Anda di halaman 1dari 27

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Lokasi dan Letak Geografis

CV LEMBUSARI merupakan salah satu kelompok tani yang bergerak

dibidang usaha sapi potong. CV LEMBUSARI berlokasi di Desa

Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap. Keadaan

iklim di wilayah Gandrungmangu adalah tropis. Topografi wilayah

Gandrungmangu masuk kedalam wilayah Cilacap bagian barat dengan ketinggian

antara 23 – 75 mdpl dengan suhu rata – rata tahunan 26,90C.

CV LEMBUSARI memiliki dua lokasi, yaitu lokasi di Desa

Gandrungmangu yang digunakan sebagai kantor pusat, tempat penjualan sapi dan

produksi konsentrat, dan lokasi yang kedua berada di Desa Karangsari yang

merupakan kandang khusus yang digunakan untuk penggemukan sapi potong.

Lokasi kantor pusat di Gandrungmangu strategis karena dekat dengan pusat kota

(alun – alun kecamatan) sehingga dekat dengan pemukiman warga sekitar.

Sedangkan lokasi kandang di Desa Karangsari jauh dari pemukiman warga karena

berada pada daerah persawahan, akses jalan menuju Desa Karangsari mudah di

jangkau namun keadaan jalan masih belum baik.

1.2. Sejarah Perusahaan


CV LEMBUSARI didirikan oleh H. Muhamad Hilal pada tahun 1985.

awalnya diawali karena kesukaan terhadap sapi kemudian sering berkumpul

dengan peternak lainya selanjutnya terbentuklah kelompok yang diberi nama


2

LEMBUSARI. Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk mewadahi para

peternak untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Setelah terbentuk kelompok kemudian dibentuk sebuah kelembagaan

sehingga dapat bekerjasama dengan berbagai instansi. Tahun 2014 terjadi

pergantian kepengurusan karena pada kepengurusan sebelumnya kinerja anggota

dinilai kurang maksimal sehingga dibentuk kepengurusan baru. Sektor yang

dikembangkan di kepengurusan baru selain pada sapi potong juga dikembangkan

pada produksi dan penjualan konsentrat sehingga kelompok tani LEMBUSARI

mulai berkembang kembali dengan baik sampai sekarang.

1.3. Struktur Organisasi

MANAJER
RAHMAT, S.pt

SEKETARIS BENDAHARA
- SUKIMAN SAPTONO
-EKA INDRAWATI, S.pt

ADMINISTRASI KESEHATAN PRODUKSI KONSENTRAT


ELI PRAPTO SUGIMAN KEMI

PENGGILINGAN BAHAN PAKAN DRIVER KANDANG


- ALI - AZIZ - NGADINO
- TOMET - WARIS - PARMAN
- IPAN
Tabel 1. Struktur Organisasi CV LEMBUSARI
3

1.4. Bidang Usaha yang Dijalankan


Bidang – bidang usaha yang dijalankan oleh kelompok tani CV LEMBUSARI

antara lain :

1. Pemeliharaan serta penggemukan sapi potong di setiap anggota

kelompok CV LEMBUSARI

2. Produksi konsentrat dan penjualan konsentrat

3. Trading Sapi (Penjualan Sapi)

Pemeliharaan serta penggemukan sapi potong di setiap anggota kelompok

merupakan sumber penghasilan bagi anggota. Produksi konsentrat bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi potong bagi setiap anggota kelompok CV

LEMBUSARI. Selain itu, konsentrat yang sebelumnya bertujuan untuk memenuhi

pakan sapi potong anggota kelompok berkembang yang kemudian di distribusikan

ke berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Gombong, Kebumen, Pangandaran dan

wilayah lainnya. Tercatat dari hasil penjualan konsentrat rata – rata adalah 100 –

150 Ton/ bulan. Sedangkan usaha trading sapi memiiliki tujuan untuk

memfasilitasi para peternak lokal sekitar daerah Gandrungmangu dan anggota

kelompok untuk menjual sapi potong kepada CV LEMBUSARI yang kemudian di

distribusikan ke perusahaan yang membutuhkan bakalan ataupun kepada Jagal

yang memerlukan sapi siap potong.


4

II. METODE

2.1. Materi
2.1.1. Sapi Potong

Bangsa sapi potong yang dipelihara di CV LEMBUSARI adalah bangsa PO,

Brahman Cross, Simmental, Limousin, dan sapi persilangan.

2.1.2. Bahan Pakan

Bahan pakan yang digunakan dalam penggemukan sapi potong berupa

konsentrat, rumput gajah, jerami padi, dan jerami jagung. Konsentrat terdiri dari

campuran sumber energi (onggok, wheat pollard, Gaplek, dan Dedak padi/

Bekatul), sumber protein (bungkil kopra), Serta sumber mineral (Garam dan

Mineral Mix). Jerami yang diberikan tidak dijadikan amoniasi melainkan

langsung diberikan ke sapi.

2.1.3. Kandang Pemeliharaan

Kandang merupakan kandang individu yang berpola head to head sehingga

posisi sapi berhadap – hadapan. Bagian tengah kandang dibuat jalan (Central

Alley). Lantai kandang, tempat pakan dibuat menggunakan semen (cor),

sedangkan tempat minum dicampur dengan konsentrat meggunakan baskom. Atap

yang digunakan pada kandang bertipe Gable dan Monitor.

2.1.4. Penampungan Limbah

Limbah berupa faeses sapi dialirkan ke selokan yang ada pada setiap sisi

kandang, kemudian masuk ke dalam Digester untuk dijadikan biogas yang

nantinya dimanfaatkan untuk sumber energi kompor gas dan istrik sekitar
5

kandang. Selain di tampung pada digester faeses dikumpulkan dan dimasukan

kedalam kantong (karung) yang akan dijadikan pupuk kandang.

2.1.5. Bangunan dan Peralatannya

Bangunan dan peralatan yang tersedia antara lain berupa kantor sebagai

pusat administrasi, kandang sapi, mess, gudang bahan pakan, tempat produksi

konsentrat, aula pekerja kandang, peralatan kandang, gudang hijauan, dan alat

transportasi ( mobil pickup dan Fusso). Bangunan tambahan yaitu tempat parkir.

2.2. Cara Kerja

2.2.1. Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin praktik kerja dilakukan mulai pukul 07.00 – 16.00 WIB dan

jam istirahat 11.30-13.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Membersihkan kandang, membersihkan tempat pakan dan memandikan


sapi
2. Memberikan pakan sapi
3. Menggiling bahan pakan

4. Mixing bahan pakan atau membuatan konsentrat

2.2.2. Kegiatan Insidental

Kegiatan Insidental yang dilakukan selama Kerja Praktik meliputi :

1. Memanen Hijauan (rumput gajah)


2. Membongkar sapi atau menurunkan sapi dari truck yang baru datang
3. Melakukan penimbangan bobot badan awal sapi yang baru datang

2.2.3. Kegiatan Penunjang

Kegiatan penunjang antara lain melakukan kunjungan ke pasar hewan dan

kunjungan ke peternak dan anggota kelompok tani yang memelihara sapi potong
6

kemudian dilakukan wawancara serta diskusi, selain itu setiap minggu diadakan

diskusi bersama dengan manajer CV LEMBUSARI.

2.3. Tempat dan Waktu

Kerja praktik dilaksanakan di CV LEMBUSARI yang beralamat di Desa

Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap. Pelaksanaan

Praktik Kerja dilakukan selama 31 hari yaitu dihitung mulai tanggal 10 Januari

2017 – 10 Februari 2017. Kegiatan Praktik Kerja dimulai dari pukul 07.00 – 16.00

WIB dengan waktu istirahat pukul 11.30 – 13.00 WIB. Sedangkan pada hari

Jumat istirahat dimulai dari pukul 11.00 – 13.00 WIB.


7

III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Kegiatan Rutin

3.1.1. Membersihkan Kandang, Membesihkan Tempat Pakan, dan


Memandikan Sapi
Kandang adalah tempat ternak melakukan berbagai aktivitas dari mulai

makan sampai membuang sampai membuang kotoran. Maka dari itu perlu

dilakukan pembersihan kandang secara berkala supaya kandang yang ditempati

oleh kandang bersih dan nyaman digunakan oleh ternak. Pembersihan kandang di

CV LEMBUSARI dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pagi pukul 07.00 WIB

dan sore yaitu pukul 16.00 WIB. Hal tersebut dilakukan supaya kandang yang

ditempati ternak terjaga kebersihannya sehingga meminimalisir adanya bibit

penyakit akibat mikroorganisme ataupun parasit yang akan menimbulkan ternak

terkena penyakit baik penyakit yang tidak berbahaya mapun yang dapat

membahayakan ternak maupun peternak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Wardoyo (2011) bahwa kebersihan kandang bertujuan untuk menjaga kebersihan

kandang dan menjaga kesehatan sapi agar sapi idak mudah terjangkit penyakit.

Gambar 1. Membersihkan Kandang


8

Tempat pakan ternak berfungsi sebagai wadah pakan yang digunakan untuk

meletakan pakan ternak sehingga ternak dapat mengambil pakan dari tempat yang

disediakan. Tempat pakan sebaiknya bersih supaya pakan yang diletakan kedalam

tempat pakan tidak tercemar mikroorganisme yang dapat merugikan ternak. Sisa

pakan yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri pathogen

yang dapat merugikan ternak yang memakannya. Maka dari itu perlu dilakukan

pembersihan tempat pakan untuk mengurangi bakteri – bakteri yang dapat

berkembang karena adanya pakan yang masih tersisa. Pembersihan tempat pakan

di CV LEMBUSARI dilakukan setiap sebelum kegiatan pemberian pakan yaitu

pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 16.00 WIB. Menurut Juliana (2015)

membersihkan tempat pakan merupakan sebagian dari sanitasi kandang tujuan

dari sanitasi kandang adalah untuk menjaga kesehatan ternak sapi melalui

kebersihan.

Kegiatan memandikan ternak merupakan usaha yang dilakukan peternak

supaya ternak dapat terhindar dari penyakit atau bibit penyakit yang menempel

pada tubuh ternak. Ternak sapi melakukan berbagai aktivitasnya dikandang

contohnya membuang kotoran dikandang selain itu sapi juga sering duduk

dikandang (derum). Sapi yang sedang duduk sering menduduki kotorannya sendiri

yang mengakibatkan tubuh sapi menjadi kotor. Tubuh sapi yang kotor karena

kotorannya sendiri atau dari kotoran sekitar kandang dapat menimbulkan bibit

penyakit yang dapat menimbulkan penyakit kulit ataupun penyakit lainnya

tergantung bibit peenyakit yang menempel pada tubuh sapi. Oleh karena itu,
9

memandikan sapi merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi atau

menghilangkan bibit penyakit yang menempel pada tubuh sapi. Kegiatan

memandikan sapi di CV LEMUSARI dilakukan setiap pagi hari yaitu pukul 07.00

WIB. Cara memandikan sapi dilakukan dengan menyemprotkan air yang mengalir

dari selang yang dihubungkan dengan pompa air dan dengan menggosokan sikat

pada tubuh sapi yang terlihat kotor. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar

(2003), yaitu sapi sangat perlu dimandikan pada pagi hari karena biasanya pada

malam hari sapi itu penuh dengan kotoran yang menempel pada tubuhnya. Sapi

yang selalu bersih akan terhindar dari berbagai penyakit dan nafsu makannya

meningkat. Sapi yang kulitnya bersih, air keringatnya akan keluar dengan lancar,

pengaturan panas tubuh akan sempurna, dan parasit kulit yang menyebabkan

penyakit pada kulit tidak mudah menginfeksi.

Gambar 2. Memandikan Sapi


10

3.1.2. Memberikan Pakan


Pakan merupakan komponen utama dalam kegiatan usaha ternak sapi

potong. Pakan juga merupakan kunci sukses dalam menjalani usaha ternak sapi

potong karena pakan memberi kontribusi sekitar 60% dari semua biaya produksi.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Antari (2009) bahwa Biaya pakan pada usaha

peternakan sapi potong dapat mencapai 60% dari total biaya pemeliharaan. Pakan

yang diberikan pada sapi potong difokuskan nutrient-nya untuk penambahan berat

badan dan untuk meningkatkan kualitas daging dari sapi potong.

Jenis pakan yang diberikan di CV LEMBUSARI yaitu berupa hijauan dan

pakan tambahan yaitu konsentrat. Pemberian konsentrat bertujuan untuk

menambah nutrient pakan sapi sehingga sapi pertumbuhannya dapat optimal. Jika

sapi hanya diberi hijauan saja, pertumbuhannya belum dapat mencapai optimal.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mathius (2006) yaitu mengandalkan

ketersediaan pakan hijauan alam yang ada, tingkat produktivitas sapi belum dapat

mencapai titik optimal. Hijauan yang diberikan adalah rumput gajah dalam bentuk

segar serta jerami padi dan jerami jagung. Pemberian pakan sapi dalam Berat

Kering(Berat Kering) di CV LEMBUSARI adalah 2,5% dari bobot badan sapi. 1

% merupakan konsentrat dan 1,5% adalah dari hijauan dan jerami artinya

imbangan antara hijauan dan konsentrat adalah 40 % : 60 %. Hal tersebut berbeda

dengan pernyataan Suharti (2009) bahwa imbangan antara hijauan dan konsentrat

dalam bentuk BK adalah 35% : 65%. Menurut Usman (2013), imbangan antara

konsentrat dengan hijauan dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan harian

sapi, karena imbangan yang sesuai dapat meningkatkan konsumsi pakan. Namun,
11

pemberian hijauan dan jerami di CV LEMBUSARI sebenarnya diberikan sesuai

dengan konsumsi ternak, jika konsumsi ternak dapat melebihi proporsi yang telah

ditentukan maka hijauan ataupun jerami biasanya ditambah lagi.

Konsentrat yang dibuat sendiri sudah diuji di lab dan memiliki kadar protein

sebesar 15,82% dan kadar energinya 3960 kkal. Konsentrat dengan kualitas yang

berbeda dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan perhari (PBBH) sapi

potong. PBBH sapi potong bangsa Simmental, limousine dan persilangannya di

CV LEMBUSARI adalah 1 – 1,5Kg. Sedangkan menurut Ngadiyono (2008)

dalam penelitiannya yang menggunakan konsentrat dengan kandungan protein

sebesar 12,5% dan kandungan energi sebesar 1400 pada sapi PO hasil dari

PBBHnya adalah 0,93%. Berdasarkan pernyataan diatas selain kualitas konsentrat

yang menjadi faktor penentu hasil PBBH sapi, jenis atau bangsa juga dapat

mempengaruhi perbedaan PBBH.

Urutan pemberian pakan yang diberikan di CV LEMBUSARI adalah

pemberian konsentrat terlebih dahulu. Menurut Astuti (2015) metode urutan

pemberian hijauan dan konsentrat berpengaruh terhadap PBBH ternak sapi

potong, Metode yang paling baik adalah dengan cara hijuan dan konsentrat

diberikan secara bersama karena pemberian konsentrat dan hijauan yang

dilakukan secara bersama-sama dapat meningkatkan keberadaan saliva sehingga

keadaan rumen lebih stabil. Menurut Rianto (2006), pemberian hijauan sedikit

sebelum atau bersama-sama konsentrat menyebabkan produksi saliva meningkat,

sehingga buffer dalam rumen menjadi kuat. Buffer yang kuat mampu

mempertahankan pH rumen, sehingga populasi mikroba tetap terjaga dan mampu


12

mengkonsumsi pakan lebih banyak serta meningkatkan pertambahan bobot tubuh

harian. Pemberian hijauan terlebih dahulu memiliki konsumsi bahan kering lebih

rendah dari pada pemberian konsentrat terlebih dahulu sehingga asupan nutrisi

yang diterima oleh ternak lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lain dan

