BAB I
PENDAHULUAN
kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan kmasa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
Penentuan status gizi wanita hamil dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh) atau LILA (Lingkar Lengan Atas).
Seorang ibu hamil dikatakan status gizinya normal apabila mempunyai IMT 18,5
s/d 24,9 kg/m2 selama kehamilan atau ditandai dengan hasil pengukuran LILA
lebih dari atau sama dengan 23,5 cm yang merupakan indikator seorang ibu tidak
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis). Status gizi ibu hamil yang normal
diharapkan akan melahirkan bayi yang sehat dan ibu bisa menjalani kehamilan
Kondisi kesehatan dan status gizi ibu saat hamil dapat mempengaruhi
kronis atau anemia selama kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) BBLR banyak dihubungkan dengan tinggi badan yang
kurang atau stunting. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan dengan
rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis
2
kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Rata-rata kecukupan energi dan protein bagi penduduk indonesia sebesar
2.150 kilo kalori dan 57 gram per orang per hari. AKG rata-rata per orang per hari
menurut kelompok umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan tercantum
Gizi ibu hamil perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh pada
perkembangan janin yang dikandungnya. Sejak janin sampai anak berumur dua
tahun atau 1000 hari pertama kehidupan kecukupan gizi sangat berpengaruh
terhadapa perkembangan fisik dan kognitif. Kekurangan gizi pada masa ini juga
dikaitkan dengan resiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu
kegemukan, penyakit jantung, dan pembulu darah, hipertensi, stroke dan diabete.
Pada masa kehamilan gizi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin karena gizi janin
tergantung pada gizi ibu dan kebutuhan gizi ibu juga harus tetap terpenuhi
prematur, kematian ibu dan anak dan penyakit infeski. Anemia defisiensi besi
besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika haemoglobin kurang dari 11 mg/L
SDT 2014 mendapatkan bahwa baik diperkotaan maupun dipedesaan, lebih dari
50% ibu hamil mendapatkan asupan energi yang kurang dari 70% AKE dan
hanya 14% yang tingkat kecukupan energinya cukup. Demikian juga kecukupan
Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk salah satu indikator penting dari
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganan selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
hidup.
Jumalah kematian Ibu di Kota Medan (2016) sebanyak 3 jiwa dari 47,541
kelahiran hidup, dengan angka kematian ibu (AKI) dilaporkan sebanyak 6 per
100.000 kelahiran hidup, artinya dari 100.000 kelahiran hidup 6 ibu meninggal
saat kehamilan, persalinan atau nifas. Aki di Kota Medan mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana tahun 2015 jumlah kematian ibu
sebanyak 6 jiwa dari 49,251 kelahiran hidup, tahun 2014 jumlah kematian ibu
sebanyak 7 jiwa dari 48,352 kelahiran hidup dengan AKI 14 per 100.000
kelahiran hidup dan ditahun 2013 jumlah kematian ibu sebanyak 9 jiwa dengan
Faktor penyebab kematian ibu ini antara lain disebabkan oleh pendarahan
akibat komplikasi dari kehamilan, eklamsi dan sebab lain. Angka kematian ibu
AKI ini masih terus menjadi perhatikan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan,
pelaksanaan program yang ditujukan kepada ibu hamil (Profil Kesehatan Kota
Salah satu dari derajat kesehatan adalah status gizi. Status gizi merupakan
salah satu faktor yang penting untuk membentuk sumber daya manusia yang
a. kurang Vitamin A
Survei anemia yang pernah dilakukan di Kota Binjai tahun 2005 diketahui bahwa
40,50% pekerjaan wanita menderita anemia. Salah satu upaya yang dilakukan
Sementara di tahun 2010, dari jumlah ibu hamil yang ada tercatat bahwa
meendapat 90 tablet Fe. Tahun 2011, sekitar 95,5% dari jumlah ibu hamil
mendapat 30 tablet Fe dan sekitar 58,1% mendapat 90 tablet Fe. Pada tahun 2012
cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet selama masa kehamilan sebesar 82,9%,
angka ini melebihi target nasional yaitu sebesar 80%. Tahun 2013 dari jumlah ibu
5
hamil yang didata sekitar 78,4% yang mendapat 90 tablet Fe. Tahun 2014 dari
jumlah ibu hamil. Yang ada yaitu 6,613 ibu hamil, dan yang mendapat tablet Fe
30 sekitar 3,324 atau 50,25% dan ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 sekitar
5,701 atau 86,21%. Di tahun 2015 dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu 5,795 ibu
hamil dan yang mendapat dan ibu hamil yang mendapat table Fe 90 sekitar 4,421
atau 76,3%. Tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 sekitar
4903 dari 6160 ibu hamil atau 75,59% yang mendapat tablet Fe. Untuk tahun
2017 jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 sekitar 4174 ibu hamil yang
yaitu ibu hamil. Terjadinya definiesi besi pada wanita, antara lain disebabkan
jumlah zat besi yang diarbsobsi sangat sedikit, tidak cukupnya zat besi yang
kenaikan kebutuhan besi selama hamil, periode pertumbuhan dan pada waktu haid
cara yang efektif untuk meningkatkan kadar Fe/besi jangka waktu yang pendek.
anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan memberikan tablet besi folat (tablet
tambahan darah) yang mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam folat,
setiap hari sabtu tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.
hamil dengan suplemen besi. Cakupan pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil
dengan mendapatkan 90 tablet besi (Fe3) pada tahun 2017 sebesar 94,2%, angka
6
ini sudah mencapai target (90%), apabila cakupan ini dibandingkan tahun 2012
Barat, 2017).
Status gizi merupakan seni yang berkaitan dengan seluk beluk makanan
Indonesia yang dikeluarkan oleh ahli gizi Indonesia (PERSAGI), ilmu gizi adalah
kekurangan atau kekurangan zat gizi (Febry Bulan Ayu, at all 2014).
akibat gagal tumbuh pada janin bukan hanya peningkatan resiko mortalitas dan
morbiditas pada bulan pertama kehidupan namun juga dapat berdampak pada
penyakit degenerasi diusia dewasa. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan
status gizi sebelum dan selama proses kehamilan (Fikawati Sandra, 2015).
siklus hidupnya. Masa ini memerlukan perhatian khusus, karena masa ini akan
menentukan kualitas kehidupan selanjutnya, khususnya bagi anak atau bayi yang
yang benar-benar baik agar proses yang terjadi pada masa ini dapat berjalan
dikonsumsi ibu dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Kurangnya salah
janin akan berakibat kelainan atau kecacatan. Selain kebutuhan nutrisi, radiasi,
ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan
janin. Studi membuktikan bahwa ibu dengan status gizi kurang dapat
berat badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat berdampak pada malnutrisi
dengan status gizi ibu hamil, oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian
yang berjudul Hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu hamil
masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan
dan tingkat pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
Padang Bulan?
8
ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan
hamil.
penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian
di atas.
komplikasi pada ibu, selama proses persalinan yang sulit dan lama dan yang
paling penting adalah untuk mencegah terjadinya keguguran, bayi lahir mati,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Status gizi merupakan seni yang berkaitan dengan seluk beluk makanan
Indonesia yang dikeluarkan oleh ahli gizi Indonesia (PERSAGI), ilmu gizi adalah
proses ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin. Study membuktikan bahwa ibu dengan status gizi kurang
badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat berdampak pada malnutrisi
kandungan dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil. Semakin besar janin, maka
komposisi dan metabolisme tubuh ibu pun berubah. Jika ibu hamil status gizinya
dikhawatirkan akan menjadi cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan, bahka bisa
pula ukuran kepala bayi kecil karena kurangnya asupan gizi janin untuk
kematian bayi karena BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu kurang dari 2.500
kg dan bayi prematur, juga karena status gizi ibu yang kurang. Untuk mengatasi
ini sebaiknya berat badan ibu selalu rutin di pantau (Febry B, et al 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Gizi ibu hamil yaitu faktor dari si ibu
maupun faktor dari lingkungan dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi gizi ibu diwaktu hamil, antara lain:
harus dikonsumsi pada waktu hamil. Ini bertujuan agar kebutuhan gizi janin
tercukupi dan bayi yang akan dilahirkan juga memiliki berat badan lahir yang
normal.
2.1.2 Umur
Umur pada waktu hamil berpengaruh terhadap gizi ibu hamil. Semakin tua
umur ibu hamil maka energi yang dibutuhkan pada waktu hamil juga lebih tinggi,
Kondisi kesehatan ibu hamil yang sedang sakit akan berpengaruh pada
asupan makanannya karena biasanya nafsu makan akan menurun. Dalam keadaan
sakit sebaiknya ibu mendapat tambahan suplemen seperti suplemen zat besi,
2.1.4 Aktifitas
Apabila aktifitas ibu hamil tinggi maka kebutuhan energinya juga akan
semakin tinggi.
12
variasi bahan makanan. Apabila dimasa sekarang dimana ekonomi sangat sulit, di
mana harga makanan melambung tinggi. Tetapi bukan berarti ibu hamil harus
selalu membeli bahan makanan yang mahal, dengan harapan zat gizinya lebih
baik. Ibu hamil bisa membeli bahan makanan yang harganya murah tetapi kualitas
gizinya sama baiknya dengan bahan makanan yang harganya lebih mahal.
Misalnya untuk protein hewani, dapat membeli ikan segar, telur ayam, telur puyuh
dan ikan teri sebagai pengganti daging sapi. Bahan-bahan tersebut kandungan
proteinnya sama baiknya dengan daging sapi, walaupun harganya relatif lebih
murah.
makan ibu hamil. Tanpa didasari oleh pengetahuan ini, maka akan sulit mengatur
makanan yang bergizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan
pada setiap trimesternya dan kehamilan beresiko tinggi seperti anemia, hipertensi,
hamil. Misalnya pada waktu hamil dilarang makan ikan, dikhawatirkan bayinya
cacingan dan berbau amis. Pada kenyataan justru konsumsi ikan terutama ikan
laut sangat dianjurkan karena kandungan lemaknya rendah, proteinnya tinggi juga
13
1) Ibu hamil dan janin tercukupi kebutuhan zat gizinya yaitu energi, protein,
2) Status gizi ibu hamil normal, sehingga dapat menjalani kehamailan dengan
lemak
4) Masalah kurangnya asupan makanan karena mual dan muntah dapat teratasi
5) Masalah ibu hamil yang mengalami diabetes, anemia, hipertensi dapat diatur
6) Ibu memperoleh energi yang cukup untuk menyusui dan merawat bayi yang
dilahirkan nanti.
Adapun kecukupan gizi ibu hamil dapat dilihat tabel berikat ini:
14
Tabel 2.1 kecukupan gizi wanita pada umumnya serta tambahan gizi yang
dibutuhkan saat hamil (perorang perhari)
sangat pesat. Kuantitas dan kualitas makanan berperan penting dalam menentukan
asupan gizi seimbang seorang ibu hamil. Dengan asupan gizi yang seimbang
2.3.1 Energi
trimester ini, pada umumnya ibu mengalami gejala morning sick yaitu mual dan
muntah di pagi hari. Akibatnya asupan gizinya kurang karena nafsu makan ibu
turun, lelah sering karena mual dan muntah. Yang diperlukan ibu dengan gejala
seperti ini adalah makanan yang padat dengan porsi kecil tetapi sering. Sedangkan
pada trimester kedua dan tiga, tubuh anda membutuhkan tambahan energi 300
kkal per hari dibanding sebelum hamil. Pertambahan energi ini disebabkan karena
terakhir dari masa kehamilan yaitu ketika pertumbuhan janin berlangsung sangat
2.3.2 Protein
tulang, dan otot. Protein ini juga dibutuhkan untuk mendukung proses tumbuh
kembang janin agar dapat berlangsung optimal dan untuk pembentukan sel-sel
darah merah baru didalam tubuh janin. Wanita yang sedang hamil membutuhkan
kurang lebih 17 gram protein lebih banyak dari pada wanita yang tidak hamil.
plasenta, cairan ketuban, jaringan rahim, kelenjar air susu, peningkatan volume
darah yaitu heoglobin serta cadangan untuk persalinan dan menyusui. 2/3 bahan
16
protein yang bernilai biologi tinggi seperti daging tak berlemak, ayam, ikan segar,
telur, susu dan hasil olahannya, ikan teri, udang, dan hati. Protein nabati yang
berasal dari tumbuhan mempunyai nilai biologi lebih rendah dibanding protein
hewani, oleh sebab itu konsumsinya cukup 1/3 bagian saja. Contohnya kacanh ijo,
kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tahu, tempe, dan susu
kedelai.
2.3.3 Lemak
tersedia dalam tubuh ibu hamil bermanfaat untuk membantu proses pembentukan
ASI. Lemak juga dibutuhkan unuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama
dalam kandungan.
asam lemak tak jenuh yaitu Omega 3 dan Omega 6 merupakan asam lemak
esensial yang penting untuk proses tumbuh kembang sel saraf dan sel otak janin.
Asam lemak esensial ini dapat anda peroleh dari ikan makarel dan ikan salmon.
Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat
pada trimester ketiga. Akan tetapi kebutuhannya tetap hanya 20-25% dari total
energi tubuh. Konsumsi lemak yang berlebihan bisa menyebabkan berat badan ibu
hamil bertambah yang akan mengakibatkan tekanan darah tinggi. Sumber lemak
17
antara lain telur ayam, telur bebek, daging ayam, daging sapi, sosis, bebek dan
mentega.
2.3.4 Karbohidrat
janin selama dalam kandungan berasal dari karbohidrat. Pada trimester pertama
sel-sel darah merah. Sedangkan pada trimester ketiga energi dari karbohidrat
dari total kebutuhan energi tubuh. Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi
jagung, dan pasta. Kandungan seratnya dapat mencegah sembelit (susah buang air
2.3.5 Vitamin
2.3.5.1 Vitamin A
semua jaringan tubuh dan sel saraf, pembentukan tulang dan gigi, mencegah
terjadinya kelainan bawaan pada bayi, serta meningkatkan daya tahan tubuh ibu
Vitamin A meningkat kurang lebih 300 RE dari kebutuhan wanita tidak hamil.
