Anda di halaman 1dari 30

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PROTEKSI ISI LAPORAN AKHIR PENELITIAN


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh peneliti dan pengelola administrasi penelitian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGAL


ID Proposal: 38bd12d5-fee1-4e45-96fb-3109fd8ebd46
Laporan Akhir Penelitian: tahun ke-3 dari 3 tahun

1. IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TRANSCULTURAL


NURSING TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA SUKU MADURA

B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU

Bidang Fokus RIRN / Bidang Rumpun Bidang


Tema Topik (jika ada)
Unggulan Perguruan Tinggi Ilmu

Manajemen,
Kebijakan dan Ilmu
Kesehatan dan Obat -
Sistem Kesehatan Keperawatan
Masyarakat

C. KATEGORI, SKEMA, SBK, TARGET TKT DAN LAMA PENELITIAN

Kategori (Kompetitif
Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Lama
Nasional/ Skema Target
Terapan/ Terapan, Penelitian
Desentralisasi/ Penelitian Akhir TKT
Pengembangan) Pengembangan) (Tahun)
Penugasan)

Penelitian
Terapan
Penelitian SBK Riset SBK Riset
Unggulan 6 3
Desentralisasi Terapan Terapan
Perguruan
Tinggi

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi

ESTI
YUNITASARI Universitas
Keperawatan 5985146 1
Airlangga
Ketua Pengusul

Dr ANDRI Meta analisa, uji


SETIYA coba model,
WAHYUDI S.Kep, evaluasi uji coba
Universitas
Ners, M.Kep Keperawatan model, 5983175 0
Airlangga
rekomendasi dan
Anggota Pengusul Focus Group
2 Discussion

Dr AH YUSUF S Universitas Analisis Data, Uji


Keperawatan 257455 2
M.Kes Airlangga coba
model,Publikasi
Anggota Pengusul pada jurnal
1 Internasional.

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra

dr Nurus Zakiyah (Kepala Puskesmas Sreseh Sampang,


Mitra Pelaksana Penelitian
Madura)

dr Nurus Zakiyah (Kepala Puskesmas Sreseh Sampang,


Mitra Calon Pengguna
Madura)

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Luaran Wajib

Status target capaian (


Keterangan (url dan nama
Tahun accepted, published, terdaftar
Jenis Luaran jurnal, penerbit, url paten,
Luaran atau granted, atau status
keterangan sejenis lainnya)
lainnya)

Dokumentasi hasil uji coba


3 Ada -
produk

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Publikasi Ilmiah
Asian Nursing Research dan
3 Jurnal accepted/published
Pakistan Journal of Nutrition
Internasional

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 3 Tahun Rp. 131,200,000
Tahun 1 Total Rp. 0

Tahun 2 Total Rp. 0

Tahun 3 Total Rp. 131,200,000

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 5,000,000 5,000,000
(penelitian)

Analisis Data Tiket OK (kali) 1 600,000 600,000

HR Sekretariat/Administrasi
Analisis Data OB 2 1,500,000 3,000,000
Peneliti

Analisis Data Uang Harian OH 2 1,000,000 2,000,000

Analisis Data Transport Lokal OK (kali) 2 200,000 400,000


Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

Analisis Data Penginapan OH 2 800,000 1,600,000

Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 5 500,000 2,500,000

Bahan Barang Persediaan Unit 1 500,000 500,000

Bahan ATK Paket 10 500,000 5,000,000

Bahan Penelitian (Habis


Bahan Unit 10 300,000 3,000,000
Pakai)

Pelaporan, Luaran Wajib, HR Sekretariat/Administrasi


OB 2 750,000 1,500,000
dan Luaran Tambahan Peneliti

Pelaporan, Luaran Wajib,


Biaya seminar nasional Paket 2 7,500,000 15,000,000
dan Luaran Tambahan

Pelaporan, Luaran Wajib,


Biaya seminar internasional Paket 2 7,500,000 15,000,000
dan Luaran Tambahan

Pelaporan, Luaran Wajib, Biaya Publikasi artikel di


Paket 2 1,000,000 2,000,000
dan Luaran Tambahan Jurnal Nasional

Pelaporan, Luaran Wajib, Luaran KI (paten, hak cipta


Paket 2 2,000,000 4,000,000
dan Luaran Tambahan dll)

Pelaporan, Luaran Wajib, Publikasi artikel di Jurnal


Paket 3 5,000,000 15,000,000
dan Luaran Tambahan Internasional

Pelaporan, Luaran Wajib, Uang harian rapat di dalam


OH 5 500,000 2,500,000
dan Luaran Tambahan kantor

Pelaporan, Luaran Wajib, Uang harian rapat di luar


OH 5 500,000 2,500,000
dan Luaran Tambahan kantor

Pelaporan, Luaran Wajib,


Biaya konsumsi rapat OH 10 900,000 9,000,000
dan Luaran Tambahan

HR Sekretariat/Administrasi
Pengumpulan Data OB 2 500,000 1,000,000
Peneliti

Pengumpulan Data FGD persiapan penelitian Paket 4 500,000 2,000,000

Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 4 500,000 2,000,000

Pengumpulan Data HR Pembantu Lapangan OH 5 500,000 2,500,000

Pengumpulan Data HR Petugas Survei OH/OR 6 800,000 4,800,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 6 500,000 3,000,000

Uang harian rapat di luar


Pengumpulan Data OH 10 500,000 5,000,000
kantor

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 10 500,000 5,000,000

Sewa Peralatan Peralatan penelitian Unit 10 700,000 7,000,000

Sewa Peralatan Ruang penunjang penelitian Unit 10 380,000 3,800,000

Sewa Peralatan Transport penelitian OK (kali) 10 500,000 5,000,000

6. HASIL PENELITIAN

A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran
yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.
Latar Belakang

ASI (Air Susu Ibu) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi tanpa ada
makanan tambahan yang lain sampai bayi berusia 6 bulan. Makanan tambahan lain yang
dimaksud dalam hal ini dapat berupa cairan ( susu formula, segala buah, air teh, madu)
maupun makanan padat seperti halnya pisang, pepaya, bubur, biskuit dan hal lain yang
sejenis. ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya
tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara
optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan beberapa kajian dan fakta global.
Kajian global “The Lancet Braestfeeding Series, 2016 telah membuktikan 1) Menyusui
Eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia
kurang dari 3 bulan, 2) Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena tidak
mendapatkan ASI Ekslusif. Investasi dalam pencegahan BBLR, Stunting dan meningkatkan
IMD dan ASI Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis
(Patal, 2013). Tidak menyusui berhubungan dengan kehilangan nilai ekonomi sekitar
$302 milyar setiap tahunnya atau sebesar 0-49% dari Pendapatan Nasional Broto
(Lancet, 2016).
Capaian ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan yaitu
sebesar 80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%.
Laporan dari Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2013, cakupan pemberian ASI 0-6
bulan hanyalah 54,3% (Pusdatin, 2015) Menurut WHO/UNICEF, standar emas pemberian
makan pada bayi dan anak adalah 1) mulai segera menyusui dalam 1 jam setelah lahir 2)
menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan, dan 3) mulai umur 6
bulan bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembangnya dan 4) meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan
atau lebih. ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya
tahan tubuh anak.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh petugas kesehatan dan pemerintah sudah cukup
baik agar bayi mendapatkan ASI Eksklusif seperti pemasangan poster tentang menyusui
eksklusif, pemberian pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif, kegiatan
posyandu dan penimbangan balita, kunjungan rumah pada ibu paska bersalin, namun pada
1

kenyataannya masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada anaknya.
Alasan yang dikemukakan tersebut salah satunya adalah karena faktor budaya. Echongi
merupakan budaya pada suku madura untuk memberikan pisang pada bayi beberapa saat
setelah bayi baru lahir. Alasan mereka melakukan ini adalah agar bayi kenyang sehingga
tidak rewel.echongi tersebut masih terjadi sampai hari ini terutama pada suku madura di
pedalaman, yaitu 100% bayi baru lahir diberikan pisang beberapa saat setelah lahir sampai
anak tersebut bisa diberikan makanan lain seperti nasi, roti, dengan pendamping ASI.
Beberapa alasan mengapa echongi ini terjadi pada sebagian besar suku madura
terutama yang ada di pedalaman adalah karena mereka berkeyakinan bayi yang diberikan
pisang akan kenyang dan tidak rewel serta terdapat ibu ibu yang mempertahankan kekuatan
ekonomi keluarga terutama yang tinggal di daerah urban/rural bekerja membantu suami
mencari nafkah. Sehingga mereka mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya, dan anak
diasuh oleh orang tuanya atau mertuanya yang lebih memilih memberikan PASI meskipun
belum saatnya. Seharusnya ASI Eksklusif masih bisa diberikan meskipun ibu tetap bekerja.
Untuk mencapai keberhasilan menyusui pada suku madura memerlukan dukungan
banyak pihak termasuk dukungan pemerintah, dukungan tokoh masyarakat dan tokoh
agama, dan semua lapisan masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan. Pada suku
madura, tokoh masyarakat maupun tokoh agama merupakan orang yang sangat
berpengaruh terhadap perilaku masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini merupakan
potensi yang dimiliki oleh suku madura dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melaui
tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di daerah tersebut dan sangat disegani seperti
kiyai, kepada desa atau terkenal dengan istilah pak klebun. Sampai saat ini pemberdayaan
masyarakat yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif belum pernah dilakukan
pada masyarakat suku madura padahal jika dilihat dari adat echongi yang seharusnya
kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberdayaan masyarakat
seharusnya bisa digunakan di dalam strategi agar ASI bisa diberikan secara Eksklusif pada
suku madura.
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang
berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses
kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional, 1983). Dalam pelaksanaannya,
pemberian asuhan keperawatan ditujukan kepada semua pihak yang berkaitan dengan
potensi kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara luas yang
mempunyai potensi untuk meningkatkan derajat kesehatan . Dalam melakukan asuhan
keperawatan
2

tersebut perawat mempunyai landasan teori keperawatan. Terdapat beberapa teori


keperawatn yang dapat digunakan oleh perawat tergantung kebutuhan pada situasi mana
pemecahan masalah akan dilakukan oleh perawat tersebut. Dalam situasi yang akan diteliti
ini teori keperawatan yang digunakan adalah teori Transcultural Nursing.
Teori Transcultural nursing merupakan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan
faktor faktor yang dapat menjelaskan mengapa ibu yang mempunyai bayi baru lahir
melakukan echongi yang disertai dengan pemberdayaan masyarakat yang merupakan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat suku madura. Oleh karena itu, pengembangan model
pemberdayaan masyarakat berbasis Transcultural Nursing terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada suku madura perlu di teliti dan dikembangkan dalam melakukan asuhan pada
masyarakat atau komunitas kelompok atau suku tertentu yang berkontribusi dalam upaya
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada anak sebagai penerus masa depan
bangsa dan meningkatkan derajat kesehatan pada suku madura kususnya dan bagi bangsa
Indonesia umumnya.

Tujuan Tujuan Umum


Mengembangkan model pemberdayaan masyarakat berbasis Transcultural Nursing
terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura


2. Mempelajari faktor pemanfaatan technologi terhadap pemberian ASI Eksklusif pada
suku Madura
3. Mempelajari faktor religi dan filosophy terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku
Madura
4. Mempelajari kindship dan social factor terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku
Madura
5. Mempelajari culture value terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura.

6. Mempelajari political dan legal faktor terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku
Madura
7. Mempelajari faktor ekonomi terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura
8. Mempelajari faktor pendidikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura
9. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga dalam melakukan perawatan payudara
saat Ante Natal Care terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura
10. Menganalisis pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada suku Madura
11. Menganalisis pengaruh post partum care terhadap pemberian ASI Eksklusif pada
suku Madura
12. Menganalisis pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada
suku Madura
13. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif
pada suku Madura
14. Menganalisis pengaruh dukungan tokoh masyarakat terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada suku Madura
15. Menganalisis pengaruh dukungan tokoh agama terhadap pemberian ASI Eksklusif
pada suku Madura
16. Mengembangkan meta analisys dalam pemberian ASI Eksklusif pada suku
Madura
17. Melaksanakan focus group discussion (FGD) dalam mempelajari berbagai
masalah terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura
18. Melaksanakan diskusi pakar dalam pengembangan model pemberdayaan
masyarakat berbasis transcultural nursing terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku
Madura
19. Merumuskan pengembangan model pemberdayaan masyarakat berbasis
transcultural nursing terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura

Tahapan Metode penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional yang dilaksanakan meliputi 2
tahap. Tahapan pertama menggunakan desain eksplanasi. Desain eksplanasi dengan tujuan
untuk menyusun pengembangan model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Transcultural
Nursing Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Suku Madur. Pendekatan yang digunakan
adalah cross sectional. Pada tahap satu penelitian ini tujuannya adalah mengidentifikasi
faktor transcultural nursing yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku
Madura. Faktor- faktor tersebut meliputi pemanfaatan teknologi, religi dan filosophy, kindship
dan social factor, culture value, political dan legal, ekonomi, pendidikan, variabel intervensi
keperawatan (Saat ANC, Intra natal, Post natal). Metode yang digunakan pada penelitian
tahap 1 ini adalah discriptive crossectional. Hasil semua penelitian awal yang telah
dilaksanakan, ditelaah lebih lanjut dalam kegiatan meta-analisis untuk mendapatkan issue
strategis, sebagai bahan masukan dalam kegiatan focus group discussion (FGD). Kegiatan
FGD ini melibatkan seluruh stake holder, lintas sektoral yang terlibat dalam issue strategis
yang ditemukan. Berbagai alternatif solusi yang telah didapatkan dalam FGD, dianalisis dan
ditelaah lebih mendalam dengan ahlinya dalam bentuk diskusi pakar. Dengan demikian,
usulan kebijakan strategis yang akan dikembangkan dalam dapat dirumuskan dengan baik.
Uraian
Tahapan kedua penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Tujuan penelitian pada
tahap kedua adalah untuk tahap simulasi model. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
efektifitas penerapan model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Transcultural Nursing
Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Suku Madura. Penelitian quasi eksperimen
dilakukan dengan pretest sebelum dilakukan perlakuan dan postest setelah perlakuan
diberikan.
Capaian Luaran penelitian
Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini meliputi :
Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional, tahun ke-2, ke -3 : accepted
Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi, tahun ke-2 : accepted
Hak Cipta, tahun ke-2 Target: terdaftar, tahun ke -3: granted
Teknologi Tepat Guna, tahun ke-3 : teknologi tepat guna
Buku Ajar (ISBN), tahun ke-2: terbit
Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), tahun ke-3 Skala 5
Model, tahun ke-3 : produk
Procceding dalam Keikutsertaan Seminar Internasional, tahun ke-1,2,3 : terbit
Visiting Lecturer, tahun ke-2 : Mengajar di Narusuan University of Thailand dengan
materi sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan

B. KATA KUNCI: Tuliskan maksimal 5 kata kunci.

Pemberdayaan masyarakat, ASI Eksklusif, Suku Madura, Transcultural Nursing

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman
namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di
setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai
sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan
atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan
penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan
sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun
disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai
sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau
tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian
sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta
analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

1. Hasil penelitian tahun pertama


Tujuan penelitian pada tahun pertama adalah mengidentifikasi faktor transcultural nursing yang
berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura. Faktor- faktor tersebut meliputi
pemanfaatan teknologi, religi dan filosophy, kindship dan social factor, culture value, political dan
legal, ekonomi, pendidikan, variabel intervensi keperawatan (Saat ANC, Intra natal, Post natal).
Metode yang digunakan pada penelitian tahap 1 ini adalah discriptive crossectional pada Suku Madura
di kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang pada bulan Juli s.d November 2017. Hasil didapatkan
bahwa 82% ibu tidak ASI Eksklusif. Hasil uji statistic chi square diperoleh
p=0,00(teknologi),p=0,00(religi dan filosophy),p=0,04(kindship dan social factor), p=0.00 (culture
value) ,p=0,04 (political dan legal), p=0,03 (ekonomi), p=0,02 (Pendidikan), p=0,00 (ANC), p=0,03
(intra natal), p=0,00 (post natal), p=0.04(IMD). Aspek dalam Transcultural Nursing semua
berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada Suku Madura.
2. Hasil Penelitian Tahun Kedua
Tahapan penelitian selanjutnya di Tahun ke 2 adalah melakukan analisis terhadap faktor yang
paling berkontribusi dalam pemberian ASI Eksklusif pada Suku Madura dengan menggunakan uji
SEM dan melakukan FGD untuk menyusun Model pemberian ASI Eksklusif berbasis Transkultural
Nursing pada Suku Madura. Model yang dihasilkan dengan analisis AMOS 5.0 memiliki nilai
p=0.000 dan 2=9.623 yang berarti secara statistika signifikan dan merupakan model fit yang
dihasilkan. Model akhir yang dihasilkan berdasarkan analisis keempat yaitu:

Gambar 2.Model akhir yang dihasilkan pada pengembangan model faktor transcultural nursing
yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura.

Hasil penelitian menunjukkan dari analisis hubungan antar variabel bahwa model faktor
transcultural nursing yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura
memenuhi syarat. Hasil uji kelayakan model secara keseluruhan adalah baik. Hal ini didukung oleh
semua kriteria ketepatan model yang memenuhi rentang yang diharapkan.
3. Hasil Penelitian Tahun Ketiga
Simulasi model asuhan keperawatan faktor transcultural nursing yang berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura diterapkan pada kelompok perlakuan dengan tujuan
membuktikan efektifitas suatu model. Simulasi model dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan
masalah dengan memberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan dengan melibatkan tokoh
masyarakat dan tokoh agama secara langsung di tempat penelitian. Intervensi dalam konteks
penelitian ini menggunakan modul ASI eksklusfi bagi tokoh masyarakat dan tokoh agama yang telah
di HAKI kan oleh peneliti dengan nomor EC00201972017 sebagai salah satu output hasil penelitian
pada tahun ketiga. modul tersebut merupakan bentuk operasional dari intervensi keperawatan dalam
upaya melakukan kegiatan promosi kesehatan untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif pada suku
madura. Hasil penelitian pada tahun ketiga didapatkan data :

3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sepulu, tepatnya di Desa Bangsereh dan Desa Maneron
yang termasuk wilayah dari Kabupaten Bangkalan. Jarak yang ditempuh dari Surabaya ke Kecamatan
Sepulu sekitar ±60 Km. Kecamatan Sepulu terdiri dari 15 desa yaitu Desa Bangsereh, Banyior,
Gangseyan, Gunelap, Kelbung, Klabetan, Klapayan, Labuhan, Lembung Paseser, Maneron, Prancak,
Saplasah, Sepulu, Tanagura Barat dan Tanagura Timur. Luas wilayah sekitar 73 km2 dengan jumlah
penduduk sekitar 40.141 jiwa.
Desa yang menjadi tempat penelitian adalah Desa Bangsereh sebagai desa kelompok perlakuan
dan Desa Maneron sebagai kelompok kontrol. Desa Bangsereh terletak jauh ±10 km di bagian timur
Desa Sepulu dimana pemukiman warga nampak jarang terlihat karena kondisi geografis berupa
perbukitan. Penelitian dilakukan di Puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Bangsereh namun masih
dalam lingkup wilayah desa yang memiliki akses jalan beraspal. Sedangkan Desa Maneron merupakan
desa yang letaknya paling dekat dengan pusat daerah yaitu Kecamatan Sepulu tepatnya di daerah
selatan dengan akses jalan berupa jalan raya besar beraspal. Kegiatan penelitian dilakukan di rumah
salah satu warga yang dijadikan Posyandu daerah setempat.
ASI Eksklusif menjadi program yang paling digencarkan di Puskesmas Sepulu untuk
menurunkan masalah gizi buruk, Angka Kematian Bayi (AKB), dan ASI Non-Eksklusif pada bayi.
Namun angka cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan hanya
sekitar 33,6% dari 1.217 bayi dan masih jauh untuk mencapai target sebesar 70%. Oleh karena itu,
dibutuhkan kerjasama lintas sektor antara pihak puskesmas dan tenaga kesehatan, masyarakat, tokoh
masyarakat dan agama serta instansi setempat dalam meningkatkan pemberian ASI ekslusif.

3.2. Karakteristik Demografi Responden


Pada bagian ini akan diuraikan karakteristik dari 70 responden keluarga kelompok kontrol dan
perlakuan berdasarkan umur, jenis kelamin, hubungan keluarga dengan ibu hamil, pendidikan terakhir,
pekerjaan, pendapatan bulanan dan 70 responden ibu hamil kelompok kontrol dan perlakuan
berdasarkan berdasarkan umur ibu, usia kehamilan, jumlah anak, pekerjaan, pendapatan bulanan,
bentuk keluarga.

Tabel 3.1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Keluarga kelompok kontrol dan perlakuan
dalam Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Pengetahuan, Sikap dan
Dukungan Keluarga Ibu Hamil dalam Persiapan ASI Eksklusif di Kecamatan Sepulu 2019.
No Karakteristik Keluarga Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

1 Umur f % f %
20-30 tahun 4 11 9 26
31-40 tahun 5 14 6 17
41-50 tahun 7 20 4 11
>50 tahun 19 54 16 46
Total 35 100 35 100
2 Jenis Kelamin f % f %
Laki-laki 4 11 11 31
Perempuan 31 89 24 69
Total 35 100 35 100
3 Hubungan Keluarga f % f %
dengan Ibu Hamil
Ibu Kandung 19 54 13 37
Ibu Mertua 7 20 8 23
Kakak 6 17 2 6
Adik 0 0 1 3
Suami 2 6 11 31
Nenek 1 3 0 0
Total 35 100 35 100
4 Pendidikan Terakhir f % f %
SD 25 72 20 57
SMP 5 14 5 14
SMA 5 14 10 29
Total 35 100 35 100
5 Pekerjaan f % f %
Tidak Bekerja 18 51 14 40
Swasta 17 49 21 60
Total 35 100 35 100%

Berdasarkan Tabel 3.1 mengenai karakteristik responden ibu hamil dilihat dari segi umur,
sebagian besar responden memiliki rentang umur yang masuk kedalam kategori usia reproduksi subur
yaitu 20-30 tahun sejumlah 26 responden (74%) pada kelompok kontrol dan 27 responden (77%) pada
kelompok perlakuan. Dilihat dari segi usia kehamilan sebagian besar responden pada kelompok
kontrol memasuki usia kehamilan trimester ketiga (7-9 bulan). Sedangkan pada kelompok perlakuan,
persentase terbanyak pada usia kehamilan trimester kedua (4-6 bulan) sebanyak 49%. Jumlah anak
pada responden ibu hamil kelompok kontrol sebagian besar antara 1 dan 2 orang anak dengan
persentase sama yaitu 34%, sedangkan pada kelompok perlakuan persentase paling besar yaitu jumlah
anak 1 orang dengan persentase 37%, dapat dianalisa bahwa responden pada penelitian ini sebagian
besar sudah merealisasikan program KB dari pemerintah. Sebagian besar responden ibu hamil tinggal
dalam bentuk keluarga besar (ayah, ibu, kakek, nenek, paman,dll) pada kelompok kontrol sebanyak
80% dan pada kelompok perlakuan sebanyak 74%. Sebagian besar pekerjaan ibu sebagai ibu rumah
tangga, pada kelompok kontrol sebanyak 63% dan pada kelompok perlakuan sebesar 77%.

3.3. Data Khusus


Pada bagian ini akan diuraikan distribusi variabel yang diukur pada kelompok kontrol dan
perlakuan dalam persiapan pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil di Kecamatan Sepulu Kabupaten
Bangkalan tahun 2019, yaitu pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Berikut ini adalah uraian
masing-masing variabel dalam bentuk tabel:
Tabel 3.2 Pengaruh pemberian community empowerment education terhadap pengetahuan keluarga
ibu hamil dalam persiapan ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.
Pretest Uji Posttest Uji
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Mann Baik Cukup Kurang Mann
Whitney Whitney
Kelompok 12 20 3 13 18 4
Kontrol
Std. Deviasi 1,47 p= 1,31 p=
Mean ( ) 7,89 0,002 8,09 0,000
Kelompok 10 14 11 29 5 1
Perlakuan
Std. Deviasi 1,77 0,926
Mean ( ) 6,51 9,29
Uji Wilcoxon p (kontrol) = 0,020
p (perlakuan) = 0,000
Uji Homogen p = 0,178

Tabel 3.3 Interval Kategori Tingkat Pengetahuan.


Kelompok Kontrol
Kategori Pre-test Post-test
Interval f Interval f
Baik ≥9 12 ≥9 13
Cukup 7-8 20 7-8 18
Kurang ≤6 3 ≤6 4
Kelompok Perlakuan
Kategori Pre-test Post-test
Interval f Interval f
Baik ≥8 10 ≥9 29
Cukup 6-7 14 8 5
Kurang ≤5 11 ≤7 1

Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukkan perbandingan pengetahuan keluarga ibu hamil dalam
persiapan pemberian ASI eksklusif sebelum dan sesudah pemberian intervensi community
empowerment education. Uji statistik wilcoxon signed rank untuk tingkat pengetahuan pada kelompok
kontrol menunjukkan nilai p = 0,020 yang lebih kecil dari 0,05 artinya bahwa terdapat sedikit
perbedaan atau pengaruh pada aspek pengetahuan kelompok kontrol antara pre-test dan post-test.
Sedangkan pada kelompok perlakuan, uji statistik wilcoxon signed rank menunjukkan variabel
pengetahuan mengalami peningkatan secara signifikan p = 0,000 (<0,05) dapat diartikan bahwa
pemberian intervensi community empowerment education memberikan pengaruh pada kelompok
perlakuan. Kemudian, hasil dari uji statistik mann whitney diperoleh nilai signifikansi p = 0,000
(<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan, dapat diartikan bahwa pemberian intervensi
community empowerment education memberikan peningkatan pengetahuan yang lebih baik terhadap
responden keluarga.
Tabel 3.4 Pengaruh pemberian community empowerment education terhadap sikap keluarga ibu hamil
dalam persiapan ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.
Pretest Uji Posttest Uji
Sikap ≥Mean <Mean Mann ≥Mean <Mean Mann Whitney
(Positif) (Negatif) Whitney (Positif) (Negatif)

Kelompok 16 19 18 17
Kontrol
Std. Deviasi 4,68 p = 0,088 4,35 p = 0,000
Mean ( ) 27 27,94
Kelompok 19 16 24 11
Perlakuan
Std. Deviasi 4,29 3,87
Mean ( ) 24,86 34,20
Uji Wilcoxon p (kontrol) = 0,075
p (perlakuan) = 0,000
Uji Homogen p = 0,667
Tabel 5.9 Interval Kategori Sikap.

Kelompok Kontrol
Kategori Pre-test Post-test
Interval f Interval f
Positif ≥27 16 ≥27,94 18
Negatif <27 19 <27,94 17
Kelompok Perlakuan
Kategori Pre-test Post-test
Interval f Interval f
Baik ≥24,86 19 ≥34,2 24
Cukup <24,86 16 <34,2 11

Pada tabel 3.4 diketahui bahwa sikap pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perubahan
yang signifikan antara pre-test dan post-test dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon signed rank yang
menunjukkan p = 0,75 (>0,05) dapat diartikan bahwa pemberian penyuluhan tidak memberikan
pengaruh pada sikap kelompok kontrol. Sedangkan sikap pada kelompok perlakuan dari hasil uji
statistik wilcoxon signed rank menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 (<0,05) hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara pre-test dan post-test pada sikap kelompok
perlakuan. Kemudian uji hasil dari uji statistik mann whitney diperoleh nilai signifikansi p = 0,000
(<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan, dapat diartikan bahwa pemberian intervensi
community empowerment education memberikan peningkatan sikap yang lebih positif terhadap
responden keluarga.
Tabel 3.5 Pengaruh pemberian community empowerment education terhadap dukungan keluarga ibu
hamil dalam persiapan ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.
Pretest Uji Posttest Uji
Dukungan Baik Cukup Mann Baik Cukup Mann Whitney
Kurang Whitney Kurang
Kelompok 4 28 3 5 24 6
Kontrol
Std. 5,42 p= 4,98 p = 0,000
Deviasi 0,361
Mean ( ) 25,86 28,8
Kelompok 6 22 7 7 24 4
Perlakuan
Std. 5,14 2,8
Deviasi
Mean ( ) 25,14 33,31
Uji p (kontrol) = 0,000
Wilcoxon p (perlakuan) = 0,000
Uji p = 0,916
Homogen

Tabel 3.6 Interval Kategori Tingkat Dukungan.

Kelompok Kontrol
Kategori Pre-test Post-test
Interval f Interval f
Baik ≥31 4 ≥34 5
Cukup 21-30 28 25-33 24
Kurang ≤20 3 ≤20 6
Kelompok Perlakuan
Kategori Pre-test Post-test
Interval f Interval f
Baik ≥30 6 ≥36 7
Cukup 21-29 22 31-35 24
Kurang ≤20 7 ≤30 4

Dukungan keluarga dibuktikan dengan tabel 3.6 bahwa hasil jawaban responden ibu hamil
seminggu setelah diberikan penyuluhan dan intervensi. Pada kelompok kontrol menunjukkan
perubahan antara pre-test dan post-test dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon signed rank yang
menunjukkan p = 0,000 (<0,05). Pada kelompok perlakuan juga menunjukkan perubahan antara pre-
test dan post-test dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon signed rank yang menunjukkan p = 0,000
(<0,05). Meskipun demikian, hasil uji statistik mann whitney diperoleh nilai signifikansi p = 0,000
(<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan, dapat diartikan bahwa pemberian intervensi
community empowerment education memberikan peningkatan dukungan keluarga yang lebih baik
terhadap responden ibu hamil.
3.4. Pembahasan
Setelah dilakukan analisis, maka pada bagian pembahasan akan diuraikan mengenai pengetahuan,
sikap dan dukungan keluarga sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti
pada kelompok kontrol, serta pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga sebelum dan sesudah
pemberian intervensi community empowerment education pada kelompok perlakuan.

1. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Pengetahuan Keluarga dalam


Persiapan ASI Eksklusif
Pengetahuan keluarga sebelum diberikan penyuluhan kesehatan tentang ASI eksklusif, jauh
berbeda antara kelompok kontrol dan perlakuan, sebagian besar responden kelompok kontrol memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak 12 responden (34%) sedangkan kelompok perlakuan sebanyak 10
responden (29%). Namun saat setelah diberikan penyuluhan oleh peneliti pada kelompok kontrol,
pengetahuan responden tidak mengalami peningkatan yang signifikan dengan jumlah dan persentase
responden tetap. Sedangkan pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi community
empowerment education sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 orang
(40%), setelah diberikan intervensi mengalami perubahan secara signifikan menjadi 29 responden
berpengetahuan baik (83%).
Hasil uji wilcoxon signed rank menunjukkan nilai p = 0,020 (<0,05) yang dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh atau perubahan pada kelompok kontrol pre-test dan post-test namun tidak
signifikan, sedangkan pada kelompok perlakuan terlihat dari hasil uji wilcoxon signed rank
menunjukkan nilai p = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan secara signifikan antara
pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi community empowerment education pada
responden kelompok perlakuan. Hasil uji statistik mann whitney yang membandingkan antara hasil
post-test kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan perbedaan peningkatan pengetahuan antara
kelompok yang diberikan penyuluhan oleh peneliti dibandingkan kelompok yang diberikan
penyuluhan dengan metode community empowerment education. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
community empowerment education memberikan pengaruh terhadap pengetahuan keluarga ibu hamil
dalam persiapan pemberian ASI eksklusif.
Beberapa faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang ASI eksklusif
adalah faktor jenis kelamin dan hubungan keluarga dengan ibu hamil. Hal ini dibuktikan dari sebagian
besar responden kelompok kontrol berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 31 responden (89%)
dan sebagian besar berstatus sebagai ibu dari ibu hamil yaitu sebanyak 15 responden (43%), meskipun
sebagian besar (54%) berusia lanjut (>50tahun) dan sebanyak 25 responden atau (71%) hanya lulusan
SD namun perolehan hasil pre-test menunjukkan bahwa pengetahuan kelompok kontrol jauh lebih
unggul daripada kelompok perlakuan. Hal ini juga dapat dipengaruhi dari segi letak geografis desa
kelompok kontrol yaitu Desa Maneron yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan dan ketersediaan
fasilitas kesehatan. Menurut Notoatmodjo [1], hasil dari beberapa pengalaman dan observasi yang
terjadi di masyarakat bahwa perilaku kesehatan diawali dengan pengalaman-pengalaman serta adanya
faktor eksternal baik lingkungan fisik maupun non fisik.
Keadaan ini membuktikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula, karena pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal,
melainkan dibentuk dari peran lingkungan pula. Namun, karena penyampaian informasi hanya
penyuluhan berupa ceramah biasa oleh peneliti, sehingga tingkat pengetahuan responden keluarga
pada kelompok kontrol naik namun tidak secara signifikan, sedangkan pada kelompok perlakuan,
pemberian informasi dilakukan dengan keterlibatan langsung oleh tokoh agama yang membuat
masyarakat antusias untuk mendengarkan dan mendapat informasi sehingga peningkatan pengetahuan
naik secara signifikan. Keadaan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Puspita Sari
tentang “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita tentang Faktor Risiko
Kanker Payudara” menyatakan bahwa seseorang dengan pendidikan rendah tetap mampu memiliki
pengetahuan yang luas jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai perkembangan
teknologi media, seperti media sosial [2].
Sementara faktor lain yang mempengaruhi yaitu umur responden, dimana pada kelompok kontrol
sebagian besar responden berusia lebih dari 50 tahun, sementara pada kelompok perlakuan
perbandingan usia dibawah 50 tahun lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa penyerapan informasi
pada usia produktif lebih efektif dibandingkan dengan usia 50 tahun keatas. Selain itu dari faktor
pekerjaan, responden pada kelompok perlakuan sebagian besar pekerja swasta yaitu 60% sedangkan
kelompok perlakuan sebagian besar tidak bekerja, hal ini membuktikan bahwa responden yang bekerja
lebih efektif dalam menyerap informasi yang diberikan, berhubungan dengan faktor sosial dalam
aktivitas dan lingkungan pekerjaan sehingga pola pikir lebih terbuka.
2. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Sikap Keluarga dalam Persiapan
ASI Eksklusif
Penilaian sikap dilakukan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti
pada kelompok kontrol serta sebelum dan sesudah dilakukan intervensi community empowerment
education oleh tokoh agama pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol, sebelum diberikan
penyuluhan ASI ekslusif oleh peneliti sebagian besar responden yaitu 19 responden memiliki sikap
negatif (54%) sedangkan untuk sikap positif terdapat 16 responden (46%), setelah diberikan
penyuluhan tentang ASI eksklusif oleh peneliti, sikap positif naik namun tidak signifikan hanya
berubah menjadi 18 responden (51%). Hasil uji wilcoxon signed rank juga menunjukkan p = 0,75
(>0,05) bahwa tidak ada perubahan atau pengaruh dalam pemberian penyuluhan. Pada kelompok
perlakuan, sebelum dilakukan intervensi, sikap positif responden sebanyak 19 orang (54%), setelah
diberikan intervensi community empowerment education oleh tokoh agama pada kelompok perlakuan,
responden dengan sikap positif naik menjadi 24 orang (69%). Hasil uji wilcoxon signed rank juga
menunjukkan p = 0,000 (<0,05) bahwa terdapat perubahan atau pengaruh dalam pemberian intervensi
community empowerment education.
Setelah dilakukan uji statistik mann whitney yang membandingkan antara hasil post-test kelompok
kontrol dan perlakuan menunjukkan p = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat peningkatan aspek sikap
yang signifikan antara kelompok yang diberikan penyuluhan oleh peneliti dibandingkan kelompok
yang diberikan penyuluhan dengan metode community empowerment education oleh tokoh agama.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa community empowerment education memberikan pengaruh
terhadap sikap keluarga ibu hamil dalam persiapan pemberian ASI eksklusif.
Sikap merupakan reaksi atau respon dari seseorang yang masih belum ditampakkan terhadap suatu
objek atau stimulus yang datang [3]. Sikap merupakan bentuk evaluasi pribadi atau perasaan
seseorang terhadap suatu objek, dapat berupa perasaan mendukung (favorable) atau menolak
(unfavorable) pada objek atau stimulus tersebut [4].
Pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek tertentu mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif. Penentuan sikap seseorang terhadap suatu objek ditentukan oleh kedua
aspek ini, apabila aspek positif dari suatu objek semakin banyak diketahui maka akan menimbulkan
sikap semakin positif terhadap objek tersebut. Pada kelompok kontrol, perubahan sikap negatif
menjadi sikap positif tidak mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari 16 responden menjadi 18
responden. Hal ini terjadi karena peningkatan pengetahuan tidak selalu diikuti oleh perubahan pola
pikir atau pandangan seseorang terhadap pengetahuan tersebut [5]. Kondisi ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Tia Kumala Dewi tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media
Audio Visual di Tenggarong” bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang,
diantaranya adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya, media massa, lembaga
pendidikan dan agama, serta faktor emosional [6].
Berkaitan dengan faktor tersebut, pada kelompok perlakuan terlihat bahwa faktor tokoh agama
yang ikut terlibat dalam penyuluhan, memiliki pengaruh yang cukup besar, dimana perubahan sikap
negatif menjadi positif naik secara signifikan. Sikap terwujud dalam keyakinan akan suatu hal tentang
benar atau salah, mendukung atau tidak, setuju atau tidak setuju, melalui intervensi community
empowerment education oleh tokoh agama membuktikan bahwa keyakinan berwujud sikap seseorang
dapat dirubah, dari yang bersifat negatif menjadi bersikap positif sehingga membentuk kepercayaan
keluarga bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk calon bayi di keluarga mereka.
3. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Dukungan Keluarga terhadap Ibu
Hamil
Penilaian dukungan keluarga dilakukan sebelum dan seminggu sesudah diberikan penyuluhan ASI
eksklusif oleh peneliti pada kelompok kontrol serta sebelum dan seminggu sesudah dilakukan
intervensi community empowerment education oleh tokoh agama pada kelompok perlakuan. Pada
kelompok kontrol, sebelum diberikan penyuluhan ASI esklusif oleh peneliti menunjukkan bahwa
sebagian besar responden ibu hamil mendapat dukungan keluarga di kategori cukup dan hanya 4
responden (11%) yang memiliki dukungan keluarga kategori baik. 1 minggu setelah diberikan
penyuluhan, dukungan keluarga kategori baik menunjukkan peningkatan menjadi 5 responden (14%),
dapat diartikan bahwa penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti memberikan sedikit pengaruh dengan
hasil uji wilcoxon signed rank p = 0,000 (<0,05).
Sedangkan pada kelompok perlakuan, sebelum pemberian intervensi community empowerment
education oleh tokoh agama menunjukkan dukungan keluarga kategori baik hanya 6 responden ibu
hamil (17%) sedangkan sebagian besar memiliki dukungan keluarga kategori cukup yaitu sebanyak 22
responden (63%). Seminggu setelah diberikan intervensi community empowerment education oleh
tokoh agama menunjukkan dukungan keluarga kategori baik meningkat secara signifikan menjadi 7
responden (20%) dan kategori cukup sebanyak 24 responden (69%) dengan hasil uji wilcoxon signed
rank p = 0,000 (<0,05), dapat diartikan bahwa pemberian intervensi community empowerment
education oleh tokoh agama memberikan pengaruh terhadap dukungan keluarga untuk ibu hamil.
Hasil uji tersebut juga diperkuat dengan uji statistik mann whitney antara post-test kelompok
kontrol dan perlakuan yaitu p = 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa pemberian intervensi community
empowerment education oleh tokoh agama memberikan pengaruh terhadap dukungan keluarga untuk
ibu hamil.
Dukungan keluarga merupakan aspek yang terpenting dalam mempengaruhi ibu untuk pemberian
ASI eksklusif, pada kelompok kontrol hasil pre-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata dukungan
keluarga paling tinggi hanya ada pada aspek dukungan instrumental, dimana keluarga selalu
mendampingi ibu hamil untuk berkonsultasi atau memeriksakan kesehatan. Sedangkan 1 minggu
setelah pemberian penyuluhan, nilai rata-rata aspek dukungan keluarga yang mengalami peningkatan
yaitu dukungan emosional dan dukungan penilaian, sedangkan dukungan yang kurang didapat oleh
ibu hamil yaitu dukungan informasi, sehingga bisa disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol,
keluarga sangat butuh akan adanya pendidikan kesehatan dan informasi tentang ASI eksklusif serta
kepedulian petugas kesehatan akan hal tersebut, mengingat kegiatan posyandu di desa tersebut hanya
sebulan atau dua bulan sekali dan sasarannya hanya ibu hamil atau ibu menyusui saja.
Kondisi pada kelompok kontrol ini didukung dengan penelitian yang menyebutkan bahwa
dukungan emosional pada ibu menyusui didapat dari pasangan, nenek dan ibu [7], sedangkan hasil
penelitian pada kelompok kontrol, responden keluarga sebagian besar (63%) adalah ibu dari ibu hamil.
Dukungan emosional tersebut mencakup rasa empati, perhatian, kasih sayang dan kepedulian terhadap
seseorang. Dukungan ini akan memberikan rasa nyaman, tentram serta perasaan dimiliki dan dicintai
[8].
Pada kelompok perlakuan, semua aspek dukungan keluarga sebelum diberikan intervensi
memiliki nilai rata-rata dibawah 2,5, artinya dukungan keluarga masih sangat minim dengan nilai
aspek dukungan instrumental memiliki rata-rata tertinggi yaitu 2,5. Sedangkan setelah diberikan
intervensi oleh tokoh agama, dukungan keluarga naik secara signifikan dengan nilai rata-rata tertinggi
pada aspek dukungan emosional dan penilaian yaitu 3,7. Sama halnya seperti kelompok kontrol, pada
kelompok perlakuan aspek dukungan informasi masih sangat rendah, dari kedua kelompok tersebut
yang mengalami peningkatan yaitu aspek dukungan instrumental, emosional dan penilaian. Dukungan
penilaian merupakan suatu penghargaan yang diperoleh ibu dari keluarganya, dapat berupa ungkapan
rasa menghormati, menghargai dan memuji [8]. Dukungan penilaian dalam penelitian ini berupa
penghargaan, penghormatan dan pujian keluarga atas niat dan keinginan ibu hamil untuk
mempersiapkan pemberian ASI eksklusif.
Faktor utama yang sangat mempengaruhi perbedaan kenaikan dukungan keluarga pada kelompok
kontrol dan perlakuan adalah keterlibatan tokoh agama dalam pemberian penyuluhan tentang ASI
eksklusif. Pada kelompok perlakuan, kenaikan jelas terjadi secara signifikan karena kepatuhan dan
kepercayaan masyarakat kepada tokoh agama yang sangat kuat, sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Faridvand di Tabriz-Iran yang mengungkapkan bahwa penting untuk mendidik
keluarga dan masyarakat dalam memberikan dukungan untuk ibu menyusui dan mempromosikan
pemberian ASI secara eksklusif karena dapat memberikan pengaruh yang sangat besar sehingga perlu
pengoptimalan dukungan dari tokoh agama ataupun tokoh masyarakat.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi adalah usia responden ibu hamil yang sebagian besar
berusia reproduksi subur, yaitu 20-30 tahun baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan,
hal ini membuktikan bahwa transfer of knowledge dari keluarga kepada ibu hamil efektif dilakukan
pada ibu hamil usia subur. Sedangkan untuk usia kehamilan, ibu dengan usia kehamilan diatas 3 bulan
atau trimester II dan III dapat menyerap informasi lebih baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan
dukungan keluarga pada kedua kelompok.

4. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Pengetahuan, Sikap dan Dukungan


Keluarga Ibu Hamil dalam Persiapan Pemberian ASI Eksklusif
Penelitian dilakukan dengan 3 strategi dasar dalam community empowerment education yaitu
Advokasi (dukungan), Mediasi dan Ketersediaan. Tahap advokasi yaitu pembelaan dukungan
perubahan perilaku tentang ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu dimulai dengan inisiatif dalam
melakukan penelitian sehingga mendapat dukungan perizinan dan penyediaan layanan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangkalan dan PUSKESMAS Kecamatan Sepulu. Kemudian melakukan tahap
mediasi yaitu bekerja sama dan kolaborasi antara peneliti, pihak PUSKESMAS dengan tokoh agama
mengenai proses penelitian dan keterlibatan tokoh agama dalam proses penelitian. Peran tokoh agama
dalam keterlibatan penelitian ini yaitu sebagai inisiatif pelopor dan penggerak yang dipercaya
masyarakat guna merubah perilaku yang salah tentang ASI eksklusif yaitu dengan memotivasi
pelaksanaan ASI eksklusif dan memberikan pencerahan berkaitan dengan agama. Sehingga dalam hal
ini, muncul tahap ketersediaan yaitu ketersediaan informasi dan panutan yang diteladani dalam
merubah perilaku.
Transfer of Konowledge dilakukan dengan mendatangi tokoh agama bersama kader Puskesmas
secara door to door dalam menyampaikan mediasi dan koordinasi. Tokoh agama yang terlibat dalam
penyuluhan merupakan tokoh yang dipercaya dan memberikan pengaruh kepada masyarakat serta
dinilai mampu berbicara di depan masyarakat, hal ini direkomendasikan oleh kader Puskesmas
sebagai bagian dari masyarakat setempat. Kemudian evaluasi dilakukan dengan cara mengobservasi
bagaimana tokoh agama menyampaikan maksud dan penjelasan dari modul yang telah diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi oleh tokoh agama terjadi perubahan atau pengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan,
sikap dan dukungan keluarga kepada ibu hamil. Kemudian, pada kelompok kontrol yang tidak
diberikan intervensi, namun hanya penyuluhan oleh peneliti, sebelum dan sesudah pemberian juga
terjadi perubahan atau pengaruh pada pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga namun perubahan
tidak terjadi secara signifikan, artinya hanya sedikit pengaruh yang terjadi pada kelompok kontrol.
Penyuluhan dengan metode community empowerment education menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan mengalami pengaruh paling tinggi diantara variabel sikap dan dukungan keluarga. Hal
ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan informasi dan intensitas penyuluhan sangat
diperlukan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian oleh Dewi bahwa ada perubahan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI eksklusif setelah diberikan pendidikan kesehatan karena telah terjadi proses
kematangan kognitif sehingga masyarakat lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan
informasi yang diterima [5]
Kondisi ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Faridvan di Tabriz-Iran pada ibu hamil
dengan usia bayi 4-6 bulan yang mengungkapkan bahwa sangat penting untuk mendidik keluarga dan
memberdayakan masyarakat dalam upaya mendukung ibu menyusui dan mempromosikan pemberian
ASI eksklusif, karena sangat berdampak pada kepercayaan diri ibu untuk menyusui. Pemberdayaan
dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif sasaran masyarakat yang terdiri dari
keluarga, tokoh agama ataupun tokoh masyarakat penting untuk mempengaruhi keputusan ibu dalam
menyusui secara eksklusif [9].
Sebuah studi juga menyatakan bahwa wanita menyusui sangat membutuhkan dukungan dari
anggota keluarga dan seluruh keluarga untuk dapat menyusui secara eksklusif [10]. Dalam penelitian
ini, mayoritas kelompok kontrol terdiri dari ibu dan ibu mertua dari ibu hamil dengan tipe keluarga
besar (extended family,) sementara ibu hamil dengan jumlah anak 1-3 orang menurut hasil wawancara
di lapangan, ternyata kebiasaan menyusuinya mematuhi aturan pengetahuan dan tradisi dari ibu atau
ibu mertua, sehingga perilaku menyusui ASI eksklusif menjadi sulit untuk diterapkan karena kurang
tepatnya informasi dan pengetahuan yang selama ini dipahami.
Kondisi ini didukung dengan penelitian oleh Rina Afriani bahwa tipe keluarga besar, dimana
beberapa anggota keluarga menempati satu kediaman rumah dapat menimbulkan efek negatif kepada
ibu menyusui, keberadaan orangtua, mertua, saudara yang merasa berpengalaman dalam menyusui
memiliki kemungkinan untuk memberikan dukungan informasi yang kurang tepat pada ibu [11].
Namun, setelah dilakukan penyuluhan ASI eksklusif kepada keluarga, terdapat sedikit peningkatan
pada pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga, sehingga kesimpulan yang dapat ditarik pada
kelompok kontrol adalah kurangnya pengetahuan dan informasi yang memadai dari petugas kesehatan
sehingga saat diberikan penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti, pemahaman responden keluarga
sedikit lebih terarah.
Pada kelompok perlakuan, sebelum diberikan intervensi oleh tokoh agama, pengetahuan, sikap dan
dukungan keluarga sangat rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol sebelum penyuluhan, hal
ini dikarenakan letak geografis desa pada kelompok perlakuan berupa perbukitan, jauh dari pusat
pemerintahan dan penyebaran rumah penduduk yang sulit untuk menjangkau fasilitaas kesehatan.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan langsung tokoh agama dalam pemberian penyuluhan tentang
ASI eksklusif. Dalam penelitian ini, tokoh agama menyebutkan dalil-dalil tentang perintah menyusui
dan menghimbau warga untuk turut mendukung ibu hamil dalam mempersiapkan menyusui secara
eksklusif. Terlihat warga sangat berantusias untuk mendengarkan dan berusaha memahami materi
yang disampaikan oleh tokoh agama, sehingga setelah pemberian intervensi, hasil post-test
pengetahuan dan sikap naik secara signifikan, begitu pula hasil post-test dukungan keluarga seminggu
setelah pemberian intervensi, naik secara signifikan.
Hal ini membuktikan bahwa peran tokoh agama dalam masyarakat sangat berpengaruh besar
sehingga mampu merubah pola pikir masyarakat tentang pemberian ASI eksklusif. Dalam penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa, kurangnya pemberian informasi dan pengetahuan akan ASI eksklusif
membuat masyarakat terus terbelenggu dalam pengetahuan yang salah, hal ini dapat disebabkan oleh
kurangnya perhatian tenaga kesehatan setempat akan penyediaan layanan informasi kesehatan, karena
menurut hasil wawancara dengan bidang KIA Puskesmas Sepulu, pemyuluhan hanya diberikan
sebulan atau dua bulan sekali, bahkan ada desa yang hanya diberikan penyuluhan hanya setahun
sekali.
Selain itu, pemberdayaan tokoh-tokoh agama atau tokoh masyarakat (community empowerment
education) yang sangat dipercaya oleh masyarakat setempat dapat dijadikan sebagai pelopor utama
dalam merubah perilaku dan pola pikir masyarakat yang salah, tidak hanya tentang ASI eksklusif
tetapi juga dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika ada) yang dijanjikan pada tahun pelaksanaan penelitian. Jenis luaran
dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung dengan bukti
kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran yang dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran
tambahan melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian luaran

Luaran dan Target Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan


No. Jenis Luaran Indikator Capaian
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan 1) TS+1 TS+2
TS
1 Artikel ilmiah Internasional V V V V
dimuat di jurnal2) bereputasi
Nasional V
Terakreditasi
2 Artikel ilmiah dimuat di Internasional V V V V
prosiding3) Terindeks
Nasional V
3 Invited speaker Internasional V
dalam temu ilmiah4) Nasional V V
4 Visiting Lecturer5) Internasional V V
Hak Kekayaan Paten
6

5
Intelektual (HKI)6) Paten Sederhana
Hak Cipta V V
Merek dagang
Rahasia dagang
Desain Produk
Indikasi geografis
Perlindungan
Varietas
Tanaman
Perlindungan
Topografi Sirkuit
Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7) V V
7 Model/Purwarupa/Desain/Kar ya V V
seni/ Rekayasa
Sosial8)
8 Bahan Ajar9) V V
9 Tingkat Kesiapan Teknologi
(TKT)10)
KETERANGAN:

1) TS = Tahun sekarang (tahun pertama penelitian)


2) Isi dengan tidak ada, draf, submitted, reviewed, accepted, atau published
3) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
4) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
5) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
6) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau granted
7) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
8) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
9) Isi dengan tidak ada, draf, atau proses editing, atau sudah terbit
10) Isi dengan skala 1-9 dengan mengacu pada Lampiran
E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (jika ada). Bukti
pendukung realisasi kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Bukti dokumen realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana
terlihat pada bagian isian mitra

Mitra dalam penelitian ini adalah Puskesmas sreseh. Peran mitra yang telah diberikan adalah
menyediakan sarana dan prasarana seperti gedung pertemuan untuk melakukan disksi pakar dan
melakukan kegiatan penelitia dan menyediakan SDM (bidan, perawat dan kader) untuk membantu
proses penelitian.

F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan
penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran
penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.

Hambatan yang dialami selama penelitian adalah responden hanya mau ditemui oleh peneliti jika
didampingi oleh tokoh agama atau masyarakat setempat, sehingga waktu berkunjung menyesuaikan
7

dengan tokoh agama/ masyarakat setempat.


G. RENCANA TINDAK LANJUT PENELITIAN: Tuliskan dan uraikan rencana tindaklanjut penelitian selanjutnya dengan
melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika ada target yang belum diselesaikan pada akhir tahun pelaksanaan
penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai tersebut.

Sebagai bentuk community empowerment yang mana diharapkan komunitas lebih berperan di dalam
melakukan pendidikan kesehatan di wilayahnya, modul yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
acuan atau pegangan oleh tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat dalam memberikan informasi
mengenai ASI eksklusif pada masyarakat nya sehingga mampu meningkatkan cakupan pemberian ASI
eskslusif di daerah Madura.
H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

[1] Notoatmodjo S Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
[2] Sari RPE Pengetahuan Wanita Tentang Faktor Risiko Rempoa Indah Tahun 2010 Oleh : Ratna
Eka Puspita Sari Program Studi Pendidikan Dokter 2010.
[3] Notoatmodjo Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan Ed.2. Jakarta: EGC, 2012.
[4] Azwar S, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. 2006.
[5] Dewi TI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Audio Visual di Tenggarong,” Universitas
Airlangga pp. 67–82, 2014.
[6] Dewi TI, “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Audio Visual di Tenggarong,” Universitas
Airlangga, 2014.
[7] Cisco J Who Supports Breastfeeding Mothers? : An Investigation of Kin Investment in the
United States Hum. Nat., 2017.
[8] Sarafino Health psychology biopsychosocial interactions. Journal of Psychosomatic
Research. 2008.
[9] Mirghafourvand M, Kamalifard M, and F RanjbarRelationship of breastfeeding self-efficacy
with quality of life in Iranian breastfeeding mothers J. Matern. Neonatal Med., pp. 1–8, 2017.
[10] Valizadeh S, Hosseinzadeh M, Mohammadi E, Hassankhani H, Fooladi MM, and A Cummins,
Coping mechanism against high levels of daily stress by working breastfeeding mothers in
Iran,” Int. J. Nurs. Sci., 2018.
[11] R.Afriani Hubungan Dukungan Sosial dan Sikap Ibu Terhadap Keberhasilan Pemberian
ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Benao: ‘Cross Sectional’ pp. 1–19, 2017.
Daftar capaian Luaran Wajib belum diisi:

1. Dokumentasi hasil uji coba produk, target: Ada


Dokumen pendukung luaran Tambahan #1

Luaran dijanjikan: Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional

Target: accepted/published
Dicapai: Published

Dokumen wajib diunggah:


1. Artikel yang terbit

Dokumen sudah diunggah:


1. Artikel yang terbit

Dokumen belum diunggah:


-

Nama jurnal: Indian Journal of Public Health Research & Development


Peran penulis: first author | EISSN: 0976-0245/0976-5506
Nama Lembaga Pengindek: Universitas Airlangga
URL jurnal:
https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article
=504
Judul artikel: Community Empowerment in the Madura Tribe with Exclusive
Breastfeeding in the Working Area of Community Health Center Sreseh Sampang
Madura
Tahun: 2019 | Volume: 10 | Nomor: 8
Halaman awal: 2600 | akhir: 2605
URL artikel:
https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article
=504
DOI: http://dx.doi.org/10.5958/0976-5506.2019.02260.5
48 Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8

Community Empowerment in the Madura Tribe with


Exclusive Breastfeeding in the Working Area of Community
Health Center Sreseh Sampang Madura

Esti Yunitasari1, Arsyita Hanifa Umayro1, Ika Nur Pratiwi1


1
Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

Abstract
The Madurese are a group of people who live on the island of Madura located in the province of East
Java, Indonesia. They have a very strong culture, including when it comes to exclusive breastfeeding
for newborns. The coverage of exclusive breastfeeding in this area is 40%. The aim of this study was to
determine the relationship of community empowerment in the Madura tribe with exclusive breastfeeding
using a cross-sectional design. The population consisted of mothers who had infants aged 6 - 8 months old.
The samples totaled 132 respondents taken based on the inclusion criteria. The independent variable was
community empowerment. The dependent variable was exclusive breastfeeding. The data was collected
using a questionnaire and analyzed using the Spearman rank correlation with a level of significance of
0.05. The results were p = 0.000 (p = <0.05), which means that there is a relationship between community
empowerment and exclusive breastfeeding, r = 0.994, which means that the relationship between community
empowerment and exclusive breastfeeding is strong. The conclusion of this study is that the role of community
empowerment, especially the involvement of religious figures and community leaders, is needed in an effort
to improve the exclusive breastfeeding in the Madura tribe.

Keywords: exclusive breastfeeding, community empowerment, religious figure, community leader

Introduction exclusive breastfeeding, among others, when more


and more mothers believe that breastfeeding alone
Exclusive breastfeeding is a feeding practice in is not sufficiently filling for their babies and that
infants during the first six months (0 - 6 months) which complementary feeding is an acceptable cultural thing
can improve the immune system of babies. The impact to do when infant feeding.2The recent research results in
of infants who are not given exclusive breastfeeding is Indonesia showed that infants who get MP-ASI before
that they are particularly vulnerable to diseases such as they are 6 months old are more affected by diarrhea,
inflammatory tract infections, respiratory infections, constipation, colds and heat than babies who are only
allergies, asthma attacks, decreased intelligence cognitive, exclusively breastfeeding. In addition, accelerated
increasing obesity, heart and blood vessel disorders, feeding for infants can cause obesity.5
diabetes risk mellitus and the risk of chronic disease.1
The factors related to exclusive breastfeeding
Exclusive breastfeeding in Indonesia is relatively include the social support consisting of the support
low at only 80%, while in East Java, it reaches of the husbands, families, community leaders and
73.8%.2The coverage of exclusive breastfeeding in health workers.2 Given the importance of exclusive
Sampangarea is 40%. Various factors lead to lower breastfeeding for the optimal growth of both physical
and mental health and intelligence, it needs attention
Corresponding Author: from community empowerment which consists of: 1)
Esti Yunitasari the presence of community leaders and health cadres,
Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, 2) the existence of community organizations including
Surabaya, Indonesia community-based health efforts, (3) the availability of
Email: esti-y@fkp.unair.ac.id public funds, 4) the availability of facilities and materials
Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8 49

from the community, 5) the level of public knowledge, 1 and the answer “No” scored 0.11
6) the technological willingness of the community and
This research was conducted in the working area
7) for the decision making of the community to be
of the Community Health Centre Sreseh, in the Sreseh
carried out properly.3 However, the Madurese culture
District of Sampang Regency. This study started from
encourages the provision of complementary foods in
March to June 2017. The data was measured using
addition to breast milk before the baby is 6 months old. the Spearman Rank correlation statistic test if the
This culture is still widely found in Sreseh Sampang significance value was α ≤ 0.05.
District. This is certainly contrary to the concept of
exclusive breastfeeding.4 Results
Community empowerment is needed for exclusive The characteristics of the respondents showed that
breastfeeding coverage with the help of community most of the respondents were aged 26 - 30 years old
leaders and health cadres to encourage them to know and for as many as 56 respondents (42.2%) and most had 2
play an active role in mobilizing the target communities children (71.2%). The education level was still minimal
through communication, information and education.6 To with 79 people (59.8%). Most of the respondents did
realize the coverage of exclusive breastfeeding, one of its not work or they were a housewife, totaling 83 people
strategies is to improve community empowerment through (62.9%) (Table 1).
exclusive breastfeeding support for pregnant women, in
addition to postpartum and breastfeeding mothers.2 Table 1: Demographic Characteristics of the
Respondents (Mothers who were Breastfeeding)
The form of community empowerment in the
(n = 132)
Madurese community that is directly related to exclusive
breastfeeding is social support consisting of support Demographic
from the health workers. There is a relationship between Characteristics
community empowerment and exclusive breastfeeding No. Category n %
of the
for breastfeeding mothers. Some opinions from the Respondents
results of the study explain this.2,8In addition to these 1. 20-25 52 39.4
factors, there are several other factors associated with
Mothers Age 26-30 56 42.4
exclusive breastfeeding including socio-economic level,
31-35 24 18.2
knowledge and culture.9 Based on the problems above,
the authors was interested in analyzing and determining 2. Elementary
79 59.8
the relationship between community empowerment in School
the Madura tribe with exclusive breastfeeding. Mother’s Junior High
34 25.8
education School
Method Senior High
19 14.4
This research used a descriptive correlational School
research design with a cross-sectional approach. The 3. House Wife 83 62.9
sample size was 132 respondents in total. The sampling Work Farmer 29 22
technique used in this research was purposive sampling.
Trader 20 15.2
The independent variable in this research was the
provision of community empowerment. The dependent 4. Less than
Income 132 100
variable in this study was exclusive breastfeeding. The 1.350.000 IDR
instrument used in this study was a questionnaire. The 5. Nuclear
49 37.1
first questionnaire was about the facilitators of women’s Family
Family Type
breastfeeding empowerment and ICRE (Individual Extended
83 62.95
Community Related Empowerment), consisting of 20 Family
questions representing the facilitators of community 6. Number of 2 94 71.2
empowerment and exclusive breastfeeding.10The second Children 3-4 38 28.8
questionnaire was about exclusive breastfeeding, which
7. 6 Month 52 39.4
refers to the breastfeeding experience scale modified by
Child’s age 7 Month 38 28.8
the researchers. There were 6 questions using 2 choices
for the answers. The answer “Yes” was given a score of 8 Month 42 31.8
50 Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8

Domain 1 contains the health system factors; there There were 10 respondents (7.5%) with a sufficient
were 78 (59.1%) good respondents. Domain 2 contains level of community empowerment who did not
the individual and family factors; there were 108 (81.8%) exclusively breast feed. There were 49 (37%) who had
respondents. Domain 3 contains about the social and a sufficient level of empowerment who exclusively
cultural factors with 101 (76.5%) respondents. Domain breastfed. Breastfeeding was not exclusive to community
4 contains the religiosity factors, totaling 106 (80.3%) empowerment for as many as 14 respondents (10.6%);
respondents (Table 2). 59 respondents (44.6%) had good empowerment and
exclusive breastfeeding. The Spearman rank statistical
Table 2: Domain of community empowerment (n = 132) test results obtained (p=0.000) with a significance level
Good Enough Less α (0.05). There was a relationship between community
Domain empowerment with exclusive breastfeeding in the
f % f % f %
The health working area of ​​Sreseh Sampang Madura Community
78 59.1 50 37.9 4 3.0 Health Centre. The value of the correlation coefficient
system factors
Individual and (r) = 0.960 means that the level of the relationship is
8 6.1 108 81.8 16 12.1 strong enough with the direction showing there to be a
family factors
Social and positive correlation between community empowerment
4 18.2 101 76.5 6 4.6 and exclusive breastfeeding. This shows that if an
cultural factors
Religiosity empowered society is getting better, then exclusive
21 15.9 106 80.3 5 3.8 breastfeeding is also getting better (Table 3).
factors

Table 3: Cross Tab of the empowerment relations of the tribe of Madura with exclusive breastfeeding

Exclusive breastfeeding
Community
Non exclusive Exclusive f % r p
Empowerment
f % f %
Enough 10 7.5 49 37 59 44.69
0.993 0.000
Good 14 10.6 59 44.6 73 55.3

Discussion do not determine the breastfeeding behavior of infants


aged 6 - 8 months.10,13,7 Knowledge is a domain that is
The distribution of educational demographic important for attitude formation. Good knowledge was
domain data shows half of the respondents have less already possessed by the respondents which formed the
education level. The higher the client’s education, the basis for determining their attitude. The respondents
better the client’s conviction as it is usually supported with a good level of knowledge tend to be good in terms
by rational scientific evidence. Such individuals can of exclusive breastfeeding.7,14
learn to adapt to the appropriate culture according to
their health condition.8 Formal maternal education Mothers aged 19 - 25 years old generally have a
affects the mother’s knowledge level; where the level more adequate milk production than older mothers.
of education is low, then the knowledge gained will be This occurs because of breast enlargement with every
less and vice versa. Knowledge is an important domain ovulation cycle from the beginning of menstruation
for the formation of one’s actions.6 Mothers with a to age 30 years. However, degenerate breast and milk
low level of education tend to be stronger in terms of producing glands (alveoli) as a whole occurs after the
maintaining food-related traditions and cultures, thus age of 30 years. A person’s behavior both positive
making it difficult to receive new information in terms and negative will be influenced by age including in
of the proper feeding of infants.12 predisposing factors, where the more mature one’s
age is, the more positive the behavior.2,10Age is one
The results showed that half of the respondents had component that comes from within that can affect
a good level of education but that they still provided behavior.15promotes immune system formation and
early breastfeeding. Different maternal education levels supports organ development. Breastfeeding could
Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8 51

also protect from obesity, diabetes and cardiovascular educating on exclusive breastfeeding. This means
disease. Furthermore, human colostrum (HC When showing that the level of the relationship is strong
viewed through the number of children, this indicates enough with a positive correlation between empowering
that a mother with the number of children 2 while the the community with exclusive breastfeeding. This means
mother with the number of children 3-4 (multiparas) did the better the community empowerment, the higher the
not give exclusive breastfeeding to the baby at the age level of exclusive breast feeding. For the coverage of
of 0-6 month. exclusive breastfeeding, one of the strategies is improve
community empowerment by providing exclusive
The absence of any experience with a psychological breastfeeding support to pregnant women, in addition to
object tends to form a negative attitude toward the postpartum and breastfeeding mothers.17,12
object.4According to the Analysis of the Implementation
of Exclusive Breastfeeding Program, mothers with a The improvement of the coverage of exclusive
multi-parity status are 3 times more likelu to do exclusive breastfeeding requires knowledge of exclusive
breastfeeding compared with first time mothers.6There breastfeeding that can be provided by the health workers
is no significant relationship between the number of and local cadres through information. This is in order to
children with exclusive breastfeeding practices.16 This identify the facilitating factor that can contribute to the
was assumed because mothers who have children <3 in development of effective policies and interventions.10
This is in accordance with the theory of community
the study area had more free time to come to the health
empowerment in which the presence of community
care facility with the opportunity to obtain information
leaders and health cadres, the existence of community
related to exclusive breastfeeding practices.
organizations, the availability of facilities and materials
The number of children does not affect the level and an awareness of the level of knowledge of the
of exclusive breastfeeding. The Madurese habit of community and of technology is very much needed in
the process of exclusive breastfeeding.22The domain
breastfeeding depends on the culture and traditions of
of community empowerment that contains the social
the people around them. Viewed from the economic
and cultural factors shows that most of the respondents
factors, we can show that all of the respondents have a
have a negative value concerning culture. The negative
lower economic status with an under the average income.
culture of the respondents includes the habit of giving
Someone who has the material resources will use them bananas, porridge and water to infants before the age of
to pay to treat his illness to get better sooner.8 In the case 6 months for the baby to sleep faster and stop crying.8
of supplementary feeding, income is important because
the better the family economy, the better the purchasing
Conclusion
power related to supplementary food becomes easier.
Otherwise, the worse the family economy, the more Good community empowerment will enable the
difficult the purchasing power when it comes to additional mothers to exclusively breastfeed. It is usually a factor
food.11in others they are given as complementary foods of culture that affects breastfeeding. The participation
during weaning. Improper food selection at this stage of health workers and cadres through community
is associated with a high prevalence of malnutrition in empowerment, especially the involvement of religious
children under 5 years. Here we listed the traditional foods figures and community leaders, is needed in an effort to
from four continents and compared them with human improve the exclusive breastfeeding within the Madura
milk based on their dietary contents. Vitamins such as tribe in order to reduce the behavior provision of early
thiamine (~[2-10] foldsFamilies of a high economic breastfeeding and the increased coverage of exclusive
status will tend to choose to give formula milk, instant breastfeeding.
porridge or biscuits that are of good quality and with a Ethical Clearance: The ethical approval for this study
better nutritional content, whereas families with a lower was granted by the IRB committee of the Faculty of
economic status will tend to choose to provide rice or Nursing of Airlangga University in 2017.
bananas as an additional food to babies because they are
economically cheaper and follow the local culture.9 Source of Funding: There was no funding source for
this research and for the writing of this report. There was
Community empowerment can be done by health no source of funding involved in the decision to submit
workers, cadres and religious leaders in relation to the article for publication.
52 Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8

Conflict of Interest: The authors declare that they Analytical Descriptive Research. Universitas
have no conflicts of interest or financial interests in the Airlangga; 2016.
preparation of this article.
10. Lubold AM. The effect of family policies
and public health initiatives on breastfeeding
References initiation among 18 high-income countries: A
1. Sulistiyowati,T., & Siswantara P. Mother’s qualitative comparative analysis research design.
Behavior Works in Providing Exclusive Int Breastfeed J. 2017;12(1):1–11.
Breastfeeding in the Japanan Sub-District of the
11. Sen P, Mardinogulu A, Nielsen J. Selection of
Kemlagi-Mojokerto Health Center Working Area.
complementary foods based on optimal nutritional
Universitas Airlangga; 2014.
values. Sci Rep. 2017;7(1):1–9.
2. Yulifah R et all. Community Empowerment through
12. Tewabe T, Mandesh A, Gualu T, Alem G, Mekuria
Breastfeeding Support Group as an Effort to
G, Zeleke H. Exclusive breastfeeding practice
Improve Exclusive Breastfeeding in Batu City, East
and associated factors among mothers in Motta
Java-Indonesia. Int J Sci Res. 2017;6(3):35–40.
town, East Gojjam zone, Amhara Regional State,
3. Surya Darmawan E, Junadi P, Bachtiar A, Najib M. Ethiopia, 2015: A cross-sectional study. Int
Measuring the Level of Community Empowerment Breastfeed J. 2017;12(1):1–7.
in the Health Sector. Vol. 7, Public Health: National
13. Lee SH, Weerasinghe WMSP, van der Werf JHJ.
Public Health Journal. 2012. 91 p.
Genotype-environment interaction on human
4. Hidayat AAA, Nasrullah D, Festy P. Development cognitive function conditioned on the status of
of Ethnonursing Nursing Model in Madurese breastfeeding and maternal smoking around birth.
Ethnic Families with Problems of Poor Nutrition Sci Rep. 2017 Jul;7:6087.
in Sumenep Regency. In: Proceedings of the
National & International Seminar. 2017. 14. Notoatmodjo S. The method of Health Research
and Health Behavior Sciences. Jakarta: Rineka
5. Wijayanti,L., &Meilisa C. Differences in body Cipta; 2003. 94–124 p.
weight in 6-month-old infants given breast milk
by those given mpasiasi in the Gunungpati sub- 15. Bardanzellu F, Fanos V, Reali A. “Omics” in
district. :1–7. Human Colostrum and Mature Milk: Looking
to Old Data with New Eyes. Nutrients. 2017
6. Daud Rumangun et all. Analysis of the
Aug;9(8):843.
Implementation of Exclusive Breastfeeding
Program in the Working Areas of Remu Community 16. Ismail FH, Chik CT, Muhammad R, Yusoff NM.
Health Center in Sorong City. Indonesian Health Food Safety Knowledge and Personal Hygiene
Management. 2013;01(03):168–77. Practices amongst Mobile Food Handlers in
Shah Alam, Selangor. Procedia - Soc Behav Sci.
7. Blazquez AMG, Macias RIR, Cives-Losada C,
2016;222:290–8.
de la Iglesia A, Marin JJG, Monte MJ. Lactation
during cholestasis: Role of ABC proteins in bile 17. Soomro JA, Shaikh ZN, Saheer TB, Bijarani
acid traffic across the mammary gland. Sci Rep. SA. Employers’ perspective of workplace
2017;7(1):7475. breastfeeding support in Karachi, Pakistan:
A cross-sectional study. Int Breastfeed J.
8. Kozier, Erb& Berman S. Textbook of Fundamental
Nursing: Concepts, Proses &Praktis. 7th ed. 2016;11(1):1–8.
Jakarta: EGC; 2010. 18. Fenta EH, Yirgu R, Shikur B, Gebreyesus SH.
9. JANNAH SR. Analysis of Factors Associated with A single 24 h recall overestimates exclusive
the Actions of Mothers in the Provision of Infants breastfeeding practices among infants aged less
in Infants Aged 0-6 Months Based on Transcultural than six months in rural Ethiopia. Int Breastfeed
Nursing Theory in Mulyorejo Village Surabaya J. 2017 Aug;12:36.
Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8 53

19. Indriyawati I, Indriyawati I. Maternal 21. Sambandam Y, Reddy S V., Mulligan JL, Voelkel-
Factors Associated With Provision of Early Johnson C, Wagner CL. Vitamin D Modulation of
Complementary Food (MP-ASI) in Infants <6 TRAIL Expression in Human Milk and Mammary
Months of Age. Nutrition Study Program; 2010. Epithelial Cells. Sci Rep. 2017;7(1):1–7.
20. Kasmel A, Tanggaard P. Evaluation of Changes 22. A. Juber B, Harris Jackson K, B. Johnson K, S.
in Individual Community-Related Empowerment Harris W, Baack M. Breast milk DHA levels may
in Community Health Promotion Interventions in increase after informing women: A community-
Estonia. Int J Environ Res Public Health. 2011 based cohort study from South Dakota USA. Vol.
Jun;8(6):1772–91. 12, International Breastfeeding Journal. 2016.

Anda mungkin juga menyukai