Anda di halaman 1dari 55

PENERAPAN TERAPI PURSED LIPS BREATHING

TERHADAP STATUS OKSIGENASI ANAK


BALITA DENGAN PNEUMONIA :
LITERATURE REVIEW

MUTMAINNAH ZAINUDDIN
218.023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUSI ILMU KESEHATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/HASANUDDIN
MAKASSAR
2021PENERAPAN TERAPI PURSED LIPS BREATHING
TERHADAP STATUS OKSIGENASI ANAK
BALITA DENGAN PNEUMONIA :
LITERATURE REVIEW

Karya Tulis Ilmiah disusun sebagai salah satu persyaratan untuk


menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

MUTMAINNAH ZAINUDDIN
218.023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUSI ILMU KESEHATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/HASANUDDIN
MAKASSAR

i
2021

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mutmainnah Zainuddin

Nim : 218.023

Program studi : DIII Keperawatan

Institusi : Institusi Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam

XIV/Hasanuddin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang saya
tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya
akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah
ini hasil ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Makassar, Mei 2021


Yang Menyatakan,

(Mutmainnah Zainuddin)

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Mutmainnah Zainuddin 218.023 dengan judul


“Penerapan Terapi Pursed Lips Breathing Terhadap Status Oksigenasi
Anak Belita dengan Pneumonia: Literature Review” telah diperiksa dan
disetujui untuk diujikan.

Makassar, Mei 2021

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ns. Suntin, S.Kep., M.Kep Ns. Nur Hijrah Tiala, S.Kep.,M.Kep


NIDN 0910098303

Mengetahui
Kaprodi D III Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/Hasanuddin

iii
Ns. Masniati Arafah, S.Kep.,M.Kep
NIDN. 99909913829

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa


atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul Penerapan Terapi Pursed Lips
Breathing Terhadap Status Oksigenasi Anak Belita dengan Pneumonia:
Literatur Review telah disetujui oleh Tim Penguji Sidang Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin sebagai salah satu syarat
dalam menempuh ujian akhir studi D III Keperawatan Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa


dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
penulis banyak mendapat bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis
sangat bersyukur kepada Allah SWT dengan izinnya sehingga memberi
kesempatan kepada saya untuk bisa sampai pada tahap ini dan penulis
juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Kolonel Ckm dr. Azhari Ramdani selaku Kepala Kesehatan Daerah


Militer XIV/Hasanuddin dan selaku Ketua Pengawas Yayasan Wahana
Bhakti Karya Husada yang telah mendukung semua program
pendidikan.
2. Mayor Ckm (K) Dr. Ruqaiyah.,S.ST.,M.Kes.,M.Keb selaku Rektor
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin
3. Asyima, S.ST., M.Kes., M.Keb salaku Wakil Rektor I Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin
4. Kapten Ckm (K) Ns. Fauziah Botutihe, S.K.M., S.Kep., M.Kes selaku
Wakil Rektor II Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam
XIV/Hasanuddin

iv
5. Ns. Masniati Arafah, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Prodi D III
Keperawatan yang dalam kesibukan sehari-hari masih dapat
menyempatkan diri untuk mengarahkan dalam penelitian ini.
6. Ns. Suntin, S.Kep.,M.Kep. selaku pembimbing I yang dalam
kesibukan sehari-hari masih dapat menyempatkan diri untuk
mengarahkan dalam penelitian ini.
7. Ns. Nur Hijrah Tiala, S.Kep.,M.Kep., selaku Pembimbing sekaligus
Penguji II yang dalam kesibukan sehari-hari masih dapat
menyempatkan diri unruk mengarahkan dalam penelitian ini.
8. Ns. Jamilah Mirayanti, S.Kep.,M.Kep., selaku penguji III yang dalam
kesibukan sehari-hari masih dapat menyempatkan diri untuk
mengarahkan dalam penelitian ini
9. Seluruh Dosen Staf Prodi D III Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan
Pelamonia yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu namanya.
telah relah mengorbankan waktunya untuk mendidik dan membimbing
semua mahasiswa.
10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Zainuddin dan Zaharah
orang yang saya cintai terima kasih atas segala dukungan dan doa
restunya kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
11. Untuk sahabat saya yang selalu memberi motivasi dan dukungan
selama melakukan penelitian ini.
12. Seluruh teman dan organik Garuda XIII (angkatan 2018) yang tidak
bisa peneliti sebutkan satu persatu namanya, tetap optimis dan
semangat untuk meraih gelar Amd.Kep.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti membuka saran
demi kemajuan selanjutnya.

Makassar Juni 2021

v
Penulis

ABSTRAK

Penerapan Terapi Pursed Lips Breathing Terhadap Status Oksigenasi : Literature Reiview

Mutmainnah Zainuddin (218023)


Program Studi DIII Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin
Dibimbing Oleh : Suntin dan Nur Hijrah Tiala

Latar Belakang, Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut
(ISNBA) dengan gejala batuk disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycroplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa
radang paru-paru yang di sertai eksudasi dan konsolidasi berdasarkan pengakuan
pernah di diagnosa oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum survei, pada
bayi di indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-13,2%. Provinsi
tertinggi adalah provinsi papua (3,5%) Bengkulu 3,4% nusa tenggara timur (1,3%)
sedangkan provinsi lainya di bawah 1%. Tujuan, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tentang terapi pursed lips breathing terhadap status oksigenasi
anak balita dengan pneumonia. Metode, pada penelitian ini menggunakan metode quasy
eksperimen. Hasil,penelitian dari ke 4 artikel yang di dapatkan sama-sama menerapkan
terapi pursed lips breathing terbukti efektif terhadap perubahan status oksigenasi .
Kesimpulan, pemberian pursed lips breathing ternyata efektif di lakukan pada perubahan
status oksigen.

Kata Kunci : Pneumonia, Pursed Lips Breathing, Status Oksigen, Balita

vi
ABSTRACT

Application of Pursed Lips Breathing Therapy on Oxygenation Status : Literature Review

Mutmainnah Zainuddin (218023)


Nursing DIII Study Program
Pelamonia Institute of Health Sciences Kesdam XIV/Hasanuddin
Supervised By : Suntin and Nur Hijrah Tiala

Background, Pneumonia is one of the acute respiratory infections (ISNBA) with


symptoms of cough accompanied by shortness of breath caused by infectious agents
such as viruses, bacteria, mycroplasma (fungi), and aspiration of foreign substances, in
the form of pneumonia accompanied by exudation. and consolidation based on the
recognition of having been diagnosed by health workers in the last month before the
survey, in infants in Indonesia it was 0.76% with an inter-provincial range of 0-13.2%. The
highest province is Papua (3.5%) Bengkulu 3.4% East Nusa Tenggara (1.3%) while other
provinces are below 1%. The purpose of this study was to determine the description of
pursed lips breathing therapy on the oxygenation status of children under five with
pneumonia. Methods, in this study using a quasi-experimental method. The results, the
research from the 4 articles that were obtained both applying pursed lips breathing
therapy proved to be effective against changes in oxygenation status. In conclusion, the
administration of pursed lips breathing was effective in changing oxygen status.

Keywords : Pneumonia, Pursed Lips Breathing, Oxygen Status, Toddler

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN..................................................................................i
SAMPUL DALAM..................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN..........................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pneumonia Pada Anak..............................................5
1. Pengertian Pneumonia.......................................................5
2. Klasifikasi Pneumonia........................................................5
3. Etiologi Pneumonia.............................................................6
4. Manifestasi Klinis Pneumonia............................................7
5. Patofisiologi Pneumonia.....................................................8

viii
6. Komplikasi Pneumonia.......................................................9
B. Konsep Terapi Lips Breathing.................................................9
1. Pengertian Terapi Lips Brthing...........................................9
2. Tujuan Terapi Lips Breathing..............................................10
3. Teknik Terapi Lips Breathing..............................................10
4. Mekanisme Terapi Lips Breathing......................................11
5. Manfaat Terapi Lips Breathing............................................11
C. Konsep Literature Review......................................................13
1. Pengertian Literature Review.............................................13
2. Tujuan Literature Review....................................................13
3. Langkah-langkah Literature Review...................................14
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian....................................................................26
B. Strategi Pencarian..................................................................26
C. Etika Penelitian.......................................................................28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ......................................................................................
B. Pembahasan ........................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teknik Pursed breathing....................................................15

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah penyakit menular pada anak-anak yang
paling mematikan di seluruh dunia yaitu sebanyak 2.500 anak setiap
harinya di bandingkan dengan malaria, TB, campak dan AIDS serta
di masyarakat global penyakit pneumonia menerima sedikit perhatian
(UNICEF 2017). Pneumonia membunuh 920.139 anak-anak di
bawah usia 5 tahun pada tahun 2015, menyumbang 16% dari semua
kematian anak di bawah lima tahun (WHO, 2016).
Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam penyakit
menular yang ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan
adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman dalam
bentuk droplet ke udara pada saat batuk atau bersin. Pneumonia
adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISNBA)
dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak napas yang
disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycroplasma
(fungil), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi.
Menurut World Health Organization (2012), Insiden pneumonia
pada anak balita di negara berkembang adalah 151,8 juta kasus
pneumonia/tahun, 10% diantaranya pneumonia berat dan perlu
perawatan di rumah sakit, Di negara maju terdapat 4 juta kasus
setiap tahun sehingga setiap insiden pneumonia di seluruh dunia ada
156 juta kasus pneumonia pada anak balita setiap tahun. Terdapat
15 negara dengan insiden pneumonia pada anak balita paling tinggi,
Mencakup 74% (115,3%) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih
dari setengahnya terdapat di 6 negara, Mencakup 44% populasi anak
balita di dunia.
Menurut data Riskesdas (2018), prevalensi pneumonia
(berdasarkan pengakuan pernah di diagnosa oleh tenaga kesehatan
dalam sebulan terakhir sebelum survei) pada bayi di Indonesia
adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-13,2%.
Provensi tertinggi adalah Provinsi Papua (3,5%) dan Bengkulu
(3,4%) Nusa Tenggara Timur (1,3%) sedangkan provinsi lainya di
bawah 1%.
Anak dengan kasus pneumonia akan mengalami gangguan
pernapasan yang disebabkan karena adanya inflamasi dialveoli paru-
paru. Infeksi ini akan menimbulkan masalah pada pemenuhan
kebutuhan oksigenasi. Anak mempunyai kebutuhan oksigenasi lebih
tinggi dari orang dewasa. Pemenuhan kebutuhan oksigen sangat di
tentukan oleh keadekuatan system pernapasan dan system
kardiovaskuler. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan
fisiologis dasar bagi semua manusia untuk kelangsungan hidup sel
dan jaringan serta metabolisme tubuh (Poston, 2012).
Oleh karena itu pada anak dengan gangguan pemenuhan
oksigenasi, perlu membantu anak supaya kebutuhan oksigenasi
anak terpenuhi agar tubuh mampu melanjutkan fungsi sehingga anak
kuat dan mampu melawan ketidakmampuan. Berdasarkan teori ini
peran perawat adalah mempertahankan konservasi dan integritas
pada semua situasi. Intervensi ditunjukkan untuk meningkatkan
kemampuan adaptasi untuk mempertahankan kesehatan secara
menyeluruh (Alligood, 2010).
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman
pneumococcus, staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala
penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun,
usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Menurut hasil

2
Riskesdas (2013), period prevalence pneumonia berdasarkan
diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara sebesar 0,2%.
Sedangkan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 1,8%.
Dibandingkan dengan hasil Riskesdas yang sebesar 2,13%, period
prevalence pneumonia berdasarkan diagnosis/gejala pada tahun
2013 mengalami penurunan menjadi 1,8%.Pada balita, period
prevalence berdasarkan diagnosis sebesar 2,4 per 1.000 balita dan
berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 18,5 per 1.000 balita.
Upaya pencegahan dan mengurangi gejala yang timbul pada
penderita pneumonia dapat dilakukan dengan cara pengobatan
farmakologis, dimana pengobatan tersebut bersifat jangka panjang.
Selain pengobatan farmkologis, terdapat pengobatan nonfarmaklogi
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dan juga oleh diri
penderita itu sendiri, dimana perawatan tersebut diperoleh dari
edukasi dan latihan yang telah diajarkan oleh tenaga kesehatan
salah satunya perawat. Program latihan pernapasan yang dapat
diberikan pada pasien pneumonia salah satunya ialah metode
pursed lips breathing exercise, teknik ini saangat mudah untuk
dipraktekkan dalam keseharian pasien (Potter and Perry, 2010).
Pursed lips breathing exercise merupakan program latihan yang
diterapkan pada pasien pneumonia yang bertujuan untuk mengatur
dan memperbaiki pola dan frekuensi napas sehingga mampu
mengurangi penumpukan udara atau air trapping, mengurangi sesak
napas serta mengkoordinasi frekuensi napas dengan memperbaiki
ventilasi alveoli dan pertukaran gas dalam paru-paru. Pursed lips
breathing exercise mampu memperbaiki ventilasi dan aliran udara
serta memperbaiki volume paru penderita pneumonia apabila latihan
tersebut dilakukan secara teratur (Smeltzer &Bare, 2013).
Berdasarkan studi literature yang penulis lakukan saat ini sudah
terdapat literature yang membahas terkait pemberian terapi pursed
lips breathing terhadap status oksigenasi dengan pneumonia akan

3
tetapi literature tersebut tidak menggambarkan cara penerapannya,
sehingga peneliti tertarik untuk membuat literature review tentang
penerapan terapi pursed lips breathing terhadap status oksigenasi
anak dengan pneumonia.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah gambaran penerapan terapi pursed lips
breathing terhadap status oksigenasi anak balita dengan
pneumonia : Literature Rieview?”
C. Tujuan
“Untuk mengetahui gambaran penerapan terapi pursed lips
breathing terhadap status oksigenasi anak balita dengan
pneumonia : Literature Rieview”.
D. Manfaat
1. Masyarakat
Sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih rinci
mengenai penerapan terapi pursed lips breathing terhadap status
oksigenasi anak balita dengan pneumonia Bagi pengembangan
ilmu teknologi keperawatan
Menambah keluasan ilmu teknologi bidang keperawatan
dalam meningkatkan pemberian penerapan terapi pursed lips
breathing terhadap status oksigenasi anak balita dengan
pneumonia Peneliti
Memperoleh pengalaman dalam melakukan Literatur,
khususnya studi Literatur Review penerapan terapi pursed lips
breathing terhadap status oksigenasi anak balita dengan
pneumonia

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pneumonia Pada Anak


1. Konsep Anak Balita
a. Definisi Anak Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di
atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia
anak di bawah lima tahun (Prasetyawati, 2011).
Menurut Sutomo.B.dan Anggraeni. DY, (2010), Balita
adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan
anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih
tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah
baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses
tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan
pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan anak di periode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah
terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa
keemasan.
b. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori
yaitu anak usia 1 –3 tahun (batita) dan anak usia
prasekolah (andrini, 2012). Anak usia 1-3 tahun merupakan
konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa
yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita

5
lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga diperlukan
jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang
masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari
anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
c. Tumbuh kembang anak balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda,
namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama,
yakni:
1) Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju
bagian bawah (sefalokaudal).Pertumbuhannya dimulai
dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar
menggunakan kakinya.
2) Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.
Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai
penggunaan telapak tangan untuk menggenggam,
sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
3) Setelah dua pola diatas dikuasai,barulah anak belajar
keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar,
menendang, berlari dan lain-lain.
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus
drastis. Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan
terpola secara proporsional pada tiap bulannya. Ketika
didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses
pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang
terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya
gangguan atau hambatan proses pertumbuhan.