Contoh makanan sumeber Vitamin A yaitu hati sapi, daging sapi, daging ayam,
18
telur ayam, jagung kuning, wortel, bayam, daun singkong, mangga pepaya,
2.3.5.2 Vitamin B
2.3.5.3 Vitamin C
mencegah anemia pada ibu hamil. Vitamin C dibutuhkan ibu hamil untuk
sayur hijau.
20
2.3.5.4 Vitamin E
komponen sel tubuh ibu dan janin, membantu pembentukan sel darah merah dan
sebagai antioksida yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Contoh bahan
makanan sumber vitamin E antara lain brokoli, alpukat, tomat, kecambah, bayam,
sawi hijau, asparagus, minyak kedelai, minyak jagung, minyak kelapa sawit, dan
telur.
2.3.6 Mineral
2.3.6.1 Kalsium
pembentukan tulang dan gigi janin. Kalsium digunakan janin untuk pembentukan
otak), sejalan dengan tahap perkembangan sistem saraf pusat dan otaknya.
Kalsium ini termasuk makromineral oleh sebab itu kebutuhan di waktu kehamilan
meningkat lumayan tinggi dari 800 mg/hari menjadi 950 mg/hari. Apabila
kebutuhan kalsium ini tidak terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari maka janin
akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu. Akibatnya rangka tulang ibu
akan cepat rapuh karena terjadi demineralisasi dan ibu akan mengalami
pengeroposan tulang dini. Contoh bahan makanan sumber kalsium adalah tempe,
kacang merah segar, teri kering, teri segar, kerang keju, yogurt, dan susu.
2.3.6.2 Seng
ketiga karena mineral ini dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan tisu di otak
21
agar perkembangan otak berjalan optimal. Adapun kekurangan seng di saat hamil
akan berpengaruh pada daya pengecap dan pembau si ibu, sehingga akan
menurunkan nafsu makan, selain itu juga akan menghambat pertumbuhan janin
dalam kandungan dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kasus
cebol (kretin) pada bayi yang dilahirkan. Contoh bahan makanan sumber seng
yaitu tiram, daging sapi, gandum, wijen, kuning telur, keju, daging ayam, dan
tepung terigu.
2.3.6.3 Yodium
yodium pada ibu. Yodium sangat dibutuhkan di masa hamil karena ini merupakan
bahan dasar untuk hormon tiroksin yang berfungsi dalam pertumbuhan dan juga
yaitu 150 µg. Contoh bahan makanan sumber yodium yaitu udang lobster, kerang,
tiram, ikan sarden, susu, telur, minyak ikan cod, gangguan laut kering, dan garam
beryodium.
500 mg zat besi untuk membentuk sel-sel darah baru. Plasenta dan janin
kebutuhan zat besi trimester kedua meningkat menjadi 35 mg per hari per berat
ketiga, bila tak hati-hati banyak ibu hamil mengalami kekurangan zat besi karena
janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan
pertama kelahirannya. Akibat kurangnya zat besi pada ibu hamil, ibu mengalami
anemia (HB<11gr/%), yang dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR). Selain itu dikhawatirkan tubuh ibu tidak mampu
bahan makanan sumber zat besi adalah hati sapi, daging, ayam, telur, sayuran
a) Wajah pucat
b) Merasa lemah
c) Merasa letih
d) Pusing
2.3.7 Serat
Salah satu keluhan ibu hami adalah sulit buang air besar (sembelit). Ini
pencernaan di usus berjalan lambat sehingga makanan dan air sulit di serap. Selain
23
itu sembelit juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan janin semakin membesar
sehingga menekan usus dan anus ibu. Jika ini berlanjut terus maka dapat
menyebabkan perdarahan di anus. Untuk mengatasi hal ini maka sebaiknya ibu
diperoleh dari buah, sayur, beras, dan kacang-kacangan karena serat dibutuhkan
untuk membentuk bulk (Volume) dalam usus. Banyaknya serat yang dianjurkan
2.4 Pengaruh Gizi Kurang Pada Ibu dan Hambatan Pertumbuhan Janin
pertumbuhan yang berdampak permanen pada janin. Dampak buruk karena gagal
tumbuh pada janin bukan hanya peningkatan resiko mortalitas dan morbiditas
pada bulan pertama kehidupan namun juga dapat berdampak pada penurunan
degeneratif diusia dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan status
Perubahan yang terjadi bukan hanya pada bentuk tubuh ibu, namun juga terjadi
secara fisiologis pada sistem organ ibu. Hal tersebut merupakan hal yang normal
Ibu yang sedang hamil tidak mengalami mentruasi sebab ketika hamil
Pada usia kehamilan dua bulan, plasenta akan menghasilkan dua hormon ini,
secara umum kadar esterogen dan progesteron yang tinggi akan merangsang
pembuluh darah periver. Tekanan darah pada pembulu vena yang meningkat pada
intraseluler). Oleh karena itu disarankan untuk ibu mengurangi makanan yang
Saat hamil terjadi perubahan sistem respirasi yang berfungsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan janin. Selain itu terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dibandingkan saat ibu tidak
hamil.
25
radiasi pada otot-otot halus diseluruh tubuh. Hal ini akan mengakibatkan
mekaniseme kerja otot perut dan usus kecil menjadi lebih lambat, sehingga tidak
jarang wanita hamil menderita panas lambung. Selain itu, gerakan kontraksi usus
juga berkurang dan biasanya sering terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
dibawah kulit bertambah. Biasanya jaringan lemak akan dirombak kembali setelah
proses kelahiran, yaitu saat ibu menyusui. Perombakan jaringan lemak ini
keginjal sebesar 70% pada periode awal kehamilan, dan terus berkurang hingga
masa kehamilan. Saat hamil terjadi peningkatan laju filtrat glomelurus dan
deoxycorticosteron. hal ini berakibat pada peningkatan total volume plasma dalam
tubuh ibu. Rahim yang bersifat elastis akan membesar 10 kali lipat dari ukuran
dan aktifitas organ lainnya, seperti kandung kemih yang akan cepat terasa penuh
2.4.1.7 Plasenta
tumbuh dari jaringan embrio dan menjadi penghubung antara ibu dan janin.
Terdapat tiga fungsi utama plasenta yaitu sebagai barrie atau filter (penyaring),
sebagai penyalur/pentransfer zat-zat antar sirkulasi darah ibu dan janin, dan
Secara spesifik, kurang energi kronis (KEK) adalah akibat dari ketidak
Yang sering terjadi adalah adanya ketidak sediaan pangan secara musiman atau
secara kronis ditingkat rumah tangga, distribusi didalam rumah tangga yang tidak
beban kerja ibu hamil. Selain itu, beberapa hal penting yang berkaitan dengan
status gizi seorang ibu adalah kehamilan pada ibu berusia muda (kurang dari 20
(kurang dari dua tahun), kehamilan yang terlalu sering, serta kehamilan pada usia
Akibat kurang gizi selama hamil dapat menyebabkan kerugian bagi ibu
dan janin yang dikandung. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu dampak dari
ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan yang mempunyai status gizi
buruk. BBLR berakitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita yang
27
(repository.ac.id)
perdarahan antepartum, abortus pada kehamilan muda, ketuban pecah dini dan
dampak pada janin terjadi hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam
(repository.ac.id).
Gizi kurang pada ibu dapat menyebabkan resiko dan komplikasi ibu
diantaranya :
a. Anemia
b. Perdarahan
a. Keguguran
28
b. Abortus
d. Kematian neonatal
e. Cacat bawaan
asupan besi makanan terutama besi heme, yang terjadi secara kronis. Pola
atau hewan yang rendah dan tinggi sumber besi non heme atau nabati. Pada
sebagian masyarakat, menu makanan juga banyak mengandung serat dan fitat
yang merupakan faktor penghambat penyerapan besi. Kesemua ini sering kali di
perburuk oleh kejadian infeksi yang terjadi secara kronis atau terjadi berulang kali
kurangnya asupan yodium dan atau tingginya asupan makanan yang goitrogen.
vitamin A yang rendah, frekuensi penyakit infeksi yang tinggi serta siklus
keadaan infeksi, pertumbuhan cepat atau bayi balita dan puber serta pada
tidak banyak berubah selain itu, KVA dikaitkan dengan rendahnya konsumsi
29
Kata status dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan atau
masyarakat disekelilingnya.
Kata sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu society asal kata socius yang
berarti kawan.
dikemukakan oleh Tamrin Nasution yaitu “status sosial ekonomi adalah suatu
yang diperoleh sehingga mempunyai peranan pada status sosial seseorang dalam
untuk membeli sesuatu. Faktor yang paling menentukan kuantitas dan kualitas
makanan dan gizi ibu selama bulan-bulan terakhir kehamilan dan ukuran bayi
pada saat lahir dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin buruk gizi ibu semakin
2.6.1.3 Pendidikan
semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif, dan
sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi dan cara
mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta
sikap dan perilaku dalam memilih makanan dan pengaruh pada keadaan gizinya.
konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang
31
dengan pendidikan, jika tingkat pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status
tertentu, salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh
informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya. Bukan hanya dari segi
selama kehmilan. Kenaikan berat badan selama kehamilan merupakan faktor yang
menentukan status gizi ibu dan janinnya selama hamil dan merepsentasikan
pertambahan jaringan lemak dan leanfat mass atau komposisi tubuh tanpa lemak
retensi cairan yang dapat menyebabkan edeme pada bagian kaki atau edeme
Penentuan status gizi wanita hamil dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh) atau LILA (Lingkar Lengan Atas).
Seorang ibu hamil dikatakan status gizinya normal apabila mempunyai IMT 18,5
s/d 24,9 kg/m2 selama kehamilan atau ditandai dengan hasil pengukuran LILA
lebih dari atau sama dengan 23,5 cm yang merupakan indikator seorang ibu tidak
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis). Status gizi ibu hamil yang normal
diharapkan akan melahirkan bayi yang sehat dan ibu bisa menjalani kehamilan
setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan ibu
perlu pertambahan berat badannya karena membawa sicalon bayi yang tumbuh
33
dan berkembang didalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui.
Jadi, ibu hami tidak perlu khawatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya
mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan.
Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari segi kesehatan bagi
ibu dan bayi. Jika ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan sebelum
kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari pada ibu
hamil dengan berat badan ideal. Ibu hamil yang mempunyai peningkatan berat
seperti diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses
peningkatan tekanan darah). Selain itu, penimbunan lemak tubuh yang berlebihan
sebelum hamil, maka ketika ia hamil perlu menambah berat badan lebih banyak
dari pada ibu dengan berat badan ideal. Asupan gizi yang berkurang, akan
kehamilan lainnya.
34
Kenaikan berat badan selama masa kehamilan tergantung dari berat badan
saat sebelum kehamilan. Yang terbaik dilakukan apabila berniat untuk hamil,
tubuh akan menyimpan semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh selama
mineral dalam jumlah yang seimbang. Berat badan berlebih sebelum hamil bukan
berarti harus diet makanan secara ketat karena akan berbahaya dan mempengaruhi
asupan gizi yang diperlukan bayi. Sebaliknya bila berat badan kurang tidak berarti
adalah sekitar 11-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan
persalinan. Saat bayi baru lahir berat badannya kurang dari 4 kg. Penambahan
berat badan ibu selama kehamilan selain dikarenakan oleh berat badan yang
berasal dari plasenta, cairan amnion, peningkatan volume darah, serta pembesaran
Selama triwulan pertama biasanya hanya 1-2 kg. Dalam triwulan kedua bertambah
sekitar 6 kg dan dalam triwulan terakhir sekitar 5 kg. Pada minggu ke enam maka
kehamilan. Anda akan melihat pertambahan berat badan sejak minggu ke-12,
sedangkan peninggian tercepat terjadi antara minggu ke-20 dan 30. Setelah
minggu ke -36. Berat badan diakhir kehamilan dapat bertambah bila memiliki
0,4 kg perminggu untuk wanita yang memiliki berat badan standar terhadap tinggi
badan (IMT 19,8 sampai 26). Peningkatan berat progresif secara bertahap pada
jaringan tidak lemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada
ibu, sedangkan pada trimester ketiga, kebanyakan pertumbuhan janin. Berat badan
harus dikaji pada setiap kunjungan prenatal dan ditulis digrafik peningkatan berat
dicapai.
Janin
Ibu
Pertumbuhan janin
Fat Free Mass
Plasenta Fat Free Mass
Fat-Mass
Fat-Mass
Cairan Amnion
Sumber : Institute of Medicine (IOM) 2009.
kehamilan dibagi dua yaitu pertama adalah jaringan tubuh seperti darah, cairan
eksternal, uterus, payudara, dan lemak, serta kedua adalah produk kehamilan yaitu
janin, cairan amnion, dan placenta. Jaringan tubuh tersebut berkontribusi terhadap
Kenaikan berat badan yang harus dicapai oleh setiap ibu hamil berbeda,
hal ini didasarkan pada status gizi prahamil ibu yang diukur berdasarkan IMT.
IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi
60
Maka perhitungan IMT =
1,6 cm X 1,6 cm
60
IMT =
2,56
IMT = 23,44
kembang janin. Ibu dengan status gizi kurang (underwights dengan IMT kurang
dari 18,5 kg/m2) memiliki simpanan gizi yang kurang oleh karenanya pada saat
hamil harus menaikan berat badannya lebih banyak dibandingkan ibu yang normal
kenaikan BB ibu saat hamil yang tidak optimal berdasarkan status gizi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Padang Bulan Medan, penelitian dilakukan mulai bulan Juni- Juli 2019.
tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu hami dengan status gizi ibu hamil di
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
dimaksut dengan populasi adalah indifidu yang memiliki sifat yang sama
walaupun prosentasi kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh indifidu
yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian, jadi populasi dalam penelitian ini
39
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan
populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugionto (2013) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian
ini obyek yang akan diteliti yaitu Ibu hamil trimester ke II-III di Puskesmas
Padang Bulan. Sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 40 Ibu hamil atau
seluruh dari populasi yang ada di Puskesmas Padang Bulan, alasannya karena
populasi dibawah 100 sesuai dengan pendapatan Arikunto yaitu apabila populasi
kurang dari 100, maka sampel diambil dari keseluruhan populasi yang ada
Dalam penelitian ini sampel yang diambil menurut kriteria inklusi sebagai
berikut :
Sugiono (2013) total sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan cara
mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel. Jadi sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Puskesmas Padang
3.5.1.1 Kuisioner
tentang bagai mana hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil terhadap
status gizi ibu hamil. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan terbuka digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang responden ketahui. Kuisioner tertutup adalah jenis instrumen
Dipandang dari bentuknya maka kuesioner yang dipakai adalah Check list,
sebuah daftar, di mana responden tinggal membubukan tanda check (√) pada
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahim
mengukur apa yang di inginkan. Uji coba validitasi yang digunakan adalah
Nilai validitasi dapat dilihat apabila r hitung > r tabel maka pertanyaan
(Arikunto S, 2017).
Untuk menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga korelasi
antara bagian-bagian dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
17.0 untuk menguji kesahihan butir, kriteria yang digunakan untuk menguji
a. Jika r hitung > r tabel , dengan taraf signifikan α = 0,312 maka pertanyaan
dikatakan valid
b. Jika r hitung < r tabel , dengan taraf signifikan α = 0,312 maka pertanyaan
instrumen variabel pengetahuan adalah valid, hal ini dapat dilihat dari r hitung output
nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item pada keseluruhan pernyataan
42
lebih besar dari r tabel (0,312), sehingga 20 pertanyaan dapat digunakan untuk
penelitian.
dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabele atau andal
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 dan butir
b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,312 maka pertanyaan tidak reliabel.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu intrumen dapat
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai Alpha Crombach
dari seluruh variabel yang diujikan nilainya sudah diatas 0,312 maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini dalam uji reliabilitas
dinyatakan reliabel.
hamil
pada lembar pengukuran data, hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data
informasi yang telah dikumpulkan, hanya kelompok data tertentu yang akan
Dalam penelitian ini seluruh data diambil secara langsung dari responden
1. Peneliti terlebih dahulu mengurus surat izin penelitian dari institut pendidikan
3. Setelah Dinas Kesehatan Kota Medan memberi surat balasan dan izin
penelitian di Puskesmas Padang Bulan, maka surat izin dari Dinas Kesehatan
5. Apa bila calon responden bersedia menjadi responden, maka peneliti akan
responden
kuesioner
analisis data.
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah
a. Pengecekan (Editing)
b. Pengkodean (Coding)
46
Pemberian kode atau tanda pada arsip data yang terkumpul untuk
c. Tabel (Tabulasi)
Data yang telah lengkap dihitung dengan variabel yang dibutuhkan, lalu
variabel independen dan variabel dependen yang diuji dengan statistic Chi-
syarat Chi-Square. Apabila terdapat nilai expected kurang dari lima sebesar
maksimal 20% dari total jumlah sel, maka peneliti akan menggunakan Uji Fisher.
Analisis data dilakukan dengan bantuan komputer dengan nilai signifikan 0,05.
Artinya bila hasil uji statistik menunjukan p < 0,05 maka Ha diterima sehingga
ada hubungan yang bermakna antara variabel independen yang diteliti dengan
variabel dependen. Sedangkan nilai p > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho gagal
ditolak sehingga tidak ada hubu ngan yang bermakna antara variabel independen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Status Gizi
Keterangan :
Variabel yang ditelitii
Variabel yang tidak diteliti
Pendidikan
1. Tinggi
2. Rendah
Pengetahuan
1. Baik
2. Kurang
hamil
3.12 Hipotesis
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru dengan Luas Wilayah 540 Ha. Wilayah
Lingkungan, yaitu :
Wilayah UPT Puskesmas Padang Bulan memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Selayang
Bulan adalah 44.432 jiwa yang terdiri dari laki-laki 20.756 jiwa dan perempuan
23.676 jiwa dan jumlah ibu hamil sebanyak 776 jiwa dengan 20 % ibu hamil
resti/komplikasi dan jumlah ibu hamil trimester II dan III sebanyak 40 jiwa.
Sebelum dilakukan penelitian pada Bulan Juni 2019 penulis melakukan uji
coba kuesioner lebih dulu kepada sasaran 40 ibu hamil di Puskesmas Padang
Bulan. Uji coba itu sebagai prasyarat kuesioner yang akan dipakai sebagai
intrumen penelitian.
Kuesioner yang akan diujikan adalah item pertanyaan. Dari skor item
pertanyaan tersebut maka didapatkan hasil uji Validitas dengan rumus Pearson
product moment adalah r hitung 1,000 lebih besar dari r tabel > 0,42 jadi
reliabel.
pada juni sampai juli 2019. Sampel yang diteliti berjumlah 40 orang ibu hamil
total sampling dan menggunakan alat bantu kuesioner. Data yang diperoleh
kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel
51
dengan penjelasan sebagai berikut. Dalam hal ini karakteristik responden meliputi
Pendidikan ibu dapat dibedakan menjadi dua yaitu rendah dan tinggi dapat
No Pendidikan Jumlah %
1. Rendah 13 32,5
2. Tinggi 27 67,5
Total 40 100
No Umur Jumlah %
1. Beresiko 6 15
2. Tidak Beresiko 34 85
Tota 40 100
l
bekerja dan ibu tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga). Ibu bekerja dalam penelitian
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Status
Gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2019
No Pengetahuan Jumlah %
1. Baik 33 82,5
2. Kurang 7 17,5
Total 40 100
`
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
Status gizi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu KEK dan tidak KEK.
53
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Lila Ibu Hamil di Puskesmas Padang Bulan
Medan Tahun 2019
No Pengetahuan Jumlah %
1. KEK 15 37,5
2. Tidak KEK 25 62,5
Tota 40 100
l
Status gizi dalam penelitian ini diukur dengan LILA, berdasarkan tabel
4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam
kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila lebih 23,5 cm sebanyak 25 orang (62,5%),
pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu hamil
maka semakin baik pula status gizinya. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik
dengan status gizi Tidak KEK seabanyak 26 (78,8%) responden, sedangkan ibu
hamil yang mempunyai pengetahuan kurang dengan status gizi KEK (Kekurangan
Hasil Uji Statistik diperoleh dengan nilai p=0,03 karena nilai pvolue <0,05
4.2.2.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Ibu Hamil
maka semakin baik status gizinya. Ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi 24
responden. Jadi jumlah keseluruhan ibu hamil yang status gizi tidak kek sebanyak
27 (67,5%) responden dan ibu hamil yang terkena kek sebanyak 13 (32,5%)
responden.
55
Hasil uji statistik diperoleh p volume = 0,00 < α 0,05 maka H1 diterima,
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan status gizi ibu hamil di
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Status Gizi Ibu Hamil
gizi ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2019. Telah dilaksanakna pada
bulan Mei Tahun 2019. Sampel penelitian adalah ibu hamil di poli KIA
Puskesmas Padang Bulan yang berjumlah 40 orang ibu hamil. Data yang telah
dikumpul diolah, dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel yang disertai
penejelasan. Hasil penelitian terdidi dari gambaran umum lokasi penelitian, umur
ibu, pendidikan dan status gizi. Hasil penelitian terdiri dari analisis Univariat dan
Bivariat.
status gizi tidak kek dan 7 (21,2) respondeng yang memiliki status gizi kek dan
(14,3%) responden yang memiliki status gizi tidak kek dan 6 (85,7%) responden
yang memiliki status gizi kek. Hasil Uji Che-Square didapat nilai p value = 0,003
(p<0,05) maka Ha diterima, jadi terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan Medan
Tahun 2019.
56
Gizi, dengan hasil penelitian yang dilakukan dengan nilai p =0,000 (p<α).
Dengan nilai status gizi cukup dengan nilai gizi baik berjumlah 3 (7,5%)
Dengan nilai status gizi cukup dengan nilai gizi baik 3 (7,5%) responden dan
diperoleh ibu hamil yang pengetahuan dengan status gizi didapat sebagian besar
tentang status gizi dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 6%, pengetahuan
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil berkaitan erat dengan tingkat tinggi rendahnya
pengetahuan ibu adalah kemampuan seseorang ibu dalam memahami konsep dan
gizi tidak kek dan 3 (11,1%) responden yang memiliki status gizi kek, selanjutnya
57
yang memiliki status gizi tidak kek dan 10 (76,9%) responden yang memiliki
diterima, jadi terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu
dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2019.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Sri Handayani, 2011) yang
menyatakan adanya hubungan tingkat pendidikan ibu hamil terhadap status gizu
ibu hamil diperoleh dari hasil Uji Che-Square nilai p = 0,035 (p<0,05).
58
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
responden dengan status gizi tidak kek 26 (78,8%) dan status gizi kek
2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
responden dengan status gizi tidak kek 24 (88,9%) dan status gizi kek
3. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu hami dengan status gizi ibu hamil
pengetahuan ibu hamil maka semakin baik pula status gizinya. Ibu yang
(85,7%) responden.
59
4. Terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil
pendidikan seseorang maka semakin baik status gizinya. Ibu yang mempunyai
yang status gizi tidak kek sebanyak 27 (67,5%) responden dan ibu hamil yang
6.2 Saran
diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data awal bagi peneliti
dan pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil serta penelitian lebih
ibu hamil agar dimasa selanjutnya kejadian status gizi kurang dapat dicegah
Sebagai tolak ukur untuk lebih banyak mencari informasi lebih tentang status
gizi, selama proses kehamilan hendaknya ibu mau bersikap positif selalu