Anda di halaman 1dari 12

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PROTEKSI ISI PROPOSAL


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi proposal ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh pengusul dan pengelola administrasi penelitian

PROPOSAL PENELITIAN 2019


ID Proposal: 9f7cec2d-d658-47b0-8027-be480558ce43
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2020 s.d. tahun 2020

1. JUDUL PENELITIAN

BALITA ISPA DILINGKUNGAN USAHA BATU BATA

Bidang Fokus RIRN /


Bidang Rumpun Bidang
Tema Topik (jika ada)
Unggulan Perguruan Ilmu
Tinggi

Pengembangan dan penguatan


Penguatan pengetahuan
sistem kelembagaan, kebijakan
dan pengembangan Kesehatan
Kesehatan kesehatan, dan pemberdayaan
kebiasaan masyarakat Lingkungan
masyarakat dalam mendukung
dalam berperilaku sehat
kemandirian obat

Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)

Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 3 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi

M. Sekolah
KAMALIZAMAN Tinggi Ilmu Kesehatan
6021740 0
Kesehatan Masyarakat
Ketua Pengusul Hang Tuah

MUHAMADIAH
Sekolah
S.KM, M.Kes membantu ketua
Tinggi Ilmu Kesehatan
dalam melakukan 6129521 0
Kesehatan Masyarakat
Anggota Pengusul penelitian
Hang Tuah
1

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra
4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Luaran Wajib

Status target capaian (


Keterangan (url dan nama
Tahun accepted, published, terdaftar
Jenis Luaran jurnal, penerbit, url paten,
Luaran atau granted, atau status
keterangan sejenis lainnya)
lainnya)

Artikel di Jurnal Nasional


1 Published Jurnal Endurance
terakreditasi peringkat 1-6

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

1 Buku Ajar Terbit ber ISBN STIKes Hang Tuah

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 18,000,000
Tahun 1 Total Rp. 18,000,000

Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan

Sewa Alat dan


Bahan Penelitian (Habis Unit +
Bahan bahan 1 8,000,000 8,000,000
Pakai) Paket
Penelitian

Bahan Barang Persediaan Alat tulis unit 1 700,000 700,000

Pengumpulan
HR Pembantu Peneliti Survei OH 1 800,000 800,000
Data

Pengumpulan
HR Petugas Survei Survei OHOR 1 500,000 500,000
Data

Sewa Peralatan Peralatan penelitian Dust Meter Paket 1 500,000 500,000

HR
Analisis Data Sekretariat/Administrasi Pencatatan Peneliti 1 300,000 300,000
Peneliti

pengolahan
Analisis Data HR Pengolah Data Peneliti 1 2,000,000 2,000,000
data

Pelaporan, Luaran Publikasi


Biaya Publikasi artikel di
Wajib, dan Luaran Jurnal paket 1 500,000 500,000
Jurnal Nasional
Tambahan Nasional

Pelaporan, Luaran
Publikasi artikel di Jurnal Submit Jurnal
Wajib, dan Luaran Paket 1 4,000,000 4,000,000
Internasional Internasional
Tambahan

Pelaporan, Luaran
Luaran KI (paten, hak
Wajib, dan Luaran Buku Ajar paket 1 700,000 700,000
cipta dll)
Tambahan
BALITA ISPA DILINGKUNGAN USAHA BATU BATA
RINGKASAN
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi faktor dominan kunjungan pasien ke
puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan primer. Fenomena kejadian ISPA yang
disebabkan oleh multi faktor menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan. Disisi lain, terdapat
kelompok yang sangat rentan terhadap bahaya kejadian ispa, diantaranya bayi dan balita.
Angka kasus kejadian ISPA juga tidak mengalami penurunan, justru mengalami peningkatan
disetiap tahunya. Data nasional ditahun 2017, insiden ISPA (per 1000 balita) di Indonesia
sebesar 20,54%. Demikian halnya data (2016) 10 penyakit tertinggi Propinsi Riau, menempat
ISPA sebagai penyakit tertinggi dengan jumlah 138.136 kasus (34,73%). Jumlah kasus yang
tetap tertinggi telah menjadi perhatian bagi pemerintah di tingkat nasional maupun daerah.
Namun, kasus tetap terjadi dan bahkan nyaris tidak lagi dianggap sebagai masalah kesehatan
di masyarakat. ISPA sudah semestinya dipandang sebagai masalah kesehatan serius, mengingat
persebaran kasus yang merata secara nasional dan terjadi secara terus menerus. Faktor
lingkungan sering kali dianggap unsur yang tidak memiliki peranan yang besar terhadap
kejadian kasus ISPA. Iroisnya, faktor lingkungan juga menjadi diabaikan dalam upaya
penanganan kasus ISPA. Desa Candirejo merupakan daerah dengan karakteristik ekonomi
masyarakat sebagai penghasil batu bata. Proses kerja pembuatan batu bata melalui beberapa
tahapan yang menghasilkan dampak asap dan debu. Faktor risiko ISPA pada kelompok rentan
harus menjadi perhatian bagi puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional guna melihat faktor lingkungan
dan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak
100 rumah tangga yang memiliki balita. Dengan penelitian ini diharapkan akan menjadi
pembuktian baru terkait faktor lingkungan dan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita.
Penelitian ini akan di muat pada jurnal internasional. Tingkat kesiapan teknologi dalam
penelitian ini nantinya berada pada TKT 2 dimana kelengkapan dan analisis data dapat
dinyatakan kevalidannya
Kata Kunci : ISPA, Lingkungan, fisik rumah.

LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi pada saluran pernapasan
baik saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menyebabkan berbagai spektrum penyakit
dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan. ISPA sering dijumpai di
negara-negara berkembang [12].
Berdasarkan data Laporan Rutin Subdit ISPA Tahun 2017, insiden (per 1000 balita) di
Indonesia sebesar 20,54%. Untuk cakupan penemuan pneumonia balita tidak mengalami
perkembangan yaitu berkisar antara 20%-30%. Peningkatan cakupan pada tahun 2015 – 2017
dikarenakan adanya perubahan angka perkiraan kasus dari 10% menjadi 3,55%, selain itu ada
peningkatan dalam kelengkapan pelaporan dari 91,91% pada tahun 2015 menjadi 94,12% pada
tahun 2016 dan 97,30% pada tahun 2017 [3]
ISPA menempati peringkat pertama dalam 10 penyakit tertinggi yang berada di Provinsi
Riau yaitu dengan jumlah 138.136 kasus (34,73%) disusul oleh Hipertensi Esensial Peimer
dengan 48.685 kasus (12,26%) dan disusul lagi dengan penyakit Gastritis dan duodentis dengan
jumlah 41.823 kasus (10,53%) [4]
Salah satu faktor resiko ISPA yaitu keadaan lingkungan tempat tinggal Polutan
lingkungan dapat mengiritasi mukosa saluran nafas sehingga memudahkan terjadinya infeksi
di saluran nafas. Pada balita yang tinggal di rumah berventilasi baik, insiden ISPA lebih rendah
dibanding balita yang tinggal di rumah berventilasi buruk. Selain itu, pajanan suhu dingin juga
menjadi salah satu faktor resiko ISPA. Curah hujan yang berlebihan akan membuat rumah
menjadi lembab yang menjadi faktor untuk peningkatan penyakit ISPA [5,6]
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Air Molek, diperoleh informasi dari 10 orang kepala keluarga yang memiliki balita di Desa
Candirejo, sebanyak 8 orang kepala keluarga yang memiliki balita berada pada lingkungan
usaha batu bata dengan kualitass udara yang berasap, serta kualitas fisik rumah (Kepadatan
Hunian, ventilasi, pencahayaan serta kelembaban) yang kurang memadai.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Hubungan faktor Lingkungan fisik area pembuatan batu bata (Debu dan
asap) terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Candirejo tahun 2019?
2. Bagaimana hubungan faktor Fisik rumah hunian (Kepadatan Hunian, Ventilasi rumah,
Pencahayaan dan kelembaban) terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Candirejo
tahun 2019?
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor Lingkungan fisik area pembuatan batu bata
(Debu dan asap) serta faktor Fisik rumah hunian (Kepadatan Hunian, Ventilasi rumah,
Pencahayaan dan kelembaban) terhadap kejadian ISPA.

URGENSI PENELITIAN
Hasil penelitian ini sangat penting sebagai eviden based guna penentuan kebijakan penanganan
masalah ISPA di masyarakat. Sejauh ini belum ada program penanggulangan ISPA yang
bersifat permanen disebabkan belum tegaknya hipotesa penyebab ISPA. Dengan hasil
penelitian ini, kebijakan prorgam akan mengarah pada problem solving atas informasi dasar
yang diperoleh dari hasil penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi pada saluran pernapasan
baik saluran pernapasan atas atau bawah, dan dapat menyebabkan berbagai spektrum penyakit
dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, yang dipengaruhi oleh patogen
penyebab, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. Penyakit ini dapat menyerang saluran napas
mulai dari hidung sampai alveoli termasuk adneksanya yaitu sinus, rongga telinga tengah,
pleura [10,11,12]
Pengertian ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita. ISPA
yang tidak ditangani dengan baik akan masuk kejaringan paru-paru dan menyebabkan
pneumonia, yaitu penyakit infeksi pada paru-paru yang menjadi penyebab utama kematian
pada bayi dan balita [5,7]
Beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ISPA adalah penyakit
saluran pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia dan faktor lain
nya seperti lingkungan dan penjamu yang sering menyebabkan kematian pada anak di bawah
usia 5 tahun.
Etiologi ISPA
ISPA merupakan penyakit utama penyebab kematian pada balita dan sering menempati urutan
pertama angka kesakitan balita. Etiologi ISPA terdiri dari bakteri, virus, jamur dan aspirasi.
Bakteri penyebab ISPA antara lain Diploccocus pneumonia, Pneumoniiae, Pneumococus,
Streptococus, Pygones staphylococcus aureus dan Haemophilus influenza. Virus pada ISPA
penyebab ISPA adalah Influeza, Adenovirus, Sitomrgagalovirus. Jamur penyebab ISPA adalah
Aspergilus sp, Gandida albicans histoplasm. Sedangkan aspirasi lain yang juga dapat menjadi
penyebab ISPA adalah makanan, asap kendaraan bermotor, bbm (bahan bakar minyak) tanah,
cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian mainan plastik kecil) [6].
Klasifikasi ISPA
Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari:
a. Bukan pneumonia: yaitu mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan
dinding dada bagian bawah ke arah dalam. Contohnya adalah common cold, faringitis,
tonsilitis, dan otitis.
b. Pneumonia: yaitu didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas. Diagnosis
gejala ini berdasarkan usia. Batas frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai
<1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk usia 1 sampai <5tahun adalah 40 kali permenit.
c. Pneumonia berat: yaitu didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai
sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam (chest indrawing) pada
anak berusia dua bulan sampai <5 tahun. Untuk anak berusia <2 bulan, diagnosis pneumonia
berat ditandai dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per
menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah
dalam (servere chest indrawing [11].
Kepadatan Hunian
Kepadatan hunian memiliki peranan yang dangat penting terhadap kualitas kesehatan
penghuni. Bangunan sempit dan tidak sesuai dengan jumlah penghuninya akan berdampak
kurangnya oksigen dalam ruangan sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun.
Berdasarkan hasil Penelitian di lapangan, kepadatan hunian yang memenuhi syarat lebih
dominan dibandingkan yang tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan karakteristik dari
rumah penduduk yang cukup luas [7,10,11]
Kepadatan hunian rumah akan meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran
panas badan yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernafasan tersebut.
Dengan demikian semakin banyak penghuni rumah dan maka semakin cepat udara ruangan
mengalami pencemaran gas atau bakteri. Dengan banyaknya penghuni, maka kadar oksigen
dalam ruangan akan menurun di ikuti oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari
peningkatan CO2 ruangan adalah penurunan kualitas udara dalam rumah. Jumlah orang yang
tinggal dalam satu rumah dapat mempengaruhi penyebaran Penyakit menular terhadap
terjadinya penyakit ISPA dalam kecepatan transmisi mikroorganisme [7]
Ventilasi
Penghawaan atau ventilasi alamiah yang baik dengan luas minimal 10% dari luas lantai.
Dengan adanya udara yang baik maka udara segar dapat dengan mudah masuk kedalam rumah
sehingga kejadian ISPA akan semakin berkurang [6]. Ventilasi sangat berpengaruh dalam
proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan
tertutup secara alamiah maupun mekanis. Udara dalam rumah atau ruangan yang segar sangat
dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang
baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan.
Pencahayaan
Pencahayaan dalam rumah menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No :
1077/MENKES/PER/V/2011 tentang pedoman penyehatan udara dalam ruang rumah dan
pencahayaan dalam ruang rumah diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan untuk membaca persyaratan minimal 60 Lux [9].
Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Cahaya alamiah yaitu matahari. Cahaya matahari sangat penting karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patoghen dalam rumah dan mengurangi kelembapan. Cahaya alami dapat di
perhatikan dengan cara membuka jendela agar sinar matahari masuk ke dalam ruangan.
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak tanah, listrik dan sebagainya.
ISPA lebih banyak terjadi pada rumah dengan kondisi pencahayaan tidak memenuhi syarat
berjumlah 133 rumah (68,9%) dengan Pvalue yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan adanya
Hubungan dengan kondisi pencahayaan tidak memenuhi syarat terhadap kejadian ISPA pada
Balita [1,10].

Kelembapan
Menurut Kepmenkes RI Nomor : 1077/MENKES/PER/V/2011), Persyaratan untuk
kelembapan rumah adalah berkisar anatara 40-60%. Jika kelembaban udara ≤40%, maka dapat
dilakukan upaya penyehatan antara lain :
1) Menggunakan alat untuk meningkatkan kelembapan seperti humidifier (alat pengatur
kelembaban udara)
2) Membuka jendela rumah
3) Menambah jumlah dan luas jendela rumah
4) Memodifikasi fisik bangunan (meningkatkan pencahayaan, sirkulasi udara) Jila kelembaban
udara ≥60%, maka dapat dilakukan upaya penyehatan antara lain :
1) Memasang genteng kaca
2) Menggunakan alat untuk menurunkan kelembaban seperti humidifier (alat pengatur
kelembaban udara)
Beberapa penelitian memperlihatkan hubungan kelembapan dengan kejadian ISPA pada
Balita Kelembapan dalam rumah dapat di pengaruhi oleh kontruksi rumah yang tidak baik
[9].

ROADMAP PENELITIAN

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekata cross
sectional study, yaitu pendekatan yang sifatnya sesaat pada suatu waktu dan tidak di ikuti terus
menerus dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan ini meliputi pengumpulan data terhadap
variabel dependen dan independen. Penelitian ini dilakukan di Desa Candirejo Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Air Molek.
Jenis dan cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
primer yaitu pengumpulan data langsung melalui responden yang di teliti dengan cara
melakukan observasi langsung ke rumah-rumah responden terkait dengan kondisi lingkungan
rumah ventilasi, kepadatan hunian, pencahyaan, kelembapan pengumpulan. Peneliti juga
melakukan pengumpulan data kualitas udara di lingkungan kerja batu bata diukur dengan dust
meter. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder yaitu data yang di peroleh dari
UPTD Puskesmas Air Molek.

KERANGKA KONSEP

ALUR PENELITIAN

JADWAL PENELITIAN
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengumpulan informasi dan data dasar topik penelitian
2 Analisis Kualitas data menjadi justifikasi masalah penelitian
3 Penyusunan Kepustakaan dan Instrumen Penelitian
4 Pengumpulan data
5 Analisis data
6 Laporan Penelitian
7 Publikasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1. [1] Astuti. 2015. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Dengan Kejadian ISPA di
Wilayah Kerja Puskesmas Perawang Kabupaten Siak Tahun 2015. Skripsi. Prodi
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah, Pekanbaru.

2. [2] Depkes RI, (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

3. [3] Ditjen P2P, Kemenkes RI, (2018). Profil kesehatan Indonesia.

4. [4] Profil Dinkes Riau (2016). Profil Dinas Kesehatan propinsi Riau.

5. [5] Maharani, D,. Fitry, Y,. Lestari, Y. 2017. Profil Balita Penderita Infeksi Saluran Nafas
Akut Atas di Poliklinik Anak RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2012-2013. Jurnal FK.
Unand. Vol 6 No 1 Hal 153-157 Padang.

6. [6] Ningrum, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit ISPA Pada Balita
di UPT Kesehatan Puskesmas Bengkalis Desa Wonosari Tahun 2015. Skripsi. Prodi
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah, Pekanbaru.

7. [7] Notoadmodjo, S. (2007a). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:


Rhineka Cipta

8. [8] Oktaviani, H,. Supriatin. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Puskesmas Garuda Kota Bandung.
Jurnal Ilmu Keperawatan Vol II No 2 Bandung.
9. [9] Permenkes RI (2011) Peraturan Menteri Kesehatan RI No :
1077/MENKES/PER/V/2011. Pedoman Penyehatan Udara Dalam Rumah.

10. [10] Wahyuningsih, Raodhah, Basri. 2017. Infeksi Sluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada
Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Jurnal.
Hygiene Vol 3 No 2 Makasar.

11. [11] Widoyono, (2011) Penyakit tropis epidemiologi penularan, pencegahan &
pemberantasan. Jakarta : Erlangga

12. [12] Widyanata, A,. Somia. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut Pada Siswa Taman Kanak-Kanak Di Kelurahan Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2014. Jurnal E-Medika Vol 6 No 6 1-8 Denpasar.
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA KETUA PENGUSUL

Nama M. KAMALIZAMAN S.KM, M.KL

NIDN/NIDK 1010118902

Pangkat/Jabatan -/Asisten Ahli

E-mail

ID Sinta 6021740

h-Index 0

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Buku

Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan

Perolehan KI

Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)

Riwayat penelitian didanai Kemenristekdikti

No Judul Tahun Dana Disetujui


B. ANGGOTA PENGUSUL 1

Nama MUHAMADIAH S.KM, M.Kes

NIDN/NIDK 1006038902

Pangkat/Jabatan -/Asisten Ahli

E-mail

ID Sinta 6129521

h-Index 0

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Buku

Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan

Perolehan KI

Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
LAMPIRAN 3. BUKTI PEROLEHAN KI
PERSETUJUAN USULAN

Nama Pimpinan Nama Unit Lembaga


Tanggal Pengiriman Tanggal Persetujuan Sebutan Jabatan Unit
Pemberi Persetujuan Pengusul

LEMBAGA
PENELITIAN DAN
SRI WARDANI S.E.,
20 Agustus 2019 22 Agustus 2019 KEPALA P3M PENGABDIAN
M.Kes
KEPADA
MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai