Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SEKS BEBAS

Mata kuliah : Maternitas (Kesehatan Reproduksi Remaja)


Topik : Kenakalan Pada Remaja
Sub topic : Free sex ( seks bebas )
Sasaran : Remaja
Hari/tanggal : Kamis/ 02 Januari 2020
Jam  : 10.00 WIB
Waktu : 30 Menit
 Tempat : Puskesmas Banget Ayu

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang seks bebas diharapkan
remaja dapat mengetahui bahayanya seks bebas.
B. Tujuan Khusus
1. Remaja  dapat mengetahui pengertian dari seks bebas.
2. Remaja  dapat mengetahui penyebab terjadinya seks bebas.
3. Remaja  dapat mengetahui tanda dan gejala dari seks bebas.
4. Remaja  mengetahui akibat dari seks bebas.
5. Remaja  mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
C. Media
Power Point
D. Materi
Terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan (3 -     Mengucapkan salam -     Menjawab salam
menit) -     Menyampaikan tujuan -     Mendengarkan
Inti (20 menit) Isi materi penyuluhan
Menjelaskan           Mendengarkan
tentang pengertian dari seks
bebas.
Menjelaskan penyebab           Mendengarkan
terjadinya seks bebas.
Menjelaskan tentang faktor-           Memperhatikan
faktor seks bebas.
Menjelaskan akibat dari seks           Mendengarkan
bebas.
Menjelaskan tentang           Memperhatikan
bagaimana cara mencegah
terjadinya seks bebas.
Penutup (7 menit) -     Tanya jawab Mengajukan
pertanyaan
Menjawab
Mengakhiri penyuluhan Menjawab salam
-     Salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Jumlah audiens yang hadir saat penyuluhan sesuai dengan
perencanaan.
c. Tempat dan alat sesuai perencanaan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
b. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
3. Evaluasi hasil
a. Mampu menyebutkan apa pengertian dari free seks atau seks bebas.
b. Mampu menyebutkan apa dampak dari seks bebas.
c. Mengetahui bagaiman cara mengatasi perilaku seks bebas diklangan
remaja.
MATERI SEKS BEBAS

A. Pengertian Seks Bebas


Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang
didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas
jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan
sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Desmita (2005)
pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan
dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti
berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku
tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki
pengalaman tentang seksual.
Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar
manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini
biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama
dorongan seks.
Jadi, seks bebas adalah prilaku yang didorong oleh hasrat seksual yang
berasal dari kematangan organ seksual,untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
tetapi perilaku tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di
masyarakat.

B. Penyebab Perilaku Seks Bebas


Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisaasanya
disebabkan:
1. Pengaruh lingkungan.
2. Sosial budaya.
3. Penghayatan keagamaan.
4. Penerapan nilai-nilai.
5. Faktor psikologis.
6. Hingga faktor ekonomi.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seks Bebas
1. Usia
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk
melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah
potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.
2. Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama
Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung
untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada hubungan
seksualnya yang pertama.
3. Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya
hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring
dengan menstruasi berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual
pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis.
4. Pacar
Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas
daripada remaja yang belum memiliki pacar.
5. Kencan yang lebih awal
Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang
seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam
hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk
memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada mereka yang
mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.
6. Orang tua
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena
sikapnya yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai seks dengan
anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak
mengenai masalah seks.
7. Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar
teman sebaya secara umum, remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif
secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang demikian,
serta apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif secara
seksual (disamping kenyataan bahwa teman sebayanya sebenarnya memang
aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok teman sebaya pada
aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda, namun saling
mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya aktif secara seksual,
mereka menciptakan suatu standar normatif bahwa hubungan seks bebas
adalah suatu yang dapat diterima, kedua, teman sebaya menyebabkan
perilaku seksual satu sama lainnya secara langsung, baik melalui
komunikasi diantara teman ataupun dengan pasangan seksualnya.
8. Kebebasan
Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap
permisif dalam seks yang tinggi.
9. Daya tarik seksual
Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial ternyata
memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan
seks bebas.
10. Saudara kandung
Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah
laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama.
11. Gender
Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada
remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang
sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas.
12. Ketidakhadiran ayah
Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga
tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas sebagai alat
untuk menemukan afeksi dan persetujuan sosial daripada remaja yang
tumbuh dengan adanya ayah.
13. Ketidakhadiran orang tua
Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya
pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola asuh
dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk
membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat ini dunia remaja
semakin bebas. Pada keluarga yang berada di kota besar, sudah merupakan
suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu bekerja. Hal
tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka kurang
mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang terlalu
besar.
14. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan
yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat
berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita
makin sejajar dengan pria.
15. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya
penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang
dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto
kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang
sedangdalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang
dilihat atau didengarnya dari media massa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku


seks bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan dari pengaruh
peers (teman sebaya).

D. Akibat Dari Seks Bebas


Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat seperti :
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena
belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan.
Keadaan ini akan memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti
gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS
sering berakhir dengan penyakit komplikasi seperti kemandulan atau
infertilitas.
1. Gonorhoe dan Chlamydia
Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa
minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit
ini.
Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria.
Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak
terasa sama sekali.
2. Herpes
Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan.
Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan
penderita penyakit ini. Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian
terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Dalam 5-10 hari gejala hilang.
Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat.

3. Infeksi Jamur
a. Disebabkan oleh jamur
b. Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang tidak
disunat
4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah
berhubungan intim dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti
berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak
terasa sakit. Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan
menetap padfa tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada
seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus akan menyerang
bagian tubuh lain. Shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan
penicillin.
5. HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup
kita meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita
berhubungan seks, ia masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa terkena
jika kita tidak mencoba menghindarinya.
·           AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh.
Diakibatkan oleh serangan virus HIV, timbul karena sering berganti
pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah, jarum suntik, luka,
maupun penularan dari ibu ke bayi (Wijayanto,2008).

E. Cara Mencegah Terjadinya Seks Bebas


1. Pahami dampak negatif seks bebas
Satu hal yang bisa membuat anda atau anak anda menjauhi seks bebas
adalah dengan memahami dampak negatifnya.  Pahamilah bahwa seks bebas
bisa membawa konsekuensi yang sangat fatal bagi masa depan anda, bahkan
berujung kematian.  Seks bebas bisa meningkatkan resiko terjangkit AIDS,
salah satu penyakit yang hingga saat ini belum ada obatnya.
Selain itu secara psikologis seks bebas juga membawa dampak yang buruk.
Kita akan seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan bersalah. Hal ini
dalam jangka panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya diri, stress,
bahkan depresi.
2. Memberi batasan jam malam
Menurut penelitian sosiolog Universitas Cambridge, aktivitas seks bebas 80
persen terjadi setelah jam 9 malam.  Memang, jika menilik kehidupan
malam yang erat kaitannya dengan diskotik, klub, pub, bahkan prostitusi;
seks bebas sangat mungkin terjadi pada waktu-waktu tersebut.  Apalagi di
malam hari suasana jauh lebih sejuk, sehingga secara psikologis kita
menjadi lebih berani untuk mencoba hal-hal baru.
Setelah memahami fenomena ini, cobalah untuk membatasi jam-jam malam
anda. Jangan terlalu sering keluar malam, karena hal ini memperbesar
kemungkinan terjadinya seks bebas.  Kehidupan malam juga erat kaitannya
dengan kriminalitas, drugs, dan penyakit.; oleh karena itu tidak ada ruginya
dihindari.
3. Memilih lingkungan yang positif
Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku
keseharian kita.  Jika kita ingin menjauhkan diri sendiri atau anak-anak kita
dari seks bebas, masuklah ke dalam lingkungan yang kondusif.  Pilihlah
tempat belajar seperti kampus atau sekolah yang memiliki disiplin tinggi,
berprestasi, dan membina murid-muridnya untuk tidak hanya sekedar
menjadi pandai, namun juga menjadi manusia yang baik.
Sekolah, kampus, dan tempat kerja sangat berperan penting dalam
menentukan kebiasaan kita.  Jika masuk ke dalam lingkungan yang negatif,
diperlukan usaha yang lebih berat untuk menjauhkan diri dari hal-hal negatif
seperti seks bebas.  Oleh karena itu, pastikan untuk sebisa mungkin masuk
ke lingkungan yang bagus.
4. Memantau pergaulan
Setelah faktor lingkungan, faktor selanjutnya yang harus dipantau untuk
mencegah seks bebas adalah pergaulan.  Perhatikan dengan siapa anak-anak
anda bergaul.  Perhatikan sikap teman-temannya, dan seberapa besar
sikapnya ikut berubah setelah bergaul dengan mereka.  Jika anda menyadari
perilaku negatif mulai muncul pada anak-anak anda, jangan ragu untuk
langsung memberinya nasihat.
Pergaulan sangat berperan dalam mencegah seks bebas.  Jika anda masuk ke
dalam kalangan yang rajin belajar, taat, dan agamis, kemungkinan untuk
terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam jauh lebih besar.  Oleh
karena itu, jagalah baik-baik lingkungan pergaulan anda.
5. Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak.
Salah satu faktor penting yang sering dilupakan untuk mengurangi risiko
seks bebas adalah dengan cara menjaga hubungan baik orangtua dan
anak.  Berdasarkan penelitian, anak yang kurang diperhatikan dan memiliki
hubungan yang renggang dengan orangtuanya cenderung terjerumus ke
perilaku free sex.  Begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak
harmonis.
Jika hubungan orangtua-anak terjaga dengan baik, akan lebih mudah bagi
anda untuk memantau dan mencegah sang anak masuk ke pergaulan yang
negatif.  Jika anda perlu melakukan campur tangan dan menasihati sang
anak, ia pun akan lebih mudah menerima dan menuruti nasihat anda.
6. Pikirkan masa depan
Pola pikir yang harus anda tanamkan untuk mencegah diri sendiri atau anak
untuk melakukan seks bebas adalah dengan memikirkan masa
depan.  Kembali pada poin nomor 10, anda harus lebih dahulu menyadari
dampak negatif dari seks bebas.  Jangan sampai anda tergiur dengan
kenikmatan sesaat, namun pada akhirnya mengalami kesengsaraan dalam
waktu yang lama.
Bagi para remaja, poin ini harus ditanamkan dengan baik.  Bayangkan nasib
mereka jika ternyata sudah harus menjadi orang tua, padahal masih
bersekolah dan belum mampu secara ekonomi.  Ingatkan bahwa keluarga
mereka menaruh harapan pada para remaja tersebut untuk menjadi orang
yang sukses.
7. Menikah
Ditinjau dari segi sosial dan biologis, menikah adalah solusi yang sangat
tepat untuk menghindari seks bebas, tentu apabila anda sudah memiliki
tabungan yang cukup serta mampu membiayai hidup anda dan
pasangan.  Dengan menikah, anda bebas melakukan hubungan seks dengan
suami/ istri anda tanpa khawatir mendapat cap negatif dari masyarakat.
Jika anda melihat diri anda atau anak-anak anda sudah mapan secara
finansial dan kebutuhan untuk berhubungan badan tidak dapat lagi ditahan,
jangan tunda-tunda untuk menikah.  Percayalah, dengan menikah anda akan
menjadi lebih bertanggung jawab, dan kehidupan anda akan terasa lebih
indah dilalui bersama orang yang anda cintai.
8. Mendekatkan diri kepada Tuhan
Jika penjelasan secara rasional masih dirasa kurang efektif untuk
menjauhkan diri dari seks bebas, cobalah untuk memahaminya dari sudut
pandang agama.  Tidak ada agama apapun di dunia ini yang membolehkan
perilaku hubungan badan selain dengan suami istri.  Jika anda orang yang
religius, cobalah untuk memahami berbagai ajaran agama untuk mencegah
berbagai perilaku negatif.
Agar lebih yakin, anda bisa mendengarkan ceramah-ceramah agama atau
meminta nasihat dari tokoh agama setempat.  Perbanyaklah juga beribadah,
karena aktivitas ini bisa mendekatkan diri anda pada Tuhan dan membuat
anda lebih takut berbuat dosa.
9. Beraktivitas Positif
Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu banyak waktu yang dilewatkan
dalam lingkungan yang tidak sehat.  Oleh karena itu, untuk mencegahnya
anda perlu mengisi hari-hari anda atau anak anda dengan hal-hal yang
positif.  Jangan biarkan ada terlalu banyak waktu kosong.  Cobalah untuk
mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengikuti kursus, belajar, memulai
usaha baru, berbisnis, atau menciptakan berbagai karya.
Hal-hal positif tersebut juga membuat anda sibuk sehingga tidak memiliki
waktu untuk sekedar keluyuran atau nongkrong-nongkrong tidak
jelas.  Selain terhindar dari hal-hal buruk, aktivitas positif juga sangat
bermanfaat  untuk mengembangkan kepribadian seseorang ke arah yang
lebih baik.

10. Memberi pendidikan seks yang benar


Pendidikan seks adalah langkah yang tidak boleh dilupakan dan
merupakan salah satu cara mencegah seks bebas paling penting.  Ada
banyak kasus di mana pergaulan bebas terjadi karena ketidaktahuan
seseorang terhadap berbagai risiko seks bebas, seperti kehamilan dan
penyakit menular.  Oleh karena itu, pastikan untuk memberi pendidikan
seks pada anak-anak anda begitu mereka memasuki usia remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2005. Psikologi perkembangan.Bandung: PT remaja Rosdakarya.


Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 1993. “Teori-teori Psikodinamik (klinis)”.
Yogyakarta:kanisius.
Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai