba didalam tubuh,
mengatur reaksi tubuh dan menyembuhkan luka dan
menyesuaikan tubuh terhadap perubahan cuaca yang terjadi
di lingkungan sekitar. Sistem imun memiliki 3 fungsi utama.
Fungsi pertama yaitu suatu fungsi yang spesifik adalah
kesanggupan untuk membedakan dan mengenal berbagai
molekul target sasaran dan juga memiliki respon yang
utama. Fungsi kedua yakni kesanggupan membedakan
antara anti gen diri dan anti gen asing. Fungsi ketiga yaitu
fungsi memori merupakan kesanggupan melalui pengalaman
dari kontak sebelumnya dengan zat asing patogen agar
bereaksi lebih kuat dan lebih cepat dari kontak pertama.
Imunisasi aktif merupakan pemberian kuman yang telah
dilemahkan atau diberikan vaksin dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi anti bodi yang akan
bertahan selama bertahun-tahun (Notoatmodjo, 2007).
Imunisasi pasif yaitu pemberian anti body dengan tujuan
untuk memberikan imunitas kekebalan tubuh secara
langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut
untuk kekebalan tubuhnya sendiri. Anti bodi yang diberikan
berguna untuk mencegah atau pengobatan pada tubuh yang
mengalami infeksi, baik itu infeksi yang disebabkan oleh
bakteri maupun yang disebabkan oleh virus. Perlindungan
tersebut sifatnya sementara selama anti bodi masih baik dan
aktif didalam tubuh serta perlindungannya terbilang singkat
karena tubuh tidak membentuk memori terhadap anti gen
spesifik atau patogen. (Notoatmodjo, 2012).

[ 179 ]
[ Pilihan Olahraga Sederhana Sit Up di Rumah Selama Pandemi ]

4. Jenis-jenis latihan aktivitas fisik ringan dan sederhana


Kegiatan awal yang dilakukan bagi seseorang yang
masih tahap pemula sebaiknya kegiatan olahraga dilakukan
dengan sederhana dan waktu yang singkat, agar dapat
memberikan pengenalan dan adaptasi pada tubuh. Aktivitas
diawali dengan membaca doa dan melakukan peregangan
dan pemanasan ringan terlebih dahulu. Gerakan tersebut
dilaksanakan 3 kali seminggu. Adapun bentuk-bentuk latihan
aktivitas fisik ringan yang sederhana dan mudah dilakukan
dirumah dan baik untuk kesehatan yakni :

No Aktifitas Fisik Cara Pelaksanaan


1 Knee Up Berdiri diawali dengan kaki kanan berada
Tujuan : Melatih otot didepan, kaki kiri memanjang lurus
Perut Bagian Tengah kebelakang. Kemudian kedua tangan
digenggam lurus keatas kepala. Selanjutnya
1 2 gerakan dimulai dengan paha bagian kanan
diangkat kedepan dada setinggi pinggang
1 2 dibarengi dengan tangan diayunkan kebawah
bertemu dengan paha bagian kanan.
Dilakukan sebanyak 15-20 kali kemudian
diganti dengan kaki sebelah kiri dengan
gerakan yang sama dilakukan sebanyak 15-20
kali dengan set 2-3 kali.
2 KNEE TWIST Berdiri dengan kaki selebar pinggul. Tangan
Tujuan : Melatih otot kanan dan kiri kedepan dada bersama.
Perut Bagian Tengah Kemudian gerakan dimulai dengan kaki kanan
diangkat secara menyilang kearah kiri badan,
1 2 gerakan tersebut diulang dengan kaki sebelah
kiri diangkat secara bergantian dengan cara
menyilang dengan tangan kanan dan kiri.
Lakukan 15-20 kali repetisi dengan 2-3 kali
Set.

3 Plank Dimulai dengan posisi telungkup, lengan


Tujuan : Melatih otot bawah, siku tepat dibawah dan ujung jari kaki
Perut Bagian Tengah di lantai, menghadap kedepan, kepala
menghadap kelantai dan rileks.

[ 180 ]
[ Dr. Benny Badaru, M.Pd. ]

Angkat tubuh menggunakan otot perut,


kemudian jaga tubuh dengan posisi dari
telinga hingga jari kaki sampai membentuk
garis lurus. Posisi tumit diatas telapak kaki.
Pertahankan posisi tersebut selama 10 detik
dan diulang beberapa kali.
Lakukan 15-20 kali repetisi dengan 2-3 kali
Set.
4 ABDOMINAL TWIST Cara Pelaksanaan : Dilakukan dengan posisi
Tujuan : Melatih otot berdiri dengan kaki membentuk selebar
Perut Bagian Tengah pinggul. kedua tangan dikepal dan diangkat
kedepan dada, kemudian gerakan dimulai ke
kanan kemudian kekiri secara bergantian
menggunakan bantuan otot perut.
Laksanakan sebanyak 15-20 kali repetisi
33 dengan 2-3 kali Set.
2 1

5 SIDE KNEE UP Cara pelaksanaan : Dilakukan dengan posisi


Tujuan : Melatih otot berdiri dengan kaki selebar pinggul. Tangan
Perut Bagian Tengah kanan dan kiri diangkat keatas secara
bersama-sama. Kemudian gerakan dimulai
1 2 dengan lutut kanan diangkat setinggi
pinggang diikuiti dengan gerakan tangan
kanan kebawah bersentuhan dengan lutut,
gerakan tersebut diulang dengan lutut
sebelah kiri diangkat secara bergantian diikuti
dengan gerakan tangan kiri kebawah
bersentuhan dengan lutut kiri. Lakukan 15-20
kali repetisi dengan 2-3 kali Set.

6 ARM TWIST Cara pelaksanaan : Dimulai dengan cara


Tujuan : Melatih otot berdiri dengan posisi kaki selebar pinggul.
Perut Bagian Tengah berdiri dengan tegap, posisi tangan
diluruskan kedepan dada dengan cara
dikepal. kemudian gerakan dimulai ke kanan
kemudian kekiri secara bergantian
menggunakan bantuan otot perut.
Pertahankan posisi dan otot perut tetap
kencang. Laksanakan 15-20 kali repetisi
dengan 2-3 kali Set.

[ 181 ]
[ Pilihan Olahraga Sederhana Sit Up di Rumah Selama Pandemi ]

7 ABDOMINAL CRUNCH Berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, .


Tujuan : Melatih otot Kemudian kedua tangan digenggam lurus
Perut Bagian Tengah keatas kepala. Selanjutnya gerakan dimulai
dengan kedua tangan yang telah dikepal
1 2 diayunkan kebawah bagian perut, gerakan
tersebut dilakukan berulang-ulang 15-20 kali
dengan set 2-3 kali.

8 MOUNTAIN CLAMBERS Cara Pelaksanaan : Posisi kedua tangan


Tujuan : Melatih Otot diletakkan ditanah atau dilantai pas didpan
Perut Bagian Bawah anda dengan jarak selebar bahu, gerakan
seperti posisi push up. Pakailah jari-jari kaki
untuk menjaga keseimbangan badan, kaki
kanan ditarik kedepan dan kaki kiri di
rentangkan ke belakang, selanjutnya lakukan
secara bergantian, pada saat salah satu kaki
ditarik kedepan, maka jari kaki yang lainnya
menopang badan Anda, badan bagian yang
atas tidak ikut digerakkan selama gerakan ini
dilaksanakan.Ulangi gerakan ini dan
dipercepat gerakan tersebut. Lakukan 15-20
kali repetisi dengan 2-3 kali Set
9 KNEE RAISES Duduk terlentang dilantai atau matras,
Tujuan : Melatih otot letakkan kedua tangan disamping paha,
Perut Bagian Tengah angkat kedua lutut dengan cara ditekuk dan
dirapatkan. Gerakan dimulai dengan cara
11 22 kedua kaki diangkat secara bersamaan, badan
bergerak kedepan-belakang kemudian kaki
diturunkan tapi tidak menyentuh lantai atau
matras Lakukan 15-20 kali repetisi dengan 2-
3 kali Set.
10 RUSSIAN TWIST Duduk diatas lantai atau matras. letakkan
Tujuan : Melatih otot kedua tangan didepan dada dengan cara
Perut Bagian Tengah dikepal, lutut ditekuk dan dirapatkan.
Gerakan dimulai dengan cara kedua tangan
1 2 diayun kearah kanan badan secara
bersamaan, kemudian kesebelah kiri badan
secara berulang-ulang. Pertahankan
pandangan tetap kedepan. Lakukan 15-20 kali
repetisi dengan 2-3 kali Set.

[ 182 ]
[ Dr. Benny Badaru, M.Pd. ]

KESIMPULAN
Olahraga dan kesehatan merupakan kegiatan yang sangat
penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya
dalam rangka meningkatkan prestasi dan kebugaran manusia.
Agar manusia tetap bugar dan sehat, maka seseorang harus
melaksanakan aktivitas fisik berupa olahraga ringan dan
sederhana secara rutin dan teratur yang dilakukan minimal 3-5
kali seminggu. Sehingga secara ilmiah manfaat olahraga terbukti
mampu meningkatkan kekebalan tubuh (imun) dan meredakan
peradangan, menghilangkan strez, menurunkan kolesterol dan
meredakan peradangan pada tubuh. Sementara itu selain
berolah raga, berjemur pada pagi hari selama 15-20 menit juga
dapat meningkatkan imunitas karena bertujuan untuk
mengaktifkan Ultraviolet D3 sehingga kekebalan tubuh akan
meningkat dan dapat mencegah COVID-19 pada seseorang. Jenis-
jenis latihan olahraga yang ringan dan sederhana yang bisa dan
mudah untuk dijadikan sebagai pilihan guna menjaga kesehatan
dan kebugaran tubuh selama dirumah adalah, Knee Up, Knee
Twist, Plank, abdominal twist, side knee up, arm twist, abdominal
crunch, mountain clambers, knee raises dan russian twist.

Daftar Pustaka

PROKAMI, 2020. Bunga Rampai Covid-19 : Buku Kesehatan


Mandiri Untuk Sahabat #Dirumahaja. Depok : PD. PROKAMI
Mutohir & Maksum, (2007). Sport Development Index. ( Konsep,
Metodologi dan Aplikasi ) Alternatif Baru Mengukur
Kemajuan Pembangunan Bidang Keolahragaan. Penerbit PT.
Index. Jakarta
Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka cipta: Jakarta
Ramadani, Yanti (2008) Semarang Sport Center. Undergraduate
thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[ 183 ]
[ Pilihan Olahraga Sederhana Sit Up di Rumah Selama Pandemi ]

World Health Organization (WHO). 2020.


https://www.who.int/health-topics/coronavirus. Diakses
18 Januari 2020
WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1.
Januari 21, 2020
Zakiudin Munasir, 2001. Respons Imun Terhadap Infeksi Bakteri
. Jurnal Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001: 193 – 197

[ 184 ]
OPTIMALISASI IMUNITAS DENGAN
OLAHRAGA TERUKUR DALAM KONDISI
ADAPTASI KEBIASAN BARU

Adi Rahadian, S.Si., M.Pd 25


Universitas Suryakancana

Olahraga terukur di era adaptasi kebiasaan baru (new


normal) dengan berbagai jenis olahraga dapat
menjadi pilihan untuk memelihara kebugaran tubuh.
Pada saat melakukan olahraga terukur dianjurkan
untuk mengacu serta memperhatikan dalam
merencanakan kegiatan berolahraga yang mengacu
pada prinsip FITT

Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), menjadi pedoman baru


masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Masyarakat
diperbolehkan untuk melakukan aktivitas diluar rumah
termasuk berolahraga, namun hal tersebut wajib disertai dengan
berbagai aturan pencegahan penyebaran virus atau protokol
kesehatan. Adapun aturan-aturan tersebut seperti menggunakan
masker atau face shield saat berpergian, menerapkan physical
distancing dan tidak berkerumun. Masyarakat dituntut untuk
bisa beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Terlihat

25 Adi Rahadian merupakan Dosen Universitas Suryakancana dengan rumpun

ilmu Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu
Keolahragaan di Universitas Pendidikan Indonesia (2011), sedangkan gelar Magister
Pendidikan diselesaikan di Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi
Pendidikan Olahraga (2014), serta merupakan kandidat Doktor di Universitas
Pendidikan Indonesia (2018-sekarang).

[ 185 ]
[ Optimalisasi Imunitas dengan Olahraga Terukur dalam Kondisi AKB ]

cukup banyak sektor sudah menyediakan dan memfasilitasi


kebiasaan-kebiasaan seperti wajib menggunakan masker atau
face shield, social distancing, tersedianya sarana cuci tangan atau
hand sanitizer, dan pengukuran suhu tubuh. Bahkan, beberapa
tempat pusat-pusat olahraga melakukan pendataan kepada
pengunjung, agar memudahkan tracking Covid-19.
Keterbatasan rutinitas dan pola hidup kurang bergerak
selama masa pandemik Covid-19 telah melanda hampir semua
lapisan masyarakat. Pasca penetapan adaptasi kebiasaan baru
(new normal) di Indonesia didasarkan kepada adanya
pernyataan dari World Heatlh Organization (WHO) yang
menyatakan bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu
singkat, sementara obat dan vaksin yang ditujukan untuk
penyembuhan infeksi Covid-19 belum diketemukan (Gunia,
2020). Kondisi tersebut mendorong pemerintah untuk dapat
memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap bisa
beraktivitas sebagaimana kondisi sebelum adanya Covid-19
dengan tetap melakukan kesiap-siagaan terhadap potensi
penularan Covid-19.
Sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari sistem imun
spesifik (acquired adaptive immunity) atau kekebalan buatan dan
sistem imun nonspesifik (innate immunity) atau kekebalan
bawaan. Dalam prosesnya sistem imun spesifik ini muncul
karena ada aktivitas pemicu spesifik. Imun spesifik akan
membentuk antibodi dan limfosit. Secara mekanisme antibodi
dan limfosit akan diaktivasi apabila ada agen infeksi atau toxin
yang masuk ke area tubuh. Aktivasi dilakukan untuk menyerang
agen infeksi maupun menetralkan toksin tertentu, untuk
mencapai kesembuhan. Selanjutnya, agen penyakit yang mampu
menginfeksi tubuh akan mengakibatkan terjadinya respon imun.
Respon imun yang timbul merupakan reaksi dari sistem imun
spesifik (acquired adaptive immunity) atau kekebalan buatan.
Sistem imun spesifik tersebut, mampu mendiagnosis

[ 186 ]
[ Adi Rahadian, S.Si., M.Pd. ]

patogen/benda asing yang masuk ke area tubuh. Patogen yang


pertama kali menginfeksi tubuh akan menginisiasi sensitifitas
dari sel-sel imun.
Respon kekebalan tubuh mempunyai fungsi utama sebagai
pertahanan, homeostasis, dan monitoring. Respon kekebalan
tubuh berkaitan dengan kondisi stress, dalam prosesnya kondisi
stres dapat memicu respon dari kekebalan tubuh untuh
melakukan homeostasis, agar keseimbangan proses tubuh
berlangsung normal kembali. Karena peningkatan hormon stres
dapat secara langung mempengaruhi sirkulasi dan kapasitas
fungsi sel darah putih (leukosit). Sistem kekebalan tubuh yang
kuat mempunyai peran guna melawan infeksi dari virus. Dimana
secara prosesnya, virus yang sudah memasuki tubuh akan
terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Reaksi perlawanan
sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan mengirim sel
darah putih untuk membentuk antibodi. Kunci dalam menjaga
serta meningkatkan fungsi dari sistem kekebalan tubuh, antara
lain: a) konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang; b) kelola
stres dengan baik; c) istirahat dan tidur cukup; d) konsumsi
vitamin atau suplemen anti oksi; serta e) olahraga rutin secara
teratur dan terukur.
Secara sederhana sistem imun dapat dipahami sebagai
sistem kerja tubuh untuk melawan penyakit. Sistem ini akan
melindungi tubuh dari serangan organisme atau virus yang
dapat menyebabkan penyakit. Secara normal, sistem imun pada
dasarnya dapat bekerja sangat efisien dalam menghadapi
“musuh”. Namun, saat imunitas ini dalam kondisi lemah, tubuh
pun akan mudah terserang penyakit. Agar tumbuh tetap kebal
terhadap infeksi penyakit, sistem imun harus terus dijaga dan
ditingkatkan. Memperkuat sistem kekebalan tubuh merupakan
salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangkal penularan
virus ini. Tidak hanya virus, sistem kekebalan tubuh yang kuat
juga dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit lainnya.

[ 187 ]
[ Optimalisasi Imunitas dengan Olahraga Terukur dalam Kondisi AKB ]

Imunitas atau pertahanan tubuh adalah mekanisme tubuh untuk


melindungi diri dari serangan penyakit.
Berkaitan dengan hal tersebut penunjang lainnya yaitu,
mekanisme vitamin D yang dapat menurunkan risiko infeksi
virus. Vitamin D berperan baik dalam imunitas spesifik dan non
spesifik, beberapa diantaranya yang sudah diketahui adalah
berperan dalam barier fisik, imunitas seluler yang alami, dan
sistem imunitas adaptif. Vitamin D membantu mempertahankan
tight junction, gap junction, dan adheren junction. Selanjutnya
dibutuhkan sikap optimis yang bertujuan meningkatkan
kekebalan tubuh sehingga kemungkinan terkena virus akan
rendah. Sikap optimis akan menjaga dan meningkatkan imunitas
semakin naik. Namun, jika stress maka akan berpengaruh juga
pada imunitas. Sehingga demikian masyarakat diminta untuk
menjaga pola pikir yang positif salah satunya yakni optimis dan
peduli sesama dengan tetap mengikuti anjuran pemerintah
mengenai protokol kesehatan.
Tentunya dengan optimalisasi olahraga terukur beserta
manfaatnya merupakan hal penting dan perlu menjadi perhatian
setiap individu dalam rangka menjaga kesehatan selama era
adaptasi kebiasaan baru (new normal) Covid-19. Dimana
olahraga memberi pengaruh positif pada kesehatan masyarakat
(Reis, Vieira, & Sousa-Mast, 2016). Mengedepankan pola hidup
sehat dan perilaku hidup bersih serta dengan upaya
melaksanakan olahraga terukur yang bermanfaat diyakini dapat
menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh (imunitas). Latihan
fisik dapat didefinisikan sebagai bagian dari aktivitas fisik yang
direncanakan dan upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan (Edwards, 2002). Selain itu,
olahraga sebagai instrumen dalam melakukan perubahan sosial
kemasyarakatan untuk perolehan hidup yang berkualitas
(Bruening et al., 2015).

[ 188 ]
[ Adi Rahadian, S.Si., M.Pd. ]

Sementara untuk olahraga terukur yang bisa dilakukan


pada era adaptasi kebiasaan baru (new normal) dengan tujuan
membuat badan tetap bugar saat menjalankan aktivitas sehari-
hari, antara lain olahraga fisik yang melibatkan otot besar,
bersifat ritmis, serta gerakan berkelanjutan. Olahraga
merupakan salah satu aktivitas fisik yang menguntungkan
(Rahadian, 2018). Individu yang berolahraga menggerakkan
tubuhnya untuk melakukan kegiatan tertentu serta sesuai
dengan gerakan olahraga yang dilakukannya. Kegiatan rekreasi
dan olahraga berkolerasi positif dengan kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan (Kim, Choi, & Davis, 2010).
Dengan demikian olahraga terukur di era adaptasi
kebiasaan baru (new normal) dengan berbagai jenis olahraga
dapat menjadi pilihan untuk memelihara kebugaran tubuh. Pada
saaat melakukan olahraga terukur dianjurkan untuk mengacu
serta memperhatikan dalam merencanakan kegiatan
berolahraga yang mengacu pada prinsip FITT (Heithold & Glass,
2002): Frequency (frekuensi berolahraga); Intensity
(intensitas/beratnya latihan); Type (jenis kegiatan olahraga);
dan Time/duration; lama waktu berolahraga. Kebugaran tubuh
serta derajat sehat dinamis dapat dicapai, jika olahraga yang
dilakukan dapat mencapai sasaran yang terukur pada berbagai
komponen kebugaran. Misalnya, kebugaran jantung-paru dapat
dicapai melalui latihan aerobik; suatu latihan yang melibatkan
otot-otot besar (utamanya lengan dan tungkai) dengan
melakukan berupa gerakan-gerakan ritmis secara terus menerus
dan berulang-ulang. Dalam segmentasi ini, selanjutnya regimen
yang dianjurkan: Frekuensi 3-5 kali per minggu; intensitas
memacu jantung mencapai target heart rate/denyut jantung
latihan; jenis kegiatan olahraga; berjalan, jogging, berlari,
berenang, bersepeda, lompat tali, yoga, senam, aerobic dance;
dan untuk durasinya berkisar ± 20-60 menit (minimal 10 menit
per sesi latihan).

[ 189 ]
[ Optimalisasi Imunitas dengan Olahraga Terukur dalam Kondisi AKB ]

Sebelum memulai rangkaian olahraga terukur, selalu


didahului dengan pemanasan (general warm-up) dan diakhiri
pendinginan. Tidak kalah penting menjaga hidrasi agar selalu
tercukupi. Minum 30 menit sebelum berolahraga dan setelahnya
guna mengganti jumlah cairan yang keluar lewat keringat. Selalu
melaksanakan protokol kesehatan jika ingin berolahraga di luar
ruangan pada era adaptasi kebiasaaan baru (new normal) Covid-
19, pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat pada saat
melakukan aktivitas olahraga, hindari overtraining (latihan
olahraga secara berlebihan), selalu berpikir positif, istirahat
serta tidur yang cukup, mengkonsumsi makanan sehat dengan
gizi yang seimbang.

Daftar Pustaka

Bruening, J. E., Peachey, J. W., Evanovich, J. M., Fuller, R. D., Murty,


C. J. C., Percy, V. E., … Chung, M. (2015). Managing sport for
social change: The effects of intentional design and
structure in a sport-based service learning initiative. Sport
Management Review, 18(1), 69–85.
https://doi.org/10.1016/j.smr.2014.07.002
Edwards, S. (2002). Physical Exercise and Psychological
Wellness. International Journal of Mental Health Promotion,
4(2), 40–46. https://doi.org/ 10.1080/
14623730.2002.9721860
Gunia, A. (2020). Will the Coronavirus Ever Go Away? Here’s
What One of the WHO’s Top Experts Thinks. Retrieved June
2, 2020, from https://time.com/5805368/will-coronavirus-
go-away-world-health-organization/
Heithold, K., & Glass, S. (2002). "Variations In Heart Rate and
Perception of Effort During Land and Water Aerobics in
Older Women". Journal of Exercise Physiology, Vol.5 (4), pp.
22-28.
Kim, I., Choi, H., & Davis, A. H. T. (2010). Health-related quality of
life by the type of physical activity in korea. Journal of

[ 190 ]
[ Adi Rahadian, S.Si., M.Pd. ]

Community Health Nursing, 27(2), 96–106.


https://doi.org/10.1080/07370011003704990
Rahadian, Adi. (2018). Mengembangkan Kemampuan Lari Jarak
Pendek (100M) Mahasiswa PJKR Unsur (Kinovea Software).
Maenpo, 8 (1), 1.
Reis, A. C., Vieira, M. C., & Sousa-Mast, F. R. de. (2016). “Sport for
Development” in developing countries: The case of the Vilas
Olímpicas do Rio de Janeiro. Sport Management Review,
19(2), 107–119.
https://doi.org/10.1016/j.smr.2015.01.005

[ 191 ]
[ Optimalisasi Imunitas dengan Olahraga Terukur dalam Kondisi AKB ]

[ 192 ]
BODY WEIGHT TRAINING SEBAGAI WADAH
MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH
SELAMA PANDEMIC COVID19

Arga, S.Pd26
Universitas Negeri Makassar

“Body Weight Training menjadi altenatif pilihan untuk


menjaga daya tahan tubuh dari serangan virus
covid19. Aktivitas Body Weight Training dengan durasi
selama 30 menit sangat membantu dalam
meningkatkan daya tahan tubuh dari virus covid19”

Pola hidup manusia tergantung dari apa yang ada di sekitar


mereka seperti juga halnya dalam bertahan hidup. Manusia akan
cenderung melakukan hal- hal baru untuk menemukan solusi
dalam menghadapi tantangan. Wabah Covid19 memaksa
manusia untuk bertahan hidup dengan cara mereka masing-
masing sesaui dengan bidang keahlian yang mereka miliki
disamping mengikuti anjuran pemerintah tentang protokol
kesehatan. Selain menjalankan protokol kesehatan hal lain yang
dibutuhkan manusia adalah bergerak. Ketika anjuran untuk
bekerja di rumah (Work from home) bukan berarti aktivitas
gerak tidak lagi dilakukan karena jika tidak melakukan gerak
fisik maka daya tahan tubuh yang biasa disebut imun akan
menurun, jika imun menurun maka kemungkinan terserang

26 Arga, saat ini adalah Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan

Jasmani dan Olahraga di Universitas Negeri Makassar

[ 193 ]
[ Body Weight Training sebagai Wadah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh… ]

virus covid19 semakin besar. Selain kerja dari rumah salah satu
olahraga yang cocok untuk dilakukan di rumah yaitu body weight
training. Body weight training dan latihan pliometrik sama- sama
menggunakan beban tubuh tanpa alat bantu namun latihan
pliometrik lebih menekankan kepada kecepatan gerak dan
respon otot yang cepat sedangkan body weight training lebih
menekankan gerakan lambat agar otot lebih yang lebih lama
dalam berkontraksi, sehingga untuk menjaga daya tahan maka
latihan pliometrik terbilang cukup berat untuk dilakukan di
rumah oleh masyarakat umum. Untuk menjaga daya tahan tubuh
di masa covid19 maka olahraga yang cocok selain latihan
pliometrik dan bisa dilakukan semua lapisan masyarakat yaitu
body weight training. Gerakan pada body weight training sangat
mudah dilakukan karena tidak memerlukan lapangan atau lokasi
yang luas, dan bisa dilakukan dimana saja.
Perubahan kebiasaan yang dulu setiap manusia bisa
berkumpul sekarang dilarang berkumpul membuat beberapa
aktivitas olahraga yang biasa dilakukan juga mengalami
penyesuaian. Penyesuaian lingkungan dan kebiasaan hidup
membuat body weight training kembali diminati dan menjadi
altenatif pilihan untuk menjaga daya tahan tubuh dari serangan
virus covid19. Aktivitas body weight training dengan instensitas
selama 30 menit sangat membantu dalam meningkatkan daya
tahan tubuh dari virus covid19.
Intensitas body weight training selama kurang 60 menit
dapat memperbaiki aktivitas anti pathogen/ radang dan
meningkatkan pertahanan tubuh sedangkan jika durasi tinggi
atau lebih lama dari 60 menit maupun mengikuti event
kompetitif dapat mengakibatkan stress oksidasi tubuh/
psikologi, menurunkan pertahan tubuh dan meningkatkan resiko
sakit. Jadi kalau hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh
maka tidak perlu melakukan olahraga dengan intensitas tinggi

[ 194 ]
[ Arga, S.Pd. ]

karena berisiko sebaliknya. Body weight training menganut 3


faktor penting dalam latihan antara lain:
1. Mind muscle connection
Mind muscle connection adalah koneksi otak dengan
otot, yang merupakan bentuk olahraga yang harus
diterapkan ketika sedang lama latihan tanpa hasil yang
memuaskan. Alasan kenapa mind muscle connection penting
karena kebanyakan orang memiliki form/ gerakan benar
namun otot yang dilatih salah. Seperti contoh pada mountain
climber, pada gerakan ini seharusnya otot yang dilatih adalah
otot perut namun karena kesalahan gerak menjadi otot yang
mengalami efek berada pada tangan. Jadi pada saat
melakukan gerakan maka perlu memusatkan pikiran pada
otot yang diberikan treatment.
2. Progressive overload
Progressive overload adalah metode yang dianut oleh
pelatih fitness kepada klien untuk membentuk otot dengan
cepat. Pemberian beban yang besar dimaksud untuk
meningkatkan performa latihan dan membuat system
musculosketel lebih baik, namun untuk body weight training
karena tidak menggunakan beban selain beban dari tubuh
maka gerakan yang dilakukan di perlambat dan waktu
recovery diperpendek dengan tetap fokus pada bagian tubuh
yang akan diberi beban
3. Compound movement
Compound movement menggabungkan dua otot yang
bekerja sekaligus, titik fokus pada sendi/ otot tertentu.
Gerakan pada compound movement paling sering mengalami
kesalahan jika tidak diikuti fokus pikiran. Contoh pada
gerakan leg raised plank. Karena kesalahan fokus pikiran
sehingga gabungan antara kedua otot yang dilatih tidak
sempurna. Gerakan leg raised plank adalah pola latihan

[ 195 ]
[ Body Weight Training sebagai Wadah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh… ]

untuk memberikan efek latihan kepada perut dan otot bahu.


Jika melakukan leg raised plank kemudian kepala menunduk
maka latihan yang dilakukan tidak akan berpusat pada titik
perut dan bahu, tetapi hanya di otot bahu dan lengan.
Dengan memperhatikan ketiga faktor di atas dalam
melakukan body weight training akan berpengaruh terhadap
fisiologik tubuh yang merupakan perubahan fungsional organ
tubuh dan organ dalam tubuh secara sistematis yang bersifat
tetap dengan kata lain perubahan tersebut dapat menjadikan
daya tahan tubuh menjadi lebih meningkat baik luar dan dalam
tubuh manusia sehingga dapat melawan virus covid19.
Body weight training menggabungkan 3 jenis latihan pada
latihan beban:
1. Isometrik
Latihan dimana otot mengalami kontraksi tetapi tidak
mengalami perubahan panjang otot
2. Isotonik
Latihan otot dimana otot mengalami kontraksi tetapi
kontraksinya berupa pemendekan otot
3. Isokinetik
Latihan otot dengan kontraksi pemendekan dan
pemanjangan otot untuk menghasilkan kecepatan dan
kekuatan.
Penggabungan ketiga komponen latihan di atas dengan
respon yang sangat cepat dan dilakukan berulang- ulang kali
akan menghasilkan kekuatan dan daya tahan tubuh yang lebih
kuat dari infeksi virus dan akan terus mengalami peningkatan
setiap minggu jika dilakukan dengan teratur dan sistematis.

[ 196 ]
[ Arga, S.Pd. ]

Tabel Komponen dan Takaran Latihan


Komponen Takaran
Beban (Intensitas) 40%- 80% Kemampuan
Maksimal
Jumlah Latihan 6- 12
Repetisi per set 15-20
Recovery 60-90 detik
Lama 30 – 45 menit

Macam- macam body weight training berdasarkan bagian


otot perut
1. Bagian musculus rectus abdominis superior
Macam- macam latihan dari musculus rectus abdominis
superior terdiri atas Crunch, Heel touch, V-Up dan Sit Up.
2. Bagian musculus rectus abdominis medial
Macam- macam latihan dari musculus rectus abdominis
medial terdiri atas two touch crunch, knee touch crunch,
lateral touch crunch, dan rool-Up
3. Bagian musculus rectus abdominis inferior
Macam- macam latihan dari musculus rectus abdominis
inferior terdiri atas pilate leg pulls (facing up), leg raises,
pilate toe taps dan mountain climber.
4. Bagian musculus oblique abdominis
Macam- macam latihan dari musculus oblique abdominis
terdiri atas reaching oblique crunch, Russian twist, alternatif
heel touch dan crunch one touch.

[ 197 ]
[ Body Weight Training sebagai Wadah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh… ]

Macam- macam body weight training berdasarkan bagian


otot paha dan kaki antara lain : Side lunge sweep, Deadlift, Squat
jump, Lunges, Calf raise, Jumping jacks, Sumo squat, Pile squat,
Single leg deadlift, Wide squat, Curtsey squat, Hip bridge, Leg
circles, Pose warrior, Diamond kick
Macam- macam body weight training berdasarkan bagian
otot dada dan bahu dan lengan
1. Push up
2. Wide push up
3. Diamond push up
4. Decline push up
5. Incline push up
6. T- push up
7. Finger push up
8. Knucle push up
9. One arm push up
Berbagai macam aktivitas pada body weight training
mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap tubuh, antara
lain :
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
2. Menghalau infeksi virus
3. Meningkatkan sirkulasi sel pembunuh alami
4. Merangsang kinerja anti bodi dan sel darah putih
5. Kenaikan suhu tubuh pada saat latihan dapat membunuh
bakteri
6. Meningkatkan sitokin
7. Menurunkan inflamasi, fungsi microba killing
8. Tubuh akan merilis hormone stress ( andrenalin dan
kartisol)

[ 198 ]
[ Arga, S.Pd. ]

9. Merangsang hormon endorphin


10. Mengeluarkan bakteri dari paru- paru
11. Mengurangi kemungkian terkena flu dan penyakit
lainnya.

[ 199 ]
[ Body Weight Training sebagai Wadah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh… ]

[ 200 ]
KIAT PEMILIHAN MAKANAN SEHAT DI ERA
PANDEMI COVID-19

Nenni Dwi Aprianti Lubis, SP., M.Si27


Universitas Sumatera Utara

“Setiap orang harus membudayakan konsumsi aneka


ragam makanan, bergizi, seimbang dan aman. Hal ini
dianjurkan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan
bugar terlebih di saat pandemi COVID-19. Konsumsi
pangan yang sehat membuat daya tahan tubuh
meningkat sehingga dapat menangkal COVID-19”

Per tanggal 29 September 2020, jumlah kasus kumulatif


COVID-19 di dunia mencapai lebih dari 33 juta kasus dengan
angka kematian sekitar 1 juta jiwa. Di Indonesia sendiri, kasus
konfirmasi COVID-19 berkisar 282 ribu kasus, dengan 210 ribu
kasus sembuh dan meninggal mencapai 10 ribu jiwa (data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Hingga saat ini,
tren harian dari kasus konfirmasi COVID-19 masih terus
mengalami peningkatan dan belum ada menunjukkan tanda
penurunan.
Agar terhindar dari infeksi virus korona ini, selain
melaksanakan protokol kesehatan, setiap orang harus menjaga
dan meningkatkan imunitasnya. Salah satu cara yang dapat

27 Nenni Dwi Aprianti Lubis adalah dosen tetap di Departemen Ilmu Gizi,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2003. Penulis


merupakan lulusan Prodi Gizi Masyarakat IPB pada tahun 1999 dan Prodi Ilmu
Pangan IPB tahun 2003. Penulis mengajar mata kuliah Mikronutrien, Pengawasan
Makanan, Kebutuhan Energi dan Pengaturan Diit.

[ 201 ]
[ Kiat Pemilihan Makanan Sehat di Era Pandemi Covid-19 ]

dilakukan adalah mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi.


Makanan yang dikonsumsi haruslah mengandung sumber energi,
cukup makronutrien dan mikronutrien yang dapat mendukung
perkembangan dari respon imun. Kebutuhan sistem imun atas
energi dan nutrisi dapat diperoleh dari sumber eksogen (luar
tubuh) melalui asupan makanan. Bila asupan makanan sedikit,
tubuh akan menggunakan nutrisi yang bersumber dari cadangan
yang disimpan (sumber endogen).
Beberapa jenis mikronutrien dalam komponen diet
memiliki peranan spesifik dalam mempertahankan efektivitas
kerja dari sistem imun seumur hidup. Sebagai contoh, asam
amino arginin yang terdapat pada daging merah, ikan, kacang
dan produk susu akan memacu makrofag untuk menghasilkan
nitrit oksida sebagai suatu respon imun. Vitamin A yang
bersumber dari wortel, tomat, hati, ikan dan zinkum yang
diperoleh dari daging merah, kerang, kacang polong, produk
susu penting untuk mengatur proses pembelahan sel termasuk
juga sel imunitas (E. Childs, et al, 2019).
Di Indonesia, pola konsumsi makanan terdiri dari empat
pilar gizi yang dilaksanakan secara seimbang dan benar, yakni
konsumsi beraneka ragam pangan, melakukan aktivitas fisik dan
olahraga teratur, berperilaku hidup bersih dan sehat serta selalu
memantau perubahan berat badan. Konsumsi pangan yang baik
harus memenuhi kriteria makanan yang Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman (B2SA). Pola konsumsi B2SA adalah
susunan makanan yang dikonsumsi seseorang dan terdiri dari
berbagai jenis sumber bahan pangan baik nabati maupun hewani
agar kebutuhan zat gizi terpenuhi. Pangan yang dikonsumsi
mesti seimbang baik jumlah antar kelompok makanan maupun
jumlah antar waktu makan yang disesuaikan dengan umur, jenis
kelamin, aktivitas dan kondisi fisiologis tubuh. Selain itu, pangan
yang dikonsumsi bebas dari cemaran fisik, biologis, kimia dan

[ 202 ]
[ Nenni Dwi Aprianti Lubis, SP., M.Si. ]

penggunaan bahan berbahaya (Rusdiana, Lubis, Savira dan


Widjaja, 2020).
Aman dan Masood (2020) menyebutkan berbagai anjuran
dalam mengkonsumsi makanan yang sehat:
• Konsumsi buah seperti jambu, apel, pisang, stroberi,
melon, semangka, nanas, papaya, jeruk, anggur sejumlah 4
porsi setiap harinya.
• Konsumsi sayuran segar sebanyak 5 porsi setiap harinya,
dan perhatikan saat memasak sayuran jangan terlalu
matang.
• Konsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan seperti jagung,
oat, gandum, beras merah, dan atau umbi-umbian seperti
kentang, talas, singkong sejumlah 180 gram.
• Konsumsi daging merah sekali atau dua kali setiap
minggunya dan daging unggas sebanyak 2-3 kali per
minggu.
• Konsumsi cemilan yang rendah garam, lemak atau gula,
buah dan sayuran segar menjadi pilihan yang baik. Jika
mengonsumsi buah dan sayur kalengan atau dikeringkan,
pilihlah yang tanpa garam atau gula.
• Membatasi asupan garam lima gram per hari atau sekedar
lima sendok teh.
• Memperbanyak konsumsi pangan yang kaya lemak tak
jenuh seperti alpukat, ikan, kedelai, minyak zaitun, minyak
jagung dan bunga matahari dibandingkan tinggi lemak
jenuh seperti pada mentega, lemak daging, keju, krim.
• Meningkatkan konsumsi air sejumlah 8-10 gelas per hari.
• Memastikan makanan yang disajikan dalam keadaan panas
(≥ 72oC selama 2 menit).

[ 203 ]
[ Kiat Pemilihan Makanan Sehat di Era Pandemi Covid-19 ]

Selain mengonsumsi pangan yang sehat, juga harus aman


dikonsumsi. Berikut ini cara untuk meminimalkan risiko
kontaminasi pada pangan:
• Mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.
• Mencuci bersih berbagai peralatan dapur dan makan
seperti panci, piring, garpu, sendok dan sebagainya
• Memisahkan antara makanan mentah dan yang sudah
matang agar tidak terjadi kontaminasi silang.
• Menggunakan peralatan pemotong yang berbeda saat
menyiapkan dan menyajikan makanan mentah dan
makanan matang
• Saat membeli makanan perhatikan cara penjual saat
menyajikan makanan seperti pemakaian sarung tangan.
Selain itu, memperhatikan kemasan makanan dan tanggal
kadaluarsa produk yang dibeli.
Sebagai penutup, setiap orang harus membudayakan
konsumsi aneka ragam makanan, bergizi,seimbang dan aman.
Hal ini dianjurkan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar
terlebih di saat pandemi COVID-19. Dengan konsumsi pangan
yang sehat diharapkan daya tahan tubuh meningkat sehingga
dapat menangkal virus korona.

DAFTAR PUSTAKA

Aman, Faseeha., Masood, Sadia. 2020. How Nutrition Can Help to


Fight Against COVID-19 Pandemic. Pakistan Journal of
Medical Sciences. 2020 May; 36(COVID 19-S4): S121-S123.
Doi: 10.12669/pims.36.COVID19-S4.2776
E. Childs, Caroline., C. Calder, Philip., A. Miles, Elizabeth. 2020.
Diet and Immune Function. Nutrients. 2019 Aug; 11(8):
1933. Doi: 10.3390/nu11081933

[ 204 ]
[ Nenni Dwi Aprianti Lubis, SP., M.Si. ]

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Terkini


Perkembangan Novel Coronavirus (COVID-19). Data
dilaporkan sampai 29 September 2020.
Rusdiana., Lubis, Nenni Dwi Aprianti., Savira, Maya., Widjaja, Sry
Suryani. 2020. Hidup Sehat dalam Keluarga. Medan: Pustaka
Bangsa Press.

[ 205 ]
[ Kiat Pemilihan Makanan Sehat di Era Pandemi Covid-19 ]

[ 206 ]
TETAP SEHAT DAN PRODUKTIF DENGAN GIZI
SEIMBANG DI ERA ADAPTASI KEBIASAAN
BARU

Merita Eka Rahmuniyati, SKM., M.Gizi28


Universitas Respati Yogyakarta

“Masyarakat perlu mengubah gaya hidup menjadi


lebih sehat untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dalam menghadapi infeksi virus corona supaya
tetap sehat dan produktif di era AKB saat ini”

Pandemi virus corona yang melanda dunia saat ini


berdampak pada seluruh kehidupan manusia. Kondisi ini
menyebabkan berbagai perubahan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak Juni 2020 pemerintah menerapkan masa Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB). Dengan diberlakukannya AKB,
masyarakat harus semakin disiplin dalam menerapkan protokol
kesehatan yang ketat dimulai dari diri sendiri agar terhindar dari
penularan virus corona. Masyarakat perlu mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dalam menghadapi infeksi virus corona supaya tetap sehat dan
produktif di era AKB saat ini.

28 Merita Eka Rahmuniyati lahir di Kudus, 05 Maret 1983. Penulis

menyelesaikan gelar Magister Ilmu Gizi di Universitas Diponegoro (2013). Penulis


mengawali karir sebagai staf pengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Sarjana di Universitas Respati Yogyakarta (2015). Penulis mengajar mata
kuliah yang berkaitan dengan gizi masyarakat serta keilmuan lainnya. Penulis juga
aktif sebagai peneliti dan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
bidang gizi masyarakat.

[ 207 ]
[ Tetap Sehat dan Produktif dengan Gizi Seimbang di Era AKB ]

Upaya Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Era AKB


Daya tahan tubuh yang baik menjadi salah satu kunci agar
tidak tertular virus corona. Upaya menerapkan gizi seimbang
dapat meningkatkan sistem imun tubuh menjadi lebih baik
(Kemenkes, 2020). Sesuai dengan PMK No. 41 tentang Pedoman
Gizi Seimbang (2014) tentang Pedoman Gizi Seimbang, yakni (1)
Mensyukuri dan menikmati aneka ragam makanan, (2)
Memperbanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan, (3)
Membiasakan konsumsi aneka ragam makanan pokok, (4)
Membiasakan mengkonsumsi lauk pauk yang berprotein tingi,
(5) Batasi konsumsi maknaan yang manis, asin dan berlemak, (6)
Biasakan sarapan, (7) Biasakan minum air putih yang cukup dan
aman, (8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan, (9)
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir, (10)
lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal.

Tetap Sehat dan Produktif di Era AKB


Supaya tetap sehat, produktif dan imun selalu terbentuk
dengan baik di era AKB saat ini, hendaknya selalu menjaga
makanan dan memperbaiki gaya hidup dimulai dari masing-
masing individu. Beberapa hal yang dapat dilakukan :
1. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
Konsumsi makanan bergizi seimbang akan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan
penyakit infeksi bahkan penyakit kronis.
a. Penerapan “ISI PIRINGKU” dalam makan sehari-hari.
“ISI PIRINGKU” terdiri dari :
1) Makanan pokok
Makanan pokok merupakan karbohidrat terdiri
dari nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian.
2) Lauk pauk merupakan sumber protein

[ 208 ]
[ Merita Eka Rahmuniyati, SKM., M.Gizi. ]

Lauk pauk yang dimaksud adalah sumber


protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani
seperti daging, ikan, ayam, telur, sedangkan lauk
nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan.
3) Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin,
mineral dan serat.
Sayuran dan buah yang berwarna menyolok
banyak mengandung antioksidan, dimana
antioksidan membantu meningkatkan imunitas
tubuh. Imunitas tubuh yang meningkatkan akan
membantu mencegah tertular virus corona.
Sayuran yang dimaksud adalah (a) Sayuran
warna hijau (daun singkong, bayam, dll) ; sumber
karoten, vitamin C, asam folat dan mineral. Selain
berfungsi sebagi antioksidan, juga menghambat
pertumbuhan sel kanker dan menguatkan sel otak
serta produksi sel darah merah, (b) Sayuran warna
ungu (terong ungu, dll) ; mengandung anioksidan,
meningkatkan sistem imun, produksi sel darah
merah dan putih, (c) Sayuran warna kuning dan
oranye (wortel, labu kuning, dll) ; mengandung
vitamin dan antioksidan juga untuk meningkatkan
kesehatan pada indra penglihatan, (d) Sayuran
warna merah (bayam merah, dll) ; mengandung
antioksidan, melindungi pembuluh darah, kesehatan
jantung dan mencegah kanker, (e) Sayuran warna
putih (taoge, bunga kol, dll) ; mengandung vitamin E,
kalsium dan zat alicin untuk mengontrol kadar
kolesterol dan tekanan darah.
Buah-buahan yang dimaksud yakni (1) Buah
warna merah (semangka, apel, strawberry, dll) ;
mengandung vitamin C dan zat flavonoid, (2) buah
warna kuning dan oranye (pisang, jeruk, pepaya, dll)

[ 209 ]
[ Tetap Sehat dan Produktif dengan Gizi Seimbang di Era AKB ]

; mengandung vitamin A, imunitas, vitamin B


kompleks, (c) Buah warna hijau (apel malam, anggur
hijau, dll) ; mengandung vitamin untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker, (d) Buah warna ungu dan
biru (blueberry, dll) ; mengandung vitamin, menjaga
kesehatan jantung, pembuluh darah.
4) Minum air putih
Minum air putih membuat tubuh tetap
terhidrasi dengan baik untuk dapat menjalankan
fungsi organ dalam melawan virus. Memastikan
tubuh tetap terhidrasi dengan memenuhi kebutuhan
cairan tubuh, karena tubuh kita mengandung sekitar
75 persen air. Oleh karena itu dianjurkan minum air
putih minimal 8 gelas sehari.
Penyajian makanan hendaknya diperhatikan dalam
hygiene sanitasi makanan, peralatan dan pengolah
makanan, mengingat mudahnya penularan virus corona.
Begitu juga saat menghidangkan makanan di rumah,
tidak ada salahnya mencoba berbagai masakan dan
makanan, mengganti menu dengan menu yang bervariasi
supaya tidak terjadi kebosanan dengan makanan yang
sama.Selain itu, apabila keluar rumah hendaknya
membawa bekal makanan yang sudah disiapkan dari
rumah di dalam wadah khusus supaya terhndar dari
kontaminasi silang makanan.
b. Batasi pemakaian gula, garam dan lemak (GGL)
Memelihara pola makanan yang dikonsumsi
termasuk membatasi konsumsi GGL sangat diperlukan
terutama masa pandemi ini. Pola makan yang sehat tentu
akan berpengaruh juga terhadap sistem kekebalan
tubuh.
Batasan asupan gula setiap harinya adalah 4 sdm (setara
50 gram), sedangkan asupan garam yaitu 5 gram atau

[ 210 ]
[ Merita Eka Rahmuniyati, SKM., M.Gizi. ]

sekitar satu sendok teh. Asupan lemak yang


diperbolehkan kurang lebih 67 gram atau sekitar 5 sdm
minyak. Asupan gula berlebih meningkatkan risiko
terkena obesitas dan diabetes. Begitu juga apabila
asupan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan
darah.
2. Aktivitas Fisik dan Olahraga
Melakukan aktivitas fisik/olaharaga yang teratur dapat
meningkatkan kekebalan tubuh dan memperbaiki sistem
metabolisme dalam tubuh. Melakukan aktivitas fisik selama
30 menit setiap hari atau minimal 3 – 5 hari dalam seminggu.
Selain olahraga, diharapkan juga mendapat paparan sinar
matahari yang cukup dengan berjemur di pagi hari selama
15 menit.
3. Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menerapkan PHBS dapat mencegah penularan dari
sumber infeksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan :
a. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun
Tangan merupakan sumber penularan utama dari
virus dan bakteri baik secara langsung maupun tidak.
Dengan mencuci tangan dengan baik dan benar dapat
mencegah infeksi yang masuk melalui tangan. Mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun selama 40 – 60
detik dengan cara (1) membasahi seluruh tangan dengan
air mengalir, (2) Gosok sabun ke telapak tangan,
punggung tangan dan sela jari, (3) Bersihkan bagian
bawah kuku-kuku, (4) Bilas tangan dengan air bersih
mengalir, (5) Keringkan tangan dengan handuk/tisu.
b. Hindari rokok dan minuman beralkohol
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi perokok di atas usia 15 tahun mencapai 33,8
persen dan penduduk usia 10-18 tahun meningkat dari

[ 211 ]
[ Tetap Sehat dan Produktif dengan Gizi Seimbang di Era AKB ]

7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun


2018 (Kemenkes, 2018).
Saat ini kasus merokok terus meningkat dari hari ke
hari, dan berdampak pada berbagai sektor terutama
kesehatan dan ekonomi. Semakin perokok memperkuat
konsumsi rokok di tengah pandemi ini, semakin besar
risiko terinfeksi serta semakin menyudutkan kondisi
perekonomian keluarga. Merokok dapat meningkatkan
risiko, memperberat infeksi, serta meningkatkan risiko
kematian di tengah pandemi.
c. Istirahat yang cukup dan teratur
Istirahat yang cukup selama 6 – 8 jam sehari.
Kualitas dan kuantitats tidur yang baik akan
meningkatkan sistem imun dan metabolisme tubuh
menjadi lebih baik, sehingga sistem imun terbentuk
dengan baik.
d. Rileks dan kendalikan emosi
Selama masa pandemi, luapan emosi lebih
cenderung ke arah negatif. Emoosi negatif tersebut akan
mengganggu aktivitas dan menggaggu pikiran yang akan
berpengaruh pada sistem imun menjadi berkurang.
Menurut WHO (2019), stress di masa pandemi dapat
berupa (1) Ketakutan, (2) Perubahan pola makan/tidur,
(3) Sulit konsentrasi, (4) Memperparah riwayat penyakit
kronis, (5) menggunakan obat-obatan. Selalu berpikiran
positif, dapat menaikkan sistem imun untuk melawan
virus dan bakteri.

[ 212 ]
[ Merita Eka Rahmuniyati, SKM., M.Gizi. ]

Daftar Pustaka

Kemenkes. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta.


Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-
terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
Kemenkes. (2020). Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi
COVID-19. Jakarta. Retrieved from
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi
Edukasi/final-panduan-gizi-seimbang-pada-masa-covid-19-
1.pdf
PMK No. 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang. (2014). Jakarta.
Retrieved from
https://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/p
mk-no.-41-ttg-pedoman-gizi-seimbang
WHO. (2019). Mental Health and Coping During COVID-19 | CDC.
Retrieved from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/daily-life-coping/managing-stress-anxiety.html

[ 213 ]

Anda mungkin juga menyukai