Anda di halaman 1dari 38

TAHAPAN PENYUSUNAN

MANAJEMEN RISIKO
PERGURUAN TINGGI

Oleh
Dr Wonny Ahmad Ridwan,MM
Sekolah Vokasi-IPB University
Pusat Pengembangan SDM-LPPM-
IPB University
Enterprise Risk Management (ERM).

Adalah suatu budaya, kemampuan, dan


praktik, yang terintegrasi dengan
penetapan strategi dan kinerja yang
diandalkan organisasi untuk mengelola
risiko dengan menciptakan, melestarikan,
dan mewujudkan nilai.
Risiko risiko di Perguruan Tinggi
1. Risiko Likuiditas (gagal bayar dosen/pegawai dsb)
2. Risiko Kepatuhan (unggah pd dikti, Simlitabmas dsb)
3. Risiko Pasar (serapan lulusan, penerimaan mhs baru dsb)
4. Risiko Kredit (penundaan pembayaran spp, pembelian sarpras dsb)
5. Risiko Operasional (proses belajar mengajar, penelitian, PkM, human
eror, dsb)
6. Risiko Strategis (pengambilan keputusan tdk tepat, perubahan peraturan
yang terlambat ditindaklanjuti)
7. Risiko Hukum (peraturan2 yg berubah, tuntutan hukum, kontrak tdk
syah, operasi yg tdk taat aturan)
8. Risiko Reputasi (akreditasi, pengakuan2, dsb)
PROSES BISNIS DI PERGURUAN TINGGI
Model Porter, modifikasi, (Ridwan, W.A, 2010)
KOMPONEN MANAJEMEN RISIKO
SPM PT sebagai ERM PT
Standar Pendidikan Tinggi
(Permendikbud No 3 Tahun 2020)
SISTEM PENJAMINAN MUTU
Pendidikan Tinggi
SPMI SPME/Akreditasi
P
E
P P
Budaya Mutu
P P  Pola pikir
P E  Pola sikap
 Pola perilaku
berdasarkan
Standar Dikti
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
(PD Dikti)

Penetapan Standar Dikti;


Pelaksanaan Standar Dikti; Evaluasi Data dan Informasi
Evaluasi (pelaksanaan) Standar Dikti; Penetapan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi
Pengendalian (pelaksanaan) Standar Dikti; dan Pemantauan dan Evaluasi Status Akreditasi dan Peringkat
Peningkatan Standar Dikti. Terakreditasi
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
(SPMI)

Tujuan Pengembangan SPMI


Menciptakan sistem Pasal 5 Ayat (6)
pengendalian Permenristekdikti No. 62/2016

penyelenggaraan pendidikan
SPMI ditetapkan dalam peraturan
tinggi oleh perguruan tinggi pemimpin perguruan tinggi bagi PTN
secara mandiri, karena atau peraturan badan hukum
perguruan tinggi memiliki penyelenggara bagi PTS, setelah
otonomi dalam disetujui senat atau senat akademik
penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi.
tinggi.
ARAS IMPLEMENTASI SPMI
Universitas/ Politeknik/ Akademi/
Sekolah Tinggi
Institut Akademi Komunitas
Permenristekdikti No. 62
Tahun 2016 Pasal 8 ayat 4 (c)
Fakultas
MODEL ORGANISASI

Unit Pengelola Unit Pengelola Unit Pengelola Membentuk unit


Program Studi Program Studi Program Studi khusus SPMI

Mengintegrasikan
• Pasal 1 angka 17 UU Dikti implementasi SPMI
Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran ke dalam
yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu manajemen PT
jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan
vokasi. Mengombinasikan
• Pasal 33 ayat (4) UU Dikti kedua model di
Program Studi dikelola oleh suatu satuan unit pengelola yang atas
ditetapkan oleh Perguruan Tinggi. 10
UP
PT PS
STANDAR PENDIDIKAN TINGGI
Standar Nasional Standar Nasional Standar Nasional
Pendidikan + Penelitian + PKM

Standar Kompetensi Standar Hasil Penelitian Standar Hasil PKM


Lulusan Standar Isi Penelitian Standar Isi PKM
Standar Isi Pembelajaran Standar Proses Penelitian Standar Proses PKM PT
SN Dikti Standar Proses Standar Penilaian Standar Penilaian PKM
Permendik Pembelajaran Penelitian
Standar Pelaksana PKM
bud No 3 Thn Standar Penilaian Standar Peneliti
2020 Pembelajaran Standar Sarpras PKM
Standar Sarpras Penelitian
Standar Dosen dan Tenaga Standar Pengelolaan PKM
Kependidikan UP
Standar Standar Pengelolaan Standar Pendanaan &
PS
Standar Sarana dan Penelitian Pembiayaan PKM
Dikti Prasarana Pbelajaran
Standar Pendanaan &
Standar Pengelolaan Pembiayaan Penelitian
Pembelajaran
Standar Pembiayaan
Pembelajaran
Standar Ditetapkan
Standar Bidang Standar Non
Dikti Akademik
Standar Dikti Perguruan Tinggi
Ditetapkan Akademik dan (Melampaui SN Dikti)

Perguruan Standar…. Standar….


Tinggi
Standar …. Standar …. Permendikbud No 3
SN Dikti Tahun 2020
Dst Dst (Standar Minimal)
P
P P P Penetapan Standar Pendidikan Tinggi
P E
Jumlah Standar Pendidikan Tinggi Dalam SPMI

Visi Perguruan
Ditetapkan Perguruan Tinggi
Standar Dikti

Standar PT (2) Tinggi


(Melampaui SN Dikti)

SN Dikti (1) Ditetapkan Menteri


(Standar Minimal) Standar Dikti
Standar Dikti yang ditetapkan
oleh Perguruan Tinggi yang SN Dikti SN Dikti
SN Dikti dapat ‘dilampaui’ harus ‘melampaui’ SN Dikti
sesuai dengan Visi Perguruan ditentukan oleh Visi Perguruan
Tinggi Tinggi.
Pengertian ‘melampaui’ atau ‘dilampaui’: SN Dikti SN Dikti
a. melebihi atau dilebihi secara ‘kuantitatif’, dan/atau
b. melebihi atau dilebihi secara ‘kualitatif
13
Pendekatan Pertahanan 3 Lapis (The 3 Lines of Defence)
– Konteks ERM
• Pendekatan “Three Lines of Defence” (3LD) atau Pertahanan Tiga Lapis
banyak diadopsi oleh berbagai organisasi dalam rangka membangun
kapabilitas manajemen risiko di seluruh jajaran dan proses bisnis organisasi
yang sering dikenal sebagai Enterprise Risk Management (ERM).
• Pendekatan 3LD membedakan antara fungsi-fungsi bisnis sebagai fungsi-
fungsi pemilik risiko (owning risks/risk owner), fungsi-fungsi yang
menangani risiko (managing risks), dan antara fungsi-fungsi yang
mengawasi risiko (overseeing risks) dengan fungsi-fungsi yang
menyediakan pemastian independen (independent assurance).
• Kesemua fungsi tersebut memainkan peran penting dalam platform
Enterprise Risk Management (ERM) baik untuk organisasi korporasi
perbankan atau sektor riil, maupun organisasi-organisasi pemerintahan dan
perguruan tinggi.
Model Pertahanan 3 Lapis (3LD)
Board/Audit Committee

Regulatory
Senior Management
supervisors

1st line of defence. 2nd line of defence. 3rd line of


Functions that own Oversee controls defence
and manage risk
Financial Crime Independent
assurance
Small and
Risk medium-sized
ownership enterprises (SMEs)
Policy & External
Advisory Audit
Risk Audit
Management Compliance
Controls
Risk

3 Lines of Defence 4th Line of Defence

https://www.bis.org/fsi/fsipapers11.pdf
Model Pertahanan 3 Lapis (3LD)
Komisaris/Dewas

Top Manajemen Pemerintah

Lini 1 Lini 2 Lini 3


Pelaksana Pengawas/ PEMERIKSA
Kegiatan Pengendalian
Risiko
Pemilik • Auditor
Internal External
Risiko •Kecurangan
• Laporan Audit
•Salah data
• Capaian • BPK
Pengelolaan •Salah saji
kinerja • Itjen
Risiko •Layanan tidak
• KAP
memuaskan
• Asesor

3 Lini Pertahahan Lini ke 4 (external)

https://www.bis.org/fsi/fsipapers11.pdf
1. Pertahanan lapis pertama – Manajemen Lini Bisnis
(Business Line Management)

• Pertahanan lapis pertama dilaksanakan oleh bagian yang melakukan


aktivitas operasional organisasi sehari-hari, terutama yang merupakan garis
depan atau ujung tombak organisasi.
• Bagian ini biasanya dilakukan oleh bagian level staff. Penerapan pertahanan
lapis pertama, bagian yang bersangkutan diharapkan untuk:
 Memastikan adanya lingkungan pengendalian yang kondusif di organisasi
terutama di bagian masing-masing staff yang bersangkutan.
 Menerapkan kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh
organisasi pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawab staff yang
bersangkutan secara konsisten.
 Menerapkan pengendalian internal yang efektif
 Pemantauan dan transparansi terhadap efektifitas pengendalian internal
1. Pertahanan lapis pertama – Manajemen Lini Bisnis
(Business Line Management)

Contoh
• Penerapan pertahanan lapis pertama dalam organisasi yaitu bagian
staff administrasi / operasional mengidentifikasi risiko-risiko yang ada
pada produk/jasa organisasi serta mengindentifikasi risiko yang dapat
terjadi dari aktivitas atau proses yang dilakukan staff bersangkutan
setiap harinya.
• Risiko-risiko yang telah diidentifikasi tersebut maka staff menyampaikan
kepada manajemen yang disertai dengan usulan perbaikan atau
peningkatan internal control yang dapat dilakukan untuk menangulangi
risiko yang ada.
2. Pertahanan lapis kedua - Fungsi Manajemen Risiko Korporat yang independen
(Independent Corporate Operational Risk Function)

• Pertahanan lapis kedua dilaksanakan oleh bagian-bagian yang menangani


manajemen risiko dan kepatuhan, misalnya Management Representative (MR).
• Dalam penerapan pertahanan lapis kedua, bagian yang bersangkutan diharapkan
untuk:
 ·Bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memantau implementasi
manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan.
 ·Melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan
prosedur-prosedur standard operasionalnya yang telah ditetapkan oleh
perusahaan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
 ·Memantau dan melaporkan risiko-risiko perusahaan secara menyeluruh
kepada pihak yang memiliki kewenangan tertinggi di organisasi.
2. Pertahanan lapis kedua - Fungsi Manajemen Risiko Korporat yang independen
(Independent Corporate Operational Risk Function)

Contoh

• Penerapan pertahanan lapis kedua dalam organisasi yaitu


bagian MR melakukan standardisasi ISO 9001 pada
organisasi.
• MR selalu melakukan pengawasan terhadap kebijakan-
kebijakan yang berjalan dalam perusahaan sesuai dengan
yang telah ditetapkan sehingga system internal control
perusahaan dapat efisien, efektif, dan terpadu.
3. Pertahanan lapis ketiga - Pengkaji Independen (Independent Review)

• Pertahanan lapis ketiga dilaksanakan oleh auditor.


• Auditor yang dimaksud yaitu auditor internal maupun auditor eksternal.
Peran auditor internal jauh lebih intens dalam model 3LD ini karena mereka
adalah bagian internal perusahaan yang bersifat independen terhadap
fungsi-fungsi lainnya. Auditor internal juga lebih memahami proses bisnis
sehingga dalam melakukan manajemen risiko lebih sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
• Auditor internal diharapkan untuk:
• Melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap desain sistem
organisasi dan implementasi manajemen risiko secara keseluruhan
• Memastikan bahwa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua telah
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Organisasi Perguruan Tinggi
PP. No. 4 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 28

Organisasi PTN dan PTS paling sedikit terdiri atas


unsur:
a. penyusun kebijakan;
b. pelaksana akademik;
c. pengawas dan penjaminan mutu;
d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan
e. pelaksana administrasi atau tata usaha.
22
Tata Kelola Perguruan Tinggi (PP No 4 Tahun 2014)
PTN, Pasal 29
a. senat Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/ Politeknik/Akademi/Akademi Komunitas
sebagai unsur penyusun kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a,
yang menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan
akademik;
b. Pemimpin Perguruan Tinggi sebagai unsur pelaksana akademik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 huruf b, yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan nonakademik dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi untuk dan atas nama Menteri;
c. satuan pengawas internal yang dibentuk oleh Pemimpin Perguruan Tinggi sebagai
unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c, yang menjalankan
fungsi pengawasan nonakademik untuk dan atas nama Pemimpin Perguruan Tinggi;
dan
PTN BH, Pasal 30  diatur oleh MWA.
PTS, Pasal 31  diatur oleh Badan Penyelenggara
Model Pertahanan 3 Lapis di Perusahaan

Regulatory
supervisors

External
Audit
• KAP

Pertahahan Lapis ke 4
Model Pertahanan 3 Lapis (3LD) di Perguruan Tinggi
Yayasan/Dewas/MWA

PIMPINAN PERGURAUN TINGGI Pemerintah

Lini 1 Lini 3
Lini 2 Pemeriksa
Pemilik dan Pengendali Risiko
Pengelola Risiko Risiko
Atasan Langsung/
Satuan
Fakultas, Biro, Penjamu
• Standar tidak Pengawas External
Pusat, Direktorat, Internal (SPI)
dan unit lain yang tercapai Audit
• Kecurangan • Audit Internal • BPK
melaksanakan • Laporan
• Salah data/saji • Itjen
kegiatan • Capaian kinerja • KAP
• Layanan tidak
• Asesor
memuaskan

3 Lini Pertahahan Lini ke 4


Tahapan manajemen risiko di perguruan tinggi

Identifikasi risiko di PT

Analisis dan evaluasi tingkat risiko

Penanganan risiko

Implementasi manajemen risiko

Monitoring semua proses


IDENTIFIKASI RISIKO

Pimpinan Perguruan Tinggi


Kegiatan Risiko Akibat
1. Pelaksanaan Visi, Misi dan Tujuan Tidak ada VMT Tidak terarah
2. Kontrak Kinerja Tdk tercapai Reputasi turun
3.
4.
5.
Contoh Kontrak Kinerja PTN dengan KemenRistekdikti
TARGET
KRITERIA SYARAT MINIMAL SATUAN
2015
A. AKADEMIK DAN MUTU
1 Produktivitas Publikasi Masuk 12 besar di Indonesia Judul 300
Internasional
2 Jumlah Paten Masuk 12 besar di Indonesia Jumlah Paten 20
3 Akreditasi Institusi A Terakreditasi A
4 Akreditasi Program Studi (S1) >80% Terakreditasi A Persen 100
5 Akreditasi Internasional Ada Program Studi/Institusi Jumlah Prodi 15
Terakreditasi Internasional (kumulatif)
B. TATA KELOLA
1 Compliance Taat terhadap peraturan perundangan Compliance Ya
tentang Pendidikan Tinggi
2 Opini Laporan Keuangan Minimal 2 tahun berturut-turut WTP Opini WTP
3 Kasus Hukum Berat Tidak ada kasus hukum berat Ya
4 PNBP Hasil Kerjasama Minimal Rp 100 Milyar Milyar 378
5 Pelaporan Tepat Waktu Tidak ada laporan wajib yang terlambat Tepat Waktu Ya
Contoh Kontrak Kinerja PTN dengan KemenRistekdikti
TARGET
KRITERIA SYARAT MINIMAL SATUAN
2015
C. AFIRMASI MASYARAKAT MISKIN/TERTINGGAL
1 Bidikmisi Melaksanakan Bidikmisi dengan Persen 100
baik (jumlah dan ketepatan
penyaluran)
2 UKT >5% Kelompok I, >5% Kelompok II Persen 11
3 ADIK Tidak menolak Program ADIK Ya
D.PRESTASI MAHASISWA
1 Juara Pertama di Kompetisi Minimal 4 Orang 20
Tingkat Nasional Dua Tahun
Terakhir
2 Juara Pertama di Kompetisi Minimal 2 Orang 3
Tingkat Internasional Dua Tahun
Terakhir
Lini pertama

Fakultas
Kegiatan Risiko Dampak
1. Belajar Mengajar
2. Penelitian Mahasiswa
3. Penelitian Dosen
4. Sarana Kuliah
5. Sarana praktikum
6. Layanan Mahasiswa

Dapat dipecah ke unit unit terkecil yang memberikan


layanan operasional (sub bagian, laboratorium, jurusan dsb
Lini pertama

Biro Umum/Direktorat Sarpras


Kegiatan Risiko Dampak
1. Layanan Sarpras
2. Kebersihan
3. Keamanan
4. Pemeliharaan Sarpras
5. .............
6. ...............................
Lini pertama

Biro Umum/Direktorat Sarpras


Kegiatan Risiko Dampak
1. Layanan Sarpras
2. Kebersihan
3. Keamanan
4. Pemeliharaan Sarpras
5. .............
6. ...............................
Lini Ke dua

Manajemen Risiko/Penjaminan Mutu


Kegiatan Risiko Dampak
1. Memastikan Standar terpenuhi
2. Memastikan SOP dilaksanakan
3. Pengendalian Risiko
4. Memastikan Capaian Kinerja terpenuhi
5. Mengukur Capaian standar
6. ...............................
Lini Ke Tiga
Satuan Pengawasan Internal/Audit Internal/AMI
Kegiatan Risiko Dampak
1. Memastikan Risiko telah teridentifikasi
2. Memastikan Risiko telah dikendalikan
3. Memastikan Akar penyebab telah
diidentifikasi dan telah dihilangkan
4. Memastikan Risiko yg berdampak besar
telah diantisipasi
5. Memastikan PPEPP telah terlaksana Nilai SPMI rendah Tidak terakreditasi
6. ...............................
Kegiatan ini milik siapa..... ?
Syarat Perlu Terakreditasi Perguruan Tinggi diberlakukan pada butir-butir
penilaian yang menentukan status akreditasi, yaitu:
a. Skor butir penilaian Kecukupan Dosen Perguruan Tinggi (Rasio jumlah dosen tetap
yang memenuhi persyaratan dosen terhadap jumlah program studi) ≥ 2,0.
b. Skor butir penilaian Dosen Tidak Tetap (Persentase jumlah dosen tidak tetap
terhadap jumlah seluruh dosen) ≥ 2,0.
c. Skor butir penilaian Sistem Penjaminan Mutu (Ketersediaan dokumen formal SPMI,
Ketersediaan bukti yang sahih terkait praktik baik pengembangan budaya mutu di
perguruan tinggi) ≥ 2,0.
d. Skor butir penilaian Penjaminan Mutu (Efektivitas pelaksanaan sistem penjaminan
mutu) ≥ 2,0.

Jika satu atau lebih butir penilaian tidak terpenuhi, maka perguruan tinggi tidak
terakreditasi.

Sumber : PerBAN PT No 3 Tahun 2019 Lampiran 5 Pedoman Penilaian


Kegiatan ini milik siapa..... ?
Syarat Perlu Terakreditasi pada program Diploma Tiga/Sarjana/Sarjana
Terapan/Magister/Magister Terapan diberlakukan pada butir-butir penilaian yang
menentukan status akreditasi, yaitu:
a. Skor butir penilaian Penjaminan Mutu (keterlaksanaan Sistem Penjaminan
Mutu Internal, akademik dan non akademik) ≥ 2,0.
b. Skor butir penilaian Kecukupan Jumlah DTPS ≥ 2,0.
c. Skor butir penilaian Kurikulum (keterlibatan pemangku kepentingan dalam
proses evaluasi dan pemutakhiran kurikulum, kesesuaian capaian
pembelajaran dengan profil lulusan dan jenjang KKNI/SKKNI, ketepatan
struktur kurikulum dalam pembentukan capaian pembelajaran) ≥ 2,0.
PEMILIK RISIKO, PENGENDALI RISIKO, PEMERIKSA RISIKO...... ?
Sistem Akreditasi Nasional (SAN) Pendidikan Tinggi, BAN-PT, 2017

Visi, Misi, Tujuan, Strategi 1

Kepuasaaan Pemangku Kepentingan


Sistem Penjaminan Mutu Internal

dan Rekognisi Masyarakat


Tata Pamong,
Tata Kelola, Keuangan,
dan Kerja Sumber Daya
2 Mahasiswa 3 4 Sarana, dan 5
sama Manusia
Prasarana

Pengabdian
Pendidikan 6 Penelitian 7 Kepada 8
Masyarakat

Luaran dan Capaian:


9
Hasil Pendidikan, Hasil Penelitian, Hasil PkM 37
O
K
TERIMA KASIH I
S
I
R

Anda mungkin juga menyukai