Disusun oleh :
Waktu : 1 x 60 menit
A. Latar Belakang
1. Penyuluh : Mahasiswa D3 Keperawatan Semester 3 Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Rustida yang telah mendapatkan materi tentang sex
education
2. Sasaran : Siswa dan Siswa SMK Muhammadiyah 4 Glenmore
3. Tempat : SMK Muhammadiyah 4 Glenmore
D. Materi Penyuluhan
1. Definisi Sex Education
2. Tujuan Sex Education
3. Manfaat Sex Education
4. Sistem Reproduksi Manusia
5. Perilaku Seksual
6. Perilaku Seksual Menyimpang
7. Dampak Buruk Hubungan Sex Pranikah
E. Kegiatan Penyuluhan
Jadwal kegiatan
F. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Power point
c. Laptop
d. Sound system
e. LCD
f. Proyektor
G. Metode Penyuluhan
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a. Metode Ceramah
b. Metode demonstrasi
c. Metode Tanya Jawab
H. Sumber
Asih, N R. 2014. Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Pada Anak Usia Sekolah Prapubertas di Kota Serang
Tahun 2014. [Naskah Publikasi]. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ambarsari. 2018. Pengaruh Intensitas Membaca Buku-buku Porno
Dengan Perilaku Seksual Menyimpang. Skripsi (tidak diterbitkan).
Semarang : Fakultas Psikologi Unika Soegiyopranata Semarang.\
Arikunto, S. 2014. Perilaku Seks Mahasiswa di Surabaya. Anima,
Indonesian Psychologycal Journal. Vol. 19, No. 3, 297-302.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Modul Pelatihan Bimbingan dan
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi Petugas
Kesehatan . Jakarta: Depkes RI.
Dagun, S.M, 2015. Maskulin dan Feminin, Perbedaan Pria-Wanita dalam
Fisiologi, Psikologi, Seksual, Karier dan Masa Depan. Jakarta :
Rineka Cipta.
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan materi
b. Persiapan alat
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di SMK
Muhammadiyah 4 Glenmore
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang ditetukan
b. Selama penyuluhan Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4
Glenmore antusias terhadap materi
c. Selama pnyuluhan Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4
Glenmore aktif bertanya dan menjawab mengenai materi yang
disampaikan
3. Evaluasi Hasil
a. Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mampu
menjelaskan apa itu sex education
b. Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mempau
menjelaskan tujuan dari sex education
c. Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mampu
menjelaskan manfaat dari sex education
d. Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mampu
menjelaskan Anatomi Sistem reproduksi manusia
e. Siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mampu
memahami perilaku seksual
f. Siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mampu
memahami perilaku seksual menyimpang
g. Siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 4 Glenmore mampu
memahami dampak buruk akibat hubungan sex pranikah
h. Sasaran hadir 100% dan tidak terdapat sasaran yang meninggalkan
ruang tanpa alasan yang jelas
Lampiran
Sex Education Pada Remaja
A. Definisi
Asih, N R. (2014) mengatakan bahwa, pendidikan seks (sex education) adalah
suatu pengetahuan yang membahas mengenai fungsi kelamin sebagai alat
reproduksi, perkembangan alat kelamin pada perempuan dan pada laki-laki,
menstruasi dan mimpi basah, sampai dengan masalah perkawinan dan kehamilan.
Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat
mendorong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada
dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksut untuk
menerangkan segala hal yang berhubungan sengan seks dan seksualitas dalam
bentuk yang wajar.
E. Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini
dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan,
bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual dapat berupa orang (baik sejenis
maupun lawan jenis), orang dalam khayalan, atau diri sendiri (Arikunto, S. 2014)
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara hubungan intim antara laki-
laki dan perempuan. Karakteristik seksual masing-masing jenis kelamin memiliki
spesifikasi yang berbeda. Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada
remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk
menyalurkan keinginan seksualnya. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, karena
sevara alamiah, dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan
kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan
memertahankan keturunan. Hubungan seksual adalah perilaku yang dilakukan
sepasang individu karena adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis
kedalam vagina. Perilaku ini disebut juga dengan koitus, tetapi ada juga penetrasi
ke mulut (oral) atau ke anus (anal). Koitus secara moralitas hanya dilakukan oleh
sepasang individu yang telah menikah. Tidak ada satu agama-pun yang
mengijinkan hubungan seksual diluar ikatan pernikahan. Hubungan seks pra-nikah
sangat merugikan remaja.