Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENGAJARAN

POKOK BAHASAN : Kesehatan Reproduksi Remaja

SUB POKOK BAHASAN : Pendidikan Sex Dini (Sex Education)

WAKTU : Jumat, 5 Juli 2019

SASARAN : Remaja

TEMPAT : Pondok Pesantren

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah pada remaja
selama 30 menit, diharapkan remaja di Pondok Pesantren dapat mengetahui dan memahami
tentang bahaya seks pra nikah.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens dapat
memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
Pendahuluan 5 Menit
1 1. 1. Memberi salam pembuka LCD, dan
dan memperkenalkan diri
2. 2. Menginformasikan materi laptop
yang akan disampaikan
3. 3. Menjelaskan tujuan yang
hendak di capai pada akhir
penyuluhan
4. 4. Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan yang
dimiliki peserta
Penyajian 15 menit
2 materi 1. 1. Menjelaskan pengertian
remaja dan hubungnan
seksual dini
2. 2. Menjelaskan ciri-ciri remaja
3. 3. Menjelaskan faktor-faktor
yang mendorong hubungan
seksual dini
4. 4. Menjelaskan cara
mengendalikan dorongan
hubungan seksual dini
5. Menjelaskan akibat
hubungan seksual dini
6. Menjelaskan macam
penyalahgunaan seks
7. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
seputar materi yang
disampaikan
8. Memberi kesempatan
kepada peserta lain untuk
menjawab pertanyaan
9. Menjelaskan dan menjawab
pertanyaan

Penutup 5 Menit
3 1 1. Menyimpulkan Materi
2. Menutup pertemuan &
mengucapkan salam penutup

4. METODE
Metode yang digunakan dalam pengajaran yaitu ceramah dan Tanya jawab
5. MEDIA
6. MATERI
1. Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24
tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)
batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
Remaja, yang bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescere,
yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan
orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan
periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah
mampu mengadakan reproduksi (Ali dan Asrori, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja
adalah masa periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti dkk,2009)
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia dini untuk
menyalurkan dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan pendidikan
seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan
mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat
memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada
semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual
berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.

2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya,
masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).

b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)


1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.

c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)


1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).

Perubahan Fisik Pada Masa Remaja


a. Tanda-Tanda Seks Primer
Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks pada laki-laki
gonad atau testis. Organ tersebut terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru
sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat
selama satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang
penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ
reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia bermimpi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan seksual, sehingga mengeluarkan sperma.Semua organ
reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat ketepatan antara organ
satu dengan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira
5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan
organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari
serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara
berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. (Widyastuti dkk, 2009).
b. Tanda-Tanda Seks Sekunder
1) Pada Laki-Laki
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi
sekitar satu tahun setelah testis dan penis mulai membesar. Ketika rambut kemaluan
hampir selesai tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah, seperti
halnya kumis dan cambang. Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori
membesar. Kelenjar lemak dibawah kulit menjadi lebih aktif. Seringkali
menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat. Aktivitas kelenjar
keringat juga bertambah, terutama bagian ketiak. Otot-otot pada tubuh remaja makin
bertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila dilakukan latihan otot, maka akan tampak
memberi bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki. Seirama dengan tumbuhnya
rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara. Mula-mula agak serak,
kemudian volumenya juga meningkat. Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul
benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan
jumlahnya menurun.
2) Pada Wanita
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.
Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
Semua rambut kecuali rambut wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya,
kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. Pinggul pun
menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya
tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit. Seiring pinggul membesar,
maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi karena
harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Seperti halnya laki-laki juga menjadi
lebih besar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki,
kulit pada wanita tetap lebih lembut. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi
lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid. Menjelang akhir masa puber,
otot semakin membesar dan semakin kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan
dan tungkai kaki. Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita. (Widyastuti dkk, 2009).
3. Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan seksual beragam
diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati seks setiap hari.
Sementara yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu bulan dan yang lainnya
lagi tidak memiliki keinginan seks sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan
fakta tersebut.
Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata menginginkan untuk
melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika perbedaan dalam keinginan
seksual dari pasangan menyebabkan konflik.
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.
Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya
membayangkan bahwa seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan
seks. Penyakit minor dan keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak
merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama jika diperburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari
keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin
mendapati bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam
nilai atau gaya hidup mereka. Keterampilan seperti ini memainkan peran yang
sangat penting ketika menghadapi keinginan seksual dalam berhubungan.
Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan ansietas hanya
karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa yang
diterima atau menyenangkan.
c. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup, seperti penggunaan atau penyalahgunaan alcohol dapat
mempengaruhi keinginan seksual. Namun demikian, banyak bukti sekarang ini
menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap seksual jauh
melebihi euphoria (perasaan yang berlebihan) yang mungkin dihasilnya. Pada
awalanya menemukan waktu yang tepat untuk aktivitas seksual adalah faktor gaya
hidup. Klien seperti ini sering mengungkapkan bahwa mereka perlu waktu untuk
menyendiri, berfikir dan istirahat sebagai hal yang lebih penting dari seks.
d. Faktor Harga Diri
Tingkat harga diri juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas.
Jika harga diri seksual tidak pernah diperlihatkan dengan mengembangkan
perasaan yang kuat tentang seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan
seksual, seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan
tekanan perasaan seksual. Harga diri seksual dapat menurun didalam banyak cara,
yaitu perkosaan, inses dan penganiayaan fisik atau emosi meninggalkan luka yang
dalam (Herdiana, 2007).

4. Cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini


a) Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c) Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga,
kesenian,dan berorganisasi.
d) Pengawasan dari orang tua
Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai
berikut:
1) Mampu menerima keadaan fisiknya.
2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4) Mencapai kemandirian emosional.
5) Mencapai kemandirian ekonomi.
6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10)Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan


kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan
sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu
dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan,
diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh
perkembangan kognitifnya (Ali dan Asrori, 2009).

5. Akibat hubungan seksual dini


Berhubungan sex di usia remaja ( di bawah 18 tahun ) lebih rentan terkena berbagai
macam penyakit fisik maupun psikologis. Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix
belum “matur” atau matang sehingga akan mudah terjadi “perlukaan” bila terkena trauma
yang biasa terjadi pada saat coitus (berhubungan badan). Perlukaan tersebut akan
menjadikannya tempat yang akan memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan
virus penyebab cancer cervix dan virus HIV penyebab AIDS.
Dengan kata lain semakin muda usia pada saat kamu berhubungan sexsual, maka resiko
terkena cancer cervix dan AIDS juga akan lebih tinggi. Cancer cervix dan AIDS adalah
jenis penyakit yang sulit dideteksi gejalanya. Gejala klinis baru akan muncul setelah
bertahun tahun virus HPV menginfeksi, itupun biasanya cancer sudah berada pada
stadium lanjut. Karenanya penting bagi setiap perempuan yang sudah melakukan
hubungan sex berapapun usianya, untuk secara rutin melakukan pap smear test, yaitu
suatu test yang dilakukan untuk mengetahui perubahan sel-sel antara vagina dengan
cervix. Begitu pula dengan infeksi HIV, setelah pertahun –tahun virus tersebut
menginfeksi, barulah gejala klinis AIDS akan muncul. Virus HIV ini hanya bisa dideteksi
dengan melakukan pemeriksaan HIV di dalam darah. Infeksi virus HIV akan menurunkan
tingkat imunitas seseorang, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan cancer lebih
cepat Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu
sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua
bayi tersebut. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran
(aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun
masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi
jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung
berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang
berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan
dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang
menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

6. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan ketakutan
dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar
akan pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan
melalui hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar
anggota keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila
seks terlepas dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa
orang menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan.
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan
mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat mengekspresikan
kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih
tersamar. Mereka dapat menolak pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak
memberiakn respon, ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat.
Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti
pada wanita yang cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah
laku pasangan ynag menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman biologi
tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
7. EVALUASI
8. DAFTAR PUSTAKA
Greenwood, Judy. 1991. Seks dan Permasalahannya. Jakarta: Arcan
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai