Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

(Pencegahan Pedofilia pada anak)

Materi disajikan pada Pengabdian Masyarakat pada remaja dan Pelajar

Disusun oleh :

Siti Maryati G3A021154

Septiani Nur Habibah G3A021162

Faidatus Sa’adah G3A021149

Dwi Putri Rahmawati G3A021157

Dinar Maulana G3A021182

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : Pencegahan Pedofilia pada Anak dengan pendidikan seks dini


Tempat : MI Infarul Ghoy Semarang
Hari/tanggal : Jum’at, 26 Agustus 2022
Pukul :
Sasaran : Siswa/i MI Infarul Ghoy Semarang
Penyuluh :

A. Pendahuluan
Pendidikan seks sangatlah diperlukan agar anak memiliki pengetahuan yang
memadai tentang pentingnya menjaga organ-organ reproduksi, serta
menanamkan nilai-nilai moral yang berkaitan dengn masalah seksualitas.
Pelecehan seksual terjadi karena kurangnya pendidikan seks pada anak.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Anak mampu memahami
mengenai pelecehan seksual dan pencegahannya.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian Pelecehan seksual
2. Menyebutkan jenis-jenis pelecehan seksual
3. Mengetahui dan memahami pencegahan pelecehan seksual
D. Materi Penyuluhan/Pelajaran (Outline)
Terlampir:
1. Pengertian Pelecehan seksual
2. Jenis-jenis Pelecehan seksual
3. Pencegahan Pelecehan seksual
E. Pengorganisasian
1. Pemateri
Tugas: menyampaikan materi yang sudah didiskusikan kepada peserta
dan berkordinasi dengan moderator untuk mengatur waktu dan sesi
yang diadakan dalam penyampaian materi.
2. Moderator
Tugas: mengatur dan mengarahkan jalannya diskusi.
3. Fasilitator
Tugas: membantu menyiapkan perlengkapan teknis untuk menunjang
jalannya diskusi.
4. Observer
Tugas: mengobservasi jalannya diskusi, mengamati peserta,
menyampaikan analisa dan kesimpulan tentang proses diskusi.
5. Setting Tempat
Keterangan:

: Pemateri
: Peserta

H. Media/Alat dan Sumber Pelajaran


1. Alat yang digunakan: laptop, LCD
2. Materi dalam bentuk power point
I. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode: ceramah, tanya jawab dan diskusi
2. Pokok-pokok kegiatan, sebagai berikut:
J. Kegiatan Pembelajaran

NO WAKTU KEGIATAN PEMATERI KEGIATAN PESERTA

Pembukaan:
1. Memberi Salam 1. Menjawab salam
1 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak terkait waktu, 3. memperhatikan
tempat, dan materi atau pokok
pembahasan yang akan disampaikan
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan materi penyuluhan 1. Menyimak dan
secara berurutan sesuai sub topik: memperhatikan
pengertian pelecehan seksual, 2. Mengajukan
jenis-jenis pelecehan seksual dan pertanyaan
30 menit pencegahan pelecehan seksual 3. Memperhatikan
2.
4. Mendengarkan,
2. Memberikan kesempatan bertanya mencatat
3. Memberikan reinforcement positif
atas pertanyaan yang diajukan
4. Memberikan feed back atas
pertanyaan yang diajukan
a. Melakukan Evaluasi:
3 20 menit Evaluasi dilakukan dengan cara a. Menjawab
mengajukan pertanyaan secara lisan, Pertanyaan
meliputi:
1. Apa pengertian pelecehan
seksual?
2. Sebutkan jenis-jenis pelecehan
seksual?
3. Bagaimana cara mencegah
terjadinya pelecehan seksual pada
anak?
b. Menyimpulkan materi Mendengarkan
Penutup:
1. Mengucapkan terimakasih dan 1. Menjaw
4 5 menit mengucapkan salam penutup ab salam
2. Melakukan kontrak pertemuan 2. Memper
yang akan datang hatikan

K. Evaluasi
1. Evaluasi struktur Kesiapan media, alat untuk pendidikan kesehatan dan
materi sudah dipersiapkan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan sampai selesai.
b. Peserta memberikan respon dengan bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan pemateri.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian Pelecehan seksual pada
anak
b. Peserta mampu menyebutkan jenis-jenis pelecehan seksual pada
anak
c. Peserta mampu menjelaskan cara mencegah terjadinya pelecehan
seksual pada anak
SEKS EDUCATION DAN PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK

A. Pengertian
Kekerasan seksual pada anak adalah segala tindakan seksual
terhadap anak termasuk mmenunjukan alat kelamin, memanfaatkan anak
untuk hal yang berbau gambar atau video porno, memanfaatkan anak
untuk hal berbau porno,memegang alat kelamin, menyuruh anak
memegang alat kelamin , kontak mulut ke aalat kelamin atau penetrasi
vagina atau anus anak baik dengan caramembujuk maupun memaksa.
Dewasa Mengajarkan pendidikan seks dan informasi terkait usaha
pelecehan seksual pada anak memang tidak mudah tapi harus dilakukan
sedini mungkin agar anak terhindar dari tindakan pelecehan seksual.
Anak-anak yang kurang pengetahuan tentang seks jauh lebih mudah
dibodohi oleh para pelaku pelecehan seksual.
Pendidikan seks usia dini dapat memberikan pemahaman anak
akan kondisi tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan
pemahaman untuk menghindarkan dari kekerasan seksual. Pendidikan
seks yang dimaksud di sini adalah anak mulai mengenal akan identitas
diri dan keluarga, mengenal anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat
menyebutkan ciri-ciri tubuh. Cara yang dapat digunakan mengenalkan
tubuh dan ciri-ciri tubuh antara lain melalui media gambar atau poster,
lagu dan permainan. Pemahaman pendidikan seks di usia dini ini
diharapkan anak agar anak dapat memperoleh informasi yang tepat
mengenai seks Hal ini dikarenakan adanya media lain yang dapat
mengajari anak mengenai pendidikan seks ini, yaitu media informasi.
Sehingga anak dapat memperoleh informasi yang tidak tepat dari media
massa terutama tayangan televisi yang kurang mendidik. Dengan
mengajarkan pendidikan seks pada anak, diharapkan dapat
menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun perilaku
menyimpang.
B. Manfaat
 Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya Dengan
diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang anak laki-
laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki
seutuhnya, begitu pula dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh
dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya. Sehingga
tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelamin
yang dimilikinya.
 Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa
adanya Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia
sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik
maupun psikis. Terutama saat mereka mulai memasuki masa
pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis mengalami tahap paling
cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya. Dengan
diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan anak-anak mengerti
dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi perubahan-
perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget,
bingung, dan takut saat menghadapinya.
 Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat Sebaiknya, orang-orang
terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi sosok yang
menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya
yang menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini
dimaksudkan agar anak tidak memutuskan untuk mencari tahu
jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik,
VCD, ataupun media lainnya yang tidak menjamin anak
mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya
 Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya
Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan
dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui
setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut.
Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan. Pada akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung
jawab atas dirinya sendiri.
C. Pencegahan kekerasan seksual pada anak
 Memberitau anak tentang bagian tubuh yang tidak boleh di sentuh
orang lain
Ada empat area tubuh yang mutlak tak boleh disentuh, kecuali
oleh ibunya atau seseorang yang bisa dipercaya. Empat area itu
meliputi mulut, dada, selangkangan, dan bokong. Orang lain yang juga
boleh untuk menyentuh, tapi tetap harus ditunggui orangtuanya,
contohnya adalah dokter, yang karena pekerjaannya, memang harus
memeriksa dan menyentuh bagian-bagian sensitif tersebut.
Childline menggambarkan perbedaan sentuhan yang nyaman dan
berbahaya. Sentuhan yang terasa nyaman seperti ketika ibu memeluk
anak. Sementara, ketika ibu memegang bagian pribadi tersebut ketika
mandi dimaksudkan untuk kebersihan.
Jika orang yang peduli dan sayang menyentuh kita, itu namanya
sentuhan aman. Selain itu tidak boleh ada orang lain yang menyentuh
bagian pribadi tersebut. Itu salah, itu akan membuat kamu merasa
malu, jijik, tidak nyaman, dan kesal.
Apabila seseorang menunjukkan gambar yang tak senonoh, atau
memaksa melepaskan baju, memegang bagian terlarang, itu semua
tidak aman. Kita menyebutnya sentuhan berbahaya.
 Tindakan yang harus dilakukan oleh anak
Pelecehan seksual pada anak adalah segala tindakan seksual
terhadap anak termasuk menunjukkan alat kelamin ke anak,
menunjukkan gambar atau video porno, memanfaatkan anak untuk hal
berbau porno, memegang alat kelamin, menyuruh anak memegang alat
kelamin orang dewasa, kontak mulut ke alat kelamin atau penetrasi
vagina atau anus anak – baik dengan cara membujuk maupun
memaksa.
Pelecehan seksual bisa menimpa siapa saja, baik terhadap anak
lelaki ataupun anak perempuan. Pada kebanyakan kasus pelecehan
seksual, pelaku merupakan orang-orang dari lingkungan terdekat
seperti tetangga atau teman bermain anak . Banyak kejadian bocah
balita dinodai oleh anak-anak usia SD karena iseng atau ingin tahu.
Pengaruhnya atas anak-anak bisa menghancurkan psiokososial dan
tumbuh kembangnya di masa depan.
Karakteristik Pelaku Pelecehan Seksual Pelaku pelecehan seksual
pada anak atau pedofil biasanya merayu anak-anak secara bertahap.
Pertama-tama, ia memberikan perhatian khusus pada calon korbannya,
umumnya anak yang kelihatan tidak berdaya dan penurut sehingga
mudah dikendalikan. Ia mungkin juga mencoba mendapatkan
kepercayaan orang tuanya dengan berpura-pura menaruh minat yang
tulus kepada si anak dan keluarganya. Sedikit demi sedikit, ia mulai
mengadakan kontak fisik dengan si anak lewat belaian sayang atau
permainan. Ia mungkin sering memberikan hadiah kepada si anak.
Selanjutnya, ia mulai memisahkannya dari keluarga atau teman-
temannya agar bisa berduaan saja dengan si anak. Setelah si pedofil
mendapatkan kepercayaan anak serta orang tua, ia siap beraksi. Ia
mungkin memanfaatkan keingintahuan wajar si anak tentang seks,
mengajaknya mengadakan "permainan istimewa" rahasia, atau
memperlihatkan pornografi kepada anak supaya perilaku demikian
tampak normal. Setelah berhasil memperkosa, ia akan berusaha
membungkam si anak dengan berbagai taktik licik, seperti
mengancam, memeras, dan menyalahkan. Dengan mengenali
karakteristik pelaku, Anda akan lebih siap untuk bertindak dalam
mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Tindakan yang harus dilakukan anak ketika ada orang asing
mendekatinya dan berusaha menyentuh empat bagian terlarang adalah
 Berteriak
 Meminta tolong
 Berusaha untuk menghindar dengan berlari.

Anda mungkin juga menyukai