Sasaran : Siswa
Hari/Tgl :
Waktu : 30 menit
I. Analisis Situasi
Medan
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Siswa SMA dapat mengerti dan menjelaskan tentang dampak dan kerugian seks
pranikah.
2. Tujuan Khusus
dapat :
a. Menjelaskan pengertian perilaku seksual dan seks pranikah
III. Materi
V. Penatalaksanaan
2. Perkenalan
3. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
4. Memberikan stimulasi
mengenai pentingnya
topik ini
2. 30 menit Penjelasan materi Memberi penjelasan secara
reproduksi.
4. 10 menit Penutup 1. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
2. Menyampaikan
dan waktunya
3. Mengucapkan salam
penutup
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
2. Evaluasi Proses
menyampaikan pendapatnya
c) Suasana menyenangkan
d) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat seminar sebelum seminar selesai
3. Evaluasi Hasil
b) Peserta dapat memahami tentang seks pranikah dan dampak serta kerugiannya
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Menurut PKBI (1981) pengertian perilaku seksual adalah segala bentuk
dilakukan oleh dua orang yang berjenis kelamin berbeda mulai dari bermesraan,
bahwa perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual dengan lawan jenis mulai dari perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku
merupakan perilaku yang bersifat alami atau manusiawi karena setiap manusia
memiliki dorongan seksual dan hal tersebut normal jika dilakukan sesuai dengan
Ditambahkan oleh Knox (dalam Aryani, 2005) bahwa perilaku seksual tidak
hanya sebagai peristiwa menyatunya alat kelamin laki-laki dengan alat kelamin
perempuan saja tetapi juga diartikan sebagai komunikasi yang terjadi untuk
berbagai macam alasan dan dalam konteks yang berbeda sebelum menikah, selama
berkomunikasi yang terjadi antara laki-laki dan perempuan sebagai manifestasi dari
dorongan seksual. Perilaku seksual dimulai dari perasaan tertarik sampai pada
seksual merupakan perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan
antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang
biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri, sedangkan perilaku seks pranikah
merupakan perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang
individu.
yang dilakukan sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah. Perilaku ini dapat
yang berlaku hanya membenarkan perilaku seksual jika sudah ada ikatan
perkawinan yang sah antara dua orang yang berlawanan jenis kelamin.
dimaksud dengan perilaku seksual pranikah adalah suatu perbuatan yang dapat
diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dilakukan oleh dua
bersenggama, tetapi belum ada ikatan yang sah menurut norma, hukum, ataupun
agama.
a. Bermesraan
jenis dalam kesamaan tujuan untuk saling berbagi rasa yang diungkap dalam kata-
kata manis, pandangan mata yang mesra, namun belum sampai pada aktivitas
bercumbu. Bermesraan di sini dilakukan oleh dua orang, yaitu pemuda dan
yang telah dinyatakan di antara keduanya, tetapi belum sampai pada tingkat
pertunangan.
b. Bercumbu
tempel alat kelamin, yang dapat membangkitkan gairah seksual, tetapi belum
c. Hubungan kelamin
kelamin adalah hubungan yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda jenis
seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari keluarga yang bercerai atau
pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003).
Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga,
dan anak akan melarikan diri dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya
karena perceraian, kematian dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang,
paling tinggi hubungan antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja adalah
a. Faktor fisik
b. Pengaruh orangtua
menambahkan, bahwa pendidikan seks pasif (tanpa komunikasi dua arah) bisa
anak tidak cukup hanya melihat dan mendengar sekali atau dua kali, tapi harus
informasi yang tidak benar disertai penjelasan risiko perilaku seks yang salah.
c. Pengaruh alat kontrasepsi
bebas di pasaran serta mudah diperoleh oleh siapa saja tanpa adanya batasan
d. Pergaulan bebas
dalam bergaul dengan teman sebaya terutama pergaulan dengan lawan jenis.
Pergaulan yang semakin bebas tanpa adanya suatu pengendalian pada diri
e. Pengaruh media
elektronik yang menyuguhkan gambar porno, film porno, dan semua hal yang
a. Dampak psikologis
perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
b. Dampak Fisiologis
Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat
sekitarnya.
strategis.
c. Dampak sosial
sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan
yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari
d. Dampak fisik
penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 15-24
rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.
sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Tuhan
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar
telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan
akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan
tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah
yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama
keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua dan pendidik akan
menghindarkan dari pergaulan bebas. Orang tua harus terus mengawasi dan
Serta pendidikan seks harus diberikan sejak dini agar mereka sadar
karena bagaimanapun juga mereka juga berperan sebagai filter atau penyaring bagi
informasi yang akan diberikan kepada remaja, berbeda bila informasi diperoleh dari
media masa yang sering kali tanpa penyaringan terlebih dahulu. Dalam upaya
sekolah, perlu peran guru ditingkatkan. Untuk itu ingin diketahui seberapa jauh
Pertama, membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang
tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan
moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan
Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan
kerasan di rumah.
pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama,
dari kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini
yang mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak
merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal
memberikan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya