MANUSCRIPT
Pembimbing:
Ns. Dera Alfiyanti, M.Kep
Disusun Oleh:
ENDAH PRAMESTI U
NIM : G3A021017
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul “Aplikasi Posisi Quater Prone
Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Bayi Prematur Yang
Menggunakan CPAP Di Ruang Nicu RSD K.R.M.T Wongsonegoro”
Merupakan hasil karya ilmiah akhir ners saya sendiri, sebagaimana sumber kutipan
dan rujukan telah saya nyatakan benar.
NIM : G3A021017
Penulis
Endah Pramesti U
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
Nama : Endah Pramesti U
NIM : G3A021017
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan
dihadapan Dewan Penguji Program Studi Profesi Ners:
Pembimbing
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul “Aplikasi Posisi Quater Prone
Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Bayi Prematur Yang
Menggunakan CPAP Di Ruang Nicu RSD K.R.M.T Wongsonegoro”
NIM : G3A021017
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NERS pada program Studi
Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan , Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Mengetahui,
A.n Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
NIM : G3A021017
Endah Pramesti U
APLIKASI POSISI QUARTER PRONE TERHADAP PENINGKATAN SATURASI
OKSIGEN PADA BAYI PREMATUR YANG MENGGUNAKAN CPAP DI RUANG
NICU RSD K.R.M.T WONGSONEGORO : STUDY KASUS
ABSTRAK
Latar Belakang: Bayi prematur adalah bayi lahir hidup baik dilahirkan secara normal maupun
operasi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari HPHT. Masalah utama yang
terjadi pada bayi prematur adalah gangguan oksigenasi, sehingga membutuhkan dukungan pernafasan
salah satunya dengan cara menyesuaikan posisi tidur bayi, dan juga dengan pemberian tekanan postif
pada jalan nafas secara terus menerus. Objektif: Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk
mengetahui perubahan saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan intervensi posisi quarter prone
pada bayi prematur yang menggunakan CPAP. Metode: Metode karya tulis ilmiah ini menggunakan
desain studi kasus (case study) dengan multicase study. Hasil dan Kesimpulan: Proses pemberian
intervensi quarter prone pada kasus bayi prematur dengan menggunakan CPAP selama 3 hari berturut-
turut dengan waktu pemberian posisi quater prone ± 3 jam mengalami peningkatan saturasi oksigen.
Sebelum dilakukan intervensi posisi quarter prone didapatkan rata-rata 97% , namun setelah dilakukan
intervensi quarter prone menunjukkan bahwa rata-rata saturasi kedua subjek menjadi 99%. Sehingga
terbukti bahwa quarter prone dapat meningkatkan saturasi oksigen pada kasus bayi prematur dengan
menggunakan CPAP. Saran: Untuk bayi prematur yang mengalami masalah keperawatan gangguan
pertukaran gas diharapkan mampu menerapkan quarter prone secara mandiri untuk meningkatkan
saturasi oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.
Kata Kunci: bayi prematur, quarter prone, CPAP
ABSTRACT
Background: Premature babies are babies born alive either born normally or surgically with a
gestational age of less than 37 weeks calculated from HPHT. The main problem that occurs in
premature babies is impaired oxygenation, so it requires respiratory support, one of which is by
adjusting the baby's sleeping position, and also by applying positive pressure on the airway
continuously. Method: This scientific paper method uses a case study design with a multicase study.
Results and Conclusion: The process of giving quarter prone intervention in cases of premature
babies using CPAP for 3 consecutive days with a time of giving a quater prone position ± 3 hours
experienced an increase in oxygen saturation. Before the quarter prone position intervention was
obtained an average of 97% , but after the quarter prone intervention showed that the average
saturation of the two subjects became 99%. So it is proven that quarter prone can increase oxy gen
saturation in the case of premature infants using CPAP. Suggestion: For premature babies who
experience nursing problems gas exchange disorders are expected to be able to apply quarter prone
independently to increase oxygen saturation in premature infants using CPAP.
Keywords : premature infants, quarter prone, CPAP
PENDAHULUAN
Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah penyebab kematian paling umum
pada bayi prematur, karena mereka memiliki defisiensi surfaktan, sehingga adaptasi
sistem pernapasan terhadap lingkungan rahim ekstra terganggu (Course &
Chakraborthy, 2015). Insiden gangguan pernapasan pada bayi baru lahir ditemukan
hingga 7% dari kelahiran dan terjadi terutama pada bayi prematur (Hermansen &
Mahajan, 2015). Di Indonesia, penyebab utama kematian pada neonatus berusia 0-7
hari adalah masalah pernapasan, pada tingkat sekitar 35,9% (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI, 2008). Hal ini menimbulkan tantangan bagi
tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi gangguan pernapasan pada bayi
prematur untuk membantu mereka bertahan hidup.
RDS dapat dikelola pada bayi prematur dengan metode non-invasif, seperti
continuous positive airway pressure (CPAP). Penggunaan CPAP dapat meningkatkan
fungsi diafragma, meningkatkan kepatuhan, mengurangi resistensi paru pada saluran
pernapasan atas dan bawah, mencegah atelektasis, mempertahankan persediaan
surfaktan, membatasi penggunaan ventilasi mekanis, dan mengurangi kematian
(Course &Chakraborthy, 2015; Esmaeilnia, Nayeri, Taheritafti, Syariah,
&Moghimpour-Bijani, 2016).
Bayi prematur yang lahir sebelum usia 34 minggu sering mengalami sindrom
gangguan pernapasan karena defisiensi surfaktan paru (Hermansen & Mahajan,
2015). Ini diperparah oleh kondisi otot-otot pernapasan, yang masih lemah. CPAP
memberikan tekanan positif, sehingga membantu bayi prematur yang paru-parunya
cenderung kolaps pada akhir masa kadaluarsa (Kattwinkel, 2011). Ada hubungan
yang signifikan antara berat lahir dan laju pernapasan. Selain itu, peningkatan usia
berarti paru-paru menghasilkan lebih banyak surfaktan, yang dapat mengurangi
upaya bayi untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Sebaliknya, pada bayi usia
kehamilan yang lebih muda, jumlah surfaktan lebih rendah, sehingga peningkatan
upaya untuk bernapas, laju pernapasan yang lebih cepat, retraksi dada, dan
mendengus adalah tanda-tanda gangguan pernapasan.
Bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan lingkungan rahim ekstra, yang sangat
berbeda dari lingkungan intrauterin. Proses pernapasan dirangsang oleh faktor kimia
dan perubahan suhu, tetapi beberapa bayi gagal dalam proses adaptasi. Sekitar 10%
bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk mulai bernapas saat lahir (Kattwinkel,
2011). Bayi prematur juga memiliki berat badan lahir rendah, kulitnya memiliki
lapisan lemak yang tipis, dan area permukaan tubuh mereka lebih besar dari berat
badan mereka, sehingga mereka rentan terhadap kehilangan panas, meningkatkan
kebutuhan metabolisme ( Kattwinkel, 2011; Rustina, 2015).
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk mengetahui perubahan
saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan intervensi posisi quarter prone pada
bayi prematur yang menggunakan CPAP.
METODE
Desain karya ilmiah akhir ners ini menggunakan desain studi kasus (case study)
dengan pendekatan asuhan keperawatan yang dapat mengatasi masalah gangguan
oksigenasi pada kasus bayi prematur yang menggunakan CPAP dengan diberikan
posisi quarter prone. Subjek yang digunakan dalam studi kasus yakni 3 bayi prematur
dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu hingga < 37 minggu, tidak memiliki kelainan
bawaan dan menunjukkan status oksigenasi yang memburuk seperti adanya periode
apnea yang dirawat di ruang NICU RSD K.R.M.T Wongsonegoro. Subyek diberikan
intervensi posisi quarter prone selama 3 jam diikuti dengan pengukuran saturasi
oksigen, laju pernapasan, dan detak jantung menggunakan bedsite monitor pasien.
Pengukuran dilakukan sebelum pemberian posisi quarter prone, dan 30, 45, 60, 75, 90
menit setelah diposisikan quarter prone. Setelah 3 jam posisi diubah ke posisi
terlentang kembali, kemudian dilakukan pengukuran yang sama..
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan dan alat pengukur waktu. Prosedur quarter prone pada bayi prematur
dengan menggunakan CPAP yang sesuai dengan standart operasional. Subjek studi
kasus diminta menandatangani form atau lembar persetujuan yang disiapkan oleh
peneliti. Peneliti tidak menampilkan nama dan gambar subjek study kasus dalam
laporan dan naskah publikasi yang dibuat. Pengelolaan data study kasus yang diperoleh
di seminarkan dan dianalisis untuk mengetahui perubahan saturasi oksigen sebelum dan
setelah dilakukan intervensi posisi quarter prone pada bayi prematur yang
menggunakan CPAP. Data hasil studi kasus disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
HASIL STUDI
Hasil studi penerapan yang dilakukan di ruang NICU RSD K.R.M.T
Wongsonegoro dari tanggal 15 Juli 2022 sampai 07 Agustus 2022 didapatkan hasil
pengkajian yakni : Bayi A berjenis kelamin laki-laki kedua dengan usia kehamilan 34
minggu, lahir secara spontan, dengan berat badan lahir 2.300 gram. Bayi B berjenis
kelamin perempuan dengan usia kehamilan 32 minggu, lahir secara Caesar, dengan
berat badan lahir 2.100 gram. Bayi C berjenis kelamin perempuan dengan usia
kehamilan 30 minggu, lahir secara Caesar, dengan berat badan lahir 2.000 garam.
Ketiga subjek memiliki diagnosa medis Preterm, BBLR, Asfiksia ringan dengan
penggunaan CPAP 24 jam.
Penelitian ini juga sejalan oleh teori bayi lahir prematur menurut (Tsai, Y,-C and
Liu, 2015) adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu tanpa
mempertimbangkan berat badan lahir bayi.
Diagnosis keperawatan merupakan masalah keperawatan yang harus ditangani.
Melalui proses pengkajian dan analisa data, penulis mendapatkan masalah
keperawatan prioritas pada ketiga subjek yaitu Gangguan Ventilasi Spontan b.d
kelelahan otot pernapasan (D.0004) yang didukung dengan batasan karakteristik dan
faktor berhubungan yang ditetapkan menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Setelah ditegakkan prioritas masalah selanjutnya penulis menyusun intervensi
keperawatan yang dilakukan pada ketiga subjek dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu
setelah dilakukan tindakan keperawatan pengaturan posisi (I.01019) quarter prone
selama 3 jam : Tanda dyspneu menurun, penggunaan otot bantu napas menurun,
Saturasi oksigen membaik yang didukung dengan kriteria hasil (L.01007) yang
ditetapkan menggunakan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI
DPP PPNI, 2019). Cara meningkatkan saturasi oksigen pada ketiga subjek dengan
menggunakan posisi quarter prone, untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan atau
psikologis sehingga subjek mampu bernapas secara adekuat (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018). Intervensi dilakukan dengan memberikan posisi quarter prone pada
ketiga subjek untuk meningkatkan saturasi oksigen selama 3 jam.
Tindakan quarter prone pada subjek studi kasus bayi A dilakukan pada tanggal 20
juli 2022, tindakan quarter prone pada subjek studi kasus bayi B dilakukan pada
tanggal 30 juli 2022 Tindakan quarter prone pada subjek studi kasus bayi C dilakukan
pada tanggal 03 agustus 2022 dan pertemuan terakhir pada tanggal 2 Januari 2022.
Sebelum melakukan intervensi penulis melakukan inform consent dengan orang tua
bayi terlebih dahulu, setelah mendapatkan persetujuan dari orang tua bayi kemudian
penulis melakukan intervensi quarter prone selama 3 jam dan melakukan pengukuran
hemodinamik bayi sebelum dan selama tindakan sesuai dengan SOP posisi quarter
prone pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.
Tabel 1.
Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil ketiga subjek studi kasus sebelum dilakukan
tindakan quarter prone saturasi oksigen rata-rata 95% dengan menggunakan CPAP,
Laju pernapasan dalam rentang normal rata-rata 42 x/menit, Detak jantung rata-rata
129 x/menit.
Tabel 2.
Bayi Prematur setelah dilakukan posisi quarter prone di Ruang NICU RSD
KRMT Wongsonegoro
Minimal-
Variabel Mean Std
Maksimal
PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan studi kasus yang telah dilakukan, terdapat perbedaan yang
bermakna sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi pemberian posisi
quarter prone. Dan hasil studi kasus yang diperoleh adanya peningkatan saturasi oksigen
pada bayi prematur yang menggunakan CPAP dan tidak ada perbedaan yang terlalu jauh
antara laju pernapasan dan detak jantung pada bayi prematur yang menggunakan CPAP di
Ruang NICU RSD KRMT Wongsonegoro . Hasil yag telah didapat sejalan dengan
penelitian (Yossy Utario et al., 2017) yang berjudul The Quarter Prone Position Increases
Oxygen Saturation in Premature Infants Using Continuous Positive Airway Pressure yang
dilakukan sebanyak 15 responden selama 3 jam, menunjukkan bahwa Saturasi Oksigen
mengalami peningkatan dengan hasil p<0.05 yang artinya signifikan. Penerapan dari
(Yossy Utario et al., 2017) membuktikan bahwa posisi quarter prone meningkatkan saturasi
oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP. Adapula penelitian lain dari
(Ghorbani, F et al., 2013) yakni perbandingan efek posisi tidur pada tingkat kardiorespirasi
pada bayi prematur berventilasi noninvasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa posisi quarter prone dapat
meningkatkan saturasi oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP. Hal ini
ditunjukan pada peningkatan saturasi oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP
setelah dilakukan tindakan posisi quarter prone selama 3 jam. Sebelum dilakukan intervensi
posisi quarter prone didapatkan rata-rata saturasi oksigen 95%, namun setelah dilakukan
intervensi posisi quarter prone selama 3 jam menunjukkan bahwa rata-rata saturasi oksigen
ketiga subjek menjadi 97%. Institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat menerapkan
posisi quarter prone pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ketiga orang tua pasien yang
memperbolehkan bayinya untuk dijadikan subjek dalam penerapan karya ilmiah akhir ners.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ns. Dera Alfiyanti,
M.Kep, keluarga serta rekan-rekan yang membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir
Ners.
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Pediatri Amerika. (2011). SIDS dan kematian bayi terkait tidur lainnya:
Perluasan rekomendasi untuk lingkungan tidur bayi yang aman. Pediatri, 128 (5),
1030–1039. doi:10.1542/peds.2011-2284
Anadkat, J. S., Kuzniewicz, M. W., Chaudari, B. P., Cole, F. S., & Hamvas, A. (2012).
Peningkatan risiko gangguan pernapasan di antara bayi kulit putih, laki-laki,
prematur akhir dan istilah. Jurnal Perinatologi, 32, 780–785.
Antunes, L. C. O., Rugolo, L. M. S. S., & Crocci, A. J. (2003). Pengaruh posisi bayi
prematur terhadap penyapihan dari ventilasi mekanis. Jornal De Pediatria, 79(3),
239–244.
Bowden, V. R., & Greenberg, C. S. (2014). Anak-anak dan keluarga mereka: Kontinum
asuhan keperawatan (edisi ke-3rd). Philadelphia, PA: Lippincott Williams &
Wilkins.
Kursus, C., & Chakraborthy, M. (2015). Dukungan pernapasan untuk bayi prematur—
bukti Cochrane dan seterusnya. Pediatri dan Kesehatan Anak, 26(4), 147–151.
Esmaeilnia, T., Nayeri, F., Taheritafti, R., Shariat, M., & Moghimpour-Bijani, F. (2016).
Perbandingan komplikasi dan kemanjuran NIPPV dan CPAP hidung pada bayi
prematur dengan RDS. Jurnal Pediatri Iran, 26(2), 1–5. doi:10.5812/ijp.2352
Fanny, F. (2015). Sectio caesarea sebagai faktor resiko kejadian asfiksia neonatorum.
Mayoritas, 4(7), 1–5. Diperoleh dari
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2015/11/57-62FADHILLAH-F.pdf
Ghorbani, F., Asadollahi, M., & Valizadeh, S. (2013). Perbandingan efek posisi tidur pada
tingkat kardiorespirasi pada bayi prematur berventilasi noninvasif. Studi
Keperawatan dan Kebidanan, 2(2), 182–187.
Gouna, G., Rakza, T., Kuissi, E., Pennaforte, T., Mur, S., & Storme, L. (2013). Efek
pemosisian pada fungsi paru-paru dan pola pernapasan pada bayi baru lahir
prematur. Jurnal Pediatri, 162(6), 1133–1137. doi:10.1016/j.jpeds.2012.11.036
Hermansen, C. L., & Mahajan, A. (2015). Gangguan pernapasan bayi baru lahir. Dokter
Keluarga Amerika, 92(11), 994–1002.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Hal-hal penting Wong tentang keperawatan
pediatrik (edisi ke-9th). St. Louis, MO: Elsevier Mosby.
Hough, J. L., Johnston, L. M., Brauer, S. G., Woodgate, P. G., Pham, T. M., & Schibler, A.
(2012). Pengaruh posisi tubuh terhadap distribusi ventilasi pada bayi prematur
terhadap tekanan jalan napas positif terus menerus. Kedokteran Perawatan Kritis
Pediatrik, 13(3), 1–6. doi:10.1097/ PCC.0b013e31822f18d9
Kattwinkel, J. (2011). Buku panduan resusitasi neonatus (Edisi ke-6). Jakarta, Indonesia:
Perkumpulan Perinatologi Indonesia ( Perinasia ).
Monterosso, L., Kristjanson, L. J., Cole, J., & Evans, S. F. (2003). Pengaruh dukungan
postural pada fungsi neuromotor pada bayi yang sangat prematur untuk jangka usia
yang setara. Jurnal Pediatri dan Kesehatan Anak, 39, 197–205.
Montgomery, K., Choy, N. L., Steele, M., &Hough, J. (2014). Efektivitas quarter turn dari
prone dalam menjaga fungsi pernapasan pada bayi prematur. Jurnal Pediatri dan
Kesehatan Anak, 50, 972–977. doi:10.1111/jpc.12680
Perinasia. (2015). Manajemen bayi berat lahir rendah dengan perawatan metode kangguru.
Jakarta, Indonesia: Penulis.
Sherwood, L. (2014). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Edisi ke-8). Alih Bahasa,
Indonesia: Brahm U.
Yin, T., Yuh, Y. S., Liaw, J. J., Chen, Y. Y., & Wang, K. W. K. (2016). Posisi semi-prone
dapat mempengaruhi variabilitas laju pernapasan bayi prematur menggunakan
CPAP hidung. Jurnal
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
PENGERTIAN Tindakan memposisikan quarter prone pada bayi prematur
yang menggunakan CPAP
TUJUAN Untuk meningkatkan status oksigenasi bayi prematur yang
menggunakan CPAP
KEBIJAKAN Bayi prematur yang menggunakan mengalami gangguan
oksigenasi
PETUGAS Peneliti
PERALATAN 1. Stopwatch
2. Bedset monitor ( Saturasi, Heart Rate, Respiratory
Rate)
3. Lembar observasi
PROSEDURE A. Tahap pra interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan orang tua pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mengatur posisi pasien
3. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
4. Mencatat saturasi oksigen, laju pernapasan dan
detak jantung saat posisi bayi terlentang di
lembar observasi (dokumentasi).
5. Memposisikan bayi quarter prone dengan cara
tubuh bayi diposisikan miring sedikit tengkurap
dengan diberi ganjalan dari kain nesting.