berdampak pada pertambahan bobot tubuh yang paling rendah. Berdasarkan

pernyataan diatas dapat disimpulkan pemberian konsentrat terlebih dahulu lebih

baik dari pada pemberian hijauan terlebih dahulu. Alasan pemberian pakan di CV

LEMBUSARI tidak menggunakan metode pemberian hijauan dan konsentrat

secara bersama karena belum mempunyai alat pencampur hijauan dan konsentrat.

Cara pemberian konsentrat adalah mencampurkan dengan air minum

(komboran) kemudian ditambah dengan molasses secukupnya yang bertujuan

untuk meningkatkan nilai palatabilitas dan juga menambah energi. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Khuluq (2012) bahwa Molases digunakan dalam ransum

ternak ruminansia yang berperan untuk meningkatkan palatabilitas ransum,

meningkatkan aktivitas mikroba rumen, mengurangi sifat berdebu ransum,

sebagai bahan pengikat dalam pembuatan pelet dan untuk meningkatkan energi

ransum. Setelah pemberian konsentrat dilakukan pemberian rumput gajah.

Rumput gajah yang diberikan terlebih dahulu dicacah menjadi lebih kecil

ukurannya sehingga efisien dalam pemberian pakan maupun penggunaan tempat

pakannya.
13

Gambar 3. Pemberikan Konsentrat

Gambar 4. Pemberian Hijauan

3.1.3. Menggiling Bahan Pakan


Bahan pakan yang memiliki ukuran partikel besar digiling supaya ukuran

partikelnya menjadi lebih kecil. Hal tersebut dilakukan karena bahan pakan yang

akan disusun menjadi konsentrat harus memiliki ukuran partikel yang kecil

supaya dalam proses pencampuran(Mixing) menjadi lebih efisien. Bahan pakan

yang digiling adalah onggok dan gaplek yang memiliki ukuran partikel besar.
14

Proses penggilingan dibantu dengan alat giling yang bermesin Diesel sehingga

proses penggilingan menjadi lebih cepat dan efisien.

Lama waktu penggilingan berbeda – beda karena tergantung ukuran bahan

pakan dan tingkat kekerasan bahan pakan(tekstur). Proses penggilingan gaplek

biasanya lebih lama dibandingkan dengan menggiling onggok karena ukuran

partikel gaplek lebih besar dan memiliki tingkat kekerasan yang tinggi. Setelah

proses penggilingan bahan pakan dimasukan kedalam kantong (karung) kemudian

ditutup dengan cara dijahit menggunakan tali rafia. Kemudian bahan pakan yang

telah rapih di kemas menggunakan kantong (karung) disusun sedemikian rupa

sehingga penyimpanan tersusun rapih.

Gambar 5. Proses Penggilingan Bahan Pakan


15

Gambar 6. Gaplek sebelum dan sesudah digiling

Gambar 7. Onggok sebelum dan sesudah digiling

3.1.4. Mixing Bahan Pakan/ Pembuatan Konsentrat


Bahan pakan yang telah digiling kemudian dibawa ketempat mixing bahan

pakan untuk selanjutnya disusun sesuai dengan formulasi yang telah dibuat oleh

pihak CV LEMBUSARI. Proses mixing untuk membuat konsentrat masih

menggunakan metode tradisional dengan cara mengaduk bahan pakan

menggunakan sekop secara bersama sehingga bahan pakan menjadi homogen.

Proses pengadukan masih menggunakan teknik manual sehingga prosesnya

memerlukan waktu yang relatif lama.


16

Langkah awal yang dilakukan untuk mixing bahan pakan adalah

menghamparkan bahan pakan pada lantai kemudian menumpuk bahan pakan

selanjutnya sampai lapisan paling atas. Setiap tumpukan diratakan terlebih dahulu

menggunakan alat garu tradisional. Setelah bahan pakan tersusun rapih kemudian

langkah selanjutnya yaitu mengaduk bahan pakan menggunakan sekop sampai

semua bahan pakan tercampur dengan homogen. Hasil dari pengadukan dengan

metode manual di CV LEMBUSARI kurang efektif karena selain waktu yang

diperlukan relatif lama hasil dari pengadukan juga ada beberapa yang tidak

homogen. Konsentrat yang sudah jadi kemudian dimasukan kedalam kantong

(karung) yang selanjutnya ditimbang dan dikemas.

Gambar 8. Proses penyusunan bahan pakan


17

Gambar 9. Proses Mixing(pengadukan) bahan pakan

Gambar 10. Proses Pengemasan Konsentrat

Gambar 11. Proses Penimbangan Konsentrat


18

Gambar 12. Proses Finishing Pengemasan Konsentrat

Bahan pakan yang digunakan untuk pembuatan konsentrat terdiri atas tiga

macam yaitu bahan pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein, dan

tambahan garam dan mineral. Bahan – bahan pakan tersebut di susun berdasarkan

kebutuhan sapi potong yang digunakan untuk proses penggemukan. Berikut

adalah formulasi konsentrat yang dibuat oleh CV LEMBUSARI :

No Bahan Pakan Jumlah (kg) Jumlah (%)


1 Onggok 840 28
2 Pollard 750 25
3 Gaplek 300 10
4 Bungkil Kelapa 720 24
5 Dedak 300 10
6 Mineral 30 1
7 Garam 60 2
TOTAL 3000 100
Tabel 2. Komposisi Konsentrat

3.2. Kegiatan Insidental

3.2.1. Pemanenan Hijauan (Rumput Gajah)


Rumput yang digunakan untuk pakan sapi potong di CV LEMBUSARI

didapatkan dari lahan sendiri. Jenis rumput yang ditanam adalah jenis rumput
19

gajah (Pennisetum purpureum). Setelah umur 60 hari rumput gajah kemudian

dipanen dan digunakan untuk pakan sapi milik sendiri. Hal tersebut sesuai dengn

pendapat Sandiah (2011) bahwa rumpu gajah yang baik dipanen setelh umur 60

hari (panen pertama) dan umur 100 hari (panen kedua) serta jumlah anakan

tanman rumput gajah pada umur 205 hari (panen ketiga) maupun produksi bobot

segar tanaman rumput gajah pada umur 205 hari (panen ketiga).Karena lokasinya

jauh dari kantor pusat pemanenan rumput di angkut menggunakan mobil pick up.

Cara pemanenan menggunakan metode manual yaitu dengan alat pemotong

rumput tradisional (parang). Cara memanen rumput yang benar adalah dengan

cara memotong bagian pangkal rumput namun jangan sampai akar rumput juga

terbawa karena setelah pemanenan rumput akan tumbuh kembali. Setelah

pemanenan rumput diangkut kedalam bak mobil dan dibawa ke kandang kantor

pusat di Gandrungmangu. Sekali panen rumput biasanya sebanyak satu bak mobil

pick up. Rumput yang tersisa disimpan digudang pakan untuk diberikan besoknya

lagi.

Gambar 13. Proses pemanenan rumput gajah


20

Gambar 14. Pengangkutan Rumput gajah ke bak mobil

3.2.2. Pembongkaran Sapi Datang


Sapi bakalan CV LEMBUSARI yang nantinya di jual diperoleh dari pasar

Pracimantoro, Wonogiri. Satu kali belanja sapi di pasar Pracimantoro yaitu sekitar

6 – 8 ekor sapi tergantung ukuran tubuh sapi yang diperoleh dari pasar dan

tergantung kondisi pasar. Sapi diangkut menggunakan armada truck yang dapat

mengangkut sapi bakalan 6 – 8 ekor. Selain dari pasar pracimantoro sapi bakalan

juga didatangkan dari bali.

Perjalanan berangkat malam hari dan sampai pasar sekitar waktu subuh.

Setelah sampai langsung dilakukan proses pembelian bakalan sapi dan kemudian

diangkut kedalam truck. Truck sampai ke Gandrungmangu sore hari sekitar waktu

ashar. Kemudian dilakukan pembongkaran muatan yang berisi sapi lalu sapi

digiring untuk ditimbang terlebih dahulu lalu dimasukan kedalam kandang.


21

Gambar 15. Proses pembongkaran muatan truck sapi

3.2.3. Penimbangan Awal Sapi


Sapi yang baru datang kemudian digiring dan langsung dilakukan

penimbangan bobot badan sapi. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui bobot

badan sapi setelah melewati perjalanan. Penimbangan awal ditempat ini juga

dapat menghitung susut bobot badan sapi selama perjalanan.

Gambar 16. Proses penimbangan sapi


22

Berikut ini adalah data yang diperoleh dari sapi bali yang langsung

didatangkan dari bali yang ditimbang dua kali :

BB 1 (kg) BB 2 (kg) Penyusutan (kg) Penyusutan (%)

326 246 80 24.54

357 296 61 17.09

356 298 58 16.29

274 232 42 15.33

365 264 101 27.67

363 296 67 18.46

327 284 43 13.15

272 218 54 19.85

363 288 75 20.66

355 288 67 18.87

359 300 59 16.43

300 234 66 22.00

341 258 83 24.34

330 266 64 19.39

335 260 75 22.39

365 288 77 21.10

350 270 80 22.86

290 222 68 23.45

Rataan Penyusutan Bobot Badan 20.22

Tabel 3. Data Penyusutan Bobot Badan Setelah Transportasi


23

Berdasarkan data diatas menunjukan rataan susut bobot badan sapi bali

yang dikirim dari Bali ke Gandrungmangu. Pengiriman berlangsung selama

kurang lebih dua hari. Faktor yang menyebabkan susutnya bobot badan sapi

selama diperjalanan adalah karena stress karena ketersediaan pakan yang tidak

optimal ataupun karena faktor lingkungan selama perjalanan. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Aufa (2015) bahwa sapi yang sedang dalam perjalanan

mengakibatkan stres pada sapi yang berdampak pada penurunan bobot badan atau

terjadinya susut bobot.

3.3. Kegiatan Penunjang

3.3.1. Kunjungan, Wawancara, dan Diskusi


Kegiatan penunjang yang dilakukan adalah mengunjungi dan

mewawancara anggota dari kelompok tani CV LEMBUSARI. Kegiatan ini

bertujuan untuk menambah wawasan tentang peternak sapi potong rakyat yang

nantinya dapat menjadi pembanding dengan ilmu yang didapatkan di CV

LEMBUSARI maupun teori yang didapatkan di kampus mengenai aspek

manajemen pemeliharaannya sampai manajemen kesehatannya. Kegiatan diskusi

mingguan juga dilakukan secara internal di CV LEMBUSARI yang digunakan

sebagai wadah evaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama beberapa hari

sebelumnya.
24

Gambar 17. Kegiatan diskusi mingguan

3.3.2. Kunjungan ke Pasar Hewan


Kunjungan kepasar merupakan kegiatan tambahan yang sifatnya menunjang

kegiatan lainnya. Kegiatan kunjungan ini dilakukan di pasar hewan Sidareja yang

jaraknya sekitar 25 Km dari CV LEMBUSARI. Tujuan kegiatan ini adalah untuk

menambah wawasan tentang cara jual beli sapi di pasar hewan serta belajar

membaca kondisi pasar hewan.

Keadaan umum pasar hewan Sidareja lebih banyak peternak yang menjual

sapi dibandingkan dengan jumlah orang calon pembeli sapi. Pasar hewan Sidareja

merupakan pasar yang masih tradisional. Jenis bangsa sapi potong yang banyak

dijual adalah jenis PO dan beberapa sapi Simmental. Proses jual beli yang

dilakukan di pasar hewan Sidareja adalah langsung atau cash jadi, orang yang beli

sapi langsung bertransaksi di tempat.

Gambar 18. Pasar Hewan Sidareja


25

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
1. Tipe kandang yang digunakan di CV LEMBUSARI adalah individu

dengan tipe atap Gable dan Monitor

2. Pemberian pakan konsentrat di CV LEMBUSARI dicampur dengan air

minum (komboran)

3. Kandungan protein konsentrat di CV LEMBUSARI adalah 15,82% dan

kandungan energinya adalah 3960 kkal

4. Pemanenan rumput gajah dilakukan setelah 60 hari pasca tanam

5. Proses pengiriman sapi mengakibatkan penyusutan bobot badan sapi

sewaktu diperjalanan dikarenakan sapi mengalami stres

4.2.Saran
1. Pemberian pakan hijauan sebaiknya di perhatikan sesuai kebutuhan ternak

supaya tidak menjadi pemborosan pakan

2. Proses pembuatan konsentrat alangkah baiknya menggunakan mesin mixer

sehingga hasil yang di dapatkan lebih baik


26

DAFTAR PUSTAKA

Antari, Risa, U. Umiyasih. 2009. Profil Tata Laksana Pemeliharaan dan Pakan
Sapi Potong Pembibitan di Daerah Sentra Industri Tepung Tapioka Skala
Rakyat : Studi Kasus di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner. Hal 233 – 239

Astuti, Ayu, Erwanto, P. E. Santosa. 2015. Pengaruh Cara Pemberian Konsentrat


– Hijauan terhadap Respon Fisiologis dan Performa Sapi Pernakan
Simmental. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(4) : 201 – 207

Juliana, Amita, M. Harono, S. Suharyati. 2015. Repeat Breeder pada Sapi Bali di
Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(2) : 42 – 47

Khuluq, A. D. 2012. Potensi Pemanfaatan Limbah Tebu sebagai Pakan


Fermentasi Probiotik. Buletin Tanaman Tembakau, Serat dan Minyak
Industri. 4(1) : 37 – 45

Mathius, I. W, dkk. 2006. Pengaruh Bentuk dan Lama Penyimpanan terhadap


Kualitas dan Nilai Biologis Pakan Komplit. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Hal 57 – 66

Ngadiyono, N., dkk. 2008. Kinerja Produksi Sapi Peranakan Ongole Jantan
dengan Pemberian Dua Jenis Konsentrat yang Berbeda.
J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33(4) : 282 – 289

Rianto, E., D. Anggalina, S. Dartosukarno, dan A. Purnomoadi. 2006. Pengaruh


metode pemberian pakan terhadap produktivitas domba ekor tipis. Prosiding
Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan-
Badan Litbang Pertanian. Hal : 254-257

Sandiah, Natsir, Y. B. Pasolon, L. O. Sabaruddin. 2011. Uji Keseimbangan Hara


dan Variasi Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum var. HAWAII). AGRIPLUS. 21(2) : 94 – 100

Siregar, S.B. 2003. Penggemukan Sapi. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta

Suharti, S., D. A. Astuti, E. Wina. 2009. Kecernaan Nutrien dan Performa


Produksi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) yang Diberi Tepung Lerak
(Sapindus rarak) dalam Ransum. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 14(3) :
200 – 207
27

Usman, Y., E.M.Sari, N.Fadilla.2013. Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi


Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Kosentrat di Balai
Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri. Agripet.13(2) : 41-46

Wardoyo dan A. Handoko. 2011. Studi Manajemen Pembibitan dan Pakan Sapi
Pernakan Ongole di Loka Penelitian Sapi Potong Grati Pasuruan. Jurnal
Ternak.2(1) : 1 - 7

Anda mungkin juga menyukai