6
2. Konsep Oksigenasi
a. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen
kedalam system kimia dan fisika. Oksigen (O 2) merupakan
gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai
hasilnya terbentuklah karbondioksida, energy dan air.
Penambahan karbondioksida yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana, 2012).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan
darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk
menghasilkan sumber energy, adenosine triposfat (ATP),
karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara
metabolisme aktif dan membentuk asam, yang harus
dibuang dari tubuh. Untuk melakukan pertukaran gas,
system kardiovaskuler dan system respirasi harus
bekerjasama. Sistem kardiovaskuler bertanggungjawab
untuk perfusi darah melalui paru. Sedangkan system
pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi dan
rspirasi (Maryudianto, 2012).
b. Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan oksigenasi tubuh terdiri dari 3 tahap
yaitu:
1) Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya
oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli
ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara

7
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka
tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya,
semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi;
adanya kemampuan torak dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis; adanya
jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli
yang terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya
sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom (terjadi
rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi
sehingga vasodilatasi dapat terjadi, kerja saraf
parasimpatis dapat menyebabkan kontraksi sehingga
vasokontriksi atau proses penyempitan dapat terjadi)
refleks batuk dan muntah dan adanya peran mukus
siliaris sebagai barier atau penangkal benda asing yang
mengandung interveron dan dapat mengikat virus.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah
complience dan recoil. Complience merupakan
kemampuan paru untuk mengembang. Kemampuan ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya
surfaktan yang terdapat pada lapisan alveoli yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan
adanya sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya
kolaps serta gangguan torak. Surfaktan diproduksi saat
terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat kita
menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan
mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru.
Apabila complience baik namun recoil terganggu, maka
CO2 tidak dapat keluar secara maksimal.
Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan
pons, dapat mempengaruhi proses ventilasi, karena
CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat

8
pernapasan. Peningkatan CO2 dalam batas 60 mmHg
dapat merangsang pusat pernapasan dan bila pC02
kurang dari sama dengan 80 mmHg dapat
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
2) Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di
alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan
alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal
membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial (keduanya dapat mempengaruhi
proses difusi apabila terjadi proses penebalan),
perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini
sebagaimana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah
oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih
tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis,
masuk dalam darah secara difusi), pCO2 dalam arteri
pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli, dan afnitas
gas (kemampuan menembus dan saling mengikat
Hemoglobin-Hb).
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian
O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke
kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan
dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan
larut dalam plasma (3%), sedangkan CO2 akan
berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%),
dan sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah
(65%).

9
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi
pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel
darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit),
serta eritrosit dan kadar Hb (Alimul, 2012).
3. Pengertian Pneumonia
a. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran
pernapasan bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk
dengan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti Virus, Bakteri, Mycoplasma (fungi), Dan
aspirasi subtansi asing, berupa radang paru-paru yang
sertai eksudasi dan konsolidasi. (Nanda 2015). Pneumonia
adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agens infeksius (Brunner & suddarth
2012).
Pneumonia merupakan istilah umum yang
menandakan inflamasi pada daerah pertukaran gas dalam
pleura; biasanya mengimplikasikan inflamasi parenkim paru
yang disebabkan oleh infeksi. ( Francis 2011).
Pada beberapa kasus, pasien yang memiliki tingkat
kekebalan tubuh yang rendah bisa terkena komplikasi
berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah. Kondisi ini
berpotensi menyebabkan kegagalan pada fungsi organ
tubuh. Biasanya ditandai dengan abses paru hingga
terdapat nanah.
Selain itu, peradangan yang tak segera diobati dapat
menimbulkan terbentuknya cairan peradangan, yang
kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung
paru.Jika sudah demikian,harus dilakukan prosedur
pengeluaran cairan oleh dokter.

10
b. Klasifikasi Pneumonia
1) Klasifikasi berdasarkan anatomi
a) Pneumonia lobaris, Melibatkan seluruh atau satu
bagian besar dari satu atau lebih lobus paru, Bila
kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
b) Pneumonia lobaris (Bronkopneumonia) terjadi pada
ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh
eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada di dekatnya,
di sebut juga pneumonia loburalis.
c) Pneumonia interstitial (Bronkialitis) proses inflamasi
yang terjadi di dalam dinding alveolar (intertisium)
dan jaringan peribronkial serta interlobular
2) Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan
lingkungan :
a) Pneumonia komunitas Dijumpai pada H. Influenza
pada pasien perokok, pathogen atipikal pada
lansia, Gram negatif pada pasien di rumah jompo,
dengan adanya PPOK, Penyakit penyerta
kardiopulmonal/jamak, atau paksa antibiotika
spectrum luas.
b) Pneumonia Nosokomial Tergantung pada tiga faktor
yaitu: Tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis
pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul
onset pneumonia.
c) Pneumonia Aspirasi Disebabkan oleh infeksi
kuman, Penumonitis kimia akibat aspirasi bahan
toksik, Akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan

11
makanan atau lambung, Edema paru, dan obstruksi
mekanik simple oleh bahan padat.
c. Pneumonia pada gangguan imun Terjadi karena akibat
proses penyakit dan akibat terapi. Penyenbab infeksi dapat
disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme
yang biasanya nonvirulen, berupa bakteri, Protozoa,
Parasit, Virus, Jamur, dan cacing (Nurarif, 2015).
Etiologi Pneumonia
1) Streptococcus pneumonia tanpa penyulit
2) Streptococcus pneumonia dengan penyulit
3) Haemophilus influenzae
4) Staphilococcus aureus
5) Mycoplasma pneumonia
6) Virus patogen
7) Aspirasi basil gram negatif, klebsiela, pseudomonas,
Enterobacter, Eschericia proteus, basil gram positif.
8) Stafilacoccus 8
9) Aspirasi asa lambung
10) Terjadi bila kuman patogen menyebar ke paru-paru
melalui aliran darah, Seperti pada kuman Stafilococcus,
coli, anaerob enteric.
d. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015), manifestasi klinis yang muncul
pada pasien dengan pneumonia adalah:
1) Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang
pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan- 3
bulan dengan suhu mencapai 39,0C - 40,50C bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka
rangsangan atau terkadang euforia dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang
tidak biasa.

12
2) Meningismus, yaitu tanda-tanda meningael tanpa
infeksi meninges. Terjadi dengan awitan demam yang
tiba-tiba disertai dengan nyeri kepala, nyeri dan
kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda
kerning dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu
turun,
3) Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan
penyakit masa kanak-kanak. Seringkali merupakan
bukti awal dari penyakit. Menetap sampai pada derajat
yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap
demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke
tahap pemulihan.
4) Muntah, Anak kecil mudah muntah bersamaan dengan
penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.
Biasanya berlangsung singkat. Tetapi dapat menetap
selama sakit.
5) Diare, Biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat
menjadi berat. Sering menyertai infeksi pernafasan.
Khususnya karena virus.
6) Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang
tidak bisa dibedakan dengan nyeri apendiksitis.
7) Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah
tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudasi,
dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada
bayi.
8) Keluaran nasal, sering menyertai dengan infeksi
saluran pernafasan. Mungkin encer dan sedikit (rinorea)
atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau
tahap infeksi.
9) Batuk merupakan gambaran umum dari penyakit
pernafasan. Dapat menjadi bukti hanya fase akut.

13
10) Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok,
auskultasi terdengar mengi, krekels.
11) Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering
terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan
anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
e. Patofisiologi Pneumonia
Patofisiologi Paru merupakan struktur kompleks yang
terdiri atas kumpulan unit yang dibentuk melalui
percabangan progresif jalan napas. Saluran napas bagian
bawah yang normal adalah steril, walaupun berseblahan
dengan sejumlah besar mikroorganisme yang menempati
orofaring dan terpajam oleh mikroorganisme dari
lingkungan di dalam udara yang dihirup. Sterilitas saluran
napas bagian bawah adalah hasil mekanisme penyaringan
dan pembersihan yang efektif.
Saat terjadi inhalasi-bakteri mikroorganisme penyebab
pneumonia ataupun akibat dari penyebaran secara
hematogen dari tubuh dan aspirasi melalui orofaring tubuh
pertama kali akan melakukan mekanisme pertahanan
primer dengan meningkatkan respon radang.
Timbulnya hepatisasi merah dikarenakan perembesan
eritrosit dan beberapa leukosit dari kapiler paru-paru. Pada
tingkat lanjut aliran darah menurun, alveoli penuh dengan
leukosit dan relatif sedikit eritrosit. Kuman pneumococcus
difagosit oleh leukoasit dan sewaktu resolusi berlangsung
makrofag masuk ke dalam alveoli dan menelan leukosit
beserta kuman. Paru masuk ke dalam tahap hepatitis abu-
abu dan tampak berwarna abu-abu. Kekuningan. Secara
perlahan sel darah merah yang mati dan eksudat fibrin
dibuang dari alveoli. Terjadi resolusi sempurna. Paru

14
kembali menjadi normal tanpa kehilangan kemampuan
dalam pertukaran gas.

f. Komplikasi Pneumonia
Komplikasi menurut fakultas kedokteran UI (2012),
dengan pengunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak
prnah dijumpai komplikasi yang dapat di jumpai adalah :
Epiema, Otitis media akut, komplikasi lain seperti
Meningitis, perikarditis, osteolitis, peritonitis lebih jarang
dilihat.
B. Konsep Teori Konsep Pursed Lips Breathing
1. Pengertian Pursed Lips Breathing
Pursed lips breathing adalah salah satu teknik latihan
pernapasan dengan cara menghirup udara melalui hidung dan
mengeluarkan udara dengan cara bibir yang lebih dirapatkan
dengan waktu ekspirasi yang dipanjangkan. Pernapasan
dengan bibir dirapatkan, yang dapat memperbaiki transport
oksigen, membantu untuk mengontrol pola nafas lambat dan
dalam, dan membantu pasien untuk mengontrol pernapasan,
bahkan dalam keadaan stres fisik. Tipe pernapasan ini
membantu mencegah kolaps jalan sekunder terhadap
kehilangan elastisitas paru.
Pursed lips breathing adalah latihan pernapasan dengan
menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkan udara
dengan cara bibir lebih dirapatkan atau dimonyongkan dengan
waktu ekshalasi lebih di perpanjang. Terapi rehabilitasi paru-
paru dengan pursed lips breathing ini adalah cara yang
sangatmudah dilakukan,tanpa memerlukan alatbantu apapun,
dan juga tanpa efek negatif seperti pemakaian obatobatan
(Smeltzer & Bare, 2013).
2. Tujuan Lips Breathing

15
Tujuan pursed lips breathing untuk memperpanjang
pernapasan dan meningkatkan tekanan jalan nafas selama
eskpirasi sehingga dapat mengurangi jumlah udara yang
terperangkap dan mengurangi hambatan jalan napas,
membantu pasien dalam memperbaiki transpor oksigen,
mengatur pola nafas lambat dan dalam, membantu pasien
untuk mengontrol pernapasan, dan mencegah kolaps alveoli.
Pursed Lips Breathing dapat meningkatkan aliran udara
ekshalasi dan mempertahankan kepatenan jalan napas yang
kolaps selama ekhalasi. Proses ini membantu menurunkan
pengeluaran udara yang terjebak sehingga dapat mengontrol
ekspirasi dan memfasilitasi pengosongan alveoli secara
maksimal (Khasanah, 2013).
3. Teknik Pursed Lips Breating
Pursed lips breathing sedapat dilakukan dalam dua
keadaan yakni dalam keadaan tidur dan duduk dengan
menghirup udara dari hidung dan mengeluarkan udara dari
mulut dengan mengatupkan bibir (Smeltzer et al., 2013). Berikut
adalah langkah-langkah melakukan pursed lips breathing
exercise :
a) Anjurkan pasien untuk rileks dan berikan posisi yang
nyaman.
b) Berikan instruksi pada pasien untuk menghirup nafas
melalui hidungsambil melibatkan otot otot abdomen
menghitung sampai 3 seperti saat menghirup wangi dari
bunga mawar.
c) Berikan instruksi pada pasien untuk menghembuskan
dengan lambat dan rata melalui bibir yang dirapatkan
sambil mengencangkan otot-otot abdomen (merapatkan
bibir meningkatkan tekanan intratrakeal . menghembuskan

16
melalui mulut memberikan tahanan lebih sedikit pada
udara yang dihembuskan).
d) Hitung hingga 7 sambil memperpanjang ekspirasi melalui
bibir yang dirapatkan seperti sedang meniup lilin.
Melakukan pursed lips breathing exercise sambil duduk:
1) Anjurkan pasien untuk duduk dengan rileks.
2) Anjurkan pada pasien untuk melipsat tangan diatas
abdomen.
3) Berikan instruksi pada pasien untuk menghirup nafas
melalui hidung sampai hitungan 3 dan hembuskan
nafas melalui bibir yang dirapatkan sambil menghitung
hingga hitungan 7.

Gambar 2.1
Pursed Lips Breathing
4. Mekanisme Pursed Lips Breating
Pursed lips breathing merupakan latihan pernapasan yang
menekankan pada proses ekspirasi yang dilakukan scara tenng
dan rilks degan tujuan untuk memprmudah prses pengelaran
udara yang terjebak oleh saluran napas (Potter and Perry,
2010).
Pursed lips breathing exercise terdiri dari dua mekanisme
yaitu inspirasi secara dalam sertaek spirasi aktif dalam dan
panjang. Proses ekspirasi secara normal merupakan proses
mengeluarkan nafas tanpa menggunkan energy berlebih,
namun ada teknik pursed lips breathing akan melibatkan proses

17
ekspirasi secara aktif dan panjang. Inspirasi dalam dan
ekspirasi panjang pada teknik pursed lips ini akan membantu
meningkatkan kekuatan kontraksi otot intra abdomen. Kekuatan
ototintra abdomen meningkatakan menyebabkan tekanan intra
abdomen meningkat melebih pada saat ekspirasi pasif. Tekanan
intra abdomen yang meningkat lebih kuat akan meningkatkan
pergerakan difragma ke atas dan membuka rongga thorak
semakin mengecil rongga thorak yang semaki mengecil ini
menyebabkan tekanan intraal veolus semakin meingkat
sehingga melebihi tekanan udara atmosfer. Kondisi tersebut
akan menyebabka nudara dapat dengan mudah mengalir keluar
dari paru ke etmosfer. Eksirasi panjang saat berafas pursed lips
rething juga akan menyebabkan obstruksi jalan nafas
dihilangkan sehingga resistensi pernafasan menurun.
Penurunan resistensi pernafasan akan memperlancar udara
yang dihirup dan dihembuskan sehingga akan mengurangi
sesak nafas.
5. Manfaat Pursed Lips Breating
Latihan pernapasan dengan teknik pursed lips ini dapat
membantu meningkatkan compliance paru untuk melatih
kembali otot-otot pernapasan untuk dapat berfungsi dengan
baik serta mencegah distress pernapasan Workmann, (2012).
Latihan pernapasan pursed lips dapat mencegah atelectasis
dan meningkatkan fungsi ventilasi pada paru, pemulihan
kemampuan otot pernapasan akan meningkat kancompliance
paru sehingga membantu ventilasi lebih kuat dan nunjang
oksigenasi.

18
C. Konsep Literature Review
1. Pengertian Literature Review
Menurut Mardiyantoro (2019), Literature Review
merupakan suatu kerangka, konsep atau orientasi untuk
melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan
dalam penelitian yang dilakukan. Sumber-sumber rujukan
(buku, jurnal, majalah) yang akan dijadikan acuan hendaknya
relevan dan terbaru (state of art) serta sesuai dengan yang
terdapat dalam pustaka acuan.
Tinjauan literature adalah sebuah pencarian artikel ilmiah,
buku, dan sumber lain yang relevan dengan masalah tertentu,
bidang penelitian atau teori lalu memberikan deskripsi,
ringkasan dan kritis dalam mengevaluasinya (Ramdhani et al.,
2014)
Menurut Marzali (2017), kajian literature atau literature
review merupakan suatu penelusuran dan penelitian
kepustakaan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dan
terbitan-terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian,
untuk menghasilkan suatu tulisan berkenaan dengan satu topik
atau isu tertentu.
2. Tujuan Literature Review
Menurut Mardiyantoro (2019), tujuan dilakukannya
literature review adalah untuk mendapatkan landasan teori yang
dapat mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti.
Teori yang didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti
dapat lebih memahami permasalahan yang sedang diteliti
dengan benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

19
3. Langkah-Langkah Literature Review
Menurut Mardiyantoro (2019), ada banyak cara yang dapat
kita gunakan untuk mengkaji literature, bagi sebagian orang
bisa menggunakan sumber data primer (primary sources) yang
berasal dari hasil-hasil penelitian seperti jurnal, thesis, disertasi
dan lain sebagainya yang digunakan untuk memantapkan ide
yang telah kita temukan sebelumnya. Selain itu juga bisa
didukung dari sumber data sekunder (secondary sources)
seperti buku, majalah, koran, penelusuran dengan computer
(online database) dan lain sebagainya karena sumber-sumber
tersebut memberikan gambaran dan ide yang lebih luas tentang
topik yang ingin kita kaji.
Langkah-langkah dari Literature Review :
a. Formulasi Permasalahan
Pilihlah topik yang sesuai dengan isu dan interest.
Permasalahan harus ditulis dengan lengkap (complete)
dan tepat.
b. Cari Literatur
Temukan literature yang relevan dengan penelitian.
Langkah ini membantu kita untuk mendapatkan gambaran
(overview) dari suatu topic penelitian. Sumber-sumber
penelitian tersebut akan sangat membantu bila didukung
dengan pengetahuan tentang topik yang akan dikaji.
Karena sumber-sumber tersebut akan memberikan
berbagai macam gambaran tentang ringkasan dari
beberapa penelitian terdahulu.
c. Evaluasi Data
Lihat apa apa saja kontribusinya terhadap topik yang
dibahas. Cari dan temukan sumber data yang tepat sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian.

20
Data ini bisa berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun
data yang berasal dari kombinasi keduanya.
d. Analisis dan Interprestasikan
Diskusikan dan temukan serta ringkas literatur. Untuk
dapat mereview sebuah literature kita dapat melakukan
dengan beberapa cara, diantaranya:
1) Mencari kesamaan (Compare)
2) Mencari ketidaksamaan (Contrast)
3) Memberikan pandangan (Criticize)
4) Membandingkan (Synthesize)
5) Meringkas (Summarize)
Perihal yang sangat penting dalam membuat
literature review adalah fitur yang utama dalam
membangun teori adalah membandingkan antara konsep,
teori dan hipotesis dengan literatur yang ada. Kunci utama
dari proses tersebut ialah melihat sebanyak-banyaknya
literatur yang ada. Sehingga proses pencarian persamaan,
perbedaan yang terjadi antara literatur yang satu dengan
literatur yang lainnya, serta mencari alasan kenapa perihal
tersebut bisa terjadi.

21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain dengan literature review.
Menurut okoli & schabran (2011), dalam Rahayu, et.al., (2019)
literature review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan
reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis
terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah
dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi.
Literatur review pada penelitian ini adalah penerapan terapi
pursed lips breathing terhadap status oksigenasis anak dengan
pneumonia. Dalam studi literatur ini dilakukan dengan
mengumpulkan beberapa artikel dengan desain penelitian studi
kasus kemudian melakukan pencarian dengan menggunakan
beberapa database dan kata kunci yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
B. Strategi Pencarian
Strategi pencarian artikel penelitian dengan menggunakan kata
kunci yang relevan dan istilah yang mayoritas digunakan dalam
bahasa Indonesia. Sumber database pencarian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu google scholar, google sekunder dan portal
garuda dengan kata kunci “Terapi Pursed Lips Breathing AND
Oksigenis AND Pneumonia”.
Tabel 3.1 PICO
P Terapi Pursed Lips Breathing OR Therapy Pursed Lips Breathing
I Oksigenesi OR Oxsygenesi
C Tidak ada pembanding dalam artikel review ini
O Pneumonia OR Pneumonia

Adapun kriteria inklusi untuk artikel yang digunakan


dalam literature ini yaitu :

1
a. Fokus pada pemberian terapi pursed lips birthing pada anak
balita pneumonia
b. Ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris
c. Dipublikasikan 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2015-2020
Adapun kriteria eksklusi untuk artikel yang digunakan dalam
literature ini yaitu :
a. Dobel publikasi
b. Bukan hasil original research
c. Desain penelitian kualitatif
d. Tidak tersedia full text

GOOGLE SCHOLER PORTAL GARUDA GOOGLE SEKUNDER


(n=690) (n=25) (N=2)

2
Artikel Yang Diidentifikasi
Identification
(n=717)

Eksklusi :
Tidak sesuai tittle
dan abstrak (n= 705)

Hasil Skrining
Screening (n= 11)
Ekslusi :
Tidak sesuai kriteria
Inklusi
1. Double publikasi (n=
1)
2. Kualitatif (n=2 )
3. Bukan Hasil Penelitian
(n= 2)
4. Tidak tersedia full text
(n=2)

Sesuai dengan
Eligibility pertanyaan penelitian
(n= 4)

Artikel yang diinklusi (n=


Inclusion 4)

Intervensi
4

Gambar 3.1 : Diagram Alur Pemilihan Artikel

Dari gambar 3.1 terlihat bahwa sebanyak 717 artikel yang


diidentifikasi dari keempat pencarian database yang telah difilter 5

3
tahun terakhir. Namun, setelah dilakukan screening dari 717 artikel
didapatkan sebanyak 4 artikel yang sesuai dengan judul penelitian
ini, dan hanya ada 4 artikel yang dapat diinklusi.
C. Etika Penelitian
Didalam melakukan penelitian, peneliti melihat perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi atau pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin untuk dapat melakukan penelitian terkait studi
kasus yang telah diajukan kepada institutusi.
Menurut Sutarna (2011) penelitian ini dilakukan dengan
menekankan masalah etika penelitian yang melipsuti:
1. Justice (Keadilan)
Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki
kewajiban etis untuk memperlakukan setiap orang secara fair
berdasarkan keterlibatannya dalam penelitian. Prinsip ini juga
menjamin pembagian yang seimbang dalam hal beban dan
manfaat yang diperoleh partisipan penelitian baik individu
maupun masyarakat berdasarkan keikutsertaan dalam penlitian.
2. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini menegaskan bahwa peneliti harus mengatakan
yang sejujurnya pada hasil yang telah diteliti.
3. Beneficience (Prinsip Etik Berbuat Baik)
Prinsip ini menyangkut upaya manfaat maksimal dan
kerugian minimal, yaitu risiko penelitian wajar dibandingkan
manfaat yang diharapkan. Desain penelitian memenuhi
persyaratan ilmiah, peneliti tidak akan melakukan plagiatisme
dan penelitian ini akan memberi manfaat pada anak, orang tua,
dan pengembangan ilmu.

4. Nonmaleficience (Tidak Merugikan)

4
Prinsip ini menegaskan bahwa peneliti meminimalisasi
dampak yang merugikan bagi semua kalangan baik penulis
artikel atau pencipta artikel. Peneliti akan mencantumkan
dengan jelas sumber yang digunakan dan tidak akan
menduplikat.

5
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan total artikel yang didapatkan dari berbagai database
yaitu sebanyak 717 artikel diperoleh dari strategi pencarian dan
evaluasi. Dari 717 artikel ada 705 artikel yang dikeluarkan dengan
alasan ketidaksesuaian judul dan abstrak. Sehingga ada 12 artikel
yang didapakan pada hasil screening kemudian dieksklusi yang tidak
sesuai dengan kriteria inklusi yaitu double publikasi sebanyak 2
artikel, kualitatif 3 bukan hasil penelitian 3. Sehingga didapatkan 4
artikel yang sesuai dengan pertanyaan penelitian atau artikel yang di
inklusi.

1
2
Tabel 4.1 Sintesis Grid
No Penulis/Kota Tujuan Metode Sampel Intervensi Instrumen Hasil
1. Efektivitas Tujuan penelitian Metode yang Sampel yang Intervensi Instrumen Hasil dari penelitian ini
pemberian ini untuk digunakan dalam digunakan yang diberikan yang menunjukkan terdapat
terapi pursed mengindetifikasi penelitian ini dalam penelitian pada digunaka perbedaan bermakna antara
lips pengaruh adalah quaay adalah orang penelitian ini n yaitu status oksigenasi sebelum
breathing pemberian terapi eksperimen yang terdiri dari yaitu diberi lembar dan sesudah diberikan
terhadap pursed lips dengan pre-test, 18 kelompok intervensi PLB observasi inervensi dengan terapi
status breathing melalui posttest control intervensi dan lalu dilakukan tiupan lidah (PLB), yaitu
oksigenasi aktivitas bermain group design. 18 kelompok pengukuran p=0,045 terhadap frekuensi
anak dengan tiup lidah terhadap kontrol dengan status pernapasan (RR) dan
pneumonia, status oksigenasi teknik purposive oksigenasi p=0,037 terhadap saturasi
(Yunita anak usia random (post-test), oksigen.
Muliasari, Iin prasekolah yang sampling. sedangkan
Indrawati), mengalami pada
2018. Jambi. pneumonia. kelompok
kontrol diberi
fisioterapi
dada.
2. Pengaruh Tujuan dari Metode penelitian Jumlah sampel Intervensi Instrumen Hasil penelitian menunjukkan
latihan penelitian ini yang digunakan didapat dari 30 yang yang bahwa ada efek dari latihan
pursed lips adalah untuk adalah responden, digunakan digunaka Pursed
breathing mengetahui efek Quasi mengambil dalam n dalam Lips Breathing dalam
terhadap latihan Pursed Lips Experimental. sampel penelitian ini penelitian perubahan RR di pasien
perubahan Breathing pada Dengn tipe menggunakan yaitu pursed ini berupa dengan pneumonia (nilai
(RR) pasien perubahan RR metode Non metode non lips breathing jam 0.02<0.05). yang berarti
pneumonia pada pasien equivalent probability selama 3 hari tangan berpengaruh pada
di RSUD pneumonia di Control Group. sampling dimana berdetik perubahan frekuensi
Lawang ruang flamboyan dengan disetiap yang pernapasan.
(Rizky RSUD Lawang accidental harinya berfungsi

3
Amalia Ulul sampling. dilakukan 2x untuk
Azizah,2018) latihan saat mengukur
Malang pagi dan sore, RR, agar
setiap kali RR
latihan ini
dilakukan
selama 10
menit.
3. Perbedaan Tujuan penelitian Desain jumlah sampel Intervensi Instrumen Hasil penelitian
efektivitas ini untuk penelitian yang sebanyak 40 yang dilakukan yang menunjukkan bahwa pursed
pursed lips membandingkan digunakan adalah orang. dalam digunaka lips breathing mampu
breathing perbedaan nilai quasi experiment Pursed lips penelitian ini n dalam meningkatkan nilai FEV1
dengan six FEV1 setelah dengan breathing adalah pursed penelitian yang artinya pemberian ini
minutes walk dilakukan pursed menggunakan diberikan lips breathing ini yaitu signifikan dengann nilai p
test terhadap lips breathing. rancangan two sebanyak 3 kali diberikan berupa value=0,117 (p>0,05) dengan
forced group pretest- 10 menit/hari sebanyak 3 tensimete 12,86 dengan standar
expiratory postest selama 3 hari. kali 10 r, devisiasi sebsar 16,37.
(Eko design. Dengan teknik menit/hari stetoskop, Pursed lips breathing
Suryantoro simple random selama 3 hari. timbanga mempunyai kecenderungan
2017) sampling. n, stature yang besar dalam
Yogyakarta meter, meningkatkan nilai FEV1.
oksimetri
dan jam
tangan.
Dan
lembar
observasi
untuk
pengump
ulan data.

4
4. Pengaruh Tujuan penelitian Penelitian ini Sampel yang Intervensi Instrumen Hasil penelitian menunjukkan
pemberian ini adalah menggunakan digunakan pada yang dilakukan yang di untuk kelompok fisioterapi
fisioterapi diketahuinya quasy penelitian ini dalam gunakan dada serta kelompok
dada dan pengaruh eksperimen sebanyak 30 penelitian ini dalam fisioterapi dada dan pursed
pursed lips pemberian dengan responden yang memberikan penelitian lips breathing menunjukkan
breathing fisioterapi dada dan rancangan non dibagi dalam 3 pengukuran ini yaitu ada pengaruh yang signifikan
(tiupan lidah) pursed lips randomized kelompok bersihan jalan lembar terhadap bersihan jalan
terhadap breathing terhadap without control intervensi. napas observasi napas dengan nilai P value
bersihan bersihan jalan group pretest- Dengan teknik (frekuensi untuk 0,000, sedangkan untuk
jalan nafas napas pada anak post test. purposive nafas, bunyi pengump kelompok pursed lips
pada anak balita dengan sampling. nafas, irama ulan data breathing tidak ada pengaruh
balita (Titin pneumonia di nafas, dan terhadap bersihan jalan
Hidayatin, RSUD Kabupaten penggunaan napas dengan nilai P value 0,
2019) Indramayu. otot bantu 112.
Indramayu pernafasan)
sebelum dan
sesudah
dilakukan
tindakan.

5
6
1. Metode
Dari hasil penelitian tentang penerapan pemberian pursed lips
breathing terhadap perubahan status oksigen. Terdapat 4 artikel
yang dipilih, desain yang digunakan dari semua artikel
menggunakan Quasy Eksperimen yaitu yang di lakukan oleh
peneliti Yunita dan Iin (2018), yaitu quasy eksperimen dengan
pretest-post test control group design. dan penelitian yang di
lakukan oleh Rizky et al (2018) yaitu metode quasy eksperimen
dengan tipe non equivalent control group. Dan metode yang di
lakukan oleh Eko et al (2017) adalah metode quasy eksperimen
dengan menggunakan rancangan two group pretes-post test
design. sedangkan metode quasy eksperimen yang di lakukan
oleh Titin (2019) dengan rancangan non randomizet without
control group pretes -post test.
2. Sampel
Sampel yang di gunakan oleh penelitian Yunita dan Iin (2018)
sebanyak 36 orang yang terdiri dari 18 kelompok intervensi dan 18
kelompok kontrol dengan teknik pengambilan sampel purposive
random sampling. Adapun kriteria inklusi sampel dalam penelitian
ini yaitu anak usia prasekolah 3-5 tahun dengan pneumonia,
tingkat kesadaran komposmentis dan kondisi stabil,mampu di
ajak kerja sama dan kooperatif, ibu atau keluarga anak bersedia
menjadi responden. Sedangkan dslam penelitian Rizky et al
(2018), sampel yang di gunakan yaitu 30 responden dengan
teknik non probability sampling dengan accidental sampling.
Dengan 15 orang kelompok kontrol dan keompok perlakuan 15
orang yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Selanjutnya penelitian yang di lakukan oleh Eko et al, (2017)
sampel yang di gunakan sebanyak 20 orang dengan kelompok
6MWT.dengan teknik concecutive sampling. Dengan kriteria
inklusif pasien usia satu sampai 3 tahun yang mendapatkan terapi

1
broncodilator, pasien dengan IMT <25 kg/m2, pasien dengan satu
rasi oksigen lebih 85%, pasien dengan nadi antara 60-100x/m.
Dan penelitian yang dilakukan oleh Titin (2019), menggunakan
sampel sebanyak 30 yang dibagi dalam 3 kelompok intervensi.
Teknik pengambilan data adalah pureposive sampling.
3. Intervensi
Dari 4 artikel yang di ingklusi penelitian yang di lakukan yaitu
dengan teknik pemberian pursed lips breathing. Pada penelitian
yang dilakukan Yunita dan Iin (2018), menggunakan terapi tiupan
lidah (PLB), kelompok intervensi diberikan PLB memiliki frekuensi
napas 28x/menit dengan standar deviasi 6.088 dan standar error
1.435. kelompok intervensi sesudah diberikan PLB memiliki
perubahan frekuensi pernapasan 26,11x/menit. Dengan standar
deviasi 5.487 dan standar eror 1.293. PLB diberikan dengan cara
memposisikan anak dengan posisi duduk, kemudian memberikan
mainan “tiupan lidah” seperti balon untuk ditiup sebanya 30 kali
dalam rentang waktu 10-15 menit yang diselingi dengan napas
biasa dengan ritme yang teratur, aktivitas bermain meniup tiupan
lidah, ini dinilai hanya satu kali dan mengukur RR, HR dan
saturasi oksigen serta data karakteristik anak sesaat setelah
intervensi selesai dilakukan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rizky et al, (2018),
menggunakan latihan pursed lips breathing selama 3 hari dimana
disetiap harinya dilakukan 2x latihan saat pagi dan sore, setiap
kali latihan ini dilakukan selama 10 menit. Sejalan dengan itu
penelitian yang dilakukan Eko et al (2017), intervensi yang
diberikan selama 3 hari berturut-turut atau pagi, siang, malam
dengan menginstruksikan responden bernafas melalui hidung
dalam 3 hitungan, selanjutnya mengintruksikan responden
mengeluarkan nafas secara perlahan dalam 7 hitungan dengan
mengerucutkan mulut seperti meniup balon kemudian di lakukan

2
selama 10 menit tiap siklus sebanyak 6 kali pernafasan dengan
jedah 2 detik antar siklus kemudian evaluasi kondisi responden
setelah melakukan pemberian PLB. Kemudian intervensi yang di
lakukan oleh Titin et al, (2019), dengan pemberian pursed lips
breathing selama 3 hari.
4. Instrumen
Terdapat beberapa Instrumen yang dilakukan oleh penelti dari
4 artikel oleh instrumen yang paling banyak digunakan adalah
lembar observasi dan saturasi yang di mana lembar observasi di
gunakan untuk pengumpulan data yang melipsuti form data
identitas responden dan saturasi yang di gunakan untuk
mengetahui tingkat saturasi oksigen ada 3 peneliti yang
menggunakan lembar observasi sebagai instrumen yang
digunakan dalam penelitiannya diantaranya Yunita dan Iin (2018)
dan penelitian yang dilakukan oleh Eko et al, (2018), dan Titin
(2019). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rizky et al
(2018), instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jam
tangan berdetik yang berfungsi untuk mengukur RR, agar RR
terukur secara akurat secara akurat dan SOP latihan pursed lips
breathing.
5. Hasil
Dari ke4 artikel yang digunakan yaitu 4 artikel yang
mengatakan bahwa penerapan pemberian pursed lips breathing
signifikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita dan Iin
(2018), sedangkan suhu pada kelompok intervensi sebelum
diberikan PLB adalah 97,39% dengan standar error 0,436.
Sedangkan rata-rata saturasi oksigen pada kelompok intervensi
sesudah diberikan PLB adalah 97,94% dengan standar deviasi
1,862 dan standar error 0,663. Terlihat nilai mean perbedaan
saturasi oksigen yang signifikan antara sebelum dan sesudah
diberikan PLB berpengaruh terhadap peningkatan sebesar 0,55%.

3
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizky et al,
(2018) menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan pursed lips
breathing pada pasien pneumonia dimana pada kelompok
perlakuan, yang diberikan pursed lips breathing ada perubahan
dari sebelum diberikan PLB dan sesudah PLB perubahan RR
menjadi turun. Dengan perbedaan bermakna antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai value 0,02<0,05
yang berarti ada pengaruh perubahan RR setelah penerapan PLB
pada kelompok intervensi dari pada kelompok kontrol.
Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Eko et al, (2017),
menunjukka hasil bahwa dengan p value pada kelompok PLB
sebesar 0,002 yang berarti ada perbedaan nilai FEV1 yang
signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi. Rata-rata nilai
FEV1 sebelum dan sesudah PLB lebih besar daripada 6MWT,
yakni masing-masing sebesar 61,85 dan 74,71. Hal tersebut
berarti nilai FEV1 sebelum dan sesudah PLB adalah 61,85% dan
74,71% dari vital capacity normal.
Sejalan dengan itu penelitian yang dilakukan oleh Titin (2019),
didapatkan bahwa pada intervensi pertama belum terjadi
perubahan terhadap bersihan jalan napas, tetapi pada intervensi
berikutnya terjadi perubahan terhadap bersihan jalan napas dan
perubahan yang sangat signifikan terjadi pada intervensi kedua
(sore hari) hari kedua yaitu semua responden (10 balita)
mengalami perubahan terhadap bersihan jalan napas. Semakin
lama intervensi yang dilakukan maka akan semakin terlihat
perubahan terhadap bersihan jalan napas balita menjadi lebih
baik.

4
B. Pembahasan
1. Metode
Dari keempat artikel yang telah direview terdapat semua
artikel menggunakan metode Quasy Eksperimen. Quasi
eksperimen adalah eksperimen yang penempatan unit terkecil
eksperimen kedalam kelompok eksperimen dan kontrol tidak
dilakukan dengan acak (nonrandom assignment) dan 1 artikel
yang menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan
penilitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu
(kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan serta mengumpulkan
informasi yang rinci dengan menggunakan sebagai prosedur
pengumpulan informasi yang rinci dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data dan selama suatu periode tertentu
Hidayat (2015). Quasy eksperimen yaitu dalam penelitian penulis
menggunakan jenis one group pretest dan posttest desain. Quasy
eksperimen iyalah rancangan yang melipsuti hanya satu kelompok
atau kelas yang di berikan pra dan pasca uji (Sugiyono, 2017).
2. Sampel
Dari hasil artikel yang sudah di teliti terdapat jumlah sampel
yang tertinggi di gunakan yaitu 40 orang hal ini sesuai dengan
metode penelitian untuk menilai efektifitas suatu penerapan maka
diperlukan jumlah sampel yang cukup agar memungkinkan
eksplolarasi mendalam terhadap intervensi yang di berikan Rinaldi
dan Mujianto (2017). Dari ke 4 artikel teknik sampel palin banyak
di gunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling di mana
teknik pengambilan sampel ini bersumber dari data dengan
pertimbangan tertentu.
Alasan menggunakan teknik purposive sampling adalah
karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan
fenomena yang di teliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik
purposive sampling yang menetapkan pertimbangan

5
pertimbangan atau kriteria kriteria tertentu yang harus di penuhi
oleh sampel sampel yang di gunakan dalam penelitian ini
(Sugiyono, 2016)
3. Intervensi
Dari ke 4 artikel semua artikel menerapkan pemberian pursed
lips breathing. Pada metode ini membantu status oksigenasi pada
anak usia prasekolah dengan pneumonia dengan memberikan
tindakan mandiri keperawatan salah satunya PLB yang
bermanfaat untuk meningkatkan ekspansi alveolus pada setiap
lobus paru, sehingga tekanan alveolus meningkatkan dan dapat
membantu pada jalan nafas saat ekspirasi serta dapat
menginduksi pola napas menjadi normal. Penerapan PLB ini
dilakukan dengan melatih anak dengan tiupan lidah (Tiep et al,
2013).
4. Instrumen
Dari hasil literatur yang paling sering digunakan dalam artikel
adalah lembar observasi penelitian. Lembar observasi penelitian
adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah
melakukan observasi mulai dari merumuskan masalah, kerangka
teori untuk menjabarkan perilaku yang akan diobservasi prosedur,
teknik perekaman, kriteria analisis, hingga interpretasi Sugiyono
(2017). Pendapat lain juga mengatakan lembar observasi
penelitian merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dalam pengamatan dan pencatatan terhadap
subjek ataupun kejadian yang dilakukan dengan cara sistematis
(Sugiyono, 2017).
Adapun menurut Abidin (2013), observasi adalah suatu proses
pengamatan dan pencatatan secara sitematis, logis, objektif dan
rasional dari berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun di dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertu, sejalan dengan demikian fungsi dari observasi adalah

6
untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan mengetahui
pelaksaan tindakan yang sedang berlangsung, sehingga dapat
diharapkan menghasilkan perubahan yang diharapkan.
5. Hasil
Dari hasil literature review yang dilakukan menunjukkan
bahwa 4 artikel yang dilakukan menunjukkan penerapan pursed
lips breathing terhadap status oksigenasi pada anak dengan
pneumonia efektif atau signifikan untuk perubahan oksigenasi
pada anak.
Sejalan dengan itu penelitian yang dilakukan oleh Nurti dan
Neni (2020) bahwa teknik PLB dengan tiupan lidah juga efektif
dilakukan pada anak pasien pneumonia yang mengalami
gangguan pernapasan untuk dapat mengefektifkan nilai saturasi
O2 anak dengan pneumonia. Dikatakan peningkatan nilai saturasi
sO2 anak yang sedang dirawat dengan pneumonias terhadap
permainan modifikasi PLB ini cukup signifikan. Maka dapat
direkomendasikan sebagai upaya rutin yang dapat dilakukan
untuk dapat memperbaiki masalah pernapasan pada anak
khususnya dengan pneumonia.
Dan kemudian penelitian ini diperkuat oleh Pande et al,(2019)
yang mengatakan bahwa pursed lips breathing dapat dimodifikasi
kedalam permainan meniup misalnya seperti meniup balon,
menghirup dll, bahwa teknik pernapasan mengkerutkan bibir
kemudian melakukan inspirasi dan ekspirasi dengan
perbandingan 1:2 secara signifikan mempengaruhi status
oksigenasi pada anak dengan masalah pernapasan seperti
pneumonia, yaitu terjadi peningkatan saturasi oksigen dan
penilaian volume paru yang optimal.

7
Menurut Smeltzer & Bare (2013), manfaat dari pursed lips
breathing ini untuk membantu pasien memperbaik transport atau
status oksigen , yang menngontrol pola napas lambat dan dalam,
membantu pasien untuk mengontrol pernapasan, mencegah
kolaps dan melatih otot-otot ekspirasi untuk memperpanjang
ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan napas selama
ekspirasi, dan mengurangi jumlah udara yang terjebak.

8
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil literature review yang telah dilakukan, bahwa
penerapan pemberian pursed lips breathing terhadap status
oksigenasi pada anak dengan pneumonia efektif dilakukan karena
bisa mengontrol pola napas lambat dan dalam, membantu pasien
untuk mengontrol pernapasan, mencegah kolaps dan melatih otot-otot
ekspirasi untuk memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan tekanan
jalan napas selama ekspirasi, dan mengurangi jumlah udara yang
terjebak. Pursed lips breathing dapat dilakukan pada posisi
duduk/setengah duduk di kursi atau di tempat tidur dilakukan
sebanyak 30 kali dalam rentang waktu 10-15 menit yang diselingi
dengan napas yang biasa dengan ritme yang teratur.
B. Saran
1. Bagi Orang Tua
Setelah mengetahui manfaat pursed lips breathing maka
diharapkan orang tua anak bisa menjadikan PLB suatu tindakan
rutin yang dilakukan pada anak melihat banyaknya manfaat PLB
yang baik untuk anak .
2. Bagi Intitusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan agar
materi tentang PLB dapat dimasukkan sebagai materi
pembelajaran untuk pemberian intervensi pada anak yang
mengalami gangguan gangguan oksigenasi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan

9
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat
mengembangkan ilmu dan praktek PLB sehingga program terapi PLB
lebih inovatif dan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
pertumbungan, perkembangan, serta kesehatan anak.DAFTAR
PUSTAKA

Agusta, Y. (2011). Metode Penelitian Literature Review. Samarinda: E-


Journal

Ainun, I. . (2019). Dasar-dasar Penelitian Diagnosa Dalam Asuhan


Keperawatan. Yogyakarta: BPFE

Alligood dan Tomey (2010). Nursing Theorist and Their Work. 6Th Edition.
USA: Mosby Elvevier.

Amri Marzali (2017). Menulis Kajian Literature. Etnosia Jurnal Egnografi


Indonesia.

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.)


Philadelphia: Lipspincot Williams & Wilkins

Eko, S. Atyanti, I. Arif, S. U. (2017). Perbedaan Efektivitas Pursed Lips


Breathing Dengan Six Minutes Walk Test Terhadap Forced Expiratory.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Jendral Sudirman. Vol 5 No 2.

Kemenkes RI. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan.


Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes, RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Kementerian


Kesehatan RI

Muliasari, Yunita. Indrawati, Iin. (2018). Efektivitas Pemberian Pursed Lips


Breathing Terhadap Status Oksigenasi Anak Dengan Pneumonia.
NERS: Jurnal Keperawatan. Volume 14 No 2 Hal 92-101.

Mulyaningsih, E. (2012). Metodologi Penelitian Terapan. Jakarta: Alfabeta.

Mardiyantoro, N. (2019). L iterature Review. 1–18.

Nursalam, K. . (2020). Pedoman Penyusunan Skripsi Literature Review


dan Tesis Systematic Review.

Nurarif dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktik Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC NOC Dalam Berbagai Kasus. Jilid
1. Yogyakarta: Mediaction.

Nurarif.A.H. dan Kusuma.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction

Okoli, S. S. (2010). A Guide to Cunducting a Systematic Literature Review


of Informastion System research. Working Papers on Information
System.

Prawirohardjo, S. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan


Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prasetyawati, Arsita Eka. (2011) Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk


Kebidanan Holistik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rahayu. (2010). Teknik Menulis Literature Review Dalam Sebuah Artikel


Ilmiah. Universitas Islam Negeri Lampung.

Rizky, A. Ulul, A. Tri, N. (2018). Pengaruh Latihan Pursed Lips Breathing


terhadap Perubahan RR Pasien Pneumonia di RSUD Lawang. Jurnal
Ners dan Kebidanan. Vol 5 No 3 Hal 188-194.. XSutarna, I. M. (2011).
Penerapan Kode Etik Profesi Keperawatan. Jurnal Keperawatan. Hal
201-210

Titin Hidayatin. (2019). Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada dan Pursed


Lips Breathing (Tiupan Lidah) Terhadap Bersihan Jalan Napas pada
Anak Balita Dengan Pneumonia. Stikes Indramayu. Vol 11 No 1.

Wilson L, P. S. (2015). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Edisi 8. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai