Anda di halaman 1dari 27

KESEHATAN MASYARAKAT

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


OLEH
WINDA SEPTIANI, SKM, M.Kes
NURLISIS, SKM, M.Kes
M. KAMALI ZAMAN, SKM, M.KL

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PELATIHAN PEMBUATAN PMT SECARA MANDIRI
DENGAN BAHAN PANGAN TEMPATAN (BPT) UNTUK
BALITA PADA KADER DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIAK HULU III KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2017
A. Latar Belakang
1. Unsur penting dari kesehatan dan
keberlangsungan hidup salah satunya adalah
status gizi. Persoalan gizi dalam pembangunan
kependudukan masih merupakan persoalan yang
dianggap menjadi masalah utama dalam tatanan
kependudukan. Kekurangan gizi rentan terjadi
Pendahuluan pada anak yang berdampak terhadap munculnya
beberapa efek negatif seperti lambatnya
pertumbuhan badan, rawan terhadap penyakit,
menurunnya tingkat kecerdasan, dan
terganggunya mental anak bahkan kematian
(Almatsier, 2009).
A. Latar Belakang
2. Jumlah kasus yang terjadi pada 3 tahun terakhir
mengindikasikan bahwa salah satu program upaya pencegahan
dan penanggulangan gizi buruk tidak tercapai. Tidak
tercapainya target akibat tidak efektifnya program
dimungkinkan karena peran serta orang tua dan kader yang
belum maksimal dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk. Permasalahan program
pencegahan dan penanggulangan gizi buruk semakin terlihat
Pendahuluan pada salah satu program yaitu ketersediaan serta distribusi
bantuan PMT tidak tepat sasaran dan tidak tepat waktu,
sehingga ada indikasi keterlambatan pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk (Profil Puskesmas Siak Hulu III
Tahun 2012-2014). Peranan kader sangat penting karena kader
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program - program
posyandu. Adanya peran kader dapat membantu masyarakat
dalam mengurangi angka gizi buruk, selain itu adanya peran
kader juga dapat membantu dalam mengurangi angka kematian
ibu juga balita khususnya dalam kasus gizi kurang dan gizi
buruk
Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampila para kader dalam melakukan


praktek (menogolah) pembuatan PMT mandiri untuk pemenuhan gizi
anak balita melalui kegiatan pelatihan
2. Menambah wawasan para kader bahwa tidak harus selalu menunggu
bantuan PMT datang akan tetapi PMT itu sendiri dapat dibuat dan
dihasilkan dengan cara mudah dan murah.
3. Wawasan dan keterampilan terhadap PMT dapat disosialisasikan kepada
ibu-ibu balita yang ada diwilayah setempat
1
Metode

Metode pengabdian masyarakat ini berbentuk


penyuluhan (presentasi),pelatihan/parktik
pembuatan PMT secara mandiri dengan Bahan
Pangan Tempatan (BPT) untuk balit pada kader di
Wilayah Kerja Puskesmas Siak Hulu III Kabupaten
Kampar.
1 Hasil

Kegiatan penyuluhan dan pelatihann pembuatan PMT dilakukan selama dua hari
dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Hari pertama:
1. Persiapan ruangan/aula yang akan digunakan
2. Persiapan sound system
3. Memberikan materi penyuluhan mengenai PMT, leaflet dan pendistribusian
buku/pedoman PMT diawal kegiatan
4. Pengaturan tempat para kader dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Siak Hulu
III.
5. Melakukan penyuluhan sembari diskusi mengenai menu-menu sederhana dan
mudah dalam membuat PMT
1
Hasil

Hari kedua:
1. Mengatutur tempat duduk para audiens (kader), meja
praktik PMT, dan meja menu PMT yang telah dimasak.
2. Mengulang kembali materi PMT yang telah dberikan
hari sebelumnya
3. Praktik pembuatan PMT dan uji coba kepada salah satu
kader yang hadir
1
Pembahasan

1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan melakukan kunjungan pendahuluan ke
puskesmas untuk menjelaskan rencana kegiatan pengabdian yang mencakup
penyuluhan dan pelatihan pembuatan PMT kepada kepala puskesmas dan
beberapa kepala bidang pemegang program seperti bidang program gizi, promkes
dan kesling.
1
Pembahasan

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pertama dilakukan pada pagi hari Rabu tanggal 26 Juli 2017 jam 08.00
sampai dengan jam 11.30 WIB dengan memberikan penyuluhan tentang apa itu PMT,
manfaat serta cara membuat PMT yang baik dan benar (materi terlampir), serta melakukan
tanya jawab (diskusi) selama 15 menit, pemberian buku pedoman PMT lengkap dengan
daftar menu PMT dan ditutup dengan pemberian doorprize pada beberapa kader yang
mampu/dapat menjawab beberapa pertanyaan seputar PMT dari tim pengabdian. Pemberian
informasi mengenai PMT juga diberikan yaitu melalui leaflet (terlampir) kepada para kader.
Selanjutnya, pada hari selasa tanggal 01 Agustus 2017 dilakukan pelatihan/demonstrasi
PMT.
1
Pembahasan

3. Evaluasi
Sebanyak 39 kader yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Siak Hulu III telah mendapatkan
informasi tentang PMT serta mendapatkan ilmu dalam mengolah PMT yang baik dan benar
dengan menggunakan bahan pangan tempatan. Setelah dilakukan survei pada kegiatan yang
diadakan puskesmas yaitu pada hari pertemuan berikutnya diperoleh bahwa sebagian kader
sudah mnegetahui manfaat PMT serta bagaimana pengolahan PMT secara mandiri dengan
menggunakan atau memanfaatkan bahan pangan tempatan. Diharapkan para kader yang telah
mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan PMT dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan
membuat PMT nya kepada ibu-ibu yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Siak Hulu III
dengan harapan tidak ada lagi ibu – ibu yang memiliki balita dibawah garis normal (kurus
dan gizi buruk), para ibu dapat langsung secara mandiri mengolah PMT dengan bahan yang
ada
1. Untuk mengatasi kekurangan gizi
yang terjadi pada kelompok usia
balita perlu diselenggarakan
Pemberian Makanan Tambahan
KESIMPULA (PMT) serta keterampilan secara
mandiri dalam menyiapkan PMT.
N PMT bagi anak usia 6-59 bulan
dimaksudkan sebagai tambahan,
bukan sebagai pengganti makanan
utama sehari-hari. PMT yang
dimaksud berbasis bahan makanan
lokal atau tempatan.
2. Para kader diberikan penyuluhan serta
pelatihan dalam membuat PMT
secara mandiri dengan
KESIMPULA memanfaatkan bahan pangan
N tempatan dan nantinya diharapkan
dapat dipraktikkan kepada ibu-ibu
yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas Siak Hulu III.
1 Saran

1. Kegiatan pengabdian masyarakat berikutnya diharapkan mampu


memberikan pelatihan kepada kader yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas untuk menambah pengetahuan dalam membuat PMT secara
mandiri dan nantinya dapat disosialisasikan kepada ibu yang memiliki
balita sehingga dapat memanfaatkan waktu menunggu pemberian
bantuan PMT dari puskesmas dan Kader yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas Siak Hulu III.
2. mampu bekerjasama dengan masyarakat khususnya ibu yang memiliki
balita agar dapat memanfaatkan bahan pangan tempatan dengan menu
dan kreatifitas yang baru agar meningkatkan minat dalam menyajikan
PMT.
DAFTAR PUSTAKA
1
Candra, B. (2007). Pengetahuan Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
CDC, (2013). Parasites ascariasis, (Online) (http://www.cdc.gov/parasites/ascariasis /epi.html
diakses 10 januari 2015)
Chin, J. ( 2012). Manual Pemberantasan Penyakit Menular,Edisi 17 Cetakan IV, Infomedika,
Jakarta.
Dep. Kes RI, (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008, Jakarta
 
Entjang,I,(2003). Mikrobiologi dan parasitologi Untuk akademi Keperawatan dan Sekolah
Tenaga Kesehatan Yang Sederajat,PT.Citra Aditya Bakti, Jakarta
 
Ginting, A. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak
sekolah dasar di desa tertinggal kecamatan Panguruan Kabupaten Samosir tahun 2008, Skripsi
diterbitkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
 
Sunita, (2011). Hubungan prilaku hidup bersih PHBS dengan kejadian cacingan siswa
sekolah dasar di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Tesis tidak diterbitkan., Universitas
Riau.
 
Sutanto, I. (2008). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Edisi keempat, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
Terima Kasih . . .

...

Anda mungkin juga menyukai