Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Seks Bebas


2. Sub topik : Seks Bebas pada Remaja
3. Tempat :
- Dusun Tindang (…..)
- Dusun Bontobaddo (….)
- Dusun Isoka (….)
- Dusun Karannuang (….)
- Dusun Pammanjengang (…)
- Dusun Mandengeng (….)

4. Hari/tanggal : Kamis – Sabtu, 11 - 13 November 2021


5. Waktu  :
- Dusun Tindang (kamis, 11 Nov 2021 jam 13.00 Wita)
- Dusun Bontobaddo (kamis, 11 Nov 2021 jam 13.00 Wita)
- Dusun Pammanjengang (…)
- Dusun Mandengeng (….)
- Dusun Isoka (Sabtu, 13 Nov 2021 jam…. )
- Dusun Karannuang (Sabtu, 13 Nov 2021 jam……)

6. Jumlah : 20 orang/ Dusun


7. Sasaran  : Remaja
8. Tujuan                          :
 Instruksional Umum
Setelah dilakukan penjelasan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan
mengenai seks bebas dikalangan remaja.
 Instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian dari seks bebas
2. Menyebutkan faktor penyebab dari seks bebas
3. Menjelaskan dampak dari seks bebas
4. Menjelaskan cara menghindari seks bebas
9. Isi / materi
1. Pengertian seks bebas

1
2. Faktor penyebab dari seks bebas
3. Dampak dari seks bebas
4. Cara menghindari seks bebas

10. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

11.  Media
a. Leaflet
b. Lembar balik

12.  Kegiatan penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam.
dengan mengucapkan 2. Mendengarkan
salam pembukaan yang
2. Memperkenalkan diri disampaikan
3. Menjelaskan tujuan moderator 5 menit
dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
5. Menyampaikan
kontrak waktu

2
2. Kerja 1. Penyampaian garis besar
materi tentang kebersihan 1. Mendengarkan
diri : dengan penuh
a. Menggali pengetahuan perhatian.
peserta tentang seks 2. Menanyakan hal – hal 22 menit
bebas yang belum jelas.
b. Menyebutkan 3. Memperhatikan
pengertian seks bebas jawaban dari
c. Menyebutkan faktor penceramah.
dari seks bebas 4. Menjawab pertanyaan.
d. Menjelaskan dampak
dari seks bebas
e. Menjelaskan cara
menghindari seks bebas
2.  Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya.
3.  Menjawab pertanyaan.
4.  Evaluasi.
3. Penutup 1. Menyimpulkan. 1. Mendengarkan. 3 menit
2. Salam penutup. 2. Menjawab salam

3
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
SEKS BEBAS PADA REMAJA
A. Pengertian Seks Bebas

Sedangkan menurut Desmita (2005) seks bebas adalah segala cara mengekspresikan
dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, dan nilai
tersebut tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang
seksual.
Menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari
tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum
sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau
melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan
sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin
dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama
(intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.
Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks
bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis
maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking,
petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam
masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.

B. Faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas.  

1. Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.
2. Lemahnya pengawasan orang tua.
3. Salah dalam memilih teman
4. Industri  pornografi.  Luasnya  peredaran  materi  pornografi  memberi 
pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan pola perilaku seks remaja.  
5. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Banyak informasi tentang 
kesehatan reproduksi yang tidak akurat, sehingga dapat menimbulkan dampak pada 
pola perilaku seks yang tidak sehat dan membahayakan.  
6. Pengalaman  masa  anak‐anak.  Dari  hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa 
remaja  yang  pada  masa  anak‐anak  mengalami  pengalaman  buruk  akan  mudah 
terjebak  ke  dalam  aktivitas  seks  pada  usia  yang  amat  muda  dan  memiliki 
4
kencenderungan untuk memiliki pasangan seksual yang berganti‐ganti.  
7. Pembinaan religius. Remaja yang memiliki kehidupan religius yang baik, 
lebih mampu berkata ‘tidak’ terhadap godaan seks bebas dibandingkan mereka yang 
tidak memperhatikan kehidupan religius. 
Menurut Warianto (2011) mengemukakan pendapatnya tentang faktor penyebab remaja
melakukan sex bebas yang dijelaskan sebagia berikut:
1. Orang tua,Kurangnya bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan
membuat anak menjadi liar, orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa
mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan yang
salah yang berakibat fatal bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin
sebenarnya orang tua sendiri yang menjerumuskan anaknya, sebagai contoh misalnya,
orang tua merasa malu kalau anaknya yang sudah SMA ataupun sudah remaja belum
punya pacar, pasti akan ditanya, akhirnya si anak cari pacar, awalnya mungkin biasa
saja, ke tokok buku, atau sesekali ke cafe. Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang
tangan, lalu naik pangkat lagi, dan meningkat ke lainnya. Orang tua yang terlalu
otoriter juga tidak baik bagi perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan
sekali kebebasan ia lupa segalanya.
2. Lingkungan Teman. Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan
orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang
akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya Cuma
ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
3. Uang. Di zaman sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada
pada uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orang-orang
yang kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan dengan cara
seperti itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti. Apa yang
harampun dihalalkan.
4. Iman yang lemah. Seseorang yang tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak
tahan dengan godaan duniawi yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi
godaan berat.

Menurut  Dr.  Boyke  Dian  Nugraha,  seks  bebas  penyebabnya  antara  lain 
maraknya peredaran gambar dan VCD porno, kurangnya pemahaman akan nilai‐nilai 
agama,  keliru  dalam  memaknai  cinta,  minimnya  pengetahuan  remaja  tentang 
seksualitas  serta  belum  adanya  pendidikan  seks  secara  reguler‐formal  di  sekolah‐

5
sekolah.  Itulah  sebabnya  informasi  tentang  Makna  Hakiki  Cinta  dan  adanya 
Kurikulum Kesehatan Reproduksi di sekolah mutlak diperlukan. 
Melacak lebih jauh persoalan cinta dan seksualitas di kalangan remaja ini, ada 
sejumlah fakta yang mesti diterima dengan lapang dada dan disikapi secara bijak.  

1. Banyak remaja memiliki persepsi yang salah tentang cinta. Misalnya, “Cinta 
itu memiliki dan harus mau berkorban”. Ketika anugerah cinta singgah di hatinya, ia 
tidak rela hubungan cintanya disudahi. Konsekuensinya, ia pun rela melakukan apa 
saja yang diinginkan pasangannya, termasuk melakukan perbuatan yang belum layak 
mereka lakukan. 
2. Tawaran  erotisme  dan  stimulasi  seksual  yang  seronok  ‐  vulgar,  yang 
disuguhkan media massa begitu deras mengalir di ruang publik. Hal tersebut sangat 
berdampak  buruk  pada  mentalitas  para  remaja.  Tawaran  erotisme  dan  stimulasi 
seksual  tersebut  akan  menimbulkan  implikasi  psikologis  di  kalangan  remaja  yang 
sedang dalam proses transisi mencari identitas diri. 
3. Cinta dan seksualitas merupakan hal yang sangat menarik perhatian remaja. 
Hal ini disebabkan karena pada masa remaja tersebut segala perangkat seksualnya 
mengalami  perkembangan  pesat  dan  dorongan  seksualnya  pun  menjadi  hal  yang 
sangat akrab dalam kehidupan mereka. 
4.  Cinta dan seks adalah dorongan alami yang tak dapat dipisahkan dalam 
perkembangan  setiap  manusia  yang  normal.  Dorongan  seks  tersebut  sering 
menimbulkan masalah tetapi bukan tidak bisa diatasi. Seks harus dilihat dari konteks 
kehidupan  kita  secara  utuh,  tidak  parsial.  Dorongan  itu  bisa  disublimasi  menjadi 
potensi yang positif untuk berprestasi bila ditangai secara benar. 
5. Kini, seks bukan monopoli orang dewasa atau orangtua lagi. Seks juga milik 
remaja.  Nilai  seks  yang  luhur  itu  pun  sudah  sedikit  demi  sedikit  meninggalkan 
ketabuannya.  Oleh  sebab  itu,  nilai  luhur  seks  itu  harus  ditanamkan  pada  remaja. 
Kalau dulu orang malu membicarakannya meskipun begitu banyak orang mengalami 
masalah  seks,  malu  kalau  ketahuan  punya  pacar,  sekarang  sebaliknya  kalau  tidak 
berani  berpacaran  bisa  dinilai  kuper  dan  ketinggalan  zaman.  Remaja,  kini  cepat 
dewasa. Malu kalau sudah duduk di bangku SMP, apalagi SMA belum memiliki pacar. 
6. Para remaja kita sekarang ini (khususnya di kota‐kota besar termasuk di 
Pontianak) telah mengalami pergeseran nilai yang cukup signifikan terhadap seks ini. 
Pergaulan  bebas,  pornografi,  pornoaksi,  seks  bebas  (free  sex),  intercouse,  sex 
6
pranikah, dan berbagai aktivitas seksual lainnya bukan lagi sesuatu yang asing bagi 
mereka. Mereka begitu permisif dengan hal‐hal tersebut. Di mata mereka, di dalam 
seks hanya ada kesenangan. Sementara sisi buram akibat perbuatan mereka hampir 
tidak pernah dipikirkan. 
7.   Banyak  remaja  yang  kurang  bahkan  tidak  mempunyai  pemahaman  yang 
memadai  tentang  masalah  cinta  dan  seks  ini.  Banyak  diantara  mereka  yang  tidak 
mengenal  organ  tubuhnya  sendiri  secara  baik,  sementara  tingkat  keingintahuan 
mereka  mengenai  masalah  seks  ini  begitu  besar.  Untuk  memenuhi  keingintahuan 
mereka yang begitu besar tersebut, mereka mencarinya secara sembunyi‐sembunyi. 
Akibatnya, tidak sedikit di antara mereka yang terjebak dalam informasi yang salah 
bahkan  menyesatkan  yang  dapat  membahayakan  perkembangan  mental  mereka. 
Untuk  semua  fakta  itulah,  informasi  yang  jelas,  lugas  dan  komprehensif  perihal 
makna  hakiki  cinta  dan  seks  dengan  segala  dampak  yang  ditimbulkannya  mutlak 
diperlukan

C. Dampak Dari Perilaku Seks Bebas

Tindakan –tindakan perilaku seks bebas sama dengan merendahkan martabat seseorang
dapat dianggap sebagai bentuk kejahatan, disamping itu tindakan –tindakan tersebut
menimbulkan dampak buruk bagi korbannya. Seperti yang dikatakan oleh Rintyastini
(2005:110) Menyatakan bahwa ada beberapa dampak akibat dari perilaku seks bebas yaitu:
a) Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang
dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan
berujung pada kematian. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan
baru, apabila seorang remaja masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua akan
sangat kesal. Remaja pun takut untuk jujur kepada orang tua dan pasangan, akhirnya
diapun memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi ataupun bunuh diri.
b) Untuk perempuan dibawah usia 17 tahun yang pernah melakukan hubungan seks
bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks.
c) Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan
penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui sangat membahayakan dan
sampai sekarang masih belum ada obatnya.
d) Dampak Psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan free sex adalah akan
selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya

7
bantuan, binggung, stress, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat,
takut tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan,
kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut
akan hukuman Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan
hubungan.

D. Upaya Mencegah Perilaku Seks Bebas

Menurut Rintyastini (2005: 52) Ada beberapa hal upaya mencegah perilaku seks bebas
yaitu:
a. Membuat komitmen serta berusaha keras mematuhi komitmen itu
b. Menghindari tontonan, bacaan, atau situasi dan tempat yang kondusif untuk
menimbulkan fantasi atau ransangan seksual
c. Membatasi pergaulan dan frekuensi pertemuan dengan lawan jenis tanpa ada
aktifitas yang pasti.
d. Banyak melibatkan teman-teman atau sudara dalam berinteraksi.
e. Menemukan kegiatan-kegiatan alternatif yang baru dan positif sehingga energi
terfokus pada pengembangan diri.
f. Memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa dengan
banyak
melakukan aktifitas yang dapat menambah pemahaman agama dan aktif dalam
kegiatan kerohanian

Adapun cara untuk mencegah agar remaja terhindar dari seks bebas. Salah satu cara untuk
mencegah seks bebas pada remaja dari pengamatan peneliti yaitu sebagai berikut:
1) Faktor Keluarga Dalam Mencegah Seks Bebas.
a. Keluarga perlu memberikan informasi tentang pendidikan seks sejak dini dengan
baik yang benar.
b. Orang tua memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih pada putra dan
putrinya yang beranjak remaja.
c. Terjalin hubungan yang harmonis atau saling terbuka dari pihak orang tua dan
anak.
d. Pengawasan orang tua terhadap media teknologi dan jejaring sosial yang
digunakan oleh anaknya.

8
e. Orang tua memberikan bekal agama yang kuat sebagai pelindung masa depanny
kelak.
f. Orang tua memperhatikan bakat dan minat dalam bidang akademik dan non
akademik dan menyibukkan mereka dengan hal- hal yang positif. Misalnya, les
bahasa asing, mengembangkan bakat mereka dalam bidang olahraga, musik
bernyanyi dan lain- lain.
g. Pola asuh orang tua yang baik.

2) Faktor Pergaulan atau Pertemanan Dalam Mencegah Seks Bebas


a. Memilih teman dalam bergaul yang mempunyai dampak yang baik bagi diri
kita sendiri.
b. Menolak ajakan teman untuk melihat film porno.
c. Menghindari diskusi dengan teman yang berhubungan dengan seks dan
berhati- hati dalam memilih teman.
3) Faktor Pacaran Dalam Mencegah Seks Bebas
a. Hindari berduaan di tempat yang sepi.
b. Jangan mudah terjebak rayuan gombal pasangan.
c. Bersikap tegas dengan pasangan.
d. Mempunyai komitmen sejak awal pacaran, bahwa dalam berpacaran tidak
ingin melakukan hubungan seksual.
4) Faktor Agama Dalam Mencegah Seks Bebas
a. Lebih Mendekatkan diri Kepada Allah SWT.
b. Membekali diri dengan pondasi dengan keimanan yang kuat.
c. Sering ikut acara- acara pengajian.
5) Faktor dari Guru dan Konselor Sekolah.
a. Memberikan pengetahuan terhadap siswa mengenai perubahan fisik yang
berkaitan dengan kematangan masalah seksual.
b. Memberikan wawasan terhadap siswa tentang dampak dari pergaulan bebas.
c. Membantu siswa bagaimana cara mengurangi ketakutan dan kecemasan
sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual. (peran, tanggung
jawab)
d. Membentuk sikap yang tegas terhadap diri siswa, untuk membantu siswa
menghadapi pergaulan bebas.

9
13. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian dari seks bebas
2. Sebutkan faktor penyebab dari seks bebas
3. Jelaskan dampak dari seks bebas
4. Jelaskan cara menghindari seks bebas
Jawaban:
1. Seks bebas adalah suatu dorongan hasrat seksual yang dilakukan oleh lawan
jenis maupun sesame jenis yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.
2. Faktor dari seks bebas adalah
 Pacaran yang tidak sehat
- Pegangan tangan
- Ciuman mulai dari kening-pipi-bibir
- Pelukan
- Mulai berani melepas pakaian bagian atas
- Mulai berani meraba-raba bagian yang sensitif
 Media massa
 Gaya hidup
 Takut dibilang bukan anak gaul
 Rasa ingin tahu dan ingin coba-coba

3. Dampak dari seks bebas adalah :


 Kehamilan tidak diinginkan
 Wanita yang melakukan seks bebas di usia kurang dari 17 tahun
beresiko tinggi terkena kanker serviks.
 HIV/AIDS
 Penyakit kelamin (Herpes, klamidia, kutil kelamin, sifilis, gonore,
ulkus mole, trikomoniasis)
 Menurunnya prestasi, susah berkonsentrasi, sulit focus
 Gangguan psikologis

4. Cara menghindari seks bebas


 Saling terbuka dengan orang tua
 Selektif dalam memilih teman

10
 Hindari berduaan ditempat sepi
 Hati-hati dalam mengikuti perkembangan teknologi
 Jangan mudah terjebak rayuan gombal pasangan
 Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
 Menolak ajakan te,an untuk menonton film porno atau berbuat asusila
 Perbanyak kegiatan positif

11
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nugraha, Boyke Dian. 2004. Problema Seks & Cinta Remaja. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Sarwono. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gravido Persada

Warianto, Chaidar. 2011. Pendidikan Seks Remaja.(Online)

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html

http://documents.tips/documents/menghindari-seks-bebas.html

http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:7RCDurLDASQJ:eprints.ung.ac.id/2381/3/2013-1-86201-111409060-bab2-
01082013073539.pdf+&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id

http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:ICGPRHhbYcoJ:staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/BAHAYA
%2520SEKS%2520BEBAS%2520PADA
%2520REMAJA.pdf+&cd=8&hl=id&ct=clnk&gl=id

12

Anda mungkin juga menyukai