Anda di halaman 1dari 15

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

“APLIKASI POSISI QUARTER PRONE TERHADAP PENINGKATAN


SATURASI OKSIGEN PADA BAYI PREMATUR YANG
MENGGUNAKAN CPAP DI RUANG NICU RSD K.R.M.T
WONGSONEGORO : STUDY KASUS”

MANUSCRIPT

Pembimbing:
Ns. Dera Alfiyanti, M.Kep

Disusun Oleh:
ENDAH PRAMESTI U

NIM : G3A021017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul “Aplikasi Posisi Quater Prone
Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Bayi Prematur Yang
Menggunakan CPAP Di Ruang Nicu RSD K.R.M.T Wongsonegoro”

Merupakan hasil karya ilmiah akhir ners saya sendiri, sebagaimana sumber kutipan
dan rujukan telah saya nyatakan benar.

Nama : Endah Pramesti Utami

NIM : G3A021017

Program Studi : Profesi Ners

Semarang, ... Agustus 2022

Penulis

Endah Pramesti U
HALAMAN PERSETUJUAN

Manuskrip Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul :


“APLIKASI POSISI QUARTER PRONE TERHADAP PENINGKATAN
SATURASI OKSIGEN PADA BAYI PREMATUR YANG
MENGGUNAKAN CPAP DI RUANG NICU RSD K.R.M.T
WONGSONEGORO : STUDY KASUS”

Disusun Oleh:
Nama : Endah Pramesti U

NIM : G3A021017

Program Studi : Profesi Ners

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan
dihadapan Dewan Penguji Program Studi Profesi Ners:

Pembimbing

Ns. Dera Alfiyanti, M.Kep


HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul “Aplikasi Posisi Quater Prone
Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Bayi Prematur Yang
Menggunakan CPAP Di Ruang Nicu RSD K.R.M.T Wongsonegoro”

Yang disusun oleh:


Nama : Endah Pramesti U

NIM : G3A021017

Program Studi : Profesi Ners

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NERS pada program Studi
Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan , Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Penguji 1: Dr. Ns. Vivi Yosafianti P, M.Kep ( )

Penguji 2: Ns. Mariyam, M.Kep.Sp.Kep.An ( )

Penguji 3: Ns. Dera Alfiyanti, M.Kep ( )

Mengetahui,
A.n Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Ns. Maryam, M.Kep., Sp.Kep. An


HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Semarang, saya yang


bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Endah Pramesti U

NIM : G3A021017

Program Studi : Profesi Ners

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN)

Guna mengembangkan ilmu pengetahuan penulis menyetujui untuk memberikan


hasil karya ilmiah ners kepada Universitas Muhmmadiyah Semarang dengan Hak
Bebas Royalti Nonekslusive (Non-Exclusive Royalty-Fre Right) atas karya ilmiah
yang berjudul : “Aplikasi Posisi Quater Prone Terhadap Peningkatan Saturasi
Oksigen Pada Bayi Prematur Yang Menggunakan CPAP Di Ruang Nicu RSD
K.R.M.T Wongsonegoro” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan
Hak Bebas Royalti nonekslusive ini Universitas Muhammadiyah Semarang berhak
menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, ... Agustus 2022


Penulis

Endah Pramesti U
APLIKASI POSISI QUARTER PRONE TERHADAP PENINGKATAN SATURASI
OKSIGEN PADA BAYI PREMATUR YANG MENGGUNAKAN CPAP DI RUANG
NICU RSD K.R.M.T WONGSONEGORO : STUDY KASUS

APPLICATION OF QUARTER PRONE POSITION INCRASES OXYGEN SATURATION IN


PREMATURE INFANTS USING CONTINUOSUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE IN NICU
ROOM K.R.M.T WONGSONEGORO
RSD: CASE STUDY Endah Pramesti U1, Dera Alfiyanti2
Profesi Ners FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang
Email : pitexkodok9@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Bayi prematur adalah bayi lahir hidup baik dilahirkan secara normal maupun
operasi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari HPHT. Masalah utama yang
terjadi pada bayi prematur adalah gangguan oksigenasi, sehingga membutuhkan dukungan pernafasan
salah satunya dengan cara menyesuaikan posisi tidur bayi, dan juga dengan pemberian tekanan postif
pada jalan nafas secara terus menerus. Objektif: Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk
mengetahui perubahan saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan intervensi posisi quarter prone
pada bayi prematur yang menggunakan CPAP. Metode: Metode karya tulis ilmiah ini menggunakan
desain studi kasus (case study) dengan multicase study. Hasil dan Kesimpulan: Proses pemberian
intervensi quarter prone pada kasus bayi prematur dengan menggunakan CPAP selama 3 hari berturut-
turut dengan waktu pemberian posisi quater prone ± 3 jam mengalami peningkatan saturasi oksigen.
Sebelum dilakukan intervensi posisi quarter prone didapatkan rata-rata 97% , namun setelah dilakukan
intervensi quarter prone menunjukkan bahwa rata-rata saturasi kedua subjek menjadi 99%. Sehingga
terbukti bahwa quarter prone dapat meningkatkan saturasi oksigen pada kasus bayi prematur dengan
menggunakan CPAP. Saran: Untuk bayi prematur yang mengalami masalah keperawatan gangguan
pertukaran gas diharapkan mampu menerapkan quarter prone secara mandiri untuk meningkatkan
saturasi oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.
Kata Kunci: bayi prematur, quarter prone, CPAP

ABSTRACT
Background: Premature babies are babies born alive either born normally or surgically with a
gestational age of less than 37 weeks calculated from HPHT. The main problem that occurs in
premature babies is impaired oxygenation, so it requires respiratory support, one of which is by
adjusting the baby's sleeping position, and also by applying positive pressure on the airway
continuously. Method: This scientific paper method uses a case study design with a multicase study.
Results and Conclusion: The process of giving quarter prone intervention in cases of premature
babies using CPAP for 3 consecutive days with a time of giving a quater prone position ± 3 hours
experienced an increase in oxygen saturation. Before the quarter prone position intervention was
obtained an average of 97% , but after the quarter prone intervention showed that the average
saturation of the two subjects became 99%. So it is proven that quarter prone can increase oxy gen
saturation in the case of premature infants using CPAP. Suggestion: For premature babies who
experience nursing problems gas exchange disorders are expected to be able to apply quarter prone
independently to increase oxygen saturation in premature infants using CPAP.
Keywords : premature infants, quarter prone, CPAP
PENDAHULUAN
Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah penyebab kematian paling umum
pada bayi prematur, karena mereka memiliki defisiensi surfaktan, sehingga adaptasi
sistem pernapasan terhadap lingkungan rahim ekstra terganggu (Course &
Chakraborthy, 2015). Insiden gangguan pernapasan pada bayi baru lahir ditemukan
hingga 7% dari kelahiran dan terjadi terutama pada bayi prematur (Hermansen &
Mahajan, 2015). Di Indonesia, penyebab utama kematian pada neonatus berusia 0-7
hari adalah masalah pernapasan, pada tingkat sekitar 35,9% (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI, 2008). Hal ini menimbulkan tantangan bagi
tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi gangguan pernapasan pada bayi
prematur untuk membantu mereka bertahan hidup.

RDS dapat dikelola pada bayi prematur dengan metode non-invasif, seperti
continuous positive airway pressure (CPAP). Penggunaan CPAP dapat meningkatkan
fungsi diafragma, meningkatkan kepatuhan, mengurangi resistensi paru pada saluran
pernapasan atas dan bawah, mencegah atelektasis, mempertahankan persediaan
surfaktan, membatasi penggunaan ventilasi mekanis, dan mengurangi kematian
(Course &Chakraborthy, 2015; Esmaeilnia, Nayeri, Taheritafti, Syariah,
&Moghimpour-Bijani, 2016).

Bayi prematur yang lahir sebelum usia 34 minggu sering mengalami sindrom
gangguan pernapasan karena defisiensi surfaktan paru (Hermansen & Mahajan,
2015). Ini diperparah oleh kondisi otot-otot pernapasan, yang masih lemah. CPAP
memberikan tekanan positif, sehingga membantu bayi prematur yang paru-parunya
cenderung kolaps pada akhir masa kadaluarsa (Kattwinkel, 2011). Ada hubungan
yang signifikan antara berat lahir dan laju pernapasan. Selain itu, peningkatan usia
berarti paru-paru menghasilkan lebih banyak surfaktan, yang dapat mengurangi
upaya bayi untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Sebaliknya, pada bayi usia
kehamilan yang lebih muda, jumlah surfaktan lebih rendah, sehingga peningkatan
upaya untuk bernapas, laju pernapasan yang lebih cepat, retraksi dada, dan
mendengus adalah tanda-tanda gangguan pernapasan.

Bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan lingkungan rahim ekstra, yang sangat
berbeda dari lingkungan intrauterin. Proses pernapasan dirangsang oleh faktor kimia
dan perubahan suhu, tetapi beberapa bayi gagal dalam proses adaptasi. Sekitar 10%
bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk mulai bernapas saat lahir (Kattwinkel,
2011). Bayi prematur juga memiliki berat badan lahir rendah, kulitnya memiliki
lapisan lemak yang tipis, dan area permukaan tubuh mereka lebih besar dari berat
badan mereka, sehingga mereka rentan terhadap kehilangan panas, meningkatkan
kebutuhan metabolisme ( Kattwinkel, 2011; Rustina, 2015).

Efektivitas dukungan pernapasan dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan posisi


tidur bayi. Posisi prone bermanfaat dalam menurunkan denyut jantung dan laju
pernapasan pada anak yang menerima CPAP hidung (Ghorbani, Asadollahi, &
Valizadeh, 2013). Selain memiliki banyak kelebihan, posisi prone juga memiliki
beberapa kekurangan. Tidur dalam posisi tengkurap dapat meningkatkan kejadian
sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), edema wajah, posisi lesi subkutan kornea,
hilangnya akses pembuluh darah, cedera dan keterlambatan perkembangan pinggul
dan bahu (American Academy of Pediatrics, 2011; Antunes, Rugolo, & Crocci, 2003;
Monterosso, Kristjanson, Cole, & Evans, 2003). Selain membutuhkan dukungan
oksigenasi seperti alat bantu pernapasan ventilator dan CPAP, bayi prematur juga
memerlukan intervensi pendukung seperti memberikan posisi tidur yang nyaman
untuk bayi prematur yang dapat meningkatkan status oksigenasi bayi tersebut, salah
satunya dengan pengaturan posisi quarter prone pada tubuh bayi prematur saat
menggunakan alat bantu CPAP karena menurut peneliti lebih aman posisi quarter
prone dibandingkan dengan posisi prone.

Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk mengetahui perubahan
saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan intervensi posisi quarter prone pada
bayi prematur yang menggunakan CPAP.

METODE
Desain karya ilmiah akhir ners ini menggunakan desain studi kasus (case study)
dengan pendekatan asuhan keperawatan yang dapat mengatasi masalah gangguan
oksigenasi pada kasus bayi prematur yang menggunakan CPAP dengan diberikan
posisi quarter prone. Subjek yang digunakan dalam studi kasus yakni 3 bayi prematur
dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu hingga < 37 minggu, tidak memiliki kelainan
bawaan dan menunjukkan status oksigenasi yang memburuk seperti adanya periode
apnea yang dirawat di ruang NICU RSD K.R.M.T Wongsonegoro. Subyek diberikan
intervensi posisi quarter prone selama 3 jam diikuti dengan pengukuran saturasi
oksigen, laju pernapasan, dan detak jantung menggunakan bedsite monitor pasien.
Pengukuran dilakukan sebelum pemberian posisi quarter prone, dan 30, 45, 60, 75, 90
menit setelah diposisikan quarter prone. Setelah 3 jam posisi diubah ke posisi
terlentang kembali, kemudian dilakukan pengukuran yang sama..
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan dan alat pengukur waktu. Prosedur quarter prone pada bayi prematur
dengan menggunakan CPAP yang sesuai dengan standart operasional. Subjek studi
kasus diminta menandatangani form atau lembar persetujuan yang disiapkan oleh
peneliti. Peneliti tidak menampilkan nama dan gambar subjek study kasus dalam
laporan dan naskah publikasi yang dibuat. Pengelolaan data study kasus yang diperoleh
di seminarkan dan dianalisis untuk mengetahui perubahan saturasi oksigen sebelum dan
setelah dilakukan intervensi posisi quarter prone pada bayi prematur yang
menggunakan CPAP. Data hasil studi kasus disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

HASIL STUDI
Hasil studi penerapan yang dilakukan di ruang NICU RSD K.R.M.T
Wongsonegoro dari tanggal 15 Juli 2022 sampai 07 Agustus 2022 didapatkan hasil
pengkajian yakni : Bayi A berjenis kelamin laki-laki kedua dengan usia kehamilan 34
minggu, lahir secara spontan, dengan berat badan lahir 2.300 gram. Bayi B berjenis
kelamin perempuan dengan usia kehamilan 32 minggu, lahir secara Caesar, dengan
berat badan lahir 2.100 gram. Bayi C berjenis kelamin perempuan dengan usia
kehamilan 30 minggu, lahir secara Caesar, dengan berat badan lahir 2.000 garam.
Ketiga subjek memiliki diagnosa medis Preterm, BBLR, Asfiksia ringan dengan
penggunaan CPAP 24 jam.
Penelitian ini juga sejalan oleh teori bayi lahir prematur menurut (Tsai, Y,-C and
Liu, 2015) adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu tanpa
mempertimbangkan berat badan lahir bayi.
Diagnosis keperawatan merupakan masalah keperawatan yang harus ditangani.
Melalui proses pengkajian dan analisa data, penulis mendapatkan masalah
keperawatan prioritas pada ketiga subjek yaitu Gangguan Ventilasi Spontan b.d
kelelahan otot pernapasan (D.0004) yang didukung dengan batasan karakteristik dan
faktor berhubungan yang ditetapkan menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Setelah ditegakkan prioritas masalah selanjutnya penulis menyusun intervensi
keperawatan yang dilakukan pada ketiga subjek dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu
setelah dilakukan tindakan keperawatan pengaturan posisi (I.01019) quarter prone
selama 3 jam : Tanda dyspneu menurun, penggunaan otot bantu napas menurun,
Saturasi oksigen membaik yang didukung dengan kriteria hasil (L.01007) yang
ditetapkan menggunakan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI
DPP PPNI, 2019). Cara meningkatkan saturasi oksigen pada ketiga subjek dengan
menggunakan posisi quarter prone, untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan atau
psikologis sehingga subjek mampu bernapas secara adekuat (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018). Intervensi dilakukan dengan memberikan posisi quarter prone pada
ketiga subjek untuk meningkatkan saturasi oksigen selama 3 jam.
Tindakan quarter prone pada subjek studi kasus bayi A dilakukan pada tanggal 20
juli 2022, tindakan quarter prone pada subjek studi kasus bayi B dilakukan pada
tanggal 30 juli 2022 Tindakan quarter prone pada subjek studi kasus bayi C dilakukan
pada tanggal 03 agustus 2022 dan pertemuan terakhir pada tanggal 2 Januari 2022.
Sebelum melakukan intervensi penulis melakukan inform consent dengan orang tua
bayi terlebih dahulu, setelah mendapatkan persetujuan dari orang tua bayi kemudian
penulis melakukan intervensi quarter prone selama 3 jam dan melakukan pengukuran
hemodinamik bayi sebelum dan selama tindakan sesuai dengan SOP posisi quarter
prone pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.

Tabel 1.

Saturasi Oksigen, Laju pernapasan, Detak jantung

Bayi Prematur sebelum dilakukan posisi quarter prone di Ruang NICU


RSD KRMT Wongsonegoro
Minimal-
Variabel Mean Std
Maksimal

SpO2 95.33 0.58 95-96

RR 42.67 2.08 41-45

HR 129 4.00 125-133

Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil ketiga subjek studi kasus sebelum dilakukan
tindakan quarter prone saturasi oksigen rata-rata 95% dengan menggunakan CPAP,
Laju pernapasan dalam rentang normal rata-rata 42 x/menit, Detak jantung rata-rata
129 x/menit.
Tabel 2.

Saturasi Oksigen, Laju pernapasan, Detak jantung

Bayi Prematur setelah dilakukan posisi quarter prone di Ruang NICU RSD
KRMT Wongsonegoro
Minimal-
Variabel Mean Std
Maksimal

SpO2 97 1.20 95-99

RR 41.47 1.30 40-44

HR 130 2.93 125-135


Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil ketiga subjek studi kasus setelah dilakukan tindakan quarter
prone selama 3 jam didapatkan hasil saturasi oksigen rata-rata meningkat menjadi 97%, Laju
pernapasan rata-rata 42 x/menit, Detak jantung rata-rata 129 x/menit.

PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan studi kasus yang telah dilakukan, terdapat perbedaan yang
bermakna sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi pemberian posisi
quarter prone. Dan hasil studi kasus yang diperoleh adanya peningkatan saturasi oksigen
pada bayi prematur yang menggunakan CPAP dan tidak ada perbedaan yang terlalu jauh
antara laju pernapasan dan detak jantung pada bayi prematur yang menggunakan CPAP di
Ruang NICU RSD KRMT Wongsonegoro . Hasil yag telah didapat sejalan dengan
penelitian (Yossy Utario et al., 2017) yang berjudul The Quarter Prone Position Increases
Oxygen Saturation in Premature Infants Using Continuous Positive Airway Pressure yang
dilakukan sebanyak 15 responden selama 3 jam, menunjukkan bahwa Saturasi Oksigen
mengalami peningkatan dengan hasil p<0.05 yang artinya signifikan. Penerapan dari
(Yossy Utario et al., 2017) membuktikan bahwa posisi quarter prone meningkatkan saturasi
oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP. Adapula penelitian lain dari
(Ghorbani, F et al., 2013) yakni perbandingan efek posisi tidur pada tingkat kardiorespirasi
pada bayi prematur berventilasi noninvasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa posisi quarter prone dapat
meningkatkan saturasi oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP. Hal ini
ditunjukan pada peningkatan saturasi oksigen pada bayi prematur yang menggunakan CPAP
setelah dilakukan tindakan posisi quarter prone selama 3 jam. Sebelum dilakukan intervensi
posisi quarter prone didapatkan rata-rata saturasi oksigen 95%, namun setelah dilakukan
intervensi posisi quarter prone selama 3 jam menunjukkan bahwa rata-rata saturasi oksigen
ketiga subjek menjadi 97%. Institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat menerapkan
posisi quarter prone pada bayi prematur yang menggunakan CPAP.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ketiga orang tua pasien yang
memperbolehkan bayinya untuk dijadikan subjek dalam penerapan karya ilmiah akhir ners.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ns. Dera Alfiyanti,
M.Kep, keluarga serta rekan-rekan yang membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir
Ners.
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Pediatri Amerika. (2011). SIDS dan kematian bayi terkait tidur lainnya:
Perluasan rekomendasi untuk lingkungan tidur bayi yang aman. Pediatri, 128 (5),
1030–1039. doi:10.1542/peds.2011-2284

Anadkat, J. S., Kuzniewicz, M. W., Chaudari, B. P., Cole, F. S., & Hamvas, A. (2012).
Peningkatan risiko gangguan pernapasan di antara bayi kulit putih, laki-laki,
prematur akhir dan istilah. Jurnal Perinatologi, 32, 780–785.

Antunes, L. C. O., Rugolo, L. M. S. S., & Crocci, A. J. (2003). Pengaruh posisi bayi
prematur terhadap penyapihan dari ventilasi mekanis. Jornal De Pediatria, 79(3),
239–244.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2008).


Laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta, Indonesia.

Bowden, V. R., & Greenberg, C. S. (2014). Anak-anak dan keluarga mereka: Kontinum
asuhan keperawatan (edisi ke-3rd). Philadelphia, PA: Lippincott Williams &
Wilkins.

Kursus, C., & Chakraborthy, M. (2015). Dukungan pernapasan untuk bayi prematur—
bukti Cochrane dan seterusnya. Pediatri dan Kesehatan Anak, 26(4), 147–151.

Esmaeilnia, T., Nayeri, F., Taheritafti, R., Shariat, M., & Moghimpour-Bijani, F. (2016).
Perbandingan komplikasi dan kemanjuran NIPPV dan CPAP hidung pada bayi
prematur dengan RDS. Jurnal Pediatri Iran, 26(2), 1–5. doi:10.5812/ijp.2352

Fanny, F. (2015). Sectio caesarea sebagai faktor resiko kejadian asfiksia neonatorum.
Mayoritas, 4(7), 1–5. Diperoleh dari
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2015/11/57-62FADHILLAH-F.pdf

Ghorbani, F., Asadollahi, M., & Valizadeh, S. (2013). Perbandingan efek posisi tidur pada
tingkat kardiorespirasi pada bayi prematur berventilasi noninvasif. Studi
Keperawatan dan Kebidanan, 2(2), 182–187.

Gouna, G., Rakza, T., Kuissi, E., Pennaforte, T., Mur, S., & Storme, L. (2013). Efek
pemosisian pada fungsi paru-paru dan pola pernapasan pada bayi baru lahir
prematur. Jurnal Pediatri, 162(6), 1133–1137. doi:10.1016/j.jpeds.2012.11.036

Hermansen, C. L., & Mahajan, A. (2015). Gangguan pernapasan bayi baru lahir. Dokter
Keluarga Amerika, 92(11), 994–1002.

Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Hal-hal penting Wong tentang keperawatan
pediatrik (edisi ke-9th). St. Louis, MO: Elsevier Mosby.

Hough, J. L., Johnston, L. M., Brauer, S. G., Woodgate, P. G., Pham, T. M., & Schibler, A.
(2012). Pengaruh posisi tubuh terhadap distribusi ventilasi pada bayi prematur
terhadap tekanan jalan napas positif terus menerus. Kedokteran Perawatan Kritis
Pediatrik, 13(3), 1–6. doi:10.1097/ PCC.0b013e31822f18d9

Kattwinkel, J. (2011). Buku panduan resusitasi neonatus (Edisi ke-6). Jakarta, Indonesia:
Perkumpulan Perinatologi Indonesia ( Perinasia ).

Monterosso, L., Kristjanson, L. J., Cole, J., & Evans, S. F. (2003). Pengaruh dukungan
postural pada fungsi neuromotor pada bayi yang sangat prematur untuk jangka usia
yang setara. Jurnal Pediatri dan Kesehatan Anak, 39, 197–205.

Montgomery, K., Choy, N. L., Steele, M., &Hough, J. (2014). Efektivitas quarter turn dari
prone dalam menjaga fungsi pernapasan pada bayi prematur. Jurnal Pediatri dan
Kesehatan Anak, 50, 972–977. doi:10.1111/jpc.12680

Perinasia. (2015). Manajemen bayi berat lahir rendah dengan perawatan metode kangguru.
Jakarta, Indonesia: Penulis.

Rustina, Y. (2015). Bayi prematur: Perspektif keperawatan. Jakarta, Indonesia: Sagung


Seto.

Sherwood, L. (2014). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Edisi ke-8). Alih Bahasa,
Indonesia: Brahm U.

Yin, T., Yuh, Y. S., Liaw, J. J., Chen, Y. Y., & Wang, K. W. K. (2016). Posisi semi-prone
dapat mempengaruhi variabilitas laju pernapasan bayi prematur menggunakan
CPAP hidung. Jurnal

Keperawatan Anak, 31(2), 167–174. doi:10.1016/j.pedn.2015.10.014


LAMPIRAN

SOP POSISI QUARTER PRONE UNTUK BAYI PREMATURE YANG


MENGGUNAKAN CPAP

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDURE
PENGERTIAN Tindakan memposisikan quarter prone pada bayi prematur
yang menggunakan CPAP
TUJUAN Untuk meningkatkan status oksigenasi bayi prematur yang
menggunakan CPAP
KEBIJAKAN Bayi prematur yang menggunakan mengalami gangguan
oksigenasi
PETUGAS Peneliti
PERALATAN 1. Stopwatch
2. Bedset monitor ( Saturasi, Heart Rate, Respiratory
Rate)
3. Lembar observasi
PROSEDURE A. Tahap pra interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan orang tua pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mengatur posisi pasien
3. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
4. Mencatat saturasi oksigen, laju pernapasan dan
detak jantung saat posisi bayi terlentang di
lembar observasi (dokumentasi).
5. Memposisikan bayi quarter prone dengan cara
tubuh bayi diposisikan miring sedikit tengkurap
dengan diberi ganjalan dari kain nesting.

6. Memastikan posisi quarter prone nyaman untuk


bayi dan tidak ada kabel yang tertindih badan
bayi.
7. Mencatat saturasi oksigen, laju pernapasan dan
detak jantung saat posisi quarter prone 30
menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit dan 90
menit di lembar observasi (dokumentasi).
8. Setelah 3 jam dalam posisi quarter prone
posisikan kembali bayi ke posisi terlentang.
9. Mencatat saturasi oksigen, laju pernapasan dan
detak jantung saat posisi bayi terlentang di
lembar observasi (dokumentasi).
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan ibu pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai